Anda di halaman 1dari 34

Ir. Mochamad Dady Mamun M.

Eng, Phd
Teknik Penerbangan
UNIVERSITAS NURTANIO
1 1
p1 gh1 V1 p2 gh2 V2
2 2

2 2
2 2
p1 V1 p2 V2
h1 h2
g 2 g g 2 g
2 2
p1 V p2 V
z1 z2
1
2
2g 2g
Jet Bebas (Free Jet)

Salah satu persamaan yang paling tua dalam


mekanika fluida adalah persamaan
mengenai aliran sebuah zat cair dari sebuah reservoir
yang besar, seperti ditunjukkan
Gambar 3 . 1 1 .
Untuk nossel yang horizontal seperti pada Gambar
3. 12, kecepatan fluida pada garis tengah, V2, akan
sedikit lebih besar daripada kecepatan di bagian atas,
V1 dan sedikit lebih kecil daripada kecepatan di bagian
bawah, V3, karena adanya perbedaan ketinggian. Secara
umum, jika d < h akan cukup beralasan bagi kita
untuk menggunakan kecepatan di garis tengah sebagai
"kecepatan rata-rata".
Jika lubang keluar bukan merupakan nossel
yang dibentuk baik dan mulus, tapi hanya
berupa pelat datar seperti yang ditunjukkan
pacta gambar 3.13, diameter dari jet, dj, akan
lebih kecil dari diameter lubang, dh. Fenomena
ini disebut sebagai efek vena contracta, sebagai
akibat ketidakmampuan fluida untuk
membelok 90 pada ujung sudut seperti yang
ditunjukkan dengan garis putusputus pada
gambar.
Karena garis-arus di bidang keluar melengkung
(R< ), tekanan melintasinya tidak konstan. Agar
fluida dapat membelok secara tajam pacta ujung sudut
((R = 0), diperlukan gradien tekanan yang besarnya
tak-hingga melintasi garis-garis arusnya.
Jadi. Asumsi kecepatan seragam dengan garis-
garis-arus yang lurus dan tekanan konstan
tidak berlaku pada bidang keluar.

Namun asumsi tersebut berlaku pada bidang


vena contracta, potingan a-a. Asumsi
kecepatan seragam berlaku pada bidang
potongan ini jika dj < h , Tekanan tertinggi
terjadi di sepanjang garis tengah pada titik (2)
dan tekanan terendah, p1 = p3 = 0, terdapat
pada bagian tepi luar jet.
Efek vena contracta adalah fungsi dari bentuk
geometri saluran keluar. Beberapa konfigurasi
yang khas ditunjukkan pacta Gambar 3 .14

bersama dengan nilai-nilai koefisien kontraksi,


Cc = Aj/Ah, di mana Aj dan Ah masing-
masing adalah luas dari jet pada vena
contracta dan luas lubang.
Tinjaulah sua tu fluida yang sedang mengalir
melalui suatu volume yang tetap (misalnya sebuah
tangki) yang mempunyai satu sisi masuk dan satu
sisi keluar seperti yang ditunjukkan pacta gambar
3.15.

Jika alirannya tunak sehingga tidak terjadi


akumulasi tambahan fluida dalam volume tersebut,
laju aliran fluida yang masuk ke dalam volume
harus sama dengan laju aliran yang keluar dari
volume (karena kalau tidak massanya tidak kekal).
Laju aliran massa dari sebuah sisi keluar,
(slug/s atau kg/s), diberikan oleh = Q, di
mana Q (ft3/s atau m3/s) adalah laju aliran
volume.
Jika luas sisi keluar A dan fluida mengalir melintasi luas
ini (tegak lurus/normal terhadap luas) dengan
kecepatan rata-rata V, maka volume dari fluida yang
melintasi sisi keluar ini dalam selang waktu t adalah
VA t, yang artinya sama dengan sebuah volume
dengan panjang Vt dan luas penampangnya A ( lihat
Gambar 3. 1 5).

Jadi laju aliran volume (volume per satuan waktu)


adalah Q = VA . Sehingga, = VA.
Untuk massa yang kekal, laju aliran masuk harus sama
dengan laju aliran keluar.
Jika sisi masuk ditandai dengan (1) dan sisi keluar (2),
maka 1 = 2. Jadi,kekekalan massa membutuhkan
1A1V1 = 2A2V2
Jika kerapatan tetap konstan, maka 1 = 2, dan
persamaan di atas menjadi persamaan kontinuitas
untuk aliran tak mampu-mampat

Sebagai contoh, jika luas aliran sisi keluar separuh dari


luas aliran sisi masuk, maka kecepatan di sisi keluar
adalah dua kali dari kecepatan di sisi masuk, karena
V2 = A1V1 /A2 = 2V 1
Problem 1:
Suatu aliran air dengan
diameter d = 0,1 m mengalir
secma tunak dari sebuah
tangki berdiameter D = 1,0 m
seperti ditunjukkan pada
Gambar C3.7a. Tentukan laju
aliran, Q, yang diperlukan dari
pipa aliran masuk jika
kedalaman air tetap konstanta,
h = 2,0 m .
Untuk aliran tunak, inviscid, dan tak mampu-mampat,
persamaan Bernoulli yang diterapkan antara titik ( 1 )
dan (2) adalah:

Dengan asumsi bahwa p1 = p2 = 0, z 1 = h, dan z2 = 0,


Persamaan menjadi

Meskipun ketinggian permukaan air tetap sama (h =


konstan), terdapat kecepatan rata-rata, V1 melintasi
( 1 ) karena adanya aliran dari tangki. Untuk aliran
tunak tak mampu-mampat, kekekalan massa
mensyaratkan Q 1 = Q2,
di mana Q = AV . Jadi, A1V1 = A2V2, atau

Sehingga,

Persamaan 1 dan 3 dapat dikombinasikan untuk


memperoleh
Udara mengalir secara tunak dari sebuah tangki,
melalui sebuah selang dengan diameter D = 0,03 m
dan keluar ke atmosfer melewati sebuah nossel
dengan diameter d = 0,0 1 m seperti yang ditunjukkan
pacta Gambar C3.8. Tekanan di dalam tangki tetap
konstan pacta 3.0 kPa (gage) dan atmosfer berada
dalam kondisi temperatur dan tekanan standar.
Tentukan laju aliran dan tekanan di dalam selang.
Karena aliran diasumsikan tunak, inviscid, dan tak
mampu-mampat, kita dapat menerapkan persamaan
Bernoulli sepanjang garis-arus yang ditunjukkan
sebagai

Dengan asumsi bahwa z 1 = z2 = z3 (selang horizontal),


V 1 = 0 (tangki besar), dan p3 = 0 (jet bebas), persamaan
ini menjadi
dan
Kerapatan dari udara di dalam tangki diperoleh dari
hukum gas ideal, dengan menggunakan tekanan dan
temperatur mutlak standar, sebagai

Jadi, kita dapatkan bahwa


Perhatikan bahwa nilai V3 ditentukan oleh nilai p1
(dan asumsi yang terdapat dalam persamaan
Bernoulli), tidak tergantung oleh "bentuk" dari
nosseL Head tekanan di dalam tangki, P1/ = (3,0
kPa)/(9,8 1 m/s2)(1 ,26 kg/m3) = 243 m,
diubah menjadi head kecepatan di si si keluar, V22/2g
= (69,0 m/s)2/(2 x 9,8 1m/s2) = 243 m.

Walaupun kita menggunakan tekanan ukur dalam


persamaan Bernoulli (p3 = 0), kita harus
menggunakan tekanan mutlak dalam hukum gas
ideal saat menghitung kerapatan.
Tekanan di dalam selang dapat diperoleh dari
Persamaan (1) dan persamaan kontinuitas

Sehingga,

dan dari Persamaan 1:


Air mengalir melalui
sebuah reducer pipa
seperti yang ditunjukkan
pada Gambar C3.9.
Tekanan statik pada ( 1 )
dan (2) diukur dengan
manometer tabung U
terbalik yang berisi
minyak dengan gravitasi
jenis, SG, kurang dari satu.
Tentukan bacaan
manometer, h .
Contoh-contoh yang dibahas berikut ini meliputi
peralatan-peralatan untuk mengukur laju aliran di
dalam pipa dan saluran serta peralatan untuk
mengukur laju aliran di kanal terbuka.

Kita akan meninjau pengukur aliran (flow meter)


"ideal"- yaitu alat-alat ukur yang mengabaikan
efek-efek "dunia-nyata" seperti efek viskos, kemampu-
mampatan, dan lain-lain.

Tujuan kita di sini adalah untuk memahami prinsip-


prinsip kerja dasar dari pengukur aliran yang
sederhana ini.
Sebuah cara yang efektif untuk mengukur laju aliran
melalui sebuah pipa adalah dengan menempatkan
sejenis hambatan di dalam pipa seperti yang
ditunjukkan pada gambar 3.18 dan mengukur
perbedaan tekanan antara bagian hulu yang
berkecepatan rendah dan bertekanan tinggi ( 1 ) , dan
bagian hilir yang berkecepatan tinggi dan bertekanan
rendah (2).

Tiga jenis pengukur aliran yang biasa digunakan


ditunjukkan pada gambar: orifice m eter, nozzle meter,
dan Venturi meter.
Prinsip kerja setiap pengukur aliran tersebut didasari
oleh prinsip fisika yang sama-yakni bahwa peningkatan
kecepatan menyebabkan penurunan tekanan.

Perbedaan antara pengukur aliran tersebut hanya


masalah harganya, keakuratan, dan seberapa dekat
bekerjanya alat ini mengikuti asumsi-asumsi aliran
yang diidealkan.

Kita mengasumsikan aliran horizontal (z1 = z2), tunak,


inviscid, dan tak mampu-mampat antara titik (1) dan (2).
Persamaan Bemoulli menjadi :

(Efek ketidakhorizonta1an aliran dapat disatukan


dengan mudah dengan menyertakan perubahan
ketinggian, z1 - z2, ke da1am persamaan bemoulli).
Jika kita mengasumsikan profil kecepatan uniform
pada potongan ( 1) dan (2), persamaan kontinuitas
dapat ditu1is sebagai Q = A1 V1 = A2 V2
di mana A2 ada1ah luas aliran yang kecil (A2 < A1)
pada potongan (2).
Kombinasi dari kedua persamaan ini menghasilkan laju
aliran teoretis sebagai berikut:

Jadi, untuk sebuah geometri aliran yang diketahui (A1


dan A2) laju aliran dapat ditentukan jika perbedaan
tekanan, p1 - p2 , terukur. Laju aliran yang terukur
sebenamya akan 1ebih kecil daripada hasil teoretis ini
karena berbagai perbedaan antara "dunia nyata" dan
asumsi-asumsi yang digunakan dalam penurunan
Persamaan 3.20. Perbedaan-perbedaan ini (yang cukup
konsisten dan dapat mencapai sekeci1-kecilnya 1 sampai
2 % atau sebesar-besamya 40%, tergantung dari geometri
yang digunakan)
Pengukur aliran lainnya yang berdasarkan persamaan
Bemoulli digunakan untuk mengukur laju aliran di
kanal terbuka seperti pada saluran air dan paritparit
irigasi.
Dua buah peralatan ini, pintu air (sluice gate) dan
sharp-crested weir, akan dibahas di bawah ini dengan
asumsi aliran tunak, inviscid, dan tak mampu-mampat.

Pintu air seperti yang ditunjukkan pada Gambar 3 . 1 9


sering digunakan untuk mengatur dan mengukur laju
aliran dalam sebuah kanal terbuka.
Laju aliran, Q, adalah sebuah fungsi dari kedalaman
air di bagian hulu, Z1 lebar pintu air, b, dan bukaan
pintu air, a.
Penerapan persamaan-persamaan Bemoulli dan
kontinuitas antara titik-titik ( 1 ) dan (2) dapat
memberikan pendekatan yang baik terhadap
laju aliran aktual yang diperoleh. Kita mengasumsikan
profil kecepatan jauh di hulu dan di hilir pintu air
cukup seragam. Jadi kita menerapkan persamaan
Bemoulli dan kontinuitas antara titik-titik pada
permukaan bebas di ( 1 ) dan (2) yang memberikan
Dengan kenyataan bahwa p1 = p2 = 0, persamaan-
persamaan ini dapat dikombinasikan dan disusun
kembali sehingga diperoleh laju aliran sebagai

Dalam batas z1 > z2 basil ini menjadi lebih sederhana

Hasil di atas menunjukkan kenyataan bahwa jika


perbandingan kedalaman, z/z2, besar, energi kinetik
dari fluida di hulu dari pintu dapat diabaikan dan
kecepatan fluida setelah jatuh setinggi (z1 - z2) ~z1
adalah kira-kira V2 = 2gz1 .

Anda mungkin juga menyukai