Anda di halaman 1dari 44

ANALISIS SISTEM PEMBUATAN KTP PADA

SISTEM SIAK PADA KECAMATAN CIBUAYA

LAPORAN
PRAKTIK KERJA LAPANGAN
Diajukan untuk memenuhi mata kuliah PKL pada Program Diploma 3 (D3)

AHMAD WAHYUDIN

NIM: 12210872

Program Studi Sistem Informasi Kampus Kabupaten Karawang

Universitas Bina Sarana Informatika


2023

i
PERSETUJUAN LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN

Praktik Kerja Lapangan ini telah disetujui untuk dinilai pada periode Semester
Gasal Tahun Akademik 2023/2024 di Program Studi Sistem Informasi (S1)
Fakultas Teknik dan Informatika Universitas Bina Sarana Informatika.

DOSEN PENASEHAT AKADEMIK


Kelas 12.5D.14

RATNAWATI M. KOM

ii
KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan puji syukur kehadirat Allah SWT atas

terselesaikannya Laporan Praktik Kerja Lapangan (PKL) dengan judul: "Analisis

Sistem Pembuatan Ktp Pada Sistem Siak Pada Kecamatan Cibuaya". yang

merupakan salah satu syarat kelulusan mata Praktik Kerja Lapangan Lapangan

program studi Sistem Informasi Fakultas Teknik dan Informatika Universitas Bina

Sarana Informatika.

Selama melaksanakan Praktik Kerja Lapangan dan dalam menyelesaikan

laporan ini, penulis telah banyak menerima bimbingan, pengarahan, petunjuk dan

saran, serta fasilitas yang membantu hingga akhir dari penulisan laporan ini.

Untuk itu penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya

kepada yang terhormat:

1. Rektor Universitas Bina Sarana Informatika

2. Dekan Fakultas Teknik dan Informatika Universitas Bina Sarana

Informatika

3. Ketua Program Studi Sistem Informasi Fakultas Teknik dan Informatika

Universitas Bina Sarana Informatika.

4. Ibu Ratnawati, M.Kom selaku Dosen Penasehat Akademik yang telah

memberikan petunjuk dan pengarahan dalam penyelesaian laporan ini.

5. Ibu Heni Marwiatni, Selaku Kasi Pelayanan Umum Kantor Kecamatan

Cibuaya.

iii
Akhirnya penulis berharap semoga laporan ini bermanfaat bagi semua

pihak yang membantu, meskipun dalam laporan ini masih banyak kekurangannya.

Oleh karena itu kritik dan saran yang membangun tetap penulis harapkan.

Jakarta, x Oktober 2023

Wahyu

iv
DAFTAR ISI

PROPOSAL PRAKTIK KERJA LAPANGAN...................................................i


PERSETUJUAN LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN......................ii
KATA PENGANTAR..........................................................................................iii
DAFTAR ISI...........................................................................................................v
DAFTAR SIMBOL..............................................................................................vii
DAFTAR GAMBAR..........................................................................................viii
DAFTAR TABEL.................................................................................................ix
DAFTAR LAMPIRAN..........................................................................................x
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
1.1 Latar Belakang Masalah...............................................................1
1.2 Tujuan dan Manfaat......................................................................3
1.3 Metode Penelitian.........................................................................3
1.3.1 Observasi.......................................................................3
1.3.2 Wawancara.....................................................................4
1.3.3 Studi Pustaka..................................................................4
1.4 Ruang Lingkup..............................................................................4
BAB II LANDASAN TEORI................................................................................5
2.1 Konsep Dasar................................................................................5
2.2 Peralatan Pendukung.....................................................................5
BAB III PEMBAHASAN......................................................................................6
3.1 Tinjauan Perusahaan.....................................................................6
3.1.1 Sejarah Institusi/Perusahaan..........................................6
3.1.2 Struktur Organisasi dan Fungsi......................................6
3.2 Prosedur Bisnis Berjalan...............................................................6
3.3 Rancangan Diagram Use Case......................................................6
3.4 Activity Diagram...........................................................................6
3.5 Spesifikasi Dokumen Masukan.....................................................6
3.6 Spesifikasi Dokumen Keluaran.....................................................6
3.7 Entity Relationship Diagram (ERD).............................................6
3.8 Logical Record Structure (LRS)...................................................6
3.9 Spesifikasi File..............................................................................6
3.10 Spesifikasi Hardware dan Software..............................................6
3.11 Permasalahan Pokok.....................................................................6
3.12 Pemecahan Masalah......................................................................6
BAB IV PENUTUP................................................................................................7
4.1 Kesimpulan...................................................................................7
4.2 Saran.............................................................................................7
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................8
DAFTAR RIWAYAT HIDUP..............................................................................9
SURAT KETERANGAN PKL...........................................................................10
LEMBAR NILAI PKL........................................................................................11
LEMBAR KUESIONER.....................................................................................12
LAMPIRAN-LAMPIRAN..................................................................................13

v
DAFTAR SIMBOL

vi
DAFTAR GAMBAR

Gambar I.1 Halaman Masuk Sistem SIAK..............................................................2


Gambar I.2 Halaman Utama Sistem SIAK..............................................................3

vii
DAFTAR TABEL

viii
DAFTAR LAMPIRAN

ix
BAB I

PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang Masalah

Perkembangan teknologi membawa berbagai perubahan terhadap

kehidupan masyarakat dan bagaimana masyarakat tersebut menjalankan kegiatan

sehari-harinya. Pola hidup masyarakat yang konvensional banyak yang berubah

menjadi digital dengan bantuan teknologi yang semakin baru setiap harinya.

Perubahan teknologi yang sangat cepat ini mencakup hampir semua industri bisnis

dan juga pemerintahan, dimana efektifitas dan efisiensi sangatlah dijunjung tinggi

untuk mempercepat dan mempermudah jalannya pekerjaan. Kemajuan ini

nantinya diharapkan dapat mendorong pertumbuhan perekonomian masyarakat

yang berujung kepadanya meningkatnya taraf hidup dan kesejahteraan

masyarakat.

Indonesia telah menerapkan banyak teknologi yang dapat mendukung

masyarakatnya agar dapat bekerja secara lebih baik, salah satunya dengan

penerapan sistem digital kedalam pemerintahan dalam menangani kebutuhan

masyarakat. McKinsey & Company melalui artikelnya berjudul Digital Public

Service mengungkapkan bahwa digitalisasi dalam pelayanan publik bukan hanya

bermanfaat bagi masyarakat, melainkan juga bagi internal penyelenggara

pelayanan public (Daub et al, 2020). Digitalisasi dapat menghemat hingga 50

persen waktu pelayanan dan 50 persen anggaran yang dikeluarkan di kemudian

hari. Digitalisasi layanan membuat efisiensi dalam bekerja hingga 60 persen

(Kominfo, 2023).

1
2

Salah satu penerapan sistem digitalisasi dalam pemerintahan Indonesia

terwujud dalam penerapan sistem administrasi penduduk bernama SIAK (Sistem

Informasi Administrasi Kependudukan) yang dibangun oleh KOMINFO terhadap

KEMENDAGRI agar dapat mencatat data penduduk secara digital. Pendataan

yang dapat dilakukan pada sistem tersebut mencakup pembuatan Kartu Keluarga

(KK), pembuatan Kartu Tanda Penduduk (KTP), pendaftaran KTP melalui sidik

jari, pencatatan akta kelahiran, dan pencatatan akta kematian. Sitem tersebut

merupakan terobosan terhadap sistem berjalan sebelumnya yang hanya

menggunakan sistem secara manual sebagai pencatatan sehingga memerlukan

biaya yang lebih mahal dan tenaga yang dikerahkan lebih besar. Setiap fitur

pencatatan dalam sistem SIAK memerlukan operator tersendiri yang memiliki hak

akses khusus pada setiap Kecamatan, sehingga terdapat satu penanggungjawab

untuk setiap fitur yang tersedia.

SIAK merupakan sistem pemerintahan yang terintergrasi dengan sistem

lainnya yang dimiliki pemerintah, sehingga dapat memudahkan pemerintah dalam

menangani data penduduknya. Hal ini dapat menjunjung teori interoperabilitas,

kondisi dicapai antara sistem komunikasi-elektronik atau sistem peralatan

komunikasi-elektronik ketika informasi atau layanan dapat ditukar langsung dan

memuaskan antara mereka dan atau pengguna mereka (Zakariya et al, 2019).

Melalui data yang saling terhubung inilah diharapkan pemerintahan dapat bekerja

dengan lebih efektif dan efisien, dengan data-data yang lebih cepat diakses dan

transparansi yang lebih terjamin.

SIAK sudah menerapkan ilmu Sistem Informasi untuk dapat mengelola

data masyarakat secara lebih baik, efisien, dan efektif. Melalui latar belakang

2
3

tersebut, maka penulis bermaksud untuk menulis laporan dengan judul

“ANALISIS PROSES PEMBUATAN KTP PADA SISTEM SIAK”

I.2 Tujuan dan Manfaat

Tujuan dari pembuatan laporan ini antara lain sebagai berikut:

1. Menganalisis sistem terkomputerisasi berjalan sehingga dapat lebih

memahami cara kerja sistem

2. Menguji teori-teori yang telah dipelajari selama di bangku perkuliahan

kedalam kehidupan nyata

Adapun manfaat dari penulisan laporan ini antara lain adalah:

1. Menambah keterampilan dan wawasan mengenai cara kerja SIAK

2. Membangun koneksi dengan pekerja professional pada bidang yang

berkaitan

3. Menambah pengalaman kerja yang dapat digunakan sebagai bekal

pekerjaan di masa depan

I.3 Metode Penelitian

I.3.1 Observasi

Observasi dalam penelitian ini dilakukan dengan melakukan pengamatan

langsung untuk menemukan fakta-fakta yang berhubungan langsung dengan

proses pembuatan KTP pada sistem SIAK.

I.3.2 Wawancara

Proses wawancara pada laporan ini dilakukan terhadap narasumber yang

bekerja pada bidang terkait yang memahami alur dari pembuatan KTP dari sistem

SIAK.

3
4

I.3.3 Studi Pustaka

Studi kepustakaan dalam laporan ini didapatkan dari buku dan jurnal yang

berkaitan dengan teori yang digunakan.

I.4 Ruang Lingkup

Ruang lingkup dari laporan dibatasi kepada analisis pembuatan KTP pada

sistem SIAK di Kantor Kecamatan Cibuaya. Terdapat beberapa fitur yang tersedia

pada sistem SIAK, yang antara lain meliputi pembuatan KK, pembuatan KTP,

pendaftaran KTP melalui sidik jari, pencatatan akta kelahiran, dan pencatatan akta

kematian. Setiap fitur yang tersedia memerlukan operator tersendiri pada setiap

kecamatan. Dikarenakan terlalu luasnya fitur yang dapat dieksplor, maka dari itu

penulis menentukan pembuatan KTP menjadi ruang linkup utama yang dibahas

dalam laporan.

TODO: Jelaskan proses

4
BAB II

LANDASAN TEORI

II.1 Konsep Dasar

II.1.1 Sistem Informasi

Menurut Azhar Susanto (2013:22) sistem adalah kumpulan/group dari sub

sistem/bagian/komponen apapun baik phisik ataupun non phisik yang saling

berhubungan satu sama lain dan bekerja sama secara harmonis untuk mencapai

satu tujuan tertentu. Menurut Sutarman (2009:5), sistem adalah kumpulan elemen

yang saling berinteraksi dalam suatu kesatuan untuk menjalankan suatu proses

pencapaian suatu tujuan utama. Menurut Jogiyanto (2009:34), sistem dapat di

definisikan dengan pendekatan prosedur dan dengan pendekatan komponen. Dari

definisi para ahli tersebut, sistem merupakan kumpulan komponen, entitas, atau

elemen baik fisik maupun non-fisik yang saling terkait dan bekerja bersama untuk

mencapai tujuan tertentu.

Sutanta (2003:7) menyatakan bahwa sebuah sistem memiliki model umum

yang terdiri dari masukan (input), proses (process) dan keluaran (output). Model

umum tersebut dapat divisualisasikan pada gambar 2.1

Gambar II.1 Model Umum Sistem

Masukan Proses Keluaran


(Input) (Process) (Output)

Sumber: Sutanta (2003:7)

5
6

Suatu sistem memiliki ciri-ciri tersendiri, yang menurut Ridho (2018)

sebagai berikut:

1) Komponen Sistem

Suatu sistem terdiri atas sejumlah komponen yang saling berhubungan,

yang berarti saling berkerjasama untuk membentuk satu kesatuan.

Pada komponen sistem tersebut terdiri atas komponen berupa bagian-

bagian dari sistem atau subsistem.

2) Batasan Sistem (Boundary)

Batasan sistem termasuk daerah yang membatasi antara suatu sistem

dengan sistem lainnya atau dengan lingkungan luarnya. Batasan pada

sistem tersebut memungkinkan suatu sistem itu dipandang sebagai

suatu kesatuan. Batasan suatu sistem menampilkan ruang lingkup atau

scope pada sistem tersebut.

3) Lingkungan Luar Sistem

Lingkungan luar sistem yaitu diuar batas dari sistem yang telah

mempengaruhi operasi sistem tersebut. Lingkungan bisa saja bersifat

menguntungkan yang harus tetap dijaga dan yang tidak

menguntungkan mesti dijaga dan dikendalikan, kalau tak akan

mengganggu kelangsungan hidup dari sistem tersebut.

4) Penghubung Sistem (Interface)

Penghubung sistem adalah media penghubung antara satu subsistem

dengan subsistem yang lainnya. Lewat penghubung tersebut maka

dapat memungkinkan sumber-sumber daya akan mengalir dari

subsistem kepada subsistem yang lainnya. Output atau keluaran dari

6
7

subsistem akan menjadi input atau masukan untuk subsistem yang

lainnya lewat penghubung.

5) Masukan Sistem (input)

Masukan yaitu energi yang dimasukkan pada suatu sistem yang bisa

berupa perawatan atau maintenance input dan signal input atua

masukan sinyal. Maintenance Input merupakan energi yang

dimasukkan supaya sistem bisa berjalan atau beroperasi. Signal input

merupakan energi yang telah diproses untuk memperoleh keluaran.

Contoh, suatu sistem program komputer merupakan maintenance input

sedangkan data yaitu signal input untuk mengolah menjadi informasi.

6) Keluaran sistem (output)

Keluaran sistem merupakan hasil dari energi yang diolah dan

diklasifikasikan menjadi output yang bermanfaat dan sisa

pembuangan. Contoh, komputer yang menghasilkan panas termasuk

sisa pembuangan, sedangkan informasi merupakan keluaran yang

dibutuhkan.

7) Pengolah sistem

Suatu sistem menjadi suatu bagian pengolah yang akan mengubah

masukan menjadi keluaran. Sistem produksi akan mengolah bahan

baku tersebut menjadi bahan jadi. Sistem akuntantsi akan mengolah

data menjadi beberapa laporan keuangan

8) Sasaran sistem

Suatu sistem pasti memiliki goal atau tujuan atau sasaran berupa objek.

Sasaran dari sistem tersebut sangat menentukan masukan atau input

7
8

yang dibutuhkan oleh sistem dan keluaran yang akan dihasilkan oleh

sistem.

Menurut Sutarman (2009:14) informasi adalah sekumpulan fakta (data)

yang diorganisasikan dengan cara tertentu sehingga mereka mempunyai arti bagi

si penerima. Menurut Jogiyanto (2005:36) informasi adalah data yang diolah

menjadi bentuk yang berguna bagi para pemakainya. Menurut Sutabri (2005:42)

informasi adalah data yang telah diproses kedalam suatu bentuk yang mempunyai

arti bagi si penerima dan mempunyai nilai nyata dan terasa bagi keputusan saat itu

dan keputusan mendatang. Melalui definisi inilah informasi dapat disimpulkan

sebagai hasil dari pengolahan data yang diorganisasi sedemikian rupa sehingga

memperoleh makna bagi penerima atau pengguna informasi.

Menurut Andri Kristanto (2008:10). Data yang masih merupakan bahan

mentah apabila tidak diolah maka data tersebut tidak berguna. Data tersebut akan

berguna dan menghasilkan suatu informasi apabila diolah melalui suatu model.

Model yang digunakan untuk mengolah data tersebut disebut dengan siklus

pengolahan data yang dijelaskan pada gambar 2.2.

Gambar II.2 Model Siklus Pengolahan Data

Masukan Proses Keluaran


(Input) (Process) (Output)

Umpan Balik
(Feedback)

8
9

Sumber: Andri Kristanto (2008 : 10)

Ciri-ciri informasi yang berkualitas menurut Susanto (2013:46) adalah

sebagai berikut:

1) Akurat

Akurat artinya informasi harus mencerminkan keadaan yang

sebenarnya.

2) Tepat Waktu

Tepat waktu artinya informasi itu harus tersedia atau ada pada saat

informasi tersebut diperlukan, tidak besok atau tidak beberapa jam

lagi.

3) Relevan

Relevan artinya informasi yang diberikan harus sesuai dengan yang

dibutuhkan.

4) Lengkap

Lengkap artinya informasi harus diberikan secara lengkap.

Sistem Informasi itu adalah sebuah himpunan komponen kompone yang

saling berkaitan yang mengumpulkan, mengelurkan, memproses, menyimpan,

mendistribusikan, informasi untuk mendukung pengambilan keputusan dan

pengawasan dalam organisasi (Laudon et al, 2007). Menurut Fatta (2009:9) sistem

informasi merupakan suatu perkumpulan data yang terorganisasi beserta tatacara

penggunaanya yang mencangkup lebih jauh dari pada sekedar penyajian.

Pengertian sistem informasi menurut Muhyuzir (2001:8) adalah data yang

dikumpulkan, dikelompokkan dan diolah sedemikian rupa sehingga menjadi suatu

informasi yang berharga bagi yang menerimanya. Berdasarkan pendapat para ahli

9
10

tersebut, sistem informasi dapat diartikan sebagai suatu rangkaian komponen yang

saling terkait yang bertujuan untuk mengumpulkan, memproses, menyimpan, dan

mendistribusikan informasi.

Sistem informasi terdiri atas beberapa elemen atau komponen yang

menurut Ladjamudin (2005:14) dapat diklasifikasikan sebagai berikut:

1) Hardware dan software yang berfungsi sebagai mesin.

2) People dan procedures yang merupakan manusia dan tata cara

menggunakan mesin.

3) Data merupakan jembatan penghubung antara manusia dan mesin agar

terjadi suatu proses pengolahan data.

Menurut Kristanto (2008) sistem informasi dapat dibagi menjadi enam

bagian, yaitu sebagai berikut:

1) Routine Processing System (RPS) Digunakan untuk melayani

kebutuhan yang telah terdefinisi dan terjadwal secara rutin.

2) Decision Support System (DSS) Digunakan untuk melayani kebutuhan

yang tidak dapat didefinisikan dengan baik dan biasanya terjadi pada

saat perancangan.

3) Classical Management Information System (CMIS) Digunakan untuk

melayani kebutuhan pembuatan pelaporan kegiatan yang telah

terjadwal dan terdefinisi dengan baik.

4) Real Time Information System (RTIS) Digunakan untuk melayani

kegiatan yang mempunyai sifat harus direspon dengan cepat.

10
11

5) Distributed Data Processing System (DDPS) Digunakan untuk

melayani kebutuhan yang tersebar secara geografis dengan sumber

daya yang tersebar.

6) Transaction Processing System (TPS) Digunakan untuk melayani

kegiatan yang bersifat transaksional yaitu membawa perubahan

terhadap kondisi sistem yang ada.

II.1.2 Administrasi Kependudukan

Berdasarkan Pasal 1 ayat 21 Undang–Undang Nomor 24 Tahun 2013

tentang Administrasi Kependudukan menyebutkan Sistem Informasi Administrasi

Kependudukan (SIAK) adalah sistem informasi yang memanfaatkan teknologi

informasi dan komunikasi untuk memfasilitasi pengelolaan informasi administrasi

kependudukan di tingkat penyelenggara dan instansi pelaksana sebagai satu

kesatuan.

Pasal 1 Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 25 Tahun 2011 tentang

Pedoman Pengkajian Pengembangan dan Pengelolaan Sistem Informasi

Administrasi Kependudukan mengatur bahwa proses pengkajian SIAK adalah

rangkaian kegiatan yang berkaitan dengan proses penelaahan dan pengujian unsur

SIAK yang menghasilkan rekomendasi untuk pengembangan SIAK.

Menurut Soemartono dan Hendrastuti (2011: 160) “Sistem informasi

Administrasi Kependudukan (SIAK) adalah sistem informasi yang memanfaatkan

teknologi informasi dan komunikasi untuk memfasilitasi pengelolaan administrasi

kependudukan ditingkat penyelengara dan instansi pelaksana”.

Pengelolaan Sistem Informasi Administrasi Kependudukan (SIAK)

bertujuan untuk:

11
12

1) Meningkatan kualitas pelayanan pendaftaran penduduk dan pencatatan

sipil

2) Menyediakan informasi skala nasional dan daerah mengenai hasil

pendaftaran penduduk dan pencatatan sipil yang akurat, lengkap dan

mudah diakses

3) Mewujudkan pertukaran data secara sistem melalui sistem pengenal

tunggal dengan tetap menjamin kerahasiaan.

II.2 Peralatan Pendukung

II.2.1 Entity Relatioship Diagram (ERD)

Entity Relationship Diagram (ERD) adalah suatu diagram untuk

menggambarkan desain konseptual dari model suatu basis data relasional. ERD

merupakan gambaran yang menghubungkan antara objek satu dengan objek yang

lain dalam dunia nyata. Bisa dikatakan bahwa bahan yang akan digunakan untuk

membuat ERD adalah dari objek dunia nyata. (Utami dan Hartanto, 2012).

Menurut Yanto (2016:32) “ERD adalah suatu diagram untuk

menggambarkan desain konseptual dari model konseptual sauatu basis data

relasional. Komponen dalam ERD dapat dijelaskan pada tabel 2.1

Tabel II.1 Komponen ERD


Simbol Komponen

Entitas
Sejumlah benda atau entitas yang dapat dibedakan atau
diidentifikasi secara unik.

Relasi
Hubungan yang terjadi antara satu entitas atau lebih.
Sekelompok hubungan sejenis disebut sebagai set relasi.

12
13

Atribut
Ciri khas dalam sebuah entitas atau hubungan yang
memberikan penjelasan rinci tentang entitas atau hubungan
tersebut, atau dengan kata lain, merupakan kumpulan elemen
data yang membentuk sebuah entitas.
Garis Penghubung
Garis penghubung merupakan notasi yang
menghubungkan antara atribut dengan entitas dan
entitas dengan relasi

Setiap entitas dalam ERD memiliki relasi dengan relasi yang lain yang

dinamakan kardinalitas. Kardinalitas relasi menunjukkan jumlah maksimum

entitas yang dapat berelasi dengan entitas pada entitas yang lain. Fathansyah

(2012) menyatakan terdapat beberapa jenis kardinalitas yang menggambarkan

relasi antar entitas sebagai berikut:

1) Relasi satu-ke-satu (one-to-one)

Entitas hanya boleh berhubungan dengan satu entitas kedua dan

sebaliknya yang dijelaskan pada Gambar 2.3

Gambar II.3 Relasi Satu-Ke-Satu

1 1
ENTITAS RELASI ENTITAS

2) Relasi satu-ke-banyak (one-to-many)

Entitas pertama boleh banyak berhubungan dengan entitas kedua,

tetapi entitas kedua hanya boleh berhubungan dengan satu entitas atau

sebaliknya, dijelaskan pada Gambar 2.4

Gambar II.4 Relasi Satu-Ke-Banyak

1 N
ENTITAS RELASI ENTITAS

13
14

3) Relasi banyak-ke-satu (many-to-one)

Entitas pertama hanya berhubungan dengan satu entitas kedua, tetapi

entitas kedua boleh berhubungan dengan banyak entitas atau

sebaliknya, dijelaskan pada Gambar 2.5

Gambar II.5 Relasi Banyak-Ke-Satu

N 1
ENTITAS RELASI ENTITAS

4) Relasi banyak-ke-banyak (many-to-one)

Entitas pertama boleh banyak berhubungan dengan entitas kedua atau

sebaliknya, dijelaskn pada gambar 2.6

Gambar II.6 Relasi Banyak-Ke-Banyak

N N
ENTITAS RELASI ENTITAS

II.2.2 Logical Record Structure (LRS)

Menurut Simarmata (2007:115) “Logical Record Structure adalah

representasi dari struktur record-record pada table-tabel yang terbentuk dan hasil

relasi antara 12 himpunan entitas”. LRS berbeda dengan ERD yaitu nama tipe

record berbeda di luar kotak field tipe record ditempatkan. LRS terdiri dari link-

link di antara tipe record dimana link ini menunjukkan arah dan satu tipe record

lainnya.

Langkah untuk mengubah ERD menjadi LRS adalah sebagai berikut:

14
15

1) Setiap entitas diubah kebentuk kotak dengan nama entitas, berada

diluar kotak dan atribut berada didalam kotak.

2) Sebuah relationship kadang disatukan, dalam sebuah kotak bersama

entitas, kadang sebuah kotak bersama-sama dengan entitas, kadang

disatukan dalam sebuah kotak tersendiri.

3) Konversi LRS ke relasi tabel atau tabel adalah bentuk pernyataan data

secara grafis dimensi, yang terdiri dari kolom dan baris. Relasi adalah

bentuk visual dari sebuah file, dan tiap tuple dalam sebuah field, atau

dalam bentuk lingkaran diagram entity relationship dikenal dengan

sebutan atribut. Konversi dari logical structure, dilakukan dengan cara:

A) Nama logical record structure menjadi nama relasi.

B) Tiap atribut menjadi sebuah kolom didalam relasi

II.2.3 Unified Modeling Language (UML)

1) Use Case Diagram

Use Case Diargam merupakan pemodelan untuk melakukan

(behavior) sistem informai yang akan dibuat. Use case digunakan

untuk mengetahui fungsi apa saja yang ada di dalam sebuah sistem

informasi dan siapa saja yang berhak menggunakan fungsi-fungsi itu.

Berikut adalah simbol-simbol yang ada pada diagram use case (Rosa

dan Shalahuddin, 2014:156):

Tabel II.2 Simbol Use Case Diagram


Simbol Komponen
Use Case
Fungsionalitas yang disediakan sistem sebagai unit-unit yang
saling tertukar pesan antar unit atau aktor; biasanya dinyatakan
dengan menggunakan kata kerja diawal frase nama Use Case

Orang, proses, atau sistem lain yang berinteraksi dengan sistem


Actor
informasi yang akan dibuat diluar sistem informaasi yang akan

15
16

dibuat itu sendiri, jadi walaupun symbol dari aktor adalah gambar
orang, tapi actor belum tentu merupakan orang: biasanya
dinyatakan menggunakan kata benda diawal frase nama aktor

Asosiasi
Komunikasi antara aktor dan use case yang berpartisifasi pada use
case atau use case memiliki interaksi dengan aktor
Ekstensi Relasi use case tambahan kesebuah use case dinamakan use case
yang ditambahkan dapat berdiri sendiri walau tanpa use case
<<extend>> tambahan itu; mirip dengan prinsip intherince pada pemrograman
berorientasi objek; biasanya use case tambahan memiliki nama
depan yang sama dengan use case yang ditambahkan
Generalisasi
Hubungan generalisasi dan spesialisasi (umum-khusus) antara
dua buah use case dimana fungsi yang satu adalah fungsi yang
lebih umum dari laainnya

2) Activity Diagram

Activity Diagram menggambarkan workflow (aliran kerja) atau

aktivitas dari sebuah sistem atau proses bisnis atau menu yang ada

pada perangkat lunak. Perlu diperhatikan bahwa diagram aktivitas

menggambarkan aktivitas sistem bukan apa yang dilakukan aktor, jadi

aktivitas yang dapat dilakukan oleh sistem. Berikut adalah simbol-

simbol yang ada pada diagram aktivitas (Rosa dan Shalahuddin,

2014:162):

Tabel II.3 Simbol Activity Diagram


Simbol Komponen
Status Awal
Status awal aktivitas sistem, sebuah diagram aktivitas memiliki
sebuah status awal

Actor
Aktivitas yang dilakukan sistem, aktivitas biasanya diawali
dengan kata kerja

Percabangan
Asosiasi percabangan dimana jika ada pilihan aktivitas lebih dari
satu

Penggabungan Asosiasi penggabungan dimana lebih dari satu aktivitas

16
17

digabungkan menjadi satu


Status Akhir
Status akhir yang dilakukan sistem, sebuah diagram aktivitas
memiliki sebuah status akhir

Arus

Memisahkan organisasi bisnis yang bertanggung jawab terhadap


aktivitas yang terjadi

17
BAB III

PEMBAHASAN

III.1 Tinjauan Perusahaan

III.1.1 Sejarah Institusi/Perusahaan

TODO

III.1.2 Struktur Organisasi dan Fungsi

Gambar III.7 Stuktur Organisasi


TODO

III.2 Prosedur Bisnis Berjalan

Pencatatan penduduk merupakan suatu hal yang sangat krusial bagi sebuah

negara. Pencatatan penduduk adalah fondasi dari perencanaan dan kebijakan

pemerintah serta menjadi landasan untuk alokasi sumber daya yang efektif. Hal

ini memungkinkan pemerintah untuk mengidentifikasi kebutuhan sosial, ekonomi,

dan infrastruktur dalam suatu wilayah, memungkinkan perencanaan yang lebih

baik untuk pendidikan, layanan kesehatan, dan infrastruktur yang sesuai dengan

jumlah populasi yang ada. Selain itu, pencatatan penduduk membantu dalam

memantau pertumbuhan populasi, mengelola data demografi, dan menentukan

kebijakan publik yang diperlukan guna memenuhi kebutuhan masyarakat secara

lebih akurat dan efisien.

Pencatatan penduduk tersebut dapat dimulai dengan identitas dari masing-

masing penduduk, yang di Indonesia berupa Kartu Keluarga (KK) dan Kartu

Tanda Penduduk (KTP) bagi yang sudah berumur 17 tahun keatas. Pencatatan

tersebut dapat dilakukan di Kantor Kecamatan terdekat dengan membawa berkas-

18
19

berkas yang diperlukan sebagai bukti keabsahan identitas tersebut. Pada tiap

kecamatan terdapat operator yang bertugas untuk mencatat identitas penduduk dan

mencetak KTP penduduk terkait.

Alur pencatatan tersebut dimulai dari operator masuk ke sistem SIAK pada

halaman login yang tersedia dengan memasukkan kredensial berupa nama

pengguna serta kata kunci. Setelah sistem memvalidasi kredensial tersebut maka

operator akan tiba di halaman utama, dimana terdapat informasi-informasi yang

dapat mendukung penggunaan sistem. Untuk memasukkan data penduduk,

operator dapat mengakses menu pendaftaran penduduk dengan WNI sebagai

submenunya. Akan muncul form yang dimana terdapat banyak input field seperti

NIK, Nama Lengkap, No.KK, dan masih banyak lagi. Setelah data terisi dengan

baik maka dapat dilakukan penyimpanan data dengan tombol simpan. Setelah

menyimpan data, pengguna akan menuju halaman dengan banyak data penduduk.

KTP dapat dicetak dengan memilih tombol berwarna ungu pada data

masing-masing penduduk, dimana terdapat data penduduk lengkap beserta dengan

dokumen-dokumen lainnya. Apabila berkas seperti foto, tanda tangan, biometric

belum terpenuhi, maka operator dapat memilih tombol biru untuk menambahkan

data tersebut dimana operator akan menuju website Kominfo dan dapat

menggunakan hardware sesuai kebutuhan pencatatan. Setelah semua data

dikumpulkan, maka proses pencetakan KTP dapat dilakukan dengan mengklik

tombol “Cetak dan Personalisasi”, dimana mesin pencetak KTP akan mencetak

data penduduk yang bersangkutan.

III.3 Rancangan Diagram Use Case

Gambar III.8 Use Case Diagram Sistem Pembuatan KTP

19
20

III.4 Activity Diagram

Gambar III.9 Activity Diagram Pencatatan Data Penduduk

20
21

Gambar III.10 Activity Diagram Pencetakan KTP

21
22

22
23

III.5 Spesifikasi Dokumen Masukan

a. Form Pengisian Data Penduduk

Fungsi : Mencatat data penduduk yang belum


terdaftar sebelumnya
Sumber : Sistem
Tujuan : Pencatatan
Media : Input Form
Frekuensi : Setiap terdapat penduduk yang baru lahir

b. Berkas Identitas Penduduk

Fungsi : Memastikan keabsahan data penduduk


Sumber : Penduduk
Tujuan : Pencatatan
Media : Akte Kelahiran, Kartu Keluarga, Ijazah
Frekuensi : Setiap kali memvalidasi data penduduk

III.6 Spesifikasi Dokumen Keluaran

a. Kartu Tanda Penduduk

Fungsi : Identitas Kependudukan


Sumber : Mesin pencetak KTP
Tujuan : Identitas penduduk
Media : Kartu Tanda Penduduk
Frekuensi : Setiap kali terdapat pengajuan pencetakan
KTP

III.7 Entity Relationship Diagram (ERD)

Gambar III.11 Entity Relationship Diagram

23
24

III.8 Logical Record Structure (LRS)

Gambar III.12 Logical Record Structure

24
25

III.9 Spesifikasi File

1. Tabel Users

 Nama tabel : users


 Akronim file : users.frm
 Tipe File : File Master
 Akses File : Random
 Organisasi File : Index Sequential
 Media File : Hardisk
 Kunci File : user_id
 Software : MySQL

Tabel III.4 Tabel Schedule

No Elemen Data Akronim Tipe Data Size Keterangan


1 User Id user_id INT 4 PRIMARY KEY
2 Nama nama VARCHAR 100
3 Email email VARCHAR 50
4 Is Admin is_admin BOOLEAN

2. Tabel Penduduk

 Nama tabel : penduduk


 Akronim file : penduduk.frm
 Tipe File : File Master
 Akses File : Random
 Organisasi File : Index Sequential
 Media File : Hardisk
 Kunci File : nik
 Software : MySQL

Tabel III.5 Tabel Schedule

No Elemen Data Akronim Tipe Data Size Keterangan


1 NIK nik VARCHAR 16 PRIMARY KEY
2 No KK no_kk VARCHAR 16 FOREIGN KEY
3 User Id user_id INT 4 FOREIGN KEY
4 Nama Lengkap nama_lengkap VARCHAR 100
5 Jenis Kelamin Jenis_kelamin VARCHAR 10
6 Nama Ibu Nama_ibu VARCHAR 100
7 NIK Ibu Nik_ibu VARCHAR 16
8 Nama Ayah Nama_ayah VARCHAR 100
9 NIK Ayah Nik_ayah VARCHAR 16
10 Tempat Lahir Tempat_lahir VARCHAR 50

25
26

11 Tanggal Lahir Tanggal_lahir DATETIME


12 Status Dokumen Status_dokumen VARCHAR 10
13 Tanggal Entri Tanggal_entri DATETIME

3. Tabel Keluarga

 Nama tabel : keluarga


 Akronim file : keluarga.frm
 Tipe File : File Master
 Akses File : Random
 Organisasi File : Index Sequential
 Media File : Hardisk
 Kunci File : no_kk
 Software : MySQL

Tabel III.6 Tabel Schedule

No Elemen Data Akronim Tipe Data Size Keterangan


1 No KK no_kk VARCHAR 16 PRIMARY KEY
2 User Id user_id INT 4 FOREIGN KEY
3 Alamat Keluarga alamat_keluarga VARCHAR 150
4 No RT no_rt INT 16
5 No RW no_rw INT 16
6 Nama Dusun nama_dusun VARCHAR 50
7 Telepon telepon VARCHAR 15
8 Provinsi provinsi VARCHAR 50
9 Kabupaten kabupaten VARCHAR 50
10 Kecamatan kecamatan VARCHAR 50
11 Desa desa VARCHAR 50

III.10 Spesifikasi Hardware dan Software

TODO

III.11 Permasalahan Pokok

Permasalahan pokok yang terjadi pada proses pencatatan penduduk dan

pencetakan KTP oleh sistem SIAK adalah adanya hambatan yang seringkali

26
27

terjadi ketika berusaha untuk menyimpan atau mendapatkan data mengenai

penduduk. Hambatan tersebut terjadi dimana terdapat spinner yang terus berputar

yang menandakan loading data yang tidak kunjung usai. Hal ini dapat terjadi

dikarenakan kemampuan server yang kurang mendukung proses kerja, dimana

tiap kecamatan memiliki server sendiri-sendiri yang kerapkali tidak pernah

diperbaharui dalam waktu yasng Panjang.

Permasalahan lainnya adalah ketidakjelasan pesan atas kesalahan yang

terjadi, baik dari sisi pengguna maupun dari sisi server. Pesan tersebut hanya

menandakan error tanpa adanya keterangan apapun yang setidaknya dapat

membantu dalam memecahkan permasalahan tersebut. Hal ini dapat menjadi

hambatan ketika melakukan proses debugging dan proses kerja dimana tidak

mengerti bagian mana yang seharusnya diperbaiki.

III.12 Pemecahan Masalah

Pemecahan masalah atas permasalahan ketidakmampuan server untuk

menangani proses kerja adalah dengan menambah kemampuan server yang setara

dengan kebutuhan kerja. Pekerjaan yang banyak memerlukan kemampuan server

yang lebih tinggi sehingga ada baiknya server tersebut dapat menampung traffic

dan proses yang besar. Solusi lainnya adalah dengan melakukan pembaharuan

sistem secara berkala untuk memastikan bahwa tidak terdapat celah manapun

untuk diserang oleh pihak tidak bertanggung jawab. Server yang merespon

dengan sangat lambat dapat juga disebabkan oleh serangan dari luar, dan dengan

memperbaharui sistem maka celah-celah lama dapat diatasi dengan baik.

Pemecahan masalah atas permasalahan kedua dimana tidak terdapat

kejalasan mengenai pesan error yang terjadi adalah dengan mengatur sistem agar

27
28

dapat lebih human friendly dalam memberikan pesan dan solusi. Error message

biasanya menggunakan bahasa yang sangat teknikal dimana tidak semua orang

mengetahui hal tersebut. Dibutuhkan sistem yang dapat senantiasa memberikan

pesan yang mudah dipahami oleh sesame manusia agar siapapun yang terlibat

didalamnya dapat memahami maksud dari kesalahan tersebut.

28
BAB IV

PENUTUP

IV.1 Kesimpulan

IV.2 Saran

29
DAFTAR PUSTAKA

Daub, M., Domeyer, A., Lamaa, A., & Renz, F. (2020). Digital public services:
How to achieve fast transformation at scale. McKinsey Global Institute.

Zakariya, K.P., Prakoso, L. Y., Damayanti R., A. D. (2019). Public Policy


Analysis of Defense Areas and Defense Area Plan In Grati Pasuruan. The
3th Indonesia International Defense Sciense Seminar, 2 (Universitas
Pertahanan), 483–490.

Kominfo. (2023). Pemerintah Kebut Digitalisasi Layanan Publik.


https://www.kominfo.go.id/content/detail/47280/pemerintah-kebut-
digitalisasi-layanan-publik/0/artikel. Diakses pada 17 Oktober 2023.

Sugiyono. (2018). Metode Penelitian Kombinasi (Mixed Methods). Bandung: CV


Alfabeta

30
DAFTAR RIWAYAT HIDUP

31
SURAT KETERANGAN PKL

32
LEMBAR NILAI PKL

33
LEMBAR KUESIONER

34
LAMPIRAN-LAMPIRAN

35

Anda mungkin juga menyukai