Disusun Oleh :
FAKULTAS TEKNIK
1
2018
LEMBAR PENGESAHAN
PROPOSAL PENELITIAN SKRIPSI
(PT Sumber Indah Perkasa Tbk.)
Disusun Oleh :
201510140311009
Mengetahui, Menyetujui,
2
A. Latar Belakang
Persaingan bisnis pada saat ini sangatlah ketat, dikarenakan banyaknya
pesaing dari perusahaan sejenis yang bermunculan. Maka dari itu banyak
perusahaan yang berusaha untuk memenuhi target produksi yang optimal untuk
selalu dapat mempertahankan produknya di pasar. Untuk menunjang kelancaran
produksi salah satu unsur yang perlu diperhatikan yaitu peralatan atau mesin
yang digunakan. Jika mesin produksi sering mengalami kerusakan tentunya akan
menyebabkan output produk yang tidak maksimal dan juga mempengaruhi
kualitas dari produk tersebut.
Pada saat melakukan proses produksi, tentunya kondisi mesin yang
digunakan harus selalu dalam kondisi yang prima. Hal ini dapat dicapai apabila
terdapat penjadwalan perawatan mesin secara berkala terhadap keseluruhan
mesin.
Berdasarkan permasalahan tersebut maka akan dilakukan penelitian
menggunakan metode reliability centered maintenace dan maintenance value
stream mapping. Hal ini dilakukan untuk mengetahui penjadwalan perawatan
mesin yang optimal dan juga untuk mengeleminasi kegiatan-kegiatan non value
adding pada proses perawatan mesin.
B. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah :
1. Menentukan penjadwalan perawatan mesin untuk meningkatkan keandalan
mesin
2. Membuat future state map pada aktivitas perawatan mesin
C. Manfaat Penelitian
Manfaat yang diperoleh dari penelitian ini yaitu:
1. Bagi perusahaan
Mendapatkan solusi yang optimal untuk meningkatkan keandalan
mesin, sehingga diharapkan dapat memberikan saran dan masukan yang
bermanfaat bagi perusahaan yang bersangkutan mengenai penjadwalan
perawatan mesin.
3
2. Bagi peneliti
Penelitian ini dapat menambah pengetahuan dan wawasan peneliti
mengenai penjadwalan perawatan mesin dan pemetaan aktivitas perawatan
mesin.
D. Landasan Teori
1. Maintenance (Perawatan)
1.1 Pengertian Perawatan
Perawatan adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan untuk
mempertahankan kondisi dari sebuah item atau peralatan, serta
mengembalikannya dalam kondisi tertentu (Dhillon, 2006). Menurut
Kurniawan (2013), Perawatan merupakan kegiatan pemeliharaan,
perbaikan, penggantian, pembersihan, penyetelan dan pemerikasaan di
dalam suatu sistem produksi. Menurut Moubray (1997), perawatan adalah
kegiatan yang dilakukan untuk menjaga kondisi suatu sistem agar dapat
berjalan sesuai dengan fungsinya. Terdapat beberapa istilah dalam
perawatan menurut Kurniawan (2013) :
1. Inspection (Inspeksi)
Inspeksi merupakan kegiatan pengecekan untuk mengetahui
kondisi fasilitas yang digunakan dalam proses produksi.
2. Repair (Perbaikan)
Perbaikan merupakan kegiatan yang dilakukan pada mesin
produksi agar dapat berfungsi kembali sesuai dengan fungsinya
3. Overhaul (Perbaikan Menyeluruh)
Perbaikan menyeluruh merupakan kegiatan yang dilakukan
secara keseluruhan pada fasilitas produksi yang ada, sehingga,
mengakibatkan berhentinya proses produksi.
4
4. Replacement (Penggantian)
Penggantian merukapakan kegiatan penggantian komponen mesin yang
rusak atau tidak dapat berfungsi lagi sesuai dengan fungsinya.
5
menunjukkan kemampuannya sesuai dengan fungsi yang diharapkan pada
selang waktu tertentu.
2. Menurut Ebeling (1997), keandalan merupakan probabilitas suatu
peralatan atau komponen dapat berfungsi dengan baik dalam suatu periode
waktu ketika digunakan berdasarka kondisi operasi yang ditetapkan.
3. Menurut pengertian umum, keandalan dapat dikatakan sebagai sebuah
patokan atau standar kemampuan dari suatu komponen untuk dapat
berfungsi pada kondisi operasi tertentu selama selang waktu tertentu.
Pada penelitian ini, distribusi yang digunakan dalam kehandalan
(reliability) adalah distribusi Weibull, Normal, Lognormal dan Eksponential.
a. Distribusi Weibull
Distibusi Weibull merupakan distribusi empiris yang paling banyak
digunakan dan hampir muncul pada semua karakteristik kegagalan dari
produk karena mencakup ketiga frase kerusakan yang mungkin terjadi
pada distribusi kerusakan. Pada umumnya, distribusi ini digunakan pada
komponen mekanik atau peralatan pemesinan.
Dua parameter yang digunakan dalam distribusi ini adalah θ yang
disebut dengan parameter skala (scale parameter) dan β yang disebut
dengan parameter bentuk (shape parameter). Fungsi reliability yang
terdapat dalam distribusi Weibull menurut Ebeling (1997, p59):
Reliability Function :
𝑡 𝛽
𝑅(𝑡) = 𝑒 −(𝜃)
6
Table 1 Nilai Parameter Bentuk (β) Distribusi Weibull
Nilai Laju Kerusakan
0<β<1 Laju kerusakan menurun (deceasing failure rate) → DFR
Laju kerusakan konstan (constant failure rate) → CFR
β=1
Distribusi Eksponensial
Laju kerusakan meningkat(increasing failure rate) → IFR
1<β<2
Kurva berbentuk konkaf
Laju keusakan linier (linier failure rate) → LFR
β=2
Distribusi Reyleigh
Laju kerusakan meningkat (increasing failure rate) → IFR
β>2
Kurva berbentuk konveks
Laju kerusakan meningkat(increasing failure rate) → IFR
3≤β≤4 Kurva berbentuk simetris
Distribusi Normal
b. Distribusi Lognormal
Distribusi lognormal menggunakan dua parameter yaitu s yang
merupakan parameter bentuk (shape parameter) dan tmed sebagai
parameter lokasi (location parameter) yang merupakan nilai tengah dari
suatu distribusi kerusakan. Distribusi ini dapat memiliki berbagai macam
bentuk, sehingga sering dijumpai bahwa data yang sesuai dengan
distribusi Weibull juga sesuai dengan distribusi Lognormal. Fungsi
reliability yang terdapat pada distribusi Lognormal (Ebeling, 1997, p73)
yaitu:
Reliability Function :
1 𝑡
𝑅(𝑡) = 1 − Φ[ 𝑙𝑛 − ]
𝑠 𝑡𝑚𝑒𝑑
c. Distribusi Normal
Distribusi normal cocok untuk digunakan dalam memodelkan
fenomena keausan. Parameter yang digunakan adalah µ (nilai tengah)
dan σ (standar deviasi). Karena hubungannya dengan distribusi
7
Lognormal, distribusi ini dapat juga digunakan untuk menganalisis
probabilitas Lognormal. Fungsi reliability yang terdapat dalam distribusi
Normal (Ebeling,1997, p69) yaitu:
Reliability Function :
𝑡−𝜇
𝑅(𝑡) = Φ[ ]
𝜎
d. Distribusi Eksponensial
Distribusi Eksponential digunakan untuk menghitung kehandalan
dari distribusi kerusakan yang memiliki laju kerusakan konstan.
Distribusi ini mempunyai laju kerusakan yang tetap terhadap waktu,
dengan kata lain probabilitas terjadinya kerusakan tidak tergantung pada
umur alat. Distribusi ini adalah distribusi yang paling mudah dianalisis.
Parameter yang digunakan dalam distribusi Eksponen adalah λ, yang
menunjukkan rata-rata kedatangan kerusakan yang terjadi. Fungsi
reliability yang terdapat dalam distribusi eksponential (Ebeling, 1997,
p41) yaitu:
Reliability Function :
𝑅(𝑡) = 𝑒 −𝜆𝑡
8
Menurut Moubray (1997), terdapat tujuh pertanyaan mendasar dalam
RCM tentang item atau peralatan yang diteliti, yaitu :
1. Apa fungsi dan hubungan standar performansi dari aset atau mesin
dalam menjalankan operasinya?
2. Dalam hal seperti apa aset atau mesin tersebut gagal untuk berjalan
sesuai fungsinya? (functional failure)
3. Apa yang menyebabkan masing-masing asset atau peralatan tersebut
mengalami kegagalan fungsional? (functional modes)
4. Apa yang terjadi ketika kegagalan tersebut terjadi? (failure effect)
5. Dalam hal apa setiap kegagalan menimbulkan masalah? (failure
consequences)
6. Apa yang dapat dilakukan untuk memprediksi atau mencegah
kegagalan? (pro active task)
7. Apa yang harus dilakukan apabila tidak ditemukan pro-active task
yang sesuai? (default action)
9
3.1.1 Pengumpulan Data
Pengumpulan data digunakan untuk menunjang proses analisis
dengan RCM, data yang dikumpulkan seperti data downtime dan
mesin-mesin yang digunakan. Terdapat dua metode pengumpulan
data yang digunakan :
1. Observasi
Observasi dilakukan dengan cara pengamatan secara
langsung untuk mendapatkan data terkait hal yang diteliti
2. Wawancara
Wawancara dilakukan secara langsung dengan pihak
perusahaan yang berkaitan dengan data yang akan dikumpulkan
10
perilaku khusus terhadap komponen tersebut dengan tindakan
perawatan yang tepat.
Menurut Pranoto (2012) hal utama dalam FMEA adalah Risk
Priority Number (RPN). RPN merupakan produk matematis dari
keseriusan effect (severity), kemungkinan terjadinya cause akan
menimbulkan kegagalan yang berhubungan dengan effect
(occurance), dan kemampuan untuk mendeteksi kegagalan
sebelum terjadi (detection). RPN dapat ditunjukkan dengan
persamaan berikut
RPN = Severity * Occurrence * Detection (1)
Hasil dari RPN menunjukkan tingkatan prioritas peralatan
yang dianggap beresiko tinggi, sebagai penunjuk kearah perbaikan.
Ada tiga komponen yang membentuk nilai RPN tersebut ketiga
komponen tersebut adalah:
1. Severity
Membuat tingkatan severity yakni mengidenfikasi
dampak potensial yang terburuk yang diakibatkan oleh suat
kegagalan. Severity adalah tingkat keparahan atau efek yang di
timbulkan oleh mode kegagalan terhadap keseluruhan mesin.
Nilai rating severity antar 1 sampai 10. Nilai 10 diberikan jika
kegagalan terjadi memiliki dampak yang sangat besar terhadap
system. Tingkatan efek ini dikelompokkan menjadi beberapa
tingkatan seperti pada table 2.1 berikut ini:
Tabel 2 Tingkatan Severity
Rating Criteria of Severity Effect
10 Tidak berfungsi sama sekali
9 Kehilangan fungsi utama dan menimbulkan peringatan
8 Kehilangan fungsi utama
7 Pengurangan fungsi utama
6 Kehilangan kenyamanan fungsi pengunaan
5 Mengurangi kenyamanan fungsi penggunaan
4 Perubahan fungsi dan banyak pekerja menyadari adanya masalah
3 Tidak terdapat efek dan pekerja menyadari adanya masalah
11
2 Tidak terdapat efek dan pekerja tidak menyadari adanya masalah
1 Tidak ada efek
(sumber: Pranoto, 2012)
2. Occurrence
Occurrence adalah tingkat keseringan terjadinya
kerusakan atau kegagalan. Occurrence berhubungan dengan
estimasi jumlah kegagalan kumulatif yang muncul akibat
suatu penyebab tertentu pada mesin. Nilai rating occurrence
antara 1 sampai 10. Nilai 10 diberikan jika kegagalan yang
terjadi memiliki nilai kumulatif yang tinggi atau sangat sering
terjadi. Tingkatan frekuensi terjadinya kegagalan (occurrence)
dapat dilihat pada tabel 2.2 berikut:
Tabel 3 Tingkatan Occurence
Rating Probabilitas of Occurrence
10 Lebih besar dari 50 per 7200 jam penggunaan
9 35-50 per 7200 jam penggunaan
8 31-35 per 7200 jam penggunaan
7 26-30 per 7200 jam penggunaan
6 21-25 per 7200 jam penggunaan
5 15-20 per 7200 jam penggunaan
4 11-14 per 7200 jam penggunaan
3 5-10 per 7200 jam penggunaan
2 Lebih kecil dari 5 per 7200 jam penggunaan
1 Tidak pernah sama sekali
(sumber: Pranoto,2012)
3. Detection
Detection adalah pengukuran terhadap kemampuan
mengendalikan atau mengontrol kegagalan yang dapat terjadi.
Nilai detection dapat dilihat pada tabel 2.3 berikut ini:
Tabel 4 Tingkatan Detection
Rating Detection Design Control
10 Tidak mampu terdeteksi
12
9 Kesempatan yang sangat rendah dan sangat sulit untuk terdeteksi
8 Kesempatan yang sangat rendah dan sulit untuk terdeteksi
7 Kesempatan yang sangat rendah untuk terdeteksi
6 Kesempatan yang rendah untuk terdeteksi
5 Kesmpatan yang sedang untuk terdeteksi
4 Kesempatan yang cukup tinggi untuk terdeteksi
3 Kesempatan yang tinggi untuk terdeteksi
2 Kesempatan yang sangat tinggi untuk terdeteksi
1 Pasti terdeteksi
(sumber: Pranoto,2012)
13
3.1.5 Pemilihan Aktivitas Perawatan Menggunakan RCM Decision
Worksheet
Pemilihan aktivitas bertujuan untuk mengetahui task yang efektif
terhadap setiap mode kegagalan yang ada. Efektif berarti kebijakan
pemilihan aktivitas perawatan yang dilakukan dapat mencegah,
mendeteksi kegagalan atau menemukan kegagalan tidak terlihat (hidden
failure). Pemilihan aktivitas perawatan adalah langkah terakhir dalam
metode RCM, sehingga menjadikan RCM sebagai metode yang dapat
memberi usulan terhadap kebijakan perusahaan. Adapun cara untuk
melakukan kebijakan pemilihan aktivitas perawatan yaitu sebagai
berikut:
a. Scheduled discard task merupakan tindakan yang memerlukan
remanufacture komponen atau merombak perakitan secara
terjadwal sebelum atau pada batas usia pemakaian tanpa
melihat kondisi komponen.
b. Scheduled restoration task adalah tindakan preventive
maintenance yang terjadwal berdasarkan kebijakan dengan
mengganti atau membuang komponen sebelum atau pada
batas usia pemakaian tanpa melihat kondisi komponen.
c. Scheduled on-condition task merupakan tindakan aktivitas
perawatan untuk mengetahui kegagalan potensial yang bisa
dicegah dan dideteksi kerusakan / kegagalan komponen
dengan cara inspeksi alat tersebut. Kegiatan perawatan yang
dilakukan menggunakan sistem monitoring, antara lain
pengukuran suara, analisis getar, dan sebagainya.
d. Failure finding merupakan tindakan aktivitas perawatan untuk
mengetahui kerusakan / kegagalan pada komponen yang
tersembunyi dengan cara pemeriksaan berkala. Failure finding
bisa disebut juga sebagai scheduled task yang digunakan untuk
mendeteksi kegagalan tersembunyi ketika condition based
maintenance atau time based maintenance tidak dapat
dilakukan.
e. Run to Failure atau disebut juga No Scheduled Maintenance
14
adalah tindakan aktivitas perawatan yakni menggunakan
peralatan sampai rusak, karena tidak ada tindakan ekonomis
untuk pencegahan kerusakan / kegagalan.
Tahap selanjutnya setelah diketahui hasil dari FMEA yaitu
menganalisis setiap failure mode dengan menggunakan
decision diagram. Menurut El Haram dalam Asisco (2012),
decision worksheet RCM berfungsi sebagai alat yang
digunakan untuk mencatat jawaban dari pertanyaan decision
diagram RCM dalam penentuan jenis kegiatan perawatan
terhadap tiap mode kegagalan. Menurut Ansori dan Mustajib
(2013), RCM Decision Diagram Worksheet merupakan
langkah penting yang digunakan pada pendekatan RCM untuk
memperoleh jawaban dalam decision diagram RCM. Decision
worksheet RCM (Sari et al., 2016) berisi tentang :
a. Information refference : F (functions / fungsi) , FF (failure
function / fungsi kegagalan), FM (failure mode / mode
kegagalan)
b. Consequences evaluation : H (hidden failure / kerusakan
yang tidak tersembunyi), S (safety / keselamatan), E
(environmental / lingkungan), O (operational) menunjukkan
akibat terjadinya mode kegagalan (kerusakan).
c. Proactie task : digunakan untuk mencatat jawaban dari
pertanyaan tentang tindakan pada setiap mode kegagalan
(kerusakan) yang terdiri dari H1/S1/O1/N1 untuk mencatat
scheduled on-condition task bisa mengurangi kemungkinan
failure mode. H2/S2/O2/N2 untuk mencatat scheduled
restoration task bisa mencegah failure dan H3/S3/O3/N3
untuk mencatat schedule discard task bisa mencegah
failure.
d. Default action yang meliputi H4/H5/S4 jika diperlukan
untuk menjawab salah satu pertanyaan dasar, kolom H4, H5
atau S4 digunakan untuk mencatat jawaban.
15
e. Proposed task : langkah penanganan yang dianjurkan yaitu
scheduled restoration task, scheduled discard task dan
scheduled on condition task.
f. Initial interval : interval perawatan komponen yang harus
dilakukan untuk mencegah terjadinya kegagalan
(kerusakan).
g. Can be done by : menerangkan siapa yang dapat
menyelesaikan kegagalan pada suatu komponen.
16
H3/S3/O3/N3 untuk mencatat schedule discard task bisa mencegah
failure.
Framework
Current State Map Fishbon Diagram Future State Map
(Kerangka)
17
state map. Dalam tahapan pertama ini, terdapat 7 kategori yang
digunakan untuk mewakili MTTO, MTTR dan MTTY. MVSM
berfungsi untuk menggambarkan aktivitas perawatan aktual
perusahaan sehingga didapatkan gambaran aktivitas yang memiliki
nilai tambah yaitu Mean Time To Repair (MTTR). Aktivitas yang
tidak memiliki nilai tambah Mean Time To Organize (MTTO) dan
Mean Time To Yield (MTTY). Kemudian dilakukan usulan aktivitas
perbaikan yang dapat menurunkan nilai downtime dan kemudian
dilakukan penggambaran yang akan dilakukan pada tahap
selanjutnya.
18
perbaikan. Dalam mencari penyebab-penyebab dari suatu masalah
yang ada digunakan metode wawancara dengan pihak perusahaan.
Hasil dari wawancara didapatkan berbentuk pemborosan yang
terjadi pada aktivitas perawatan yaitu delay. Manfaat penggunaan
diagram sebab-akibat ini yaitu :
1. Menganalisis proses
2. Memfokuskan perhatian pada hal-hal yang relevan.
3. Menghitung banyaknya penyebab kesalahan
yang mengakibatkan terjadinya suatu masalah.
4. Memudahkan menganalisis masalah yang utama.
5. Menggambarkan keseluruhan sistem.
19
dan keselamatan kerja dan lingkungan kerja yang
kondusif.
6. Motivation (motivasi), berkaitan dengan ketiadaan sikap
kerja yang benar dan profesional, yang disebabkan oleh
sistem balas jasa dan penghargaan yang tidak adil kepada
tenaga kerja.
7. Money (keuangan), berkaitan dnegan ketiadaan dukungan
financial (keuangan) guna memperlancar proyek
peningkatan kualitas.
20
E. Metodologi Penelitian
Mulai
Identifikasi Masalah
Tujuan Penelitian
Studi Literature
Pengumpulan data
Observasi Wawancara
Wawancara
Pengolahan data
Tahapan MVSM
Analisis dan
Pembahasan
Selesai
21
5.1 Metodologi Penelitian
- Tahap Perumusan Masalah
Perumusan masalah merupakan tahap awal dalam mengetahui dan
memahami suatu persoalan agar dapat diberikan solusi pada
permasalahan tersebut.
- Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian perlu ditetapkan agar penulisan skripsi dapat
dilakukan secara sistematis dan tidak menyimpang dari permasalahan
yang dibahas, Tujuan penelitian ditentukan berdasarkan perumusan
masalah yang telah dijabarkan.
- Studi Literatur
Studi literatur merupakan suatu metode yang digunakan dalam
mendapatkan data dengan jalan mempelajari literatur serta membaca
sumber data informasi lainnya yang berhubungan
dengan pembahasan. Teori-teori yang dipelajari pada penelitian ini
adalah mengenai konsep Vehicle roting problem, pherishable product,
dan Mix integer programming.
- Studi Lapangan
Metode ini digunakan dalam pengumpulan data yang dilakukan
secara langsung dengan melakukan survei pendahuluan untuk menggali
informasi sebanyak-banyaknya yang berkaitan dengan topik penelitian.
- Pengolahan Data
Adapun metode pengolahan data yang digunakan pada penelitian ini
adalah :
1. Reliabiliity Centered Maintenance (RCM) merupakan pendekatan
yang bersifat kualiatif dengan tahapan menggunakan FMEA dan
Decision Worksheet RCM guna menghasilkan aktivatas
pemeliharaan yang tepat, sehingga sistem tersebut dapat berjalan
sesuai fungsinya.
2. Maintenance Value Stream Map (MVSM) merupakan pemetaan
terhadap aktivitas yang selama ini dilakukan perusahaan dengan
mengetahui MTTO, MTTR, MTTY dan MMLT. Aktivitas usulan
22
diperoleh dari hasil pengolahan yakni berupa SOP dan nilai
peningkatan persentase efisiensi perawatan.
- Analisa
Pada tahap ini menganalisa hasil output dari pengolahan data.
- Kesimpulan & Saran
Pada tahap ini berisi kesimpulan dari keseluruhan proses penelitian
yang telah dilakukan yang dapat menjadi masukan dan usulan bagi
perusahaan.
2. Data Sekunder
Data sekunder yaitu data yang diperoleh dari catatan-catatan,
laporan, buku dan bagian/instansi yang terkait. Data sekunder
merupakan data yang telah dimiliki perusahaan, baik data umum
perusahaan seperti sejarah perusahaan, struktur organisasi dan
sebagainya.
23
F. Identitas Pengusul
Nama : Muhammad Faris Anggoro
NIM : 201510140311009
No. HP : 082289987364
Alamat Asal : Jl.Merpati No. 26, Semuli Jaya, Kec. Abung Semuli, Kab.
Lampung Utara, Lampung
Email : farisanggoroo@gmail.com
Jurusan : Teknik Industri
Fakultas : Fakultas Teknik
Universitas : Universitas Muhammadiyah Malang
G. Penutup
Demikian proposal penelitian yang saya ajukan mengenai “Perencanaan
Penjadwalan Perawatan mesin dengan metode RCM (Reliability Centered
Maintenance) dan MVSM (Maintenance Value Stream Mapping) ” Besar
harapan saya dapat diterima untuk melakukan penelitian diperusahaan
Bapak/Ibu. Sekian saya ucapkan terima kasih atas perhatian Bapak/Ibu.
24
MUHAMMAD FARIS ANGGORO
a/n Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknik
Universitas Muhammadiyah Malang
Jl. Raya Tlogomas No. 246 Malang 615144
Telp (0341) 464318-319 Pswt 166
Fax (0341) 460435,460782
25