Anda di halaman 1dari 8

BAB II

TINJAUAN LITERATUR

2.1. Perumahan

Pengertian Perumahan adalah sekelompok rumah yang berfungsi sebagai lingkungan


tempat tinggal atau lingkungan hunian yang dilengkapi dengan prasarana dan sarana
lingkungan. Pengertian Permukiman : Bagian dari lingkungan hidup di luar kawasan lindung,
baik yang berupa kawasan perkotaan, maupun perdesaan yang berfungsi sebagai lingkungan
tempat tinggal atau lingkungan hunian dan tempat kegiatan yang mendukung perikehidupan
dan penghidupan. Perumahan tidak dapat dilihat sebagai sarana kebutuhan kehidupan semata,
tetapi lebih dari itu merupakan proses bermukim manusia dalam menciptakan ruang kehidupan
memasyarakatkan dirinya serta menampakkan jati diri.
Tumbuhnya pemukiman kumuh merupakan akibat dari urbanisasi, migrasiyang tinggi,
masyarakat berbondong-bondong datang ke kota untuk mencari nafkah. Hidup di kota sebagai
warga dengan mata pencaharian terbanyak pada sector informal. Pada dasarnya pertumbuhan
sektor informal bersumber pada urbanisasipenduduk dari pedesaan ke kota, atau dari kota satu
ke kota lainnya. Hal inidisebabkan oleh lahan pertanian di mana mereka tinggal, sudah terbatas,
bahkankondisi desapun tidak dapat lagi menyerap angkatan kerja yang terus bertambah,
sedangkan yang migrasi dari kota ke kota lain, kota tidak lagi mampu menampung, karena
lapangan kerja sangat terbatas. Akhirnya dengan adanya pemanfaatan ruang yang tidak
terencana di beberapa daerah, terjadi penurunan kualitas lingkungan bahkan kawasan
pemukiman, terutama di daerah perkotaan yang padat penghuni, berdekatan dengan kawasan
industri, kawasan bisnis, kawasan pesisir dan pantai yang dihuni oleh keluarga para nelayan,
serta di bantaran sungai, dan bantaran rel kereta api

2.2. Permukiman

Permukiman adalah bagian dari lingkungan hidup diluar kawasan lindung, baik berupa
kawasan perkotaan maupun perdesaan yang berfungsi sebagagai lingkungan tempat tinggal
atau lingkungan hunian dan tempat kegiatan yang mendukung perikehidupan dan penghidupan
(UU no.4 tahun 1992, tentang Perumahan dan Permukiman).

Permukiman adalah kawasan yang didominasi oleh lingkungan yang dilengkapi dengan
prasarana dan sarana lingkungan dan tempat kerja yang memberikan pelayanan dan
kesempatan kerja yang terbatas untuk mendukung perikehidupan dan penghidupan, sehingga
fungsinya dapat berdaya guna dan berhasil guna. Permukiman ini dapat berupa permukiman
perkotaan maupun permukiman perdesaan (Kamus Tata Ruang Tahun 1997). Permukiman
adalah tempat atau daerah untuk bertempat tinggal dan menetap (Kamus Tata Ruang 1997)
Permukiman di dalam kamus tata ruang terdiri dari tiga pengertian yaitu :
a. Bagian dari lingkungan hidup diluar kawasan lindung, baik yang berupa kawasan perkotaan
maupun kawasan perdesaan yang berfungsi sebagai lingkungan tempat tinggal atau lingkungan
hunian dan tempat kegiatan yang mendukung perikehidupan dan penghidupan.
b. Kawasan yang didomisili oleh lingkungan hunian dengan fungsi utama sebagai tempat tinggal
yang dilengkapi dengan prasarana, sarana lingkungan dan tempat kerja yang memberikan
pelayanan dan kesempatan kerja terbatas untuk mendukung perikehidupan dan penghidupan
sehingga fungsi permukiman tersebut dapat berdaya guna dan berhasil guna.
c. Tempat atau daerah untuk bertempat tinggal atau tempat untuk menetap.
Permukiman adalah suatau lingkungan hidup yang meliputi masalah lapangan kerja, struktur
perekonomian dan masalah kependudukan yang bukan saja mencakup mengenai pemerataan
dan penyebaran penduduk melainkan juga menyangkut kualitas manusia yang diharapkan pada
generasi mendatang (Hardriyanto. D, 1986: 17). Konsep permukiman menurut daxiadis dalam
soedarsono (1986) adalah sebagai berikut: permukiman adalah penataan kawasan yang dibuat
oleh manusia dan tujuannya adalah untuk berusaha hidup secara lebih mudah dan lebih baik
terutama pada masa kanak-kanak) memberi rasa bahagia dan rasa aman. Dan mengandung
kesimpulan untuk membangun manusia seutuhnya.
Permukiman juga merupakan suatu lingkungan hidup yang berada diluar kawasan
lindung baik yang berupa kawasan perkotaan maupun perdesaan yang berfungsi sebagai
lingkungan tempat tinggal serta tempat kegiatan usaha dan kerja yang mendukung kehidupan
dan penghidupan. Hal inilah yang menjadikan pada tingkat primer permukiman tempat tinggal.
Pada tingkat lebih lanjut, permukiman dapat diberi fungsi atau misi sebagai penyangga kawasan
fungsional serta kawasan produktif lainnya.
Kumuh dapat ditempatkan sebagai sebab dan dapat pula ditempatkan sebagai akibat.
Ditempatkan di mana pun juga, kata kumuh tetap menjurus pada sesuatu hal yang bersifat
negatif. Pemahaman kumuh dapat ditinjau dari:
a.Sebab Kumuh
Kumuh adalah kemunduran atau kerusakan lingkungan hidup dilihat dari:
(1) segi fisik, yaitu gangguan yang ditimbulkan oleh unsur-unsur alam seperti air dan udara,
(2) segi masyarakat/sosial, yaitu gangguan yang ditimbulkan oleh manusia sendiri seperti
kepadatan lalu lintas, sampah.
b. Akibat Kumuh
Kumuh adalah akibat perkembangan dari gejala-gejala antara lain:
(1) kondisi perumahan yang buruk,
(2) penduduk yang terlalu padat,
(3) fasilitas lingkungan yang kurang memadai,
(4) tingkah laku menyimpang,
(5) budaya kumuh,
(6) apati dan isolasi

2.3. Kawasan Kumuh

Kawasan kumuh adalah kawasan di mana rumah dan kondisi hunian


masyarakat di kawasan tersebut sangat buruk. Rumah maupun sarana dan prasarana
yang ada tidak sesuai dengan standar yang berlaku, baik standar kebutuhan,
kepadatan bangunan, persyaratan rumah sehat, kebutuhan sarana air bersih, sanitasi
maupun persyaratan kelengkapan prasarana jalan, ruang terbuka, serta kelengkapan
fasilitas sosial lainnya

Ciri-ciri pemukiman kumuh, seperti yang diungkapkan oleh Suparlan (1984)


adalah:
1. Fasilitas umum yang kondisinya kurang atau tidak memadai.
2. Kondisi hunian rumah dan pemukiman serta penggunaan ruangannya
mencerminkan penghuninya yang kurang mampu atau miskin.
3. Adanya tingkat frekuensi dan kepadatan volume yang tinggi dalam penggunaan ruang-ruang
yang ada di pemukiman kumuh sehingga mencerminkan adanya kesemrawutan tata ruang dan
ketidak berdayaan ekonomi penghuninya.
4. Pemukiman kumuh merupakan suatu satuan-satuan komuniti yang hidup secara tersendiri
dengan batas-batas kebudayaan dan sosial yang jelas, yaitu terwujud sebagai:
a. Sebuah komuniti tunggal, berada di tanah milik negara, dan karena itu dapat digolongkan
sebagai hunian liar.
b. Satuan komuniti tunggal yang merupakan bagian dari sebuah Rukun Tetangga, atau sebuah
Rukun Warga.
c. Sebuah satuan komuniti tunggal yang terwujud sebagai sebuah Rukun Tetangga atau Rukun
Warga atau bahkan terwujud sebagai sebuah Kelurahan, dan bukan hunian liar.
5. Penghuni pemukiman kumuh secara sosial dan ekonomi tidak homogen, warganya
mempunyai mata pencaharian dan tingkat kepadatan yang beranekaragam, begitu juga asal
muasalnya. Dalam masyarakat pemukiman kumuh juga dikenal adanya pelapisan sosial
berdasarkan atas kemampuan ekonomi mereka yang berbeda-beda tersebut.
6. Sebagian besar penghuni pemukiman kumuh adalah mereka yang bekerja di sektor informal
atau mempunyai mata pencaharian tambahan di sektor informal.
Jadi pemukiman kumuh adalah lingkungan hunian atau tempat tinggal/rumah beserta
lingkungannya, yang berfungsi sebagai rumah tinggal dan sebagai sarana pembinaan keluarga,
tetapi tidak layak huni ditinjau dari tingkat kepadatan penduduk, sarana dan prasarananya,
fasilitas pendidikan, kesehatan serta sarana dan prasarana sosial budaya masyarakat
Kawasan pemukiman didominasi oleh lingkungan hunian dengan fungsi utama sebagai
tempat tinggal yang dilengkapi dengan prasarana dan sarana lingkungan, tempat bekerja yang
memberi pelayanan dan kesempatan kerja terbatas yang mendukung perikehidupan dan
penghidupan. Satuan lingkungan pemukiman adalah kawasan perumahan dalam berbagai bentuk
ukuran dengan penataan tanah dan ruang, prasarana dan sarana lingkungan terstuktur yang
memungkinkan pelayanan dan pengelolaan yang optimal.

Prasarana lingkungan pemukiman adalah kelengkapan dasar fisik lingkungan yang


memungkinkan lingkungan pemukiman dapat berfungsi sebagaimana mestinya. Prasarana utama
meliputi jaringan jalan, jaringan pembuangan air limbah dan sampah, jaringan pematusan air
hujan, jaringan pengadaan air bersih, jaringan listrik, telepon, gas, dan sebagainya.

Jaringan primer prasarana lingkungan adalah jaringan utama yang menghubungkan antara
kawasan pemukiman atau antara kawasan pemukiman dengan kawasan lainnya. Jaringan
sekunder prasarana lingkungan adalah jaringan cabang dari jaringan primer yang melayani
kebutuhan di dal am satu satuan lingkungan pemukiman. Sarana lingkungan pemukiman adalah
fasilitas penunjang yang berfungsi untuk penyelenggaraan dan pengembangan kehidupan
ekonomi, sosial dan budaya.

Contoh sarana lingkungan pemukiman adalah fasilitas pusat perbelanjaan, pelayanan umum,
pendidikan dan kesehatan, tempat peribadatan, rekreasi dan olah raga, pertamanan, pemakaman.
Selanjutnya istilah utilitas umum mengacu pada sarana penunjang untuk pelayanan lingkungan
pemukiman, meliputi jaringan air bersih, listrik, telepon, gas, transportasi, dan pemadam
kebakaran. Utilitas umum membutuhkan pengelolaan profesional dan berkelanjutan oleh suatu
badan usaha.

Syarat Sehat Perumahan dan Lingkungan Pemukiman

Kesehatan perumahan dan lingkungan pemukiman adalah kondisi fisik, kimia, dan biologik di
dalam rumah, di lingkungan rumah dan perumahan, sehingga memungkinkan penghuni
mendapatkan derajat kesehatan yang optimal. Persyaratan kesehatan perumahan dan lingkungan
pemukinan adalah ketentuan teknis kesehatan yang wajib dipenuhi dalam rangka melindungi
penghuni dan masyarakat yang bermukim di perumahan dan/atau masyarakat sekitar dari bahaya
atau gangguan kesehatan.

Persyaratan kesehatan perumahan yang meliputi persyaratan lingkungan perumahan dan


pemukiman serta persyaratan rumah itu sendiri, sangat diperlukan karena pembangunan
perumahan berpengaruh sangat besar terhadap peningkatan derajat kesehatan individu, keluarga
dan masyarakat (Sanropie, 1992).

Persyaratan kesehatan perumahan dan lingkungan pemukiman menurut Keputusan Menteri


Kesehatan (Kepmenkes) No.829/Menkes/SK/VII/1999 meliputi parameter sebagai berikut :
Lokasi

 Tidak terletak pada daerah rawan bencana alam seperti bantaran sungai, aliran lahar,
tanah longsor, gelombang tsunami, daerah gempa, dan sebagainya;
 Tidak terletak pada daerah bekas tempat pembuangan akhir (TPA) sampah atau bekas
tambang;
 Tidak terletak pada daerah rawan kecelakaan dan daerah kebakaran seperti alur
pendaratan penerbangan.

Kualitas udara

Kualitas udara ambien di lingkungan perumahan harus bebas dari gangguan gas beracun dan
memenuhi syarat baku mutu lingkungan sebagai berikut :

 Gas H2S dan NH3 secara biologis tidak terdeteksi;


 Debu dengan diameter kurang dari 10 g maksimum 150 g/m3 ;
 Gas SO2 maksimum 0,10 ppm;
 Debu maksimum 350 mm3 /m2 per hari.
 Kebisingan dan getaran
 Kebisingan dianjurkan 45 dB.A, maksimum 55 dB.A;
 Tingkat getaran maksimum 10 mm/detik .

Kualitas tanah di daerah perumahan dan pemukiman

 a. Kandungan Timah hitam (Pb) maksimum 300 mg/kg


 b. Kandungan Arsenik (As) total maksimum 100 mg/kg
 c. Kandungan Cadmium (Cd) maksimum 20 mg/kg
 d. Kandungan Benzopyrene maksimum 1 mg/kg

Prasarana dan sarana lingkungan

 Sarana adalah segala sesuatu yang dapat dipakai sebagai alat dalam mencapai maksud atau
tujuan. Sedangkan prasarana adalah segala sesuatu yang merupakan penunjang utama
terselenggaranya suatu proses (usaha, pembangunan, proyek). Untuk lebih memudahkan
membedakan keduanya. Sarana lebih ditujukan untuk benda-benda yang bergerak seperti
komputer dan mesin-mesin, sedangkan prasarana lebih ditujukan untuk benda-benda yang tidak
bergerak seperti gedung. Secara Umum, sarana adalah segala sesuatu yang dapat dipakai
sebagai alat dan bahan untuk mencapai maksud dan tujuan dari suatu proses produksi.
Prasarana adalah segala sesuatu yang merupakan penunjang utama terselenggaranya produksi.
(contohnya: lahan, jalan, parit, pabrik, tempat kerja, dll.) Misalnya, dalam bidang transportasi
darat kita dapat menyebut mobil, motor, bis, taksi sebagai sarana transportasi karena digunakan
secara langsung oleh orang. Sedangkan fasilitas pendukung seperti jalan, rambu-rambu, lampu
lalu lintas dapat kita sebut sebagai prasarana.

 Peraturan perundang-undangan diatas jelas untuk Perumahan dan Permukiman di


Kecamatan Meimun harus dan bahkan menjadi wajib memenuhi ketentuan adanya
Prasarana, sarana, dan utilitas umum. Berdasarkan Pasal 1 Perda 9/2009 dijelaskan
pengertian dari Prasarana, sarana, dan utilitas umum, yakni:

 Prasarana adalah kelengkapan dasar fisik lingkungan yang memungkinkan lingkungan


perumahan dan permukiman dapat berfungsi sebagaimana mestinya, meliputi
a. jaringan jalan;
b. jaringan saluran pembuagan air limbah;
c. jaringan saluran pembuangan air hujan (drainase); dan
d. tempat pembuangan sampah.
 Sarana adalah fasilitas penunjang yang berfungsi untuk penyelenggaraan dan
pengembangan kehidupan ekonomi, sosial dan budaya, meliputi :
a. sarana perniagaan/perbelanjaan;
b. sarana pelayanan umum dan pemerintahan;
c. sarana pendidikan
d. sarana kesehatan;
e. sarana peribadatan;
f. sarana rekreasi dan olah raga
g. sarana pemakaman;
h. sarana pertamanan dan ruang terbuka hijau; dan
i. sarana parkir.
 Utilitas adalah sarana penunjang untuk pelayanan lingkungan, meliputi :
a. jaringan air bersih;
b. jaringan listrik;
c. jaringan telepon;
d. jaringan gas;
e. jaringan transportasi;
f. pemadam kebakaran; dan
g. sarana penerangan jalan umum.
 Memiliki taman bermain untuk anak, sarana rekreasi keluarga dengan konstruksi yang
aman dari kecelakaan;
 Memiliki sarana drainase yang tidak menjadi tempat perindukan vektor penyakit;
 Memiliki sarana jalan lingkungan dengan ketentuan konstruksi jalan tidak mengganggu
kesehatan, konstruksi trotoar tidak membahayakan pejalan kaki dan penyandang cacat,
jembatan harus memiliki pagar pengaman, lampu penerangan, jalan tidak menyilaukan
mata;
 Tersedia cukup air bersih sepanjang waktu dengan kualitas air yang memenuhi
persyaratan kesehatan;
 Pengelolaan pembuangan tinja dan limbah rumah tangga harus memenuhi persyaratan
kesehatan
 Pengelolaan pembuangan sampah rumah tangga harus memenuhi syarat kesehatan;
 Memiliki akses terhadap sarana pelayanan kesehatan, komunikasi, tempat kerja, tempat
hiburan, tempat pendidikan, kesenian, dan lain sebagainya;
 Pengaturan instalasi listrik harus menjamin keamanan penghuninya;
 Tempat pengelolaan makanan (TPM) harus menjamin tidak terjadi kontaminasi makanan
yang dapat menimbulkan keracunan.

Vektor penyakit

 Indeks lalat harus memenuhi syarat;


 Indeks jentik nyamuk dibawah 5%.

Penghijauan

Pepohonan untuk penghijauan lingkungan pemukiman merupakan pelindung dan juga berfungsi
untuk kesejukan, keindahan dan kelestarian alam. Adapun ketentuan persyaratan kesehatan
rumah tinggal menurut Kepmenkes No. 829/Menkes/SK/VII/1999 adalah sebagai berikut :

Bahan bangunan

 Tidak terbuat dari bahan yang dapat melepaskan bahan yang dapat membahayakan
kesehatan, an tara lain : debu total kurang dari 150 mg/m2 , asbestos kurang dari 0,5
serat/m3 per 24 jam, plumbum (Pb) kurang dari 300 mg/kg bahan;
 Tidak terbuat dari bahan yang dapat menjadi tumbuh dan berkembangnya
mikroorganisme patogen.

Komponen dan penataan ruangan

 Lantai kedap air dan mudah dibersihkan;


 Dinding rumah memiliki ventilasi, di kamar mandi dan kamar cuci kedap air dan
mudah dibersihkan;
 Langit-langit rumah mudah dibersihkan dan tidak rawan kecelakaan;
 Bumbungan rumah 10 m dan ada penangkal petir;
 Ruang ditata sesuai dengan fungsi dan peruntukannya;
 Dapur harus memiliki sarana pembuangan asap.

Pencahayaan

Pencahayaan alam dan/atau buatan langsung maupun tidak langsung dapat menerangi seluruh
ruangan dengan intensitas penerangan minimal 60 lux dan tidak menyilaukan mata.
Kualitas udara

 Suhu udara nyaman antara 18 – 30 o C;


 Kelembaban udara 40 – 70 %;
 Gas SO2 kurang dari 0,10 ppm/24 jam;
 Pertukaran udara 5 kaki 3 /menit/penghuni;
 Gas CO kurang dari 100 ppm/8 jam;
 Gas formaldehid kurang dari 120 mg/m3
 Ventilasi : Luas lubang ventilasi alamiah yang permanen minimal 10% luas lantai.
 Vektor penyakit : Tidak ada lalat, nyamuk ataupun tikus yang bersarang di dalam rumah.

Penyediaan air

 Tersedia sarana penyediaan air bersih dengan kapasitas minimal 60 liter/ orang/hari;
 Kualitas air harus memenuhi persyaratan kesehatan air bersih dan/atau air minum
menurut Permenkes 416 tahun 1990 dan Kepmenkes 907 tahun 2002.

Pembuangan Limbah

 Limbah cair yang berasal rumah tangga tidak mencemari sumber air, tidak menimbulkan
bau, dan tidak mencemari permukaan tanah;
 Limbah padat harus dikelola dengan baik agar tidak menimbulkan bau, tidak mencemari
permukaan tanah dan air tanah.

Kepadatan hunian Luas kamar tidur minimal 8 m2 dan dianjurkan tidak untuk lebih dari 2 orang
tidur.

Anda mungkin juga menyukai