Anda di halaman 1dari 36

Laporan perencanaan elemen mesin

Rancang Bangun Mesin Pengaduk Dodol


Guna untuk memenuhi tugas mata kuliah Perencanaan elemen mesin

Nama :Muji
Kelas : S1 Teknik Mesin B
Nim : 12050754236

Jurusan Teknik Mesin


Fakultas teknik

UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA


TAHUN AJAR 2014 2015

KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan
karunia-Nya, sehingga skripsi ini dapat diselesaikan. Adapun judul dalam penelitian ini
adalah PENGADUK UNTUK PEMBUATAN DODOL
Penulis mengucapkan terima kasih atas kepada Bapak Indra Herlambang Siregar
ST.MT sebagi dosen penilai laporan tugas perencanaan elemen mesin yang telah banyak
memberikan arahan dan bimbingan pada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan
tugas ini dengan baik, serta teman-teman S1 teknik mesin di Universitas Negeri
Surabaya terutama Jurusan Teknik Mesin Saya dan teman-teman saya yang telah
membantu penulis selama penelitian dan menyelesaikan tugas ini. Terima kasihadik adik saya segala doa dan perhatiannya.
Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu penyelesaian skripsi ini dan semoga skripsi ini bermanfaat.

Surabaya, 03 Desember 2014

Penulis

Bab.1 Pendahuluan
A. LATAR BELAKANG
Pecinta jajanan jenang ataupun dodol pasti tidak asing dengan makanan
madumongso. Jajanan tradisional ini merupakan hidangan wajib pada saat Hari Raya
Idul Fitri yang kita rayakan setahun sekali. Kini, seiring dengan kemajuan zaman,
memakan madumongso tidak hanya menunggu pada saat momentum Hari Raya Idul
Fitri saja. Tingginya permintaan, telah membuat sejumlah industri rumah tangga di
Kota Madiun, Jawa Timur, memproduksi jajanan berbahan baku utama dari ketan
hitam ini untuk dijadikan sebagai usaha. Seperti yang dilakukan oleh industri rumah
tangga pembuatan madumongso "Wahyu Tumurun" di Jalan Timbangan 19,
Kelurahan Banjarejo, Kecamatan Taman, Kota Madiun. Madumongso dibuat dari
ketan hitam. Ketan hitam itu sebelumnya diolah dahulu menjadi tape melalui proses
fermentasi. Setelah itu, tape ketan hitam yang telah jadi kemudian diolah lagi dengan
menambahkan gula Jawa dan santan di olah dengan mengaduduk campuran bahan
tadi sehingga menjadi seperti dodol atau jenang. Kemudian dikemas dalam plastik
berukuran 5-10 cm dan dihias dengan kertas warna-warni untuk menarik perhatian.
Rasanya yang asam bercampur manis dan gurih, membuat madumongso dicintai dan
diburu para pecinta kuliner jajanan khas terlebih penikmat dodol ataupun jenang. "
Problem muncul saat pemasakan dodol pada saat pengadukannyan hingga
dingin menggunakan tenaga manusia dan dilalukan hingga berjam jam sehingga
produksi dodol tidak terlalu banyak karena terpengaruh dari proses pengadukan
dodol agar menjadi dodol yang bagus dan mempunyai cita rasa khas.
Dari sini ide dan gagasan muncul untuk memodifikasi wajan yang di tambah
pengaduk otomatis sehingga dapat digunakakan untuk mengaduk adonan doodl yang
akan didingin kan dan menggunakan mekanisme semi otomatis .
Dengan terciptanyan alat ini diharapkan produksi dodol meninghkat dan
produsen pembuat dodol / madu mongso ini diharapkan dapat memenuhi target pasar
yang diharapkan .
Jumlah Usaha Kecil dan Menengah (UKM) di Jawa Timur saat ini mencapai
lebih dari 7 juta. UKM-UKM tersebut tersebar di berbagai wilayah di Jawa Timur,
dan kondisinya masih sangat membutuhkan adanya pembinaan yang intensif untuk
meningkatkan produktivitasnya (Sutiono, 2002). Karakter UKM pada umumnya
adalah memiliki manajemen informal yang dikelola oleh keluarga, menggunakan

teknologi sederhana, bersifat mengikut atau follower, tidak memiliki rencana


jangka panjang, dan permodalan yang terbatas.
Berkaitan dengan produktivitas usaha, I Nyoman Sutantra (2001),
mengatakan bahwa suatu usaha baru bisa dikatakan produktif jika usaha tersebut
dapat dilaksanakan secara efisien dan efektif, atau dapat menggunakan sumber
daya yang seminimal mungkin dengan hasil yang seakurat mungkin. Jadi kalau
ingin meningkatkan produktivitas suatu usaha dapat dilakukan dengan
meningkatkan efisiensi dan efektivitas usaha tersebut.
Menurut Haryono dkk. (1999), ada beberapa cara yang dapat ditempuh oleh
pengusaha untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas usahanya, antara lain: 1)
Dengan meningkatkan skill atau keterampilan karyawannya, dan 2) Dengan
memutakhirkan peralatan produksinya. Cara yang disebut terakhir ini jarang
ditempuh oleh pengusaha kecil. Hal ini disamping disebabkan karena keterbatasan
modal, juga karena keterbatasan pengetahuannya yang pada umumnya belum bisa
mengakses informasi-informasi terkini khususnya yang berhubungan dengan
perkembangan peralatan produksi yang semakin canggih. Lain halnya dengan cara
yang biasa ditempuh oleh pengusaha-pengusaha yang sudah besar (profesional),
mereka rata-rata lebih suka memilih cara untuk memutakhirkan peralatan
produksinya guna meningkatkan efisiensi dan efektifitas usahanya (John E.Biegel,
1998).
Terlepas dari golongan pengusaha besar atau pengusaha kecil, maka sebelum
menentukan langkah/cara yang akan ditempuh untuk meningkatkan efisiensi,
pengusaha harus benar-benar mempertimbangkan dahulu cara yang akan ditempuh
itu agar tidak justru malah merugi. UKM dalam Program Ini ini adalah pengusaha
kecil yang memiliki problem seperti di atas, yakni ingin meningkatkan efisiensi dan
efektivitas guna meningkatkan produktivitas usahanya. Pimpinan UKM juga
menyadari bahwa hal ini dapat dilakukan dengan memutakhirkan peralatannya.
Tetapi karena secara finansial belum mampu, serta pengetahuannya dalam bidang
perkembangan peralatan produksi juga lemah, dan tidak punya inovasi untuk
mengembangkan peralatannya, maka perlu dicari solusi yang tepat untuk
memecahkannya.

Fuad (2001), menyatakan bahwa pada umumnya masalah produksi yang


dihadapi oleh usaha kecil dan menengah (UKM) Indonesia tidak cocok bila
dipecahkan melalui penerapan/penggunaan mesin-mesin yang berteknologi
mutakhir/canggih, tetapi justru banyak yang lebih cocok dipecahkan melalui
penerapan teknologi tepat guna (TTG). Sebab biaya investasi untuk penerapan TTG
relatif murah, dan penguasaan teknologi tidak memerlukan ilmu pengetahuan yang
terlalu tinggi.
B. Perumusan Masalah
Dengan latar belakang yang telah disebutkan di atas, rumusan masalahnya antara lain :
1. Bagaimana merancang dan membuat desain merancang alat mesin mengaduk dodol .
2. Komponen apa saja yang ada di dalam mesin pengaduk dodol .
3. Bagaimana menentukan efektifitas kerja dan kualitas mesin pengaduk dodol
sehingga menghasilkan dodol yang lesat dan hegenis

C. TUJUAN
Tujuan dalam hal ini meningkatkan
1. Meningkatkan kualitas produksi dan kehegenisan produk olahan sehingga
mempercepat proses produksi
2. Meningkatkan produktifitas makan karena pembuatan lebih cepat dan tidak
membutuhkan tenaga yang extra buat mengaduk.
D. Batasan Masalah
Mengingat akan luasnya permasalahan, maka perlu adanya pembatasan masalah guna
memudahkan dalam pemahaman dan pembahasan yang lebih terarah. Adapun
pembatasan masalah tersebut meliputi :
a. Analisa perencanaan mesin mengaduk dodol untuk pengusaha menenggah keatas
b. Perencanaan daya mesin dan waktu pembuatan dodol
c. Membuat waktu produksi lebih efisien
E. LUARAN YANG DIHARAPKAN
Luaran yang diharapkan pada kegiatan ini terwujudnya makan yang hegenis
dan penyajiaannya lebih cepat dan dalam siap dalam produksi massal sehingga
memenuhi pasar .

Bab 2. Tinjauan Pustaka


Dodol
Dodol merupakan salah satu jenis produk olahan hasil pertanian yang
bersifat semi basah, berwarna putih sampai coklat, dibuat dari campuran tepung
ketan, gula, dan santan dengan atau tanpa bahan pengawet. Pengolahan dodol
sudah cukup lama dikenal masyarakat, prosesnya sederhana, murah dan banyak
menyerap tenaga kerja.
Dodol merupakan sebuah makanan berbahan padat dengan penambahan gula
pekat. Penambahan gula, Pengentalan dilakukan pada kadar gula lebih dari 65%
untuk kwalitas yang kita kehendaki.
Dodol merupkan suatu jenis makanan olahan pertaniaan yang berwarna
putih semi coklat, dibuat dari campuran tepung ketan , gula dan santan dengan atau
tanpa bahan pengawet. Pengolahan dodol sudah cukup lama di kenal masyarakat,
prosesnya sederhana murah dan banyak menyerap tenaga kerja . Proses pembuatan
dodol di indonesia beraneka ragam , setiap daerah mempunyai ciri khas tersendiri
dan berbeda dengan daerah lainnya.
Dodol buah terbuat dari buah matang yang di hancurkan, kemudian di masak
dengan penambahan gula dan bahan makanan lain atau tanpa penambahan bahan
makanan lainnya. Sesuai dengan definisi tersebut maka dalam pembuatan dodol
buah buahhan di perbolehkan penambahan bahan lainnaya, seperti tepung ketan,
tepung tapioka, tepung hun kue , bahan pewarna maupun bahan pengawet. bahan
bahan yang ditambahkan harus sesuai dan tidak boleh lebih dari aturan yang
berlaku.
Dalam pengolahan dodol selain bahan utama dapat ditambahkan berbagai
bahan-bahan lain untuk memperoleh rasa dan aroma yang diinginkan. Jenis buahbuahan yang dapat digunakan dalam pembuatan dodol antara lain nangka, durian,
sirsak, wuluh, nenas, dan sebagainya. Buah-buahan yang mempunyai aroma
(flavour) dan rasa yang kuat serta murah, baik dibuat produk olahan dodol. Buahbuahan yang masih mempunyai nilai ekonomi rendah sebaiknya di buat bentuk
olahan dodol, sehingga nilai ekonomi produk dapat meningkat. Misalnya buah
yang masam , yang kuat aromanya , ataupun buah yang mudah sekali cepat matang
dan mudah rusak , seperti buah nangka amat baik di buat dodol .

Prospek pemesarannya cukup cerah karena produk olahan dodol ini


banyak diminati masyarakat dari berbagai kalangan, terbukti dengan terdapatnya
dodol dari daerah lain dan tetap berkembangnya produki produk dari dodol di
setiap daerah.

Didalam pengolahan dodol keamanan pangan harus selalu diperhatikan.


Syarat dan mutu dodol dapat dilihat pada Tabel 1 dibawah ini Tabel 1. Syarat
mutu berbagai jenis dodol

Komposisi Dodol
Dodol sebagai makanan khas biasanya terbuat dari tepung beras ketan
dicampur gula merah aren dan santan kelapa. Ketiga bahan baku tersebut
kemudian diproses diatas tungku perapian sampai mencapai tingkat kematangan
tertentu. Ketiga komposisi yaitu :
a. Tepung Beras Ketan
Beras ketan (Oryza sativa qlutinous) mengandung karbohidrat yang
cukup tinggi, yaitu sekitar 80%. Selain karbohidrat, kandungan dalam beras
ketan adalah lemak sekitar 4%, protein 6%, dan air 10%. Karbohidrat di dalam
tepung beras terdapat dua senyawa,yaitu amilosa dan amilopektin dengan kadar
masing-masing sebesar 1% dan 99%. Di dalam proses pembuatan dodol selain
tepung beras ketan dalam adonan tepung beras ketan ditambahkan tepung terigu
dengan maksud agar sifat gel dari dodol dapat bertahan cukup lama.
b. Gula Merah Aren
Gula merah aren dibuat dari nira yang dihasilkan dari pohon aren. Nira
itu dihasilkan dari penyadapan tongkol (tandan) bunga jantan. Jika yang disadap
tongkol bunga betina maka diperoleh nira yang tidak memuaskan baik jumlah
maupun kualitasnya. Dalam beberapa hal, gula merah dari nira aren memang
lebih unggul dari pada gula merah dari nira kelapa. Dari segi aroma dan rasa,
gula aren jauh lebih tajam dan manis. Oleh karena itu, industri pangan yang
menggunakan gula merah seperti perusahaan jenang dodol di Garut misalnya,
lebih suka menggunakan gula aren. Pada umumnya harga gula aren dipasaran
lebih mahal daripada gula kelapa. Harga gula aren pada umumnya sama atau
hampir sama dengan gula pasir. Berdasarkan pengalaman dilapangan, 10 liter
nira segar dapat menghasilkan gula merah sekitar 1.5 kg
c. Santan Kelapa
Santan adalah cairan yang diperoleh dengan melakukan pemerasan terhadap
daging buah kelapa parutan. Santan merupakan bahan makanan yang
dipergunakan untuk mengolah berbagai masakan yang mengandung daging, ikan,
ayam, dan untuk pembuatan berbagai kue, es krim, gula-gula, dodol dan lainnya
Santan kelapa dalam pembuatan dodol berfungsi untuk memperoleh kekenyalan
tertentu, rasa maupun aroma. Komposisi santan kelapa pada umumnya terdiri
dari air sekitar 52%, protein 4%, lemak 27%, dan karbohidrat/gula 15%. Tinggi

rendahnya komposisi tersebut sangat dipengaruhi oleh varietas kelapa, cara


pemasarannya dan volume air yang ditambahkan
Pembuatan Dodol
Dalam tahap pembuatannya, bahan-bahan tersebut dicampur bersama dalam
kuali yang besar dan dimasak dengan api sedang. Dodol yang dimasak tidak
boleh dibiarkan tanpa pengawasan, karena jika dibiarkan begitu saja, maka dodol
tersebut akan hangus pada bagian bawahnya dan akan membentuk kerak. Oleh
sebab itu, dalam proses pembuatannya campuran dodol harus diaduk terus
menerus untuk mendapatkan hasil yang baik. Waktu pemasakan dodol kurang
lebih membutuhkan waktu kurang Lebih 3 atau 4 jam dan jika kurang dari itu,
dodol yang dimasak akan kurang enak untuk dimakan. Setelah 2 jam ,pada
umumnya campuran dodol tersebut akan berubah warnanya menjadi cokelat
pekat. Pada saat itu juga campuran dodol tersebut akan mendidih dan
mengeluarkan gelembung-gelembung udara. Untuk selanjutnya, dodol harus
diaduk agar gelembung-gelembung udara yang terbentuk tidak meluap keluar
dari kuali sampai saat dodol tersebut matang dan siap untuk diangkat. Yang
terakhir, dodol tersebut harus didinginkan dalam periuk yang besar, dodol harus
berwarna coklat tua, berkilat dan pekat. Setelah itu, dodol tersebut bisa dipotong
dan dimakan. Biasanya dodol dihidangkan kepada para tamu di hari-hari tertentu
seperti hari-hari perayaan besar
Elemen Mesin
Motor Listrik
Mesinmesin yang dinamakan motor listrik dirncang untuk mengubah
energi listrik menjadi energi mekanis, untuk menggerakkan berbagai peralatan,
mesinmesin dalam industri, pengangkutan dan lain-lain. Pada dasarnya motor
listrik digunakan untuk menggerakkan elemen mesin, seperti pulley, poros, dan
sudu lempar (Pratomo, 1983). Menurut Sumanto (1993), sebagai alat penggerak,
motor listrik lebih unggul dibandingkan alat-alat penggerak jenis lain karena
motor listrik dapat dikonstruksikan sesuai dengan kebutuhan dan karakteristik
penggerakan, antara lain : 1. Bisa dibuat dalam berbagai ukuran tenaga. 2.
Mempunyai batas-batas kecepatan (speed range) yang luas. 3. Pelayangan
operasi mudah dan pemeliharaanya sederhana. 4. Bisa dikendalikan secara
manual atau otomatis. Menurut Sumanto (1993), ditinjau dari jumlah fase
tegangan yang digunakan, dapat dikenal 2 jenis motor, yaitu : 1. Motor satu fase

Disebut motor satu fase karena untuk menghasilkan tenaga mekanik, pada motor
tersebut dimasukkan tegangan satu fase. Didalam praktek yang sering digunakan
adalah motor satu fase dengan lilitan dua fase. Dikatakan demikian karena
didalam motor satu fase lilitan statornya terdiri dari dua jenis lilitan, yaitu lilitan
pokok dan lilitan Bantu. Kedua jenis lilitan tersebut dimuat sedemikian rupa
sehingga walaupun arus yang mengalir adalah arus/tegangan 1 fase tetapi akan
mengakibatkan arus yang mengalir pada lilitan mempunyai perbedaan fase. 2.
Motor 3 fase Disebut motor 3 fase karena untuk menghasilkan tenaga mekanik
tegangan yang dimasukkan pada rotor tersebut adalah tegangan 3 fase.
Reducer
Reducer digunakan untuk menurunkan putaran. Dalam hal ini perbandingan
reducer putarannya dapat cukup tinggi
I=

n1
n2
dimana :
i : Perbandingan reduksi
n1 : Input putaran (rpm)
n2 : Output putaran (rpm)

Poros
Poros pada umumnya berfungsi untuk memindahkan daya dan putaran.
Bentuk dari poros adlah silinder baik pejal maupun berongga. Namun ukuran
diemeternya tidak selalu sama. Biasanya dalam permesinan, poros dibuat
bertangga/step agar bantalan, roda gigi maupun pulley mempunyai dudukan dan
penahan agar dapat diperoleh ketelitian mekanisme. (Stolk dan Kross, 1993)
Menurut pembebanannya, poros dibedakan atas tiga jenis, yaitu :

a. Poros Transmisi
Poros ini berfungsi untuk mentransmisikan daya dan putaran. Hal ini
menyebabkan poros mendapatkan momen bending/beban lentur dan momen
torsion/beban puntir. Data yang ditranmisikan kepada poros melalui kopling, roda
gigi, pulley maupun dengan sprocket.
b. Spindel
Spindle berfungsi sebagai poros transmisi. Namun, beban yang diterima poros ini
hanya beban puntir. Contoh dari poros ini adalah spindle pada mesin perkakas,
dimana ukurannya relative pendek. Syarat yang harus dipenuhi poros ini adalah
deformasinya harus kecil, bentuk serta ukurannya harus teliti. c. Gandar Poros ini
berfungsi menyangga suatu mekanisme. Beban yang diterima poros ini adalah
beban lentur, tidak terjadi putaran pada poros (Sularso dan Suga, 2004).
Poros digunakan pada setiap mesin dan peralatan mesin, poros dibebani
dengan beban yang berubah yaitu komninasi dari lenturan dan puntiran disertai
dengan berbagai tingkatan konsentrasi tegangan. Pemindahan tenaga dan
pergerakan mesin dapat dibagi dua :
1. Pergerakan Langsung
Dalam hal ini poros motor bergerak (motor listrik, mesin uap dan motor
bakar) Dihubungkan langsung dengan poros perkakas atau mesin yang
hendak digerakkan dengan kopling-kopling. 2. Pergerakan Tidak Langsung
2. Pergerakan Tidak Langsung
Dalam hal ini poros motor penggerak tidak langsung berhubungan dengan
perkakas atau mesin yang digerakkan, melainkan dengan menggunakan
pulley dalam mentransmisikan tenaga.

Pulley
Pulley sabuk dibuat dari dari besi cor atau dari baja. Pulley kayu tidak
banyak lagi dijumpai. Untuk konstruksi ringan diterapkan pulley dari paduan
alumunium. Pulley sabuk baja terutama cocok untuk kecepatan sabuk yang tinggi
(diatas 35 m/det). Untuk menghitung kecepatan atau ukuran roda transmisi, putara
transmisi penggerak dikalikan diameternya adalah sama dengan putaran roda
transmisi yang digerakkan dikalikan dengan diameternya.
SD (penggerak) = SD (yang digerakkan) (2)
Dimana S adalah kecepatan putar pulley (rpm) dan D adalah diameter pulley (mm)
Menurut Daryanto (1986), ada beberapa jenis tipe pulley yang digunakan
sebagai sabuk penggerak, yaitu:
1. Pulley datar
Pulley ini kebanyakan dibuat dari besi tuang dan juga dari baja dalam bentuk yang
bervariasi.
2. Pulley mahkota
Pulley ini lebih efektif dari pulley datar karena sabuknya sedikit menyudut
sehingga untuk slip relative sukar, dan derajat ketirusannya bermacam-macam
menurut kegunaanya.
3. Pulley tipe lain
Pulley ini harus mempunyai kisar celah yang sama dengan kisar urat pada sabuk
penggeraknya.
Pemasangan pulley dapat dilakukan dengan cara:
1. Horizontal Pemasangan pulley dapat dilakukan dengan cara mendatar
dimana pasangan pulley terletak pada sumbu mendatar.
2. Vertikal Pemasangan pulley dilakukan secara tegak dimana letak
pasangan pulley adalah pada sumbu vertikal. Pada pemasangan ini akan terjadi
getaran pada bagian sabuk yang kendur sehingga akan menimbulkan getaran pada
mekanisme serta penurunan umur sabuk.

Sabuk V
Penggerak berbentuk sabuk bekerja atas dasar gesekan tenaga yang
disalurkan dari mesin penggerak dengan cara persinggingan sabuk yang
menghubungkan antar pulley penggerak dengan pulley yang akan digerakkan.
Sebaliknya sabuk mempunyai sifat lekat tetapi tidak lengket pada pulley dan salah
satu pulley itu harus dapat diatur Syarat yang harus dipenuhi untuk bahan sabuk
adalah kekuatan dan kelembutan yang berguna untuk bertahan terhadap
kelengkungan yang berulang kali disekeliling pulley. Selanjutnya yang penting
ialah koefisien gesek antara sabuk dan pulley, massa setiap satuan panjang dan
ketahanan terhadap pengaruh luar seperti uap lembab, kalor, debu, dan sebagainya
Bantalan
Bantalan adalah tempat poros bertumpu. Bantalan ini dapat dipasang
didalam mesin, dimana poros bertumpu pada bagian yang terpisah. Bantalan
dipasang pada bagian mesin yang dinamakan blok bantalan. Dalam bantalan
biasanya terjadi gaya reaksi. Apabila gaya reaksi ini jauh lebih banyak mengarah
tegak pada garis sumbu poros, bantalan dinamakan bantalan radial, kalau gaya
reaksi itu jauh lebih banyak mengarah sepanjang garis sumbu, namanya adalah
bantalan aksial (Daryanto, 1993). Bantalan adalah elemen mesin yang mempunyai
poros berbeban sehingga gerakan bolak-balik dapat berlangsung dengan halus,
aman dan tahan lama. Bantalan harus kokoh untuk memungkinkan poros dan
elemen mesin lainnya bekerja dengan baik. Jika bantalan tidak berfungsi dengan
baik maka prestasi seluruh sistem akan menurun atau tidak dapat bekerja
semestinya. Jadi, bantalan dalam permesinan dapat disamakan peranannya dengan
pondasi pada gedung (Stolk dan Kross,1986) Bantalan dalam peralatan usaha tani
diperlukan untuk menahan berbagai suku pemindah daya tetap ditempatnya.
Bantalan yang tepat untuk digunakan ditentukan oleh besarnya keausan, kecepatan
putar poros, beban yang harus didukung, dan besarnya daya dorong akhir.

Menurut Daryanto (1993) pada prinsipnya berbagai macam bantalan dapat


digolongkan menjadi:
1. Bantalan luncur
2. Bantalan gelinding (bantalan pelana dan rol)
3. Bantalan dengan beban radial
4. Bantalan dengan beban aksial
5. Bantalan dengan beban campuran (radial-aksial)
Mesin pengaduk dodol
Mesin ini berfungsi untuk mengaduk dodol disertai dengan pemanasan
untuk proses pemasakannya. Mesin ini mempunyai tipe XT 4-h, dengan dimensi
(PxLxT) 900x500x1250 mm, terbuat dari bahan rangka plat baja. Penggerak
Elektro Motor yang digunakan mempunyai tenaga 1/2 Hp, dengan konsumsi listrik
220 V, dengan jenis motor satu fase. Menggunakan pemanas berupa LPG atau
kompor minyak dengan kemampuan mengolah 5 kg/batch. (Gama Mesin Mandiri,
2007) Permasalah dari teknologi pengolahan dodol adalah sistem distribusi panas
selama pengadukan. Melalui pengembangan alat pengaduk dodol sistim double
jacket sistem memanfaatkan fluida berupa oli dan pengaduk kombinasi atau
combination paddle, telah banyak memberikan dampak positif terhadap kegiatan
produksi dodol buah. Tinjauan aspek ekonomis adalah biaya operasional cukup
rendah, sedangkan tinjauan produk adalah kualitas dodol yang seragam dan
kompak. Spesifikasi mesin pengaduk dodol/selai (Double Jacket) adalah. Bahan
frame pipa besi kotak 2x4 cm. Tabung / silinder terbuat dari stainless steel 304
dengan dimensi (pxlxt) cm : 70 x 60 x 85 cm (menyesuaikan). Daya listrik.
maksimal : 500 W / 220 AV. Kapasitas pengolahan 20 kg / proses. Bahan bakar
panas yang digunakan adalah burner LPG Transmisi rpm : Gear box, pulley, V belt,
20-40 rpm

Bab 3. Perumusan Rumus Perancangan


1.Perhitungan kapasitas penggaduk dodol di rencanakan Cp =150 kg/ jam

Volume 1 pengaduk dodol dengan asumsi berat W= 100 gram bisa di hitung sbagai
berikut :
V 1 adukaan = V pengaduk dodol V poros pengaduk
= ( . t pengaduk dodol . t ) . ( . t poros pengaduk . t )
= ( 3,14 . ( 90 mm ) . 150 mm ) ( 3,14 . ( 60 mm ). 150 mm )
= 3.815,1 . 10 mm- 1.695,6 . 10 mm
= 2.119,5 .10 mm

Dari kapasitas mesin yang di rencanakan sebelomnya , yaitu dengan 150 kg/jam , dapat
dihitung :
V 1 jam =

Cp
x V gulungan
W pengaduk
150 kg / jam
x 21.195 .10 mm
100 gram

= 31.792,5 . 10/jam

Jumlah adukan dalam 1 jam dapat di hitung :


V 1 jam

putarandodol / jam= V 1 putaran


=

31,792,5 x 1000 mm / jam


2.119,5 x 1000 mm / jam

= 15 putaran dodol

Kecepatan putar yang di butuhkan :


150 kg/jam = 2,5 kg/menit
Berat 1 putaran = 1000 gram = 1 kg
Rpm

Cp
W putaran

2,5 kg/menit
1 kg

= 2500 rpm

2.Perhitungan Daya Motor


Putaran yang diharapkan pada pengaduk adalah 2500 rpm, maka gaya yang terjadi
adalah :
F = M . . R
Dimana :

M = massa poros
= kecepatan sudut ( rad/s )
R = jari- jari poros

Dengan rumus diatas, maka gaya yang diperlukan dapat di hitung :


F = p . V . . R
F = 7850 kg/m . . ( 0,0125 m ) . 0,6 m . (
F = 19,8 N

250 . 2
60

) rad/s . 0,0125 m

Dari gaya yang terjadi pada poros, maka momen torsi yang terjadi pada poros dapat di
hitung dengan persamaan ;

Mt = F . R
Mt = 19,8 N . 0,0125 m
Mt = 0,2475 Nm

Perhitungan daya motor yang di butuhkan lengan pegaduk berdasarkan momem


torsi yang terjadi adalah :

Ps =

Dimana :

Mt . n
9550

Ps = daya yang di butuhkan ( kW )


Mt = momen torsi yang terjadi ( Nm )
n = putaran yang di transmisikan

Ps =

0,2475.250
9550

Ps = 0,0064 kW

Efisiensi mekanik ( mek ) :


mek

= ( v-belt x bearing

= 0,98 x 0,995
= 0,9751 mek = 0,98

Daya motor yang diperlukan :


Pmotor =

Ps
0,0064 Kw
=
=0,006 kW 0,0078 HP( supaya aman )
mekanik
0,98

Diambil diatasnya , yaitu 0,25 HP )

Menurut daftar yang tersedia, maka di ambil daya motor sebesar 0,25 HP :
dengan putaran motor 1.320 rpm. Sesuai

Jadi, dari perhitungan di atas, digunakan motor dengan spesifikasi :


Daya

= 0,25 HP = 0,238 kW

3 .Sistem Tranmisi
a. Perencanaan Diameter pully
Dalam perencanaan diameter pulley, ada acuan spesifikasi data perencanaan
sebagai berikut :

Bahan belt

: Solid woven cotton

Putaran pulley 1 ( penggerak )

: n1 = 792 rpm

Putaran pulley 2 ( poros pengaduk ) : n1 = 250 rpm


Diameter pully 1

: D1 = 60 mm = 2,3 in

Perhitungan Diameter pulley


n1
D2
=( 1+ ) x
n2
D1

Dimana :

D2

= koefisien rangkak ( creep ) belt : 0,01-0,02 dipilih 0,02

n1
=( 1+ ) x D 1
n2
792
( 1+0,02 ) x 60 mm
250

= 193,88 mm 7,6 in

Jadi dari perhitungan di atas dapat di ketahui :


Diameter pulley 1 : D1 = 60 mm 2,3 in
Diameter pulley 2 : D2 = 194 mm 7,6 in

Overload factor : (

= 150% = 1,5

Material pulley Steel Carbon dengan massa jenis () = 7,83.10kg/m


t pulley = 25mm
Mencari kecepatan keliling pulley :
Vp

x D1n1
60 x 1.000

Vp

3,14 x 60 x 792
60 x 1.000

Vp

= 2,48688 m/s

Menghitung gaya keliling rata-rata pulley :


F rate =

102 x P
Vp

F rate =

102 x 0,18 kW
2,48688 m/s

F rate = 7,38
7,38 kg x

0,735 kW
=
5,4243 N
1 Hp

Karena adanya overload atau tarikan awal yang besar , maka diperkirakan bahwa ada
kemungkinan gaya akan bervariasi dan mencapai harga maksimum. Tarikan awal
biasanya di buat sebesar mungkin dengan tambahan 50% maka :
Fmax = 150% x F rate = 1,5 x 5,4243 N = 8,136 N
Atau 1,5 x 7,38 kg = 11,07 kg
Menghitung berat pulley yang di gerakkan :
V

2
= . r .t

= 3,14 x 0,097 x 0,020


= 0,00059
= 0,59 . 10 m
Maka gaya berat pulley yaitu :
Wp

=.V.g
= 7830 kg/m . 0,59 x 10m . 9,81 m/s
= 69,131 N 70,52 kg

b.Penentuan jenis V-belt


Elemen mesin biasanya digunakan untuk memindahkan gaya serta putaran
adalah V-belt. Beberapa pertimbangan daya dan putaran yang digunakan relatif kecil
sehingga V-belt cukup mampu untuk memindahkan gaya. Dari segi ketersediaan di
pasaran , V-beltcukup bayak tersedia dan murah , serta menguntungkan dan untuk
segikenyamanan penggunaan, v-belt tidak menghasilkan bunyi yang bising. Sistem
transmisi yang dipilih menggunakan v-belt dengan angka keamanan N=1 ( getaran
rendah, beban statistik, non-kontinyu )

Perhitungan pengujian spesifikasi v-belt adalah sebagai berikut


n1 = 792 rpm
n2 = 250 rpm
D1= 2,3 in
D2= 7,6 in

Penampang v-belt dipilih berdasarkan tegangan yang timbul dan tegangan akibat beban
mula ( K ) yaitu :

K= 2 x

Keterangan : = faktor tarikan, untuk v-belt = 0,7


= tegangan mula-mula untuk v-belt = 12 kg/cm
Maka K = 2(0,7) x 12 kg/cm = 16,8 kg/cm

Dari tegangan yang timbul karena beban tersebut, maka dapat dicariluasan penampang
V-belt :
Fmax
11,07 kg
=
=0,658 cm
K
16,8 kg /cm

z xA=

Menghirung kecepatan v-belt :


Vb

. D1 . n1
12

Vb

3,14 .60 mm . 792 rpm


12

Vb

= 12,434 ft/s

Menghitung jarak sumbu poros motor penggerak dengan poros yang di gerakkan :
D2<C ( D2 + D1)
7,6<C ( 7,6 + 2,3 )
7,6< C 9,9 in

Jadi jarak sumbu poros 9,9 in = 25 mm

Menghitung panjang sabuk

= 2C + 1,57 (D2 + D1) +

(D 2+ D1)
4. C

= 2. 9,9 + 1,57 ( 7,6 + 2,3 ) +

( 7,62,3 ) 2
4. 9.9

=36 in
Jadi panjang v-belt standart yang mendekati adalah tipe 3y 530 dengan panjang belt =
1.360 mm
Sehingga jarak antara poros perlu dikoreksi kembali :
B

= 4. L -6,28 (D2 + D1)


= 4 . (36) 6,28 ( 7,6 +2,3 )
= 81,82 in

B+ B 22(D 2D 1)
4

81,82+ 81,822(7,62,3)
4

= 40,48 in

Tranmisi roda gigi dan Perencanaan roda gigi


Daya motor : 0,18 kW

= 0,25 HP = 0,25 Pk

Putaran pengerak

= 792 rpm

Jarak sumbu poros

= 100 mm

Sudut tekanan pahat

= 20 derajat

Perbandingan reduksi

=4

Poros pengerak terbuat dari S53C


Sedangkan poros yang di gerakkan terbuat dari FC30
Pd =1
P = 1,15
d1 =

2a
1+i

d1 =

2 .200 400
=
=80 mm
(1+4 ) 5

d2 =

2 . a .1 2 x 200 x 4
=
=320 mm
1+i
5

Daya rencana 0,25 Pk x 0,753 = 0,18 kW


n = 792 rpm
Diagram 9,3 m= ( 2,5 )
Hitung z1 dan z2

m=

2,5 =

m=

2,5 =

d1
d2
80
80
Z 1=
=32
Z1
2,5
d2
z2
320
320
Z 2=
=128
Z2
2,5

Ck = 0,25 x m = 0,25 x 2,5 = 0,625


Tinggi kepala gigi : m = 2,5 mm
Tinggi kaki gigi : m + ck
= 2,5 + 0,625
= 3,125 mm
Tebal gigi =

m 3,14 x 2,5
=
=3,925 mm
2
2

dk1 = ( Z1 + 2 ). m = (32 + 2) x 2,5 = 85 mm


dk2 = ( Z2 + 2 ). m = (128 + 2) x 2,5 = 325 mm
Penentuan lebar gigi
Ft = b . b . m . Y . f . v
Roda gigi pengerak

Untuk V

60.000

di.

3,14 x 80 1460
60.000

= 6,07 m/det
Ft =

102 . Pd
V
102 x 11,02
6,07

= 185,17 kg

b S 35 C

= 26 kg/mm

Penentuan y
Z
30

Y
0,35

34

8
0,37

y
=0,58+0,0065
Z = 32
y = 0,364
Fv =

3
3
=
=0,33
3+ V 3+ 6,07

Kembali ke rumus
Ft = b . b . m . Y . fv

185,17 = 26 x b x 2,5 x 0,364 x 0,33


b=

185,17
25 x 2,5 x 0,364 x 0,33

b = 23,7 = 24 mm

4.Perencanaan Poros
Daya motor

= 0,18 kW = 0,25 HP

Putaran

= 1320 rpm

Putaran 1 (pengerak = n1 )

= 60% x 1.320 rpm = 792 rpm

Putaran 2 ( n2 )

= 250 rpm

Gaya berat pulley ( Wp )

= 69,131 N = 70,52 kg

Gaya keling pulley ( Frate )

= 5,4243

Bahan poros St 50 dengan faktor keamanan 4 atau d =

16 x T
x w

5000
t =

kg
cm

1250 kg
2
cm

w =0,5 x t=0,5 x 1250 kg /c m2 =625kg/cm


16 x 226,07
=1,8 cm
atau d = 1,22
3,14 x 625

d =

jadi diameter poros ( poros pengerak ) d = 1,22 cm


Poros meneruskan daya 0,25 HP dengan kecepatan putar pada pulley
Fc = 1
Pd = Fc x P = 0,25 x 1 = 0,25 x 1 = 0,25 HP
Maka
T =71620 x

Pd
0,25
=71620 x
=71,62 kg . cm
n
250

Diketahui sebelumnya,
2
St = 50, b=50 kg/ m m , Sf = 4

Maka,
t =

5000 kg/cm
=1250 kg / cm
4

max 0,5 x t =0,5 x 1250 kg/cm =625 kg/ cm

d =

16
x( (1.057,8 kg . cm )2 + ( 71,62 kg . cm )2 )
3,14 x 625 kg /cm

16 x 1.060,22kg .cm
3,14 x 625 kg /cm

16.963,52 kg . cm
1962,5 kg /cm

d = 8,64 cm
d = 2,05 cm = 20,5 mm
Jadi, diameter minimal poros yang di izinkan adalah d = 2,05 cm = 20,5 mm.
Direncanakan diameter poros adalah 25 mm, maka perencanaan poros aman

5.Penentuan bearing ( bantalan poros )


Diameter poros

: 25 mm

Putaran poros

: 250 rpm

h ( umur rancangan ) : 7000 jam


beban radial

: 70,52 kg

k = 3 ( faktor keamanan batalan )


Mengitung umur rancangan :
Ld = h . n . 60 menit/jam
Ld = 7.000 jam . 250 rpm .60 menit/jam
Ld = 105.000.000
Ld = 105.106 putarana
C = 70,52 kg . 4,71
C = 332,14 = 332 kg
C = 332 kg untuk lebih ama di ambi C =360 kg dengan spesifikasi sebagai berikut :
- No. Bantalan

= 6000

- d

=10 mm

- D

= 26 mm

- B

= 8 mm

- R

= 0,5 mm

Sesuai dengan tabel spesifikasi bantalan di bawah ini :

Bab 3. GAMBAR DAN UKURAN MESIN

Bab 4. PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil perhitungan yang telah di uraikan pada bab 3 maka dapat di
simpulkan hasil- hasil perencanaan sebagai berikut :
1. Daya Perencanaan
a. Daya motor
b. Putaran motor
c. Putaran mesin/ output
d. Hasil perencanaan roda gigi
Bahan
Modul
Diameter luar
Diameter dalam
Diameter jarak bagi
Tebal
e. Hasil perencanaan V-belt
Type Sabuk
Diameter minimal pully motor
Diameter pulley yang digerakkan
Panjang sabuk

f. Hasil perencanaan poros


Poros 1
Bahan
Diameter
Berat poros
Momen puntir
Momen lentur
Poros 2
Bahan
Diameter
Berat poros
Momen puntir
Momen lentur

: 0,5 Hp = 0,368 kW
: 1400 rpm
: 28 rpm
: S45C
:3
: 114 mm
: 100,5 mm
: 108 mm
: 26 mm
: type B
: 242 mm
: 253 mm
: 1612 / ( 1615-1610 )

: S55C
: 30 mm
: 1,9 kg
: 7168,64 kg.mm
: 8544,91 kg = Mmax
: S55C-D
: 30 mm
: 1,398 kg
: 7168,64 kg.mm
: 8544,91 kg = Mmax

g. Hasil perencanaan bantalan


Diameter dalam

: 25 mm

B. Saran
Dalam pembuatan dan perencanaan mesin keselamatan kerja harus
diperhatikan selain itu dalam penggunaan alat atau mesin harus sesuai dengan
petunjuk pemakaiaan. Dalam perawatan mesin dan penggunaan di sarankan di
lakukan perawatan secara berkala agar menjaga kondisi mesin dan peralatan tetap
bagus dan terkendali sehingga menggurangi penggatian suku cadang dan selin itu
menghemat biaya produksi .

Daftar Pustaka
https://www.google.com/webhp?sourceid=chromeinstant&ion=1&espv=2&ie=UTF-8#q=elemen%20mesin%20sularso
http://old.lib.ugm.ac.id/exec.php?
app=simpus&act=search&lokasi=19&kriteria=pengarang&kunci=Sularso
https://buyungchem.wordpress.com/about/makalah-pembuatan-dodol/
Elemen mesin II sularso

Anda mungkin juga menyukai