Anda di halaman 1dari 27

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN

JUDUL

Laporan PKL ini disusun untuk memenuhi ketentuan kurikulum


Jurusan Teknik Mesin Politeknik Negeri Malang

Oleh:

Kukuh Iman Muhammad (2031210150)

PROGRAM STUDI D III TEKNIK MESIN

JURUSAN TEKNIK MESIN

POLITEKNIK NEGERI MALANG

TAHUN 2022
PENGESAHAN

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN DI PT KALTIM


PRIMA COAL M1 BUILDING MINE SITE SANGATTA,
KUTAI TIMUR, KALIMANTAN TIMUR

Tentang

JUDUL MU GHES

Disusun oleh:

Nama : Kukuh Iman Muhammad

NIM : 2031210150

Jurusan : Jurusan Teknik Mesin

Konsentrasi : Perawatan

Judul :

Menyetujui, Malang, …. 2022

Dosen Pembimbing, Mahasiswa,

Nama Dosen Kukuh Iman Muhammad

NIP. NIM 2031210150.

Mengesahkan, Mengetahui,

Ketua Jurusan, KPS D III Teknik Mesin

Ir. Pipit Wahyu Nugroho, M.T. Lisa Agustriyana, S.T.,M.T.

NIP. 197005202002121002. NIP. 197508122003122001.


PENGANTAR

Dengan mengucapkan puji syukur atas kehadirat Allah SWT


atas segala limpaham rahmat, hidayah dan karunia-Nya sehingga kami
dapat menyelesaikan laporan kegiatan PKL(Praktek Kerja Lapangan)
di PT Kaltim Prima Coal ini dengan baik dan lancer. Kegiatan PKL
ini merupakan salah satu syarat kelulusan dari system pembelajaran
Diploma III (DIII) Jurusan Teknik Mesin Politeknik Negeri Malang.
Selain itu kegiatan ini juga berguna sebagai kesempatan mahasiswa
mengaplikasikan ilmu yang telah dipelajari di bangku kuliah ke Dunia
Usaha/Dunia Industri (DU/DI) yang dituju.

Pada kesempatan kali ini, ijinkan kami untuk menyampaikan


ucapan terima kasih kepada semua pihak yang telah mendukung,
memberi pembelajaran, bimbingan serta bantuannya sehingga
terselesaikannya laporan PKL ini, khususnya kepada:

1. Bapak ……., selaku Direktur Politeknik Negeri Malang;


2. Bapak Ir. Pipit Wahyu Nugroho, M.T. selaku ketua Jurusan
Teknik Mesin, Politeknik Negeri Malang;
3. Ibu Fina Andika Frida Astuti, S.T.M.T selaku koordinator
PKL Jurusan Teknik Mesin
4. …….. selaku dosen pembimbing PKL di Jurusan Teknik
Mesin, Politeknik Negeri Malang;
5. Bapak Hari Lelono Sasongko selaku pembimbing PKL di
PT Kaltim Prima Coal
6. Semua Pihak Lainnya yang tidak dapat penulis sebutkan satu
persatu, yang telah memberikan dukungan dalam bentuk
apapun demi terselesaikannya tugas Laporan Praktek Kerja
Lapangan ini.

Kami Menyadari bahwa penulisan laporan PKL ini masih


banyak kekurangan. Hal ini dikarenakan terbatasnya waktu, ilmu
maupun kekurangan dari penulis. Kami berharap laporan PKL ini
dapat memberi manfaat bagi kita semua terutama bagi rekan-rekan
mahasiswa Politeknik Negeri Malang.

Sangatta, 28 Juli 2022

Kukuh Iman Muhammad


DAFTAR ISI
DAFTAR GAMBAR
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Di era saat ini teknologi-teknologi sangat berkembang pesat. Teknologi
sangat dibutuhkan pada era saat ini. Orang berlomba-lomba melakukan
pembaruan teknologi atau menciptakan teknologi baru yang lebih canggih dan
lebih efisien dari teknologi sebelumnya. Oleh karena itu kita sebagai generasi
muda harus mengimbangi perkembangan teknologi yang sudah berkembang
dengan cara memahami sistem kerja teknologi yang sudah berkembang. Salah
satu cara agar kita memahami sistem kerja teknologi yang sudah berkembang
adalah dengan cara menempuh pendidikan teknik di suatu instansi. Suatu
instansi akan membantu kita dalam memahami suatu teknologi dengan
metodelogi pembelajaran salah satunya Praktek Kerja Lapangan (PKL).

Sistem Praktek Kerja Lapangan (PKL) sangat membantu bagi mahasiswa


dalam pengenalan berbagai macam teknologi yang sudah berkembang dan
pengenalan dunia industri guna mempersiapkan mahasiswa akan terjun
langsung ke dunia industri. Sistem Praktek Kerja Lapangan (PKL) juga sangat
membantu peserta dalam kegiatan ini agar peserta dapat memahami garis
besar sistem industri sehingga peserta jika sudah terjun ke lapangan dapat
beradaptasi dengan cepat. Dengan kegiatan ini mahasiswa diharapkan
menimba ilmu sebanyak-banyaknya dalam pelaksanaan Sistem Praktek Kerja
Lapangan (PKL).
1.2 Rumusan Masalah

Rumusan masalah yang akan dibahas pada laporan Praktek Kerja Lapangan
ini adalah:

1. Apa yang dimaksud dengan …..


2. Bagaimana cara kerja pada ……
3. Bagaimana perawatan dan perbaikan pada ……
1.3 Tujuan PKL
(Praktik Kerja Lapangan) merupakan praktik kerja yang dilaksanakan di
perusahaan atau industri yang berada diluar jadwal perkuliahan. Dalam hal
tersebut, PKL memiliki tujuan antara lain:

1.3.1. Tujuan Umum

1. Syarat untuk menyelesaikan SKS (Satuan Kredit Semester) untuk mata kuliah
kerja praktik lapangan dalam aturan akademis Program Studi D-III Teknik Mesin
Politeknik Negeri Malang.

2. Menciptakan hubungan yang baik antara Politeknik Negeri Malang dan PT


KPC (Kaltim Prima Coal).

3. Memberi pengetahuan dan wawasan kepada mahasiswa bagaimana proses yang


terdapat pada perusahaan, baik secara umum maupun secara khusus.

4. Mengukur kemampuan baik pengetahuan maupun keterampilan di dalam dunia


industri.

5. Melatih rasa tanggung jawab dan kedisiplinan didalam dunia industri.

1.3.2 Tujuan Khusus

1.4 Manfaat

Adapun manfaat yang didapat selama pelaksanaan PKL di di PT Kaltim


Prima Coal., dapat dibagi menjadi tiga bagian, yaitu manfaat bagi mahasiswa,
manfaat bagi Politeknik Negeri Malang dan manfaat bagi perusahaan.

1.4.1 Manfaat Bagi Mahasiswa

1.

2. Menambah wawasan tentang bagaimana proses yang ada di industry


secara langsung

3. Menumbuhkan dan memantapkan sikap professional yang diperlukan


bagi mahasiswa untuk memasuki dunia kerja
4. Meningkatkan dan memperluas keterampilan yang akan membentuk
kemampuan mahasiswa sebagai bekal untuk masuk dunia kerja

5. Dapat mengamati, mengembangkan, menggunakan, dan


membandingkan ilmu yang didapatkan di bangku kuliah dengan di
perusahaan

1.4.2 Manfaat Bagi Politeknik Negeri Malang

Manfaat yang diperoleh Politeknik Negeri Malang yaitu antara lain:

1. Mengetahui kemampuan mahasiswa dalam mengaplikasikan ilmu yang


didapatkan di bangku kuliah

2. Mampu meningkatkan hubungan baik dan kerjasama antara Politeknik Negeri


Malang dengan di PT Kaltim Prima Coal.

3. Sebagai bahan masukan dan evaluasi bagi Politeknik Negeri Malang dalam hal
kesesuaian kurikulum dan materi dengan kebutuhan kerja dari di PT Kaltim Prima
Coal.

1.4.3 Manfaat Bagi Perusahaan

Manfaat yang diperoleh perusahan yaitu antara lain:

1. Sebagai Sarana untuk mengetahui kualitas Pendidikan yang ada di


Program Studi Teknik Mesin Politeknik Negeri Malang
2. Memperoleh tenaga kerja yang sesuai dengan kualifikasi yang dibutuhkan
oleh perusahaan. Sebagai sarana untuk memberikan kriteria tenaga kerja
yang dibutuhkan oleh perusahaan.
1.4 Tempat dan Waktu Pelaksanaan

Adapun tempat dan waktu pelaksanaan Praktek Kerja Lapangan (PKL) adalah
sebagai berikut:

1. Waktu Pelaksanaan : 11 juli – 11 September 2022

2. Hari Kerja : Senin s.d Jum’at


3. Jam Kerja : 07.00 WITA s.d 16.00 WITA

4. Tempat : PT Kalim Prima Coal

5. Alamat : M1 Building Mine Site, Sangatta, Kutai Timur,


Kalimantan Timur – Indonesia

BAB II.

PROFIL PERUSAHAAN

2.1 Sejarah Singkat


PT. Kaltim Prima Coal (KPC) pertama kali didirikan tahun 1970
oleh Rio Tinto Indonesia yang dimiliki oleh Conzinc Rio Tinto Australia

(CRA) yang mencapai sebuah kesepakatan dengan British Petroleum (BP)


untuk melakukan kerjasama dalam hal kegiatan eksplorasi batu bara di
Indonesia. Pada tahun 1978 pemerintah Indonesia melakukan tender
ekplorasi batu bara untuk wilayah kalimantan timur dan kalimantan
selatan dengan mengundang perusahaan-perusahaan asing. Tahun 1982
PT. Kaltim Prima Coal menandatangani Perjanjian Karya Pengusahaan
Batu Bara (PKP2B) dengan Perum Tambang Batu Bara, yang sekarang
dikenal dengan PT Tambang Batu Bara Bukit Asam (PTBA), mewakili
pemerintah Indonesia. Perjanjian tersebut meliputi kegiatan eksplorasi,
produksi, dan pemasaran. Sampai dengan tahun 1989 KPC melaksanakan
kegiatan ekplorasi batu bara, konstruksi dimulai dengan total nilai
investasi sebesar US$ 570 juta. Kegiatan penambangan dimulai pada tahun
1990-sekarang, dan kegiatan pengapalan batu baru dimulai pada tahun
1991-sekarang.

Gambaran Logo Dari PT Cipta Makmur Pertiwi

(Sumber : Dokumen Pribadi)

Produksi batu bara di PT. Kaltim Prima Coal ditargetkan sebesar 7


juta ton per tahun di awal penambangannya, dan berhasil pada tahun 1
1992 sebesar 7,3 juta ton. Pada tahun 2000, jumlah batu bara yang
dihasilkan bisa mencapai 13,2 juta ton per tahun, pada tahun 2005
mencapai 27,5 ton per tahun, pada tahun 2015 mencapai 56,4 juta ton per
tahun. PT. Kaltim Prima Coal terus berkembang di setiap tahunnya.
Sampai tahun ini, kegiatan pertambangan batu bara di PT. Kaltim
Prima Coal dioperasikan oleh Divisi Mining Operation Division dan
beberapa kontraktor pertambangan. Beberapa lokasi pit yang dioperasikan
langsung oleh KPC di adalah Pit Lignite, Pit Bendili, Pit South Pinang, Pit
Bendili Prima, Pit Inul K, Pit Inul East, dan Pit Inul Middle. Sedangkan
pit-pit yang dioperasikan oleh kontraktor adalah Pit A, Pit B, dan Pit E
Bengalon Area oleh PT Darma Henwa; Pit Pelikan, dan Pit Kangguru oleh
PT Pama Persada; Pit Melawan dan Pit Peri oleh PT Thiess.

Luas area konsesi pertambangan KPC yang berlokasi di Sangatta,


Bengalon dan Rantau Pulung, Kalimantan Timur, Indonesia adalah 90.938
ha dengan kapasitas produksi 50 juta+ ton per tahunnya. Area konsesi
pertambangan batu bara yang telah dipercayakan oleh PT.KPC adalah
salah satu area konsesi terluas denga cadangan batu bara yang cukup besar
sehingga area operasional KPC telah ditetapkan sebagai salah satu Obyek
Vital Nasional (OBVITNAS) yang berperan strategis dalam mendorong
pertumbuhan ekonomi. PT. Kaltim Prima Coal berlokasi di M1 Building
Mine Site, Sangatta, Kutai Timur, Kalimantan Timur, Indonesia sebagai
kantor pusat, dan memiliki kantor perwakilan di Balikpapan, Samarinda,
dan Jakarta.

Perusahaan ini telah mendapatkan sertifikat PROPER emas untuk


tahun 2016/2017 dalam pengelolaan lingkungan hidup, diberikan oleh
kabupaten Kutai Timur, dan PROPER hijau diberikan oleh Kementrian
lingkungan hidup dan kehutanan. Mendapatkan sertifikat zero accident
dalam hal keselamatan yang diberikan oleh bupati kutai timur dan
gubernur kalimantan timur. Sampai saat ini PT. Kaltim Prima Coal
menjadi perusahaan tambang batu bara terbesar di Indonesia, dan
merupakan tambang batu baru open pit terbesar di dunia.

2.2 Visi dan Misi Perusahaan

2.2.1 Visi.
Menjadi Produsen batubara terkemuka Indonesia untuk memenuhi
kebutuhan dunia, yang memberikan nilai optimal bagi semua pemangku
kepentingan.

2.2.2 Misi.

1. Memupuk budaya yang mengutamakan keselamatan,


Kesehatan, dan lingkungan dalam segala Tindakan
2. Memelihara tatakelola perusahaan yang baik dan
mempromosikan perusahaan sebagai warga yang baik
3. Menyediakan lingkungan belajar untuk mencapa keunggulan
dan meningkatkan kesejahteraan
4. Mengoptimalkan nilai bagi semua pemangku kepentingan
5. Menyelenggarakan praktik pengelolaan dan operasi terbaik
untuk menghasilkan produk dan kinerja berkualitas tinggi
secara konsisten
2.3 Struktur Perusahaan

Demi menjamin kelancaran aktivitas di perusahaan, maka diperlukan suatu


koordinasi dari orang-orang dan kegiatan yang dilakukan, agar tidak terjadi
kekacauan dalam proses pelaksanaan tugasnya. Organisasi yang baik
tercermin dari struktur organisasi yang baik pula
BAB III

SISTEM PERAWATAN

3.1 Definisi Perawatan

Menurut Antony Corder (1992), perawatan adalah suatu kombinasi


dari setiap Tindakan yang dilakukan untuk menjaga suatu barang dalam
kondisi baik atau untu memperbaikinya sampai suatu kondisi yang bisa
diterima. Perawatan jua ditujukan untuk mengembalikan suatu sistem pada
kondisinya agar dapat berfungsi sebagaimana mestinya dan untuk
memperpanjang usia kegunaan mesin. Perawatan juga menyangkut usaha
pencegahan dan perbaikan.

Pekerjaan yang mendasar dilakukan dalam perawatan adalah


membersihkan peralatan dari debu maupun kotoran-kotoran. Debu ini yang
menjadi awal penyebab terjadinya proses kondensi dengan butiran air yang
terdapat pada udara. Apabila terjadi kondensasi maka lambat laun akan
merusak pada permukaan komponen mesin.

Manajemen perawatan dapat digunakan untuk membuat sebuah


kebijakan mengenai aktivitas perawatan, dengan melibatkan aspek teknis dan
pengendalian manajemen ke dalam sebuah program perawatan. Pada
umumnya, semakin tingginya aktivitas perbaikan dalam sebuah sistem,
kebutuhan akan manajemen dan pengendalian di perawatan menjadi semakin
penting.

Beberapa factor yang dapat mengakibakan kerusakan pada mesin


yang dioperasikan untuk menjalankan proses produksi perusahaan antara lain
yaitu: umur pemakaian mesin, cara pengoprasian dan lain-lain. Oleh karena
itu perlu perhatian khusus untuk memaksimalkan hasil atau produktifitas
dengaan cara melakukan perawatan dan perbaikan pada mesin. Pekerjaan
pertama yang paling mendasar dalam perawatan adalah membersihkan
peralatan dari debu maupun kotoran yang akan menjadi inti bermulanya
proses kondensasi dari uap air yang berada di udara.

Pada umumnya, perawatan yang dilakukan memiliki tujuan sebagai


berikut:

1. Memungkinkan tercapainya mutu produk dan kepuasan pelanggan


melalui penyesuaian, pelayan dan pengoprasian peralatan secara tepat.
2. Mencegah timbulnya kerusakan-kerusakan pada saat mesin sedang
beroperasi
3. Memaksimalkan umur kegunaan dari sistem.
4. Memelihara peralatan-peralatan dengan benar sehingga mesin atau
peralatan selalu berada pada kondisi tetap siap untuk operasi.
5. Meminimalkan biaya produksi total yang secara langsung dapat
dihubungkan dengan service dan perbaikan.
6. Meminimalkan frekuensi dan kuatnya gangguan-gangguan terahadap
proses operasi.
7. Memaksimalkan produksi dan sumber-sumber sistem yang ada.
8. Menyiapkan personil,fasilitas dan metodenya agar mampu
mengerjakan tugas-tugas perawatan.
Secara umum, ditinjau dari saat pelaksanaan pekerjaan perawatan, dapat
dibagi menjadi du acara, yaitu:

1. Perawatan yang terencana (Planned Maintenance).


2. Perawatan yang tidak terencana (Unplanned Maintenance).

Secara skematik pembagian perawatan bisa dilihat pada gambar berikut

3.2 Perawatan Tidak Terencana

Hanya ada satu jenis perawatan tak terencana yaitu perawatan darurat atau
Breakdown/Emergency. Dikenal sebagai jenis perawatan yang paling tua.
Aktivitas perawatan jenis ini adalah mudah untuk dipahami semua orang. Jenis
perawatan ini mengijinkan peralatan-peralatan untuk beroperasi hingga rusak total
(fail). Kegiatan ini tidak bisa ditentukan / direncanakan sebelumnya, maka
aktivitas ini juga dikenal dengan sebutan unscheduled maintenance.

Ciri-ciri jenis perawatan ini adalah alat-alat mesin dioperasikan sampai


rusak dan Ketika rusak barulah tenaga kerja dikerahkan untuk memperbaiki
dengan cara penggantian.

3.3 Perawatan Terencana

Perawatan Terencana adalah perawatan yang diorganisasi dan dilakukan


dengan pemikiran kemasa depan dengan membuat jadwal yang ditentukan untuk
melakukan perawatan, pengendalian dan pencatatan sesuai rencana yang telah
ditentukan.

1) Preventive Maintenance
Preventive Maintenance adalah deteksi dan Tindakan secara cepat pada

Ketidaknormalan perlatan sebelum mengakibatkan kerusakan atau kerugian. Dua


aktivitas dasar pada preventive maintenance adalah:

a. Pengecekan berkala pada peralatan.


b. Perbaikan secara terencana pada kerusakan.
Preventive Maintenance adalah setiap kegiatan yang dilakukan untuk
menjaga setiap alat/komponen berjalan sesuai dengan kondisi yang diharapkan,
melalui pemeriksaan, deteksi dan pencegahan kerusakan total yang tiba tiba
(Breakdown). Lalu mengapa semua peralatan (mesin) tidak dijalankan atau
dioperasikan saja sampai rusak dan kemudian baru diperbaiki.

Jawabnya adalah karena kerusakan itu dapat terjadi kapan saja


(unpredictable) bisa saja terjadi pada waktu yang sangat tidak menguntungkan,
mungkin juga mengakibatkan timbulnya korban pada pekerjanya, membuat
peralatan menjadi cepat aus, mengurangi produksi, dan yang jelas menjadikan
biaya perbaikan relative lebih mahal dibandingkan biaya pemeliharaan.

Perawatan pencegahan (Preventive maintenance), yaitu suatu kegiatan


inspeksi secara periodik untuk mendeteksi adanya tanda-tanda gangguan yang
akan mengakibatkan breakdown atau stop produksi; penurunan kondisi mesin atau
alat-alat kelengkapannya. Pemeliharaan penegahan ini dapat dijadikan sebagai
sistem deteksi terhadap mesin atau alat ebelumnya terjadi gangguan yang akan
mengakibatkan cacatnya hasil produksi serta kerugian lainnya yang
ditimbulkan.Untuk Preventive Maintenance sendiri terbagi menjadi beberapa jenis
kegiatan diantaranya sebagai berikut.

A. Pembersihan

Yaitu kegiatan pemeliharaan yang dilakukan menjaga kebersihan alat dari


debu, cemaran kontaminasi yang merupakan sumber awal dari terjadinya
kerusakan. Konsep pembersihan juga untuk memeriksa adanya cacat tersembunyi.

B. Pelumasan

Yaitu kegiatan pemeliharaan yang dilakukan untuk mengurangi gaya


gesekan yang terjadi pada komponen.

C. Pengencangan Baut
Dilakukan untuk memeriksa kondisi baut yang longgar atau terlepas yang
mungkin terjadi akibat dari getaran dari mesin itu sendiri dan juga memeriksa
apakah baut itu sesuai torsi yang digunakan.

D. Inspeksi

Yaitu kegiatan pemeliharaan secara periodik dengan melakukan


pemeriksaan terhadap kondisi mesin dan komponen terkaitnya termasuk di
dalamnya kegiatan pelumasan dan penyetelan.

E. Kalibrasi

Mendeteksi dan menyesuaikan setiap perbedaan dalam akurasi untuk


material atau parameter perbandingan untuk standar yang pasti.

F. Pengujian

Pengujian secara berkala (periodic) untuk dapat menentukan pemakian dan


mendeteksi kerusakan mesin dan listrik.

G. Penyesuaian

Membuat penyesuaian secara periodik untuk unsur variable tertentu untuk


mencapai kinerja yang optimal.

H. Service

Pelumasan secara periodic, pengisian, pembersihan, dan seterusnya, bahan


atau barang untuk mencegah terjadinya dari kegagaln yang baru. Juga
untuk mengoptimalkan kinerja mesin

I. Instalasi
Mengganti secara berkala batas pemakaian barang atau siklus waktu
pemakaian atau memakai untuk mempertahankan tingkat toleransi yang
ditentukan.

J. Alignment

Membuat perubahan salah satu barang yang ditentukan elemen variable


untuk mencapai kinerja yang optimal.

2) Corrective Maintenance

Corrective Maintenance adalah pemeliharaan yang dilakukan untuk


memperbaiki suatu bagian mesin (termasuk pembersihan, penyetelan dan
reparasi) yang telah terhenti untuk memenuhi suatu kondisi yang bisa
diterima. Perawatan corrective meliputi reparasi minor terutama untuk rencana
jangka pendek, yang mungkin timbul diantara pemeriksaan, overhaul
terencana misalnya overhaul tahunan atau dua tahunan. Suatu perluasan yang
direncanakan dalam rincian untuk jangka Panjang sebagai hasil pemeriksaan
pencegahan.

Corrective Maintenance sendiri terbagi menjadi beberapa kegiatan


diantaranya:

1. Perawatan Berhenti (Shut Down Maintenance)


Menurut Antony Corder (1992) Perawatan Berhenti (Shut Down
Maintenance) adalah perawatan yang hanya dapat dilakukan selama mesin
berhenti.
2. Perawatan Kerusakan (Break Down Maintenance)
Menurut Antony Corder (1992) Perawatan Keruasakan (Break Down
Maintenance) adalah suatu kegagalan yang dihasilkan karena ketidak
ketersediaan suatu alat.
Kegiatan yang dilakukan pada Perawatan Keruasakan (Break Down
Maintenance) adalah:
a. Minor Overhaul
Yaitu suatu kegiatan pemeliharaan berupa perbaikan-perbaikan
kecil pada suatu mesin atau peralatan terkaitnya (yang tidak ditemukan
Ketika pemeriksaan), terutama untuk rencana jangka pendek yang
mungkin timbul diantara pemeriksaan. Atau pembongkaran yang
dilakukan hanya Sebagian karena keruasakan yang terjadi belum
terlalu parah dan dapat diatasi dengan cepat, sebelum peralatan rusak
parah.
b. Major Overhaul
Yaitu kegiatan pemeliharaan berupa penggantian komponen mesin
secara serentak atau keseluruhan atau suatu perluasan kapasitas
produksi. Atau pembongkaran yang dilakukan secara keseluruhan yang
disebabkan karena kerusakan komponen yang begitu rumit.

3. Predictive Maintenance

Tipe pemeliharaan jenis ini lebih maju disbanding dengan dua tipe
sebelumnya. Ditandai dengan menggunakan Teknik-teknik mutakhir
(Advanced scientific techniques) termasuk statistic probabilitas untuk
memaksimalkan waktu operasi dan menghilangkan pekerjaan-pekerjaan
yang tidak perlu.

Selain terdapat banyak jenis perawatan, terdapat berbagai jenis istilah yang
umum dalam perawatan, yaitu:

1. Availability
Periode waktu dimana fasilitas/peralatan dalam keadaan siap untuk
dipakai/dioperasikan
2. Downtime
Periode waktu dimana fasilitas/peralatan dalam keadaan tidak
dipakai/dioperasikan.
3. Check
Menguji dan membandingkan terhadap standar yang ditunjuk.
4. Facility Register
Alat pencatat data fasilitas/peralatan, istilah lain bisa juga disebut
inventarisasi peralatan/fasilitas.
5. Maintenance Management
Organisasi perawatan dalam suatu kebijakan yang sudah disetujui
bersama.
6. Maintenance Schedule
Suatu daftar menyeluruh yang berisi kegiatan perawatan dan kejadian-
kejadian yang menyertainya.
7. Maintenance Planning
Suatu perencanaan yang menetapkan suatu pekerjaan serta metoda, peralatan,
sumber daya manusia dan waktu yang diperlukan untuk dilakukan dimasa yang
akan dating.
8. Overhaul
Pemeriksaan dan perbaikan secara menyeluruh terhadap suatu fasilitas atau
bagian dari fasilitas sehingga mencapai standar yang dapat diterima.
9. Test
Membandingkan keadaan suatu alat/fasilitas terhadap standar yang dapat
diterima.
10. User
Pemakai peralatan/fasilitas.
11. Owner
Pemilik peralatan/fasilitas.
12. Vendor
Seseorang atau perusahaan yang menjual peralatan/perlengkapan, pabrik –
pabrik dan bangunan- bangunan.
13. Efisiensi

Running Hours
=?
Running Hours+ DownTime
14. Trip
Mati sendiri secara otomatis (istilah dalam listrik).
15. Shut-in
Sengaja dimatikan secara manual (istilah dalam pengeboran minyak).
16. Shut-down
Mendadak mati sendiri / sengaja dimatikan.

3.3 Proses Perawatan


Tugas utama perawatan adalah untuk melakukan pemeliharaan, perbaikan
dari alat-alat, peralatan, mesin dan perlengkapannya serta semua unit yang
berhubungan dengan proses produksi atau kegiatan dengan penggunaan
sarana prasarana tersebut. Kegiatan-kegiatan tersebut meliputi:

a) Perawatan perlatan dan perlengkapan.

Kegiatan dari perawatan ini mencakup dalam pemeliharaan dan


perbaikan, agar mesin-mesin dan perlengkapan (sarana-prasarana)
yang berhubungan dengan kegiatan atau penggunaan sarana
prasarana tersebut selalu dalam keadaan kondisi yang baik. Dan
juga perlu pencatatan dari komponen yang mengalami kerusakan
sebagai dokumentasi dan sebagai pedoman untuk pernecanaan
perbaikan di waktu yang akan dating, (diagnosis kerusakan dibuat
dalam bentuk berita acara kerusakan).

b) Penggantian dan distribusi dari utilitas.

Pergantian atau distribusi utilitas ini adalah power supply dan


distribusinya karena mesin perkakas digerakkan oleh electromotor,
yang menggunakan sumber daya listrik. Dalam prose pemeliharaan
dan perbaikan terdapat pengelompokan kerja yaitu; bagian
perbaikan dan pemeliharaan mekanik dan bagian pemeliharaan dan
perbaikan kelistrikan.

Untuk pergantian utilitas dimaksudkan antara lain; komponen


dan pelumas (oli). Kebanyakan hanya terlibat dalam pekerjaan
utilitas ini dan untuk menjamin kelancaran bekerja, akan lebih baik
distribusi dan pergantian dari utilitas ini ditangani oleh bagian
perawatan.

c) Inspeksi dan pelumasan.

Kedua kegiatan ini berhubungan dengan kegiatan proses


produksi, kegiatan inspeksi adalah dalam rangka mencari data-data
Teknik untuk meningkatkan kinerja dalam perawatan. Dan untuk
kegiatan pelumasan sudah merupakan Tindakan pencegahan untuk
menghindari terjadinya keausan pada bidang-bidang yang
bergesekan dan bagian yang memerlukan suhu yang konstan
sehingga apabila oli pelumas tidak dikontrol maka mesin akan
cepat rusak sebelum waktunya.

3.4 Sistem Keselamatan Kerja


Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja atau biasa
disebut SMK3 adalah bagian dari sistem manajemen secara keseluruhan
yang meliputi struktur organisasi perencanaan, tanggung jawab,
pelaksanaan, prosedur proses dan sumber daya yang dibutuhkan bagi
pengembangan pencapaian, pengkajian dan pemeliharaan kebijakan
keselamatan dan Kesehatan kerja dalam rangka pengendalian risiko yang
berkaitan dengan kegiatan kerja guna terciptanya tempat kerja yang aman
(Permenaker No: PER. 05/MEN/1996).
Karyawan merupakan elemen penting bagi perusahaan dalam
rangka mencapai keberlanjutan di masa depan. Perusahaan
memprioritaskan investasi peningkatan kompetensi karyawan di setiap
jenjang dan fungsi yang sejalan dengan strategi bisnis. Kebijakan ini juga
diberlakukan untuk perumusan formulasi inisiatif renumarsi dan manfaat
bagi karyawan berbasis ketentuan perundangan yang berlaku. Komietmen
perusahaan untuk menciptakan kinerja Kesehatan dan Keselamatan Kerja
(K3) juga menjadi prioritas dengan tercapainya zero fatality accident.
Perusahaan mempunyai tanggung jawab menyediakan tempat
maupun fasilitas yang aman bagi karyawan dan mitra kerja agar terhindar
kejadian berbahaya pada kegiatan opreasional perusahaan dan operasi
pertambangan. Perusahaan berkomitmen mengelola Kesehatan dan
Keselamatan Kerja (K3) untuk mencegah penyakit dan kecelakaan akibat
kerja. Pengelolaan K3 sangat penting untuk memastikan aktivitas
perusahaan yang sehat, aman, dan nyaman. Kinerja K3 yang maksimal
berdampak signifikan pada jaminan kerja bagi karyawan dan mitra kerja.
Alat pelindung Diri (APD) adalah suatu alat yang mempunyai
kemampuan untuk melindungi seseorang yang fungsinya mengisolasi
Sebagian atau seluruh tubuh dari potensi bahaya ditempat kerja.
Penggunaan APD bertujuan untuk mencegah terjadinya kecelakaan
kerja/penyakit akibat kerja yang dapat megurangi dan menurunkan
produksi maupun minimalisasi kecelakaan kerja akibat adanya potensi
bahaya dan risiko bahaya.
3.5 Sistem Kendali Mutu
Dalam rekayasa dan manufaktur, pengendalian mutu atau
pengendalian kualitas melibatkan pengembangan sistem untuk
memastikan bahwa produk dan jasa dirancang dan diproduksi untuk
memenuhi atau melampui persyaratan dari pelanggan maupun produsen
sendiri. Sitem-sitem ini sering dikembangkan bersama dengan disiplin
bisnis atau rekayasa lainnya dengan menggunakan pendekatan lintas
fungsional.
Kendali mutu atau yang bisa juga disebut dengan quality control
adalah suatu proses penelitian produk selama proses produksi untuk
memperoleh standar kualitas yang ditentukan. Kendali mutu mencakup
pengawasan, Uji-tes, dan memeriksa semua proses produksi yang terlibat
dalam produksi suatu produk. Tim kendali mutu harus memastikan semua
standar kualitas terpenuhi oleh setiap komponen produk yang disediakan
produsen.
Proses pengendalian mutu dapat dilakukan secara manual atau
menggunakan teknologi, tergantung dari sektor industri mana kendali
mutu dilakukan. Kendali mutu juga dapat melibatkan pengembangan
sistem untuk memastikan bahwa produk yang diproduksi dapat memenuhi
persyaratan dari produsen agar bisa dipasarkan ke konsumen.

BAB IV
TUGAS KHUSUS

4.1 Tugas Khusus

Pada saat melakukan kegiatan Praktik Kerja Lapangan (PKL) di PT


Kaltim Prima Coal, saya diberikan tugas yaitu membuat model 3D Volvo towing
Bar dan melakukan perawatan dan perbaikan pada ………… . Beberapa
kerusakan

4.1.1 Tugas Desain Produk

Pada kesempatan yang telah diberikan PT Kaltim Prima Coal peserta


kegiatan Praktik Kerja Lapangan (PKL), saya di berikan tugas yang telah
dipercayakan kepada saya, salah satu tugas yang diberikan kepada saya adalah
membuat model 3D Towing Bar Volvo ADT menggunakan applikasi Solidworks.
Stress

Displacement
Strain

Anda mungkin juga menyukai