Anda di halaman 1dari 38

Materi kuliah ke-4

Oleh : Marwanto, ST, MT

Metode Pengukuran Jarak


Ada beberapa metode pengukuran jarak yang
dapat dilakukan, antara lain :
(1). Dengan metode kira-kira
Metode ini digunakan untuk menentukan jarak
secara kasar, yaitu melakukan kira-kira, misalnya
dengan pandangan secara fisual, melalui waktu
tempuhdan kecepatan jalan atau kendaraan.
Contoh :
Waktu tempuh antara kota A dan B = 2,5 jam
Kecepatan kendaraan rata-rata 60 km/jam
Jarak antara kota A dan B = 2,5 jam x 60 km/jam
= 150 km
ILMU UKUR TANAH
JURUSAN TEKNIK SIPIL STTNAS YOGYAKARTA

Marwanto, ST,
MT

(2). Dengan Metode Langkah (Pacing)


Metode ini juga tergolong kasar, yaitu dilakukan
dengan menghitung langkah antara titik-titik
yang diukur dan mengetahui standar panjang
langkah dari pelaksana.
Jarak diperoleh dengan mengalikan jumlah
langkah antara titik yang diukur dengan panjang
langkah yang bersangkutan.
Contoh :
Antara titik A dan B ditempuh dengan 120
langkah
Rata-rata panjang langkah = 60 cm
Jarak antara titik A dan B = 120 langkah x
60cm/langkah = 7.200 cm = 72 m
ILMU UKUR TANAH
JURUSAN TEKNIK SIPIL STTNAS YOGYAKARTA

Marwanto, ST,
MT

(3). Metode Skala Peta


Metode
ini
juga
tergolong
kasar,
yaitu
menentukan jarak dari peta.
Dengan mengetahui jarak lurus atau jarak jalur
yang menghubungkan antara dua titik dan skala
petanya, maka jarak lurus atau jarak sesuai jalur
dapat dihitung, dengan persamaan berikut :
Jarak di lapangan (sebenarnya) antara dua titik =
jarak di peta x skala peta
Contoh :
Jarak antara dua titik di peta = 6,2 cm
Skala peta 1 : 25.000, maka
Jarak sebenarnya antara dua titik itu = 6,2 cm x
25.000 = 155.000 cm = 1,55 km
ILMU UKUR TANAH
JURUSAN TEKNIK SIPIL STTNAS YOGYAKARTA

Marwanto, ST,
MT

(4). Pengukuran Jarak Dengan Odometer


Metode pengukuran jarak dengan Odometer merupakan
metode sederhana hampir mirip dengan metode langkah,
yaitu mengukur jarak dengan menghitung jumlah putaran
roda yang kelilingnya diketahui, bila roda tersebut
digelindingkan antara dua titik pengukuran.
Jarak dihitung dengan persamaan berikut :
Jarak = Jumlah putaran roda x keliling roda
Contoh :
Antara titik A dan B ditempuh dengan 120 putaran
Keliling lingkaran = 60 cm
Jarak antara titik A dan B = 120 putaran x 60cm/putaran =
7.200
cm = 72 m
Alat ini sangat praktis untuk mengukur jarak suatu jalur
dimana jalurnya berbelok-belok dan naik turun, seperti halnya
jalur jalan dalam rangka pengaspalan atau pada pengukuran
luas lahan bergelombang dan bentuk petakannya tidak
beraturan.
5
ILMU UKUR TANAH

JURUSAN TEKNIK SIPIL STTNAS YOGYAKARTA

Marwanto, ST,
MT

(5). Pengukuran Jarak Dengan Meteran


Pengukuran jarak dengan meteran biasa
disebut
dengan
istilah
Taping,
yaitu
pengukuran jarak menggunakan tape atau pita
ukur berupa rol meter atau rantai ukur.
Rol meter merupakan alat yang paling umum
digunakan.
Cara melakukan pengukuran dengan meteran
ini ditentukan berdasarkan :
(a) Kondisi lahan, miring atau datar
(b) Jarak yang dikehendaki, jarak
mendatar
atau jarak miring
ILMU UKUR TANAH
JURUSAN TEKNIK SIPIL STTNAS YOGYAKARTA

Marwanto, ST,
MT

5.1. Pengukuran jarak mendatar


(a) Pada lahan datar
Pengukuran jarak mendatar pada lahan datar relatif lebih
mudah dibanding dengan pada lahan miring. Caranya dapat
dilakukan sbb:
a.Pasang atau letakan angka nol meteran ke patok di titik 1
b.Tarik atau rentangkan rol meter ke titik 2, selurus dan
sedatar mungkin dengan tarikan yang cukup, sehingga
meteran tidak melengkung .
Pada lahan atau objek yang diukur datar dan rata pita ukur
dapat ditempelkan pada permukaan objek yang diukur
tersebut tapi bila tidak rata, maka meteran harus
direntangkan dengan jarak tertentu dan sejajar dengan ratarata permukaan lahan atau objek yang di ukur.
c.Letakan/impitkan pita meteran ke patok di titik 2.
d.Baca angka meteran yang tepat dengan patok di titik 2 tsb.
Bacaan ini menunjukkan jarak antara titik 1 dan titik 2 yang
diukur.
ILMU UKUR TANAH
JURUSAN TEKNIK SIPIL STTNAS YOGYAKARTA

Marwanto, ST,
MT

(b) Pada lahan miring


Pengukuran jarak mendatar pada lahan miring
tidak sesederhana seperti pada lahan datar.
Ada 3 metode memperoleh jarak mendatar
dengan meteran yaitu :
(1) Metode Koreksi
Metode ini hanya digunakan untuk pemperoleh
data secara kasar. Pada metode ini yang diukur
adalah jarak miringnya dan untuk memperoleh
jarak mendatar dilakukan koreksi, seperti terlihat
pada Tabel 1.1.

ILMU UKUR TANAH


JURUSAN TEKNIK SIPIL STTNAS YOGYAKARTA

Marwanto, ST,
MT

ILMU UKUR TANAH


JURUSAN TEKNIK SIPIL STTNAS YOGYAKARTA

Marwanto, ST,
MT

(2) Metode Taping Bertingkat


Metode ini digunakan untuk mengukur jarak yang
cukup jauh, sehingga pengukuran pada jarak
tersebut dilakukan pengukuran per segmen dan
pada setiap kali melakukan dilakukan sebagai
berikut :
a.Sampai mendekati titik akhir pengukuran
dilakukan dengan jarak yang sama, misalnya 25
m.
b.Pada setiap ujung meteran digunakan untingunting .
c.Contoh dapat dilihat pada Gambar berikut.

ILMU UKUR TANAH


JURUSAN TEKNIK SIPIL STTNAS YOGYAKARTA

Marwanto, ST,
MT

10

Jarak mendatar AB = 3 x 25 m + 7m =
82 m
(3) Breaking Taping
Metoda ini caranya hampir sama dengan Taping
Bertingkat, bedanya jarak pada setiap kali
pengukuran tidak harus sama. Pada lahan berlereng
heterogen metoda ini lebih cocok digunakan dari
pada metode Taping Bertingkat
ILMU UKUR TANAH
JURUSAN TEKNIK SIPIL STTNAS YOGYAKARTA

Marwanto, ST,
MT

11

Catatan :
Kesalahan yang umum terjadi pada pengukuran
jarak dengan meteran, antara lain :
1)Tarikan meteran tidak sempurna, sehingga terjadi
lenturan/ melengkung .
2)Meteran tidak sempurna lurus.
3)Pemasangan patok tidak tepat dengan bacaan
angka meteran atau sebaliknya.
4)Salah menghitung jumlah patok.
5)Salah menetapkan angka nol meteran.
6)Salah baca angka atau satuan angka.
7)Salah mencatat hasil bacaan.
8)Tidak menggunakan nivo dan unting-unting pada
pengukuran lahan miring
ILMU UKUR TANAH
JURUSAN TEKNIK SIPIL STTNAS YOGYAKARTA

Marwanto, ST,
MT

12

Untuk mengetahui tingkat ketelitian atau akurasi


dari hasil pengukuran jarak dengan meteran
ataupun
odometer
sebaiknya
pengukuran
dilakukan bolak-balik, sehingga diperoleh dua data.
Dari dua data ini dapat diketahui tingkat
ketelitiannya, yaitu dapat dilihat dari angka ratio
kesalahan tidak melebihi 1/5000 atau dari nilai
kesalahan yang diperbolehkan.
Ratio kesalahan dapat dihitung dengan persamaan
berikut :
ratio kesalahan = p : rp
dimana: p = selisih kedua hasil pengukuran
rp = rata-rata dari kedua hasil
pengukuran
ILMU UKUR TANAH
JURUSAN TEKNIK SIPIL STTNAS YOGYAKARTA

Marwanto, ST,
MT

13

Contoh :
Hasil pengukuran ke 1 = 984,65 m
Hasil pengukuran ke 2 = 984,39 m
Selisih (p) =
0,26 m
Rata-rata (rp) = 984,52 m
Ratio kesalahan = 0,26 : 984,52 = 1 : 3785
Kesimpulan ratio kesalahan ini lebih besar dari
ketentuan, maka pengukuran harus diulang
kembali
Sementara berdasarkan nilai kesalahan yang diperbolehkan
dapat ditentukan berdasarakan persamaan berikut :
a.Untuk tanah datar : s = 0,008 V D + 0.0003 D + 0,05
b.Untuk tanah landai : s = 0,010 V D + 0.0004 D + 0,05
c.Untuk tanah curam : s = 0,012 V D + 0.0005 D + 0,05
Dimana s adalah selisih kedua pengukuran yang
diperbolehkan dan D adalah jarak yang diukur, keduanya
dalam satuan meter
ILMU UKUR TANAH
JURUSAN TEKNIK SIPIL STTNAS YOGYAKARTA

Marwanto, ST,
MT

14

(6). Pengukuran dengan stadia


Pengukuran dengan stadia atau dikenal juga
dengan istilah pengukuran jarak optik dilakukan
dengan menggunakan teropong, dimana di dalam
teropong
tersebut
pada
lensa
objektifnya
dilengkapi dengan 2 garis horizontal yang disebut
benang stadia.
Alat yang dilengkapi dengan fasilitas ini adalah
waterpas dan teodolit.
Metode pengukuran dengan alat ini akan di bahas
di perkuliahan berikutnya.

ILMU UKUR TANAH


JURUSAN TEKNIK SIPIL STTNAS YOGYAKARTA

Marwanto, ST,
MT

15

(7). Pengukur Jarak Elektronik


Alat yang lebih modern lagi dari waterpas dan
teodolit adalah EDM (Electric Distance Meter )
yaitu alat ukur yang menggunakan gelombang
elektronik.
Alat terdiri dari transmitter sebagai sumber listrik
dan reseiver sebagai penangkap gelombang listrik
yang dipancarkkan tadi dan dikembalikan oleh
cermin kristal yang dipasang di titik pengukuran
lainnya.

ILMU UKUR TANAH


JURUSAN TEKNIK SIPIL STTNAS YOGYAKARTA

Marwanto, ST,
MT

16

ILMU UKUR TANAH


JURUSAN TEKNIK SIPIL STTNAS YOGYAKARTA

Marwanto, ST,
MT

17

METODE PENENTUAN POSISI HORIZONTAL


Metode Polar :
Menentukan satu titik koordinat yang diikatkan pada satu
titik yang sudah diketahui koordinatnya
Metode Mengikat Kemuka :
Menentukan satu titik koordinat yang diikatkan pada dua
titik yang sudah diketahui koordinatnya
Metode Mengikat Kebelakang :
Menetukan satu titik koordinat yang diikatkan pada tiga titik
yang sudah diketahui koordinatnya
Poligon :
Menentukan banyak titik koordinat yang diikatkan pada satu
atau beberapa titik yang sudah diketahui koordinatnya
ILMU UKUR TANAH
JURUSAN TEKNIK SIPIL STTNAS YOGYAKARTA

Marwanto, ST,
MT

18

METODE POLAR
Arah Utara

ab

dab

ab

B?

ab
A (Xa, Ya)

Apabila diketahui koordinat


titik A (Xa, Ya) dan hasil pengukuran ab dan dab
Hitung : Koordinat titik B ?
Penyelesaian :
Xb = OB
Xb = OA + AB
Xb = Xa + Xab
Yb = BB
Yb = BB + BB
Yb = Ya + Yab

Sin ab =

X ab
X ab = d ab Sin ab
d ab

Xb= Xa + dab Sin ab

Cos ab =

Yab
Yab = d ab Cos ab
d ab

Yb= Ya + dab Cos ab

ILMU UKUR TANAH


JURUSAN TEKNIK SIPIL STTNAS YOGYAKARTA

Marwanto, ST,
MT

19

LATIHAN SOAL

METODE POLAR
1. Diketahui : Koordinat Titik 18 (-1033,56; +964,07)
d18-17 = 2986,08m
18-17 = 74o2234
Soal : Koordinat Titik 17 ?
2. Diketahui : Koordinat Titik 14 (-1003,65; +1467,97)
d14-21 = 2280,71m
14-21 = 99o1935 Soal : Koordinat Titik 21 ?
3.

Diketahui : Koordinat Titik 31 (+1044,69; +866,13)


d31-22 = 3058,40m
31-22 = 229o3525 Soal : Koordinat Titik 22 ?

4. Diketahui : Koordinat Titik 16 (+871,44; -1629,81)


d16-15 = 3783,73m
16-15 = 320o1632 Soal : Koordinat Titik 15 ?

ILMU UKUR TANAH


JURUSAN TEKNIK SIPIL STTNAS YOGYAKARTA

Marwanto, ST,
MT

20

CONTOH HITUNGAN KOORDINAT

ILMU UKUR TANAH


JURUSAN TEKNIK SIPIL STTNAS YOGYAKARTA

Marwanto, ST,
MT

21

METODE MENGIKAT KEMUKA


Pada dasarnya metode
mengikat kemuka adalah
U
penentuan sebuah titik
yang akan dicari
koordinatnya melalui 2
pr
buah titik yang sudah
P

diketahui koordinatnya. (Xp;Yp)


Misalnya kita akan menentukan koordinat titik R
yang diukur dari Titik
P(Xp;Yp) dan Q(Xq;Yq).
Alat ditempatkan di kedua
titik yang sudah diketahui
ILMU UKUR TANAH
JURUSAN TEKNIK SIPIL STTNAS YOGYAKARTA

R?
U

dpr
pq

dqr

qr
dpq

Q
(Xq;Yq)
qp

Marwanto, ST,
MT

22

METODE MENGIKAT KEMUKA


1. Hitung sudut =180o -
2. Hitung pq dan dpq

R?
U

Tg pq

Xq - Xp
=
Yq - Yp

pq didapat

pr
P
Xq-Xp (Xp;Yp)

Xq Xp
d pq =
d pq
Sin pq

Sin pq =

Cos pq =

Yq Yp
Yq-Yp
d pq =
d pq
Cos pq

dpr

pq
qr dqr
dpq

Q
(Xq;Yq)
qp

Diperoleh dpq rata-rata


ILMU UKUR TANAH
JURUSAN TEKNIK SIPIL STTNAS YOGYAKARTA

Marwanto, ST,
MT

23

METODE MENGIKAT KEMUKA


3. Dengan rumus sinus dalam segitiga PQR
hitung panjang sisi dpr dan sisi dqr

d pq
Sin
d pq
Sin

d pr
Sin
d qr
Sin

d pr
d qr

4. Hitung pr dan

d pq

Sin

sin
d pq
sin

Sin

qr

pr = pq -
qr = qp + - 360
karena qp = pq + 180
ILMU UKUR TANAH
JURUSAN TEKNIK SIPIL STTNAS YOGYAKARTA

pr
P
(Xp;Yp)

R?

dpr

pq
qr dqr
dpq

Q
(Xq;Yq)
qp

maka qr = pq + 180
Marwanto, ST,
MT

24

METODE MENGIKAT KEMUKA


5. Hitung Koordinat Titik R

XR1 = Xp + dpr Sin pr


YR1 = Yp + dpr Cos pr

dan
XR2 = Xq + dqr Sin qr
YR2 = Yq + dqr Cos qr

.
U

pr
P
(Xp;Yp)

R?

dpr

pq
qr dqr
dpq

Q
(Xq;Yq)
qp

XR rata-rata dan YR rata-rata


ILMU UKUR TANAH
JURUSAN TEKNIK SIPIL STTNAS YOGYAKARTA

Marwanto, ST,
MT

25

LATIHAN SOAL MENGIKAT KEMUKA


Diketahui : Koordinat titik-titik sbb :
A(-1246,78; +963,84)
B(+1091,36; -1144,23)
=56 1516
A
Sudut-sudut yg diukur : (-1246,78;+963,84)
= 56o1516
= 62o38 42
Hitung :
Koordinat titik C dengan metoda
mengingat kemuka !

C?

ILMU UKUR TANAH


JURUSAN TEKNIK SIPIL STTNAS YOGYAKARTA

=62o3842

B
(+1091,36;-1144,23)

Marwanto, ST,
MT

26

METODE MENGIKAT KEBELAKANG


Menentukan suatu titik baru dengan jalan mengadakan
pengukuran sudut pada titik yang tidak diketahui
koordinatnya kita namakan penentuan titik dengan cara
mengikat ke belakang.
Ketentuan yang harus dipenuhi adalah diperlukan paling
sedikit tiga titik pengingat yang sudah diketahui
koordinatnya beserta sudut yang diukur dari titik yang
akan ditentukan koordinatnya tersebut.
Keuntungan metode ini adalah kita hanya satu kali
menempatkan instrumen, yaitu pada titik yang akan kita
cari tersebut.
Terdapat dua cara perhitungan yang kita kenal, yaitu
Metode Collins dan Metode Cassini.
Cassini
ILMU UKUR TANAH
JURUSAN TEKNIK SIPIL STTNAS YOGYAKARTA

Marwanto, ST,
MT

27

METODE MENGIKAT KEBELAKANG


1. METODE COLLINS
Bila kita akan menentukan suatu koordinat
misalnya titik P, maka
titik tersebut harus diikatkan pada titik-titik
yang sudah diketahui
koordinatnya (misalnya titik A, B, dan C),
kemudian kita ukur
sudut dan

A
(Xa;Ya) ab

ah
dab

(Xb;Yb)
abB

dap

dah
dbp

P?

ILMU UKUR TANAH


JURUSAN TEKNIK SIPIL STTNAS YOGYAKARTA

bh

hc

C
(Xc;Yc)

Marwanto, ST,
MT

28

METODE MENGIKAT KEBELAKANG


LANGKAH PERHITUNGAN
1. Buatlah sebuah
A
ah
lingkaran melalui titik
(Xa;Ya) ab
ABP, lingkaran ini akan
dab

(Xb;Yb)
memotong garis PC di titik
abB

H (titik ini disebut sebagai


bh
Titik Penolong Collins)
dap
dah

2. Mencari Sudut Jurusan


dbp
ab dan Jarak dab
hc

Tg ab =

Xb - Xa
Yb - Ya

Xb-Xa
d ab1 =
Sin ab
Yb-Ya
d ab2 =
Cos ab

ab didapat

P?

d ab1 d ab2
d ab
2

ILMU UKUR TANAH


JURUSAN TEKNIK SIPIL STTNAS YOGYAKARTA

C
(Xc;Yc)

Marwanto, ST,
MT

29

METODE MENGIKAT KEBELAKANG


3. Mencari Koordinat Titik H A
(Titik Penolong Collins) (Xa;Ya) ab
Dari titik A

1). Cari ah = ab +
2). Dengan Rumus Sinus
menentukan dah

dab

dap

dah
dbp

d ab
d ah

Sin Sin 180- -

P?

d ah

ah

d ab
Sin 180- -
sin

ILMU UKUR TANAH


JURUSAN TEKNIK SIPIL STTNAS YOGYAKARTA

(Xb;Yb)
abB

bh

hc

C
(Xc;Yc)

Xh1= Xa + dah.Sin ah
Yh1= Ya + dah.Cos ah
Marwanto, ST,
MT

30

METODE MENGIKAT KEBELAKANG


Dari Titik B
1). Cari bh = ab + (
2). Dengan rumus Sinus
menentukan dbh

A
(Xa;Ya) ab

(Xb;Yb)
abB

dap

dah
dbp

d bh

dab

d bh
d ab

Sin
Sin
d ab

Sin
sin

ah

ILMU UKUR TANAH


JURUSAN TEKNIK SIPIL STTNAS YOGYAKARTA

dbh

Xh

hc

P?

Xh2= Xb + dbh.Sin bh
Yh2= Yb + dbh.Cos bh

bh

X h1 X h2
2

Yh

C
(Xc;Yc)

Yh1 Yh2
2

Marwanto, ST,
MT

31

METODE MENGIKAT KEBELAKANG


4. Mencari hc dan

A
(Xa;Ya) ab

ah

dab

(Xb;Yb)
abB

dap

dah
dbp

bh

dbh

hc

P?

hc

hb

= hc (bh-180)
= hc + 180 - bh
Xc - Xh
Tg hc =
hc didapat
Yc - Yh

C
(Xc;Yc)

ILMU UKUR TANAH


JURUSAN TEKNIK SIPIL STTNAS YOGYAKARTA

Marwanto, ST,
MT

32

METODE MENGIKAT KEBELAKANG


5. Mencari Titik P
A

(Xa;Ya)
Dari titik A

1). Cari ap = ab +

d
d
2).
d apap
d
d abMencari d

Sin Sin 180 - (+)

ap

ab

ap

ah

bp

P?

dab

(Xb;Yb)
abB

dbh

JURUSAN TEKNIK SIPIL STTNAS YOGYAKARTA

hc

d ab
d ap
Sin 180-(+)
sin
ILMU UKUR TANAH

bh

Marwanto, ST,
MT

C
(Xc;Yc)

33

METODE MENGIKAT KEBELAKANG


3). Xp1= Xa + dap.Sin ap dan Yp1= Ya + dap.Cos ap
Dari titik B

1). Cari bp = ba{180-(+)} A


(Xa;Ya) ab
Jadi bp= ab + +

2). Mencari dap

d bp
d ab

Sin Sin

d bp

ILMU UKUR TANAH


JURUSAN TEKNIK SIPIL STTNAS YOGYAKARTA

dab

dap

dah
dbp

d ab

Sin
sin

ap

P?

(Xb;Yb)
abB
bh

dbh

hc

C
(Xc;Yc)

Marwanto, ST,
MT

34

METODE MENGIKAT KEBELAKANG


3). Xp2= Xb + dbp.Sin bp
Yp2= Yb + dap.Cos bp

Akhirnya
diperoleh
koordinat titik
P(Xp, Yp)
dengan :

ILMU UKUR TANAH


JURUSAN TEKNIK SIPIL STTNAS YOGYAKARTA

X P1 X P2
XP
2

YP1 YP2
YP
2
Marwanto, ST,
MT

35

LATIHAN SOAL MENGIKAT KEMUKA


Diketahui : Koordinat titik-titik sbb :
A(-46.x; +63.x) ; B(+91.x; -44.x)
dimana x adalah digit terakhir nomor
mahasiswa anda, jika digit
terakhirnya 0 maka x = 10
A =56 1516
Sudut-sudut yang diukur :
=62 3842
= 56o1516 ; = 62o38 42
B
Hitung :
Koordinat titik C dengan metoda
mengingat kemuka !

C?

ILMU UKUR TANAH


JURUSAN TEKNIK SIPIL STTNAS YOGYAKARTA

Marwanto, ST,
MT

36

LATIHAN METODE COLLINS


Diketahui koordinat titik-titik sbb :
A (-25.x; -14.x)
Sudut yg diukur
B (-18.x; +36.x)
= 40o1525
C (+27.x; +32.x)
= 30o1846
dengan x digit terakhir nomor mhs anda, jika
digit terakhirnya 0 maka x = 10
Hitunglah :
Koordinat titik P dengan mengikat ke belakang
dengan cara Collins !
ILMU UKUR TANAH
JURUSAN TEKNIK SIPIL STTNAS YOGYAKARTA

Marwanto, ST,
MT

37

LATIHAN METODE COLLINS


DIKUMPULKAN PADA SAAT KULIAH
BERIKUTNYA
BAGI YANG TIDAK MENUMPUL berarti
AKAN MENGURANGI PEROLEHAN
NILAI AKHIR !!!
selamat mengerjakan.
SAMPAI BERSUA KEMBALI.
ILMU UKUR TANAH
JURUSAN TEKNIK SIPIL STTNAS YOGYAKARTA

Marwanto, ST,
MT

38

Anda mungkin juga menyukai