Anda di halaman 1dari 31

LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN (PKL)

PERUSAHAAN/INDUSTRI

BALAI PENELITIAN TANAMAN PEMANIS DAN SERAT


MALANG

PEMBANGUNAN SISTEM INFORMASI TANAMAN


TEMBAKAU BERBASIS WEBSITE

Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan Kurikulum Sarjana

Disusun oleh:
Ahmad Faizal 155150200111271
Gusna Ikhsan 155150200111272

PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA


JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA
FAKULTAS ILMU KOMPUTER
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2018
PENGESAHAN

LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN (PKL)


PERUSAHAAN/INDUSTRI
BALAI PENELITIAN TANAMAN PEMANIS DAN SERAT MALANG

PEMBANGUNAN SISTEM INFORMASI TANAMAN TEMBAKAU BERBASIS WEBSITE

Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan Kurikulum Sarjana


Program Studi Teknik Informatika
Bidang Rekayasa Perangkat Lunak

Disusun oleh:
Ahmad Faizal
NIM: 155150200111271
Gusna Ikhsan
NIM: 155150200111272

Praktik Kerja Lapangan ini dilaksanakan pada


1 Juli sampai dengan 31 Agustus 2018
Telah diperiksa dan disetujui oleh:

Mengetahui, Menyetujui,
Ketua Jurusan Teknik Informatika Dosen Pembimbing

Tri Astoto Kurniawan, S.T., M.T., Denny Sagita Rusdianto, S.Kom., M.Kom.
Ph.D NIP. 197105182003121001 NIP. 198511242015041001

ii
PENGESAHAN

LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN (PKL)


PERUSAHAAN/INDUSTRI
BALAI PENELITIAN TANAMAN PEMANIS DAN SERAT MALANG

PEMBANGUNAN SISTEM INFORMASI TANAMAN TEMBAKAU BERBASIS WEBSITE

Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan Kurikulum Sarjana


Program Studi Teknik Informatika
Bidang Rekayasa Perangkat Lunak

Disusun oleh:
Ahmad Faizal
NIM: 155150200111271
Gusna Ikhsan
NIM: 155150200111272

Praktik Kerja Lapangan ini dilaksanakan pada


1 Juli sampai dengan 31 Agustus 2018
Telah diperiksa dan disetujui oleh:

Menyetujui,
Pembimbing Praktik Kerja Lapangan
Koordinator Website

Ir. Cece Suhara, M.P.


NIP. 196401231992031002

iii
PERNYATAAN ORISINALITAS

Saya menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa sepanjang pengetahuan


saya, di dalam laporan PKL ini tidak terdapat karya ilmiah yang pernah diajukan
oleh orang lain dalam kegiatan akademik di suatu perguruan tinggi, dan tidak
terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang
lain, kecuali yang secara tertulis disitasi dalam naskah ini dan disebutkan dalam
daftar pustaka.
Apabila ternyata didalam laporan PKL ini terbukti terdapat unsur-unsur
plagiasi, saya bersedia PKL ini digugurkan, serta diproses sesuai dengan
peraturan perundang-undangan yang berlaku (UU No. 20 Tahun 2003, Pasal 25
ayat 2 dan
Pasal 70).

Malang, 26 September 2018

Penulis

iv
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, taufik dan
hidayah-Nya sehingga laporan PKL yang berjudul “Pembangunan Sistem
Informasi Tanaman Tembakau Berbasis Website” ini dapat terselesaikan.
Penulis menyadari bahwa laporan ini tidak akan berhasil tanpa bantuan dari
beberapa pihak. Oleh karena itu, penulis ingin menyampaikan rasa hormat dan
terima kasih kepada:
1. Tuhan Yang Maha Esa, yang telah memberikan perlindungan dan
kemudahan selama Praktik Kerja Lapangan berlangsung maupun dalam
penyelesaian laporan praktik kerja lapangan ini.
2. Bapak, Ibu, seluruh keluarga, dan seluruh teman atas segenap dukungan
dan kasih sayang yang telah diberikan.
3. Bapak Wayan Firdaus Mahmudy, S.Si., M.T., Ph.D selaku Dekan Fakultas
Ilmu Komputer.
4. Bapak Tri Astoto Kurniawan, S.T., M.T., Ph.D selaku Ketua Jurusan Teknik
Informatika.
5. Bapak Agus Wahyu Widodo, S.T., M.Cs selaku Ketua Program Studi Teknik
Informatika Fakultas Ilmu Komputer.
6. Bapak Denny Sagita Rusdianto, S.Kom., M.Kom., selaku dosen
pembimbing selama pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan.
7. Bapak Dr. Ir. Mochammad Cholid, M.Sc. selaku Kepala Balai Penelitian
Tanaman Pemanis dan Serat Malang.
8. Bapak Ir. Cece Suhara, M.P. selaku Pembimbing Lapangan dan
Koordinator Website di Balai Penelitian Tanaman Pemanis dan Serat
Malang.
9. Mas Harya selaku admin website BALITTAS yang juga membantu untuk
mengarahkan pada proses Praktik Kerja Lapangan di Balai Penelitian
Tanaman Pemanis dan Serat Malang.
10. Segenap civitas akademik Fakultas Ilmu Komputer Universitas Brawijaya.
11. Seluruh pihak yang telah membantu kelancaran Praktik Kerja Lapangan
yang tidak dapat kami sebutkan satu-persatu.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan laporan ini masih banyak
kekurangan, sehingga saran dan kritik yang membangun sangat penulis
harapkan. Akhir kata penulis berharap PKL ini dapat membawa manfaat bagi
semua pihak yang menggunakannya.

Malang, 26 September 2018

Penulis

v
ABSTRAK

Sebagai salah satu balai yang melakukan kegiatan penelitian, BALITTAS


menggunakan website sebagai salah satu media untuk berbagi informasi.
Website yang dimiliki BALITTAS memuat informasi-informasi terkait kegiatan
penelitian, publikasi, maupun kegiatan-kegiatan lainnya. Sebagai media publikasi,
seharusnya website mampu memberikan informasi dengan mudah kepada
penggunanya. Namun website BALITTAS saat ini kurang tertata dengan baik,
informasi kurang begitu lengkap serta kurang spesifik khususnya pada bagian
masing-masing komoditas. Dengan munculnya permasalahan tersebut
dibutuhkan perbaikan pada website BALITTAS yang ada pada saat ini tanpa
mengubah website induk melainkan membuat sub-website baru karena penulis
tidak diberikan wewenang untuk itu, sehingga sub-website dibuat atas arahan
pembimbing praktik kerja lapangan kami. Dengan adanya sub-website tersebut,
pengelompokan akan lebih tertata dan lebih mudah dalam penyampaian
informasi. Untuk memperbaiki penataan dan kemudahan dalam menyampaikan
informasi, penulis mengacu pada peningkatan aspek usabilitas dengan
menerapkan metode System Usability Scale (SUS). Dari hasil pengujian, skor SUS
yang didapatkan adalah 75.4 yang berarti masuk pada kategori acceptable
dengan adjective ratings adalah good. Skor tersebut lebih baik dibandingkan skor
yang didapatkan pada pengujian sistem yang ada saat ini, yaitu sebesar 58.6,
sehingga dapat dikatakan bahwa sistem baru yang dibangun lebih baik dan
sesuai dengan kebutuhan pengguna.
Kata kunci: website, komoditas, tembakau, usabilitas, SUS

vi
ABSTRACT

As one of the centers that conducts research activities, BALITTAS uses the
website as a medium to share information. The BALITTAS’s website contains
various information related to research activities, publications, and other
activities. As a publication media, the website should be able to provide
information easily to its users. However, the current BALITTAS’s website is not
well organized and the information is less complete and specific, especially in the
respective commodities. Therefore, a sub-website is needed to facilitate the
grouping of information on each commodity that continues growing, especially in
tobacco commodities. With the sub-website, grouping will be more organized
and easier in delivering information. To improve the arrangement and ease of
conveying information, the authors refers to improving the usability aspect by
applying the System Usability Scale (SUS) method. From the test results, the SUS
score obtained is 75.4 which means that entering the acceptable category with
adjective ratings is good. The score is better than the score obtained in the
current testing system, which is equal to 58.6, so that it can be said that the new
system is built better and suits the needs of users.
Keywords: website, commodities, tobacco, usability, SU

vii
DAFTAR ISI
BAB 1 PENDAHULUAN...........................................................................................................................7
1.1 Latar belakang.............................................................................................................................7
1.2 Rumusan masalah........................................................................................................................8
1.3 Tujuan..........................................................................................................................................8
1.4 Manfaat.......................................................................................................................................8
1.4.2 Bagi Program Studi Teknik Informatika...............................................................................10
1.4.3 Bagi BALITTAS.........................................................................................................................10
1.5 Batasan masalah........................................................................................................................10
1.6 Sistematika Pembahasan...........................................................................................................10
BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................................................10
BAB II PROFIL OBYEK PKL.....................................................................................................................10
BAB III TINJAUAN PUSTAKA.................................................................................................................10
BAB IV METODOLOGI..........................................................................................................................10
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN.........................................................................................................11
BAB VI PENUTUP..................................................................................................................................11
BAB 2 PROFIL OBYEK PKL.....................................................................................................................11
2.1 Sejarah BALITTAS.......................................................................................................................11
2.1.1 Alur Organisasi BALITTAS........................................................................................................11
Tabel 2.1 Tabel Alur Organisasi BALITTAS........................................................................................11
2.2 Visi dan Misi BALITTAS...............................................................................................................13
2.2.1 Motto......................................................................................................................................13
2.2.2 Visi..........................................................................................................................................13
2.2.3 Misi.........................................................................................................................................13
2.2.4 Mandat...................................................................................................................................13
2.3 Struktur Organisasi BALITTAS....................................................................................................13
Gambar 2.1 Struktur Organisasi BALITTAS.......................................................................................13
Tabel 2.2 Tabel Kelompok Jabatan Fungsional BALITTAS................................................................14
Gambar 2.2 Struktur Unit Seksi Jasa Penelitian BALITTAS...............................................................14
2.4 Program Penelitian....................................................................................................................14
2.5 Rantai Bisnis BALITTAS...............................................................................................................15
Gambar 2.3 Rantai bisnis BALITTAS.................................................................................................15
BAB 3 TINJAUAN PUSTAKA..................................................................................................................15
3.1 Komoditas..................................................................................................................................15
viii
3.1.1 Varietas...................................................................................................................................15
3.2 Tembakau..................................................................................................................................15
3.2.1 Agribisnis Tembakau...............................................................................................................16
3.3 Pengembangan Perangkat Lunak...............................................................................................16
3.3.1 Pemrograman Berorientasi Objek..........................................................................................16
3.3.2 Siklus Pengembangan Perangkat Lunak..................................................................................16
3.3.3 Waterfall Model......................................................................................................................16
Gambar 3.1 Waterfall Model...........................................................................................................17
3.4 UML (Unified Modifying Language)...........................................................................................17
Gambar 3.2 Contoh Use Case Diagram............................................................................................17
Gambar 3.3 Contoh Class Diagram..................................................................................................18
Gambar 3.4 Contoh Sequence Diagram...........................................................................................18
3.5 Teknologi Pengembangan Sistem..............................................................................................18
3.5.1 Bootstrap 3.............................................................................................................................18
3.5.2 Code Igniter 3.1.4...................................................................................................................18
3.6 Teori Pengujian..........................................................................................................................19
3.6.1 Whitebox Testing....................................................................................................................19
3.6.2 Blackbox Testing.....................................................................................................................19
3.6.3 Usability Testing.....................................................................................................................19

ix
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Tabel Alur Organisasi BALITTAS...............................................................5


Tabel 2.2 Tabel Kelompok Jabatan Fungsional BALITTAS........................................8
Tabel 4.1 Aturan Penulisan Kode Kebutuhan........................................................19
Tabel 5.1 Identifikasi Pengguna.............................................................................22
Tabel 5.2 Spesifikasi kebutuhan fungsional pengguna..........................................23
Tabel 5.3 Spesifikasi kebutuhan fungsional admin................................................25
Tabel 5.4 Spesifikasi kebutuhan non-fungsional...................................................27
Tabel 5.5 Use Case Scenario Lihat Data Varietas...................................................29
Tabel 5.6 Use Case Scenario Lihat Data Teknologi Budidaya.................................29
Tabel 5.7 Use Case Scenario Lihat Data Agribisnis.................................................29
Tabel 5.8 Use Case Scenario Lihat Data Produk.....................................................30
Tabel 5.9 Use Case Scenario Lihat Data Leaflet.....................................................30
Tabel 5.10 Use Case Scenario Lihat Data Berdasarkan Jenis Tembakau...............31
Tabel 5.11 Use Case Scenario Berbagi Halaman ke Media Sosial..........................31
Tabel 5.12 Use Case Scenario Pencarian................................................................31
Tabel 5.13 Use Case Scenario Unduh File..............................................................32
Tabel 5.14 Use Case Scenario Login.......................................................................32
Tabel 5.15 Use Case Scenario Tambah Data Varietas............................................33
Tabel 5.16 Use Case Scenario Hapus Data Varietas...............................................33
Tabel 5.17 Use Case Scenario Ubah Data Varietas................................................34
Tabel 5.18 Use Case Scenario Tambah Data Leaflet..............................................34
Tabel 5.19 Use Case Scenario Hapus Data Leaflet.................................................35
Tabel 5.20 Use Case Scenario Ubah Data Leaflet..................................................35
Tabel 5.21 Use Case Scenario Tambah Data Teknologi Budidaya.........................36
Tabel 5.22 Use Case Scenario Hapus Data Teknologi Budidaya............................36
Tabel 5.23 Use Case Scenario Ubah Data Teknologi Budidaya..............................37
Tabel 5.24 Use Case Scenario Tambah Data Agribisnis.........................................38
Tabel 5.25 Use Case Scenario Hapus Data Agribisnis............................................38
Tabel 5.26 Use Case Scenario Ubah Data Agribisnis..............................................39
Tabel 5.27 Use Case Scenario Tambah Data Benih................................................39

ix
Tabel 5.28 Use Case Scenario Hapus Data Benih...................................................40
Tabel 5.29 Use Case Scenario Ubah Data Benih....................................................40
Tabel 5.30 Use Case Scenario Tambah Data Distribusi Benih................................41
Tabel 5.31 Use Case Scenario Hapus Data Distribusi Benih...................................41
Tabel 5.32 Use Case Scenario Ubah Data Distribusi Benih....................................42
Tabel 5.33 Use Case Scenario Unggah File.............................................................42
Tabel 5.34 Use Case Scenario Logout....................................................................43
Tabel 5.35 Keterangan Perancangan Antarmuka Lihat Data Varietas...................59
Tabel 5.36 Keterangan Perancangan Antarmuka Lihat Data Leaflet.....................60
Tabel 5.37 Keterangan Perancangan Antarmuka Lihat Data Produk....................60
Tabel 5.38 Keterangan Perancangan Antarmuka Pencarian.................................61
Tabel 5.39 Keterangan Perancangan Antarmuka Tambah Data Varietas.............63
Tabel 5.40 Keterangan Perancangan Antarmuka Hapus Data Varietas................64
Tabel 5.41 Keterangan Perancangan Antarmuka Ubah Data Varietas..................64
Tabel 5.42 Keterangan Perancangan Antarmuka Tambah Data Leaflet................66
Tabel 5.43 Keterangan Perancangan Antarmuka Ubah Data Leaflet....................67
Tabel 5.44 Keterangan Perancangan Antarmuka Tambah Data Agribisnis...........68
Tabel 5.45 Method-method yang Diuji..................................................................79
Tabel 5.46 Hasil Pengujian Unit tambahVarietas..................................................82
Tabel 5.47 Hasil Pengujian Unit editLeaflet...........................................................85
Tabel 5.48 Hasil Pengujian Unit tambahAgribisnis................................................87
Tabel 5.49 Rencana Pengujian Validasi..................................................................88
Tabel 5.50 Hasil Pengujian Validasi Kebutuhan Fungsional...................................91
Tabel 5.51 Keterangan Skor Skala Likert Tiap Pernyataan SUS.............................96
Tabel 5.52 Hasil Kuisioner SUS terhadap sistem saat ini.......................................96
Tabel 5.53 Hasil Kuisioner SUS terhadap sistem yang sedang dibangun..............97

x
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Struktur Organisasi BALITTAS...............................................................8


Gambar 2.2 Struktur Unit Seksi Jasa Penelitian BALITTAS.......................................9
Gambar 2.3 Rantai bisnis BALITTAS.......................................................................10
Gambar 3.1 Waterfall Model.................................................................................13
Gambar 3.2 Contoh Use Case Diagram.................................................................14
Gambar 3.3 Contoh Class Diagram........................................................................14
Gambar 3.4 Contoh Sequence Diagram.................................................................15
Gambar 4.1 Alur Metodologi.................................................................................18
Gambar 5.1 Use Case Diagram SITT......................................................................28
Gambar 5.2 Sequence Diagram Lihat Data Varietas..............................................44
Gambar 5.3 Sequence Diagram Lihat Data Leaflet................................................44
Gambar 5.4 Sequence Diagram Lihat Data Produk...............................................45
Gambar 5.5 Sequence Diagram Pencarian............................................................45
Gambar 5.6 Sequence Diagram Tambah Data Varietas........................................46
Gambar 5.7 Sequence Diagram Ubah Data Varietas.............................................48
Gambar 5.8 Sequence Diagram Hapus Data Varietas...........................................49
Gambar 5.9 Sequence Diagram Tambah Data Leaflet...........................................50
Gambar 5.10 Sequence Diagram Ubah Data Leaflet.............................................51
Gambar 5.11 Sequence Diagram Tambah Data Agribisnis....................................53
Gambar 5.12 Class Diagram...................................................................................54
Gambar 5.13 Physical Data Model.........................................................................55
Gambar 5.14 Perancangan Antarmuka Lihat Data Varietas..................................58
Gambar 5.15 Perancangan Antarmuka Lihat Data Leaflet....................................59
Gambar 5.16 Perancangan Antarmuka Lihat Data Produk....................................60
Gambar 5.17 Perancangan Antarmuka Pencarian.................................................61
Gambar 5.18 Perancangan Antarmuka Tambah Data Varietas.............................62
Gambar 5.19 Perancangan Antarmuka Hapus Data Varietas................................63
Gambar 5.20 Perancangan Antarmuka Ubah Data Varietas.................................64
Gambar 5.21 Perancangan Antarmuka Tambah Data Leaflet...............................65
Gambar 5.22 Perancangan Antarmuka Ubah Data Leaflet....................................66

xi
Gambar 5.23 Perancangan Antarmuka Tambah Data Agribisnis..........................67
Gambar 5.24 Implementasi Antarmuka Lihat Data Varietas.................................72
Gambar 5.25 Implementasi Antarmuka Lihat Data Leaflet...................................72
Gambar 5.26 Implementasi Antarmuka Lihat Data Produk...................................73
Gambar 5.27 Implementasi Antarmuka Pencarian...............................................74
Gambar 5.28 Implementasi Antarmuka Tambah Data Varietas............................74
Gambar 5.29 Implementasi Antarmuka Hapus Data Varietas...............................75
Gambar 5.30 Implementasi Antarmuka Ubah Data Varietas................................76
Gambar 5.31 Implementasi Antarmuka Tambah Data Leaflet..............................76
Gambar 5.32 Implementasi Antarmuka Ubah Data Leaflet..................................77
Gambar 5.33 Implementasi Antarmuka Tambah Data Agribisnis.........................78
Gambar 5.34 Flow Graph tambahVarietas............................................................81
Gambar 5.35 Flow Graph editLeaflet.....................................................................84
Gambar 5.36 Flow Graph tambahAgribisnis..........................................................87
Gambar 5.37 Rating dan skala konversi skor rata-rata SUS...................................96

xii
DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN A HASIL WAWANCARA......................................................................102


A.1 Koordinator Website BALITTAS..........................................................102
A.1.1 Daftar Pertanyaan Wawancara.................................................102
A.1.2 Hasil Wawancara.......................................................................102
A.2 Koordinator dan Admin Website BALITTAS.......................................103
A.2.1 Daftar Pertanyaan Wawancara.................................................103
A.2.2 Hasil Wawancara.......................................................................103
LAMPIRAN B VALIDASI KEBUTUHAN....................................................................105
B.1 Validasi Kebutuhan.............................................................................105
B.1.1 Koordinator Website BALITTAS.................................................105
B.1.2 Admin Website BALITTAS..........................................................105
LAMPIRAN C FORM KUISIONER PENGUJIAN USABILITAS....................................106
LAMPIRAN D DOKUMENTASI KEGIATAN PKL.......................................................107
D.1 Foto Pada Saat Diskusi dan Presentasi...............................................107

xiii
BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang


BALITTAS (Balai Penelitian Tanaman Pemanis dan Serat) Malang adalah salah
satu Balai di bawah naungan Kementrian Pertanian yang melakukan kegiatan
penelitian, pembenihan dan pengembangan teknologi yang berkaitan dengan
tanaman tembakau, pemanis, serat dan minyak industri. Selain itu, BALITTAS
juga melakukan kegiatan publikasi hasil penelitian terkait seperti pemberian
saran kebijakan dalam bidang agribisnis.
Dalam proses publikasinya, BALITTAS mempunyai sebuah website yang
memuat berbagai kegiatan yang dilakukan, sehingga dapat diakses oleh semua
orang kapanpun dan dimanapun mereka berada. Sebagai media publikasi dan
informasi, sebuah website seharusnya mampu memberikan konten dan desain
tampilan yang menarik, serta mampu memberikan aspek kemudahan pada saat
mengakses situs-situsnya.
Informasi yang beragam dan kompleks seringkali menyebabkan struktur
konten website kurang dapat tertata secara baik. Hal ini tentu akan membuat
pengunjung situs web tersebut merasa kurang nyaman dan bisa jadi informasi
menjadi tidak tersampaikan karena kesulitan dalam mengaksesnya. Perasaan
nyaman atau tidak nyaman pada pengguna akan menentukan apakah mereka
akan mengunjungi lagi situs tersebut atau tidak.
Perasaan atau persepsi yang muncul dari pengguna atas website inilah yang
disebut dengan user experience. Menurut ISO, user experience mencakup segala
emosi, kepercayaan, persepsi, preferensi, perilaku, pencapaian serta tanggapan
fisik dan psikologis pengguna yang muncul sebelum, selama dan sesudah
menggunakan produk (ISO 9241-210, 2010). Untuk mengidentifikasi user
experience yang baik, terdapat beberapa aspek yang perlu dipenuhi diantaranya
adalah usability, satisfaction, enjoyment, fun dan visual appeal (Frederick, et al.,
2015).
Hasil penelitian yang dilakukan oleh (Frederick, et al., 2015) menyatakan
bahwa tingkat kepuasan pengguna (satisfaction) mempunyai pengaruh yang
linier pada nilai user experience. Aspek usability pun juga demikian, semakin
mudah pengguna dalam mengakses situs web tersebut untuk mendapatkan
informasi maka semakin baik pula nilai user experience nya. Pada kenyataannya,
terdapat permasalahan pada website yang dimiliki oleh BALITTAS saat ini yaitu
pada aspek tampilan (estetika) dan aspek usability.
Banyaknya konten yang kurang ditata secara baik serta banyaknya komoditas
yang menjadi fokus bidang penelitian BALITTAS menyebabkan website BALITTAS
terasa sedikit rumit pada saat dioperasikan. Sehingga Bapak Ir. Cece Suhara, M.P.
selaku pihak koordinator website BALITTAS memberikan masukan agar membuat
website balittas menjadi lebih baik secara tampilan dan mudah untuk
dioperasikan

1
tanpa mengubah website BALITTAS saat ini, melainkan dengan membuat sub-
website yang mewadahi segala informasi secara spesifik mengenai masing-
masing komoditas yang sebelumnya belum ada.
Oleh karena itu, pada laporan PKL yang berjudul “Pembangunan Sistem
Informasi Tanaman Tembakau Berbasis Website” ini, penulis ditugaskan untuk
menganilisis dan mengembangkan website yang dimiliki oleh BALITTAS
khususnya pada pembuatan sub-website komoditas tembakau selama dua bulan
(1 juli 2018
– 31 Agustus 2018) agar informasi yang ada pada komoditas tembakau lebih baik
secara tampilan dan mudah digunakan dalam pencarian informasi.

1.2 Rumusan masalah


Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan di atas, maka dapat
dirumuskan beberapa permasalahan sebagai berikut:
1. Apa saja kebutuhan yang digunakan dalam pembangunan Sistem
Informasi Tanaman Tembakau di BALITTAS?
2. Bagaimana hasil perancangan dan implementasi pembangunan Sistem
Informasi Tanaman Tembakau di BALITTAS berdasarkan analisis
kebutuhan yang telah dilakukan sebelumnya?
3. Bagaimana hasil pengujian yang dilakukan dalam pembangunan Sistem
Informasi Tanaman Tembakau di BALITTAS?

1.3 Tujuan
Adapun tujuan Praktik Kerja Lapangan ini, yaitu:
1. Mengetahui kebutuhan apa saja yang digunakan dalam pembangunan
Sistem Informasi Tanaman Tembakau
2. Mengetahui perancangan dan implementasi dari pembangunan Sistem
Informasi Tanaman Tembakau berdasarkan analisis kebutuhan yang telah
dilakukan sebelumnya
3. Mengetahui pengujian yang dilakukan dalam pembangunan Sistem
Informasi Tanaman Tembakau

1.4 Manfaat
Manfaat yang akan diperoleh dari Praktik Kerja Lapangan ini, antara lain:

1.4.1 Bagi Mahasiswa


1. Dapat menambah wawasan, pengetahuan, serta pengalaman seputar
dunia kerja yang ada dalam bidang yang bersangkutan karena terlibat
secara langsung dalam pengerjaan proyek perangkat lunak

2
2. Dapat mengimplementasikan ilmu-ilmu yang didapatkan selama masa
perkuliahan ke dalam bentuk praktik nyata pengerjaan sebuah proyek
perangkat lunak

1.4.2 Bagi Program Studi Teknik Informatika


1. Memperkenalkan instansi pendidikan Jurusan Teknik Informatika,
Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Brawijaya, Malang kepada badan
usaha ataupun perusahaan yang membutuhkan tenaga lulusan yang
bergerak di bidang ilmu Informatika
2. Sebagai bahan evaluasi kurikulum perkuliahan yang sedang diterapkan
pada Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Brawijaya, Malang
3. Sebagai bahan penyesuaian antara lulusan mahasiswa dengan kebutuhan
tenaga kerja yang kompeten dalam bidangnya

1.4.3 Bagi BALITTAS


1. Dapat membantu menyelesaikan permasalahan yang ada di instansi
terkait permasalahan perangkat lunak
2. Menjalin kerjasama antara intansi dengan Fakultas Ilmu Komputer,
Universitas Brawijaya Malang

1.5 Batasan masalah


Batasan masalah dalam Praktik Kerja Lapangan ini, yaitu:
1. Sistem yang dibangun berbentuk website yang berfokus pada komoditas
tembakau
2. Sistem yang dibangun akan menjadi sub-website dari website yang ada
saat ini

1.6 Sistematika Pembahasan


Untuk mempermudah pemahaman laporan PKL ini, penulis membuat
sistematika penulisan yang mengemukakan secara singkat mengenai isi dari tiap-
tiap bab sebagai berikut:
BAB I PENDAHULUAN
Pada bab ini akan memberikan gambaran mengenai latar belakang, rumusan
masalah yang akan diselesaikan, tujuan dan manfaat PKL, batasan masalah,
serta sistematika pembahasan laporan PKL.
BAB II PROFIL OBYEK PKL
Pada bab ini akan memberikan gambaran mengenai instansi tempat penulis
melaksanakan PKL. Pada bab ini berisi sejarah perusahaan, visi dan misi
perusahaan, struktur organisasi perusahaan, serta rantai bisnis perusahaan.

3
BAB III TINJAUAN PUSTAKA
Pada bab ini akan menjelaskan dasar teori yang digunakan dan menjadi
referensi dalam pengembangan Sistem Informasi Tanaman Tembakau ini.
BAB IV METODOLOGI
Pada bab ini akan memaparkan langkah-langkah yang dilakukan dalam
pengembangan Sistem Informasi Tanaman Tembakau ini pada pelaksanaan
PKL.
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN
Pada bab ini akan memaparkan hasil dari penelitian yang merupakan
pengembangan sistem. Pada bab ini berisi analisis kebutuhan, perancangan,
implementasi, dan pengujian sistem.
BAB VI PENUTUP
Pada bab ini akan menjelaskan kesimpulan dari pengembangan Sistem
Informasi Tanaman Tembakau dan juga saran bagi pengembangan
selanjutnya.

4
BAB 2 PROFIL OBYEK PKL

2.1 Sejarah BALITTAS


BALITTAS (Balai Penelitian Tanaman Pemanis dan Serat) Malang adalah Balai
yang melakukan beberapa kegiatan penelitian (genetika, morfologi, fisiologi,
ekologi, entomologi, dan pitofatologi), pembenihan dan menghasilkan teknologi
yang berkaitan dengan tanaman tembakau, pemanis, serat, dan minyak industri.
Selain kegiatan tersebut, BALITTAS juga melakukan kegiatan kerjasama,
informasi, dan rekomendasi, serta penyebarluasan dan pendayagunaan hasil -
hasil penelitian tanaman tembakau, pemanis, serat, dan minyak industri.
Memberikan saran kebijakan dalam agribisnis tanaman tembakau, pemanis,
serat, dan minyak industri juga merupakan salah satu kegiatan yang telah banyak
dilakukan oleh BALITTAS.
Cikal bakal semua Balai Penelitian Pertanian di Indonesia termasuk BALITTAS
adalah Algemeen Proefstation Voor de Landbouw (APL) yaitu Balai Penelitian
yang mempunyai mandat menangani tanaman pertanian rakyat meliputi
tanaman hortikultura, tanaman pangan, dan perkebunan rakyat, yang didirikan
pada tahun 1918. Pada tahun 1950 APL berubah menjadi Balai Besar
Penyelidikan Pertanian (BBPP) yang berpusat di Bogor. Keberadaan BALITTAS
saat inipun tidak dapat dipisahkan dengan perkembangan dan keberadaan Balai–
Balai Penelitian yang menangani komoditas BALITTAS sebelumnya seperti: Balai
Besar Penyelidikan Pertanian (BBPP) di Bogor, BBPP Cabang Malang, BBPP
Cabang Makasar, Balai Penyelidikan Teknik Pertanian (BPTP) Perwakilan Jawa
Timur dan Jawa Tengah, Lembaga Penelitian Serat dan Jenis-jenis Tanaman
Industri Lainnya (LPTS), Lembaga Penelitian Kelapa dan Jenis-jenis Tanaman
Lemak Lainnya (LPKL), Lembaga Penelitian Tanaman Industri (LPTI) Cabang
Wilayah II di Malang, Balai Penelitian Tanaman Industri (Balittri), Balai Penelitian
Tembakau dan Tanaman Serat (BALITTAS), Balai Penelitian Tanaman Tembakau
dan Serat (BALITTAS), Balai Penelitian Tanaman Pemanis dan Serat. (Balittas,
2018)

2.1.1 Alur Organisasi BALITTAS


Untuk lebih jelasnya, bagan alur organisasi dari Balai Penelitian Tanaman
Pemanis dan Serat (BALITTAS), dapat dilihat pada Tabel 2.1 berikut ini:
Tabel 2.1 Tabel Alur Organisasi BALITTAS
Tahun Uraian Nama Instansi Organisasi Induk
1918 Didirikan Balai Penelitian yang menangani Tanaman Departemen
Pertanian Rakyat meliputi tanaman hortikultura, tanaman
pangan, dan perkebunan rakyat di Indonesia yang Voor Economische
bernama Algemeen Proefstation Voor de Landbouw (APL). Zaken
1942 Algemeen Proefstation Voor de Landbouw Pemerintah Jepang
(APL) dinamakan ”Noozi Sikenzyoo” atau disebut Pusat
Penyelidikan Pertanian Umum.

5
1949 APL berubah menjadi Djawatan Penjelidikan Pertanian (Dj. Departemen
PP).
Voor Economische
Zaken
1950 Dj PP berubah menjadi Balai Besar Penyelidikan Pertanian Departemen
(BBPP) berpusat di Jl. Tjikeumeuh sekarang Jl. Merdeka 99
Bogor. Voor Economische
Zaken
1951 Dibentuk Unit Pelaksana Teknis/Administrasi di lingkup BBPP: BBPP
1. Balai Penyelidikan Teknik Pertanian(BPTP)
2. Balai Besar Cabang Makasar
3. Laboratorium Perikanan Darat
4. Kantor Pusat Balai Besar sebagai koordinator
1951 BPTP berdasarkan mandatnya dibagi menjadi 3 bagian: BBPP/BPTP Pusat
1. Bagian Teknik Pertanian
2. Bagian Tanaman Dagang
3. Bagian Tanaman Makanan
1951 Bagian Tanaman Dagang memulai kegiatan penelitian: BPTP Pusat
komoditas tembakau, kapas, kapuk, serat batang, kelapa,
jarak kepyar, wijen, tanaman insektisida, tebu, dan lain lain.
1954 R. Isman Sastrodarmo menjadi Pimpinan BPTP Perwakilan BPTP Pusat
Jawa Tengah dan Jawa Timur berkedudukan di KP Genteng,
Banyuwangi
1958 W.G.P.T. Tamboenan menjadi Kepala Cabang BBPP Malang BPTP Pusat
berkantor di Serayu 2, Malang
1958 R. Isman Sastrodarmo menjadi Pimpinan BPTP Perwakilan BPTP Pusat
Jawa Tengah dan Jawa Timur berkedudukan di Jl. Kenanga
36 sekarang Jl. Industri Timur 36 Malang
1961 Bagian Tanaman Dagang dipecah 2 bagian: Direktorat Jenderal
1. Lembaga Tanaman Serat dan Jenis-Jenis Tanaman Perkebunan
Industri Lainnya (LPTS)
2. Lembaga Penelitian Kelapa dan Jenis lemak Lainnya
(LPKL)
1968 LPTS dan LPKL dilebur menjadi Perwakilan Lembaga Direktorat Jenderal
Penelitian Tanaman Industri (LPTI) Jawa Timur di Malang Perkebunan
1972 LPTI Cabang Malang menjadi Lembaga Penelitian Tanaman LPTI Pusat Bogor
Industri Cabang Wilayah II Malang
1981 Lembaga Penelitian Tanaman Industri Cabang Wilayah II Puslitbang Tanaman
Malang menjadi Balai Penelitian Tanaman Industri (Balittri) Industri
1984 Balittri menjadi Balai Penelitian Tembakau dan Tanaman Puslitbang Tanaman
Serat (BALITTAS) Perkebunan
2002 Balai Penelitian Tembakau dan Tanaman Serat (BALITTAS) Puslitbang Tanaman
menjadi Balai Penelitian Tanaman Tembakau dan Serat Perkebunan
(BALITTAS)
2011 Balai Penelitian Tembakau dan Tanaman Serat (BALITTAS) Puslitbang Tanaman
menjadi Balai Penelitian Tanaman Pemanis dan Serat Perkebunan
(BALITTAS)

Sumber: (Balittas, 2018)

6
2.2 Visi dan Misi BALITTAS
2.2.1 Motto
Terdepan dalam Inovasi dan Pelayanan (Leading In Innovation And Services).

2.2.2 Visi
Menjadi institusi andal berkelas dunia sebagai penyedia inovasi teknologi
tepat guna tanaman pemanis, serat, tembakau, dan minyak industri.

2.2.3 Misi
1. Menghasilkan dan merakit teknologi yang dapat meningatkan
produktivitas, mutu dan daya saing tanaman pemanis, serat, tembakau,
dan minyak industri.
2. Meningkatkan kerjasama dan diseminasi hasil penelitian.
3. Meningkatkan kapasitas sumber daya manusia dan sarana pendukung.
4. Memberikan saran kebijakan teknologi dan agribisnis tanaman pemanis,
serat, tembakau, dan minyak industri.

2.2.4 Mandat
1. Melaksanakan Penelitian Genetika, Pemuliaan, Pembenihan, Dan
Pemanfaatan Plasma Nutfah Tanaman Pemanis, Serat, Tembakau, Dan
Minyak Industri.
2. Melaksanakan Penelitian Morfologi, Fisiologi, Ekologi, Entomologi,
Fitopatologi Tanaman Pemanis, Serat, Tembakau, Dan Minyak Industri.
3. Melaksanakan Penelitian Komponen Teknologi, Sistem Dan Usaha
Agribisnis Tanaman Pemanis, Serat, Tembakau, Dan Minyak Industri.
4. Melaksanakan Penelitian Penanganan Hasil Tanaman Pemanis, Serat,
Tembakau, Dan Minyak Industri.
5. Memberikan Pelayanan Teknik Penelitian Tanaman Pemanis, Serat,
Tembakau, Dan Minyak Industri.
6. Penyiapan Kerjasama, Informasi, Dokumentasi, Serta Penyebarluasan Dan
Pendayagunaan Hasil-Hasil Penelitian Tanaman Pemanis, Serat,
Tembakau, Dan Minyak Industri.
7. Pelaksanaan Urusan Ketatausahaan Dan Rumahtangga.

2.3 Struktur Organisasi BALITTAS


Berdasarkan Keputusan Menteri Pertanian nomor : 5398 / Kpts / KP.330 / 12
/ 2011 Tanggal 30 Desember 2011 dan 822 / Kpts / KP.330 / 7 / 2014 Tanggal 24
Juli 2014, struktur organisasi BALITTAS dapat dilihat pada Gambar 2.1 berikut ini:

7
Gambar 2.1 Struktur Organisasi BALITTAS
Sumber: (Balittas, 2018)
Adapun untuk struktur dari kelompok jabatan fungsional BALITTAS dapat
dilihat pada Tabel 2.2 berikut ini:
Tabel 2.2 Tabel Kelompok Jabatan Fungsional BALITTAS
No Nama Jabatan
1 Dr.Ir. Budi Hariyono, M.P. Koordinator Program
2 Prof.Dr.Drs. Subiyakto, M.P Penanggung Jawab Program Tanaman
Pemanis
3 Prof. Ir. Nurindah, Ph.D. Penanggung Jawab Program Tanaman Serat
4 Dr.Ir. Rully Dyah Purwati, M.Phil Penanggung Jawab Program Tanaman
Minyak Industri
5 Ir. Djajadi, M.Sc.PhD. Penanggung Jawab Program Tanaman
Tembakau
6 Dr.Ir. Budi Hariyono, M.P. Ketua Kelompok Peneliti Ekofisiologi
7 Drs. Dwi Adi Sunarto, M.P. Ketua Kelompok Peneliti Entomologi dan
Fitopatologi
8 Dr. Drs. Marjani, M.P. Ketua Kelompok Peneliti Pemuliaan dan
Plasma Nutfah

Pada kegiatan Praktik Kerja Lapangan ini, penulis berada di bawah


pengawasan Unit Seksi Jasa Penelitian dan dibimbing oleh Koordinator Website
BALITTAS. Dibawah naungan koordinator website terdapat dua otoritas yaitu
admin website dan mahasiswa magang, sehingga selain mendapat bimbingan
dari koordinator website penulis juga mendapat pengarahan dari admin website.
Untuk lebih jelasnya, struktur Unit Seksi Jasa Penelitian dapat dilihat pada
Gambar 2.2 berikut ini:

8
Gambar 2.2 Struktur Unit Seksi Jasa Penelitian BALITTAS

2.4 Program Penelitian


BALITTAS memiliki tugas untuk melakukan penelitian terhadap komoditas
sebagai berikut : tanaman pemanis (tebu, bit, stevia), tanaman serat batang
(rami, kenaf, rosela, jute, abaca, agave, linum, dan lain sebagainya) tembakau,
serta tanaman minyak industri (wijen, jarak kepyar, jarak pagar, minyak kemiri,
dan bunga matahari). Program penelitian tersebut dibuat berdasarkan Rencana
Strategi BALITTAS tahun 2009 - 2014. Prioritas serta fokus penelitian berdasarkan
pada minat stakeholders dan untuk mengantisipasi permasalahan yang mungkin
terjadi dengan menggunakan program - program sebagai berikut :
1. Pengembangan varietas tembakau untuk menurunkan kadar tar dan
nicotine, tahan penyakit, serta meningkatkan kualitas dan produktivitas.
2. Pengembangan varietas kapas yang tahan A. biguttula dan hama
penggerek buah, serta kekeringan, dan juga memiliki produktivitas tinggi
serta kualitas serat yang tinggi.
3. Pengembangan varietas unggul jarak pagar.
4. Pengembangan varietas unggul kenaf untuk tanah kering serta tanah
masam.
5. Pengembangan varietas unggul wijen untuk lahan sawah setelah padi.
6. Pengembangan varietas unggul rami.
7. Pengembangan jarak kepyar di lahan kering.
Varietas unggul tersebut juga di lengkapi dengan paket teknologi penanaman
dan kelayakan penelitian sosial ekonomi. Aktivitas Penelitian serta
pelaksanaannya tersebut dievaluasi dan dimonitoring oleh tim yang dibuat oleh
Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan. Pembiayaan penelitian
tersebut dianggarkan melalui APBN and kerjasama swasta serta pihak lain.

9
2.5 Rantai Bisnis BALITTAS
Gambar 2.3 berikut ini menunjukkan proses bisnis BALITTAS mulai dari usulan
kegiatan penelitian hingga diseminasi atau publikasi hasil penelitian ke dalam
website BALITTAS. Skema rantai bisnis tersebut diperoleh dari hasil diskusi
dengan Bapak Ir. Cece Suhara, M.P. selaku koordinator website.

Gambar 2.3 Rantai bisnis BALITTAS

10
BAB 3 TINJAUAN PUSTAKA

3.1 Komoditas
Komoditas merupakan bahan mentah yang dapat digolongkan menurut
mutunya sesuai dengan standar perdagangan internasional, misalnya gandum,
karet, kopi (Kemdikbud, 2018). Inovasi teknologi yang paling strategis untuk
mendukung pengembangan komoditas adalah varietas unggul. Penggunaan
varietas unggul suatu komoditas mempunyai dampak yang sangat luas, antara
lain dapat berpengaruh terhadap efisiensi biaya dalam budi daya, peningkatan
produksi dan mutu, serta pemanfaatan lahan-lahan marginal, sehingga dapat
berdampak sosial dan ekonomi yang cukup nyata bagi petani. Selain itu,
penggunaan varietas unggul merupakan teknologi yang relatif mudah diterima
dan diterapkan oleh petani.

3.1.1 Varietas
Varietas didefinisikan sebagai sekelompok tanaman dari jenis atau spesies
tanaman yang memiliki karakteristik tertentu seperti bentuk, daun, bunga, dan
biji yang menjadi pembeda dengan spesies tanaman lain, dan apabila
diperbanyak tidak akan mengalami perubahan. Jenis varietas menunjukan cara
varietas tersebut dirakit dan metode perbanyakan benihnya, sehingga tersedia
benih yang dapat ditanam oleh petani (Pertanian, 2018).

3.2 Tembakau
Tembakau adalah produk pertanian yang diproses dari daun tanaman dari
genus Nicotiana. Tembakau dapat dikonsumsi, digunakan sebagai pestisida, dan
dalam bentuk nikotin tartrat dapat digunakan sebagai obat. Jika dikonsumsi,
pada umumnya tembakau dibuat menjadi rokok, tembakau kunyah, dan
sebagainya. Tembakau telah lama digunakan sebagai entheogen di Amerika.
Kedatangan bangsa Eropa ke Amerika Utara mempopulerkan perdagangan
tembakau terutama sebagai obat penenang. Kepopuleran ini menyebabkan
pertumbuhan ekonomi Amerika Serikat bagian selatan. Setelah Perang Saudara
Amerika Serikat, perubahan dalam permintaan dan tenaga kerja menyebabkan
perkembangan industri rokok. Produk baru ini dengan cepat berkembang
menjadi perusahaanperusahaan tembakau hingga terjadi kontroversi ilmiah pada
pertengahan abad ke-20 (MiwonGroup, 2018).

3.2.1 Agribisnis Tembakau


Agribisnis tembakau mempunyai peran yang strategis dalam perekonomian
local dan nasional. Sebagai komoditas yang bernilai ekonomis tinggi, usaha tani
tembakau dapat menyumbang pendapatan petani sekitar 40−80% dari total
pendapatan. Sedangkan sebagai bahan baku utama rokok, peranan tembakau
semakin menentukan dalam perkembangan industri rokok. Industri rokok telah
ditetapkan pemerintah sebagai salah satu industry prioritas nasional, yang

11
perkembangannya akan sangat mempengaruhi perkembangan ekonomi
nasional. Target penerimaan negara dari cukai yang telah ditetapkan untuk tahun
2010 sebesar Rp61 triliun dan tahun 2011 sebesar Rp71 triliun; sedangkan
penerimaan devisa dari ekspor tembakau sebesar US$564 juta. Usaha tani
tembakau dan industri yang terkait juga menyediakan lapangan kerja bagi kurang
lebih 10 juta orang. Selain sebagai usaha tani primer, agribisnis tembakau sangat
terkait dengan industry hulu dan industri hilir, yang semuanya bernilai ekonomi
tinggi. Industri hulu yang sangat erat hubungannya antara lain adalah usaha
pembibitan dan pembuatan pupuk kandang. Sedangkan industri hilir yang sangat
menopang agribisnis tembakau antara lain adalah usaha kerajinan tikar, alas
pengering tembakau rajangan, kerajinan tali, dan usaha tani cengkeh (Murdiyati
& Basuki, 2016).

3.3 Pengembangan Perangkat Lunak


3.3.1 Pemrograman Berorientasi Objek
Analisis Object Oriented mengkombinasikan data dan proses menjadi berbagai
hal yang disebut dengan objects. Object Oriented terkenal karena menyediakan
kemudahan dalam peralihan ke Bahasa pemrograman OO seperti Java, Smalltalk,
C++, Python, dan Perl. Object Oriented dipadukan dengan Bahasa Object
Oriented Programming dimana kode bersifat modular dan dapat digunakan
kembali sehingga bisa mengurangi biaya dan waktu pengembangan. Selain itu,
juga mudah dalam pemeliharaan dan mengembangkan object baru bisa dengan
dikloning menggunakan sifat pewarisan (inheritance) (Shelly & Rosenblatt, 2012).

3.3.2 Siklus Pengembangan Perangkat Lunak


Ada banyak macam model pengembangan perangkat lunak baik yang
tradisional maupun modern yaitu prototyping, waterfall, incremental and
iterative development, rapid application development, spiral development, dan
extreme programming.
Jenis - jenis metodologi tersebut memiliki beberapa tahapan sebagai berikut
(Vliet, 2007):
1. Tahap Analisis Kebutuhan
2. Tahap Mendesain Sistem
3. Tahap Implementasi (coding)
4. Tahap Pengujian
5. Tahap Maintenance

3.3.3 Waterfall Model


Waterfall model merupakan pendekatan sekuensial atau berurutan pada
pengembangan perangkat lunak yang dimulai dengan kebutuhan pengguna dan
berkembang menjadi planning, modelling, construction, dan deployment yang
akhirnya menjadi perangkat lunak yang lengkap (Pressman, 2010).

12
Gambar 3.1 Waterfall Model
(Sumber: Sommerville, 2011)
Tahap-tahap pada waterfall model secara langsung menggambarkan aktivitas
dasar dari pengembangan, diantaranya:
1. Requirements analysis and definition. Layanan sistem, variable-variabel, dan
tujuan didapatkan dari konsultasi dengan pengguna yang akan terlibat
dengan sistem. Setelah itu didefinisikan secara detail dan berfungsi sebagai
spesifikasi sistem.
2. System and software design. Pada proses ini, kebutuhan pengguna
dipetakan menjadi sistem dengan membuat arsitektur atau perancangan
sistem keseluruhan. Perancangan ini melibatkan identifikasi dan
mendeskripsikan abstraksi dasar sistem dan hubungan antar komponen
didalamnya.
3. Implementation and unit testing. Selama tahap ini, perancangan sistem
direalisasikan menjadi beberapa unit program. Unit testing melakukan
verifikasi pada masing-masing unit dengan spesifikasi kebutuhannya.
4. Integration and system testing. Program-program digabungkan dan diuji
sebagai satu kesatuan sistem untuk memastikan jika sesuai dengan
kebutuhan pengguna. Setelah diuji, sistem diberikan kepada pengguna.
5. Operation and maintenance. Biasanya, tahap ini merupakan tahap yang
paling lama. Sistem diinstal lalu digunakan. Pemeliharaan melibatkan
pengoreksian kesalahan yang tidak ditemukan pada tahap sebelumnya,
memperbaiki implementasi dari unit program, dan menambahkan layanan
sistem sebagai kebutuhan baru.

3.4 UML (Unified Modifying Language)


UML adalah method yang digunakan untuk menggambarkan dan
mendokumentasikan perancangan sistem. UML menggunakan konsep
perancangan Object Oriented namun bebas dari bahasa pemrograman yang
spesifik dan bisa digunakan untuk mendeskripsikan proses bisnis dan kebutuhan
(Shelly & Rosenblatt, 2012). Tipe diagram yang termasuk UML diantaranya:
1. Use Case Diagram

13
Use Case Diagram adalah rangkuman gambar dari use case atau fungsi
yang saling terhubung dengan sebuah sistem atau subsistem (Shelly &
Rosenblatt, 2012).

Gambar 3.2 Contoh Use Case Diagram


(Sumber: Gary B. Sherly, 2012)
Gambar 3.2 merupakan contoh Use Case Diagram pada Auto Service
Department yang mempunyai 3 aktor diantaranya service writer,
customer, dan mechanic. Pada Use Case Diagram ini mempunyai 3 use
case (fungsi) yaitu create work order, update work schedule, dan prepare
invoice. Proses pada use case create work order dimulai dari permintaan
customer dan perintah dari service writer. Proses pada use case prepare
invoice dimulai dari pengecekan dari service writer dan mechanic
melakukan pengerjaan service. Proses pada use case update work
schedule berjalan setelah use case create work order berjalan dan
berakhir dengan memberikan notifikasi kepada mechanic.
2. Class Diagram
Class Diagram menampilkan object class dan hubungan yang terlibat
dalam sebuah use case. Seperti DFD, Class Diagram adalah logical model
yang berkembang menjadi physical model dan akhirnya menjadi sistem
informasi yang berfungsi (Shelly & Rosenblatt, 2012).

Gambar 3.3 Contoh Class Diagram


(Sumber: Gary B. Sherly, 2012)
Gambar 3.3 merupakan contoh Class Diagram pada use case sales order
yang memiliki 6 kelas diantaranya Sales Manager, Sales Rep, Sales Office,
Customer, Order, dan Items Ordered. Setiap kelas mempunyai atribut dan
metode masing-masing. Kelas sales manager mempunyai hubungan zero

14
or many dengan kelas sales rep dan one and only one dengan kelas sales
office. Kelas sales rep mempunyai hubungan zero or many dengan kelas
sales office dan kelas customer. Kelas customer mempunyai hubungan
zero or many dengan kelas order dan kelas order mempunyai hubungan
one or many dengan kelas items ordered.
3. Sequence Diagram
Sequence diagram adalah model dinamis dari usecase yang menampilkan
interaksi antar class selama jangka waktu tertentu. Sequence diagram
menggambarkan use case dengan menampilkan class, pesan, dan waktu
dari setiap pesan (Shelly & Rosenblatt, 2012).

Gambar 3.4 Contoh Sequence Diagram


(Sumber: Gary B. Sherly, 2012)
Gambar 3.4 merupakan contoh sequence diagram dari use case Add New
Student yang terdiri dari 4 modul, diantaranya modul Student, Manager,
Fitness-Class Schedule, dan Registration Record. Alur proses dari use case
add new student adalah student meminta fitness-class pada modul
manager, lalu manager mengecek pada modul fitness-class schedule.
Setelah itu modul manager memberikan notifikasi kepada modul student
kemudian modul student membayar biaya kepada modul manager.
Setelah membayar, modul manager akan mendaftarkan fitness-class
modul student kepada modul registration record.

3.5 Teknologi Pengembangan Sistem


3.5.1 Bootstrap 3
Bootstrap adalah sebuah framework css yang dapat digunakan untuk
mempermudah membangun tampilan web. Bootstrap pertama kali di
kembangkan pada pertangahan 2010 di Twitter oleh Mark Otto dan Jacob
Thornton. Saat ini Bootstrap dikembangkan secara open source dengan lisensi
MIT (W3Schools, n.d.).

3.5.2 Code Igniter 3.1.4


CodeIgniter adalah sebuah Application Development Framework (toolkit) bagi
orang-orang yang ingin membangun website menggunakan PHP. Tujuannya
adalah untuk memungkinkan developer mengembangkan proyek-proyek lebih

15
cepat daripada harus menulis kode dari awal, tersedia banyak libary untuk tugas-
tugas yang biasa diperlukan, serta antarmuka dan struktur logis yang sederhana
untuk mengakses library ini. CodeIgniter memungkinkan kita fokus pada proyek
kita dengan meminimalkan jumlah kode yang dibutuhkan untuk tugas yang
diberikan.
Dari sudut pandang teknis dan arsitektur, CodeIgniter diciptakan dengan
tujuan sebagai berikut:
1. Dynamic Instantiation. Dalam CodeIgniter, komponen dimuat dan
rutinitas dieksekusi hanya jika diminta, bukan secara global. Tidak ada
asumsi yang dibuat oleh sistem tentang apa yang mungkin diperlukan di
luar resource utama minimal, sehingga sistem ini sangat ringan secara
default. Event, yang dipicu oleh HTTP request, dan controller dan view
yang kita rancang akan menentukan apa yang dipanggil.
2. Loose Coupling. Coupling adalah sejauh mana komponen-komponen dari
sistem mengandalkan satu sama lain. Semakin sedikit komponen yang
bergantung satu sama lain, maka komponen tersebut lebih dapat
digunakan kembali dan sistem menjadi fleksibel. Tujuannya adalah sistem
yang sangat longgar (very loosely coupled system).
3. Component Singularity. Singularity adalah sejauh mana komponen
memiliki tujuan yang difokuskan secara sempit. Dalam CodeIgniter, setiap
class dan fungsinya sangat otonom supaya memungkinkan kegunaan
yang maksimal.
CodeIgniter itu dynamically instantiated, sistem yang loosely coupled dengan
singularitas komponen yang tinggi. Codeigniter berusaha untuk sederhana,
fleksibel, dan kinerja tinggi dalam paket dengan footprint yang kecil (Technology,
2018).

3.6 Teori Pengujian


3.6.1 Whitebox Testing
White-box testing adalah pendekatan dalam pengujian program dimana tes
didasarkan pada pengetahuan tentang struktur program dan komponennya
(Pressman, 2010). Pada white-box testing pengujian didasarkan pada kasus uji
yang diperoleh melalui pencarian jalur independen kode program. Jalur
independen kode program dapat diketaui melalui perancangan flow graph. Flow
graph adalah diagram yang menggambarkan alur kode program yang terdiri dari
node (simpul) yang biasanya direpresentasikan dalam bulatan berisi data
(biasanya angka yang merepresentasikan urutan alur program dan edge yaitu
penghubung antar node yang memiliki arah pada satu simpul tertentu.

16
3.6.2 Blackbox Testing
Test didapat dari deskripsi eksternal dari software termasuk spesifikasi,
kebutuhan, dan perancangan (Ammann & Offurr, 2008). Black box testing berarti
pengalaman dan test software memiliki level yang sama dengan yang dilakukan
user, yaitu user interface. Penilaian dari software berdasarkan dari informasi
yang didapat dari luar software (Smart Bear, 2015). Dalam kategori yang diuji
black-box testing antara lain fungsi yang tidak sesuai dengan fungsional ataupun
fungsi yang hilang dan antara lain antarmuka, struktur data, perilaku (behavior)
dan inisialisasi dan pemutusan. Black-box testing bertujuan untuk menemukan
kesalahan- kesalahan fungsi yang tidak benar atau belum ada, kesalahan
antarmuka, kesalahan struktur data atau akses database, kesalahan kinerja,
kesalahan inisialisasi dan kesalahan terminasi.

3.6.3 Usability Testing


Usability Testing dilakukan untuk melakukan pengujian sistem dengan cara
menguji sistem secara langsung kepada sejumlah responden untuk mengetahui
tingkat kemudahan penggunaan sebuah sistem. Pengujian ini dilakukan setelah
sistem sudah siap digunakan sehingga diperoleh penilaian berdasarkan hasil dan
analisis responden yang dihitung berdasarkan metode yang digunakan. Dalam
pengujian usabilitas kali ini digunakan metode System Usability Scale (USU)
3.6.3.1 System Usability Scale (SUS)
System Usability Scale (SUS) merupakan sebuah pengujian pada sisi pengguna
yang menyediakan alat ukur yang “quick and dirty” dan dapat diandalkan
(Brooke, 1986). Pada SUS metode ini menggunakan 10 pernyataan berbentuk
kuisoner yang dijawab dengan 5 opsi jawaban untuk setiap pernyataannya, mulai
dari Sangat Setuju hingga Sangat Tidak Setuju dengan nilai liker 0 sampai 4.
Metode ini pertamakali diperkenalkan oleh John Brooke pada tahun 1986 yang
digunakan untuk mengevaluasi berbagai jenis produk ataupun servis, termasuk
hardware, software, perangakat mobile, website bahkan aplikasi.

17

Anda mungkin juga menyukai