Anda di halaman 1dari 20

BAB I

PENDAHULUAN

I.1. Latar Belakang

Bangunan tinggi merupakan salah satu bagian paling penting dalam sebuah kawasan.
Untuk merancang bangunan tinggi maka di perlukan seorang arsitek yang dapat mendesain
dan memahami struktur pada bangunan yang akan di bangun, tidak hanya bangunan tinggi,
tetapi juga bangunan bentang lebar yang dapat memiliki diantaranya sebagai stadion,
perpustakaan daerah, dan lain- lain.

Highrise building atau bangunan tinggi merupakan istilah yang sering digunakan
merujuk kepada bangunan yang memiliki struktur menjulang tinggi atau bangunan dengan
jumlah tingkat yang banyak.

Penambahan ketinggian sebuah bangunan dilakukan untuk memperluas ruang fungsi


dari bangunan tersebut. Beberapa tipologi bangunan tinggi diantaranya adalah bangunan
apartemen dan perkantoran. Hal ini karena dengan penambahan jumlah lantai maka akan
mengurangi luas bijak bangunan tersebut sehingga lebih sedikit memakan lahan.

Contoh Highrise Building di Indonesia adalah Wisma BNI 46. Wisma BNI 46 adalah
salah satu karya arsitektur tertinggi di Indonesia. Bangunan Wisma BNI 46 berlokasi di Jalan
Jenderal Sudirman, Karet Tengsin, Tanah Abang, Jakarta Pusat dan selesai dibangun pada
tahun 1996. Menara dengan fungsi perkantoran ini dirancang oleh Zeidler Roberts
Partnership dan DP Architects Ltd. Bangunan ini memiliki ketinggian 262 m (hingga pucuk
atena).

Gambar 1.1. Wisma BNI 46

Sumber : https://id.wikipedia.org/wiki/Wisma_46
1
Bangunan bentang lebar (Widespan) merupakan bangunan yang memungkinkan
penggunaan ruang bebas kolom yang selebar dan sepanjang mungkin. Bangunan bentang
lebar secara umum terdiri dari 2 yaitu bentang lebar sederhana dan bentang lebar kompleks.

Bentang lebar sederhana berarti bahwa konstruksi bentang lebar yang ada
dipergunakan langsung pada bangunan berdasarkan teori dasar dan tidak dilakukan
modifikasi pada bentuk yang ada. Sedangkan bentang lebar kompleks merupakan bentuk
struktur bentang lebar yang melakukan modifikasi dari bentuk dasar, bahkan kadang
dilakukan penggabungan terhadap beberapa sistem struktur bentang lebar.

Guna dan fungsi bangunan bentang lebar dipergunakan untuk kegiatan-kegiatan yang
membutuhkan ruang bebas kolom yang cukup besar, seperti untuk kegiatan olah raga berupa
gedung stadion, pertunjukan berupa gedung pertunjukan, audiotorium dan kegiatan pameran
atau gedung exhibition.

Contoh bangunan bentang lebar yang terkenal adalah Allianz Arena, sebuah stadion
yang terletak di kota Munich, Jerman.

Gambar 1.1.a. Stadion Allianz Arena

Sumber : https://id.wikipedia.org/wiki/Allianz_Arena

Allianz Arena adalah stadion klub sepak bola paling sukses di Eropa. Stadion ini
terletak di distrik Frottmaning di sebelah utara kota Munchen, Jerman. Perancang Allianz
Arena merupakan arsitek kelas dunia asal Swiss, Herzog & de Meuron.

Dengan kapasitas 75.000 kursi, Allianz Arena adalah stadion terbesar kedua di


Jerman. Rumah dari FC Bayern Munich ini memiliki bagian luar yang terbuat dari 2.784
panel udara dan Foil di panel ini hanya setebal 0,2 mm.

2
BAB II

PEMBAHASAN

1. Struktur Bangunan Highrise “Wisma BNI 46”

Menara ini memiliki ketinggian 262 m (hingga pucuk atena). Bila dihitung hingga ke
atap, menara ini setinggi 228 meter dan bila dihitung hingga atap terendah, tingginya hanya
200 meter. Menara ini mempunyai 48 tingkat di atas tanah yang hanya berisi perkantoran.
Terdapat dua tingkat bawah tanah yang digunakan sebagai tempat parkir. Lantai 1 dan 2 diisi
oleh bank, kafe, dan resto.

Gambar 2.1. Panorama Wisma BNI 46

Sumber : https://jakarta-
tourism.go.id/visit/blog/2019/10/wisma-bni-46

Berdasarkan perbandingan jumlah lantai dan sistem struktur yang digunakan,


bangunan tinggi Wisma BNI 46 termasuk dalam kategori efisien. Sistem struktur utama
rangka kaku beton dibandingkan dengan jumlah lantai 48 buah dengan sistem pengkaku
tambahan seperti dinding geser merupakan sistem struktur yang cukup tepat dipakai.

Dengan demikian, pemilihan sistem struktur dan bahan utama seperti beton atau baja
mempengaruhi efisiensi ketinggian lantai yang optimal. Teknologi beton dan baja sudah
berkembang baik dan banyak diterapkan di Indonesia. Dengan perbandingan sistem struktur

3
yang sudah dilakukan oleh Fazlur Khan tentu dapat banyak membantu pembangunan gedung-
gedung tinggi di Indonesia dalam mencapai efisiensinya.

Terletak di tanah seluas 15 hektar di pusat kota, Wisma BNI 46 sangat menonjol terlihat
di atas ketinggian Jakarta dengan puncaknya yang berbentuk pena. Gedung ini berisi 23
elevator yang dapat mencapai kecepatan 360 mpm dalam model berkecepatan super tinggi.
Sistem struktur yang digunakan pada Wisma BNI 46 adalah Rigid Frame dan Flat Slab.

a). Struktur Rangka Kaku (Rigid Frame)

Merupakan struktur yang terdiri dari elemen-elemen linier, umumnya balok dan
kolom yang saling dihubungkan pada ujung-ujungnya oleh joints yang dapat mencegah rotasi
relatif diantara elemen struktur yang di hubungkan.

Sistem struktur ini terdiri dari kolom dan balok yang bekerja saling mengikat satu
dengan yang lainnya. Kolom sebagai unsur vertikal yang bertugas menerima beban dan gaya,
sedangkan balok sebagai unsur horizontal media pembagi beban dan gaya. Sistem ini
biasanya berbentuk pola grid persegi, organisasi grid serupa juga di gunakan untuk bidang
horizontal yang terdiri atas balok dan gelagar. Dengan keterpaduan rangka spasial yang
bergantung pada kekuatan kolom dan balok, maka tinggi lantai ke lantai dan jarak antara
kolom menjadi penentu pertimbangan rancangan.

Gambar 2.1.a. Struktur Rigid Frame

Sumber : https://berandaarsitek.blogspot.com/2015/10/sistem-struktur-inti-
core-structure.html

Struktur rangka kaku (rigid frame) adalah struktur yang terdiri atas elemen-elemen
linear, seperti kolom dan balok yang ujung ujungnya dihubungkan dengan joints (titik
hubung) yang bersifat kaku atau rigid, bedakan dengan struktur pos-and-beam yang titik
hubungnya bersifat sendi atau roll.
4
Aksi lateral pada rangka menimbulkan lentur, gaya geser, dan gaya aksial pada semua
elemen (balok dan kolom). Momen lentur akibat lateral akan mencapai maksimum pada
penampang dekat titik hubung. Sehingga ukuran elemen struktur didekat titik hubung harus
dibuat lebih besar atau diperkuat.

Efek beban lateral yang bekerja pada struktur rangka kaku gedung bertingkat banyak,
dimana semakin tinggi gedung semakin besar momen dan gaya-gaya pada setiap elemen.
Apabila gaya yang bekerja sudah sedemikian besar, maka diperlukan kontribusi struktur lain,
seperti bracing, sistim core ataupun dinding geser.

Distribusi gaya pada struktur rangka pada gedung tingkat banyak, apabila gedung
mengalami gaya lateral maka akan terjadi kolom yang mengalami gaya tarik dan mengalami
gaya tekan. Struktur rangka (rigid frame) merupakan struktur yang terdiri atas elemen-elemen
linear, umumnya balok dan kolom, yang ujungujungnya dihubungkan dengan joints (titik
hubung) yang dapat mencegah rotasi relatif diantara elemen struktur yang dihubungkannya.

Dan untuk memahami perilaku struktur rangka sederhana adalah dengan


membandingkan perilakunya terhadap beban dengan struktur post-and-beam. Kerangka
terdiri atas komposisi kolom-kolom dan balok-balok.Unsur vertikal berfungsi sebagai
penyalur beban dan gaya-gaya menuju tanah, sedangkan balok adalah unsur horizontal
sebagai pemegang dan media pembagi beban dan gaya menuju kolom. Efek turunnya
tumpuan (support settlement) pada struktur rangka, karena adanya perbedaan penurunan
tumpuan.

b). Struktur Flat Slab

Flat slab merupakan salah satu metode kontruksi yang hanya mengunakan kolom dan
slab sebagai media pemikul beban dari bangunan. Flat slab yang digunakan adalah flat slab
dua arah karena mendistribusikan beban yang diterimannya ke dalam dua arah.

Gambar 2.1.b. Struktur Flat Slab

Sumber :
file:///C:/Users/User/Downloads/STRUKTUR_FLAT_SLAB.pd
f 5
Struktur Wisma BNI 46 yang menggunakan sistem flat slab, terdiri atas pelat beton
padat jenis wafel sehingga tidak memerlukan pembalokan lantai. Hal ini mengurangi jarak
lantai ke lantai berikutnya sehingga menghemat ruang.

Pada mulannya sistem bangunan flat slab banyak digunakan pada bangunan rendah
yang beresiko rendah terhadap angin dan gempa. Namun dengan kemajuan teknologi
sekarang ini dengan menggunakan beton dan baja dengan mutu yang tinggi, sistem bangunan
flat slab sudah banyak diterapkan pada bangunan tinggi.

Pada perencanaan bangunan tinggi yang tidak menggunakan balok, geseran


merupakan pertimbangan kritis terutama pada bagian pertemuan antara pelat dan kolom.
Apabila bagian pertemuan pada struktur tersebut tidak kuat, maka kolom-kolom penyangga
pada pelat akan memberikan tekanan pons yang hendak menembus pelat ke atas yang dapat
mengakibatkan timbulnya tegangan geser cukup besar pada area sekitar kolom yang dapat
menimbulkan keruntuhan pons.

Keruntuhan pons ditandai dengan timbulnya retak-retak pada pelat atau bahkan
tertembus oleh kolom. Antisipasi yang dapat dilakukan untuk mengurangi keruntuhan pons
ini adalah dengan memberikan perkuatan geser yang cukup pada daerah pertemuan antara
pelat dan kolom yaitu dengan pemasangan drop panel.

Flat slab termasuk pelat beton dua arah dengan kapital, drop panel, atau juga
keduanya. Flat slab sangat sesuai untuk beban berat dan bentang panjang, flat slab akan
memerlukan beton dan tulangan yang lebih sedikit jika dibandingkan dengan struktur
bangunan yang menggunakan balok.

Pada struktur flat slab, transfer beban kolom diselesaikan oleh ketebalan pelat di dekat
kolom menggunakan drop panel atau mengembangkan bagian atas kolom mmembentuk
coloum capital. Drop panel biasanya sampai seperenam dari panjang tiap arah bentang dari
tiap kolom, memberikan kekuatan lebih pada daerah kolom sehingga meminimalkan jumlah
beton di bangian tengah.

Drop Panel

Model struktur yang mengunakan Flat Slab merupakan model struktur tanpa balok.
Ada penebalan pada kepala kolom yang disebut drop panel, akibatnya semua beban pada plat

6
lantai akan didistribusikan lansung ke kolom. Pengunaan system drop panel ini akan
memudahkan pelaksanaan pekerjaan dilapangan terutama pekerjaan bekisting/formwork, plat
mayoritas datar dan tidak ada gangguan balok. Tipe formwork yang terapkan biasanya sytem
table form, dengan system ini siklus pengerjaan akan lebih mudah diprediksi.

Gambar 2.1.c. Konstruksi Drop Panel

Sumber :
file:///C:/Users/User/Downloads/STRUKTUR_FLAT_SLAB.pdf

Hanya berkisar seminggu atau umur beton telah mencukupi –lebih dari 65% –
bekisting sudah bisa dibongkar dan di re-proping. Bekisting selanjutnya bisa dipindah ke
zona berikutnya. Re-proping bisa dilepas stelah beton mengeras pada umur 28 hari- lebih
100%.

2. Struktur Bangunan Wide Span “Allianz Arena”

Stadion Allianz Arena Bayern Munich berada di kota Munich, Bavaria, Jerman.
Stadion ini memiliki kapasitas 75.000 tempat duduk, tempat parkir hingga 11.000 mobil dan
350 bus.

7
Gambar 2.2. Stadion Allianz Arena Dengan Warna Merahnya

Sumber : https://www.fifaultimateteam.it/en/fifa-20-the-allianz-arena-could-
be-excluded-from-the-official-roster/
Konsep Desain

Allianz Arena di Munich menetapkan tonggak arsitektur baru dalam desain stadion.
Arsitektur Allianz Arena telah dimodifikasi dari Stadion Olimpiade di Munich, yang
merupakan salah satu arsitektur pasca perang paling terkenal di Jerman.

Bangunan oval putih melambangkan patung abstrak di lanskap. Bagian yang paling
mencolok dari arena ini adalah fasad pola bentuk berlian yang unik yang menyerupai kaca
yang ditiup jauh yang sebenarnya ditutupi oleh bantal plastik yang dapat dilihat. Fasad
terbuat dari etilena tetrafluoroehylene (EIFE) foil, yang dapat disinari dengan warna yang
dimainkan oleh tim tuan rumah. Ini adalah stadion sepak bola pertama di dunia yang keluar
dengan ide yang menarik dan efektif ini yang membuat stadion menjadi dapat diidentifikasi.
Desain penutup dikembangkan dari susunan elemen pita anyaman yang mirip keranjang.
Semua elemen ini mencerminkan dengan cara yang mirip dengan bendera Bavaria.

Metode Konstruksi

Gambar 2.2.a. Metode Konstruksi

Sumber : https://www.slideshare.net/kerneng/building-
construction2-project2

8
Area penutup bangunan terbagi dalam atap yang terdiri dari bantal berlapis dua putih
dan transparan serta fasad dengan bantal foil yang bagian luarnya dicetak. Bantal foil cetak
ini diperlukan karena stadion akan diterangi oleh warna-warna klub individu selama
pertandingan sepak bola. Ini dapat dicapai dengan memasang lampu sorot di bagian dalam
fasad. Stadion ini menawarkan kursi yang terlindung oleh hujan untuk sekitar 67.000
penonton.

Untuk tujuan ini, parkir bawah tanah terbesar di Eropa dibangun dengan sekitar 11,
000 ruang parkir. Transmisi cahaya ke dalam arena adalah sebesar 95% yang dibantu oleh
penutup bangunan transparan yang terbuat dari udara, lapisan foil ETFE dua lapis yang
didukung udara. Ada 2816 bantal romboid individual yang terhubung ke penyegelan
permanen pada sambungan penyegelan dari bantal ini. Sub-struktur terdiri dari beton di mana
96 rangka rangka baja kantilever yang radial, 96 m dikencangkan dengan ring purlins dan
rangka direncanakan di bawah atap. Pada struktur ini, transom baja dipasang agar bantal
rhomboid tersambung dengan air.

Sistem Struktural: Struktur Skeletal Struktur Kertas Baja

Atap arena terdiri dari rangka rangka baja kantilever 50 m yang dibuat dengan cara
kisi yang didukung oleh pilar. Frame struktural, yang terdiri dari unit berkisi-kisi yang
memiliki batang standar sebagai anggota web, digunakan untuk bentang besar. Beban akan
ditransmisikan dari atap ke balok silang yang terletak di bawah kerangka. Kemudian akan
dipindahkan ke pangkalan.

Keunggulan: Kekuatan luar biasa, kualitas tinggi, ringan, seragam, tahan lama, daktilitas
tinggi, dan elastisitas.

Gangguan: Biaya perawatan tinggi, tidak tahan terhadap korosi, transmisi termal.

Gambar 2.2.b. Rangka Baja Pada Atap Stadion 9


Sumber : https://www.slideshare.net/kerneng/building-
construction2-project2
Gambar 2.2.c. Potongan Rangka Baja

Sumber : https://www.slideshare.net/kerneng/building-
construction2-project2

Sistem Struktural: Struktur Permukaan Struktur Inflasi Udara

Air inflated structure adalah jenis struktur yang secara permanen dipompa oleh
tekanan udara. Struktur mencakup fasilitas yang tidak digunakan untuk hunian manusia
seperti fasilitas penyimpanan air dan pabrik pengolahan limbah. Inflasi udara harus
diamandemen untuk menahan beban utama, yaitu tekanan udara internal, kekuatan angin, dan
beban penumpukan salju.

Struktur berkualitas tinggi akan meningkatkan gaya tahan lama, berat dan gaya angin.
Untuk mendorong struktur naik dari tanah, tekanan udara harus sama dengan tekanan udara
yang diberikan pada tanah bagian dalam. Oleh karena itu, struktur harus dijangkarkan ke
tanah dengan aman dengan menggunakan jangkar tanah yang berat.

10
Gambar 2.2.d. Struktur Inflasi Udara

Sumber : https://www.slideshare.net/kerneng/building-construction2-project2
Bahan Yang Digunakan

Struktur membran terbuat dari foil Ethylene Tetrafluoro Ethylene (ETFE), yang
merupakan plastik berbahan dasar fluor. ETFE sangat tahan air mata dan ringan dengan daya
tembus tinggi. Karena kemampuannya mencegah kerusakan dari kelembaban dan radiasi
ultraviolet, ia memiliki rentang hidup yang panjang. ETFE telah digunakan sebagai pengganti
kaca karena sifat transmisi cahaya yang tinggi.

Keuntungannya: Ringan, kemungkinan mencakup bentang besar tanpa dukungan internal,


benar-benar pabrikasi, perakitan cepat, portabilitas, transparansi terhadap gelombang cahaya
dan gelombang radio, dan biaya rendah.

Gangguan: Pemeliharaan rutin tekanan berlebih di Senvelope, masa pakai yang relatif
singkat, dan tahan api yang buruk dan isolasi akustik.

Gambar 2.2.e. Struktur Membran Atap ETFE

Sumber :
https://www.slideshare.net/kerneng/building-
construction2-project2

11
Distribusi Beban

Struktur pneumatik bantal ETFE menggunakan prinsip perbedaan tekanan untuk


mendukung membran tipisnya. Tekanan internal selalu lebih tinggi daripada tekanan
atmosfer yang menekankan membran ke titik di mana ia tidak dapat diindentasi oleh
pembebanan asimetris. Beban angin eksternal atau beban salju kemudian mentransmisikan
dari bantal ETFE ke bagian berongga baja persegi panjang. Beban kemudian ditransmisikan
ke struktur kisi baja yang kemudian melakukan beban ke kolom komposit beton bertulang.
Beban dari kolom kemudian didistribusikan ke balok dan kemudian disebar ke kolom di
setiap tingkat arena yang kemudian dipindahkan ke pondasi bawah tanah.

Gambar : 2.2.f. Distribusi Beban Pada Atap

Sumber :
https://www.slideshare.net/kerneng/building-
construction2-project2

Struktur Peningkatan Udara

Bantal foil Ethylene Tetrafluoro Ethylene (ETFE) digunakan sebagai fasad untuk
Allianz Arena. Itu dibagi menjadi bentuk permen dan terdiri dari polikarbonat. ETFE ringan
karena membran tipis yang 0.2mm. Selain itu, ETFE memiliki sifat isolasi yang tinggi dan
menarik secara visual. Membran tipis didukung oleh perbedaan tekanan.

Pra-tekanan foil yang disebabkan oleh tekanan internal 300 Pa di bantalan berfungsi
terutama untuk menstabilkan bantal terhadap angin. Itu dirancang dengan cara untuk
mencegah gaya angin berlebihan yang bekerja pada foil, mengurangi deformasi. Selain itu, ia

12
dirancang untuk mengurangi aksi beban air pada bantal. Juga, ETFE bergabung bersama
dengan sambungan ekspansi yang dikenal sebagai inovasi konstruksi kedua. Itu semata-mata
karena inovasi bahwa area untuk substruktur baja untuk amplop bantal dan di Allianz Arena
dapat dibuat terus menerus.

Tanpa itu, pembukaan dan penutupan sambungan ekspansi mungkin dapat


menghancurkan bantal foil tipis karena variasi suhu dalam jangka panjang. Selain itu, inovasi
itu terdiri dari pelat baja pegas di setiap sambungan ekspansi di sudut tumpul berlian. Untuk
mencegah foil tipis dari kerusakan, itu menerjemahkan perubahan dalam lebar sendi menjadi
perubahan dalam rentang bantal. Sebagai kesimpulan, ketebalan foil menghasilkan bobot
bongkar penutup dan substruktur diarahkan bersama dengan beban eksternal dari tekanan
angin atau salju ke fondasi, penampang dan bobot tanpa beban dari seluruh konstruksi
bantalan beban dikurangi.

Gambar 2.2.g. Struktur Peningkatan Udara

Sumber : https://www.slideshare.net/kerneng/building-
construction2-project2

Struktur Rangka Tap

Allianz Arena memiliki struktur pendukung atap filigre yang memungkinkan


penopang dengan bebas 65 m di atas kursi, menghasilkan perlindungan bagi 66.000
penonton. Konstruksi atap terdiri dari 9.000 ton baja. Ini adalah kombinasi dari konstruksi
primer dan sekunder. Untuk konstruksi primer, area bahu dan gulungan kisi desain
penampang kotak sepanjang 65 m dan 10 m digunakan dalam konstruksi kisi.

13
Gambar 2.2.g. Struktur Rangka Atap

Sumber : Sumber :
https://www.slideshare.net/kerneng/building-
construction2-project2

Konstruksi sekunder filigre mengelilingi inti stadion dengan jaringan berlian Bavaria
yang berfungsi sebagai struktur pendukung untuk ETFE. Gulungan kisi atap didukung oleh
lempengan lantai dan kolom tubuh. Seluruh beban dari atap dipindahkan ke fondasi
bangunan. Beban angin atau salju yang bekerja pada EFTE dipindahkan ke sambungan
ekspansi dan ditransmisikan secara vertikal ke gulungan atap. Kemudian, semua beban pada
rangka atap kemudian ditransfer secara vertikal ke semua kolom yang dapat ditemukan di
badan bangunan.

Gambar 2.2.h. Denah dan Potongan Stadion Allianz Arena

Sumber : https://www.slideshare.net/kerneng/building-construction2-project2

14
BAB III

KESIMPULAN

Sebuah bangunan dapat disebut bangunan tinggi atau high rise building jika bangunan
tersebut memiliki ketinggian 23 meter hingga 150 meter di atas tanah. Jika lebih dari 150
meter maka dapat disebut gedung pencakar langit atau yang dikenal dengan istilah
Skyscraper. Jika tinggi rata-rata sebuah tingkat lantai adalah 4 meter maka bangunan tinggi
setidaknya memiliki 6 tingkat lantai.

Wisma 46 adalah sebuah bangunan tertinggi kedua di Indonesia setelah Gama Tower
di kawasan Rasuna Said, Jakarta Selatan. Bangunan ini merupakan gedung pencakar langit
setinggi 262 meter (hingga pucuk antena) yang terletak di komplek Kota BNI di Jakarta
Pusat. Menara perkantoran bertingkat 46 lantai ini selesai tahun 1996 yang dirancang oleh
Zeidler Roberts Partnership (Zeidler Partnership Architects) dan DP Architects Private Ltd.

Gambar 3.1. Pesona Wisma BNI 46

Sumber : https://pesona.travel/keajaiban/3261/gedung-
berbentuk-pena-itu-bernama-wisma-bni-46

Menara ini terletak di sebuah tanah seluas 15 hektare di pusat kota. Memiliki luas
140,028 m². Wisma BNI 46 dilengkapi dengan 23 buah elevator yang dapat mencapai
kecepatan 360 mpm dalam model berkecepatan super tinggi.  Wisma 46 adalah bangunan

15
tertinggi ke-147 di dunia bila dihitung hingga puncak. Juga bangunan tertinggi kedua
di  belahan bumi selatan.

Sebuah menara beton kubus setinggi 200 meter lebih dulu dibangun, lalu setelahnya
“dilapisi” menara kaca dan membentuk puncak yang melengkung. Menara kaca ini terdiri
dari eksterior kaca seluruhnya dengan jendela persegi. Pola jendela persegi ini dilintasi oleh
tiga jendela persegi panjang. Desain bangunan ini digambarkan sebagai gaya modern.

Menara ini diperuntukkan sebagai perkantoran. Terdapat dua tingkat bawah tanah
yang digunakan sebagai tempat parkir. Lantai 1 dan 2 diisi oleh bank, kafe, dan resto. Selain
Tugu Monas, gedung ini juga menjadi ikon kota Jakarta karena bentuknya yang unik seperti
pena.

Saking sangat unik dan ikonik, ketika melihat gambar Wisma BNI 46, kita pasti tahu
bahwa sebuah tulisan, misalnya, sedang membahas tentang Jakarta. Tak salah rasanya jika
Wisma BNI 46 juga dijadikan ikon Indonesia, seperti Burj Khalifah di Dubai, Cayan Group
di Shanghai, Marina Bay Sand di Singapura dan Petronas di Kuala lumpur. Rasanya, tak
berlebihan juga jika kita berbangga diri karena gedung berbentuk seperti ini hanya ada di
Jakarta, tidak ada di negara lain.

Bangunan bentang lebar merupakan sistem bangunan yang memungkinkan


penggunaan ruang bebas kolom yang selebar dan sepanjang mungkin. Bangunan bentang
lebar secar umum digolongkan menjadi 2 yaitu bentang lebar sederhana dan bentang lebar
kompleks.

Gambar 3.1.a. Stadion Allianz Arena

Sumber : https://id.wikipedia.org/wiki/Allianz_Arena

16
Allianz Arena dibangun murni sebagai stadion sepak bola di Munich, Jerman untuk
menggantikan stadion Olimpiade kota yang lama dan ditetapkan sebagai rumah baru bagi
klub sepak bola Bayern Munich. Ini dirancang oleh firma arsitektur Swiss terkenal, Herzog &
de Meuron dan telah dijuluki 'Schaluchboot ", yang berarti perahu karet karena bentuk ikon
stadion. Pembangunan dimulai pada tahun 2003 dan berakhir pada tahun 2005. Secara luas
dikenal untuk stadion pertama di dunia dengan fasad berubah warna penuh. Stadion yang
mengesankan ini berisi 75.024 kursi yang didistribusikan di sepanjang tiga tingkatan.

Struktur bentang lebar, memiliki tingkat kerumitan yang berbeda satu dengan lainnya.
Kerumitan yang timbul dipenaruhi oleh gaya yang terjadi pada struktur tersebut.

Struktur dan konstruksi merupakan suatu bagian dari ilmu arsitektur dengan fungsi
seperti yang dikemukakan sebelumnya sebagai pendukung pencapaian bentuk dalam
arsitektur. Sebagai sebuah ilmu, merupakan suatu hal yang penting untuk menpelajari dan
mendalaminya, penguasaan struktur dan konstruksi sangat penting, mengingat peranannya
sebagai penentu kekuatan bangunan.

17
REFRENSI

 https://www.slideshare.net/kerneng/building-construction2-project2
 https://pesona.travel/keajaiban/3261/gedung-berbentuk-pena-itu-bernama-
wisma-bni-46
 https://www.cermati.com/artikel/10-gedung-tertinggi-di-indonesia

18
Struktur Bangunan

Paper Bangunan High Rise dan Wide Span

Dosen Pembimbing :

1. Ir. Ciptadi Trimarianto, PhD.


2. Ni Made Yudantini, ST., MSc. PhD
3. I N. Widya Paramadhyaksa, ST., MT., PhD.
4. Kadek Agus Surya Dharma, ST., MT.
5. Ni Made Swanendri, ST., MT.

Oleh :
I Putu Arya Satria Wararuchi

Nim :
1805521089

19
JURUSAN ARSITEKTUR

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS UDAYANA

20

Anda mungkin juga menyukai