Anda di halaman 1dari 15

SAINS BANGUNAN DAN UTILITAS 1

PENDALAMAN MATERI PENGKONDISIAN UDARA PADA RUMAH


TINGGAL DI GATSU

Dosen Koordinator : I Nyoman Susanta, ST., MErg.

Dosen Pembimbing : I Nyoman Susanta, ST., MErg.

Kelompok 3

Disusun oleh :

Dewa Bagus Mahesa Ramanatha 1805521066


I Putu Arya Satria Wararuchi 1805521089
I Putu Agung Purnadi Nanda 1805521098
Pande Gede Khrisna Anata Yuda 1805521086
Eka Saputra Yu Kamarena 1805521106

PROGRAM STUDI TEKNIK ARSITEKTUR


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS UDAYANA
2019/2020

i
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena telah
memberikan rahmat dan karunianya kepada kami selaku penyusun, sehingga dapat menyelesaikan
makalah mengenai “Penghawaan Alami Rumah Tinggal di Gatsu, Bali. Penyusunan makalah ini
adalah salah satu tugas mata kuliah Sains Bangunan dan Utilitas 1 tahun ajaran 2019/2020 dan
makalah ini juga sebagai bukti bahwa kami selaku penyusun telah melaksanakan pembuatan
makalah ini.

Penyusun menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kesempurnaan dan masih banyak
kekurangan-kekurangan dari segi kualitas atau kuantitas maupun dari ilmu pengetahuan yang
dikuasai. Oleh karena itu kami selaku penyusun mohon kritik dan saran yang bersifat membangun
untuk menyempurnakan pembuatan laporan atau karya tulis dimasa mendatang. Atas pehatian dan
waktunya penulis ucapkan terimakasih.

Denpasar, 24 November 2019

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

COVER ................................................................................................................................... i

KATA PENGANTAR ........................................................................................................... ii

DAFTAR ISI......................................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang ..................................................................................................................

1.2. Rumusan Masalah .............................................................................................................

1.3. Tujuan ...............................................................................................................................

1.4. Manfaat .............................................................................................................................

BAB II METODE DAN OBJEK

2.1. Metodologi Pendataan .....................................................................................................

2.2. Metodologi Analisis ..........................................................................................................

2.3. Identitas Proyek ................................................................................................................

BAB III PEMBAHASAN

3.1. SISTEM PLUMBING PADA OBJEK RUMAH TINGGAL .....................................

3.1.1. Sistem Instalansi Plumbing Air Bersih………………………………………..

3.1.2. Sistem Instalansi Plumbing Air Kotor………………………………………...

3.1.3. Sistem Instalansi Plumbing Air Panas ...............................................................

BAB IV KESIMPULAN DAN PENUTUP

4.1. Kesimpulan .......................................................................................................................

4.2. Saran .................................................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA ..............................................................................................................

iii
BAB 1
PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang

Suatu bangunan yang dirancang baik oleh seorang arsitek maupun mahasiswa arsitektur tentu
memerlukan ilmu konstruksi bangunan pada saat perancangan agar dapat
menunjang kenyamanan, keselamatan, komunikasi, dan mobilitas dalam bangunan yang
dirancang. Dalam ilmu konstruksi bangunan, mahasiswa akan mempelajari tentang elemen-
elemen bangunan, salah satunya adalah pengetahuan Utilitas Dasar sebagai salah satu penunjang
suatu bangunan sederhana. Utilitas adalah kelengkapan fasilitas dalam suatu bangunan.
Beberapa bangunan yang sudah dirancang kadang tidak dapat berfungsi dengan baik apabila
fasilitas yang digunakan tidak sesuai atau tidak lengkap untuk menunjang
fungsi bangunan tersebut. Hal tersebut dikarenakan sang arsitek kadang kurang memperhatikan
mengenai kelengkapan fasilitas dalam bangunan yang dirancang. akibatnya pengguna ruang
tersebut menjadi tidak nyaman dan tidak puas dalam menggunakan ruang-ruang didalamnya.Oleh
karena itu, perancangan suatu bangunan harus memperhatikan dan menyertakan fasilitas yang
sudah dikoordinasikan dengan perancangan arsitektur, perancangan struktur dan interior dari
bangunan tersebut.
Dalam memahamimateri sistem utilitas tidaklah cukup hanya didasari teori saja namun juga
memerlukan studi terjun ke lapangan secara langsung sehingga mahasiswa bisa
melakukan perbandingan keadaan di lapangan dengan teori yang sudah ada sehingga mahas
iswa lebihmemahami pengaplikasian sistem utilitas itu sendiri.
Sistem utilitas terdiri atas sistem plambing, pencahayaan, sistem sampah, penghawaan, pengkond
isian udara, dan sistem transportasi bangunan.
Sistem plumbing adalah bagian yang tidak dapat dipisahkan dari bangunan gedung, oleh karena
itu perencanaan sistem plambing haruslah dilakukan bersamaan dan sesuai dengan tahapan-
tahapan perencanaan gedung itu sendiri, dalam rangka penyediaan air bersih baik dari kualitas dan
kuantitas serta kontinuitas maupun penyaluran air bekas pakai atau air kotor dari peralatan saniter
ke tempat yang ditentukan agar, tidak mencemari bagian-bagian lain dalam gedung atau
lingkungan sekitarnya.
Perencanaan sistem plambing dalam suatu gedung, dilakukan guna memenuhi kebutuhan air bersih
sesuai jumlah penghuni dan penyaluran air kotor secara efesien dan efektif (drainase), sehingga
tidak terjadi kerancuan dan pencemaran yang senantiasa terjadi ketika saluran mengalami
gangguan.
Fungsi utama peralatan plumbing gedung adalah menyediakan air bersih dan atau air panas ke
tempat-tempat tertentu dengan tekanan cukup, menyediakan air sebagai proteksi kebakaran dan
menyalurkan air kotor dari tempat-tempat tertentu tanpa mencemari lingkungan sekitarnya. Sistem

4
Air Bersih Air bersih adalah air yang biasa dipergunakan untuk keperluan rumah tangga yang
kualitasnya memenuhi syarat kesehatan dan apabila diminum harus dimasak terlebih dahulu.
Air yang diolah untuk menjadi air bersih berasal dari air permukaan, mata air, dan air tanah. Sistem
penyedian air bersih harus memenuhi beberapa persyarakat utama.persyarakat tersebut meliputi
persyaratan kualitatif, persyaratan kuantitatif dan persyaratan kontinuitas. Kebutuhan air bersih
adalah banyaknya air yang diperlukan untuk melayani penduduk yang dibagi dalam dua klasifikasi
pemakaian air, yaitu untuk keperluan domestik (rumah tangga) dan non domestik
Sistem Air kotor adalah air yang tidak hanya sadah, tetapi juga mengandung zat padat atau cair
hasil pembuangan limbah seperti sampah, bangkai, air bekas mencuci, limbah rumah tangga, dll.
Air kotor ini tidak dapat digunakan secara langsung apalagi untuk dikonsumsi. Tetapi, bukan
berarti air kotor tidak dapat dimanfaatkan, air ini bisa digunakan setelah mengalami pengolahan.
Seperti di kota-kota besar di mana warga sulit mendapat air. Maka dengan pengolahan air sungai
akan diperoleh air yang layak digunakan dan juga dikonsumsi.

I.2 Rumusan Masalah


- Apa yang dimaksud sistem plumbing?
- Bagaimana sistem plumbing dari rumah tinggal yang berlokasi di Gatot Subroto?
- Komponen plumbing apa saja yang ada pada rumah tinggal yang berlokasi di Gatot
Subroto?
- Bagaimanakah LayOut plumbing pada rumah tinggal yang berlokasi di Gatot Subroto?
- Berapakah kapasitas system plumbing pada rumah tinggal yang berlokasi di Gatot
Subroto?

I.3 Tujuan
- Mampu mengetahui tentang sistem plumbing serta mampu menerapkan prinsip-prinsip dasar
- Untuk mengetahui sistem plumbing yang diterapkan
- Mengetahui komponen apa saja yang digunakan pada sistem plumbing
- Untuk mengtahui layout dari sistem plumbing
- Untuk mengetahui kapasitas plumbing pada rumah tinggal

I.4 Manfaat

Melalui makalah ini diharapkan para pembaca, baik itu mahasiswa program studi arsitektur,
ataupun khalayak umum mengetahui apa yang dimaksud sistem plumbing, dan penerapannya
dalam rumah tinggal.

5
BAB II
METODE DAN OBJEK

II.1. Metodologi Pendataan

Untuk melakukan pendataan, kami menggunakan dua cara, yaitu :

1. Studi Pustaka
Penelitian kepustakaan dilakukan sebagai usaha dalam memperoleh data yang bersifat
teori sebagai pembanding data penelitian yang diperoleh. Data tersebut dapat diperoleh
dari interatur, catatan kuliah serta tulisan lain yang berhubungan dengan penelitian
2. Metode Observasi
Metode pengumpulan data dengan mengamati secara langsung di lapangan

II.2. Metode Analisis

3. Metode Kuantitatif
 Penggumpulan data dilakukan melalui pengukuran dengan mengguna-kan alat yang
objektif dan baku
 Melibatkan perhitungan angka atau kuantifikasi data
4. Metode Kualitatif
 Merumuskan masalah
Merupakan pertanyaan mengenai objek yang jelas batas-batasnya serta dapat
diidentifikasikan factor-faktor yang terkait didalamnya
 Perumusan hipotesis
Merupakan jawaban sementara yang diajukan
 Pengujian hipotesis
Pengumpulan fakta-fakta yang diajukan untuk memperlihatkan apakah terdapat
fakta-fakta yang dapat mendukung hipotesis tersebut
 Penarikan kesimpulan

II.3. Identitas Proyek

6
Objek yang kami gunakan sebagai bahan studi merupakan rumah tinggal, yang juga mengelola
SPA. Objek ini berlokasi di Jalan Sekar Tunjung, Gatot Subroto Timur.

Pada lantai satu, terdapat 9 ruangan diantaranya :


 1 kamar utama
 2 toilet
 1 ruang tamu
 1 ruang makan
 1 garasi
 Daput
 1 kamar pembantu
 1 pantry area
Sementara pada lantai dua, rumah tinggal ini memiliki 7 ruangan, diantaranya :
 3 kamar tidur
 1 ruang jemur
 1 gudang
 1 toilet, dan
 1 ruang keluarga

7
BAB III
PEMBAHASAN

3.1 SISTEM PLUMBING PADA OBJEK RUMAH TINGGAL

Sebagai rumah tinggal yang juga mengelola SPA, sistem plumbing yang terdapat pada
objek ini cukup lengkap dibandingkan dengan rumah tinggal pada umumnya. Terdapat system
plumbing air bersih, air kotor air buangan, serta air panas.
3.1.1 Sistem plumbing air bersih

Gambar 1.1 Denah Air Bersih LT.1. Sumber: dokumentasi pribadi

Instalansi air yang digunakan pada rumah tinggal ini berasal dari PDAM (Perusahaan Daerah Air
Minum), serta dari sumur yang dibuat oleh warga ataupun penghuni rumah tersebut. Pasokan air
dari PDAM umumnya dihitung pembayaran per m3 air yang digunakan. Sedangkan dengan sumur
dangkal ini warga hanya mengambil air-air dari dalam tanah yang dihisap dengan jet pump dan
ditampung pada watertank yang selanjutnya akan dialirkan kedalam rumah/bangunan tersebut.
Untuk model instalansi air, pada objek ini menggunakan Sistem Instalansi Tertutup, Sistem
tertutup memungkinkan tekanan di semua outtake (pipa keluaran air) rata. Sebab bila jaringan
pemipaannya terbuka, biasanya outtake di bagian ujung pipa akan bertekanan rendah.

8
Meski demikian, pemipaan sistem tertutup membutuhkan jumlah pipa lebih besar dibanding
pemipaan sistem terbuka. Konsekuensinya, pemipaan sistem tertutup membutuhkan biaya lebih
besar dibanding sistem terbuka
Pemodelan instalansi air seperti ini diarasa sangat sesuai mengingat fungsi bangunan yang juga
merupakan sebuah SPA.

Sebagai sebuah sistem bangunan, instalasi pemipaan air bersih juga membutuhkan biaya yang
tidak sedikit. Besar kecilnya biaya dipengaruhi oleh model instalasi (tertutup atau terbuka),
kedudukan/letak instalasi pipa (ditanam dalam tanah atau di atas tanah).
Instalasi pipa sekunder pada bangunan ini diletakan diatas tanah, yang dihubungkan ke plafon
ataupun tertanam pada lantai dan dinding bangunan.
Kenapa dipasang diatas plafon? Itu karena pemasangannya yang mudah dan juga perawatannya
yang tidak sukar dilakukan. Selain itu deteksi kebocoranpun lebih cepat diketahui sehingga
perbaikkannya tidak sesulit instalansi pipa didalam tanah.
Pada prinsipnya instalasi pipa air bersih merupakan sarana untuk mengalirkan air dalam sistem
plumbing. Kemampuan pipa untuk mengalirkan air sangat tergantung dengan tekanan air yang
melaluinya. semakain besar tekanannya aliran air dalam pipa juga semakin keras. Tekanan air
yang disyaratkan dalam instalasi plumbing dalam bangunan gedung 2 bar pada setiap titik kran
air. Untuk menjaga tekanan air dalam instalasi plumbing stabil, dapat menggunakan tower
ataupun pompa boster (pendorong).
Komponen-Komponen Plumbing Air Bersih
Komponen yang digunakan pada instalansi plumbing air bersih adalah pipa PVC. Bahan PVC
merupakan terobosan inovatif yang hebat dan sangat menghematkan konsumen. Selain itu, PVC
merupakan material yang tak karat dan lebih mudah perawatan maupun perbaikannya jika terjadi
kerusakan. Menurut pemilik rumah, pemilihan PVC dikarenakan pipa ini tidak berkarat, tahan
terhadap tekanan tingggi, mempunyai daya tahan yang baik terhadap kimia, tahan untuk
instalansi air panas, tahan benturan dan tidak mudah pecah seperti pipa pada umumnya.

9
Selama beliau tinggal di rumah ini, hanya sekali pernah bermasalah terkait pipa PVC, yaitu pipa
PVC yang rawan bocor dikarenakan system pengeleman yang kurang rapi. Meski demikian pipa
ini tetap menjadi pilihan masyarakat, termasuk penghuni rumah ini.
Spesifikasi Pipa PVC
Instalasi air yang digunakan di dalam pembangunan rumah tinggal mempunyai beberapa ukuran
dan type pipa PVC, tergantung dari keperluannya. Pada rumah tinggal ini untuk Instalasi air
bersih digunakan ukuran pipa PVC diameter 1/2″ dan 1″ tipe AW.
Pipa PVC 1″ tipe AW ini digunakan sebagai saluran induk air bersih dari tangki air atau PAM
yang masuk ke dalam rumah, kemudian dicabang menggunakan pipa PVC 1/2″ menuju saluran
titik-titik posisi kran dan sanitari.
Di dalam pemasangannya instalasi air bersih dibuat dengan pembagian berdasarkan rencana
jumlah kamar mandi yang akan dibangun. Untuk mendapatkan distribusi air yang lebih merata,
dibuat paling tidak 2 saluran induk yang terpisah, yaitu untuk kamar mandi dan service area.
Untuk kenyamanan penggunaan air bersih, kamar mandi utama dibuatkan saluran tersendiri
tanpa ada cabang dengan saluran air lainnya, supaya pada saat kamar mandi utama digunakan
dan kamar mandi lainnya menyalakan kran, distribusi air bersih kekamar mandi utama tekanan
airnya tidak berkurang.
Untuk jaringan sistem perpipaan air bersih bertekanan dan buangan, pemilik rumah
menggunakan pipa Rucika Standard, karena menurutnya Rucika Standard tahan terhadap korosi,
kuat, ringan, mudah dalam penyambungan dan pemeliharaan.
3.1.2 Sistem Plumbing Air Kotor

Gambar 3.1 Denah Instalansi Air Korot Lt. 1 Sumber: Dokumentasi Pribadi

10
Sistem pembuangan air kotor pada objek yang kami amati, sama seperti pembuangan air kotor pada
umumnya, disana terdapat instalansi pembuangan air bekas, pembuangan air hujan dan pembuangan air
khusus.

Berdasarkan cara pengalirannya, objek rumah tinggal ini menggunakan du acara, yaitu melalui
pemanfaatan gravitasi dan sistem bertekanan Sistem bertekanan ini menggunakan alat (pompa)
karena saluran umum letaknya lebih tinggi dari letak alat plambing, sehingga air buangan di
kumpulkan terlebih dahulu dalam suatu bak penampungan, kemudian di pompakan keluar ke roil
umum.
Sistem pembuangan air bekas adalah sistem pembuangan untuk air buangan yang berasal dari
bathtub, wastafel, sink dapur dan lainnya (grey water). Untuk suatu daerah yang tidak tersedia
riol umum yang dapat menampung air bekas, maka dapat di gabungkan ke instalasi air kotor
terlebih dahulu.
Sistem pembuangan air hujan pada objek ini merupakan sistem terpisah dari sistem pembuangan
air kotor maupun air bekas, karena bila di campurkan sering terjadi penyumbatan pada saluran,
dan air hujan akan mengalir balik masuk ke alat plambing yang terendah.
Sistem air buangan khusus adalah sistem pembuangan air yang mengandung gas, racun, dan
lemak.
Komponen Instalansi Air Kotor
Pada objek yang telah kami amati, terdapat cukup banyak komponen instalansi air kotor yang
digunakan.
1. Pipa-Pipa Pembuangan
Ukuran pipa pada rumah tinggal ini sama atau lebih besar dengan ukuran lubang keluar
perangkap alat plambing dan untuk mencegah efek sifon pada air yang ada dalam perangkap,
jarak tegak dari ambang puncak perangkap sampai pipa mendatar di bawahnya tidak lebih dari
60 cm.
2. Perangkap
Data mengenai perangkap ini kami dapatkan melalui wawancara dengan pemilik rumah.
Berdasarkan keterangan beliau kedalaman air penyekat berkisar antara 50-100 mm. Konstruksi
perangkap yang dibuat secara teliti meminimalisir terjadinya pengendapan atau tertahannya
kotoran yang ada di dalam perangkap.
Pada rumah ini, perangkap dipasang pada alat plumbing dan pipa pembuangan. Adapun syarat-
syarat perangkap yang perlu diperhatikan.

 Penangkap yang sesuai harus dipasang sedekat mungkin dengan alat plambing yang di
layaninya, dengan maksud agar pipa pembuangan yang mungkin mengalami gangguan
sependek mungkin.

11
 Konstruksinya harus mudah dibersihkan, dilengkapi dengan tutup yang mudah dibuka dan
letak dari penangkap dalam ruang sedemikian rupa sehingga sampah dari penangkap mudah
dibuang keluar ruang.
 Konstruksi penangkap harus mampu secara efektif memisahkan minyak, lemak dan
sebagainya dari air buangan.Konstruksi penangkap umumnya juga merupakan ‘perangkap’,
karena itu bila telah dipasang penangkap dilarang memasang perangkap, sebab dapat terjadi
‘perangkap ganda’.

3. Tangki Septic dan Rembesan

Tangki septic sebenarnya serupa saja dengan bak penampungan air kotor, tetapi lebih ditujukan
penggunannya untuk menampung air kotor buangan dari bangunan ditempat yang tidak
terjangkau oleh riol umum/kota.

Prinsip kerja dari tangki septik adalah mengolah dan memisahkan antara air dengan kotoran
dengan cara pengendapan. Pengolahan dilakukan oleh bakteri anaerobic yang merubah kotoran
baku menjadi Lumpur. Air hasil pemisahan (70% lebih bersih) dialirkan keluar secara gravitasi
dan diresapkan ketanah, sedangkan hasil endapan (Lumpur) harus dibuang secara berkala dengan
bantuan layanan mobil tangki air kotor pemerintah setempat. Dengan demikian tangki septic
biasanya terletak diluar bangungan (mudah dicapai mobil tangki) dan tidak ada peralatan pompa
yang dipasangkan.

3.1.3 Sistem Plumbing Air Panas

Gambar 4.1 Denah Instalansi Plumbing Air Panas Sumber : Dokumentasi Pribadi

12
Sistem penyediaan air panas pada objek ini adalah instalasi yang menyediakan air panas
dengan menggunakan sumber air bersih, dipanaskan secara langsung menggunakan alat
pemanas. Seperti halnya untuk air bersih, peralatan air panas juga harus memenuhi syarat
sanitasi.
Menurut pemilik rumah, jaringan distribusi air panas harus direncanakan dan diatur sedemikian
rupa, sehingga penyaluran air panas yang minimal ke alat plambing dapat bekerja dengan baik.
Pipa air panas dan perlengkapannya harus dibalut sedemikian rupa dengan bahan isolasi panas
yang sesuai, sehingga penurunan suhu pada alat plambing terjauh tidak lebih dari 10 derajat
Celsius.
Komponen Instalansi Air Panas
Jika berbicara mengenai instalansi air panas, tentu akan membahas water heater. Alat ini
digunakan untuk memanaskan air yang menggunakan energi sebagai sumber pemanas. Water
Heater yang digunakan pada rumah tinggal ini adalah water heater listrik yang menggunakan
listrik sebagai bahan utama dalam memanasnkan.

Pada rumah ini, letak water heater yaitu 1.5 meter diatas lantai, menutu pemilik ini bertujuan
untuk fungsi perawatan yang lebih efisien. Jikalau perlu respirasi terhadap pipa, juga menjadi
tidak repot karena letaknya yang sangat terjangkau.

Ada suatu trik yang pemilik rumah ajarkan kepada kami mengenai letak keran yang dilalui air
panas dari water heater. Berdasarkan keterangan beliau, carilah titik terdekat antara titik keran
dengan pemanas air agar menekan pengeluaran. Setelah menemukan titik kerannya, kita akan
mudah untuk menentukan panjang pipa, jumlah pipa yang digunakan, sampai dengan jumlah
keran yang akan digunakan nanti.
Selain mesin pemanas tadi, komponen lain yang terdapat pada instalansi air panas adalah pipa.
Untuk air panas, perlu penggunaan pipa yang diperhitungkan. Pemilik rumah menggunakan pipa
PERT (Polyethylene Of Raised Temperature Resistance), menurutnya pipa ini sangat sesuai
digunakan untuk usaha SPA, karena berfungsi secara maksimal dalam menyalurkan air panas.
Menurut beliau pipan ini mampu menahan panas hingga 95 derajat Celcius.

13
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
4.1 KESIMPULAN
Dalam memahamimateri sistem utilitas tidaklah cukup hanya didasari teori saja namun juga
memerlukan studi terjun ke lapangan secara langsung sehingga mahasiswa bisa
melakukan perbandingan keadaan di lapangan dengan teori yang sudah ada sehingga mahas
iswa lebihmemahami pengaplikasian sistem utilitas itu sendiri.
Perencanaan sistem plambing dalam suatu gedung, dilakukan guna memenuhi kebutuhan air bersih
sesuai jumlah penghuni dan penyaluran air kotor secara efesien dan efektif (drainase), sehingga
tidak terjadi kerancuan dan pencemaran yang senantiasa terjadi ketika saluran mengalami
gangguan.
Fungsi utama peralatan plumbing gedung adalah menyediakan air bersih dan atau air panas ke
tempat-tempat tertentu dengan tekanan cukup, menyediakan air sebagai proteksi kebakaran dan
menyalurkan air kotor dari tempat-tempat tertentu tanpa mencemari lingkungan sekitarnya
4.2 SARAN
Sebaiknya dalam penempatan instalansi sekunder diletakan diatas tanah, agar
mempermudah dalam mengawasi apabila terjadi suatu kerusakan, selain itu kita menjadi
lebih cepat dalam mengantisipasi apabila terjadi suatu kerusakan pada pipa.

14
15

Anda mungkin juga menyukai