Disusun Oleh :
20150130221
2018
HALAMAN PENGESAHAN
NIM : 20150130221
Mengetahui, Menyetujui,
Manager Pemeliharaan Supervisor Mesin 1
i
KATA PENGANTAR
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
Berdasarkan uraian diatas, kami ingin mendapatkan ilmu dan pengalamana
yang luar biasa dari salah satu PLTU di Jawa Tengah yaitu PLTU Rembang
melalui kerja praktik. Oleh karena itu, kami bermaksud mengajukan
permohonan kerja praktik di PT. PJB UBJOM PLTU 1 Rembang selama kurang
lebih satu bulan. Besar harapan kami untuk dapat melaksanakan kerja praktik
di PT. PJB UBJOM PLTU 1 Rembang agar kami dapat meningkatkan kapasitas
sebagai mahasiswa Teknik Mesin.
2
b. Bagi peserta kerja praktik
Dapat memahami atau mengetahui berbagai aspek perusahaan seperti:
aspek teknik, aspek pemasaran, organisasi, ekonomi, persediaan dan
sebagainya.
Memperoleh kesempatan berlatih bekerja dilapangan.
Dapat membandingkan teori-teori yang diperoleh dibangku perkuliahan
dengan keadaan sebenarnya.
Untuk memahami cara melaksanakan penelitian untuk karta ilmiah.
Dapat mengumpulkan data dari lapangan guna penyusunan tugas akhir.
3
didalamnya, mengingat banyaknya komponen yang ada dalam laporan kerja
praktek ini.
1. Perawatan Coal Feeder di PLTU UBJOM Rembang.
2. Membahas komponen utama dan alat penunjang Coal Feeder serta
prinsip kerjanya.
3. Proses Corrective Maintenance.
4. Kerusakan yang terjadi pada Coal Feeder.
Bab I : Pendahuluan
4
Membahas tentang latar belakang masalah, tujuan kerja praktik, manfaat kerja
praktik, batasan masalah, metode pengumpulan data laporan, dan membahas
mengenai sistematika penulisan laporan.
Bab II : Profil Perusahaan
Dalam bab ini penulis membahas tentang profil, sejarah singkat, anak
perusahaan, tata nilai perusahaan, struktur organisasi, lokasi perusahaan, sarana
penunjang dan layout PT PJB UBJ O&M PLTU REMBANG.
Bab III : Landasan Teori
Dalam bab ini berisi proses pembangkitan, siklus bahan bakar dan sistem boiler
yang ada di PT PJB UBJ O&M PLTU REMBANG.
Bab IV : Analisa dan Pembahasan
Dalam bab ini membahas tentang prinsip kerja serta jenis-jenis perawatan apa
saja yang diperlukan Coal Feeder dan proses Corrective Maintenance pada
Coal feeder.
Bab V : Penutup
Bab ini menjelaskan tentang kesimpulan dari Kerja Praktik yang dilakukan serta
saran-saran yang diharapkan bersifat membangun.
5
BAB II
PROFIL PERUSAHAAN
6
2. Unit Pelayanan Pemeliharaan Wilayah Timur (UPHT) di Gresik dengan
tugas utama memberikan layanan pemeliharaan unit pembangkitan yang
ada di Wilayah Timur, yaitu: UP Gresik, UP Paiton, dan UP Brantas.
3. Badan Pengelola Waduk Cirata (BPWC) di Purwakarta, dengan tugas
utama mengelola waduk Cirata untuk menjaga ketersediaan dan kualitas
air untuk PLTA Cirata.
Disamping mengelola pembangkit milik sendiri, PT PJB juga
melaksanakan Operation and Maintenance pembangkit milik PT PLN
(Persero). Hingga 2015 terdapat 5 UBJ O&M di Pulau Jawa, yaitu:
1. UBJOM Indramayu, melaksanakan jasa operation and maintenance
PLTU Indramayu 3x330 MW.
2. UBJOM Rembang, melaksanakan jasa operation and maintenance
PLTU Rembang 2x315 MW.
3. UBJOM Pacitan, melaksanakan jasa operation and maintenance PLTU
Pacitan 2x315 MW.
4. UBJOM Tanjung Awar-Awar, melaksanakan jasa operation and
maintenance PLTU Tanjung Awar-Awar 2x315 MW.
5. UBJOM Paiton Baru, melaksanakan jasa operationand and maintenance
PLTU Paiton Baru 1x660 MW.
Sedangkan di Luar Jawa hanya ada satu UBJOM, yaitu UBJOM Luar
Jawa yang bertugas mengkoordinir pelaksanaan Operation and Maintenance
pembangkit di Luar Jawa. Pelaksanaan di lapangan di percayakan kepada PT
PJB Services, adalah anak perusahaan PT PJB yang bergerak di bidang
operation and maintenance pembangkit.
PT PJB mengelola operation and maintenance PLTU Luar Jawa yang
meliputi:
1. PLTU Amurang 2x25 MW di Sulawesi Utara
2. PLTU Kendari 2x10 MW di Sulawesi Tenggara
3. PLTU Bolok 2x16,5 MW di Kupang, Nusa Tenggara Timur
4. PLTU Ropa 2x7 MW di Ende, Nusa Tenggara Timur
5. PLTU Tidore 2x7 MW di Maluku Utara
7
6. PLTU Tenayan 2x100 MW di Kepulauan Riau
7. PLTU Air Anyer 2x30 MW di Kepulauan Bangka
8. PLTU Belitung Baru 2x7 MW di Kepulauan Belitung
Pembangunan PT PJB UBJ O&M PLTU Rembang merupakan salah satu
pelaksanaan program percepatan listrik 10.000 MW yang bertujuan untuk :
1. Memenuhi kebutuhan listrik nasional yang diperkirakan mengalami
kenaikan permintaan serta meningkatkan mutu dan keandalan sistem
penyediaan penyaluran, dan pelayanan listrik kepada konsumen.Untuk
mengantisipasi kenaikan harga minyak dunia yang selama ini
digunakan sebagai bahan bakar, sehingga dapat menekan biaya
produksi listrik.
8
3. PT Navigat Innovative Indonesia
PT Navigat Innovative Indonesia (PT NII) berdiri 21
Oktober 2002, menfokuskan diri pada bidang investasi pembangkit
berbahan bakar batubara. PT PJB masuk menjadi pemegang saham
PT NII sejak 12 januari 2012, dengan cara mengambil alih 72,97
persen saham. Sejak itu PT NII resmi menjadi anak perusahaan PT
PJB.
9
Gambar 2.1 Logo PT PJB (Pembangkitan Jawa Bali)
Sumber: PT PJB UBJ O&M PLTU Rembang
10
Gambar 2.2 PT PJB UBJ O&M PLTU Rembang
Sumber: PT PJB UBJ O&M PLTU Rembang
12
Semua orang (pekerja) yg akan dipekerjakan di lapangan harus
mendapatkan Pelatihan Perkenalan.
2. Sistem Manajemen Pengamanan (SMP)
a. Tamu yg masuk dan keluar lokasi PLTU Rembang harus
tercatat.
b. Tamu hanya boleh masuk lokasi PLTU Rembang selama jam
kerja.
c. Semua Tamu dan Pekerja harus memakai Tanda pengenal
(ID Card) sebelum memasuki lokasi PLTU Rembang.
d. Kendaraan karyawan atau pekerja harus dilengkapi dengan
stiker Pass Area.
e. Pemeriksaan apakah barang yg dibawa dan dikeluarkan
sesuai dg surat jalan yg dibawa.
f. Pencatatan masuk dan keluar kendaraan tersebut dan
diyakinkan kondisi kendaraan tidak akan menyebabkan
adanya tumpahan.
g. Dalam kegiatan bongkar muat pastikan mesin kendaraan
dalam keadaan mati, dan pastikan kegiatan loading
unloading tidak menimbulkan potensi bahaya baru di tempat
kerja (penempatan material tidak menghalangi akses jalan).
2.4.5 Struktur Organisasi
Dalam tubuh PT. PJB UBJ O&M PLTU Rembang
terdapat struktur organisasi perusahaan yang memegang fungsi
kendali terhadap seluruh aktivitas perusahaan. Struktur organisasi
ini disusun berdasarkan keputusan PLN pusat karena PT. PJB UBJ
O&M PLTU Rembang termasuk BUMN dan merupakan anak
perusahaan PLN. Salah satu urgensi dari struktur organisasi dalam
PT. PJB UBJ O&M PLTU Rembang adalah merupakan pengambil
kebijakan tertinggi dalam internal PT. PJB UBJ O&M PLTU
Rembang.
13
Gambar 2.3 Struktur Organisasi PT. PJB UBJ O&M PLTU Rembang
Sumber : PT. PJB UBJ O&M PLTU Rembang
14
2.5 Lokasi dan Layout PT PJB UBJ O&M PLTU Rembang
PLTU Rembang terletak di Desa Leran dan Desa Trahan, Kec.Sluke,
Kab. Rembang pada koordinat 110°-111°30’ BT dan 6°30’-7° LS. Lokasi PT
PJB UBJ O&M PLTU berjarak sekitar 137 km dari Semarang ke arah timur
dan menghadap ke utara Laut Jawa serta berjarak sekitar 600 meter dari jalan
utama pantai utara Jawa Tengah bagian timur.
15
Gambar 2.8 Layout PLTU Rembang
Sumber : PT. PT. PJB UBJ O&M PLTU Rembang
Keterangan:
1. Turbine 27. Domestic Sewage Treatment
2. Generator Plant
3. Deaerator Bay 28. Parkir
4. Boiler 29. Ash Pound
5. Central Control Building 30. Deaerator
6. ESP 31. Coal Yard
7. ESP Building 32. Discharge Channel
8. Chimney 33. Dead Coal Yard
9. Demin Tank 34. Coal Run OFF Pound
10. Raw Water Tank 35. Auxiliary Boiler
11. Water Treatment Plant 36. Hydrogen Plant
12. Desalination Plant 37. Bottom Ash Silo
13. Switchyard 38. Fly Ash Silo
14. Substation Control Building 39. Coal Crusher House
15. HSD Tank 40. Coal Handling Control
16. Out Fall Building
17. Jetty 41. Seal Pit
18. Pump it & Pump House 42. Generator Transformer
19. Inlet Channel 43. Intake Pipe
20. Electro Chlorination Plant 44. Shelter
21. Fire Fighting Pump House 45. Junction Tower Conveyor &
22. Fire Station Belt conveyo
23. Workshop & Storage
24. Masjid
25. Kantin
26. Administration Building
16
2.6 Sarana Penunjang PT PJB UBJ O&M PLTU Rembang
Sarana-sarana penunjang yang ada di PLTU Rembang antara lain :
1. Gedung Administrasi
Gedung administrasi UBJOM Rembang berada di sebelah
timur unit. Gedungnya terdiri dari tiga lantai, lantai pertama
digunakan untuk para pegawai PJB, lantai kedua digunakan untuk
para pegawai PLN,PJB,Perpustakaan,Ruang server AC & Ruang
driver.
2. Masjid
Masjid di UBJOM Rembang ada satu, berada di sebelah
utara gedung administrasi. Masjid ini berfungsi dengan baik ditandai
dengan adanya sholat berjamaah minimal di waktu dzuhur, ashar
dan maghrib. Hari jum’at pun diadakan sholat jum’at di masjid ini.
17
3. Kantin
Kantin di UBJOM Rembang ada satu, tempatnya berada di sebelah
barat masjid. Makan siang para pegawai biasanya di kantin ini.
4. Workshop
Gedung workshop di UBJOM Rembang berada di sebelah utara
kantin. Di dalamnya berisi alat-alat khusus dan umum yang
digunakan untuk proses perawatan pada unit.
5. Lapangan Tenis
Lapangan tenis di PLTU Rembang ada dua buah. Tempatnya di
sebelah utara dari tempat parkir.
18
Gambar 2.13 Lapangan Tenis
(Sumber: PT PJB UBJ O&M PLTU Rembang)
6. Tempat Parkir
Tempat parkir di PT PJB UBJ O&M PLTU Rembang
berada di sebelah timur gedung administrasi. Tempat parkir
tersebut terdapat dua area, yaitu area mobil dan area sepeda motor.
7. Perpustakaan
Perpustakaan di UBJOM Rembang ada satu buah,tempatnya
di dalam gedung adminitrasi UBJOM Rembang lantai dua.
Perpustakaan tersebut mempunyai berbagai buku sumber referensi.
19
Gambar 2.15 Perpustakaan
(Sumber: PT PJB UBJ O&M PLTU Rembang)
8. Unit Kesehatan
Unit Kesehatan di UBJOM Rembang ada satu buah,tempatnya
berada di sebelah barat masjid. Klinik tersebut sebagai tempat
pelayanan medis.
20
Gambar 2.17 Safety Induction (K3) PT PJB UBJ O&M
PLTU Rembang
21
BAB III
LANDASAN TEORI
Untuk pembakaran awal pada saat start dingin unit pembangkit, PLTU
Rembang menggunakan bahan bakar HSD. Sumber pasokan High speed diesel
(HSD) berasal dari kapal tongkang dan truk. HSD dipompa menggunakan
unloading pump menuju ke HSD storage tank. Sebelum masuk disisi hisap
unloading pump dipasang strainer berguna menahan partikel-partikel padat
atau semi padat dari minyak agar minyak yang masuk ditangki dalam keadaan
bersih. Dari storage tank, minyak dipompa oleh main fuel oil pump menuju
main boiler (oil guns), auxilliary boiler dan supporting (Mobile Equipment
garage, dan Emergency Diesel Generator).
Setelah proses starting selesai, PLTU kemudian menggunakan bahan bakar
utama berupa batubara. Batubara dari coal jetty dibongkar oleh ship unloader
(SU) dan dibawa ke conveyor menuju coal yard. Batubara diambil oleh stacker
reclaimer (SR) untuk memindahkan batu bara ke coal yard dan ditimbun di coal
22
yard. Selanjutnya, batu bara melewati crusher house dan dibawa ke coal
bunker.
23
3.1.3 Siklus Gas Buang
Gas hasil pembakaran di furnace akan naik ke sisi atas ruang boiler
melewati Secondary Superheater (SSH) dan Reheater. Kemudian Gas buang
akan turun ke sisi bawah boiler melewati Primary Superheater (PSH) dan
economizer mengalir ke air preheater menuju Electrostatic Precipitator (ESP).
Proses mengalirnya gas buang ini dibantu oleh ID Fan, yang mana gas buang
tersebut oleh ID Fan dialirkan menuju stack dan di buang ke atmosfer. Di
dalam air preheater, gas buang dimanfaatkan untuk memanaskan udara
pembakaran (primer dan sekunder). Di dalam ESP partikel-partikel padat
(debu) yang terikut di dalam gas buang akan di tangkap oleh katoda-anoda yang
terpasang di dalam ESP sehingga gas buang yang keluar dari stack memiliki
kandungan debu yang sedikit.
gas flow
Superheater econo
reheater mizer
Coal
bunker EP
Coal Boiler
furnace
AIR HEATER
DDCC Transporter
ID Fan STACK
SDCC
mill reject
PULVERIZER
FD Fan
UNIT BISNIS SURALAYA
SURALAYA STEAM POWER PLANT #567
ASH AND DUST HANDLING PLANT #567
PA Fan FLOW GAS
SUDIRMAN MARET 2007
24
Gambar 3.4.1 Coal Bunker
Merupakan sarana penampung (storage) sementara batubara untuk
memasok kebutuhan ketel. Kapasitas bungker umumnya dirancang agar
dapat memasok kebutuhan ketel selama beberapa jam, tanpa ada tambahan
pemasokan batubara ke bungker. Setiap Unit PLTU umumnya memiliki
beberapa buah bungker dimana setiap bungker melayani sebuah penggiling
batubara (Pulverizer / Mill).
Setiap bungker dilengkapi level indikator untuk mengetahui level
batubara di dalam bungker.
Di mulut bagian bawah bungker dipasang “Discharge Isolation
Gate/Bin Gate”, yang berfungsi untuk memblokir aliran batubara dari
bungker. Pada beberapa jenis bungker, juga dilengkapi dengan penghembus
udara atau vibrator yang berfungsi untuk mencegah menempelnya batubara
pada dinding-dinding bungker, yang lebih umum dikenal dengan istilah
“Channeling”. Channeling merupakan salah satu masalah yang sering
terjadi pada bungker. Masalah lain yang juga kerap terjadi adalah kebakaran
dan penyumbatan (blockage). Untuk menanggulangi kebakaran bungker
dilengkapi dengan sistem pemadam berupa deluge atau CO2. Penyumbatan
sering terjadi terutama ketika batubara dalam keadaan basah. Pengoperasian
vibrator yang lebih intensif cukup dapat diandalkan untuk mengatasi
masalah ini.
25
2. Coal Feeder
Coal feeder memiliki dua fungsi penting yaitu untuk memberikan
pasokan batubara secara kontinyu manakala penggiling batubara
(mill/pulverizer) dalam keadaan operasi serta mengatur aliran batubara.
Pada PLTU batubara, laju aliran bahan bakar untuk ketel dikontrol oleh coal
feeder.
Ada beberapa jenis coal feeder namun yang ban yak dipakai adalah
jenis belt feeder seperti terlihat pada gambar 3.2
26
Seperti halnya coal feeder, Pulverizer juga memiliki banyak tipe. Sekalipun
demikian, dalam session ini hanya akan dibahas tipe yang paling banyak
dipakai yaitu tipe MPS seperti yang terlihat pada gambar 3.3
27
BAB IV
PEMBAHASAN
28
4.3 Fungsi Coal Feeder
Coal Feeder berfungsi sebagai penimbang dan pengatur jalannya batu
bara dari Coal Bunker ke Mill. Tapi secara teknis Coal Feeder difungsikan
sebagi pengatur bahan bakar yang masuk keruang bakar boiler atau
disebut Furnace.dengan mengatur pemakaian batu bara maka beban listrik
(Mega Watt) dapat diatur sesuai permintaan.
Batu bara yang digiling oleh Mill diatur oleh Cosl Feeder dengan satuan
ton/jam. PLTU Rembang mengoperasikan dua unit pembangkit yaitu unit
10 dan 20 , diamana masing-masing unit berkapasitas 315 MW.
29
Gambar 4.4.1 Casing Coal feeder
2. Belt Conveyor
Belt Conveyor merupakan komponen dari Coal Feeder yang
dijalankan oleh sebuah motor. Belt Conveyor terbuat dari karet
sintetis dan dilengkapi dengan Lugs bergelombang yang berfungsi
agar batubara tida keluar dari Belt, selain itu juga digunakan untuk
melihat dan menjaga Belt tetap center seperti yang terlihat Digambar.
30
3. Head Pulley
Head Pully disediakan dengan heliks karet pencegah tejadinya
selip dan gulungan gerakan sabuk pada Belt Conveyor. Head Pully
dibuat lekukan garis-garis melintang yang berguna untuk mencegah
Belt Conveyor tidak terjadi jogin. Sedangkan pemasangan Pulley
sediri adalah sebagai bantalan Belt Conveyor. Seperti pada gambar.
4. Inlet Gate
Inlet Coal Feeder adalah tempat dimana masuknya batubara
kedalam Coal Feeder dari Coal Bunker. Di sisi Inlet ini terdapat
sebuah MOV (Motorize Operation Valve) yang berfungsi sebagai
penutup dan pembuka aliran batubara dari Coal Bunker. Selain itu
disisi Inlet terdapat Proximity sensor yang digunakan untuk
Protection terjadinya Plugging disisi Inlet.
31
Gambar 4.4.4 Inlet Gate
32
6. Motor Belt Feeder
Motor Belt Feeder merupakan komponen utama pada Coal Feeder
karena Motor Belt Feeder adalah penggerak dari Belt Conveyor.
Motor ini diatur kecepatan putarnya sesua command dari operator.
Secara teknis command operator masuk secara teknis command
operator masuk secara teknis ke controller (CFC 200) berpa ton/jam
dan controller ini mengolah yang mengeluarkan arus 4-20 mA, dari
keluaran controller tersebut kemudian masuk kedalam Motor
Deriven yang keluarannya berus frekuensi 0-50 Hz. Sehingga dengan
frekuensi ini motor Belt Feeder dapat diatu kecepatannya sesuai Flow
batubara yang diinginkan.
33
Gambar 4.4.7 Motor Clean Out
2. Clean Out Conveyor
Clean Out Conveyor sendiri terdiri dari rantai, gear, scraper, yang
dijalankan oleh sebuah motor. Didalam Coal Feeder Clean Out
digunakan untuk membersihkan batubara yang jatuh ke Casing
bagian bawah, sehingga dengan adanya Clean Out ini diharapkan
didalam Coal Feeder tidak terjadi penumpukan batubara. Putaran
Clean Out ini berlawanan dengan arah putaran Coal Feeder sehingga
hasil batubara dari Clean Out dapat masuk ke Inlet Mill.
34
3. Sensor Load Cell
Sensor Load Cell berguna untuk menimbang muatan batubara
yang di alirkan menuju ke Mill. Spesifikasi Load Cell :
- Manufacture : Yamato
- Maks Load : 50 Kg
Load Cell mampu mendeteksi rara-rata 60 ton/jam. Setiap Coal
Feeder memiliki 2 sensor Load Cell yang pemasangannya berada
pada masing-masing sisi Belt Conveyor. Dengan 2 Load Cell ini
diharapkan dapat memproteksi deviasi beban di Belt.
35
Gambar 4.4.10 Pipa Seal Air Coal Feeder
36
6. Temperatur Indikator
Setiap Coal Feeder pada unit PLTU mempunyai Indicator
Temperature yang berguna untuk memonitor dan mengetahui suhu
atau temperatur didalam Coal Feeder. Indicator Temperature ini
selain menunjukan indikasi juga sebagai proteksi atau alarm jika Coal
Feeder melebihi batas suhu yang di setting yaitu 60oC.
7. Box Terminal
Box terminal pada Coal Feeder berisi terminal dari Load Cell,
Limit Switch no Lead, Limit Switch Outlet Plugging, Temperature
Switch dan lampu. Terminal ini terletak di Body Coal Feeder yang
berguna untuk menghubungkan ke panel uta Coal Feeder maupun
CCR.
37
Gambar 4.4.13 Box Terminal
4.5 Cara Kerja Coal Feeder
Saat operator mengoperasikan Coal Feeder, mula-mula batubara
dari Coal Bunker akan dialirkan melalui Inlet Coal Feeder dan
diajalankan oleh Belt Conveyor berjalan membawa aliran batubara
menuju Outlet ke Mill, sensor Load cell akan mendeteksi aliran batubara
dan mengirim data ke tampilan panel dan CCR batubara ditimbang,
selain Belt Conveyor berjalan, Clean Out Conveyor juga berjalan untuk
membersihkan batubara yang berjatuhan dari Belt Conveyor supaya
tidak terjadi kebakaran didalam Coal Feeder karena penumpukan
batubara yang berlebih, udara Seal Air Fan dari Inlet Coal Feeder akan
mengamankan suhu yang ada didalam Coal Feeder.
38
4.7 Jenis Perawatan Yang diperlukan Coal Feeder
a. Preventive Maintenance
Preventive maintenance adalah kegiatan pemeliharaan dan
perawatan yang dilakukan untuk mencegah timbulnya kerusakan-
kerusakan yang tidak terduga dan menemukan kondisi atau keadaan
yang dapat menyebabkan fasilitas produksi mengalami kerusakan
pada waktu proses produksi. Jadi, semua fasilitas produksi yang
mendapatkan perawatan (preventive maintenance) akan terjamin
kontinuitas kerjanya dan selalu diusahakan dalam kondisi atau
keadaan yang siap dipergunakan untuk setiap operasi atau proses
produksi pada setiap saat.
b. Corrective Maintenance
Corrective Maintenance adalah kegiatan pemeliharaan atau
perbaikan yang tidak terjadwal atau suatu pemeliharaan yang
dilakukan untuk mengembalikan (termasuk memperbaiki dan
adjustment) peralatan yang tidak bekerja atau berfungsi
sebagaimana mestinya. Corrective Maintenance dapat dilakukan
saat peralatan tidak sedang beroperasi maupun Stand By.
39
dilaksanankan di PLTU Rembang ini mempunyai beebrapa alat
yang harus digunakan dalam melakukan pekerjaan yaitu :
1. Baju warepack
2. Sepatu safety
3. Helm Safety
4. Sarung Tangan
5. Earplug/Alat peredam telinga
6. Masker
7. Kacamata Pelindung
40
d. Obeng - (Besar dan Kecil)
e. Kunci Inggris
f. Tas Tools
6. Menyiapkan APD (Alat Pelindung Diri) antara lain :
a. Baju warepack
b. Sepatu safety
c. Helm Safety
d. Sarung Tangan
e. Earplug/Alat peredam telinga
f. Masker
g. Kacamata Pelindung
7. Menuju tempat Corrective Maintenance yang berada di unit
Coal Feeder 20 C
8. Pastikan Coal Feeder dalam keadaan Off atau tidak sedang
beroperasi.
9. Tutup valve yang berada di Coal Buker.
10. Lepaskan semuat baut pada Cover Coal Feeder.
11. Buka semua cover.
12. Keluarkan batubara yang ada didalam Coal Feeder agar tidak
mengganggu saat perbaikan.
13. Potong Belt Conveyor yang sudah rusak untuk mempercepat
pembongkaran.
14. Lepaskan semua baut yang berada di pengunci Pulley.
15. Lepaskan semua Pulley.
16. Pasang Belt Conveyor yang baru, kemudian pasang kembali
semua Pulley dan baut.
17. Stel kekencangan Belt sesuai dengan buku panduan yang
ada.
18. Tutup kembali semua cover dan kencangkan baut.
19. Laporkan ke bidang operasi bila pekerjaan telah selesai.
41
20. Koordinasi dengan bidang operasi untuk melakukan test
peralatan
21. Bila sudah normal, release pekerjaan ke bidang operasi
(PTW dan spv. Operasi)
42
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Setelah melakukan Kerja Praktik selama satu bulan di PT. PJB UBJ
O&M PLTU REMBANG dan menyusun laporan yang berjudul
“ANALISA KERUSAKAN BELT CONVEYOR PADA COAL
FEEDER UNIT 20 C DI PT. PJB UBJ O&M PLTU” maka dari
keseluruhan isi laporan diatas didapat kesimpulan sebagai berikut :
1. Perawatan pada unit Coal Feeder harus secara rutin dilakukan agar
kinerja alat tersebut bias lebih maksimal.
2. Perawatan dilakukan guna mencegah terjadinya Belt Conveyor robek
akibat Belt yang sudah cacat/ bergelombang dan pembacaan di Load
Cell menjadi error. Sehingga tidak mengakibatkan gangguan saat alat
sedang beroperasi.
3. Bearing pada Pulley biasanya mengalami gangguan/ terdapat sisa-sisa
batubara yang mengakibatkan Pulley tidak berputar sempurna. Jika
dibiarkan Belt akan mengalami gangguan dan membuat Belt
bergelombang karena putaran Pulley yang tidak sempurna.
5.2 Saran
1. Sistem penerimaan mahasiswa magang sudah cukup baik, hal ini dapat
dirasakan dari sambutan positif pihak manajemen, tetapi untuk pihak
manajemen dalam sistem penempatan mahasiswa kerja praktik
diharapkan penempatannya disesuaikan dengan spesifikasi jurusan
mahasiswa tersebut dan diberi pengarahan yang jelas.
2. Untuk peralatan safety sudah cukup mumpuni dan para karyawan
mengaplikasikan sistem K3 dengan baik seperti helm safety, sepatu
safety, masker, DLL. Tetapi, untuk masker yang digunakan belum
optimal dalam menyaring partikel-partikel yang bias mengganggu
kesehatan karyawan. Disarankan untuk menggunakan masker yang
43
sesuai dengan tuntunan lapangan supayapara pekerja nyaman saat
bekerja
44