Keterangan:
Q : Kapasitas mesin yang diperlukan (BTU/jam)
Qtotal : Jumlah beban pendinginan (Btu/24 jam)
t : Jumlah waktu mesin bekerja (jam)
Walau telah dinyatakan jumlah waktu mesin bekerja, tetapi tetapi pada saat evaporator
diselimuti es (dalam batas-batas tertentu) mesin itu akan berhenti bekerja untuk
103
memberikan kesempatan agar es yang menempel pada sirip-sirip evaporator mencair
(defrost). Setelah selesai mencair semua, baru mesin itu bekerja lagi. Lapisan es itu
berasal dari uap air yang ada di dalam udara yang disirkulasikan, karena didinginkan
sampai di bawah titik bekunya maka uap air itu membeku. Dengan tertutupinya lalu
lintas sirkulasi udara melalui koil pendingin, maka koil pendingin itu jadi terisolasi,
sehingga daya guna koil pendingin itu menurun. Air hasil defrost dialirkan keluar
ruangan pendingin.
Defrost (pencairan bunga es) dilakukan secara berkala dengan jalan menaikkan
temperatur evaporator (koil pendingin) sampai di atas titik cairnya dan dipertahankan
sampai beberapa saat agar semua bunga es mencair dengan sempurna, juga memberikan
kesempatan untuk mengalir keluar ruangan. Dengan demikian usaha untuk
mendapatkan efek pendinginan yang dikehendaki tertunda dulu. Cara untuk mencairkan
bunga es itu adalah dengan jalan menghentikan kompresor bekerja, artinya membiarkan
temperatur evaporator berangsur-angsur naik akibat panas yang ada di dalam ruangan
dan bunga es mencair. Cara ini disebut sebagai “off-cycle defrosting”, pencairan bunga
es dengan jalan menghentikan kompresor bekerja. Karena panas yang digunakan untuk
mencairkan bunga es itu berasal dari udara di dalam ruangan, tentu saja waktu yang
dibutuhkan relative lama. Berdasarkan pengalaman para ahli untuk “off-cycle
defrosting” ini waktu maksimum yang diijinkan mesin beroperasi adalah 16 jam kerja
untuk sehari semalam yang 8 jam lagi untuk pencairan bunga es, artinya beban
pendinginan per 24 jam mesti dapat ditanggulangi oleh manusia selama 16 jam bekerja.
Bila ruangan pendingin dipertahankan pada temperatur di bawah 340F, cara
defrost “off cycle” tak dapat digunakan lagi sebab untuk mencairkan bunga es itu
diperlukan temperatur lebih tinggi dari 340F akibatnya dapat merusak produk yang
disimpan. Oleh sebab itu untuk temperatur di bawah 340F beberapa cara defrost
otomatis yang digunakan, antara lain dengan menggunakan pemanas buatan pada
evaporatornya baik dengan menggunakan pemanas listrik, menggunakan air atau
dengan mengalirkan ke dalam evaporator uap panas (hot gas) yang keluar dari
kompresor. Cara defrost itu dilakukan hanya dengan maksud agar pencairan bunga es
dapat dilakukan dengan cepat dan sempurna dibanding cara “off cycle”. Cara defrost
otomatis digunakan untuk sistem pendinginan yang bekerja maksimum antara 18-20
jam kerja/sehari semalam tergantung dari berapa kali defrost mesti dilakukan. Sekali
defrost memakan waktu berapa lama (menit) dan lain-lain. Secara umum satu kali
104
dalam waktu 18 jam. Pada sistim pengkondisian udara temperatur kerjanya sekitar 400F
tak diperlukan defrost karena kemungkinan adanya isolasi evaporator oleh lapisan es
kecil sekali. Oleh karena itu pada sistem pengkondisian udara direncanakan harus kerja
terus menerus dan beban pendinginan dihitung dalam BTU/jam.
106
penyimpanannya. Ada 2 macam aplikasi pendinginan yaitu pendinginan sementara dan
terus menerus. Pada sistem pendinginan terus menerus (chilling coolers) produk yang
telah didinginkan sampai mencapai temperatur tertentu, setelah itu produk disimpan di
ruangan penyimpanan dan coolers itu diisi lagi dengan produk baru. Dengan demikian
beban produk tetap ada yang merupakan bagian terbesar dari beban pendinginan total.
Contoh lainnya adalah pendinginan cairan ( liquid chilling). Sedangkan pada sistem
pengkondisian udara tidak ada beban yang terus menerus terjadi, di sini jumlah beban
pendinginan total selalu berubah dari minimal ke maksimum atau sebaliknya,
tergantung pada keadaan dan pemakaian.
4. Beban panas dari alat-alat (beban tambahan)
Selain berbagai beban di atas ada juga beban tambahan seperti misalnya pada
saat ada beberapa pegawai/operator yang bekerja untuk selang waktu tertentu, juga
adanya perlengkapan lain yang dipakai (lampu, kipas angin, dan lain lain). Pada sistem
pendinginan komersial beban tambahan ini kecil jumlahnya, tetapi pada sistem
pengkondisian udara justru besar jumlahnya. Baban panas dari manusia, peralatan,
dianggap sebagai beban terpisah. Aplikasinya misalnya di gereja, gedung, bioskop,
restaurant, dan lain lain.
Rongga udara
Karena jumlah perpindahan panas melalui bahan bahan yang non homogen, seperti
misalnya pada Gambar 6.1, akan bervariasi pemakaiannya dengan berlapis-lapis
material yang berlainan, maka faktor C nya harus dicari dengan suatu cara yang didapat
dari percobaan-percobaan. Tahanan panas dari suatu material merupakan kebalikan
(invers) dari kemampuan suatu bahan untuk mengalirkan panas. Oleh karenanya tahan
109
panas dari suatu tembok dapat dinyatakan sebagai rentetan dari beberapa koefisien
perpindahan panas. Tahanan panas suatu material (over-all thermal resistance) = 1/U.
tahanan panas untuk masing-masing bahan 1/k atau 1/C atau x/k. 1.k dan 1/C untuk
bahan tunggal (single material ) hanya dari satu sisi ke permukaan sisi lainnya, belum
termasuk tahanan panas lapisan udara (thin fil of air). Untuk mencari besarnya tahanan
panas untuk suatu aliran panas dari satu sisi dinding ke sisi lain, tahanan film udara
kedua sisi mesti diperhitungkan juga. Koefisien film udara untuk kecepatan angina rata-
rata dapat dilihat pada Tabel 6-5A (Lampiran 5, 163). Jika suatu tembok terdiri dari
beberapa lapisan material berbeda, maka total tahanan panasnya merupakan jumlah
tahanan dari masing-masing bahan yang tergabung dalam tembok itu termasuk juga
lapisan film udara.
1/U = 1/f1 + x/k1 + x/k2 + … + 1/fd (6-5)
Atau:
U=
Dimana :
1/f1 = harga 1/C (conductance ) dari permukaan lapisan sisi luar tembok, langit-langit,
lantai
Contoh 4:
Hitunglah harga faktor U untuk dinding yang terdiri dari lempengan-lempengan batu
campura setebal 12 inch, insulasi kayu gabus 5 inch, luarnya dilapisi plesteren semen
setebal 0,6 inch.
Jawab :
Dari tabel 6-4 didapat:
12 inch lempengan batu campuran C = 0,53
Insulasi kayu gabus k = 0,30
Plesteren semen k = 8,00
Dari tabel 6-5a didapat :
Permukaan dalam f d = 1,65
Permukaan luar f1 = 4,00
1/U = ¼ + 1/0,53 + 5/0,3 + 0,6/8 + 1/1,65
= 0,25 + 1,887 + 16,67 + 0,075 + 0,606
= 19,488
110
Jadi U = 1/19,488 = 0,051314 BTU/jam/der.F/ft2
Secara umum, lapisan bahan-bahan tembok kecuali insulasi mempunyai harga
1/C (conductance) yang kecil, akibatnya tentu mempunyai efek yang kecil pula. Oleh
karena itu pada instalasi pendingin yang kecil, lebih efisien kalau hanya dianggap
lapisan insulasi saja sebagai faktor U.
111
Ada 2 macam temperatur yaitu temperatur bola kering (dry bulb) dan temperatur
bola basah (wet bulb ), temperatur dry bulb biasanya lebih tinggi disbanding wet bulb-
nya. Gunanya ke 2 macam temperatur itu adalah untuk mengetahui property udara. Pada
pengukuran temperatur yang lazim dilakukan, adalah temperatur bola kering (dry-bulb).
113
Lantai 18 x 22 = 396 ft2
Faktor U dari tabel 6-1, 6-2, 6-3.
Untuk dinding bagian utara dan timur U = 0,079 BTU/jam/der.F/ ft2
Untuk dinding selatan dan barat = 0,045
Untuk lantai = 0,066
Untuk langit-langit = 0,079
Temperatur udara luar di Dallas pada musim panas, diambil dari dari tabel 6-6 adalah
920F. Temperatur tanah di Dallas, dari tabel 6-6A adalah sebesar 700F
Dinding Temp. Temp. Beda temp. Faktor Beda temp.
bagian luar dalam normal koreksi dari setelah
tabel 6-7 dikoreksi
Utara 80 35 45 0 45
Selatan 92 35 57 4 61
Barat 92 35 57 6 63
Timur 80 35 45 0 45
Langit- 80 35 45 0 45
langit
lantai 70 35 35 0 35
Dengan menggunakan persamaan 6-2, didapat :
Dinding utara 216 x 0,078 x 45 = 767,88 BTU/jam
Dinding barat 264 x 0,045 x 63 = 748,44 BTU/jam
Dinding selatan 216 x 0,045 x 61 = 592,92 BTU/jam
Dinding timur 264 x 0,079 x 45 = 938,52 BTU/jam
Langit-langit 396 x 0,079 x 45 = 1407,78BTU/jam
Lantai 396 x 0,066 x 35 = 914,76 BTU/jam +
5370,30 BTU/jam
Total beban panas = 5370,30 x 24 = 128887,2 BTU/jam
Untuk lemari pendingin yang kecil dapat dihitung dengan cara yang singkat,
demikian juga untuk lemari pendingin yang besar asal saja harga faktor U dan
perbedaan temperaturnya sama. Tabel 6-18 (Lampiran 18, 185) menunjukan faktor
beban panas (BTU/24 jam ft2 ) yang dibuat atas dasar tebalnya insulasi dinding dan juga
pada perbedaan temperatur dinding. Untuk mendapatkan beban panas dalam BTU/24
jam dengan cara singkat, kalikan saja jumlah total luas dinding bagian luar (termasuk
lantai dan langit-langit) dengan faktor panas dari tembok yang sesuai (tabel 6-18), jadi :
114
Beban panas dinding = luas permukaan bagian luar x faktor panas dari tembok.
Untuk mendapatkan faktor panas dari tembok yang sesuai dari tabel 6-18, carilah dulu
tebalnya insulasi ujung kiri tabel, kemudian bergeser kearah kanan untuk mencari beda
temperatur dinding dan didapat beban panas dinding dalam BTU/24 jam/ ft2
Contoh 6:
Anggap saja tembok-tembok lemari pendingin diisolasi dengan kayu gabus setebal 4
inch dan perbedaan temperaturnya diantara tembok-tembok adalah 550F. Dari tabel 6-18
didapat panas tembok-tembok sebesar 99 BTU/24 jam/ ft2
Dimana:
W = berat udara yang masuk ke ruangan pendingin selama 24 jam (lb/24 jam)
hl = enthalpy udara luar (BTU/lb)
hd = enthalpy udara dalam (BTU/ lb)
untuk menghitung jumlah udara, biasanya digunakan satuan ft3 dan jarang digunakan lb.
Untuk menghitung jumlah panas udara (ft3 ) luar yang masuk ke ruangan dapat dipakai
tabel 6-8A dan 6-8B (Lampiran 8, 171), karena pada kedua tabel ini tercantum berbagai
kondisi udara dalam dan udara luar. Dan untuk mencari jumlah beban panas dalam 24
jam, kita tinggal mengalikan jumlah udara yang mengalir masuk setiap 24 jam dengan
faktor yang tepat diambil dari tabel 6-8A dan 6-8B. Jika jumlah udara ventilasi
dinyatakan dalam satuan ft3 / menit (cfm) harus diubah dulu jadi ft3 /24 jam, dikalikan
60 lalu 24.
115
Contoh 7:
350 ft3/menit udara luar dipakai sebagai udara ventilasi. Temperatur udara dalam
dipertahankan pada temperatur 350F. sedangkan kondisi udara luar 850F dry bulb dan
humiditynya 50 %
Carilah beban panas dari udara dalam BTU/24 jam.
Jawab :
Jumlah udara dalam 24 jam = ft3 /menit x 60 x 24
= 350 x 60 x 24
= 504.000 ft3 /24 jam
Dari tabel 6-8A atas dasar temperatur ruang pendingin, temperatur udara masuk dan %
humidity, didapat jumlah panas/ ft3 sebesar 1,86 BTU/ ft3.
Jadi jumlah beban panas udara ventilasinyanya
= ft3 /24 jam x BTU/ ft3
= 504.000 x 1,86
= 937.440 BTU/24 jam
Selain udara ventilasi yang masuk ke dalam ruangan pendingin, juga udara infiltrasi
melalui pintu yang terbuka. Jumlah udara yang masuk ke dalam ruangan melalui
infiltrasi dalam waktu 24 jam tergantung dari ukuran dan likasi pintu, jumlah pintu,
sering tidaknya pintu itu dibuka, lamanya pintu terbuka, dan lain-lain. Karena
kombinasi faktor-faktor di atas sulit untuk dapat dihitung secara pasti, karena itu
diambil langkah praktis yaitu dengan cara memperkirakan sering tidaknya pintu itu
dibuka, lamanya pintu terbuka, volume bagian dalam dari ruang pendingin dan juga
jenis pemakaiannya.
Tabel 6-9A dan 6-9B (Lampiran 9, 172) adalah tabel perkiraan berapa kali
pergantian udara tiap 24 jam untuk berbagai ukuran kamar pendingin. Pada tabel-tabel
itu tercantum pemakaian rata-rata. Menurut buku Data ASHRAE pemakaian rata-rata
dan pemakaian yang sering adalah sebagai berikut:
Pemakaian rata-rata (biasa), pintu lemari ruang pendingin tidak terlalu sering
dibuka tutup, jumlah produksi yang disimpan jumlahnya tidak terlalu banyak,
Pemakaian yang sering (heavy usage ), biasanya dijumpai di restoran, pasar besar
dan ramai, dapur-dapur hotel yang temperatur sekelilingnya cukup panas dan
jumlah produk yang disimpan banyak dan sering keluar masuk.
116
Contoh 8:
Sebuah lemari pendingin besar berukuran 10 ft x 17 ft x 12 ft, di buat dari kayu gabus
setebal 4 inch yang ke 2 sisinya dilapisi kayu setebal 1 inch. Temperaturnya udara luar
950F dan kandungan uap air relatifnya 50 %. Temperatur dalam lemari dipertahankan
pada temperatur 350F dan pemakaiannya biasa biasa saja (rata-rata).
Carilah beban panas pertukaran udara (BTU/24 jam)
Jawab :
Karena tebal dinding lemari rata-rata 6 inch (4 inch + 2 inch x 1 inch) maka ukuran
dalam lemari berkurang 1 ft
Volume dalam lemari = 9 ft x 16 ft x 11 ft = 1584 ft3
Dari tabel 6-8A didapat beban tiap ft3 udara sebesar 2,49 BTU/ ft3 . Jadi jumlah panas
dari pertukaran udara adalah sebesar 21637,44 x 2,49 = 53877,2256 BTU/jam
Contoh 9:
Seribu dua ratus lb daging sapi tanpa lemak, bertemperatur 550F didinginkan pada
ruangan pendingin yang bertemperatur 25 0F dalam waktu 24 jam
Jawab :
Dari tabel 6-12 (Lampiran 12, 177), diketahui bahwa panas jenis untuk daging segar
tanpa lemak di atas titik bekunya adalah 0,75 BTU/0F.
117
Maka jumlah beban panas produk dapat dicari:
Q = 1200 x 0,75 x (55-35)
= 1200 x 0,75 x 20
= 18.000 BTU/24 jam
Perhatikan pada perhitungan di atas tidak ada sangkut pautnya dengan waktu yang 24
jam itu dan hasil yang didapat merupakan beban panas yang mesti dikeluarkan dari
ruang pendingin selama 24 jam. Jika waktu yang diinginkan kurang dari 24 jam, maka
beban total untuk 24 jam itu mesti di bagi dengan waktu operasi yang diinginkan, maka
persamaam di atas jadi berbentuk :
Q= (6-8)
Contoh 10:
Anggap saja soal pada di atas itu dikerjakan dalam waktu 6 jam kerja. Carilah jumlah
panas produk yang mesti dibuang tiap jam kerja.
Jawab :
Q=
Q=
Q= (6-10)
Secara umum faktor pendinginan mula ini tidak digunakan untuk perhitungan pada
bagian pembekuan sampai bagian akhir suatu proses pendinginan. Chilling rate faktor
digunakan hanya untuk pendinginan mula-mula saja (dari temperatur masuk sampai
dengan temperatur beku, atau temperatur ruang pendinginan jika temperatur ruang
pendinginannya di atas temperatur beku produk ), tetapi tidak digunakan pada ruang
penyimpanan karena temperatur produk masuk telah lebih rendah daripada temperatur
ruangannya sendiri. Pada ruang penyimpanan beban panas yang mesti diatasinya
relative kecil jumlahnya disbanding ruang pendingin yang digunakan untuk mengatasi
jumlah beban panas awal sampai dengan akhir.
M. Panas respirasi
Buah-buahan dan sayuran tetap hidup walaupun sudah dipanen dan disimpan
dalam ruangan pendingin, tetap mengalami perubahan alamiah, misalnya warnanya jadi
120
kuning dan lain-lain. Faktor yang lebih penting adalah perubahan yang dihasilkan akibat
respirasi ini adalah bahwa selama proses berlangsung oksigen dari udara bergabung
dengan karbo-hidrat yang terdapat di dalam jaringan-jaringan buah-buahan dan sayuran
dan akan menghasilkan karbo dioksida serta panas. Panas itu disebut panas respirasi dan
harus dianggap sebagian dari beban panas produk buah-buahan/sayuran yanf disimpan
dalam ruang pendingin. Jumlah panas respirasi tergantung pada jenis dan temperatur
produk. Panas respirasi untuk berbagai jenis buah-buahan dan sayuran dapat dilihat
pada tabel 6-14 (Lampiran 14, 181). Karena panas respirasi dinyatakan dalam
BTU/lb/jam, maka beban panas yang terjadi akibat panas respirasi didapat dengan
mengalikan berat produk total dengan panas respirasi dari tabel 6-14.
Q (BTU/24 jam) = berat jumlah produk (lb) x panas respirasi (BTU/lb/jam) x 24 jam
122