Point of Discuss
a. Inventory Control
Adalah salah satu fungsi unit kerja di dept. logistik, yang bertugas untuk beberapa hal, yaitu:
1) Mengatur persedian stok (spare part, oil & fuel),
2) Memastikan persediaan tidak kekurangan, dan juga tidak berlebihan,
3) Melakukan fungsi peramalan untuk persediaan barang yang paling dibutukan,
4) Mengumpulkan data dari para mekanik, melalui MOL (mekanik order list),
5) Melakukan pembelian barang kebutuhan departemen lain, sesuai dengan PR (Purchase
Request).
b. Warehouse Management
Adalah satu fungsi unit kerja di dept logistik, yang bertugas untuk beberapa hal, yaitu:
1) Mengkontrol dan mengelola persediaan spare part yang berada di gudang, mulai dari incoming
part, pencatatan persediaan di gudang, sampai out going part,
2) Melakukan pelayanan terhadap kebutuhan spare part dept. Plant
3) Melakukan katalogsisasi terhadap spare yang ada di gudang.
c. Oil&Fuel Management
Adalah satu fungsi unit kerja di dept logistik, yang bertugas untuk beberapa hal, yaitu:
1) Mengkontrol, mengelola persediaan oil and fuel (solar) yang berada di site, mulai dari
incoming oil dan fuel (solar), pencatatan persediaannya, sampai control out goingnya. Dalam
melakukan tata pengelolaan persediaan fuel dan oil, dept. logistic mendapatkan data dari
kebutuhan dari dept. Engineering. Dengan kata lain, Dept logistic hanya sebagai supplier
terhadap kebutuhan fuel dan oil di site.
2) Bertanggung jawab terhadap kualitas fuel (solar),
3) Berhubungan dengan pihak ketiga dalam penyediaan fuel (solar)
d. Subcontractor Management
Adalah salah satu fungsi dari departemen logistic, yang berkaitan dengan pihak ketiga dalam hal
penyediaan sarana yang berhubungan langsung dengan dept. Engineering. Untuk saat ini
SubContractor Management masih dipegang langsung oleh dept. Head logistic
e. Procurement
Adalah salah satu fungsi dari department logistic yang melakukan pembelian barang kebutuhan site,
termasuk barang kebutuhan lintas departemen, Melakukan administrasi pembelian barang kebutuhan
site,
1) Procurement tidak akan melakukan inisiatif pembelian barang kebutuhan, pembelian barang
kebutuhan hanya dilakukan sesuai dengan permintaan departemen lain atau unit kerja inventory
f. Reporting System&Dokumen Trasaction
Adalah salah satu fungsi dari dept. logistic yang bertujuan untuk pengadministrasian dokumen guna
pencatatan.
Point of Discuss
a. Engineering
Perencanaan:
1) Production Target, merupakan target yang ingin dicapai site berdasarkan hasil studi yang
dilakukan oleh section exploration. Target production berupa hitung-hitungan yang kompleks
yang terdiri dari jumlah unit, perhitungan hambatan, jumlah coal insitu, jumlah hari yang
dinginkan, dll
2) Fleet Requirement, merupakan jumlah ketersediaan unit yang dibutuhkan dalam kaitannya
dengan target produksi. Jumlah unit yang dibutuhkan sangat erat hubungannya dengan dept.
Plant, ketersediaan kondisi unit secara prima sangat berhubungan dengan perawatan serta
perbaikan yang dilakukan oleh departemen Plant. Perhitungan ketersediaan unit dalam
penentuan jumlahnya tetap dilakukan oleh dept. Engineering.
3) Man Powering Requirement, merupakan perhitungan ketersediaan sumber daya manusia
berkaitan dengan jumlah target produksi, jumlah unit yang diperlukan
Dalam penentuan ketiga perhitungan diatas, proses perhitungannya mulai dari data awal hasil tim
eksplorasi sampai munculnya hasil data target produksi dalam bentuk angka, merupakan proses yang
kompleks, dan melibatkan banyak metode.
Evaluasi (Monitoring dan control)
Adalah salah satu unit kerja pada dept. Engineering yang bertugas untuk menyediakan dan
memvalidasi laporan pencapaian produksi dan equipment, availability harian/mingguan, laporan
performa proyek secara bulanan dan mereview, mengevaluasi dan memberikan rekomendasi
perbaikan dengan tujuan meningkatkan produktivitas job site.
a. Database
Menyediakan laporan kemajuan proyek yang mencakup pencapaian produksi & equipment
availability harian/mingguan dan laporan performa proyek secara bulanan, serta memberikan
rekomendasi perbaikan yang mungkin dapat dilakukan dengan tujuan menjaga pemenuhan
target & meningkatkan produktivitas job site
b. Warning System
Mengumpulkan dan mengolah data produktivitas yang mencakup data-data pencapaian
produksi, utilisasi, availability dan kondisi alat agar diketahui setiap perkembangan yang
terjadi pada kegiatan operasional produksi & hauling dan dengan segera diambil tindakan
perbaikan bila terjadi penyimpangan
b. Exploration
Geology Database,
Merupakan studi pendahuluan, yang dilakukan dept. Engineering sebelum turun langsung ke
lapangan. Bahan studi ini, dapat berupa peta geology ataupun data persebaran formasi batuan
(Warukin, Tanjung, Balikpapan). Selain mencari persebaran formasi batuan, diperlukan juga peta
posisi KP (konsesi pertambangan), peta HPH, peta hutan lindung, dan peta HTI, agar tidak saling
bertabrakan sehingga dapat dilakukan penambangan.
Eksplorasi
1) Eksplorasi Pendahuluan,
Merupakan studi lanjutan setelah studi pendahuluan, studi ini berupa pengecekan site (2-7
hari) termasuk pengecekan data legalitas pemilik KP. Tahap selanjutnya adalah Maping
Geology yang meliputi beberapa fase, tujuannya adalah untuk memetakan batubara disuatu
wilayah dan untuk mencari penyebaran batubara tersebut, termasuk didalamnya adalah data
topografi site.
2) Eksplorasi detail,
Untuk mencari informasi yang lebih detail, maka dilakukan pengeboran sebagai lanjutan dari
kegiatan mencari penyebaran batubara. Dalam studi ini informasi lebih lengkap dan rinci
akan didapat, termasuk SR (striping ratio), kemiringan batubara, sampai kualitas batubara.
Hasil dari studi ini biasa disebut Geo Model.
Departemen : HRPGA (Human Resources Personnel & GA)
Section : Personnel & GA
Waktu dan Tempat Orientasi : Site Rantau
Point of Discuss
a. Regulasi kontrak kerja,
Dalam pembuatan kontrak kerja, redaksinya sudah di tetapkan secara baku, namun dalam redaksi
tersebut setidaknya ada empat unsur yang harus di penuhi, yaitu:
1) Upah
2) Perintah
3) Pemberi kerja
4) Pekerja
Untuk redaksi per pasal biasanya tiap perusahaan tidak dapat dilakukan seragam, karena mengacu
pada kebutuhan dari kontrak kerja.
b. Sosialiasai Peraturan Perusahaan, biasa dilakukan oleh personnel officer di site
c. Aturan mengenai upah dan tunjangan karyawan,
Aturan mengenai upah dan tunjangan karyawan sepenunhya di atur secara detail di SK
tentang structure salary.
e. Aturan mengenai cuti/istirahat ditempat, perjalanan dinas dan uang lapangan/tunjangan supervisi,
Aturan mengenai hal tersebut sepenuhnya diatur di dalam SK no. KPP/PERS/08/23/SK
(untuk cuti/istirahat ditempat), dan no. KPP/PERS/08/34/SK (untuk bantuan transportasi cuti)
f. Aturan mengenai seragam dan perlengkapan kerja karyawan,
Aturan tersebut telah diatur secara lengkap di dalam SK no. KPP/PERS/08/19/SK
g. Hubungan Industrial,
Hubungan industrial dijalankan dengan mengoptimalkan peran LKS (Lembaga Kerja Sama)
Bipartit, dengan mengoptimalkan peran LKS Bipartit diharapkan dapat ditemukan satu titik
temu kepentingan antara pekerja dengan manajemen perusahaan.
Point of discuss
a. Makro Proses HRD, merupakan general process dari seluruh fungsi kerja HRD. Termasuk proses
untuk seleksi, rekrutmen, people development, struktur organisasi, dll
b. Organization Development (OD)
Struktur Organisasi, sangat berkaitan dengan proses penempatan pada saat setelah rekruitmen. Ini
sangat berkaitan dengan penentuan ID position untuk seorang pekerja baru.
Role Design dan matriks kompetensi, bisa dikatakan sebagai gambaran jobdesk suatu jabatan.
Pada role design tergambarkan garis besar suatu jabatan, ini erat hubungannya dengan tanggung
jawab suatu jabatan. Sedangkan matrik kompetensi adalah detail kompetensi-kompetensi yang
harus dimiliki seorang kandidat pekerja berkaitan dengan pekerjaan yang akan didapatnya
Perencanaan Sumber Daya Manusia (Man Power Planning), adalah perencanaan sumber daya
manusia yang dibutuhkan pada masa yang akan datang yang dibuat oleh tiap-tiap dept head.
Biasanya MPP ini dibuat di awal tahun, karena berkaitan dengan budget yang ingin dibuat
c. Rekrutmen dan seleksi
d. People Development
Evaluasi Kompetensi Individu (EKI),
Evaluasi Kompetensi Individu adalah informasi detail mengenai kompetensi individu sesuai
dengan bidangnya. Kompetensi individu dibagi tiga garis besar kemampuan, baik kemampuan
secara basic, fungsional, maupun kemampuan secara professional (kemampuan yang secara
langsung berhubungan dengan bidang pekerjaan yang akan dijalani). Biasanya informasi
kompetensi ini langsung bisa didapat setelah calon pekerja diwawancarai oleh user pemberi
kerja. Dari sini user telah dapat mengetahui apa yang harus dikembangkan dan apa yang sudah
baik dari kemampuan calon pekerja. Poin-poin strength dan weakness individu dikategorikan
kedalam beberapa kolom, kemudian dari situ akan ditentukan prioritas mana dari kemampuan
individu yang harus dikembangkan.
Individual Development Plan (IDP),
Proses ini merupakan proses lanjutan dari fase sebelumnya, dimana dalam fase ini telah
ditentukan kemampuan mana yang akan dikembangkan terlebih dahulu. Ini akan menentukan
rencana pengembangan berikutnya, pada proses ini pula kalender training individu juga sudah
dapat disusun.
Annual Trainning Master Plan (ATMP),
Fase ini merupakan fase implementasi dari Indvidual Developmern Plan, dimana pada fase ini
telah dibuat kalender training per-individu dengan maksimal jadwal training dua kali per-
tahunnya.
Pelatihan dan Pengembangan Karyawan
People Review
e. Individual Performance Plan and Performance Appraisal (IPP and PA)
Mekanisme penilaian perusahaan terhadap kinerja karyawan dan pengembangan diri mereka. Dalam
IPP dan PA terdapat point-point penilaian yang terefleksi dari KPI tiap department, sehingga point-
point IPP dan PA masing-masing departemen dapat berbeda. IPP dan PA di ambil tiap 6 bulannnya.
Dimana bobot final penilaian akan didapat pada akhir tahun. IPP dan PA akan berpengaruh terhadap
kenaikan grade dan promosi jabatan.
Point of discuss
a. Program Mapping EKOPOKSOSBUD,
Pelaksanakan operasional perusahaan pertambangan tidaklah dapat mengesampingkan kepentingan
masyarakat dan pemerintah daerah sekitar. Karena operasional perusahaan pertambangan mau tidak
mau pasti akan berdampak, baik secara fisik maupun sosial terhadap lingkungan masyarakat sekitar.
Karena itu perusahaan pertambangan tidaklah mungkin mengacuhkan mapping EKOPOKSOSBUD.
Mapping EKOPOKSOSBUD itu sendiri merupakan suatu analisa sosial terhadap kondisi elemen
EKOPOKSOSBUD yang terbentuk dari beberapa kepentingan golongan yang ada. Com-dev sebagai
salah satu unit kerja di dept. HRPGA di site melakukan analisa sekaligus eksekutor mapping
terhadap elemen EKOPOKSOSBUD dengan cara bekerjasama dengan pihak eksternal perusahaan.
b. Analisa kebutuhan masyarakat dilihat dari SDM dan SDA
Pelaku bisnis pertambangan setiap saat akan selalu menghadapi beragam isu yang mempengaruhi
kebijakan serta proses kegiatan usaha. Diantara isu yang utama berasal dari segi hak atas
kepemilikan tanah, pencemaran air, udara, dan suara, serta kesempatan kerja dan HAM. Dari
beberapa isu utama diatas maka akan muncul permasalahan turunannya. Kebutuhan inilah yang
kemudian ditangkap oleh CSR. Pemecahan isu utama diatas dilakukan dengan berbagai cara, dan
penerapannya pun sangat spesifik tidak bisa di generalisasikan untuk setiap daerah.
c. Pembuatan Program Comdev (Community Service, Community Empowering, Community Relation)
Dengan spirit sustainable development ini, KPP senantiasa mengembangkan program-program
COMDEV secara optimal. Program tersebut tercermin melalui usaha-usaha community relation
(membangun hubungan dengan berbagai pihak dalam masyarakat untuk dapat menemukan,
mengenali, dan menyelesaikan masalah yang dihadapi), community services (membantu
menyediakan kebutuhan masyarakat untuk memperbesar akses dan kesempatan berkembang), dan
community empowerment (upaya peningkatan kapasitas dan kemandirian masyarakat agar tidak
bergantung terhadap pihak diluar dirinya)
d. External Relation (Tomas, Toga, LSM, Pemda, Aparat Keamanan),
Membangun hubungan dengan pihak luar manajemen perusahaan secara persuasif dengan
bersilaturahmi/lobi/negosiasi dengan tokoh masyarakat, tokoh agama, pemda (lurah, camat, bupati),
DPRD (bila perlu), Aparat Kepolisian, dan LSM (sebagai mediasi).
e. Security Program, Jaringan Kepentingan dan Kondusifitas,
Membangun hubungan kemitraan dengan LSM, Pemda, Aparat Keamanan, dll untuk mrmbuat pola
security based on community yang menjaga perusahaan eksternal. Pelaksanaan program-program
tersebut dapat memberikan manfaat kelanggengan usaha, serta kondusifitas kerja/usaha karena
masalah eksternal. Pengamanan perusahaan, dianjurkan dengan memberdayakan Pam Swakarsa,
yang anggotanya terdiri dari masyarakat sekitar, dan dikoordinasikan oleh aparat kepolisian, tokoh
agama, tokoh masyarakat, dan Pemda.
f. Penanganan Konflik (conflict resolution),
Pada kasus perusahaan dengan masyarakat, pola persuasif dikedepankan, yaitu dengan:
silaturahmi/lobi/negosiasi dengan Toga (Tokoh agama), Tomas (Tokoh Masyarakat). Pemda (Lurah,
Camat, Bupati), DPRP (bila perlu), Aparat Kepolisian, dan LSM. Bila cara persuasive tidak berhasil,
maka upaya hukum harus ditegakkan sebagai bagian pendidikan disiplin ke masyarakat.
g. Manajemen Lingkungan
Kegiatan pertambangan merupakan salah satu kegiatan yang memiliki resiko tinggi terhadap
lingkungan. Sudah menjadi suatu kewajiban, jikalau perusahaan melakukan pengelolaan terhadap
lingkungan seksama. Revegetasi, reklamasi, kerja bakti membersihkan lingkungan, dan penanaman
pohon merupakan bentuk kegiatan menajemen lingkungan yang telah diwujudkan oleh COMDEV
KPP bekerja sama dengan departemen SHE.
Departement : Production
Waktu dan Tempat Orientasi : Site Rantau
Point to discuss :
a. Plant Vision
To be the best provider of product support with high availability, performance & lowest possible
reliable cost
Track Type Wheel Type SSE Group Tire Group Planner Plant Instructor
Group Leader Group Leader Leader Leader
Tujuan :
1. Mencegah terjadinya kerusakan dini (premature).
2. Mencapai nilai ekonomis yang seoptimal mungkin
3. Memperpanjang masa pakai.
4. Hemat biaya operasi
Objective :
1. Mencapai tingkat kesiapan yang tinggi (High Physical Avalability).
2. Memiliki daya guna yang maksimal (Best Performance).
3. Biaya perbaikan yang hemat (Lowest Repair Cost).
System :
1. Organisasi Perawatan (Effective Maintenance Organization)
2. Maintenance Program
3. Keterpaduan langkah antara jadwal operasi alat, jadwal maintenance alat dan ketersediaan suku
cadang & material.
Infrastructure :
1. Sistem pembinaan kompetensi manpower (Operator, Mekanik & GL, Parts Man dan Planner)
2. Fasilitas perawatan (Workshop, Tools & Equipment).
3. Alat alat pendukung operasi.
4. Perbaikan dan perawatan jalan.
- PPM
Adalah salah satu program perawatan equipment yang dilakukan secara berkala (sesuai HM)
dengan melakukan pengukuran dan diagnostic serta melaksanakan minor repair dan
adjustment untuk kondisi abnormal (tidak sesuai standar) yang sifatnya mendesak, yang
ditujukan untuk mempertahankan performance unit sesuai dengan standar.
PPM dilakukan setiap interval 1000 jam operasi (500 jam khusus engine) dan dilaksanakan
bersamaan waktunya dengan schedule periodic service.
Tujuan PPM sendiri dimaksudkan untuk mendapatkan data yang akurat atas kondisi unit.
- PPU
Adalah salah satu program perawatan equipment yang dilakukan secara berkala (sesuai HM)
dengan melakukan pengukuran terhadap komponen undercarriage untuk mengetahui tingkat
keausan komponen sehingga waktu penggantian/rebuild komponen dapat direncanakan.
Interval PPU untuk dozer dilakukan setiap 500 jam operasi. Interval PPU untuk excavator,
shovel, dan drilling dilakukan setiap 1000 jam operasi.
5. midlife
rebuild/replacement berkala atas komponen kecil/asesoris dengan dasar setengah standar umur
komponen besar atau berdasarkan Daily Inspection dan Maintenance Base On Condition
6. component overhaul
rebuild/replacement component besar berdasarkan base on condition component
Maintenance Excellent
Strategy
Develop
Production on Target
Outcome
s
Profit
g. Maintenance Audit
Objective :
1. Menjadikan “Audit Maintenance” sebagai sarana untuk meningkatkan kuantitatif dan kualitatif
pelaksanaan maintenance processes.
2. Sebagai media dalam menjaga kedisiplinan dan konsistensi pelaksanaan maintenance processes.
Maintenance audit scope :
1. Pemakaian dokumen standard
2. Pelaksanaan prosedur standard
3. Kebersihan
4. Kondisi dasar equipment :
• Standard Kualitas coolant
• Standard Kualitas instalasi cooling system
• Standard Kualitas instalasi elektrik
• Standard Kualifikasi mekanik maintenance
• Standard Kualitas instalasi fire supp & autolub
• Standard Kualitas instalasi cover & body tightening
5. Data management
6. Tools management
h. Maintenance Planning
Adalah proses pembuatan perencanaan maintenance equipment berdasarkan interval jam operasi
equipment yang direkomendasikan oleh manufacturer ataupun kebijakan dari yang ditentukan oleh
perusahaan.
Tujuan maintenance planning :
1. Memberikan pedoman kepada PIC (Person In Charge), terutama Maintenance Planner dalam
membuat perencanaan maintenance equipment.
2. Mengatur mekanisme pembuatan perencanaan maintenance yang sesuai dengan Sistem
Manajemen Mutu.