Anda di halaman 1dari 35

LAPORAN

PENGALAMAN LAPANGAN INDUSTRI (PLI)

KELEBIHAN dan KEKURANGAN PENYAMBUNGAN BELT COAL


FEEDER MENGGUNAKAN FASTENER di PT PIP UPK TELUK SIRIH

Diajukan Untuk Memenuhi sebagian dari Persyaratan Penyelesaian

Pengalaman Lapangan Industri (PLI)

OLEH:

ANDRE SETIAWAN SUKMA

20072007/2020

DEPARTEMEN TEKNIK MESIN

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS NEGERI PADANG


2023
HALAMAN PENGESAHAN FAKULTAS

Laporan ini Disampaikan Untuk Memenuhi Persyaratan Mata Kuliah


Praktek Lapangan Industri FT – UNP
Semester Juli – Desember 2022

Disusun Oleh:
ANDRE SETIAWAN SUKMA
20072007
Program Studi DIII Teknik Mesin

Diperiksa dan Disahkan Oleh:


Dosen Pembimbing

Sri Rizki Putri Primandani, M.T., Ph.D.


Nip. 192002

A n Dekan UNP
Kepala Unit Hubungan Industri

Ir. Ali Basrah Pulungun, ST,MT


Nip. 19741212 200312 1 002
HALAMAN PENGESAHAN PERUSAHAAN/INDUSTRI

Laporan ini Disampaikan Untuk Memenuhi Sebagian dari Persyaratan


Penyelesaian Praktek Lapangan industri FT – UNP

Semester Juli – Desember 2022

Oleh

ANDRE SETIAWAN SUKMA

20072007

Program Studi DIII Teknik Mesin

Disetujui Oleh, Disetujui Oleh,

Team Leader Pembimbing Lapangan

Pemeliharaan Boiler

(Dendi Fatbio Putra) (Fadjrin)

Diketahui Oleh,

Manajer UPK Teluk Sirih Asisten Manajer

Bagian Pemeliharan

(Feri Setiawan Efendi) (Ahmad Sefriko)


KATA PENGANTAR

Puji syukur selalu terpanjatkan kehadirat Allah SWT, atas berkat rahmat
dan hidayahNYA lah sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Praktek
Lapangan Industri ini. Laporan ini merupakan salah satu syarat yang harus
dipenuhi oleh setiap mahasiswa dalam memenuhi sebagian dari persyaratan
penyelesaian Praktek Lapangan Industri Fakultas Teknik Universitas Negeri
Padang, dan sebagai laporan pertanggung jawaban atas Praktek Lapangan Industri
yang dilaksanakan di PT PIP UPK Teluk Sirih, Kelurahan Teluk Kabung Tengah,
Kecamatan Bungus Teluk Kabung, Kota Padang pada tanggal 09 Januari 2023 –
25 Februari 2023.

Praktek Lapangan Industri dan penulisan laporan ini dapat terlaksana


dengan baik, tak lepas dari bantuan serta dukungan dari beberapa pihak, oleh
karena itu pada kesempatan kali ini, kami ingin menyampaikan terima kasih
kepada:

1. Ayah Ibu

BAB 1
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Pelaksanaan Kerja Praktek


Perusahaan atau industri merupakan dunia kerja nyata yang akan dihadapi
oleh mahasiswa kelak setelah mereka menyelesaikan studi dari jenjang
pendidikan tinggi. Disamping itu, tantangan dunia kerja di era industri 4.0
menghasilkan pendidikan tinggi untuk meghasilkan lulusan yang kompeten.
Bertitik tolak dari kondisi ini maka suatu lembaga penyelenggara pendidikan
tinggi perlu memberikan suatu kesempatan kepada mahasiswa untuk mengenal
lebih dekat dengan dunia kerja nyata tersebut dengan terjun langsung ke
lapangan.
Praktek Lapangan Industri (PLI) merupakan serangkaian kegiatan yang
dilakukan oleh mahasiswa untuk mengiplementasikan pengetahuan dan
keterampilan terkait keilmuan yang diperoleh mahasiswa selama kegiatan
perkuliahan, sehingga mahasiswa mendapatkan gambaran yang komprehensif
pada bidang ilmu yang dipelajari.
Indonesia sebagai negara berkembang yang dikaruniani kekayan alam yang
berlimpah ruah yang tersebar dibelasan ribu pulau, baik yang tersimpan diatas
daratan, didalam lautan, maupun dibawah kulit bumi. Diantara kekayaan alam
itu, terdapat sumber-sumber energi primer dengan potensi yang cukup besar
antara lain tenaga air, batubara, minyak bumi, gas alam, panas bumi dan lain-
lain. Selain itu kondisi geografis menjadi alasan dibangunnya pusat-pusat listrik
sehingga terciptanya suatu pembangunan nasional. Dalam hal ini salah satu
energi yang sangat menunjang dalam era globalisasi saat ini adalah energi listrik.
Tersedianya energi saat ini sangat berpengaruh pada perkembangan dan
kemajuan dalam kehidupan sehari-hari, hal ini tentunya sangat kita sadari baik
sebagai konsumen yang kebutuhannya semakin banyak maupun dari pihak
produsen baik itu dari perusahaan milik Negara maupun swasta.
Dalam menghadapi perkembangan zaman yang mendorong untuk
menggunakan energi yang banyak khususnya energi listrik yang tentunya
Pemerintah tidak tinggal diam. Melalui Perusahaan Listrik Negara (PLN),
Pemerintah tetap berupaya mengadakan penambahan pembangkit-pembangkit
listrik baru ataupun mengoptimalkan pembangkit-pembangkit listrik lama.
Pembangkit listrik tenaga uap pada saat ini masih menjadi pilihan dalam
konversi tenaga dengan skala besar dari bahan bakar konvensional menjadi daya
dalam memenuhi kebutuhan permintaan beban yang besar. Pembangkit listrik ini
menggunakan bahan bakar konvensional (batubara, minyak, atau gas alam)
untuk membangkitkan panas dan uap pada boiler. Uap tersebut kemudian
dipakai untuk memutar turbin yang dikopel langsung dengan generator sinkron,
setelah melewati turbin uap, uap yang bertekanan dan bertemperatur tinggi yang
berasal dari boiler tadi menjadi uap bertekanan dan bertemperatur rendah,
kemudian uap ini masuk ke kondensor sehingga uap tersebut berubah menjadi
air yang kemudian dipompakan kembali menuju boiler.
Peralatan-peralatan utama dalam PLTU antara lain boiler, turbin, kondensor,
pemanas awal, pembakar batubara, kipas udara masuk, kipas udara buang dan
generator. Peralatan bantu dalam PLTU salah satunya ialah Coal Feeder. Coal
Feeder merupakan peralatan bantu pada PLTU yang berfungsi untuk mengatur
laju batubara dari coal bunker menuju furnace. Coal Feeder ini bertugas untuk
mengatur banyak dan sedikitnya batubara yang masuk ke dalam furnace sesuai
dengan kebutuhan bakar yang dibutuhkan dalam boiler.
Berdasarkan uraian diatas, maka saya sebagai peserta Kerja Praktek pada PIP
UPK Teluk Sirih mengambil judul laporan yaitu: Kelebihan dan Kekurangan
Penyambungan Belt Coal Feeder Menggunakan Fastener.

1. Tujuan Praktek Lapangan Industri (PLI)


a. Tujuan Umum
Adapun tujuan dari pelaksanaan kegiatan kerja praktek ini adalah
sebagai berikut:
1. Dapat mengaplikasikan dan menerapkan secara langsung teori serta
ilmu yang didapat selama bangku perkuliahan ke dunia industri.
2. Belajar disiplin dan tanggung jawab sesuai dengan tuntutan pada
dunia industri.
3. Memahami dan dapat menyaksikan secara langsung aplikasi dari
ilmu pada saat perkuliahan.
4. Dapat berfikir serta bekerja sama dengan berbagai orang dan
berbagai macam keahliannya.
5. Sebagai persiapan untuk memasuki dunia kerja.

b. Tujuan Khusus
1. Mengetahui dan memahami sistem kerja di PIP UPK Teluk Sirih.
2. Mendapatkan pengalaman dalam menghadapi dan menganalisa
dalam rangka menyelesaikan permasalahan yang terjadi
berdasarkan teori-teori yang telah diperoleh dari bangku
perkuliahan.
3. Sebagai salah satu syarat mata kuliah yang harus dipenuhi dalam
rangka mendapatkan gelar Ahli Madya (A.Md) di Universitas
Negeri Padang.
2. Manfaat Kerja Praktek Industri
Adapun manfaat Praktek Kerja Lapangan antara lain adalah sebagai
berikut:
a. Bagi Mahasiswa
1. Meningkatkan wawasan dan pengetahuan tentang dunia kerja.
2. Dapat mengaplikasikan ilmu pengetahuan yang telah diperoleh
selama dibangku perkuliahan ke lingkungan tempat Praktek Kerja
Lapangan.
3. Menumbuhkan sikap disiplin dan tanggung jawab terhadap tugas
atau pekerjaan yang diberikan.
4. Belajar untuk bersosialisasi dengan cepat terhadap lingkungan
kerja ataupun dengan karyawan.

b. Bagi Perusahaan
1. PT PIP UPK Teluk Sirih diharapkan mendapat kontribusi dari
Mahasiswa kerja praktek untuk pemecahan masalah dan mengikuti
perkembangan teknologi terbaru seiring dengan perkembangan
teknologi informasi yang berkembang saat ini.
2. Mendukung program Pemerintah dibidang pendidikan untuk
menghasilkan sumber daya yang berkualitas.
3. Ikut berpartisipasi dengan memberikan pembinaan terhadap
mahasiswa sehingga menjadi tenaga kerja yang berkualitas.

c. Bagi Universitas
1. Menjalin hubungan kerja sama dengan perusahaan yang
bersangkutan.
2. Kegiatan ini diharapkan dapat meningkatkan kualitas mahasiswa
Universitas Negeri Padang untuk menjadi sumber daya manusia
yang disiplin dan bertanggung jawab.
3. Tercapainya tujuan program pendidikan Diploma Universitas
Negeri Padang.
3. Metodologi Pelaksanaan Kerja Praktek
Praktek Kerja Lapangan (PKL) itu terdiri dari rangkaian aktifitas
yang berhubungan antar satu dengan yang lainnya, mulai dari awal kerja
praktek sampai dengan penyusunan laporan akhir kerja praktek. Kegiatan-
kegiatan yang dilakukan selama kerja prktek meliputi:
a. Orientasi dan Pengamatan
Kegiatan ini bertujuan untuk mengenalkan mahasiswa dengan
perusahaan tempat kerja praktek. Pada masa ini penulis mendapat
kesempatan untuk mengumpulkan profil perusahaan, kegiatan lainnya
yang dianggap perlu dalam penulisan laporan akhir kerja praktek.
b. Pengumpulan Data Laporan
Pada tahap pengumpulan data, penulis menggunakan data yang telah
diperoleh dari hasil survei, ditambah lagi wawancara dengan pihak
yang berkompeten dan sesuai dengan bidangnya, sehingga data yang
diperoleh dapat dipecaya dan memuaskan.

c. Pengolahan Data dan Penulisan Laporan


Data-data yang telah dikumpulkan, akan penulis olah secara bertahap
diluar jam kerja (kegiatan praktek) sebagai analisis dalam laporan kerja
praktek. Dalam hal ini, penulis akan mengambil judul tertentu nantinya
sebagai tema dalam laporan praktek yang sesuai dengan bidang kajian
yang penulis geluti.
B. Deskripsi Tentang Perusahaan Tempat Pelaksanaan Praktek Kerja Lapangan
1. Sejarah Perusahaan
PT PLN Indonesia Power UPK Teluk Sirih merupakan salah satu
dari sekian banyak pembangkit yang dikelola oleh PLN Indonesia Power
(PIP) yang berada diwilayah Sumatera Barat dan menyuplai untuk sistim
kelistrikan Sumatera Bagian Tengah (SBT).
Sebelum dikelola oleh PIP,UPK Teluk Sirih dikelola oleh PLN
UIK SBS (Unit Induk Pembangkitan Sumatera Bagian Selatan) dimana
dengan terjadinya transformasi ditubuh PLN, maka PLN dituntut untuk
memberikan perubahan yang lebih baik serta pengelolaan pembangkit
yang lebih efisien dan andal, maka PLN per tanggal 01 Januari 2023
melakukan transformasi besar-besaran dibidang pembangkitan dimana
untuk sektor pembangkitan dikelola oleh Sub Hol Ding pembangkitan
yaitu:
1. PIP ( PLN Indonesia Power )
2. PNP ( PLN Nusantara Power )

PIP UPK Teluk Sirih berlokasi di desa Teluk Sirih RT 01/ RW 04,
Kelurahan Teluk Kabung Tengah, Kecamatan Bungus Teluk Kabung,
Kota Padang. PIP UPK Teluk Sirih berjumlah 2 (dua) unit dengan
kapasitas 2X112 MW yang dibangun selama:
1. Unit 1 selama 30 bulan, selesai pada 23 Oktober 2012
2. Unit 2 selama 33 bulan, selesai pada 22 Januari 2013

2. Profil Perusahaan

Gambar 1. Profil PIP UPK Teluk Sirih

Nama Perusahaan : PIP UPK Teluk Sirih


Tahun Berdiri :12 Desember 2012
Alamat : Desa Teluk Sirih RT 01/RW04, Kel. Teluk
Kabung Tengah, Kec. Bungus Teluk Kabung,
Kota Padang (25241)
Telepon : (0751) 4650089
Fax : (0751) 4650092
Akta Pendirian : 618.K/DIR/2012
Daya Output : 2 x 112 MW
Bahan Bakar Utama : Batu bara

3. Visi, Misi dan Kompetensi Inti Perusahaan


a. Visi
“Menjadi Perusahaan Energi Terbaik yang Tumbuh Berkelanjutan”
“To Be The Best Sustainable Energy Company”
b. Misi
“Menyediakan Solusi Energi yang Andal, Inovatif, Ramah
Lingkungan dan Melampaui Harapan Pelanggan”
“Providing Reliable, Innovative and Environmental Friendly Energy
Solutions, Beyond Customer Expectations”
c. Kompetensi Inti
Operasi dan Pemeliharaan Pembangkit serta Pengembangan
Pembangkit.

4. Logo Instansi

Gambar 2. Logo Instansi PIP

5. Struktur Organisasi
Manajer UPK

Asisten Manajer Asisten Manajer Asisten Manajer Asisten Manajer Coal Asisten Manajer SDM
Pemeliharaan Operasi Engineering and Ash Handling dan ADM

Team Leader Kendali Team Leader


Team Leader SPV System Owner Team Leader SDM
Operasi A/B/C/D Pemeliharaan Coal
Pemeliharaan Turbin SPV PDM dan Umum
and Ash Handling

Team Leader Analisis Team Leader Operasi


Team Leader Team Leader
Kimia Coal and Ash
Pemeliharaan Boiler Keuangan
Handling

Team Leader
Team Leader Perencanaan dan Team Leader
Pemaliharaan Listrik Pengendalian Operasi Pengelolaan Bahan

Team Leader Pejabat Pelaksana


Pemeliharaan Kontrol Pengadaan
dan Instrument
Senior Spesiaist
Pejabat Pelaksana K3 II/Analyst
Team Leader dan Keamanan Manajement Resiko
Perencanaan dan
Pengendalia
Pemeliharaan
Pejabat Pelaksana Senior Spesialist
Lingkungan II/Analyst Kinerja dan
Ouality Assurance

Gambar 3. Struktur Perusahaan PIP UPK Teluk Sirih

6. Manajemen Perusahaan
Dalam mengelola suatu perusahaan agar berjalan dengan baik dan
benar diperlukan manajemen yang terstruktur dan terprogram, dimana
sistem manajemen inilah yang nantinya akan menentukan jalannya roda
perusahaan. Sistem manajemen ditentukan oleh pengambil keputusan atau
pimpinan perusahaan, yang mana dari pimpinan inilah akhirnya akan
dilahirkan kebijaksanaan yang penting bagi perusahaan, sehingga
perusahaan dapat berjalan dengan baik.
Berdasarkan garis besarnya fungsi manajemen dapat dibagi atas:
a. Perencanaan (Planning)
Planning adalah fungsi manajemen untuk menentukan tujuan
posisi dan program perusahaan. Pada PIP UPK Teluk Sirih
perencanaan dibuat oleh pemimpin dan perencanaan yang bersifat
kecil pada masing-masing unit dibuat dan dilaksanakan oleh masing-
masing unit itu sendiri yang kemudian dilaporkan kepada pimpinan.
b. Pengoperasian (Organizing)
Struktur organisasi merupakan kelengkapan yang sangat penting
bagi perusahaan, dimana didalamnya tergambar tingkat tanggung
jawab, wewenang dan tugas.
c. Pemeliharaan
Maintenance merupakan pemeliharaan yang dilakukan pada PIP
UPK Teluk Sirih untuk mengurangi permasalahan pada unit
pembangkit. Maintenance manajer adalah orang yang bertugas untuk
pengawasan dari pelaksanaan pekerjaan-pekerjaan.
d. Engineering
Engineering merupakan bagian teknisi yang mengkoordinir
perbuatan master schedule dan breakdown aktivitas bulanan dan
mingguan serta mengkoordinir pembuatan shop drawing dan
menentukan schedule material dari owner.

7. Proses Produksi Energi Listrik PIP UPK Teluk Sirih

Gambar 4. Sistem Energi Listrik Teluk Sirih


Secara umum ada lima prinsip dasar pengoperasian Pusat Listrik di PIP
UPK Teluk Sirih, yaitu:
a. Sistem Pembakaran dan Gas Buang

Gambar 5. Sistem Pembakaran dan Gas Buang


Energi primer yang dimanfaatkan oleh PIP UPK Teluk Sirih untuk
memproduksi listrik yaitu batubara yang disuplai ke Jetty. Jetty
merupakan dermaga kapal laut yang mengangkut batu-bara. Dari
Jetty, selanjutnya batu-bara diangkut menggunakan Conveyor
langsung ke area Boiler dan ada pula yang disuplai menuju Coal Yard
untuk penyimpanan stok batu-bara. Batu-bara yang di Coal Yard
disusun menggunakan Stacker. Batu-bara yang menuju Boiler, akan
ditampung di Coal Shilo yang berfungsi sebagai penyimpanan
sementara sebelum masuk ke Coal Feeder.
Coal Feeder berperan sebagai pengatur kadar massa batu-bara yang
akan digunakan untuk proses pembakaran pada Furnace. Keluar dari
Coal Feeder batu-bara akan dimasukkan kedalam Furnace
memanfaatkan dorongan dari Primary Air Fan, di Furnace inilah
terjadi proses pembakaran yang digunakan untuk memanaskan uap.
Batu-bara yang dibakar akan meghasilkan burning carbon dioxide,
sulphur dioxide dan nitrogen oxides. Gas-gas ini dikeluarkan dari
Boiler. Bottom Ash atau abu yang lebih tebal dijatuhkan kebawah
boiler dan masuk ke silo untuk dibuang. Sedangkan Fly Ash atau abu
ringan ditangkap oleh Electrostatic Precipitator(ESP) sebelum gas
buang terbang ke udara melalui cerobong asap (stack), ESP berfungsi
sebagai filter udara yang menyaring 99,4 Fly Ash.
Electrostatic Precipitator (ESP) berfungsi sebagai penangkap debu
halus yang berada di saluran buang hasil pembakaran batu-bara. ESP
terdiri dari beberapa sirip elektroda positif dan negatif yang diberi
sumber tegangan DC maksimal 90 kVDC dengan arusnya hanya
500mA. Secara sederhananya dapat dikatakan abu yang memiliki ion
negatif akan ditarik dan menempel diplat bermuatan positif. Abu yang
menempel pada elektroda-elektroda secara berkala akan dijatuhkan
dengan digetarkan oleh vibrator yang terdapat dalam ruang ESP
tersebut. Abu yang telah dijatuhkan akan ditampung dalam Coal Silo
dan diberi sedikit air agar tidak beterbangan dan disalurkan ke saluran
pembuangan untuk diangkut oleh truk pengangkut.

b. Siklus Air Pengisi dan Uap

Gambar 6. Siklus Air Pengisi dan Uap


Air penambah yang berasal dari tangki Demin Water dipompakan
oleh Make up Water Pump (MWP) menuju Hotwell sehingga
terkumpul bersama air kondensasi (Condensate Water) dari
pengembunan uap bekas LP Turbine. Air dari Hotwell dipompakan
menuju Deaerator menggunakan Condensate Pump. Air kemudian
dipanaskan secara bertingkat menggunakan Low Pressure Heater
menuju ke Deaerator. Selama di Daerator air dipanaskan kemudian
dipompakan menggunakan Boiler Feed Pump melewati High Pressure
Heater menuju ke Economizer.
Selama di Economizer air dipanaskan dengan memanfaatkan panas
dari flue gas. Kemudian air dipanaskan ke dalam boiler Drum
sehingga berubah fasa menjadi uap akan menuju Water Wall. Uap
panas yang dihasilkan Boiler Drum masih berupa uap basah
(Saturated Steam), maka uap tersebut di panaskan lebih lanjut
sehingga menjadi uap kering panas (superheated steam). Uap yang
keluar dari Boiler Drum diteruskan ke Low Temprature Superheater,
Superheater Division Panel, dan Final Superheater untuk mengubah
fasa uap menjadi uap super heated steam.
Uap Superheated ini akan digunakan untuk memutarkan High
Pressure Turbin (HP Turbine) uap keluaran dari High Pressure Turbin
dipanaskan kembali di Reheater, kemudian uap panas ini digunakan
untuk memutarkan Intermediate Pressure Turbin(IP Turbine).Uap
keluaran dari Intermediate Pressure Turbin akan langsung digunakan
untuk memutar Low Pressure Turbin (LP Turbine). Semua turbin
terhubung dalam satu poros yang diputar oleh sebuah generator.
Exhaust steam keluaran dari turbin akan didinginkan menggunakan
condenser yang terpasang di bawah turbin. Exhaust steam akan kontak
dengan pipa yang didalamnya mengalir fluida pendingin berupa air
laut, sehingga Exhaust steam akan berubah fasa kembali menjadi air.
Agar turbin bekerja dengan lebih efisien, maka exhaust steam yang
keluar dari turbin harus berada dalam keadaan vakum. Air kondensat
(condensate water) hasil kondensasi tersebut akan digunakan kembali
ke dalam siklus seperti yang telah dijelaskan sebelumnya.
Listrik yang dihasilkan oleh generator mempunyai tegangan 11.500
Volt yang akan dinaikan tegangannya menjadi 150.000 Volt (150 kV)
melalui step-uptransformator sesuai dengan sistem interkoneksi di
Sumatera dan dialirkan ke Gardu Induk (substation) untuk
didistribusikan. Kenaikan tegangan tersebut diperlukan untuk
keperluan pendistribusian hingga ratusan kilometer ke wilayah
Sumatra Bagian Selatan.
c. Sistem Turbin Generator

Gambar 7. Sistem Turbin Generator


Konstruksi Generator adalah seporos dengan turbin sehingga
dengan berputarnya Turbin maka Generator ikut berputar. Putaran
oleh poros generator (rotor) akan menembus medan magnet yang
dihasilkan oleh stator dan dari situlah listrik dihasilkan. Generator
dilengkapi dengan penguatan medan magnet dengan bantuan alat
eksitasi. Eksitasi adalah sistem mengalirkan pasok listrik DC untuk
penguat medan rotor alternator. Dengan mengalirnya arus DC ke
kumparan rotor,maka rotor menjadi medan magnet dengan jumlah
kutub sesuai jumlah kumparannya. Alat untuk membangkitkan arus
eksitasi disebut eksiter. Listrik yang dihasilkan oleh 1 generator (1
unit) adalah sebesar 112 MW pada 100% load dengan tegangan 13,8
kV. Kemudian oleh Trafo Step Up tegangan dinaikkan menjadi 150
kV sebelum dialirkan ke kabel SUTT (Saluran Udara Tegangan
Tinggi).
d. Sistem Air Pendingin
Gambar 8. Sistem Air Pendingin
Air pendingin dipasok secara kontinu dari laut melewati Traveling
Screenyang berfungsi menyaring sampah-sampah dari laut yang ikut
terbawa dalam aliran air. Air ini dipompakan oleh pompa Circulating
Water Pump (CWP) menuju ke kondensor. Air pendingin dialirkan ke
dalam pembangkit dan disirkulasikan melalui pipa-pipa di dalam
kondensor, yang digunakan untuk mendinginkan uap yang keluar dari
turbin. Air pendingin diambil dari cooling tower untuk mendinginkan
uap panas sehingga berubah menjadi air murni kembali (Condensate
Water) kemudian disirkulasikan kembali ke boiler untuk dipanaskan.
Air pendingin ini memiliki saluran pembuangan, dimana letak
saluran masuk dan saluran pembuangan air pendingin harus dibuat
terpisah sejauh mungkin. Pemisahan ini bertujuan untuk mencegah
terjadinya resirkulasi air dari sisi pembuangan mengalir ke sisi masuk.
Resirkulasi akan menyebabkan penurunan efisiensi kondensor karena
temperatur air menjadi tinggi.
e. Sistem WTP (Water Treatment Plant )
Untuk mengurangi korosi, air yang diubah menjadi uap di dalam
Boiler harus dimurnikan. Proses pemurnian air ini dilakukan di dalam
Water Treatment Plant yang menjadi bagian dari PLTU.

C. Sarana dan Fasilitas PIP UPK Teluk Sirih


Ada beberapa komponen dan peralatan utama untuk proses produksi
listrik yang ada di PIP UPK Teluk Sirih adalah sebagai berikut:
1. Boiler
Boiler atau sering disebut dengan ketel uap, yaitu alat yang
berfungsi merubah air menjadi uap, didalam proses pembakaran ini air
didalam pipa dipanaskan sehingga menjadi uap yang selanjutnya
disalurkan kembali uap tersebut dan dilakukan secara terus menerus.
Di PIP UPK Teluk sirih sendiri menggunakan Boiler jenis CFB
(Circulated Fluidized Bed) produksi dari Wuxi Huaguang Boiler
Company.
2. Coal Bunker

Gambar 9. Coal Bunker


Coal Bunker adalah tempat penampung (storage) batu-bara untuk
memasok kebutuhan. PIP UPK Teluk Sirih mempunyai 2 Bunker per
unitnya, perancangan Bunker pada umumnya ditujukan untuk dapat
memasok kebutuhan ketel selama beberapa jam.
3. Coal Feeder

Gambar 10. Coal Feeder


Coal Feeder merupakan peralatan yang berfungsi untuk menyuplai
batubara dari Bunker menuju Furnace, dan juga mengatur jumlah batu-
bara sesuai kadar yang diinginkan.
4. Ship Unloader
Ship Unloader adalah bagian peralatan yang digunakan untuk
menurunkan dan membongkar batu-bara dari kapal tongkang yang
selanjutnya batu-bara akan dikirimkan ke coal yard atau langsung ke
coal silo (bunker) melalui conveyor.
5. Conveyor

Conveyor merupakan suatu alat mekanik untuk memindahkan


batubara dari satu tempat ke tempat lain, dalam hal ini conveyor di
PLTU Teluk Sirih berupa ban karet berjalan yang berguna untuk
mengirim atau mentransfer batubara untuk kebutuhan bahan bakar.
6. Primary Air Fan

Gambar 11. Primary Air Fan


Primary Air Fan (PA Fan) ialah sebuah alat yang berfungsi untuk
menyuplai udara primer yang akan digunakan sebagai udara
pengangkut serbuk batu-bara dari Pulvelizer/Mill, dan juga untuk
membuat bubbling bahan bakar pada Furnace.
7. Transfer Tower
Transfer Tower merupakan suatu tempat untuk memindahkan
batubara dari suatu line conveyor ke conveyor lain. Didalam transfer
tower (TT) ada Hopper yang berguna untuk mengatur perpindahan
batubara dari suatu conveyor ke conveyor lain.
8. Stacker-Reclaimer
Stacker-Reclaimer merupakan suatu alat yang berada di coal yard
yang berfungsi sebagai stack (menaruh) batubara di coal yard dan
reclaimer (mengambil) batubara dari coal yard untuk dikirim ke coal
silo (bunker).
9. Coal Yard
Coal Yard merupakan suatu tempat atau area yang digunakan untuk
menampung batubara yang dikirim dari Ship Unloader sebelum
dikirim ke coal bunker. Di coal yard ini batubara ditimbun
menggunakan bantuan dari SR. Batubara yang ada di coal yard ini
perlu disiram dengan air.
10. Induce Draf Fan (ID Fan)

Gambar 12. Induce Draf Fan


Induce Draf Fan (ID Fan) berfungsi untuk mempertahankan
pressure pada furnace boiler supaya bernilai negatif dengan cara
menghisap gas hasil pembakaran batu-bara pada furnace menuju stack
dengan cara dipaksa oleh ID Fan.
11. Electrical Static Precipitator (ESP)
Gambar 13. Electrical Static Precipitator
Electrical Static Precipitator (ESP) ialah alat yang memiliki fungsi
untuk menangkap abu sisa pembakaran yang berada dalam gas buang
yang akan dibuang ke atmosfer melalui stack, sehingga gas buang
yang akan dibuang tidak mengandung partikel-partikel abu yang dapat
mencemari lingkungan.
12. Chimney

Gambar 14. Chimney


Chimney merupakan cerobong asap untuk membuang gas hasil
pembakaran batu-bara menuju atmosfer.
13. Demin Water Tank
Gambar 15. Demin Water Tank
Demin Water Tank merupakan tangki air untuk menyimpan air
demin dengan kapasitas penampungan 2X1500 M3

14. HSD( High Speed Diesel ) Storage Tank


HSD Storage Tank adalah tangki untuk menyimpan HSD( High
Speed Diesel ) yang digunakan untuk membantu awal pembakaran
pada Boiler.
15. Unit Auxiliary Transformers( UAT )
UAT merupakan trafo yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan
listrik pembangkit. Trafo ini mengambil tegangan dari main trafo
kemudian diturunkan menjadi 6 KV untuk memenuhi kebutuhan
sendiri.
16. Dearator
Dearator merupakan alat yang terdiri dari horizontal tank dan alat
pemanas gabungan yang memiliki fungsi untuk meningkatkan
temperatur air kondensasi dan menghilangkan oksigen, serta mencegah
korosi pipa pada sistem.
17. HP Heater
HP Heater merupakan alat pemanas awal air pengisi yang berfungsi
untuk menaikkan temperatur air pengisi guna menghemat pemakaian
bahan bakar dan menaikkan efisiensi siklus. Media pemanas berasal
dari titik-titik ekstraksi pada daerah tekanan uap yang lebih tinggi.
Tipe pemanas yang dipakai adalah tipe permukaan (surface) dimana air
pengisi mengalir dalam pipa sedang uap ekstraksi diluar pipa.
18. LP Heater
Merupakan alat pemanas awal air bertekanan rendah/air penambah
(LP Heater) yang bertujuan meningkatkan efisiensi siklus dengan cara
memanaskan air kondensat yang melintasinya. Media pemanas yang
digunakan adalah uap yang diekstrak dari turbin dan disebut uap
ekstraksi (suhu turbin).
19. Steam Drum
Steam drum merupakan alat yang digunkan untuk menampung air
yang akan dipanaskan. Air ini kemudian akan disirkulasikan ke down
comer untuk dipanaskan di boiler. Selain itu steam drum juga
menampung uap basah hasil dari pemanasan air.
20. Bottom Ash Silo

Gambar 16. Bottom Ash Silo


Bottom ash silo adalah tempat yang digunakan untuk menampung
abu sisa pembakaran didalam boiler yang dibawa oleh steel conveyor
menuju bottom ash.
21. Fly Ash Silo

Fly ash silo adalah peralatan ash handling yang berfungsi


menampung sementara fly ash dari hopper pada ESP untuk kemudian
dibuang ke ashyard.
22. Turbin Uap
Turbin uap adalah mesin yang berfungsi untuk mengubah energi
thermal menjadi energi poros. Tetapi sebelumnya energi tersebut
diubah terebih dahulu menjadi energi kinetik dengan Nozzle. Uap
dengan tekanan dan temperature tinggi diarahkan menggunakan
Noozle untuk mendorong sudu-sudu turbin yang dipasang pada poros
sehingga poros turbin berputar. Akibat melakukan kerja di turbin,
tekanan uap dan temperature uap dari turbin turun menjadi uap basah,
uap ini dialirkan ke kondensor, sedangkan tenaga putar poros yang
dihasilkan, digunakan untuk memutar generator.
Tipe turbin yang digunakan di PIP UPK Teluk Sirih adalah N110-
8.83-535, produced by Nanjing Turbine and Electric Machinery
(Group)Co., Ltd.
23. Generator
Generator merupakan mesin konversi energi elektromekanik yang
berfungsi mengubah energi mekanik dalam bentuk putaran untuk
membangkitkan energi listrik, generator sendiri terdiri dari stator dan
rotor. Rotor dihubungkan dengan shaft turbin sehingga berputar
bersama-sama. Stator bars didalam sebuah generator membawa arus
hubungan output pembangkit. Arus Direct Current (DC) dialirkan
Brush Gear yang langsung bersentuhan dengan slip ring yang dipasang
serangkai dengan rotor sehingga akan timbul medan magnet (flux).
Generator yang digunakan di PIP UPK Teluk Sirih adalah generator
sinkron yang mempunyai 2 kutub.
24. Condensor
Condensor adalah alat yang berfungsi untuk mengkondensasikan
uap basah dari turbin menjadi air kondensat (Condensate Water) untuk
dapat disirkulasikan kembali. Hal ini dilaksanakan melalui proses
pendinginan uap oleh air pendingin air yang mengalir dibagian dalam
pipa-pipa kondensor.
25. Air Preheater
Air Preheater berfungsi untuk memanaskan udara dari FD Fan
untuk menghasilkan udara primer dan sekunder. Air Preheater
memanfaatkan media flue gas untuk memanaskan udara tersebut.
26. Steam Drum
Steam drum adalah alat yang digunkan untuk menampung air yang
akan dipanaskan. Air ini kemudian akan disirkulasikan ke down comer
untuk dipanaskan di boiler. Selain itu steam drum juga menampung
uap basah hasil dari pemanasan air.

D. Perencanaan Kerja Praktek


Adapun rencana kegiatan yang akan dilaksanakan dalam proses kerja
praktek antara lain, yaitu:
1. Waktu
Kegiatan kerja praktek ini berlangsung lebih kurang selama 40 hari,
yang dimulai dari tanggal 09 Januari 2023 - 25 Februari 2023 dengan
ketentuan pelaksanaan dimulai dari hari senin sampai Jum’at, dengan
jam kerja mulai pukul 08.00 WIB - 16.00 WIB, dan jam istirahat dari
jam 12.00 WIB - 13.30 WIB. Sedangkan pada hari Sabtu dan Minggu
libur, ketentuan tersebut berlaku untuk semua mekanik dan mahasiswa
PKL.
2. Tempat
Adapun tempat pelaksanaan Praktek Lapangan Industri adalah PIP
UPK Teluk Sirih RT 01/RW 04 Kel.Teluk Kabung, Kota Padang.
3. Perencanaan Kegiatan Kerja Praktek
Adapun rencana kegiatan kerja praktek yang akan dilakukan adalah
sebagai berikut:
Tabel 1. Jadwal perencanaan waktu kegiatan pelaksanaan PLI.
No Tanggal Kegiatan
1 09 Januari Kedatangan di Perusahaan
2 09 - 12 Januari Orientasi Lapangan

3 12 Januari - 18 Februari Kegiatan Pengambilan Data


dan Ikut serta pada proses
bekerja.
4 23 Februari Penyusunan dan penyerahan
Laporan
5 25 Februari Kembali ke Kampus

E. Pelaksanaan Kerja Praktek Industri dan Hambatan yang Ditemukan


1. Metode Pelaksanaan Kerja Praktek
a. Observasi
Pencarian dan pengumpulan data langsung dilapangan dengan
mencatat dan mendokumentasikan hal yang berhubungan dengan
masalah ataupun alat yang nantinya akan dijadikan sebagai judul
laporan.
b. Wawancara
Metode pengambilan data secara lisan dari mekanik terkait dengan
lapangan tentang proses perbaikan alat maupun mesin dan
mencatat data yang dibutuhkan dalam proses penyusunan laporan.
2. Hambatan yang Ditemukan
Hambatan yang ditemukan saat melakukan PLI di PIP UPK Teluk
Sirih yaitu keterbatasan dihari pertama kerja tentang pengetahuan
nama komponen utama maupun nama-nama mesin yang belum
diketahui oleh mahasiswa PKL.
F. Batasan Masalah
Adapun batasan masalah pada laporan PLI ini yaitu:
1. Membahas mengenai PIP UPK Teluk Sirih secara umum.
2. Memahami tentang belt coal feeder dan mengapa belt tersebut mudah
putus.
3. Kelebihan dan kekurangan penyambungan belt menggunakan fastener.

BAB II
PEMBAHASAN
A. Boiler CFB
1. Pengertian Boiler CFB
PIP UPK Teluk Sirih merupakan Pembangkit Listrik Tenaga Uap
yang menggunakan Boiler tipe Circulating Fluidized Bed (CFB) dengan
menggunakan bahan bakar batubara kalori rendah yang mempunyai kadar
abu lebih tinggi. Dalam Boiler CFB, bed material (pasir) digunakan
sebagai media penyimpanan panas yang bertujuan dalam pengoptimalan
pembakaran batubara didalam ruang bakar. Dalam pengoperasian Boiler
CFB, tekanan yang diberikan bed material pada furnace dijaga dalam
range 11-12 Kpa.

Gambar
Konsep dasar dari boiler CFB adalah boiler stroke (unggun fluidasi)
dimana batubara dibakar diatas rantai berjalan dan diberi hembusan udara
dari sisi bawah sehingga batubara membara diatas rantai berjalan tersebut.
Setelah dilakukan repowering dan redesigning, maka didapatkan jenis
boiler dengan tipe CFB.

Adapun pengertian dari Circulating Flidized Bed (cfb) yaitu:


a. Circulating : Terjadinya sirkulasi batuara yang belum habis terbakar
dari furnace ke cyclone kemudian masuk ke sealpot dan kembai ke
furnace.
b. Fludized : Penghembusan udara primer untuk menjaga material bed
dan batubara tetap melayang didalam furnace.
c. Bed : material berupa partikel-partikel kecil (pasir kuarsa, bottom ash)
yang digunakan sebagai media awal transfer panas dari pembakaran
HSD ke pembakaran batubara(+- 100 ton).
2. Bagian Utama Boiler CFB
Boiler memiliki 3 bagian utama yaitu:
a. Furnace, furnace ini berfungsi sebagai tempat terjadinya pembakaran
bahan bakar. Komponen yang terdapat di Furnace yaitu: Wall Tube,
Panel Evaporatir, Panel Superheater.
b. Cyclone, cyclone berfungsi untuk memisahkan batubara yang terbakar
dengan abu (ash) sisa pembakaran dan mengembalikannya ke furnace.
Komponen utama cyclone yaitu: Cyclone, SealPot, Seal Pot Duct.
c. Backpass, berfungsi sebagai ruang pemanfaatan kalor yang terdapat
dalam flue gas. Komponen utama pada backpass yaitu: Finishing
Superheater, Low Temperature Superheater, Economizer dan Tubular
Air Heater.

3. Konsep Pembakaran Boiler CFB


a. CFB boiler mampu membakar dengan tingkat emisi yang rendah
(ISOx dan Nox yang sangat rendah).
b. Coal dibakar pada bagian ‘bed of hot material’ yang mengambang dan
sirkulasi dalam furnace karena kecepatan udara yang tinggi sehingga
menyebabkan fluidisasi pada bed material.
c. Bed inventory terdiri dari coal fuel, sorbent, inert sand dan renjected
coal dari cyclone.
4. Sistem Utama Boiler CFB
a. Sistem Air Pengisi & Uap Utama
BFP-Economizer – Boiler Drum – Down Comer – Tube wall – Boiler
– Boiler Drum – Panel Super Heater – Finishing Super Heater – Main
Steam
b. Sistem Udara Pembakaran
 Primary Air Fan – Cold PA – Tubular Air Heater – Hot PA –
Fluidzing Air Nozle (via plenum) – Furnace
 Secondary Air Fan - Cold SA – Tubular Air Heater – Hot SA –
S.A Noozle Upper & lower – Furnace
c. Sistem Fluidzing Air
Fluidzing Air Blower – Sealpot
d. Sistem Bahan Bakar
Batubara – Coal Bunker – Graavietric Coal Feeder – Furnace – HSD –
HSD Pump – Burner – Furnace
e. Sistem Pembakaran/Gas Buang/Ash
 Flue Gas : Furnace – Cyclone – Backpass – Baghouse – ID Fan –
Stack
 Bottom Ash : Furnace – Cyclone – Sealpot – Furnace – Ash Screw
– Bottom Ash Silo
 Fly Ash : Furnace – Cyclone – Backpass – Baghouse – Ash Veyor
(AV) – Fly Ash Silo
f. Sistem Limestone
Limestone Silo – Furnace

B. Coal Feeder
1. Pengertian Coal Feeder
Coal Feeder merupakan peralatan utama yang ada pada Pembangkit
Listrik Tenaga Uap (PLTU) yang berfungsi untuk menyuplai batubara
dari Coal Bunker menuju coal feeder yang akan dibawa menuju furnace,
dan juga mengatur jumlah batu-bara sesuai kadar yang diinginkan. Coal
feeder ini bertugas untuk mengatur sedikit atau banyaknya batubara yang
akan dimasukkan ke dalam furnace sesuai dengan kebutuhan bakar yang
dibutuhkan dalam boiler.
Coal feeder terletak pas dibawah coal bunker. Batubara yang akan
dibakar, sebelumnya disimpan terlebih dahulu didalam coal bunker.

gambar

2. Prinsip Kerja Coal Feeder


Prinsip kerja coal feeder adalah batubara mentah yang berasal dari
coal bunker yang masuk kedalam coal feeder melalui chute inlet dan akan
ditampung pada conveyor belt pada coal feeder menuju furnace.
Coal feeder sangat berperan penting dalam pengaliran batubara
menuju furnace untuk memenui kebutuhan pembakaran pada PLTU.
Kapasitas coal feeder harus sesuai dengan kebutuhan pembangkit agar
dapat memperoleh performa yang optimum, karena coal feeder bekerja
secara terus menerus selagi unit di PIP UPK Teluk Sirih masih running.
3. Bagian-Bagian Coal Feeder
a. Rumah/Kerangka
Yang berbentuk silinder baja yang tahan terhadap tekanan bila
terjadi ledakan yang sesuai standar NPFA. Plate pengarah (guide
plate) dan skirt terpasang pada sisi masuk untuk membentuk aliran
batubara tetap ke belt. Selain pintu sisi masuk dan keluar, juga
terpasang pintu samping yang dipergunakan untuk keperluan
pemeliharaan atau pemeriksaan.
b. System Belt Conveyor
System belt conveyor yang terdiri atas: motor, reducer, drive
pulley, take up pulley, lension roll untuk menjaga tarikan belt tetap
stabil, plat penopang belt dan belt. Bagian tengah belt juga ada
tonjolan berbentuk v (v-guide) sisi dalam agar belt selama berputar
selalu sesuai track. Pada ujung akhir sisi head pulley dilengkapi
skraper agar belt terjaga tetap bersih, terutama dimusim hujan banyak
batubara yang basah dan melekat. Tension roll dipasang untuk
menjaga agar tegangan tarikan belt tetap dan harus disetel lagi apabila
mengendur.
c. Weighing System (sistem timbangan)
Sistem timbangan terletak antara sisi masuk dan pulley
penggerak. Semua permukaan 3 roller dibuat sempurna dimana 2
roller adalah tetap dan satu roller menggantung pada pasangan load
cells. Berat batubara pada belt mempengaruhi load cell untuk sinyal
output dari load cell menandakan berat batubara dan frekuensi sinyal
tacho generator menunjukkan kecepatan belt. Tes berat (test weight)
terletak dibawah load cell dan weigh roller.
4. Clean Out Conveyor
Dipergunakan untuk membersihkan tumpahan batubara yang berada
dilantai didalam coal feeder. Selama feeder beroperasi batubara yang
melekat pada belt dibersihkan oleh scraper dan kotoran akan mengumpul
dan sebagian akan jatuh ke lantai. Rantai pembersih digerakkan oleh
motor melalui gigi reducer scraper tipe sayap pada rantai membersihkan
kotoran menuju sisi keluar.
5. Seal Air Inlet (udara seal)
Seal air inlet terletak dibawah feeder sisi inlet dengan sambungan
flendes untuk memasok udara ke feeder. Dengan tekanan udara yang telah
ditentukan, feeder memerlukan seal air untuk mencegah terjadinya udara
panas yang berada di pulverizer masuk ke feeder.
C. Belt Conveyor Feeder
1. Pengertian Belt Conveyor Feeder
Belt conveyor merupakan mesin pemindah bahan yang umumnya
dipakai dalam industri untuk memindahkan bahan dari tempat ketempat
lainnya. Material yang dapat dipindahkan ada dua jenis, yaitu muatan
curah seperti batubara, biji besi, batu dan sebagainya, dan juga muatan
satuan seperti plat baja bentangan, unit mesin dan lain sebagainya.
Pada PIP UPK Teluk Sirih, belt pada coal feeder digunakan untuk
membawa batubara dari coal bunker lalu turun ke coal feeder dan dibawa
menuju furnace untuk dibakar, belt pada coal feeder berbentuk seperti
sabuk yang panjang, dimana ujung dan pangkal sabuk tersebut disatukan
sehingga belt tersebut berputar terus menerus didalam coal feeder.
2. Jenis Belt yang Digunakan pada Coal Feeder
Jenis belt yang digunakan pada coal feeder berbeda dengan belt
conveyor biasa, dimana belt pada coal feeder memliliki dinding belt yang
terletak pada pinggiran belt yang berfungsi untuk menahan batubara
supaya tidak tumpah, dan juga pada bagian tengah belt tersebut memiliki
tonjolan seperti v (v-guide) terletak pada bagian dalam belt yang
berfungsi supaya belt tersebut berjalan sesuai track nya.

Gambar
3. Masalah dan Langkah Perbaikan pada belt Coal Feeder
Adapun masalah yang ditemui selama berlangsungnya Praktek
Lapangan Industri di PIP UPK Teluk Sirih yaitu salah satunya ada pada
belt coal feeder, ada beberapa masalah pada belt antara lain:
a. Sering terjadi robek pada belt.
b. Belt tersangkut pada bagian pinggir coal feeder.
c. Belt putus pada antara penyambungan ujung belt.
d. Kelebihan muatan yang dibawa belt tersebut.
Dari permasalahan diatas maka akan dilakukannya perbaikan pada
belt yang bermasalah/rusak seperti mengganti belt yang baru. Jika tidak
mempunyai belt cadangan maka akan dilakukan penyambungan pada belt
lama dengan menggunakan fastener. Fastener adalah sebuah benda yang
digunakan untuk penyambungan sabuk belt jika belt sudah putus. Fastener
ini memiliki ukuran yang tidak besar yaitu kira-kira memiliki panjang 30
mm dan lebar sekitar 10 mm dan memiliki baut dan mur serta ada bagian
fastener yang runcing yang akan ditancapkan pada belt nantinya.
Jika belt sudah disambung, maka beban yang akan diberikan kepada
belt tersebut akan berkurang dari pada muatan belt pada saat baru, hal ini
diterapkan supaya belt tidak mudah putus saat digunakan.
Langkah-langkah dalam penyambungan belt menggunakan fastener
a) Keluarkan belt dari dalam coal feeder terlebih dahulu
b) Potong belt menggunakan pisau atau benda tajam lainnya pada bagian
belt yang robek, dan buang bagian yang robek tersebut
c) Lalu luruskan potongan belt yang masih akan digunakan atau yang
akan disambung
d) Kemudian buat lubang pada dua bagian ujung belt dengan cara
menggunakan bor, lakukan pelubangan pada belt sesuai dengan
ukuran mur pada fastener
e) Masukkan kembali belt kedalam coal feeder, karena penyambungan
belt akan dilakukan dalam coal feeder
f) Setelah melakukan pelubangan dengan cara di bor, masukkan kembali
belt kedalam coal feeder, karena penyambungan belt akan dilakukan
dalam coal feeder
g) Lalu masukkan baut fastener ke lubang yang telah kita buat tadi,
posisikan belt harus lurus
h) Pasang pita pada tengah-tengah belt yang akan disambung, lalu
tempatkan plat diatas baut, kemudian pasang mur pada baut
menggunakan tangan
i) Kemudian kencangkan mur dengan menggunakan impact sampai
fastener benar-benar melekat pada belt
j) Kemudian potong pita sesuai lebar belt, dan belt siap untuk
digunakan.

4. Kelebihan dan Kekurangan Penyambungan Belt Coal Feeder Dengan


Menggunakan Fastener
Setiap sesuatu benda diciptakan pasti memiliki kelebihan dan juga
kekurangan. Pada bagian ini, penulis akan uraikan kelebihan dan
kekurangan dari fastener.
Kelebihan
a. Mudah dalam langkah pemasangan.
b. Simple dan mudah digunakan.
c. Tidak membutuhkan banyak mekanik pada saat proses
penyambungan.

Kekurangan
a. Jika proses pelubangan tidak lurus, atau jarak antara lubang dengan
ujung belt, maka belt mudah putus kembali.
b. Beban yang diberikan pada belt yang sudah disambung menggunakan
fastener menjadi berkurang, hal ini dilakukan untuk mencegah belt
supaya tidak mudah putus.
c. Kekuatan belt juga berkurang, karena belt telah dilubangi ujungnya.
d. Belt putus kembali jika setelan belt nya terlalu kencang.
e. Fastener sebenarnya kuat, tetapi pada bagian beltnya yang tidak kuat.
Hal ini dikarenakan jarak antara ujung belt dengan belt yang dibolongi
terlalu dekat.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Setelah melaksanakan Praktek Lapangan Industri di PT PIP UPK Teluk
Sirih, Kota Padang, maka didapatkan kesimpulan yaitu:
Belt pada coal feeder sangat berperan penting bagi PLTU. Hal ini karena
belt ini befungsi sebagai pengantar batubara dari coal bunker diturunkan ke
coal feeder lalu dari coal feeder menuju furnace. Pemeliharaan belt coal
feeder juga sangat penting dilakukan, karena jika terjadi kerusakan pada belt
dapat memberhentikan proses operasi perusahaan.
Untuk menghindari hal yang demikian, jika terjadi kerusakan terhadap
belt coal feeder, maka cepat-cepat dilakukannya perbaikan pada belt tersebut
supaya tidak terjadi hal yang diinginkan diperusahaan perusahaan.
B. Saran
Setelah melakukan Praktek Lapangan Industri (PLI) di PT. PLN
Indonesia Power Unit Pembangkitan Teluk Sirih, Kota Padang didapatkan
saran sebagai berikut:
1. Menggunakan APD yang dapat melindungi diri dari berbagai macam
bahaya saat bekerja.
2. Jika belt coal feeder sudah banyak sambungan, maka belt harus
diganti dengan belt baru.
3. Diharapkan kepada perusahaan supaya memberi cadangan belt baru,
untuk berjaga-jaga jika terjadi kerusakan parah pada belt.

DAFTAR PUSTAKA
Aryudi. 2022. Pengoperasian Coal Feeder di PT. PJB UBJOM PLTU Tenayan.
Riau
http://eprints.undip.ac.id/47384/3/BAB_II.pdf

Anda mungkin juga menyukai