Anda di halaman 1dari 47

LAPORAN KERJA PRAKTIK

ANALISA KERUSAKAN BELT CONVEYOR PADA COAL


FEEDER UNIT 20 C DI PT. PJB UBJ O&M PLTU REMBANG

Disusun Oleh :

Dhadhang Dika Oktobe Hendarto

20150130221

PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK

UNIVESITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

2018
HALAMAN PENGESAHAN

Laporan Praktik Kerja Lapangan di PT PJB UBJ O&M PLTU


REMBANG, terletak dijalan Raya Semarang-Surabaya km 130 Rembang,
Periode 01 Oktober – 31 Oktober 2018 yang disusun oleh :

Nama : Dhadhang Dika Oktobe Hendarto

NIM : 20150130221

Judul : Analisa Kerusakan Belt Conveyor pada Coal Feeder Unit 20 C di


PT. PJB UBJ O&M PLTU REMBANG

Telah disetujui untuk diseminarkan sebagai salah satu syarat untuk


memperoleh gelar Sarjana S1 pada program Studi S1 Teknik Mesin Fakultas
Teknik Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.

Rembang, Oktober 2018

Mengetahui, Menyetujui,
Manager Pemeliharaan Supervisor Mesin 1

Ton Sejati Utomo Djoko Sriyono

NID. 7907055JA NIP. 6792069JA

i
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb.


Segala puji syukur tuhan haturkan kepada Allah SWT karena limpahan
rahmat serta anugrah-Nya sehingga penulisan Laporan Praktik Kerja Lapangan
di PT. PJB UBJ O&M PLTU REMBANG dapat diselesaikan tepat waktu.
Kerja Praktik merupakan salah satu dari persyaratan yang harus ditempuh
guna memenuhi syarat kelulusan pada Program S1 Teknik Mesin Universitas
Muhammadiyah Yogyakarta. Kerja Praktik bertujuan untuk mengetahui
penerapan ilmu teori ke dalam dunia industri yang sebenarnya, dan
mendapatkan gambaran mengenai iklim dan suasana dilingkungan industri.
Laporan ini disusun berdasarkan hasil observasi lapangan, interview, sumber
data primer dan data-data literatur yang didapat oleh penulisdan bantuan orang-
orang yang terkait membantu menulis.
Penulis mengucapkan banyak terimakasih atas bimbingan, saran serta
bantuan dari berbagai pihak yang telah membantu dalam penyelesaian Laporan
Kerja Praktik ini. Penulisan Laporan Kerja Praktik ini masih jauh dari
sempurna, oleh karena itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang
membangun demi menyempurnakan penulisan ini. Penulis berharap semoga
Laporan Kerja Praktik ini bermanfaat bagi kemajuan Ilmu Teknik Mesin.

Yogyakarta, Oktober 2018

Dhadhang Dika Oktobe Hendarto


20150130221

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Indonesia merupakan salah satu negara berkembang di dunia dengan
jumlah penduduk yang sangat banyak. Jumlah penduduk di Indonesia dari
tahun ke tahun selalu mengalami peningkatan. Survei yang dilakukan oleh BPS
( Badan Pusat Statistik ) menyatakan bahwa pada tahun 2017 jumlah penduduk
mencapai 262 juta jiwa dengan laju pertumbuhan sekitar 1.49% sedangkan
Jumlah penduduk di jawa mencapai sekitar 150 juta jiwa. Dari data tersebut
menyatakan bahwa penduduk di jawa mengambil alih 70% dari seluruh jumlah
penduduk di Indonesia. Semakin tingginya jumlah penduduk pasti akan
meningkatnya pula jumlah kebutuhan penduduk itu sendiri. Listrik merupakan
kebutuhan yang sangat penting dalam aspek kehidupan pada zaman ini karena
hampir semua teknologi membutuhkan listrik sebagai sumber daya. Dengan
banyaknya kebutuhan listrik tersebut ditunjang dengan ketersediaan
pembangkit listrik yang memadai.
Beranekaragam pembangkit listrik di Indonesia, antara lain PLTG
(Pembangkit Listrik Tenaga Gas), PLTA (Pembangkit Listrik Tenaga Air),
PLTD (Pembangkit Listrik Tenaga Diesel, PLTS (Pembangkit Listrik Tenaga
Surya), PLTP (Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi), dan PLTU
(Pembangkit Listrik Tenaga Uap). Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU)
adalah pembangkit yang mengandalkan energi kinetik dari uap untuk
menghasilkan energi listrik. Bentuk utama dari pembangkit listrik jenis ini
adalah Generator yang seporos dengan turbin yang digerakkan oleh tenaga
kinetik dari uap panas/kering. Salah satu PLTU di Jawa tengah adalah PLTU
Rembang. PLTU Rembang terletak di desa Tragan dan Leran, Kecamatan
Sluke 22 Km dari kota Rembang, Kabupaten Rembang , Jawa Tengah. PLTU
ini memiliki kapasitas 2 x 315 MW dan digunakan untuk membantu supplay
lisrik untuk daerah Jawa-Bali.

1
Berdasarkan uraian diatas, kami ingin mendapatkan ilmu dan pengalamana
yang luar biasa dari salah satu PLTU di Jawa Tengah yaitu PLTU Rembang
melalui kerja praktik. Oleh karena itu, kami bermaksud mengajukan
permohonan kerja praktik di PT. PJB UBJOM PLTU 1 Rembang selama kurang
lebih satu bulan. Besar harapan kami untuk dapat melaksanakan kerja praktik
di PT. PJB UBJOM PLTU 1 Rembang agar kami dapat meningkatkan kapasitas
sebagai mahasiswa Teknik Mesin.

1.2 Tujuan Kegiatan


Tujuan dari pelaksanaan kegiatan kerja praktik adalah terlibat
langsung dalam kegiatan produksi PT. PJB UBJOM REMBANG untuk

1. Mengetahui tujuan perawatan alat-alat instrumen


2. Mengetahui jenis perawatan yang diperlukan Coal Feeder
3. Mengetahui proses Corrective Maintenance

1.3 Manfaat Kegiatan


a. Bagi perusahaan/intansi
 Memberi kontribusi dalam pelaksanaan kegiatan teknis dunia usaha atau
intansi.
 Memberi peluang pada perusahaan/intansi dalam merekrut pegawai
yang sesuai dengan tuntunan, secara efektif dan efisien.
 Laporan kerja praktik dapat dijadikan sebagai bahan masukan ataupun
usulan perbaikan seperlunya dalam pemecahan masalah-masalah
diperusahaan.
 Dapat melihat keadaan perusahaan dari sudut pandang mahasiswa yang
melakukan kerja praktik.
 Sebagai sumbangan perusahaan dalam memajukan pembangunan di
bidang pendidikan.

2
b. Bagi peserta kerja praktik
 Dapat memahami atau mengetahui berbagai aspek perusahaan seperti:
aspek teknik, aspek pemasaran, organisasi, ekonomi, persediaan dan
sebagainya.
 Memperoleh kesempatan berlatih bekerja dilapangan.
 Dapat membandingkan teori-teori yang diperoleh dibangku perkuliahan
dengan keadaan sebenarnya.
 Untuk memahami cara melaksanakan penelitian untuk karta ilmiah.
 Dapat mengumpulkan data dari lapangan guna penyusunan tugas akhir.

c. Bagi institusi Pendidikan


 Untuk memperluas dan memperkenalkan Program Studi Teknik Mesin
Universitas Muhammadiyah Yogyakarta kepata masyarakat dan
perusahaan/intansi.
 Sebagai salah satu alat evaluasi terhadap kurikulum yang berlaku.
 Sebagai masukan, guna pengembangan kurikulum yang sesuai atau
sepadan dengan kebutuhan lapangan kerja.
 Mempercepat kerja sama antara akademis dengan intansi pemerintah
maupun perusahaan/industry.

1.4 Waktu dan Tempat Kegiatan


Pelaksanaan kerja praktik dimulai pada tanggal 1 Oktober 2018 sampai
dengan 31 Oktober 2018. Bertempat di PT PJB UBJOM PLTU 1 Desa Leran,
Kecamatan Sluke. Sekitar 22 km sebelah timur kota Rembang, Kabupaten
Rembang, Jawa Tengah.

1.5 Batasan Masalah


Sesuai dengan pembagian tugas kerja yang diberikan PT PJB UBJ O&M
PLTU wilayah kerja meliputi sistem boiler dan komponen-komponen

3
didalamnya, mengingat banyaknya komponen yang ada dalam laporan kerja
praktek ini.
1. Perawatan Coal Feeder di PLTU UBJOM Rembang.
2. Membahas komponen utama dan alat penunjang Coal Feeder serta
prinsip kerjanya.
3. Proses Corrective Maintenance.
4. Kerusakan yang terjadi pada Coal Feeder.

1.6 Metode Pengumpulan Data


Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penyusunan laporan ini yaitu
dengan cara :
1. Metode Kepustakaan
Metode kepustakaan suatu metode dengan cara memperbanyak
pengumpulan data melalui buku-buku referensi yang ada di
perpustakaan PT PJB UBJ O&M PLTU REMBANG.
2. Observasi
Metode observasi adalah suatu cara pengumpulan data dengan cara
mengadakan pengamatan secara langsung.
3. Interview
Metode interview yaitu mengajukan pertanyaan atau dialog dengan
pembimbing Kerja Praktik dan karyawan PT PJB UBJ O&M PLTU
REMBANG.
4. Sumber data primer
Yaitu data-data yang diperoleh sesuai dengan kondisi aktual yang
bersumber dari peralatan di area Boiler.

1.7 Sistematis Penulisan Laporan


Laporan Kerja Praktik ini disusun menurut sistematika penulisan sebagai
berikut :

Bab I : Pendahuluan
4
Membahas tentang latar belakang masalah, tujuan kerja praktik, manfaat kerja
praktik, batasan masalah, metode pengumpulan data laporan, dan membahas
mengenai sistematika penulisan laporan.
Bab II : Profil Perusahaan
Dalam bab ini penulis membahas tentang profil, sejarah singkat, anak
perusahaan, tata nilai perusahaan, struktur organisasi, lokasi perusahaan, sarana
penunjang dan layout PT PJB UBJ O&M PLTU REMBANG.
Bab III : Landasan Teori
Dalam bab ini berisi proses pembangkitan, siklus bahan bakar dan sistem boiler
yang ada di PT PJB UBJ O&M PLTU REMBANG.
Bab IV : Analisa dan Pembahasan
Dalam bab ini membahas tentang prinsip kerja serta jenis-jenis perawatan apa
saja yang diperlukan Coal Feeder dan proses Corrective Maintenance pada
Coal feeder.
Bab V : Penutup
Bab ini menjelaskan tentang kesimpulan dari Kerja Praktik yang dilakukan serta
saran-saran yang diharapkan bersifat membangun.

5
BAB II
PROFIL PERUSAHAAN

2.1 Sejarah singkat PT. PJB


PT PJB merupakan anak perusahaan dari PT PLN (Persero), yang
didirikan pada tahun 1995 dengan tujuan awal melaksanakan kegiatan usaha
penyediaan tenaga listrik berupa kegiatan pembangkitan tenaga listrik yang
ekonomis, bermutu tinggi dan dengan keandalan yang baik. Seiring
berjalannya waktu PT PJB juga melaksanakan kegiatan usaha pembangunan
dan pemasangan peralatan ketenagalistrikan, pemeliharaan dan pengoperasian
peralatan ketenagalistrikan, serta usaha yang berkaitan dengan kegiatan
perseroan dalam rangka memanfaatkan secara maksimal potensi yang dimiliki.
PT PJB mengoperasikan beberapa Aset Pembangkit milik sendiri
ataupun eksternal. Pada tahun 2015 total kapasitas Aset Pembangkit milik PT.
PJB sebesar 6.977 MW,yang tersebar di 6 (enam) Unit Pembangkitan, yaitu :
1. UP Muara Karang di DKI Jakarta (909 MW)
2. UP Muara Tawar di Kabupaten Bekasi (1.760 MW)
3. UP Cirata di Kabupaten Purwakarta (1.008 MW)
4. UP Gresik di Kabupaten Gresik (2.219 MW)
5. UP Paiton di Kabupaten Probolinggo (800 MW)
6. UP Brantas di Kabupaten Malang (281 MW)
Untuk mendukung keandalan operasi pembangkit tersebut (unit existing)
PT PJB mendirikan unit supporting. Terdapat tiga unit supporting di PT PJB,
yaitu:
1. Unit Pelayanan Pemeliharaan Wilayah Barat (UPHB) di Jakarta, dengan
tugas utama memberikan layanan pemeliharaan unit pembangkit di
Wilayah Barat, yaitu UP Muara Karang, UP Muara Tawar, dan UP
Cirata.

6
2. Unit Pelayanan Pemeliharaan Wilayah Timur (UPHT) di Gresik dengan
tugas utama memberikan layanan pemeliharaan unit pembangkitan yang
ada di Wilayah Timur, yaitu: UP Gresik, UP Paiton, dan UP Brantas.
3. Badan Pengelola Waduk Cirata (BPWC) di Purwakarta, dengan tugas
utama mengelola waduk Cirata untuk menjaga ketersediaan dan kualitas
air untuk PLTA Cirata.
Disamping mengelola pembangkit milik sendiri, PT PJB juga
melaksanakan Operation and Maintenance pembangkit milik PT PLN
(Persero). Hingga 2015 terdapat 5 UBJ O&M di Pulau Jawa, yaitu:
1. UBJOM Indramayu, melaksanakan jasa operation and maintenance
PLTU Indramayu 3x330 MW.
2. UBJOM Rembang, melaksanakan jasa operation and maintenance
PLTU Rembang 2x315 MW.
3. UBJOM Pacitan, melaksanakan jasa operation and maintenance PLTU
Pacitan 2x315 MW.
4. UBJOM Tanjung Awar-Awar, melaksanakan jasa operation and
maintenance PLTU Tanjung Awar-Awar 2x315 MW.
5. UBJOM Paiton Baru, melaksanakan jasa operationand and maintenance
PLTU Paiton Baru 1x660 MW.
Sedangkan di Luar Jawa hanya ada satu UBJOM, yaitu UBJOM Luar
Jawa yang bertugas mengkoordinir pelaksanaan Operation and Maintenance
pembangkit di Luar Jawa. Pelaksanaan di lapangan di percayakan kepada PT
PJB Services, adalah anak perusahaan PT PJB yang bergerak di bidang
operation and maintenance pembangkit.
PT PJB mengelola operation and maintenance PLTU Luar Jawa yang
meliputi:
1. PLTU Amurang 2x25 MW di Sulawesi Utara
2. PLTU Kendari 2x10 MW di Sulawesi Tenggara
3. PLTU Bolok 2x16,5 MW di Kupang, Nusa Tenggara Timur
4. PLTU Ropa 2x7 MW di Ende, Nusa Tenggara Timur
5. PLTU Tidore 2x7 MW di Maluku Utara

7
6. PLTU Tenayan 2x100 MW di Kepulauan Riau
7. PLTU Air Anyer 2x30 MW di Kepulauan Bangka
8. PLTU Belitung Baru 2x7 MW di Kepulauan Belitung
Pembangunan PT PJB UBJ O&M PLTU Rembang merupakan salah satu
pelaksanaan program percepatan listrik 10.000 MW yang bertujuan untuk :
1. Memenuhi kebutuhan listrik nasional yang diperkirakan mengalami
kenaikan permintaan serta meningkatkan mutu dan keandalan sistem
penyediaan penyaluran, dan pelayanan listrik kepada konsumen.Untuk
mengantisipasi kenaikan harga minyak dunia yang selama ini
digunakan sebagai bahan bakar, sehingga dapat menekan biaya
produksi listrik.

2.1.1 Anak Perusahaan


PT. PJB juga memiliki anak perusahaan pada bidang pembangkitan,
yaitu:
1. PT PJB Services
Didirikan tahun 2001 dengan usaha inti pada bidang operasi
dan pemeliharaan pembangkit listrik, serta layanan lain yang terkait
dengan pembangkit listrik. Kegiatan bisnis meliputi supervisi
pemeliharaan, komisioning dan operasi, operasi dan perawatan total,
inspeksi dan overhaul, pemecahan masalah, inspeksi bore-scope,
analisa vibrasi, balancing dan alignment, rekalibrasi alat-alat listrik,
dan instrument kontrol, pembelian dan pembaharuan suku cadang,
rehabilitasi pembangkit, relokasi dan instalasi lengkap, serta teknik,
pengadaan dan konstruksi.
2. PT Rekadaya Elektrika
Perusahaan ini bergerak dalam bidang jasa EPC
(Enjineering, Procurement & Construction) untuk industri
kelistrikan, kepemilikan saham PJB dalam perusahaan ini sebesar
98,91 persen, Saham lainnya dimiliki oleh PT Rekayasa Industri,
dan YPK PLN.

8
3. PT Navigat Innovative Indonesia
PT Navigat Innovative Indonesia (PT NII) berdiri 21
Oktober 2002, menfokuskan diri pada bidang investasi pembangkit
berbahan bakar batubara. PT PJB masuk menjadi pemegang saham
PT NII sejak 12 januari 2012, dengan cara mengambil alih 72,97
persen saham. Sejak itu PT NII resmi menjadi anak perusahaan PT
PJB.

2.2 Visi, Misi dan Motto Perusahaan


2.2.1 Visi Perusahaan
Visi dari PT. PJB UBJ O&M PLTU Rembang adalah Menjadi
perusahaan terpercaya dalam bisnis pembangkitan terintegrasi dengan
standar kelas dunia.

2.2.2 Misi Perusahaan


Misi dari PT. PJB UBJ O&M PLTU Rembang yaitu:
a. Memberi solusi dan nilai tambah dalam bisnis pembangkitan
terintegrasi untuk menjaga kedaulatan listrik nasional.
b. Menjalankan bisnis pembangkitan secara berkualitas, berdaya
saing dan ramah lingkungan.
c. Mengembangkan kompetensi dan produktivitas Human Capital
untuk pertumbuhan yang berkesinambungan.
2.2.3 Motto PT PJB
“Produsen Listrik Terpercaya Kini dan Mendatang”
Makna : Produsen listrik terpercaya mengandung pengertian
bahwa PJB merupakan perusahaan pembangkit tenaga listrik yang
andal dengan EAF yang tinggi, EFOR yang rendah dengan harga
produksi sangat kompetitif.
Kini dan mendatang mengandung pengertian bahwa pembangkit
PJB andal dengan harga produksi yang kompetitif bukan hanya saat
ini saja, tetapi selamanya.

9
Gambar 2.1 Logo PT PJB (Pembangkitan Jawa Bali)
Sumber: PT PJB UBJ O&M PLTU Rembang

2.4 PT. PJB UBJ O&M PLTU Rembang


2.4.1 Profil Perusahaan
Nama Perusahaan : PT PJB UBJ O&M PLTU
Rembang (PT Pembangkit Jawa-Bali
Unit Bisnis Jasa Operation and
Maintenance Pembangkit Listrik
Tenaga Uap Rembang)
Alamat Perusahaan : Jalan Raya Semarang-Surabaya
KM. 130
Sluke Rembang Jawa Tengah.
Jenis Produk : Produk yang dihasilkan dari PT
PJB UBJ O&M Rembang adalah
Listrik.

10
Gambar 2.2 PT PJB UBJ O&M PLTU Rembang
Sumber: PT PJB UBJ O&M PLTU Rembang

2.4.2 Sejarah Singkat PT PJB UBJ O&M PLTU Rembang


PT PJB UBJ O&M PLTU Rembang adalah sebuah Unit Bisnis
Jasa Operasi dan Pemeliharaan milik PT PLN yang dikelola oleh PT
Pembangkit Jawa-Bali. Sebuah Perusahaan pembangkitan tenaga
listrik yang berkantor pusat di Desa Trahan dan Leran, Kecamatan
Sluke sekitar 22 Km sebelah timur kota Rembang, Kabupaten
Rembang.
Sejarah PT PJB UBJ O&M PLTU Rembang dimulai dengan
adanya pelaksanaan proyek percepatan Pembangkit Tenaga Listrik
berbahan bakar batubara berdasarkan pada Peraturan Presiden RI
Nomor 71 Tahun 2006 tanggal 05 Juli 2006 tentang penugasan
kepada PT PLN (Persero) untuk melakukan Percepatan
Pembangunan Pembangkit Tenaga Listrik berbahan bakar batubara.
Perpres ini menjadi dasar bagi pembangunan 10 unit PLTU di Jawa
dan 25 unit PLTU di luar Jawa Bali atau dikenal dengan nama
proyek Percepatan Listrik 10.000 MW.
Proyek tersebut bertujuan untuk memenuhi kebutuhan listrik
nasional yang diperkirakan mengalami kenaikan permintaan,
11
meningkatkan mutu dan keandalan sistem penyediaan penyaluran,
pelayanan listrik kepada konsumen serta mengantisipasi kenaikan
harga minyak dunia yang selama ini digunakan sebagai bahan bakar,
sehingga dapat menekan biaya produksi listrik.
Dalam pelaksanaan pembangunan proyek PT PJB UBJ O&M
PLTU Rembang dengan kapasitas 2x315 MW ini ditunjuk PT PLN
(Persero) Jasa Manejemen Konstruksi untuk melaksanakan
supervise selama periode konstruksi, sesuai surat penugasan Direksi
PT PLN (Persero) No.00255/121/DIRKIT/2007.
Operasi unit 1 dilaksanakan pada akhir tahun 2010 dan untuk
unit 2 mulai beroperasi awal tahun 2011.

2.4.3 Kebijakan LK3 (Lingkungan Keselamatan Kesehatan Kerja)


1. Komitmen Perusahaan
a. Meminimalisasi bahaya Kesehatan& Keselamatan Kerja dan
dampak Lingkungan dan terus menerus memperbaiki
efektivitas sistem kerja.
b. Membuat program yg bertujuan untuk pembuangan limbah
yang aman dan mengurangi limbah.
c. Meminimalisasi penggunaan energi dengan program energi
yg efektif.
d. Menciptakan lingkungan kerja yg berlandaskan kelompok
kerja dan meningkatkan kesadaran terhadap sistem kepada
seluruh karyawan.
e. Mentaati semua perundangan dan peraturan yang berlaku.
2. Target Perusahaan
a. Zero Accident
b. Green & Clean Power Plant
2.4.4 Persyaratan LK3
1. Safety Induction

12
Semua orang (pekerja) yg akan dipekerjakan di lapangan harus
mendapatkan Pelatihan Perkenalan.
2. Sistem Manajemen Pengamanan (SMP)
a. Tamu yg masuk dan keluar lokasi PLTU Rembang harus
tercatat.
b. Tamu hanya boleh masuk lokasi PLTU Rembang selama jam
kerja.
c. Semua Tamu dan Pekerja harus memakai Tanda pengenal
(ID Card) sebelum memasuki lokasi PLTU Rembang.
d. Kendaraan karyawan atau pekerja harus dilengkapi dengan
stiker Pass Area.
e. Pemeriksaan apakah barang yg dibawa dan dikeluarkan
sesuai dg surat jalan yg dibawa.
f. Pencatatan masuk dan keluar kendaraan tersebut dan
diyakinkan kondisi kendaraan tidak akan menyebabkan
adanya tumpahan.
g. Dalam kegiatan bongkar muat pastikan mesin kendaraan
dalam keadaan mati, dan pastikan kegiatan loading
unloading tidak menimbulkan potensi bahaya baru di tempat
kerja (penempatan material tidak menghalangi akses jalan).
2.4.5 Struktur Organisasi
Dalam tubuh PT. PJB UBJ O&M PLTU Rembang
terdapat struktur organisasi perusahaan yang memegang fungsi
kendali terhadap seluruh aktivitas perusahaan. Struktur organisasi
ini disusun berdasarkan keputusan PLN pusat karena PT. PJB UBJ
O&M PLTU Rembang termasuk BUMN dan merupakan anak
perusahaan PLN. Salah satu urgensi dari struktur organisasi dalam
PT. PJB UBJ O&M PLTU Rembang adalah merupakan pengambil
kebijakan tertinggi dalam internal PT. PJB UBJ O&M PLTU
Rembang.

13
Gambar 2.3 Struktur Organisasi PT. PJB UBJ O&M PLTU Rembang
Sumber : PT. PJB UBJ O&M PLTU Rembang

14
2.5 Lokasi dan Layout PT PJB UBJ O&M PLTU Rembang
PLTU Rembang terletak di Desa Leran dan Desa Trahan, Kec.Sluke,
Kab. Rembang pada koordinat 110°-111°30’ BT dan 6°30’-7° LS. Lokasi PT
PJB UBJ O&M PLTU berjarak sekitar 137 km dari Semarang ke arah timur
dan menghadap ke utara Laut Jawa serta berjarak sekitar 600 meter dari jalan
utama pantai utara Jawa Tengah bagian timur.

Gambar 2.7 Lokasi PT PJB UBJ O&M PLTU Rembang


Sumber: https://www.google.com/maps/

15
Gambar 2.8 Layout PLTU Rembang
Sumber : PT. PT. PJB UBJ O&M PLTU Rembang

Keterangan:
1. Turbine 27. Domestic Sewage Treatment
2. Generator Plant
3. Deaerator Bay 28. Parkir
4. Boiler 29. Ash Pound
5. Central Control Building 30. Deaerator
6. ESP 31. Coal Yard
7. ESP Building 32. Discharge Channel
8. Chimney 33. Dead Coal Yard
9. Demin Tank 34. Coal Run OFF Pound
10. Raw Water Tank 35. Auxiliary Boiler
11. Water Treatment Plant 36. Hydrogen Plant
12. Desalination Plant 37. Bottom Ash Silo
13. Switchyard 38. Fly Ash Silo
14. Substation Control Building 39. Coal Crusher House
15. HSD Tank 40. Coal Handling Control
16. Out Fall Building
17. Jetty 41. Seal Pit
18. Pump it & Pump House 42. Generator Transformer
19. Inlet Channel 43. Intake Pipe
20. Electro Chlorination Plant 44. Shelter
21. Fire Fighting Pump House 45. Junction Tower Conveyor &
22. Fire Station Belt conveyo
23. Workshop & Storage
24. Masjid
25. Kantin
26. Administration Building

16
2.6 Sarana Penunjang PT PJB UBJ O&M PLTU Rembang
Sarana-sarana penunjang yang ada di PLTU Rembang antara lain :

1. Gedung Administrasi
Gedung administrasi UBJOM Rembang berada di sebelah
timur unit. Gedungnya terdiri dari tiga lantai, lantai pertama
digunakan untuk para pegawai PJB, lantai kedua digunakan untuk
para pegawai PLN,PJB,Perpustakaan,Ruang server AC & Ruang
driver.

Gambar 2.9 Gedung Administrasi


(Sumber: PT PJB UBJ O&M PLTU Rembang)

2. Masjid
Masjid di UBJOM Rembang ada satu, berada di sebelah
utara gedung administrasi. Masjid ini berfungsi dengan baik ditandai
dengan adanya sholat berjamaah minimal di waktu dzuhur, ashar
dan maghrib. Hari jum’at pun diadakan sholat jum’at di masjid ini.

Gambar 2.10 Masjid


(Sumber: PT PJB UBJ O&M PLTU Rembang)

17
3. Kantin
Kantin di UBJOM Rembang ada satu, tempatnya berada di sebelah
barat masjid. Makan siang para pegawai biasanya di kantin ini.

Gambar 2.11 Kantin


(Sumber: PT PJB UBJ O&M PLTU Rembang)

4. Workshop
Gedung workshop di UBJOM Rembang berada di sebelah utara
kantin. Di dalamnya berisi alat-alat khusus dan umum yang
digunakan untuk proses perawatan pada unit.

Gambar 2.12 Workshop


(Sumber: PT PJB UBJ O&M PLTU Rembang)

5. Lapangan Tenis
Lapangan tenis di PLTU Rembang ada dua buah. Tempatnya di
sebelah utara dari tempat parkir.

18
Gambar 2.13 Lapangan Tenis
(Sumber: PT PJB UBJ O&M PLTU Rembang)

6. Tempat Parkir
Tempat parkir di PT PJB UBJ O&M PLTU Rembang
berada di sebelah timur gedung administrasi. Tempat parkir
tersebut terdapat dua area, yaitu area mobil dan area sepeda motor.

Gambar 2.14 Lapangan Parkir


(Sumber: PT PJB UBJ O&M PLTU Rembang)

7. Perpustakaan
Perpustakaan di UBJOM Rembang ada satu buah,tempatnya
di dalam gedung adminitrasi UBJOM Rembang lantai dua.
Perpustakaan tersebut mempunyai berbagai buku sumber referensi.

19
Gambar 2.15 Perpustakaan
(Sumber: PT PJB UBJ O&M PLTU Rembang)

8. Unit Kesehatan
Unit Kesehatan di UBJOM Rembang ada satu buah,tempatnya
berada di sebelah barat masjid. Klinik tersebut sebagai tempat
pelayanan medis.

Gambar 2.16 Poliklinik


(Sumber: PT PJB UBJ O&M PLTU Rembang)

9. Safety Induction (K3)


Safety induction (K3) di PT PJB UBJ O&M Rembang terletak
di sebelah selatan kantin. Fungsi safety induction adalah sebagai
pengawasan keselamatan dan kesehatan kerja.

20
Gambar 2.17 Safety Induction (K3) PT PJB UBJ O&M
PLTU Rembang

21
BAB III
LANDASAN TEORI

3.1 Siklus di PLTU Rembang


3.1.1 Siklus Bahan Bakar

Gambar 3.1.1 Siklus bahan bakar

Untuk pembakaran awal pada saat start dingin unit pembangkit, PLTU
Rembang menggunakan bahan bakar HSD. Sumber pasokan High speed diesel
(HSD) berasal dari kapal tongkang dan truk. HSD dipompa menggunakan
unloading pump menuju ke HSD storage tank. Sebelum masuk disisi hisap
unloading pump dipasang strainer berguna menahan partikel-partikel padat
atau semi padat dari minyak agar minyak yang masuk ditangki dalam keadaan
bersih. Dari storage tank, minyak dipompa oleh main fuel oil pump menuju
main boiler (oil guns), auxilliary boiler dan supporting (Mobile Equipment
garage, dan Emergency Diesel Generator).
Setelah proses starting selesai, PLTU kemudian menggunakan bahan bakar
utama berupa batubara. Batubara dari coal jetty dibongkar oleh ship unloader
(SU) dan dibawa ke conveyor menuju coal yard. Batubara diambil oleh stacker
reclaimer (SR) untuk memindahkan batu bara ke coal yard dan ditimbun di coal

22
yard. Selanjutnya, batu bara melewati crusher house dan dibawa ke coal
bunker.

3.1.2 Siklus Udara Pembakaran


Udara pembakaran ketel batu bara terdiri dari 2 macam yaitu Primary Air
(udara primer) dan Secondary Air (udara sekunder). Udara primer dipasok oleh
PA Fan dihembuskan ke pulverizer. Setelah udara primer bercampur dengan
serbuk batubara secara bersamaan dialirkan ke furnace didalam boiler.
Sebelumnya PA Fan menerima pasokan udara dari FD Fan.

Gambar 3.1.2 Udara primer dan udara Sekunder

Udara sekunder berfungsi memasok kebutuhan udara untuk proses


pembakaran yang sempurna didalam ruang bakar. Pasokan udara sekunder
disediakan oleh FD Fan melewati air preheater. Didalam air preheater, udara
sekunder bersama dengan udara primer dipanaskan bersama-sama dengan
memanfaatkan panas dari gas buang. Selanjutnya, udara sekunder ini
dihembuskan ke wind box (ruang bakar) didalam boiler.

23
3.1.3 Siklus Gas Buang
Gas hasil pembakaran di furnace akan naik ke sisi atas ruang boiler
melewati Secondary Superheater (SSH) dan Reheater. Kemudian Gas buang
akan turun ke sisi bawah boiler melewati Primary Superheater (PSH) dan
economizer mengalir ke air preheater menuju Electrostatic Precipitator (ESP).
Proses mengalirnya gas buang ini dibantu oleh ID Fan, yang mana gas buang
tersebut oleh ID Fan dialirkan menuju stack dan di buang ke atmosfer. Di
dalam air preheater, gas buang dimanfaatkan untuk memanaskan udara
pembakaran (primer dan sekunder). Di dalam ESP partikel-partikel padat
(debu) yang terikut di dalam gas buang akan di tangkap oleh katoda-anoda yang
terpasang di dalam ESP sehingga gas buang yang keluar dari stack memiliki
kandungan debu yang sedikit.

gas flow

Superheater econo
reheater mizer

Coal
bunker EP

Coal Boiler

furnace
AIR HEATER
DDCC Transporter

ID Fan STACK

SDCC

mill reject
PULVERIZER
FD Fan
UNIT BISNIS SURALAYA
SURALAYA STEAM POWER PLANT #567
ASH AND DUST HANDLING PLANT #567
PA Fan FLOW GAS
SUDIRMAN MARET 2007

Gambar 3.1.3 Siklus gas buang

3.4 Komponen-komponen utama dalam siklus bahan bakar


1. Bungker Batubara (Coal Bunker)

24
Gambar 3.4.1 Coal Bunker
Merupakan sarana penampung (storage) sementara batubara untuk
memasok kebutuhan ketel. Kapasitas bungker umumnya dirancang agar
dapat memasok kebutuhan ketel selama beberapa jam, tanpa ada tambahan
pemasokan batubara ke bungker. Setiap Unit PLTU umumnya memiliki
beberapa buah bungker dimana setiap bungker melayani sebuah penggiling
batubara (Pulverizer / Mill).
Setiap bungker dilengkapi level indikator untuk mengetahui level
batubara di dalam bungker.
Di mulut bagian bawah bungker dipasang “Discharge Isolation
Gate/Bin Gate”, yang berfungsi untuk memblokir aliran batubara dari
bungker. Pada beberapa jenis bungker, juga dilengkapi dengan penghembus
udara atau vibrator yang berfungsi untuk mencegah menempelnya batubara
pada dinding-dinding bungker, yang lebih umum dikenal dengan istilah
“Channeling”. Channeling merupakan salah satu masalah yang sering
terjadi pada bungker. Masalah lain yang juga kerap terjadi adalah kebakaran
dan penyumbatan (blockage). Untuk menanggulangi kebakaran bungker
dilengkapi dengan sistem pemadam berupa deluge atau CO2. Penyumbatan
sering terjadi terutama ketika batubara dalam keadaan basah. Pengoperasian
vibrator yang lebih intensif cukup dapat diandalkan untuk mengatasi
masalah ini.

25
2. Coal Feeder
Coal feeder memiliki dua fungsi penting yaitu untuk memberikan
pasokan batubara secara kontinyu manakala penggiling batubara
(mill/pulverizer) dalam keadaan operasi serta mengatur aliran batubara.
Pada PLTU batubara, laju aliran bahan bakar untuk ketel dikontrol oleh coal
feeder.
Ada beberapa jenis coal feeder namun yang ban yak dipakai adalah
jenis belt feeder seperti terlihat pada gambar 3.2

Gambar 3.4.2 Belt Feeder.

Belt feeder dapat beroperasi dalam mode gravimetric atau


volumetric yang berarti dapat mengontrol aliran batubara dalam satuan berat
atau satuan volume.

3. Penggiling Batubara (Pulverizer/Mill)


Penggiling berfungsi untuk menggiling bongkahan batubara
menjadi serbuk halus (PF), agar lebih mudah bercampur dengan udara
pembakaran di dalam ketel sehingga proses pembakaran sempurna akan
berlangsung lebih cepat.

26
Seperti halnya coal feeder, Pulverizer juga memiliki banyak tipe. Sekalipun
demikian, dalam session ini hanya akan dibahas tipe yang paling banyak
dipakai yaitu tipe MPS seperti yang terlihat pada gambar 3.3

Gambar 3.4.3 MPS Pulverizer.

27
BAB IV
PEMBAHASAN

4.1 Uraian Coal Feeder


Coal Feeder yang dignakan di PLTU REMBANG adalah YAMATO
SCALE GM-BSC, dima spesifikasinya tercantum pada name platenya
seperti pada gambar 4.1, dengan uraian :
- Kapasitas timbang : 60 ton/jam
- Beban muatan : 40 kg
- Kecepatan konveyor Maksimal : 10 m/menit
Minimal : 1 m/menit
- Lebar muatan : 0.4 meter
- Tanggal pembuatan : mei 2008

Gambar 4.1.1 Name Plate Coal Feeder

4.2 Definisi Coal Feeder


Secara sederhaa Coal Feeder didefinisikan sebagai peralatan atau
media penyalur batu bara dari Coal Bunker ke Mill dengan menggunakan Belt
Conveyor.

28
4.3 Fungsi Coal Feeder
Coal Feeder berfungsi sebagai penimbang dan pengatur jalannya batu
bara dari Coal Bunker ke Mill. Tapi secara teknis Coal Feeder difungsikan
sebagi pengatur bahan bakar yang masuk keruang bakar boiler atau
disebut Furnace.dengan mengatur pemakaian batu bara maka beban listrik
(Mega Watt) dapat diatur sesuai permintaan.
Batu bara yang digiling oleh Mill diatur oleh Cosl Feeder dengan satuan
ton/jam. PLTU Rembang mengoperasikan dua unit pembangkit yaitu unit
10 dan 20 , diamana masing-masing unit berkapasitas 315 MW.

4.4 Kontruksi Coal Feeder


4.4.1 Komponen utama Coal Feeder
1. Casing Coal Feeder
Semua Casing Coal Feederterbuat dari baja yan di desain supaya
tahan dengan suhu maksimum 100⁰C yang mungkin bias di
timbulkan temperature Mill yang naik ke Coal Feeder atau dari
terbakarnya batubara didalam Bunker. Dilengkapi dengan beberapa
Main Hole pada Coal Feeder, sisi Inlet terdapat Main Hole dan 2 kaca
yang berguna untuk meninjau batubara maupun Belt Conveyor pada
saat operasi. Bagian samping juga terdapat Main Hole yang
digunakan untuk mengecek sensor Load Cell dan Pulley-Pulley
Conveyor. Untuk Main Hole Bagian Outlet terdapan kaca untuk
pengecekan Flow batubara dan Pulling, selain itu Mian Hole ini
digunakan untuk pengecekan tuas Limit Switch Plugging dan Coal
Flow.

29
Gambar 4.4.1 Casing Coal feeder

2. Belt Conveyor
Belt Conveyor merupakan komponen dari Coal Feeder yang
dijalankan oleh sebuah motor. Belt Conveyor terbuat dari karet
sintetis dan dilengkapi dengan Lugs bergelombang yang berfungsi
agar batubara tida keluar dari Belt, selain itu juga digunakan untuk
melihat dan menjaga Belt tetap center seperti yang terlihat Digambar.

Gambar 4.4.2 Belt Conveyor

30
3. Head Pulley
Head Pully disediakan dengan heliks karet pencegah tejadinya
selip dan gulungan gerakan sabuk pada Belt Conveyor. Head Pully
dibuat lekukan garis-garis melintang yang berguna untuk mencegah
Belt Conveyor tidak terjadi jogin. Sedangkan pemasangan Pulley
sediri adalah sebagai bantalan Belt Conveyor. Seperti pada gambar.

Gambar 4.4.3 Head Pulley

4. Inlet Gate
Inlet Coal Feeder adalah tempat dimana masuknya batubara
kedalam Coal Feeder dari Coal Bunker. Di sisi Inlet ini terdapat
sebuah MOV (Motorize Operation Valve) yang berfungsi sebagai
penutup dan pembuka aliran batubara dari Coal Bunker. Selain itu
disisi Inlet terdapat Proximity sensor yang digunakan untuk
Protection terjadinya Plugging disisi Inlet.

31
Gambar 4.4.4 Inlet Gate

5. Outlet Coal Feeder


Outlet Coal Feeder adalah tempat dimana keluarnya batubara dari
Coal Feeder ke Mill. Disisi Outlet ini terdapat sebuah MOV
(Motorize Operation Valve) yang difungsikan sebagai penutup dan
pembuka batubara dari Coal Feeder ke Mill. Selain itu disisi Outlet
tedapat Limit Switch yang digunakan untuk Protection terjadinya
Plugging disisi Outlet. Jika dilihat dari logictripnya Mill, MOV,
outlet Coal Feeder akan close auto jika Mill mengalami trip. Ini
bertujuan agar temperatur Mill tidak naik ke atas Coal Feeder, yang
mana akan mengakibatkan combation Coal Feeder.

Gambar 4.4.5 Outlet Coal Feeder

32
6. Motor Belt Feeder
Motor Belt Feeder merupakan komponen utama pada Coal Feeder
karena Motor Belt Feeder adalah penggerak dari Belt Conveyor.
Motor ini diatur kecepatan putarnya sesua command dari operator.
Secara teknis command operator masuk secara teknis command
operator masuk secara teknis ke controller (CFC 200) berpa ton/jam
dan controller ini mengolah yang mengeluarkan arus 4-20 mA, dari
keluaran controller tersebut kemudian masuk kedalam Motor
Deriven yang keluarannya berus frekuensi 0-50 Hz. Sehingga dengan
frekuensi ini motor Belt Feeder dapat diatu kecepatannya sesuai Flow
batubara yang diinginkan.

Gambar 4.4.6 Motor Belt Feeder

4.4.2 Kelengkapan Coal Feeder


1. Motor Clean Out
Motor Clean Out diletakkan dibawah motor Belt Feeder yang
berfungsi untuk menggerakan Clean Out Conveyor. Pengoperasian
dari motor Clean Out sebatas start dan stop, berbeda dengan motor
Belt Conveyor yang bias diatur kecepantannya.

33
Gambar 4.4.7 Motor Clean Out
2. Clean Out Conveyor
Clean Out Conveyor sendiri terdiri dari rantai, gear, scraper, yang
dijalankan oleh sebuah motor. Didalam Coal Feeder Clean Out
digunakan untuk membersihkan batubara yang jatuh ke Casing
bagian bawah, sehingga dengan adanya Clean Out ini diharapkan
didalam Coal Feeder tidak terjadi penumpukan batubara. Putaran
Clean Out ini berlawanan dengan arah putaran Coal Feeder sehingga
hasil batubara dari Clean Out dapat masuk ke Inlet Mill.

Gambar 4.4.8 Clean Out Conveyor

34
3. Sensor Load Cell
Sensor Load Cell berguna untuk menimbang muatan batubara
yang di alirkan menuju ke Mill. Spesifikasi Load Cell :
- Manufacture : Yamato
- Maks Load : 50 Kg
Load Cell mampu mendeteksi rara-rata 60 ton/jam. Setiap Coal
Feeder memiliki 2 sensor Load Cell yang pemasangannya berada
pada masing-masing sisi Belt Conveyor. Dengan 2 Load Cell ini
diharapkan dapat memproteksi deviasi beban di Belt.

Gambar 4.4.9 Sensor Load Cell

4. Seal Air Coal Feeder


Peran Seal Air untuk Coal Feeder adlah sebagai Seal atau
membatasi udara transport dari Mill tidak ke Coal Feeder, sehingga
apabila Mill trip atau temperature Mill tinggi, Coal Feeder tetap aman
dan tidak terjadi kebakaran pada Coal Feeder. Seal Air diperoleh dari
motor SA-Fan (Seal Air Fan), di PLTU Rembang mempunyai 2
motor SA_Fan, satu digunakan untuk normal operasi dan satunya
untuk interlock emergency. Setiap Coal Feeder mempunyai Seal Air
Fan yang di blok oleh MOV (Motorize Operation Valve) yang
dialirkan melalui pipa berwarna biru seperti pada Gambar.

35
Gambar 4.4.10 Pipa Seal Air Coal Feeder

5. Motorize Operation Valve (MOV) Seal Air Fan


Motorize Operation Valve adalah sebagai pengontrol udara dari
Seal Air di dalam Coal Feeder. MOV berada tepat disebelah kiri Coal
Feeder dimana display yang menunjukan sebuah indikasi Fully Open
dan Fully Close.

Gambar 4.4.11 Motorize Operation Valve (MOV)

36
6. Temperatur Indikator
Setiap Coal Feeder pada unit PLTU mempunyai Indicator
Temperature yang berguna untuk memonitor dan mengetahui suhu
atau temperatur didalam Coal Feeder. Indicator Temperature ini
selain menunjukan indikasi juga sebagai proteksi atau alarm jika Coal
Feeder melebihi batas suhu yang di setting yaitu 60oC.

Gambar 4.4.12 Indicator Temperature

7. Box Terminal
Box terminal pada Coal Feeder berisi terminal dari Load Cell,
Limit Switch no Lead, Limit Switch Outlet Plugging, Temperature
Switch dan lampu. Terminal ini terletak di Body Coal Feeder yang
berguna untuk menghubungkan ke panel uta Coal Feeder maupun
CCR.

37
Gambar 4.4.13 Box Terminal
4.5 Cara Kerja Coal Feeder
Saat operator mengoperasikan Coal Feeder, mula-mula batubara
dari Coal Bunker akan dialirkan melalui Inlet Coal Feeder dan
diajalankan oleh Belt Conveyor berjalan membawa aliran batubara
menuju Outlet ke Mill, sensor Load cell akan mendeteksi aliran batubara
dan mengirim data ke tampilan panel dan CCR batubara ditimbang,
selain Belt Conveyor berjalan, Clean Out Conveyor juga berjalan untuk
membersihkan batubara yang berjatuhan dari Belt Conveyor supaya
tidak terjadi kebakaran didalam Coal Feeder karena penumpukan
batubara yang berlebih, udara Seal Air Fan dari Inlet Coal Feeder akan
mengamankan suhu yang ada didalam Coal Feeder.

4.6 Kerusakan Yang Terjadi Pada Coal Feeder


Adapun permasalahan atau gangguan-gangguan yang terjadi pada
Coal Feeder. Diantaranya adalalah rusaknya Belt Conveyor yang
mengakibatkan pembacaan pada Load Ceel tidak sesuai, karena
elastisitas Belt Conveyor sudah tidak rata atau sudah bergelombang.
Dari permasalahan tersebut dilaukukan penggatian Belt Conveyor untuk
mencegah kerusakan part-part lainnya.

38
4.7 Jenis Perawatan Yang diperlukan Coal Feeder
a. Preventive Maintenance
Preventive maintenance adalah kegiatan pemeliharaan dan
perawatan yang dilakukan untuk mencegah timbulnya kerusakan-
kerusakan yang tidak terduga dan menemukan kondisi atau keadaan
yang dapat menyebabkan fasilitas produksi mengalami kerusakan
pada waktu proses produksi. Jadi, semua fasilitas produksi yang
mendapatkan perawatan (preventive maintenance) akan terjamin
kontinuitas kerjanya dan selalu diusahakan dalam kondisi atau
keadaan yang siap dipergunakan untuk setiap operasi atau proses
produksi pada setiap saat.

b. Corrective Maintenance
Corrective Maintenance adalah kegiatan pemeliharaan atau
perbaikan yang tidak terjadwal atau suatu pemeliharaan yang
dilakukan untuk mengembalikan (termasuk memperbaiki dan
adjustment) peralatan yang tidak bekerja atau berfungsi
sebagaimana mestinya. Corrective Maintenance dapat dilakukan
saat peralatan tidak sedang beroperasi maupun Stand By.

4.8 Corrective Maintenance Coal Feeder


4.8.1 Tujuan Corrective Maintenance (Perbaikan)
Tujuan perbaikan adalah untuk mengembalikan fungsi sebuah
peralatan produksi yang mengalami kerusakan, baik ringan,
sedang maupun parah, agar bisa melakukan fungsinya dalam
mendukung proses produksi dalam pabrik.
4.8.2 Peralatan Keselamatan Kerja
Dalam melakukan setiap kerja, kita harus memprioritaskan
masalah keselamatan kerja. Peralatan keselamatan kerja yang
digunakan tergantung pada proses pekerjaan yang akan

39
dilaksanankan di PLTU Rembang ini mempunyai beebrapa alat
yang harus digunakan dalam melakukan pekerjaan yaitu :
1. Baju warepack
2. Sepatu safety
3. Helm Safety
4. Sarung Tangan
5. Earplug/Alat peredam telinga
6. Masker
7. Kacamata Pelindung

4.8.3 Langkah-Langkah Kerja Corrective Maintenance


1. Menerima Job Card dari Rendal tentang Corrective
Maintenance.
2. Isolasi dan perhatikan keselamatan kerja melalui Supervisor
yang bersangkutan (Instrumen dan Control), Supervisor
Operator Senior, PTW (Permit To Work), Supervisor LK3
PJB.
3. Menyiapkan alat sebelum melakukan pelaksanaan
pekerjaan, agar pemakaian kunci sesuai dengan komponen/
peralatan yang akan dikerjakan, sehingga alat/ benda yang
digunakan tidak terlalu banyak dibawa dan mengganggu
proses pekerjaaan.
4. Dalam menentukan ukuran kunci yang dibutuhkan bias
disarkan perkiraan setelah melihat alat yang akan dikerjakan
atau dilihat dari buku petunjuk yang ada. Alat yang
digunakan ada yang bersifat umum (Common Tools) dan ada
pula yang bersifat khusus (Special Tools).
5. Menyiapkan Tools beserta kelengkapannya :
a. Kuas
b. Majun
c. Obeng + (Besar dan Kecil)

40
d. Obeng - (Besar dan Kecil)
e. Kunci Inggris
f. Tas Tools
6. Menyiapkan APD (Alat Pelindung Diri) antara lain :
a. Baju warepack
b. Sepatu safety
c. Helm Safety
d. Sarung Tangan
e. Earplug/Alat peredam telinga
f. Masker
g. Kacamata Pelindung
7. Menuju tempat Corrective Maintenance yang berada di unit
Coal Feeder 20 C
8. Pastikan Coal Feeder dalam keadaan Off atau tidak sedang
beroperasi.
9. Tutup valve yang berada di Coal Buker.
10. Lepaskan semuat baut pada Cover Coal Feeder.
11. Buka semua cover.
12. Keluarkan batubara yang ada didalam Coal Feeder agar tidak
mengganggu saat perbaikan.
13. Potong Belt Conveyor yang sudah rusak untuk mempercepat
pembongkaran.
14. Lepaskan semua baut yang berada di pengunci Pulley.
15. Lepaskan semua Pulley.
16. Pasang Belt Conveyor yang baru, kemudian pasang kembali
semua Pulley dan baut.
17. Stel kekencangan Belt sesuai dengan buku panduan yang
ada.
18. Tutup kembali semua cover dan kencangkan baut.
19. Laporkan ke bidang operasi bila pekerjaan telah selesai.

41
20. Koordinasi dengan bidang operasi untuk melakukan test
peralatan
21. Bila sudah normal, release pekerjaan ke bidang operasi
(PTW dan spv. Operasi)

4.8.4 Inspeksi dan pengujian kelayakan


Pengujian kelayakan adalah hal terpenting karena disini kita akan
mengetahui apakah pekerjaan yang telah kita kerjakan sudah benar.
Sehingga setelah pembongkaran selesai, maka mekanik perawatan akan
melaporkan secara lisan terhadap operator dan bagian produksi. Maka
operator akan menjalankan peralatan dimana disini adalah Coal Feeder.
Jika Belt Conveyor ini berjalan dengan normal maka pekerjaan sudah
baik. Indikasi normal pada Belt Conveyor itu sendiri, yaitu melihat Belt
Conveyor secara langsung dan melihat indicator Load Cell apakah beban
yang lewat sudah sesusai atau tidak, jika itu sudah sesuai dengan standar
maka pekerjaan selesai.

42
BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Setelah melakukan Kerja Praktik selama satu bulan di PT. PJB UBJ
O&M PLTU REMBANG dan menyusun laporan yang berjudul
“ANALISA KERUSAKAN BELT CONVEYOR PADA COAL
FEEDER UNIT 20 C DI PT. PJB UBJ O&M PLTU” maka dari
keseluruhan isi laporan diatas didapat kesimpulan sebagai berikut :
1. Perawatan pada unit Coal Feeder harus secara rutin dilakukan agar
kinerja alat tersebut bias lebih maksimal.
2. Perawatan dilakukan guna mencegah terjadinya Belt Conveyor robek
akibat Belt yang sudah cacat/ bergelombang dan pembacaan di Load
Cell menjadi error. Sehingga tidak mengakibatkan gangguan saat alat
sedang beroperasi.
3. Bearing pada Pulley biasanya mengalami gangguan/ terdapat sisa-sisa
batubara yang mengakibatkan Pulley tidak berputar sempurna. Jika
dibiarkan Belt akan mengalami gangguan dan membuat Belt
bergelombang karena putaran Pulley yang tidak sempurna.

5.2 Saran
1. Sistem penerimaan mahasiswa magang sudah cukup baik, hal ini dapat
dirasakan dari sambutan positif pihak manajemen, tetapi untuk pihak
manajemen dalam sistem penempatan mahasiswa kerja praktik
diharapkan penempatannya disesuaikan dengan spesifikasi jurusan
mahasiswa tersebut dan diberi pengarahan yang jelas.
2. Untuk peralatan safety sudah cukup mumpuni dan para karyawan
mengaplikasikan sistem K3 dengan baik seperti helm safety, sepatu
safety, masker, DLL. Tetapi, untuk masker yang digunakan belum
optimal dalam menyaring partikel-partikel yang bias mengganggu
kesehatan karyawan. Disarankan untuk menggunakan masker yang

43
sesuai dengan tuntunan lapangan supayapara pekerja nyaman saat
bekerja

44

Anda mungkin juga menyukai