Anda di halaman 1dari 17

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT karena dengan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga mampu menuntun pikiran dan membantu kami dalam
menemukan gagasan dalam menyelesaikan laporan ini.

Penulisan ini disusun guna menjadi laporan atas diaadakannya kunjungan ke


lapangan. Kunjungan ini dilakukan untuk meninjau dan mempelajari secara langsung
mengenai perawatan pada sarana perkeretaapian.

Bahwa ilmu pengetahuan yang telah didapatkan dalam teori masih terasa
kurang terutama pemanfaatnya di lapangan oleh karena itu sangat perlu adanya
kegiatan kunjungan ke lapangan secara langsung guna untuk menambah ilmu
pengetahuan yang telah diperoleh dan memahami cara penerapan ilmu tersebut
dilapangan.

Kami menyadari sepenuhnya bahwa laporan yang kami buat ini masih terdapat
kekurangan, baik isi, penulisan, maupun sistematika. Oleh karena itu kami sangat
mengharapkan masukan berupa saran atau kritik dari semua pihak untuk perbaikan di
waktu yang akan datang yang bersifat membangun. Serta kami berharap semoga
laporan ini dapat bermanfaat bagi para pembaca umumnya dan penulis.

Penulis

DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Perkeretaapian merupakan suatu kesatuan yang terdiri dari sarana,
prasarana dan sumber daya manusia, serta norma, kriteria, persyaratan dan
prosedur untuk penyelenggaraan transportasi kereta api. Prasarana
perkeretaapian terdiri dari jalur kereta api, stasiun dan fasilitas operasi yang
mendukung jalannya operasi kereta api. Sarana perkeretaapian terdiri dari
lokomotif, kereta dan gerbong.
Ilmu mengenai bidang sarana perkertaapian telah berkembang namun
dalam pembelajaran masih terhalang oleh beberapa aspek diantaranya alat
peraga yang tidak sesuai dengan yang terdapat di lapangan. Selain itu
perbedaan yang dapat terjadi pada kondisi lapangan dengan teori yang telah
diajarkan. Oleh karena itu dirasa perlu adanya studi lapangan guna menunjang
ilmu yang telah disampaikan secara teori. Beberapa hal yang melatarbelakangi
kunjugan ini antara lain :
1. Terbatasnya pengetahuan tentang kondisi secara nyata karena
pembelajaran yang dilakukan hanya berada di dalam kelas.
2. Kurangnya fasilitas dan alat praktikum sebagai tempat penerapan teori
yang telah dipelajari sehingga perlu dilakukan kunjungan yang memenuhi
standar teori yang telah diajarkan.
3. Kurangnya pengetahuan mengenai studi lapangan sehingga perlu
diadakannya kunjungan untuk pengetahuan nyata.
4. Menambah pengetahuan mengenai perawatan sarana perkeretaapian dalam
menunjang sarana yang laik operasi.
5. Bergunanya pengenalan dan melihat langsung lapangan untuk
mengaplikasikan dasar teori yang telah didapatkan.
Selain hal-hal yang disebutkan diatas masih terdapat alasan lain perlunya
dilakukan kunjungan ini guna menambah pengetahuan mengenai mata kuliah
Pengujian Kelaikan Sarana dan Prasarana Perkeretaapian.
Stasiun Wojo merupakan stasiun kereta api kelas III/kecil yang terletak
di Dadirejo, Bagelen, Purworejo. Stasiun yang terletak pada ketinggian +14 meter ini
termasuk dalam Daerah Operasi VI Yogyakarta. Stasiun ini hanya terletak 135 m ke
arah utara jalan raya Purworejo-Wates dan merupakan stasiun kereta api yang
letaknya paling timur di Kabupaten Purworejo.Awalnya stasiun ini memiliki tiga jalur
kereta api dengan jalur 1 merupakan sepur lurus. Sejak beroperasinya jalur ganda di
segmen Kutoarjo–Yogyakarta pada tahun 2006-2007, tata letak stasiun ini diubah
dengan jalur 1 dijadikan sepur lurus hanya untuk arah Yogyakarta, dan jalur 2
menjadi sepur lurus baru untuk arah Kutoarjo. Bagi pecinta dunia fotografi kereta api,
titik pemotretan (spot) yang berada di stasiun ini menyajikan spot terbang (high
angle) karena jalur kereta api yang melewati stasiun ini diapit oleh dua buah bukit
sedang.
Sehubungan dengan beroperasinya Bandar Udara Internasional
Yogyakarta (Yogyakarta International Airport/YIA), stasiun ini mulai melayani
penumpang antarmoda. Di stasiun ini, penumpang yang hendak menuju ke YIA
dijemput menggunakan shuttle bus yang disediakan untuk menunjang pergerakan
penumpang dari dan menuju bandara. Bangunan stasiun ini telah selesai direnovasi,
antara lain dengan menambah peron tinggi berkanopi di jalur 3 dan area
penyeberangan antarperon untuk penumpang (crossing) di sisi tenggara
stasiun. Stasiun ini juga tetap melayani persusulan antarkereta api.

B. MAKSUD DAN TUJUAN


Maksud dan tujuan dari kunjungan ini adalah untuk melihat dan mempelajari
penerapan teori tentang perkeretaapian yang kami dapatkan pada saat di kelas,
seperti :
1. Mengetahui gambaran umum tentang kegiatan perawatan prasarana
perkeretaapian.
2. Mengetahui dengan langsung pengoperasian di stasiun.
3. Mengetahui jenis dan macam perawatan stasiun.

C. PELAKSANAAN KUNJUNGAN
Kunjungan ini dilaksanakan pada tanggal 1 Novemeber 2019 mulai dari pukul
07.30 WIB sampai dengan pukul 11.00 WIB yang berlokasi di Stasiun Wojo .

D. MANFAAT PENULISAN
Adapun manfaat yang dapat diambil dari pelaksanan kunjungan
1. Untuk lingkungan kami
Kunjungan ini menambah wawasan kami mengenai pengujian kelaikan
stasiun perkeretaapian yang telah kami dapat secara teori di dalam kelas.
Khususnya mengenai perawatan pada stasiun perkeretaapian.
2. Untuk lingkungan civitas akademika STTD dan masyarakat
Kunjungan ini diharapkan mampu menambah pengetahuan bagi orang lain
terutama civitas akademika yang berada di lingkungan Sekolah Tinggi
Transportasi Darat mengenai sarana perkeretaapian. Selain itu diharapkan
dapat menjadi referensi dalam pengerjaan tugas bagi civitas akademika
Sekolah Tinggi Transportasi Darat.

E. RUANG LINGKUP
Dalam penulisan ini kami membatasi penulisan dengan masalah antara lain :
1. Mengenai pemeliharaan prasarana perkeretaapian.
2. Mengetahui perawatan stasiun perkeretaapian.
3. Mengetahui pengoperasian kereta api di stasiun.

F. METODE PENGUMPULAN DATA


Metode pengumpulan data dilakukan dengan observasi dan penjelasan
langsung dari narasumber mengenai pengoperasian dan perawatan stasiun
serta dari sumber lain yang mendukung penjelasan yang telah diberikan.
BAB II
ISI
A. Sejarah Stasiun Wojo

Stasiun Kereta Api Wojo(WJ) atau yang selanjutnya disebut dengan Stasiun Wojo,
merupakan salah satu stasiun kereta api yang berada di bawah manajemen PT. Kereta
Api Indonesia (Persero) Daerah Operasi (Daop) 6 Yogyakarta yang berada pada
ketinggian + 14 m di atas permukaan laut, dan merupakan stasiun kereta api kelas III.

Bangunan Stasiun Wojo ini merupakan bangunan peninggalan masa Hindia Belanda.
Diperkirakan pembangunan stasiun ini bersamaan dengan pembangunan jalur rel
kereta api dari Yogyakarta-Maos yang dikerjakan oleh perusahaan kereta api milik
Pemerintah Hindia Belanda, Staatsspoorwegen (SS) pada tahun 1877 sebagai lanjutan
dari proyek jalur Solobalapan-Yogyakarta. Jalur sepanjang 155 kilometer ini,
pengerjaannya dimulai dari Yogyakarta di sebelah timur menuju ke Maos di sebelah
barat.

Stasiun ini memiliki 3 jalur dengan jalur 1 dan 2 sebagai sepur lurus, menuju ke
Stasiun Jenar ke arah barat dan menuju ke Stasiun Kedundang ke arah timur.
Sedangkan, jalur 3 merupakan jalur pendek dan buntu atau yang sering dikenal
dengan jalur Badug.

Stasiun kereta api kelas kecil yang berada paling tenggara di Kabupaten Purworejo
dan dekat dengan perbatasan Kabupaten Kulon Progo, Provinsi Daerah Istimewa
Yogyakarta ini, sudah tidak terlihat akan adanya aktivitas menaikkan maupun
menurunkan penumpang. Stasiun ini hanya untuk persusulan antarkereta api saja.
Dilihat sepintas, bangunan Stasiun Wojo ini memiliki kemiripan dengan Stasiun Solo
Kota (di Solo) dan Stasiun Sukoharjo dengan kekhasan berupa desain atapanya dan
ventilasi bulat dengan terali besi kotak-kotak.

B. Profil UPT Balai Yasa Yogyakarta

Profil UPT Balai Yasa Yogyakarta Lebih dikenal dengan sebutan Balai
Yasa Pengok (berdasarkan kampung tempat balai yasa itu berada), balai yasa ini
menjadi balai yasa terbesar di Indonesia. Balai yasa ini khusus digunakan untuk
perbaikan dan perawatan lokomotif diesel elektrik maupun hidraulik. Seluruh
lokomotif KAI mengalami perawatan dan pemeliharaan akhir (PA) maupun
semiperawatan akhir (SPA) di balai yasa ini. Balai Yasa Yogyakarta sudah mendapat
sertifikat ISO 9001:2008 dan bakal bekerja sama dengan General Electric dalam
proses perakitan dan pembuatan lokomotif diesel di Asia Tenggara Balai Yasa
Yogyakarta dibangun mulai tahun 1914 oleh Nederlands-Indische Spoorweg
Maatschappij (NIS) dengan nama Centraal Werkplaats. Setelah diambil alih oleh
Djawatan Kereta Api, Centraal Werkplaats ini diubah namanya menjadi "Balai
Karya", dan kini menjadi "Balai Yasa". Kegiatan semiperawatan akhir (SPA) untuk
lokomotif diesel elektrik di Balai Yasa Yogyakarta dilaksanakan apabila lokomotif
telah berdinas selama 2 tahun setelah dilakukan pemeliharaan akhir sebelumnya atau
sudah menempuh jarak 325.000 km. Sementara itu, kegiatan pemeliharaan akhir (PA)
lokomotif diesel elektrik dilaksanakan apabila lokomotif telah berdinas selama 4
tahun setelah pemeliharaan akhir sebelumnya atau sudah menempuh jarak 650.000
km. Untuk lokomotif diesel hidraulik, SPA dilakukan apabila sudah berdinas selama
12.000 jam dinas (sekitar 500 hari), sedangkan PA dilakukan apabila sudah berdinas
selama 24.000 jam dinas (sekitar 1.000 hari). Selain itu, Balai Yasa Yogyakarta
melayani perawatan kereta rel diesel elektrik. Sejak tahun 2014, Balai Yasa
Yogyakarta juga melayani pemeliharaan kereta pembangkit (P) maupun kereta makan
pembangkit (MP/KMP), termasuk di antaranya perbaikan generator hingga
pengecatan kereta. Kampung yang berhubungan dengan Perkeretaapian di sekitar
Balai Yasa Di belakang balai yasa ini, terdapat kampung permukiman penduduk yang
tersebar merata di Jalan Mutiara. Kampung ini diberi nama Pengok yang berasal dari
frasa bahasa Jawa mempeng mbengok. Namun versi lain menyebutkan bahwa Pengok
berasal dari bunyi suling lokomotif uap saat itu, "Ngook! ngook!", sehingga kampung
itu diberi nama Pengok. Selain itu, terdapat pula kampung yang erat hubungannya
dengan Perkeretaapian, yakni Klitren, yang tidak jauh dari Pengok. Istilah klitren
berasal dari bahasa Belanda koelitreinatau porter kereta api. Aset-aset di kampung itu
sebagian besar masih dikuasai oleh PT KAI, dan disewakan untuk warga yang tinggal
di situ.
C. Mekanisme Stasiun Wojo Sebagai Ka Bandara

Moda kereta api akan dihubungkan dengan Bandara Yogyakarta International Airport
(YIA) Kulon Progo. Nantinya akan ada rel kereta yang langsung masuk ke dalam
bandara.

Kereta menuju bandara Kulon Progo sebetulnya sudah ada dan beroperasi, namun
hanya melayani sampai Stasiun Wojo saja. Stasiun tersebut berjarak sekitar 6 km dari
bandara, atau sekitar 15 menit perjalanan darat.

Kereta bandara menuju Bandara Kulon Progo sendiri menghubungkan Stasiun


Maguwo hingga Stasiun Wojo. Setidaknya ada 4 stasiun tempat pemberhentian kereta
bandara ini sepanjang Maguwo hingga Wojo.

Pertama perjalanan akan dimulai dari Stasiun Maguwo, lalu kereta akan berhenti di
Stasiun Yogyakarta dan Stasiun Wates terlebih dahulu. Terakhir, kereta akan sampai
di Stasiun Wojo, bagi yang mau ke bandara di Stasiun Wojo sendiri dilengkapi shelter
Bus Damri.

Hingga saat ini, PT KAI masih mengenakan tarif promo untuk KA Bandara YIA yaitu
sebesar Rp15.000 per orang. Harga ini belum termasuk tiket shuttle minibus dari
Stasiun Wojo ke YIA. Adapun, penjualan tiket KA Bandara YIA masih dilakukan
secara go show mulai 3 jam sebelum keberangkatan.

KA Bandara YIA bisa kita dapati di sejumlah stasiun yaitu Stasiun Maguwo,
Yogyakarta, Wates, dan Wojo. Sebagai catatan, pemberhentian terakhir KA Bandara
YIA dari berbagai stasiun berada di Stasiun Wojo, bukan di YIA. Ini lantaran KA
Bandara YIA belum dapat menjangkau sampai ke terminal bandara. Oleh karena itu,
peran Stasiun Wojo menjadi kian strategis semenjak hadirnya bandara baru tersebut.
Dari sebelumnya berstatus bukan stasiun apa-apa, kini berubah menjadi stasiun
penghubung (hub) yang sangat strategis.

Dari Stasiun Wojo, calon penumpang pesawat yang hendak melanjutkan perjalanan
ke YIA bisa memilih sejumlah moda transportasi seperti Bus Damri dan kereta api
reguler seperti KA Solo Ekspress serta KA Prameks alias Prambanan
Express.Sejumlah moda transportasi lain seperti minibus yang dikelola oleh pihak
ketiga di Stasiun Wojo juga mulai tersedia mengantarkan penumpang ke Bandara
YIA. Perjalanan menggunakan Damri dari Stasiun Wojo ke YIA hanya sekitar 10—
15 menit, sedangkan bila dengan Prameks sekitar 10 menit. Adapun, jarak dari
Stasiun Wojo ke YIA sekitar 4,7 km.
Berikut ini adalah jadwal keberangkatan KA Bandara YIA dari berbagai stasiun,
dengan pemberhentian terakhir di Stasiun Wojo.

 Dari Stasiun Maguwo KA berangkat pukul 10.40 WIB dengan estimasi


perjalanan sekitar 60 menit menuju Stasiun Wojo. KA Bandara akan datang
lagi ke Stasiun Maguwo pukul 14.55 WIB.
 Dari Stasiun Tugu Yogyakarta KA datang pukul 10.49 WIB dan berangkat
pukul 10.52 WIB, dengan estimasi perjalanan sekitar 45 menit ke Stasiun
Wojo. KA akan datang lagi ke Stasiun Tugu pada pukul 14.43 WIB dan
kembali berangkat ke Stasiun Wojo pukul 14.46 WIB.
 Dari Stasiun Wates, KA datang pukul 11.13 WIB dan berangkat pukul 11.15
WIB, dengan estimasi perjalanan kurang dari 30 menit ke Stasiun Wojo. KA
akan datang lagi ke Stasiun Wates pada pukul 14.15 dan kembali
diberangkatkan ke Stasiun Wojo pada pukul 14.17 WIB.
Nantinya, pemerintah akan menambahkan pemberhentian baru langsung di dalam
bandara. Jalur yang akan dibuat sepanjang 5,7 km, terdiri dari 5 km elevated alias rel
layang sisanya rel datar menapak tanah.

Ada jalur KA ke YIA ini akan jadi jalur baru. Jalurnya, sepanjang 5,7km, dan akan
masuk bandara dari Stasiun Wojo. Nanti akan di mix 5 km elevated, 750 m sisanya at
grid, pengerjaannya 2019-2020, baru akan mulai di operasikan pertama kali pada
tahun 2021.
Berikut ini adalah jadwal kereta api penumpang yang berhenti di Stasiun Wojo per
Agustus 2019 (revisi Gapeka 2017).

No. KA KA Tujuan Kelas Tiba Berangkat

Tegal
Eksekutif &
7079/7082/7 Joglosemarke (TG) bersambung Solo
Ekonomi AC 07.51 07.53
089 rto Balapan (SLO)-
Plus
Yogyakarta (YK)

Komuter
13093 Solo Ekspres Kutoarjo (KTA) 10.23 10.25
Eksekutif

Komuter
KA Bandara
D6 11227 Wojo (WJ) Eksekutif 11.26 -
YIA
Bandara

Komuter
11630 Solo Ekspres Solo Balapan (SLO) 11.30 11.32
Eksekutif

Solo Balapan
Eksekutif &
7081/7080/7 Joglosemarke (SLO) bersambung Se
Ekonomi AC 13.12 13.14
083 rto marang Tawang
Plus
(SMT)

Komuter
KA Bandara
D6 11216 Maguwo (MGW) Eksekutif - 14.04
YIA
Bandara

Komuter
13160 Solo Ekspres 18.43 18.45
Eksekutif

Solo Balapan (SLO)


Prambanan
Komuter
268 Ekspres 19.12 19.14
Ekonomi
(Prameks)
D.Fasilitas Di Stasiun

Fasilitas di stasiun Wojo termasuk lengkap seperti: faslitas kebersihan,fasilitas


disabilitas,keamanan,informasi,intermoda change,toilet,serta tempat parkir.Berikut
beberapa gambar fasilitas yang ada di stasiun Wojo

FASILITAS KEBERSIHAN

Tempat sampah adalah salah satu fasilitas kebersihan yang digunakan sebagai wadah
sampah agar tidak tercecer

FASILITAS INFORMASI

1.Papan Jadwal
2.Papan Nama Stasiun

3.Peta Jalur KA Jawa

Fasilitas informasi seperti:

1.Jadwal keberangkatan,berfungsi sebagai pemberitahuan kepada penumpang tentang


kedatangan dan tibanya kereta api selanjutnya.

2.Papan nama stasiun,berfugsi sebagai identitas stasiun dan nama daerah stasiun
tersebut berada

3.Peta jalur KA Jawa,berfungsi sebagai petunjuk jalur kereta yang beroprasi di daerah
sekitaran Jawa
FASILITAS DISABILITAS

1.Kursi roda

Kursi roda digunakan bagi penumpang yang mengalami disabilitas

2.Jalur khusus roda

Jalur ini hanya digunakan bagi alat yang menggunakan roda agar lebih lancer
pergerakannya
INTERMODA CHANGE FACILITY

1.Bus DAMRI

Bus ini digunakan setelah penumpang sampai di stasiun wojo untuk melanjutkan
perjalanan ke bandara YIA.

PARKING AREA

Tempat parkir ini disediakan sebagai tempat meletakan kendaraan penumpang


ataupun penjemput.
FASILITAS KEAMANAN

1.POLSUSKA

POLSUSKA adalah orang yang bertugas untuk menjaga keamanan di sekitar stasiun

2.ALAT PEMADAM

Alat ini digunakan apabila terjadi kebakaran pada stasiun dalam skala kecil
RUANG PEGAWAI DAN AREA TUNGGU

Ruang ini berfungsi sebagai tempat bekerjanya para pegawai kereta api dan meletakan
dokumen penting tentang stasiun.Di gambar tersebut terdapat ruangan seperti ruangan
PPKA,keamanan,dan kepala stasiun.Area tunggu berfugsi sebagai tempat penumpang
untuk menunggu kedatangan kereta atau pun penjemput penumpang.
BAB III
PENUTUP

Stasiun Wojo merupakan stasiun kereta api kelas III/kecil yang terletak di Dadirejo,
Bagelen, Purworejo. Stasiun yang terletak pada ketinggian +14 meter ini termasuk
dalam Daerah Operasi VI Yogyakarta. Stasiun ini hanya terletak 135 m ke arah
utara jalan raya Purworejo-Wates dan merupakan stasiun kereta api yang letaknya
paling timur di Kabupaten Purworejo. Stasiun ini untuk sementara digunakan sebagai
stasiun untuk calon penumpang yang akan atau dari Bandara Yogyakarta International
Airport,karena stasiun ini merupakan stasiun terdekat dari bandara tersebut. Untuk
nantinya untuk kereta dari arah Yogyakarta akan masuk langsung ke Stasiun Bandara
YIA sedangkan untuk dari arah purwokerto masih berhenti di Stasiun Wojo dan
menggunakan shuttle bus menuju bandara. Untuk kedepannya perlu penambahan rute
KA agar banyak orang menggunakan kereta api untuk menuju bandara baru tersebut.

Anda mungkin juga menyukai