Anda di halaman 1dari 33

LAPORAN KERJA PRAKTIK

PT. KALTIM PRIMA COAL

“ANALISIS EFEKTIVITAS DAN EFISIENSI


MENGGUNAKAN METODE OVERALL EQUIPMENT
EFFECTIVENESS UNTUK MEMINIMALKAN NILAI SIX
BIG LOSSES DI MESIN PENGOLAHAN SAMPAH DI PT.
KALTIM PRIMA COAL (STUDI KASUS TPST PRIMA
SANGATTA ECO WASTE)”

DISUSUN OLEH

Bhisma Wirayuda
NIM. 12201013

PEMBIMBING
Abdul Alimul Karim, S.T., M.T.
Dosen Teknik Industri

Program Studi Teknik Industri


Jurusan Teknologi Industri dan Proses
Institut Tekonologi Kalimantan
Balikpapan
2023
(Halaman ini sengaja dikosongkan)
LEMBAR PENGESAHAN

LAPORAN KERJA PRAKTIK


PT. KALTIM PRIMA COAL
PERIODE AGUSTUS – SEPTEMBER 2023

DISUSUN OLEH
BHISMA WIRAYUDA 12201013

TELAH DIPERIKSA DAN DISETUJUI OLEH

KOORDINATOR PROGRAM DOSEN PEMBIMBING UTAMA


STUDI TEKNIK INDUSTRI

MUQIMUDDIN S.T., M.T ABDUL ALIMUL KARIM S.T., M.T


NIP 199604302020121002 NIP 100118159
KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yang maha Esa atas berkat dan anugerah-Nya
Sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan kerja praktik yang berjudul :
….
Laporan kerja praktik ini merupakan salah satu syarat yang harus ditempuh
untuk menyelesaikan Program Sarjana di Program Studi Teknik Industri, Jurusan
Teknologi Industri dan Proses, Institut Teknologi Kalimantan (ITK) Balikpapan.
Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. Bapak Poniso Suryo Renggono dan Ibu Evy Rofiah sebagai orang tua
yang selalu mendukung, mendoakan dan memberikan semangat sehingga
laporan kerja praktik ini dapat selesai tepat waktu.
2. Bapak Abdul Alimul Karim, S.T., M.T. selaku Dosen Pembimbing yang
telah memberikan bimbingan dalam penyyusunan laporan kerja praktik.
3. Bapak…
4. Bapak …
5. Bapak…
6. Bapak Andi Idhil Ismail, S.ST., M.Sc. Ph.D. selaku ketua jurusan
Teknologi Industri dan Proses ITK.
7. Serta semua pihak yang terlibat dalam penyusunan laporan tugas kerja
praktik ini.
Pada penyusunan laporan kerja praktik ini penulis menyadari bahwa masih
terdapat kekurangan baik dari materi maupun teknik penyajian. Oleh karena itu,
penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan
laporan. Semoga kerja praktik ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Atas
perhatiannya penulis mengucapkan terima kasih.
Balikpapan, Agustus 2023

Penulis

BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pada era globalisasi ini, setiap individu dituntut untuk dapat meningkatkan
kualitas diri dan profesionalisme, sehingga mampu menjadi individu yang siap
berkompetisi serta bersaing sehat di sektor industri dan ilmu pengetahuan dan
teknologi (IPTEK). Tuntutan tersebut muncul karena dalam dunia industri. Lulusan
perguruan tinggi harus dapat menjadi seorang problem solver atas segala
permasalahan yang muncul.
Institut Teknologi Kalimantan (ITK) merupakan salah satu perguruan tinggi
negeri yang ada di kalimantan. ITK didirikan berdasarkan pada pelaksanaan dalam
bidang penguatan SDM serta IPTEK nasional dalam mendukung perkembangan dan
pembangunan khususnya di pulau Kalimantan. ITK merupakan perguruan tinggi
negeri yang fokus pada bidang sains dan teknologi guna menunjang kebutuhan
industri. ITK berlokasi di Jl. Soekarno Hatta KM. 15, Karang joang Balikpapan
Utara, kota Balikpapan provinsi kalimantan Timur. Sebagai salah satu institut
pelaksana Program Sarjana Strata-1 (S1), saat ini ITK memiliki 20 Program studi,
salah satunya yaitu program studi teknik industri. Program studi teknik industri
mempelajari tentang bagaimana merancang, mengatur, menganalisa,
mengaplikasikan, dan mengintegrasikan faktor-faktor seperti manusia, material,
mesin, energy, lingkungan, dan informasi.
Program Studi Teknik Industri tidak hanya mempelajari ilmu-ilmu yang bersifat
teoritis dan praktikum saja, melainkan juga dituntut untuk melakukan Kerja Praktik
(KP) yang menjadi peyeimbang dalam penerapan ilmu-ilmu yang bersifat teoritis
dengan ilmu-ilmu yang diaplikasikan didalam dunia kerja. Pada kegiatan KP
mahasiswa diberi kesempatan untuk melakukan pengamatan dan observasi pada
permasalahan di suatu bidang terkait Teknik Industri di perusahaan atau instansi
terkait. Lalu mahasiswa akan diberi tugas khusus dalam memberikan penyelesaian
terhadap hasil pengamatan dan observasi. Dalam pelaksanaan KP mahasiswa dibei
kebebasan untuk memilih tempat pengamatan atau perusahaan dengan durasi waktu
paling minimal 4 minggu (1 bulan), dan maksimal 8 minggu (2 bulan).
Untuk merealisasikan hal tersebut, maka penulis melakukan kerja praktik di PT.
Kaltim Prima Coal divisi External Affairs and Sustainable Division. Pada
departeemen ini bertugas untuk menjalin hubungan yang baik dengan pihak luar
perusahaan. Termasuk salah satu tugas pentingnya adalah membimbing dan
menyalurkan Corporate Social Responsibility atau tanggung jawab kepada
masyarakat yang tinggal disekitar wilayah perusahaan.

1.2 Tujuan Umum


Tujuan umum yang ingin dicapai dan didapatkan dari pelaksanaan kerja praktek
ini adalah sebagai berikut:
1. Membangun relasi yang sinergis antara perguruan tinggi dengan perusahaan
dalam mengembangkan bidang keilmuan dan aplikasi teknologi.
2. Mahasiswa mampu mengenal dan mempelajari sistem kerja didunia bidang
industri sekaligus mampu mengadakan pendekatan masalah yang ada.
3. Mahasiswa mampu menumbuhkan dan mengembangkan wawasan serta pola
pikir yang konstruktif.
4. Sebagai salah satu syarat untuk memenuhi mata kuliah wajib yang ada di
Program Studi Teknik Industri.

1.3 Tujuan Khusus


Tujuan Khusus yang ingin dicapai dan didapatkan dari pelaksanaan kerja
praktik ini adalah sebagai berikut:
1. Memenuhi persyaratan akademis di Institut Teknologi Kalimantan berupa beban
satuan kredit semester.
2. Mengembangkan pengetahuan, sikap, keterampilan dan kemampuan profeesi
melalui penerapan ilmu, latihan kerja dan pengamatan yang diterapkan di PT.
Kaltim Prima Coal.
3. Mengenal lebih dalam tentang teknologi yang sesuai bidang yang dipelajari di
Teknik Industri ITK dengan penerapan teknologi di dunia industri khususnya di
PT Kaltim Prima Coal.
1.4 Manfaat Kerja Praktik
Manfaat yang diperoleh dan didapat dari pelaksanaan kerja praktik ini adalah
sebagai berikut:
1. Bagi Perguruan Tinggi

a) Sebagai tambahan referensi khususnya mengenai perkembangan sains dan


teknologi terbaru.
b) Laporan kerja praktik dapat menjadi masukan bagi kampus untuk
kedepannya.
2. Bagi Instansi/Perusahaan

a) Adanya terjalin kerjasama antara dunia pendidikan dengan dunia industri


sehingga dapat meningkatkan citra instansi/perusahaan di kalangan
akademis.
b) Hasil analisa dan penelitian yang dilakukan selama kerja praktik dapat
menjadi bahan masukan bagi instansi/perusahaan untuk menentukan
kebijakan penelitian dimasa yang akan datang.
c) Membantu serta berkontribusi pada dunia pendidikan dalam hal
meningkatkan mutu pendidikan nasional.
3. Bagi mahasiswa
a) Mahasiswa bisa mendapatkan kesempatan untuk mengembangkan diri
dalam kondisi kerja sesungguhnya serta membangun etos kerja dan sikap
profesional, serta mendapat gambaran dunia kerja yang sesungguhnya.
b) Mahasiswa dapat membangun serta meningkatkan kedisiplinan dan
tanggung jawab dalam pekerjaan.
c) Mahasiswa mampu mengaplikasikan keilmuan yang telah didapatkan dan
pengalaman tersebut didalam dunia kerja.

(halaman dikosongkan
BAB II
GAMBARAN UMUM PT. KALTIM PRIMA COAL

2.1 Sejarah Perusahaan


PT. Kaltim Prima Coal (KPC) adalah perusahaan perseroan terbatas indonesia
yang dimiliki oleh PT. Bumi Resources tbk dan Bhira Investment Itd. KPC adalah
perusahaan tambang terkemuka yang kegiatannya mencakup eksplorasi, produksi dan
pemasaran batubara dari Kalimantan Timur – Indonesia ke seluruh penjuru dunia.
Pada bulan april 1982 KPC mendatangani perjanjian tersebut menggariskan
persyaratan bagi KPC dalam melakukan eksplorasi, pengembangan dan pelaksanaan
proyek-proyek di daerah penambangan batubara yang telah ditentukan serta
pemasaran produknya.

Produksi komersial dimulai pada tahun 1992 dan pengapalan sebanyak 7,3 juta
ton dicapai pada tahun 1996. Produksi pengapalan batubara terus meningkat hingga
mencapai 15,7 juta ton pada tahun 2001. Saat ini KPC adalah pengekspor batubara
terbesar di Indonesia dengan produksi batubara sebesar 60,5 juta ton per tahun
(2021).

Luas wilayah kontrak karya PT. Kaltim Prima Coal kurang lebih 90.000 Ha. Lebih
kurang 30% dari luas area ini telah dibuka di tambang. Penambangan batu bara
dilaksanakan oleh PT.KPC juga dengan beberapa kontraktor tambang. Seperti; PT.
Pama Persada, dan PT. Darma Henwa Indonesia Proses penambangan menggunakan
metode tambang terbuka muti pit melibatkan banyak alat berat berbagai fungsi,
ukuran, dan tipe. 75% total produksi batubara PT. KPC diekspor ke berbagai negara
di Asia Pasifik, Eropa, dan Amerika dan minimal 25% dijual ke pasar domestik.

Selain pencapaian target-target bisnis, komitmen lain manajemen KPC adalah


memelihara dan menciptakan lingkungan kerja yang sehat dan aman, mengendalikan
dampak lingkungan serta menjaga keamanan dan ketertiban disekitar wilayah
operasional PT. KPC. Target tanpa insiden fatal dan indeks LTI 0, 11 ditahun 2022
merupakan target utama yang harus dicapai dan dipertahankan melalui program
keselamatan dan kesehatan kerja yang Spesific, measurable, Achievable, Realistic,
and Timely (SMART).

2.2 Wilayah Kerja PT. Kaltim Prima Coal


Operasi penambangan PT. Kaltim Prima Coal terletak di sekitar Sangatta,
ibukota Kabupaten Kutai Timur (Kutim), di provinsi Kalimantan Timur, indonesia,
kota ini berada di 150 km utara ibukota provinsi Kalimantan Timur, Samarinda dan
310 km utara kota Balikpapan.
Gambar 2.1 Tempat Operasi penambangan PT. Kaltim Prima Coal
Sumber: PT. Kaltim Prima Coal

PT. Kaltim Prima Coal memiliki sejumlah pit yang beroperasi di wilayah
pertambangan Sangatta yang ditambang langsung oleh PT. Kaltim Prima Coal dan
kontraktor. Pada bulan juni 2005, operasi penambangan dimulai di tambang Bengalon
dikontrakkan kepada PT. Dharma Henwa.
Tambang PT. Kaltim Prima Coal terletak dekat dengan fasilitas pelabuhan di
Tanjung Bara yang dihubungkan dengan OLC (overland conveyor) sepanjang 13 km
dari Coal Preperation Plant. Tambang di Bengalon juga terletak dekat dengan
fasilitas pelabuhan Tanjung Bara, yang dihubungkan oleh jalan tambang dengan jarak
22 km. dekatnya semua lokasi tambang ke pelabuhan-pelabuhan, memberikan PT.
Kaltim Prima Coal keuntungan dengan rendahnya biaya transportasi dari tambang ke
pelabuhan.
Sebagian besar karyawan PT. Kaltim Prima Coal tinggal di daerah perumahan
yang dibangun perusahaan di Swarga Bara dan Griya Prima Lestari, yang berada di
dekat area operasi pertambangan dan pusat pemerintahan Kota Sangatta. Karyawan
lainnya berada di pemukiman Tanjung Bara sekitar 17 km dari tambang.
Gambar 2.2 Wilayah Pertambangan PT. Kaltim Prima Coal
Sumber: PT. Kaltim Prima Coal

2.3 Visi dan Misi Perusahaan


1. Visi
Produsen barubara terkemuka Indonesia untuk memenuhi kebutuhan dunia, yang
memberikan nilai optimal bagi semua pemangku kepentingan.
2. Misi
A. Menumpuk budaya yang mengutamakan kesehatan, keselamatan, dan
lingkungan dalam segala tindakan.
1) Mematuhi peraturan perundangan kesehatan, keselamatan, dan
lingkungan yang berlaku.
2) Berupaya tanpa henti mempromosikan budaya praktik terbaik dalam
pengelolaan kesehatan, keselamatan, dan lingkungan.
B. Memelihara tata kelola perusahaan yang baik dan mempromosikan
perusahaan sebagai warga yang baik.
1) Mendukung pelaksanaan prinsip-prinsip transparansi, tanggung-gugat,
tanggung-jawab, integritas, dan keadilan.
2) Peka terhadap falsafah bangsa dalam kehidupan sehari-hari.
C. Menyediakan lingkungan belajar untuk mencapai keunggulan dan
meningkatkan kesejahteraan.
1) Mendorong pemberdayaan karyawan
2) Memberikan pengakuan dan penghargaan atas kinerja yang unggul.
3) Mendorong terciptanya hubungan yang harmonis dan dinamis.
D. Mengoptimalkan nilai bagi semua pemangku kepentingan.
1) Memaksimalkan pengembalian investasi pemegang saham
2) Memastikan para mitra diakui dan didorong memberikan pencapaian
yang lebih tinggi.
3) Mendorong terciptanya rasa memiliki, semangat kemitraan, dan
dukungan masyarakat terhadap operasi KPC.
4) Menunjukkan kepemimpinan dalam pengelolaan risiko para pemangku
kepentingan.
E. Menyelenggarakan praktik pengelolaan dan operasi terbaik untuk
menghasilkan produk dan kinerja berkualitas tinggi secara konsisten.
1) Terus-menerus berupaya menjadi produsen batubara yang efisien.
2) Meminimalkan kerugian.
3) Memupuk budaya perbaikan berkesinambungan.

2.4 Lokasi Perusahaan


Wilayah kerja PT. Kaltim Prima Coal terletak di Sangatta, Ibu Kota Kabupaten
Kutai Timur (Kutim), Provinsi Kalimantan Timur, Indonesia. Kota ini terletak 50 km
sebelah utara Khatulistiwa dan berada disebelah pesisir timur kalimantan. Letak kota
ini juga berada 180 km sebelah utara dari Ibukota Provinsi Kalimantan Timur, yaitu
Samarinda dan 310 km dari pusat Kota Balikpapan. Pada Juni 2005, PT. Kaltim
Prima Coal baru memulai penambangan batu bara di daerah bengalon, 25 km sebelah
utara kota Sangatta. Total luas area konsesi yang dimiliki PT. Kaltim Prima Coal
hingga saat ini adalah sebesar 61.543 ha.
Adapun lokasi perusahaan PT. Kaltim Prima Coal Indonesia beralamat di M1
Building Mine Site, Sangatta, Kutai Timur, Kalimantan Timur, Indonesia.

2.5 Logo Perusahaan


Adapun Logo dari PT. Kaltim Prima Coal (KPC) adalah sebagai berikut:

Gambar 2.3 Logo PT. Kaltim Prima Coal


Sumber: PT. Kaltim Prima Coal

2.6 Struktur Organisasi Perusahaan


2.6.1 Divisi – Divisi Perusahaan
Adapun struktur organisasi PT. Kaltim Prima Coal adalah sebagai berikut:
Gambar 2.4 Struktur Organisasi PT. Kaltim Prima Coal
Sumber: PT. Kaltim Prima Coal
1. Health, Safety and Environment Division (HSES)
A. Safetu, Health and Control. Departemen ini memiliki tanggug jawab atas
keselamatan, kesehatan kerja dan administrasi pelayanan medis,
pencegahan bahaya kebakaran dan pelayanan gawat darurat. Manajemen
berusaha untuk melaksanakan system manajemen K3 yang memastikan
cara-cara untuk selalu mengidentifikasi, mengurangi dan mengontrol resiko
cedera atau penyakit akibat kerja.
B. Environtment. Departemen ini memiliki tanggung jawab padakegiatan
perlindungan dan rehabilitasi lingkungan. PT. KPC memiliki kesadaran
yang tinggi terhadap lingkungan hidup dengan mengembangkan dan
menerapkan kebijakan lingkungan yang menekankan perlunya melindungi
lingkungan hidup yang sangat penting ini sambil mengelola penggalian
sumber daya mineralnya.
C. Security. Departemen ini memiliki tanggung jawab terhadap keamanan.
2. Mining Operation Division (MOD)
A. Pits Bintang, Hatari A/B. Departemen ini bertanggung jawab pada
pemindahan lapisan penutup tanah dan penambangan batubara.
B. Mining Service. Departemen ini bertanggung jawab atas pelayanan bagi
tiga pit dalam hal pengeboran dan peledakan, pengawasan tambang
(dispatch), survey, rehabilitasi, pekerjaan sipil dan pengelolaan air.
C. Mine Planning. Departemen ini memiliki tanggung jawab terhadap
eksplorasi dan perencanaan penambangan jangka panjang.
D. Geology. Departemen ini bertanggung jawab pada kegiatan geologi,
pelayanan pengeboran, dan eksplorasi.
E. Coal Mining. Departemen ini memiliki tanggung jawab atas kegiatan
pemuatan dan pengangkutan baru bara dari semua pit ke crusher,
pengelolaan ROM dan memastikan dipenuhinya spesifikasi mutu
pengapalan yang diminta oleh pelanggan.
3. Mining Supports Division (MSD)
A. Haul Truck Maintenance Departement dipimpin oleh seorang manager,
departemen ini bertugas untuk melakukan perawatan truck yang memiliki
daya angkut mulai dari 90 ton sampai 375 ton.
B. Heavy Equipment Maintenance Departement Dipimpin oleh seorang
Manager, departemen ini bertugas untuk melakukan perawatan pada
berbagai jenis dozer, grader, compactor, pompa air ukuran kecil sampai
besar, dan drill untuk pengeboran.
C. Contract Maintenance Departement dipimpin oleh seorang Manager,
departemen ini bertugas untuk melakukan perawatan dan menjaga
excavator dengan kapasitas antara 1 M3 – 45 M3 dengan bobot mati mulai
dari 20 ton sampai dengan 800 ton.
D. Maintenance Service Departement dipimpin oleh seorang manager,
departemen ini bertugas untuk melakukan perawatan mobil kecil, truck
kecil, generator set, crane, dan pekerjaan pengelasan.
E. Maintenance System Departement dipimpin oleh seorang Manager,
departemen ini bertugas untuk melakukan perencanaan perawatan, rekayasa
engineering dan training perawatan alat berat termasuk Section
Maintenance training dimana semua pengembangan sumber dilakukan.
4. Coal Processing and Handling Division (CPHD)
A. Coal processing Plant Operation, Bertugas mengoperasikan pemrosesan
batubara, seperti crushing, washing, dan transfer batubara ke Coal
Terminal.
B. Coal Processing Plant Maintenance, bertugas merawat peralatan di area
Coal Processing Plant.
C. Coal Handling & Terminal Operation, Bertugas mengoperasikan sistem
pengangkutan batubara dari CPP ke Coal Terminal hingga pengiriman
batubara ke kapal atau tongkang konsumen.
D. Coal Handling & terminal Maintenance, bertugas untuk merawat peralatan
di arena Coal Terminal.
E. Power Generation & Transmission Operation, bertugas untuk
mengoperasikan PLTU untuk menghasilkan listrik bagi sekuruh fasilitas
KPC.
F. Power Generation & Transmission Maintenance, bertugas merawat
peralatan di area PLTU, jaringan transmisi 70kV dan jaringan distribusi
11kV & 20kV.
G. Coal Technology, bertugas untuk mengatur batubara yang akan dikirimkan
ke konsumen, termasuk menjaga kualitas batubara sesuai dengan yang
dipesan oleh konsumen.
H. Plant Engineering & Project Services, bertugas mengelola proyek-proyek
pengembangan/ekspansi serta kajian teknis yang diperlukan KPC
I. Marine, bertugas untuk mengelola kegiatan pengapalan dan kegiatan lain
yang terkait dengan terminal khusus batubara KPC.
J. Infrastructure, bertugas untuk memelihara fasilitas-fasilitas infrastruktur
yang dimiliki KPC.

5. Human Resources Division


A. Human Resources Policy And Remuneration, bertanggung jawab pada
kebijakan sumber daya manusia, urusan tenaga kerja asing, penggajian dan
tunjangan-tunjangan.
B. Human Resources Development Services, bertanggung jawab atas
pengembangan sumber daya manusia.
C. Employee Relation and Recruitment, bertanggung jawab pada proses
seleksi dan penerimaan karyawan, hubungan industrial dan urusan
ketenagakerjaan.
6. Business and Performance Improvement Division
Divisi yang bertanggung jawab untuk menjaga atau meningkatkan kinerja dan
produktifitas dari hal-hal yang setelah di identifikasi memiliki potensi
penghematan atau keuntungan yang besar dengan cara yang paling mudah.
7. Supply Chain Division
Divisi yang bertanggung jawab dalam pembelian barang dan jasa untuk
kegiatan operasi dilokasi.
8. Marketing Division
Divisi yang bertanggung jawab dalam melaksanakan dan mengatur kontrak
penjualan, penjadwalan dan menegosiasikan pengapalan batu bara untuk
memenuhi kebutuhan pelanggan konsisten dengan rencana produksi PT.KPC.
9. Contract Mining Division
Divisi yang melakukan studi kelayakan dan koordinasi pengembangan KPC
kedepan.
10. Expansion Project Coordination Division
Divisi yang melakukan studi kelayakan dan koordinasi pengembangan KPC
kedepan.
11. Mining Development Division
Divisi yang melakukan proses survey dan eksplorasi untuk menentukan
wilayah penambangan yang ekonomis dan memberikan data kandungan batu
bara yang ada di dalamnya dengan menggunakan proses pengeboran.
12. External Affairs and Sustainable Division
Divisi yang bertugas untuk menjalin hubungan yang baik dengan pihak luar
perusahaan. Termasuk salah satu tugas pentingnya adalah membimbing dan
menyalurkan corporate social responsibility atau tanggung jawab kepada
masyarakat yang tinggal disekitar wilayah perusahaan.

2.6.2 Struktur Organisasi

2.6.3 Departemen di KPC


BAB III
DESKRIPSI UNIT PT. KALTIM PRIMA COAL

3.1 Gambaran Umum Proses Produksi


3.1.1 Proses Penambangan
PT. Kaltim Prima Coal (KPC) adalah perusahaan pertambangan batu bara
yang berlokasi di Sangatta, Kalimantan Timur, Indonesia. PT. KPC mengelola salah
satu open-pit mining terbesar di dunia dengan total luas area konsesi pertambangan
mencapai 84.938 ha berlokasi di Sangatta, Bengalon dan Rantau Pulung, Kalimantan
Timur, Indonesia. Kegiatan pertambangan batu bara di KPC dioperasikan oleh divisi
Mining Division dan beberapa kontraktor pertambangan. Sejumlah 7 pit dikelola
langsung oleh KPC, sedangkan 11 pit lainnya dikelola oleh kontaktor pertambangan
dibawah pengawasan KPC. Dalam aktivitas operasional, KPC tidak pernah bekerja
sama dengan artisanal and smallscale mining (ASM). Terdapat 5 jenis produk yang
diproduksi dan dapat dilihat pada Tabel 3.1.

Tabel 3.1 Jenis Produk


Parameter PRIMA PINANG MELAWAN KPC 4500 KPC 4200
TM (ar) 9-14 14-19.5 20-30 31-38 34-40
M (adb) 3-7 9-14.5 16-24 18-24 22-28
Ash (adb) 4.5-8.5 4-8 4.5-10 5-10 3-8
Ts (adb) 0.4-0.8 0.4-1 0.4-0.8 0.4-0.8 0.2-0.5
VM (adb) 39-43 38-42 36-40 34-40 34-40
GCV (ar) 6400-6700 5500-5400 4700-5400 4300-4700 4000-4300
HGI 45-50 43-50 43-50 45-60 50-70
Sumber: Sustainability Report PT. Kaltim Prima Coal

Adapun beberapa proses yang dilakukan dalam penambangan diantaranya


dapat dibagi dalam 3 fase yaitu:
1. Fase Pra-Tambang
A. Survey Eksplorasi
Pelaksanaan NAG (Net Acid Generation) test dari sampel batu bara chips
and coring dari kegiatan eksplorasi untuk mengetahui potensi batuan asam
(PAF/Potencial Acid Forming dan NAF/Non Acid Forming), identifikasi
ketebalan soil dan identifikasi rona awal.
B. Pengecekan Komposisi Tanah
Telah dilakukan pengujian kesuburan tanah di area rencana penambangan
dan dilaporkan dalam dokumen AMDAL.
C. Konstruksi Infrastruktur On-Site
Menyediakan dan merawat infrastruktur yang efisien, andal, ekonomis, dan
berwawasan lingkungan. Desain konstruksi yang sustainable dan reuse
material yang masih bisa digunakan untuk proyek konstruksi
D. Memastikan Ketersediaan Bibit Tanaman
Identifikasi tanaman lokal sebelum dilakukan pembukaan lahan untuk
kemudian diperbanyak di nursery.
E. Relokasi Margasatwa
Bekerjasama dengan Taman Nasional kutai.
F. Pembukaan Lahan & Pemanfaatan Tanah Lapisan Atas untuk Proses
Rehabilitasi.
Sesuai ketentuan pada spesifikasi rehabilitasi (rehabilitation spesificaton),
topsoil diambil saat pembukaan lahan dan disimpan ditempat penyimpanan
topsoil (top soil stockpile). Bila terdapat area reklamasi yang siap, maka
topsoil dapat langsung diarahkan ke area reklamasi.
2. Fase Penambangan
A. Peledakan
Sesuai ketentuan pada spesifikasi rehabilitasi (rehabilitation spesification),
topsoil diambil saat pembukaan lahan dan disimpan ditempat penyimpanan
topsoil (top soil stockpile). Bila terdapat area reklamasi yang siap, maka
topsoil dapat langsung diarahkan ke area reklamasi. 100% melalui Kep.
MENLHK RI No.SK.221/menlhk/Setjen/PLB.3/5/2017 tanggal 8 mei
2017.
B. Penambangan & stockpiling Batu Bara
Total kendaraan alat berat sekitar 2.560 (termasuk shovel/backhoe, truk,
dozer, grader, dll).
C. Pabrik Pengolah Batu Bara
1) 8 crusher dengan total kapasitas 52-53 mtph
2) 1 konveyor darat (OLC) terhubung dengan pit Melawan dengan
kapasitas 4000 tph.
3) Pabrik pencucian berkapasitas 300 tph.
4) Laboratorium untuk kontrol produksi.
5) 8 stockpile dengan feeder khusus untuk mendapatkan campuran terbaik.
D. Konveyor Darat
Double OLC dengan kapasitas 8.000 ton/jam (13 km dari Coal Processing
Plant ke port)
E. Port Stockpiles
1) 2 stockpile di port Tanjung Bara berkapasitas 1.700.000 T
2) 2 stockpile di port Lubuk Tutung berkapasitas 120.000 T
F. Pemuatan & Pengiriman ke Pelanggan
1) Tanjung Bara Shiploader
2) Tanjung Bara Barge Loading
3) Lubuk Tutung Barge Loading
4) Floating Transfer Station (FTS)
5) Floating Crane Station (FCS)
6) Two Anchorage Loading Locations
7) Fasilitas Port KPC, total pengiriman seberat 220.000 ton
3. Fase Bekas Tambang
A. Reklamasi & Rehabilitasi Area Bekas Tambang
Mengacu pada dokumen Desain Restorasi Ekosistem Lahan Bekas Tambang
Batubara KPC. Berdasarkan desain yang ada, restorasi area pasca tambang
dapat dibagi menjadi 5 zona antara lain zona lindung, zona penyangga, zona
konservasi, zona wisata, dan zona pemanfaatan.
B. Pemantauan di Area Reklamasi
Studi flora & fauna di areal reklamasi secara rutin. Terdapat keragaman
jenis tanaman yang digunakan untuk kegiatan penanaman di area reklamasi.
Kondisi ini menghasilkan tingkat keragaman hayati yang cukup tinggi.
C. Pemanfaatan Area Bekas Tambang
1) Pemanfaatan area bekas tambang untuk Peternakan Sapi Terpadu
(PESAT), Peternakan Ayam Kampung di Pit j, dan area Telaga Batu
Arang untuk wisata konservasi lingkungan.
2) Pelaksanaan Reklamasi bentuk lain di Void Jupiter sebagai sumber air
(CPP, WTP KPC & PDAM), dan mitigasi banjir.

3.1.2 Proses Produksi


Dalam proses produksi tentunya PT. Kaltim Prima Coal mempunyai
petunjuk untuk melaksanakan kegiatan operasionalnya, petunjuk tersebut dapat
dilihat pada Gambar 3.1 dibawah ini:

Gambar 3.1 Flowchart Proses Produksi Batu Bara


Sumber: PT. Kaltim Prima Coal (2020)

Berdasarkan Gambar 3.1 terdapat beberapa proses dari batu bara masih
berada dalam tanah hingga siap dijual melalui beberapa proses diantaranya adalah
sebagai berikut:
1. Landing Clearing Topsoil Removal
Proses ini adalah proses membersihkan lapisan permukaan di atas tanah yang
di bawahnya terdapat kandungan batubara.
2. Overburden Drilling and Blasting
Proses ini adalah pengeboran dan pengeboman lapisan tanah atas untuk
mempermudah proses pemindahan tanah.
3. Overburden Removal
Proses ini adalah proses pemindahan tanah lapisan atas sampai didapatkannya
lapisan batubara yang akan ditambang.
4. Overburden Dumping
Proses ini adalah proses tanah lapisan atas dipindahkan ke tempat tampung
sementara yang nantinya akan dikembalikan ke tempat awal setelah proses
pengambilan batubara selesai.
5. Top Soil Replacement
Proses setelah pengambilan batu bara selesai, yaitu lapisan tanah bagian atas
dikembalikan lagi.
6. Rehabilitation
Proses pengembalian kondisi permukaan tanah dengan segala macam flora
dan faunanya sehingga mendekati kondisi dimana sebelum dilakukan proses
penambangan.
7. Coal Drilling and Blasting
Proses ini adalah proses pengeboran dan juga pengeboman lapisan dari batu
bara agar batu bara mudah untuk diambil.
8. Coal Mining
Proses ini adalah proses untuk pengembalian atau penambangan batu bara
dengan menggunakan mesin shovel yang nantinya akan diangkut dengan
dump truk ke tempat pengolahan batu bara.
9. Coal Preparation
Proses ini adalah proses dimana batu bara yang diambil di area pertambangan
masih berupa batu bara yang dalam bongkahan batu besar dan kecil. Batu bara
yang dihasilkan ini tentunya memiliki kualitas yang berbeda beda dilihat dari
kandungan kalori dan pengotornya. Dalam proses ini dilakukan yang namanya
proses crushing yaitu penghancuran bongkahan batu bara yang besar tadi
menjadi hanya maksimal 5 cm dan juga pembersihan batu bara yang masih
tercampur dengan pengotor. Lalu dipisahkan berdasarkan kriteria kualitasnya.
10. Overland Conveyor
Proses ini adalah proses dimana setelah proses preparation batu bara siap
untuk dijual. Batu bara yang sudah siap ini dipindahkan ke tempat yang
disebut Port Stockpile dengan menggunakan belt conveyor (area Sangatta).
11. Port Stockpile
Pelabuhan sekaligus tempat penyimpanan batu bara sebelum dikapalkan ini
disebut port stockpile yang berada di daerah Tanjung Bara dan juga Lubuk
Tutung di Bengalon. Di daerah Tanjung Bara, Sangatta sendiri kapasitasnya
adalah 1,2 juta ton batu bara, sedangkan untuk di Lubuk Tutun, Bengalon
kapasitasnya adalah 100.000 ton.
12. Shipping
Shipping adalah proses dimana batu bara akan dikapalkan untuk dikirimkan ke
konsumen berdasarkan kualitas yang diinginkan oleh konsumen. PT. KPC
memiliki pelabuhan pribadi dengan 2 km jetty dan kedalaman air 17 m yang
mampu melayani kapal dengan obot mati 220.000 ton.
BAB IV
TUGAS KHUSUS

4.1 Pendahuluan
4.1.1 Latar Belakang
Sampah merupakan segala bentuk buangan yang sudah tidak
dibutuhkan lagi dan tidak bermanfaat dari aktifitas makhluk hidup seperti
manusia dan hewan. Sampah juga bisa berupa senyawa organik seperti
dedaunana, ranting dan buah-buahan ataupun senyawa anorganik seperti kaca,
logam dan platik (Tchobanoglous,1993). Masalah sampah ini tidak boleh
diabaikan karena setiap hari manusia beraktivitas dan menghasilkan sampah
dari aktivitasnya tersebut. Apabila sampah yang dihasilkan dibuang secara
sembarangan dan dibiarkan menumpuk di sembarang tempat tanpadikelola
secara lanjut, maka dapat menimbulkan masalah lingkungan di kemudian hari.
Masalah lingkungan tersebut dapat mengganggu aktivitas kehidupan makhluk
hidup disekitarnya seperti terganggunya kesehatan manusia serta
menimbulkan sumber penyakit yang dapat menginfeksi manusia dan hewan.
Oleh sebab itu, tindakan lanjut untuk mengelola sampah di suatu tempat perlu
dilakukan untuk mengurangi jumlah sampah yang terus menerus menumpuk.
Setiap
4.1.2 Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dari pelaksanaan kerja praktik di PT. Kaltim
Prima Coal adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana perhitungan Overall Equipment effectiveness (OEE)
Pada mesin pengolahan sampah TPST Prima Sangatta Eco Waste.
2. Bagaimana perhitungan Six Big Losses pada mesin pengolahan
sampah TPST Prima Sangatta Eco Waste.
3. Bagaimana usulan perbaikan yang efektif dan efisien pada tempat
pengolahan di TPST Prima Sangatta Eco Waste.

4.1.3 Tujuan
Adapun tujuan dari pelaksanaan kerja praktik di PT. Kaltim Prima
Coal adalah sebagai berikut:
1. Mengetahui perhitungan Overall Equipment Effectiveness (OEE)
Pada mesin pengolahan sampah TPST Prima Sangatta Eco Waste.
2. Mengetahui perhitungan Six Big Losses pada mesin pengolahan
sampah TPST Prima Sangatta Eco Waste.
3. Mengetahui usulan perbaikan yang efektif dan efisien pada tempat
pengolahan di TPST Prima Sangatta Eco Waste.

4.1.4 Manfaat
Adapun manfaat dari penelitian kerja praktik di PT. Kaltim Prima Coal
yaitu bagi mahasiswa yaitu mendapatkan pengalaman dalam melakukan
perhitungan Overall Equipment Effectiveness (OEE) terhadap mesin
pengolahan sampah yang ada di TPST Prima Sangatta Eco Waste. Dan bagi
perusahaan yaitu dapat menjadi bahan pertimbangan dari penerapan metode
Overall Equipment Effectiveness (OEE) terhadap mesin pengolahan yang
digunakan berdasarkan hasil perhitungan dan pengamatan penulis.
4.1.5 Batasan
Adapun batasan dalam melakukan penelitian kerja praktik di PT.
Kaltim Prima Coal adalah sebagai berikut:
1. Penelitian hanya dilakukan pada kegiatan operasional TPST Prima
Sangatta Eco Waste.

4.1.6 Asumsi
Adapun data asumsi pada pelaksanaan kerja praktik di PT. Kaltim
Prima Coal Adalah sebagai berikut:
1. Data pengolahan sampah yang cacat diasumsikan 0
2. Waktu proses pengolahan diasumsikan konstan

4.2 Tinjauan Pustaka


4.2.1

4.2 Metodologi Penelitian


Adapun metodologi penelitian yang digunakan pada kegiatan kerja
praktik PT. Kaltim Prima Coal adalah sebagai berikut:
Gambar 4.1 Metodologi Penelitian
Sumber: Penulis, 2023
Berikut penjelasan prosedur penelitian yang dilakukan yaitu:
1. Identifikasi Masalah
Tahap ini merupakan langkah awal penelitian yaitu menentukan topik
permasalahan. Kemudian dilanjutkan dengan penentuan rumusan
masalah dan tujuan serta batasan yang ada dalam masalah tersebut.
2. Tujuan Penelitian
Setelah dilakukan identifikasi masalah maka selanjutnya ditentukan
yaitu tujuan penelitian yang berisi alasan dilakukannya penelitian
dengan menguraikan pemecahan masalah.
3. Batasan Masalah
Batasan masalah dalam penelitian ini yaitu hanya dalam ruang lingkup
operasional TPST Prima Sangatta Eco Waste PT. Kaltim Prima Coal
4. Studi Literatur
Studi Literatur ini dimaksudkan untuk menyempurnakan dan
memperdalam teori tentang topik yang diteliti, serta untuk mendukung
dan mempermudah penyelesaian masalah tugas khusus dalam kerja
praktik.
5. Pengumpulan Data
Data yang dibutuhkan dalam penelitian ini adalah data primer yang
menggunakan data dari perusahaan berupa Data produksi, data
pemberhentian mesin, data setup dan waktu kerja selama satu tahun.
6. Pengolahan Data
Pengolahan yang dilakukan meliputi melakukan perhitungan OEE
dengan menggunakan rumus.

4.4 Hasil dan Pembahasan


4.4.1 Pengumpulan Data
Adapun pengumpulan data yang dilakukan pada kerja praktik ini
menggunakan teknik pengumpulan data sekunder dimana peneliti menggunakan data
dari perusahaan berupa hasil…
1. Data Jam Pekerja
Pada pengolahan sampah TPST Prima Sangatta Eco Waste berlangsung terus
menerus selama 6 hari yang terdiri dari 2 shift. Adapun data jam kerja sebagai
berikut.
Shift Jam Kerja
Shift I 07:00-02:00
Shift II 03:00-9:30
2. Data produksi TPST Prima Sangatta Eco Waste.
Data yang digunakan dalam penelitian ini dari bulan Agustus 2022 – Juli
2023. Adapun data produksi sebagai berikut.
Tabel 4.2
Bulan Produksi
Agustus 2022 175171
September 2022 148877
Oktober 2022 359123
November 2022 336781
Desember 2022 364542
Januari 2023 411092
Februari 2023 381272
Maret 2023 338205
April 2023 236190
Mei 2023 275102
Juni 2023 281927
Juli 2023 231979
Total 3540261
Sumber: PT Kaltim Prima Coal

4.5 Kesimpulan dan Saran tugas Khusus


4.5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil yang telah dibahas pada sub bab sebelumnya, maka dapat
ditarik kesimpulan untuk menjawab tugas khusus yang diberikan kepada peneliti
yaitu:
1.
4.6 Daftar Pustaka

Anda mungkin juga menyukai