Anda di halaman 1dari 7

WISMA BNI 46

Wisma bni 46

Di rancang oleh : Zeidler Roberts partnership dan DP

Selesai pada tahun : 1995

Jenis fungsi bangunan : perkantoran dan pertokoan

Lokasi : jakarta

Indonesia memiliki banyak bangunan tinggi. Sistem struktur yang lazim dipakai ialah sistem
struktur rigid frame dan flat slab. Walaupun ketinggiannya tidak sefenomenal bangunan-
bangunan tinggi yang ada di Dubai, Cina, Malaysia dan negara-negara asia lainnya namun
bangunan-bangunan tinggi di Indonesia patut diperhitungkan dari segi efisiensi dan
fungsionalitasnya.

Bangunan wisma ini menggunakan dua sistem struktur, yaitu

a. Rigid frame
b. Flat slab
a. Struktur rangka kaku (rigid frame) merupakan struktur yang terdiri dari elemen-elemen linier,

umumnya balok dan kolom yang saling dihubungkan


pada ujung-ujungnya oleh joints yang dapat mencegah rotasi relatif diantara elemen
struktur yang dihubungkan, dengan demikian elemen struktur menerus pada titik hubung
tersebut, seperti halnya balok menerus struktur rangka kaku adalah struktur statis tak
tentu, banyak struktur rangka kaku yang tampaknya sama dengan sistem post dan
bea, tetapi pada kenyataannya struktur rangka ini mempunyai perilaku yang sangat
berbeda dengan sistem post dan beam, hal ini karena adanya titik-titik hubungan pada
rangka kaku, titik hubung bisa cukup kaku sehingga memungkinkan kemampuan untuk
memikul beban lateral pada rangka, dimana beban demikian tidak dapat bekerja pada
struktur rangka yang memperoleh kestabilan dari hubungan kaku antara kaki dengan
papan horizontalnya.

b. Sistem struktur plat rata (flat slab)

Sistem ini terdiri dari bidang horizontal yang umumnya adalah plat lantai beton tebal dan
rata yang bertumpu pada kolom. Apabila tidak terdapat penebalan plat pada bagian atas
kolom, maka sistem ini di katakan sistem plat rata. Pada kedua sistem ini tidak terdapat
balok yang dalam (deep beam) sehingga tinggi lantai bisa minimum.
Bangunan ini memiliki ketinggian 262 m (hingga pucuk antena) dengan jumlah lantai sebanyak
48 lantai

Berdasarkan tabel perbandingan jumlah lantai dan sistem struktur yang digunakan, bangunan tinggi
Wisma BNI 46 termasuk dalam kategori efisien. Sistem struktur utama rangka kaku beton dibandingkan
dengan jumlah lantai 48 buah dengan sistem pengkaku tambahan seperti dinding geser merupakan
sistem struktur yang cukup tepat dipakai.

Dengan demikian, pemilihan sistem struktur dan bahan utama seperti beton atau baja mempengaruhi
efisiensi ketinggian lantai yang optimal. Teknologi beton dan baja sudah berkembang baik dan banyak
diterapkan di Indonesia. Dengan perbandingan sistem struktur yang sudah dilakukan oleh Fazlur Khan
tentu dapat banyak membantu pembangunan gedung-gedung tinggi di Indonesia dalam mencapai
efisiensinya, dan yang penting adalah ‘bagaimana’ bangsa Indonesia terus mengembangkan teknologi
tersebut dalam kaitannya dengan issue hemat energi yang dewasa ini melanda seluruh dunia sehingga
bangunan tinggi dengan teknologi canggih tidak hanya menjadi icon saja melainkan memiliki keunggulan
tersendiri dalam menjawab tantangan issue tersebut.

isma BNI 46 pernah dinobatkan sebagai gedung tertinggi di Indonesia selama dua dekade. Lalu,
posisinya digantikan dengan Gama Tower yang memiliki ketinggian meter 310 meter dengan total 69
lantai. Meski begitu, bentuknya yang sangat unik menjadikan Wisma BNI 46 dijadikan objek foto paling
sering diambil untuk tema cityscape, khususnya untuk menggambarkan Jakarta.
Lantai satu dan lantai dua di isi dengan parkir, bank, restoran dan coofe.

Anda mungkin juga menyukai