Anda di halaman 1dari 43

PROPOSAL PROYEK AKHIR

PENGARUH KECEPATAN ALIRAN UDARA


TERHADAP PERFOMANSI SISTEM EVAPORATIF
COOLING

Oleh

I WAYAN HERIADI ARTAMA

PROGRAM STUDI D3 TEKNIK PENDINGIN DAN TATA UDARA

JURUSAN TEKNIK MESIN


POLITEKNIK NEGERI BALI
2023
PROPOSAL PROYEK AKHIR

PENGARUH KECEPATAN ALIRAN UDARA


TERHADAP PERFOMANSI SISTEM EVAPORATIF
COOLING

Oleh

I WAYAN HERIADI ARTAMA


NIM. 2015223043

PROGRAM STUDI D3 TEKNIK PENDINGIN DAN TATA


UDARA

JURUSAN TEKNIK MESIN


POLITEKNIK NEGERI BALI
2023

ii
LEMBAR PENGESAHAN PROPOSAL

PENGARUH KECEPATAN ALIRAN UDARA


TERHADAP PERFOMANSI SISTEM EVAPORATIF
COOLING

Oleh

I WAYAN HERIADI ARTAMA


NIM. 2015223043

Diajukan sebagai persyaratan untuk menyelesaikan Proyek Akhir


Program D3 pada Jurusan Teknik Mesin
Politeknik Negeri Bali

Disetujui oleh:

Pembimbing I Pembimbing II

Dr. Luh Putu Ike Midiani, ST., MT I D.M. Cipta Santosa, ST.,M.Sc.,Ph.D
NIP. 197206021999032002 NIP. 197212211999031002

Disahkan oleh:
Ketua Jurusan Teknik Mesin

Dr. Ir. I Gede Santosa, M.Erg.


NIP. 196609241993031003

iii
LEMBAR PERSETUJUAN

PENGARUH KECEPATAN ALIRAN UDARA


TERHADAP PERFOMANSI SISTEM EVAPORATIF
COOLING

Oleh

I WAYAN HERIADI ARTAMA


NIM. 2015223043

Proposal Proyek Akhir ini telah dipertahankan di depan Tim Penguji dan diterima
untuk dapat dilanjutkan sebagai Proyek Akhir pada hari/tanggal:
Senin, 14 Februari 2023

Tim Penguji Tanda Tangan

Ketua Penguji :
NIP : ( )

Penguji I : Dr. Eng. I G. A. Bagus Wirajati, ST., M.Eng ( )


NIP : 197104151999031002

Penguji II : Dr. Drs. I Ketut Darma, M.Pd ( )


NIP : 196112311992031008

iv
SURAT PERNYATAAN BEBAS PLAGIAT

Saya yang bertanda tangan dibawah ini:


Nama : I Wayan Heriadi Artama
NIM : 2015223043
Program Studi : D3 Teknik Pendingin dan Tata Udara
Judul Proyek Akhir : Pengaruh Temperatur Kecepatan Aliran Udara Terhadap
Performansi Sistem Pendingin Evaporatif

Dengan ini menyatakan bahwa karya ilmiah Buku Proyek Akhir ini bebas
plagiat. Apabila dikemudian hari terbukti plagiat, maka saya bersedia menerima
sanksi sesuai Peraturan Mendiknas RI No.17 Tahun 2010 dan Perundang-undangan
yang berlaku.

Badung, 25 Januari 2022


Yang membuat Pernyataan

Materai
10.000

I WAYAN HERIADI ARTAMA


NIM. 2015223043

v
UCAPAN TERIMA KASIH

Dalam penyusunan Buku Proyek Akhir ini, penulis banyak menerima


bimbingan, petunjuk serta dorongan dan bantuan dari berbagai pihak baik yang
bersifat moral maupun material. Penulis secara khusus mengucapkan terima kasih
yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu. Dengan puji
syukur kepada Tuhan Yang Maha Kuasa, penulis pada kesempatan ini
menyampaikan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Bapak I Nyoman Abdi, SE, M.eCom, selaku Direktur Politeknik Negeri Bali.
2. Bapak Dr. Ir. I Gede Santosa, M.Erg, selaku Ketua Jurusan Teknik Mesin.
3. Bapak I Kadek Ervan Hadi Wiryanata, S.T., M.T, selaku Sekretaris Jurusan Teknik
Mesin.
4. Bapak Ir. I Wayan Adi Subagia, MT, selaku Ketua Program Studi Teknik Pendingin
dan Taat Udara.
5. Ibu Dr. Luh Putu Ike Midiani, ST, MT, selaku dosen pembimbing-1 yang selalu
memberikan bimbingan, arahan, dorongan, dan semangat kepada penulis, sehingga
Buku Proyek Akhir ini dapat diselesaikan.
6. Bapak I. D. M. Cipta Santosa S.T.,M.Sc.,Ph.D. selaku dosen pembimbing-2 yang
selalu memberikan dukungan, perhatian, semangat dari awal menjadi mahasiswa
hingga saat ini.
7. Segenap dosen dan seluruh staf akademik serta PLP yang selalu membantu dalam
memberikan fasilitas, ilmu, serta pendidikan pada penulis hingga dapat menunjang
dalam penyelesaian Buku Proyek Akhir ini.
8. Kedua orang tua tercinta yang selama ini telah membantu penulis dalam bentuk
perhatian, kasih sayang, semangat, serta doa demi kelancaran dan kesuksesan dalam
meyelesaikan Buku Proyek Akhir ini.
9. Teman – teman seperjuangan dalam meyelesaikan Buku Proyek Akhir yang telah
memberikan banyak masukan serta dukungan kepada penulis
10. Serta masih banyak lagi pihak – pihak yang sangat berpengaruh dalam proses
penyelesaian Buku Proyek Akhir yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu
Semoga Tuhan Yang Maha Kuasa senantiasa membalas semua kebaikan yang telah
diberikan.
Semoga buku proyek akhir ini dapat bermanfaat bagi para pembaca umumnya,
peneliti atau penulis, dan khususnya kepada civitas akademik Politeknik Negeri
Bali.

vi
vii
viii
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa karena
berkat rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan Proyek Akhir ini yang berjudul
”Pengaruh Kecepatan Airan Udara Terhadap Performasi Sistem Pendingin
Evaporative ” tepat pada waktunya. Penyusunan Proposal Proyek Akhir ini
merupakan salah satu syarat untuk kelulusan program pendidikan pada jenjang
Diploma 3 Jurusan Teknik Mesin Politeknik Negeri Bali.
Penulis menyadari pada pembuatan Proposal Proyek Akhir ini ditemukan
banyak kekurangan dan jauh dari kata sempurna, oleh karena itu penulis berharap
kritik dan saran dari pembaca sebagai pelajaran bagi penulis agar dapat
menyempurnakan karya-karya ilmiah lainnya di masa yang akan datang.

Badung, 25 Januari 2022


I Wayan Heriadi Artama

ix
DAFTAR ISI

Halaman Judul..................................................................................................... ii
Lembar Pengesahan ............................................................................................ iii
Lembar Persetujuan ............................................................................................. iv
Surat Pernyataan Bebas Plagiat ........................................................................... v
Kata Pengantar .................................................................................................... vi
Daftar Isi.............................................................................................................. vii
Daftar Tabel ........................................................................................................ ix
Daftar Gambar ..................................................................................................... x
Daftar Lampiran .................................................................................................. xi
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................. 1
1.1 Latar Belakang .................................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah ............................................................................. 2
1.3 Batasan Masalah................................................................................ 2
1.4 Tujuan Penelitian .............................................................................. 2
1.4.1 Tujuan Umum .......................................................................... 2
1.4.2 Tujuan Khusus ......................................................................... 3
1.5 Manfaat Penelitian ............................................................................ 3
1.5.1 Bagi Penulis ............................................................................. 3
1.5.2 Bagi Politeknik Negeri Bali ..................................................... 3
1.5.3 Bagi Masyarakat....................................................................... 3
BAB II LANDASAN TEORI ........................................................................... 5
2.1 Evaporative Cooling ......................................................................... 5
2.2 Cara Kerja Evaporative Cooling ....................................................... 5
2.3 Tipe Desain Evaporative Cooling ..................................................... 6
2.4 Jenis Evaporative Cooling yang sudah pernah diteliti ...................... 8
2.5 Komponen Evaporative Cooling dan Fungsi Komponennya ........... 9
2.6 Cooling Pad ...................................................................................... 11
2.7 Jenis Bahan Cooling Pad yang sudah pernah diteliti ........................ 12

x
2.8 Serabut Kelapa .................................................................................. 13
2.9 Pscychometric chart .......................................................................... 13
2.9.1 Parameter pada psychometric chart ......................................... 14
2.10 Performansi Pendinginan Evaporative Cooling .............................. 17
BAB III METODE PENELITIAN .................................................................. 20
3.1 Jenis Penelitian .................................................................................. 20
3.1.1 Desain penempatan komponen utama ...................................... 21
3.1.2 Desain Penempatan alat ukur ................................................... 22
3.2 Alur Penelitian .................................................................................. 23
3.3 Lokasi dan Waktu penelitian............................................................. 24
3.4 Penentuan Sumber Data .................................................................... 24
3.5 Sumber Daya Penelitian .................................................................... 25
3.6 Instrumen Penelitian.......................................................................... 25
3.7 Prosedur Penelitian............................................................................ 27
3.7.1 Langkah Persiapan ................................................................... 27
3.7.2 Langkah Pengambilan Data ..................................................... 27
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 29
LAMPIRAN ....................................................................................................... 30

xi
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Jenis evaporative cooling yang sudah pernah diteliti ........................ 8
Tabel 2.2 Jenis bahan cooling pad yang sudah pernah diteliti ........................... 12
Tabel 3.1 Jadwal pelaksanaan penelitian proyek akhir ..................................... 24
Tabel 3.2 Data hasil pengujian menggunakan air dengan temperatur lingkungan
................................................................................................................................. 28
Tabel 3.3 Data hasil pengujian dengan menggunakan air yang didinginkan ........ 28

xii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Direct Evaporative Cooling............................................................ 6


Gambar 2.2 Indirect Evaporative Cooling ......................................................... 7
Gambar 2.3 Box Stayrofoom .............................................................................. 9
Gambar 2.4 Fan / Kipas ..................................................................................... 9
Gambar 2.5 Cooling Pad .................................................................................... 10
Gambar 2.6 Pompa Air....................................................................................... 10
Gambar 2.7 Bak penampung air bawah ............................................................. 11
Gambar 2.8 Pipa air ............................................................................................ 11
Gambar 2.9 Psychometric Chart ........................................................................ 13
Gambar 2.10 Dry-bulb temperature ................................................................... 14
Gambar 2.11 Wet-bulb temperature ................................................................... 14
Gambar 2.12 Dew-point temperature................................................................. 15
Gambar 2.13 Specific Humidity ......................................................................... 15
Gambar 2.14 Relative Humidity ......................................................................... 16
Gambar 2.15 Enthalpi ........................................................................................ 16
Gambar 2.16 Specific volume ............................................................................. 17
Gambar 3.1 Desain penempatan komponen utama ............................................ 21
Gambar 3.2 Desain penempatan alat ukur ......................................................... 21
Gambar 3.3 Diagram alur penelitian .................................................................. 23
Gambar 3.4 Display dan kabel thermocouple .................................................... 25
Gambar 3.5 Multimeter ...................................................................................... 26
Gambar 3.6 Anemometer ................................................................................... 26
Gambar 3.7 Stopwatch ....................................................................................... 27

xiii
DAFTAR LAMPIRAN

xiv
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Peralatan penyejuk udara mengkonsumsi daya yang signifikan terutama
dalam kondisi pengoperasikan suhu tinggi. Peningkatan pengematan energy
menjelaskan perlunya mengeksplarasi metode pendinginan alternative untuk
mengurangi komsumsi energy. Evaporative cooling adalah teknik yang ramah
lingkungan karena hanya menggunakan air dan udara sebagai fluida kerja dengan
energy yang relative kecil untuk memaksa udara dan memompa air ke bantalan
pendingin. Dengan demikian, komsumsi energy, dan akibatnya biaya operasi,
evaporative cooling lebih rendah dari pada peralatan kompresi mekanis yang
digunakan dalam pendingin udara. Oleh karena itu, teknik evaporative cooling
dapat dianggap sebagai salah satu alternative yang menjanjikan dari refrigerasi
mekanis.

Evaporative cooling merupakan sistem pengkondisian udara yang


menggunakan air sebagai media pendinginan dan menambah kelembaban pada
aliran udara, sehingga temperatur bola kering menjadi lebih dingin sebelum
mengalami proses penguapan. Pada sistem evaporative cooling tidak menggunakan
kompresor dan refrigeran sebagai zat pendingin. Pada evaporative cooling udara
mengalir melalui media pad basah sehingga menurunkan temperatur udara ruangan.
Dalam penelitian ini bahan pad yang digunakan terbuat dari serabut kelapa. Proses
pendinginan pada evaporative cooling berlangsung dengan dua cara yaitu: proses
pendinginan secara langsung dan proses pendinginan secara tidak langsung. Serta
pendinginan bantuan untuk aplikasi komersial dan industri seperti rumah kaca,
pabrik, bus, binatu, gudang, dapur, dan rumah ungags.

1
2

Dibandingkan dengan pendinginan yang bekerja dengan menggunakan


sistem kompresi uap, sistem evaporative cooling relatif lebih ramah lingkungan
dan tidak merusak ozon karena tidak menggunakan refrigeran sebagai media
pendinginnya. Selain itu daya listrik yang dibutuhkan lebih rendah dan harganya
lebih murah karena tidak menggunakan kompresor. Maka dari itu dengan
memperhatikan hal-hal yang ada di atas, penulis ingin melakukan penelitian
tentang bagaimana” pengaruh kecepatan airan udara terhadap performansi sistem
evaporative cooling”.

1.2 Rumusan Masalah


Rumusan masalah yang akan dibahas pada Proposal Proyek Akhir yang
berjudul “Pengaruh Kecepatan Airan Udara Terhadap Performasi Sistem
Evaporative Cooling ” ini di antaranyta:
1. Bagaimana pengaruh kecepatan airan udara terhadap performasi sistem
evaporative cooling?
2. Bagaimana daya listrik yang di butuhkan pada sistem evaporative
cooling?

1.3 Batasan Masalah


Dalam Proposal Proyek Akhir ini penulis akan membahas mengenai
pengaruh kecepatan airan udara terhadap pendinginan cooling pad dengan
pengaruh kecepatan udara di lingkungan dan pengaruh kecepatan airan udara
pendinginan cooling pad dengan air yang didinginkan terhadap performansi sistem
evaporative cooling.

1.4 Tujuan Penelitian


Adapun tujuan dari dibuatnya penelitian Proposal proyek akhir ini sebagai
berikut:
3

1.4.1 Tujuan Umum


Sebagai persyaratan untuk menyelesaikan Program Pendidikan Diploma 3
pada jurusan Teknik Mesin Politeknik Negeri Bali.

1.4.2 Tujuan Khusus


Untuk penulis secara khusus bertujuan untuk:
1. Mengetahui pengaruh kecepatan airan udara terhadap performansi
sistem evaporative cooling.
2. Mengetahui daya listrik yang di butuhkan pada sistem evaporative
cooling.

1.5 Manfaat Penelitian


Penulis berharap dengan adanya penelitian ini dapat memberikan manfaat
sebagai berikut:

1.5.1 Bagi Penulis


1. Penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan dan wawasan
bagi penulis tentang sistem evaporative cooling.
2. Dengan adanya penelitian ini penulis dapat menerapkan ilmu yang telah
dipelajari selama mengikuti perkuliahan di Politeknik Negeri Bali
khususnya Program Studi Teknik Pendingin dan Tata Udara.

1.5.2 Bagi Politeknik Negeri Bali


1. Diharapkan adanya pengembangan peralatan praktik di Laboratorium
Program Studi Teknik Pendingin dan Tata Udara.
2. Menambah literatur dan dapat dipergunakan sebagai acuan bagi
mahasiswa Politeknik Negeri Bali.

1.5.3 Bagi masyarakat


1. Hasil pengujian dapat menjadi pengetahuan yang baru bagi masyarakat
2. Agar masyarakat dapat mengetahui terdapat sistem pendingin selain dari
kompresi uap yaitu sistem pendingin evaporative cooling.
4
BAB II
LANDASAN TEORI

2.1 Evaporative Cooling


Evaporative cooling merupakan sistem pengkondisian udara yang
menggunakan air sebagai media pendinginan dan menambah kelembaban pada
aliran udara, sehingga temperatur bola kering menjadi lebih dingin dibandingkan
sebelum mengalami proses penguapan. Udara dalam proses penguapan dibedakan
atas temperatur bola kering (dry bulb temperature) dan temperatur bola basah (wet
bulb temperature). Perbedaan kedua temperatur tersebut dari kondisi udara yang
digunakan, akan menentukan terhadap besarnya efek pendinginan yang terjadi.
Pendinginan evaporative secara teknik disebut dengan pendinginan adiabatik.
Pendinginan adiabatik adalah proses pengkondisian udara yang dilakukan dengan
membiarkan kontak langsung antara udara dengan uap air sehingga terjadi
perubahan dari panas sensibel menjadi panas laten. Perbedaan dasarnya adalah pada
udara keluaran direct evaporative cooling (DEC) kelembapannya meningkat
,sedangkan pada indirect evaporative cooling (IEC) kelembapannya konstan karena
air pendinginnya tidak berkontak langsung dengan udara (Reksa Anestyan et al.,
2018).

2.2 Cara kerja evaporative cooling


Pada evaporative cooling bekerja dengan menghisap udara dari lingkungan,
saat dihisap inilah udara bersinggungan dengan pad yang ditetesi air di sisi belakang
(sisi hisap) blower/fan. Air membasahi pad yang menyerupai jala-jala di bagian
atasnya dan sisa tetesan ini akan jatuh di water tank yang ada di bawah. Air
disirkulasikan dari water tank ke bagian atas pad dengan bantuan pompa. Udara
dingin yang keluar dari pad akan dihisap dan dihembuskan oleh blower/fan
kelingkungan, dan proses pendinginan pun berlangsung (Suryana et al., 2014).

5
6

Dalam penelitian ini air yang digunakan adalah air PDAM dengan
temperatur lingkungan, temperatur lingkungan yang dimaksud yaitu temperatur di
Lab Tata Udara Politeknik Negeri Bali yang berkisaran 30℃. Selanjutnya air
PDAM ini akan divariasikan atau didinginkan dengan menurunkan temperaturnya
sebesar 5-10℃ dengan menggunakan es batu.

2.3 Tipe Desain Evaporative Cooling


A. Direct Evaporative Cooling
Direct evaporative cooling merupakan suatu cara yang digunakan untuk
mendinginkan udara dengan sangat sederhana. Sebuah unit pendingin menguapkan
uap air secara mekanik dengan menggunakan kipas angin untuk menarik udara
melalui membran yang dibasahi atau pad, yang menyediakan permukaan yang luas
untuk penguapan air ke udara. Air disemprotkan di bagian atas pad sehingga dapat
menetes ke dalam pad dan terus menjaga pad dalam keadaan basah. Setiap
kelebihan air yang menetes keluar dari bagian bawah pad dikumpulkan dalam bak
penampungan air kemudian diedarkan kembali ke atas. Prinsip kerja direct
evaporative cooling dapat dilihat pada Gambar di bawah ini:

Gambar 2.1 Direct evaporative cooling


Sumber: Amer (2015)
7

Udara dari luar dialirkan secara paksa menggunakan supply fan melalui
cooling pad yang dijaga tetap basah dengan cara mengalirkan air dari bagian atas
cooling pad sehingga sebagian panas sensibel dari udara dipindahkan ke air dan
menjadi panas laten yang menyebabkan suhu udara menjadi dingin (Amer et al.,
2015).

B. Indirect evaporative cooling


Indirect evaporative cooling merupakan proses mendinginkan tanpa
meningkatkan kelembaban spesifik. Sistem indirect lebih mahal dan mengonsumsi
energi yang lebih banyak jika dibandingkan dengan menggunakan sistem direct
evaporative cooling. Prinsip kerja dari sistem ini ditunjukkan pada gambar di bawah
ini:

Gambar 2.2 Indirect evaporative cooling


Sumber : Amer (2015)

Supply fan mengalirkan udara luar (outdor air) hingga bersentuhan dengan
satu sisi permukaan heat exchanger yang dingin, yang didalamnya mengalir udara
yang suhunya relatif rendah. Setelah terjadi perpindahan panas antara udara yang
mengalir di luar heat exchanger dengan udara yang berada di dalam melalui heat
exchanger, udara yang di dalam suhunya menjadi naik dan pada saat bersamaan
pada sisi lain heat exchanger bersentuhan dengan cooling pad sehingga terjadi
proses direct evaporative cooling (Amer et al., 2015).
8

2.5 Komponen Evaporative Cooling dan Fungsi Komponennya


A. Box styrofoom atau casing
Bagian yang merupakan frame atau rangka dari sebuah evaporative cooling
dan berfungsi sebagai tempat melekat dari cooling pad, pompa, bak air, fan atau
kipas. Dalam penelitian ini menggunakan box styrofoom dengan ukuran 75cm x
40cm.

Gambar 2.3 Box stayrofoom


Sumber : https://images.app.goo.gl/hVae9cNSPNxi7bwk9

B. Fan atau kipas


Fan atau kipas merupakan peralatan yang berfungsi untuk mengalirkan
udara dari luar untuk masuk melewati saluran masuk cooling pad serta keluar
melalui saluran output. Fan yang digunakan berukuran 15x15cm menggunakan arus
listrik AC 220 volt.

Gambar 2.4 Fan / Kipas


Sumber : https://static.cytron.io
9

C. Cooling pad
Cooling pad merupakan bagian yang berfungsi sebagai media pendingin
dan umumnya cooling pad terbuat dari bahan berpori. Cooling pad digunakan untuk
proses penguapan yang mengubah udara menjadi lebih sejuk .

Gambar 2.5 Cooling Pad


Sumber : https://indonesian.alibaba.com

D. Pompa air
Pompa berfungsi untuk mensirkulasikan air dari water tank (penampungan
air), pompa bekerja ketika udara dialirkan oleh kipas melewati cooling pad dimana
pompa mengalirkan air dari water tank ke bagian atas cooling pad. Spesifikasi
pompa yang akan digunakan:
Output : 1000 L/H
Voltage : 220-240V
Power : 8W

Gambar 2.6 Pompa Air


Sumber : Joey (2021)
10

E. Bak penampung air


Bak penampung air berfungsi untuk menampung air yang akan
disirkulasikan dalam sistem. Dengan ukuran 28 x 30cm dengan tinggi 13cm.

Gambar 2.7 Bak penampung air

F. Pipa air
Pipa air berfungsi untuk tempat mengalirkan air dari bak penampung air
bagian bawah menuju ke cooling pad.

Gambar 2.8 Pipa Air


Sumber: Kania Dekoruma (2019)

2.6 Cooling Pad

Cooling pad merupakan komponen yang berpori dan harus tetap basah.
Cooling pad menyerap dan menahan air yang disemprotkan oleh sistem dan
melepaskan air tersebut dalam bentuk uap ke udara. Aliran udara yang melewati
11

cooling pad berkontak langsung dengan air pada pori-pori cooling pad memberikan
panas sensibel ke air menjadi panas laten yang mengubah air menjadi uap. Cooling
pad memfasilitasi perubahan fase air dari cair ke uap. Prinsip kerja cooling pad
udara luar masuk melalui celah-celah cooling pad. Pad didinginkan dengan
sirkulasi air secara terus menerus. Air di alirkan menggunakan mesin pompa ke
bagian atas cooling pad dan membasahi cooling pad dengan merata. Sisa air yang
menetes akan ditampung pada bak penampung air kemudian di pompa kembali ke
bagian atas cooling pad, proses ini berlangsung secara terus menerus (Carbonari et
al., 2015).

2.7 Jenis bahan cooling pad yang sudah pernah diteliti


Penelitian mencari bahan pad alternatif telah dilakukan seperti
menggunakan bahan anti selip, serabut kelapa, sumbu kompor, dan spon, karung
goni, jaring paranet. Seperti yang di tunjukkan pada tabel 2.2.

Tabel 2.2 Jenis bahan cooling pad yang sudah pernah diteliti

PENULIS BAHAN COOLING HASIL RISET


PAD
Suryana Spon Semakin tebal pad yang digunakan maka
semakin baik performansi dari sistem
evaporative cooling.
Rahman Serabut kelapa Dengan menggunakan spray satu lubang
menghasilkan efektifitas yang tinggi.
Sunarwo Tanpa Pad Performansi sistem evaporative cooling
dipengaruhi oleh temperatur lingkungan,
temperatur air pada reservoir, kecepatan
fan.
Wijaksana Karung goni dan Karung goni dipertimbangkan sebagai
sumbu kompor bahan pad alternatif.
Santika Sumbu kompor Sumbu kompor menghasilkan
pendinginan yang lebih nyaman.
Suryadi Anti selip dan Jaring Efisiensi Air Cooler terbaik dihasilkan
paranet dari pad dengan bahan anti selip.
Ariyanto Kain goni Efektifitas evaporative cooling semakin
baik dengan penambahan jumlah lapisan
cooling pad.
Carvalho Anti selip Efektifitas evaporative cooling terbaik
pada jumlah lapisan cooling pad
terbanyak.
12

Dalam penelitian ini menggunakan pad berbahan serabut kelapa

2.8 Serabut Kelapa


Serabut kelapa adalah sumber daya terbarukan dan bahan netral CO.
Serabut kelapa memiliki, serat melimpah, tidak beracun, dapat terurai secara hayati,
densitas rendah dan biaya rendah. Serat memiliki tingkat retensi air yang tinggi dan
kaya mikronutrien. Serabut kelapa terdiri dari 30% berat serat dan 70% berat bahan
empulur. (Verma et al.,2013)

2.9 Pscychometric chart


Pscychometric chart merupakan sebuah grafik yang menunjukkan suatu
hubungan antara temperature, kelembaban, entalpi dan kandungan uap air. Grafik
psychrometric sangat berguna untuk mengetahui sifat-sifat udara (yang diperlukan
dalam bidang tata udara) (Wang, 1994).

Gambar 2.9 Psychometric chart


Sumber: Ferry Irawan (2021)
13

2.9.1 Parameter pada psychometric chart


1. Dry-bulb temperature (temperatur bola kering)
Dry-bulb Temperature (DB) mengukur suhu udara normal dalam derajat
Fahrenheit dan ditunjukkan dengan garis vertikal dengan satuan (℃). Suhu bola
kering ditunjukkan di bagian bawah grafik psikrometri (Stanfield dan Skaves,
2013).

Gambar 2.10 Dry- bulb temperature


Sumber: Ferry Irawan (2021)

2. Wet-bulb temperature (temperatur bola basah)


Wet-bulb Temperature (WB) mengukur suhu bola basah dalam derajat
Fahrenheit dan ditunjukkan dengan garis diagonal dengan satuan (℃). Suhu bola
basah ditunjukkan di sepanjang bagian melengkung di sisi kiri grafik psikrometri
(Stanfield dan Skaves, 2013).

Gambar 2.11 Wet-bulb temperature


Sumber: Ferry Irawan (2021)
14

3. Dew-point temperature (suhu titik embun)


Dew-point temperature (DP) mengukur suhu di mana air akan mulai
mengembun dari udara. Ini diukur dalam satuan (℃) dan ditunjukkan dengan garis
horizontal. Temperatur titik embun ditunjukkan sepanjang bagian melengkung di
sisi kiri grafik psikrometri. Mereka adalah angka yang sama yang digunakan untuk
membaca suhu bola basah. Namun, garis titik embun adalah horisontal sedangkan
garis bola basah diagonal (Stanfield dan Skaves, 2013).

Gambar 2.12 Dew-point temperature


Sumber: Ferry Irawan (2021)

4. Specific Humidity (kelembaban spesifik)


Specific humidity (W) mengukur berat uap air di udara dalam butir dan
ditunjukkan dengan garis horizontal dengan satuan (kg/kg dry air). Pembacaan
kelembaban spesifik ditunjukkan di sisi kanan grafik (Stanfield dan Skaves, 2013).

Gambar 2.13 Specific Humidity


Sumber: Ferry Irawan (2021)
15

5. Relative Humidity (RH)


Kelembaban relatif (RH), mengekspresikan persentase uap air di udara
dibandingkan dengan jumlah uap air yang bisa ditampung udara dengan satuan (%).
Kelembaban relatif ditunjukkan oleh garis lengkung menyapu. Nilai-nilai ditulis
pada baris (Stanfield dan Skaves, 2013).

Gambar 2.14 Relative Humidity


Sumber: Ferry Irawan (2021)

6. Enthalpi (h)
Enthalpi (h) mengukur total kandungan panas udara dalam BTU per pon
udara. Garis entalpi adalah garis diagonal yang hampir sejajar dengan garis suhu
bola basah dengan satuan (kJ/kg). Nilai entalpi ditunjukkan di sebelah kiri di
sepanjang garis lurus sejajar dengan garis melengkung (Stanfield dan Skaves,
2013).

Gambar 2.15 Enthalpi


Sumber: Ferry Irawan (2021)
16

7. Specific volume (SpV)


Specific volume mengukur ruang dalam kaki kubik yang ditempati oleh
setiap pon udara. Garis volume spesifik adalah garis diagonal dengan kemiringan
yang tidak terlalu jauh dengan satuan (m3/kg). Nilai-nilai ditulis pada baris
(Stanfield dan Skaves, 2013).

Gambar 2.16 Specific volume


Sumber: Ferry Irawan (2021)

2.10 Performansi Pendinginan Evaporative Cooling


Performansi pendinginan sistem evaporative cooling dapat dihitung dengan
persamaan berikut:
a. Pertambahan kandungan uap air
Pertambahan kandungan uap air pada proses evaporative cooling
dapat dihitung dengan persamaan(2.1) :
∆w = wB - wA.......................................................................................... (2.1)
Dimana:
wB : kelembapan spesifik udara keluar dari cooling pad,
(kgair/kgudara).
wA : kelembapan spesifik udara masuk ke cooling pad, (kgair/kgudara).
Δw : pertambahan kandungan uap air per 1 kg udara kering, (kgair/kgudara).

b. Laju aliran volume udara (Qudara)


Laju aliran volume udara dapat dihitung dengan persamaan (2.2):
Qudara = V x A ......................................................................................... (2.2)
17

Dimana :
Qudara : debit aliran udara, (m3/s)
V : kecepatan rerata aliran udara, (m/s)
A : luas penampang, (m2)

c. Laju aliran massa udara (ṁudara)

Laju aliran massa udara dapat dihitung dengan Persamaan (2.3):


ṁudara = 𝑉 𝑥 𝐴 ..................................................................................(2.3)
vA

Dimana :
ṁudara : laju aliran massa udara, (kgudara/s)
vA : volume spesifik di titik A, (m3/kg)
V : kecepatan rerata aliran udara, (m/s)
A : luas penampang, (m2)

d. Energi kalor sensibel yang dilepas udara (Qout)


Energi kalor sensibel yang dilepas udara yang terjadi pada proses
evaporative cooling dapat dicari dengan Persamaan (2.4)
Qout = ṁudara x (hA-hC) ........................................................................... (2.4)
Dimana:
Qout : energi kalor sensibel yang dilepas udara, (kJ/s)
ṁudara : laju aliran massa udara, (kgudara/s)
hA : entalpi udara di titik A, (kJ/kgudara)
hC : entalpi udara di titik C, (kJ/kgudara)
18

e. Energi kalor sensibel yang dilepas udara (Qout)


Energi kalor sensibel yang dilepas udara yang terjadi pada
proses evaporative cooling dapat dicari dengan persamaan (2.5)
Qout = ṁudara x (hA-hC) ........................................................................... (2.5)
Dimana:
Qout : energi kalor sensibel yang dilepas udara, (kJ/s)
ṁudara : laju aliran massa udara, (kgudara/s)
hA : entalpi udara di titik A, (kJ/kgudara)
hC : entalpi udara di titik C, (kJ/kgudara)

f. Efektivitas pendinginan cooling pad (є)


Efektivitas pendinginan cooling pad dinyatakan dengan
perbandingan antara besarnya penurunan suhu udara kering yang dicapai
dengan besarnya maksimum penurunan suhu udara yang mungkin dicapai,
dinyatakan dengan Persamaan (2.6)

∆Taktual TdbA−TdbB
= ∆Tmaksimum = TdbA−Twb .............................................................. (2.6)
Є

Dimana (2.6) :
Є : Efektifitas pendinginan cooling pad
TdbB : Suhu udara kering di titik B, (oC)
TdbA : Suhu udara kering di titik A, (oC)
Twb : Suhu udara basah, (oC)

g. Energy efficiency ratio (EER) merupakan hasil bagi antara kapasitas


pendinginan sensibel dengan jumlah energi jumlah konsumsi energi
pendinginan dapat dihitung dengan persamaan berikut:

𝑄𝑠
𝐸𝐸𝑅 = .............................................................................................. (2.7)
𝑝
19

Dimana:
Q = laju aliran volume udara, m3/s.
ρ = massa jenis udara, kg/m3.
Cp = panas spesifik udara, kJ/kg.K
P = konsumsi energi pendinginan, kW.
𝑇𝑑𝐵,𝑖 = temperatur bola kering udara yang memasuki sistem.
𝑇𝑑𝐵,𝑜 = temperatur bola kering udara yang keluar sistem.

h. Untuk mengetahui berapa besar daya listrik yang dibutuhkan pada


sistem yaitu dengan menghitung tegangan dan arus yang masuk pada pompa
dan fan dapat dihitung dengan persamaan berikut:
P = V x I ................................................................................................. (2.8)
Dimana:
P = Daya yang dibutuhkan pada sistem (watt)
V = Tegangan sumber (volt)
I = Arus yang masuk (Ampere)
BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Jenis penelitian


Jenis penelitian yang di gunakan dalam Proyek Akhir ini adalah metode
eksperimen, dengan menguji pengaruh kecepatan aliran udara pada cooling pad
pertama menggunakan kecepatan airan udara kedua pengaruh aliran udara terhadap
performansi sistem evaporative cooling.
Performansi sistem evaporative cooling merupakan perbandingan antara
panas sensibel yang di buang (Qout) terhadap konsumsi daya yang diperlukan (P).
Q sensibel merupakan hasil perkalian laju alir massa udara dengan selisih enthalpy
udara masuk (h) dengan enthalpy udara keluar (h).
Data hasil pengujian akan di masukkan ke tabel hasil pengujian dan
selanjutnya akan di masukkan ke Pscychometric chart untuk mencari temperatur
bola basah, enthalpy, volime spesifik, rassio kelembapan. Data-data tersebut akan
di olah dan di analisa agar mendapatkan hasil, dari hasil tersebut kemudian dapat di
tarik sebuah kesimpulan.

3.1.1 Desain penempatan komponen utama

Gambar 3.1 Desain penempatan komponen utama

20
Keterangan penempatan komponen utama:
1. Pompa air
2. Tangki air
3. Data alat perekam
4. Katup
5. Bantalan
6. Pipa sirkulasi
7. Motor fan
8. Tap changer
9. Fan

3.1.2 Desain penempatan alat ukur

Gambar 3.2 Desain penempatan alat ukur


Keterangan penempatan alat ukur:
T1 = Temperatur bola kering (dry bulb) 1
T2 = Temperatur bola kering (dry bulb) 2
T3 = Temperatur bola kering (dry bulb) 3
RH1 = Relative humidity 1
RH2 = Relative humidity 2
RH3 = Relative humidity 3
Ta = Temperatur air
ku = Kecepatan aliran udara
21
V = Tegangan
I = Aru

3.2 Alur penelitian

Mulai

Hasil rancangan

Persiapan alat dan bahan

Pemasangan alat ukur Tidak

Pengujian alat
pengaruh kecepatan
aliran udara

datannn

Ya
Pengolahan data
Ya

Pembahasan

Kesimpulan

Selesai
Gambar 3.3 Diagram alur penelitian

22
3.3 Lokasi dan Waktu penelitian

a. Lokasi Pembuatan Proyek Akhir.


Tempat dan lokasi untuk pengerjaan proyek akhir ini dilakukan di
dalam kampus dan pengambilan data proyek akhir ini dilakukan di
Laboratorium Tata Udara, Jurusan Teknik Mesin Politeknik Negeri Bali.
b. Waktu Pembuatan Proyek Akhir.
Jadwal perancangan dalam tabel yakni meliputi kegiatan persiapan,
pelaksanaan, pengambilan data, pengolahan data, dan penyusunan laporan
proyek akhir. Mengingat terbatasnya waktu diharapkan agar terjalin
dukungan dan kerjasama yang baik dari beberapa pihak. Jadwal penyelesaian
Proyek Akhir terdapat pada Tabel 3.1.

Tabel 3.1 Jadwal pelaksanaan penelitian proyek akhir

3.4 Penentuan Sumber Data


Dalam Proposal Proyek Akhir ini, penulis akan memerlukan data yang
diambil adalah temperature udara, RH dan kecepatan aliran udara terhadap
performansi sistem evaporative cooling.

23
3.5 Sumber Daya Penelitian
Dalam pengujian ini dibutuhkan tenaga untuk menangani proses pengujianya,
yaitu dosen sebagai pembimbing saat dilakukannya pembuatan rancang bagun ini,
teknisi atau tim Lab Refrigerasi sebagai penuntun atau membantu dalam proses
pengujian ini dan saya sebagai mahasiswa yang membuatnya. Tempat pembuatan
rancang bangun ini adalah di Laboratorium Tata Udara, Jurusan Teknik Mesin
Politeknik Negeri Bali. Agar lebih mudah untuk melakukan bimbingan dan untuk
mempermudah meminjam alat yang akan digunakan pada saat proses pembuatan
rancang bangun ini.

3.6 Instrumen Penelitian


Pada penelitian ini alat ukur yang digunakan untuk memperoleh data
pengujian adalah sebagai berikut:
a. Thermocouple
Thermocouple adalah jenis sensor suhu yang digunakan untuk mendeteksi
atau mengukur suhu melalui dua jenis logam konduktor berbeda yang
digabung pada ujungnya sehingga menimbulkan efek “thermo – electric “.

Gambar 3.4 Display dan kabel thermocouple

24
b. AVO meter / Multimeter

AVO meter adalah singkatan dari Ampere, Volt, Ohm meter, jadi Avometer
adalah alat untuk mengukur arus, tegangan, tahanan pada suatu rangkaian.

Gambar 3.5 Multimeter

c. Anemometer
Anemometer adalah alat yang digunakan untuk mengukur tingkat
kecepatan aliran udara yang mengalir masuk melalui kipas.

Gambar 3.6 Anemometer

25
a. Stopwatch

Alat yang digunakan untuk mcngatur waktu yang dibutuhkan pada waktu
pengambilan data atau pegujian.

Gambar 3.7 stopwatch


Sumber: MR Rahmat (2015)

3.7 Prosedur penelitian

Proses pengambilan data pada Sistem Evaporative Cooling berbahan pad


zeolit dilakukan dengan mengikuti prosedur pengujian sebagai berikut:

3.7.1 Langkah Persiapan


a. Mempersiapkan alat ukur dan alat pengujian lainya yang akan digunakan untuk
pengambilan data seperti: Thermocouple, Avometer, Anemometer, Stopwatch,
dan lainnya yang diperlukan.
b. Memeriksa alat dan media sudah dalam kondisi yang baik dan siap digunakan
untuk pengambilan data.
3.7.2 Langkah Pengambilan Data
a. Menghidupkan sistem dan membiarkan sistem bekerja selama 20 menit.
b. Melakukan pengambilan data dengan penuh hati-hati dan teliti dengan titik
pengambilan data sebagai berikut :
Tdb1 : Temperatur Bola Kering 1
Tdb2 : Temperatur Bola Kering 2
Tdb3 : Temperatur Bola Kering 3
RH1 : Kelembaban udara 1
RH2 : Kelembaban udara 2
RH3 : Kelembaban udara 3
26
Ta : Temperatur Air
ku : Kecepatan aliran udara
V : Tegangan
I : Arus
c. Catat hasil pengambilan data dari awal sampai akhir sesuai dengan waktu yang
ditentukan.
d. Pengambilan data setiap 5 menit sekali selama 8 jam
e. Jika sudah selesai matikan sistem dalam posisi OFF.

Tabel 3.2 Data hasil pengujian menggunakan pengaruh aliran udara.

No Kecepatan Udara Temperatur RH Daya


TL TS RHL RHS Fan Pompa
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
Rata - rata

Keterangan :
TL : Temperatur Lingkungan
TS : Temperatur Suplai
RHL : RH Lingkungan
RHS : RH Suplai

27
DAFTAR PUSTAKA
Amer, O., R. Boukhanouf, and H. G. Ibrahim. 2015. “A Review of Evaporative
Cooling Technologies.” International Journal of Environmental Science and
Development 6 (2): 111–17. https://doi.org/10.7763/ijesd.2015.v6.571.

Carbonari, A., B. Naticchia, and M. D’Orazio. 2015. “Innovative Evaporative


Cooling Walls.” Eco-Efficient Materials for Mitigating Building Cooling
Needs: Design, Properties and Applications, 215–40.
https://doi.org/10.1016/B978-1-78242-380-5.00008-X.

Hidayati, Baiti, Ferry Irawan, and Yolanda Biola Herawati. 2021. “Analisis
Kelembaban Udara Pada AC Split Wall Usia Pakai 8 Tahun Dengan Kapasitas
18000 Btu/Hr.” Jurnal Austenit 13 (1): 8–12. https://j ur na l.po lsr i.ac. id/ i
nde x.p hp/ a uste nit /ar t ic le/ view /3263/1418.

Juniarta, P. (2014, September). ”Study Eksperimental Performansi Pendinginan


Evaporative Portable Dengan Pad Berbahan Sumbu Kompor Dengan
Ketebalan Berbeda". Jurnal Ilmiah TEKNIK DESAIN MEKANIKA , VOL1.

Reksa Anestyan, Dhanu, Hendra Wijaksana, I Nengah Suarnadwipa, and Bukit


Jimbaran Bali Abstrak. 2018. “Study Eksperimental Performansi Evaporative
Cooling Pad Dengan Penggunaan Aliran Paksa Udara Dingin Dengan Saluran
Udara Berbentuk Persegi Empat.” Jurnal Ilmiah TEKNIK DESAIN
MEKANIKA 7 (2): 182–88.

Stanfield, Carter, and David Skaves. 2013. Fundamentals of HVACR. United


States of America.

Suryana, Nyoman, Nengah Suarnadwipa, and Hendra Wijaksana. 2014. “Studi


Eksperimenta l Performans i Penndingin Evapora tive Portable Denga n. ”
Jurnal Ilmiah TEKNIK DESAIN MEKANIKA 1 (1).

Wang, Shan K. 1994. Handbook of Air Conditioning and Refrigeration. Choice


Reviews Online. Vol. 32. https://doi.org/10.5860/choice.32-0959.

LAMPIRAN

28
29

Anda mungkin juga menyukai