Disusun oleh :
Christine Gerhana Putri
Rahma Poeti Aniesah
Stanno Yudha Putra
LEMBAR PENGESAHAN
Disusun oleh :
Christine Gerhana Putri
Rahma Poeti Aniesah
Stanno Yudha Putra
i
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala
limpahan karunia dan rahmat-Nya sehingga akhirnya karya tulis ilmiah ini dapat
diselesaikan tanpa menemui hambatan yang berarti.
Mengacu pada tema penulisan yang diberikan oleh pihak panitia, yaitu
“Permukiman Perkotaan Ideal, Simbol Kemajuan Pembangunan”, maka kami
mengangkat permasalahan parkir sebagai tema dan mengambil judul “Dampak
On Street Parking pada Akhir Pekan di Koridor Jalan Ir. H. Djuanda (Dago
Utara)”. Manajemen parkir yang baik merupakan salah satu indikator dari
perwujudan permukiman perkotaan yang ideal. Keteraturan dan kedisiplinan
aktivitas parkir akan berdampak baik bagi kelancaran berlalulintas. Dengan
demikian, segala aktivitas di wilayah tersebut akan dapat berjalan sebagaimana
mestinya.
Karya tulis ilmiah ini tidak lepas dari campur tangan Ir. Harmein Rahman, MT
dan Henry Armijaya, ST, MT yang terus memantau perkembangan karya tulis ini
hingga akhirnya sampai juga ke tangan panitia. Untuk itu, ucapan terima kasih
yang mendalam tak lupa kami haturkan kepada beliau, juga kepada teman-teman
HMS yang telah turut andil dalam proses pengumpulan data di lapangan.
Akhir kata, semoga karya tulis ilmiah ini memenuhi syarat, bermanfaat bagi
pembacanya, dan memiliki kesempatan untuk dijadikan sebagai masukan bagi
pemerintah dalam pengembangan kawasan perkotaan.
Tim Penyusun
ii
iii
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN........................................................................... 1
1.1. Latar Belakang ..................................................................... 1
1.2. Wilayah Studi....................................................................... 2
1.3. Tujuan Penulisan.................................................................. 2
1.4. Ruang Lingkup..................................................................... 3
1.5. Sistematika Penulisan .......................................................... 3
iii
iv
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................... 35
iv
v
DAFTAR GAMBAR
v
vi
DAFTAR TABEL
vi
vii
ABSTRAKSI
Kota Bandung merupakan kota yang terkenal dengan factory outlet (FO)-nya.
Sepanjang tahun terdapat pertumbuhan FO-FO baru di kota Bandung. Namun,
pembangunan FO-FO tersebut tidak memperhatikan pola tata guna lahan yang
ada. Banyak FO-FO yang berdiri di daerah-daerah yang sebelumnya merupakan
permukiman/tempat tinggal.
Izin usaha FO di tempat tinggal yang tidak disertai dengan sarana lahan parkir
yang memadai menimbulkan permasalahan bagi lalu lintas. Sebagai tinjauan
dalam penulisan ini, studi kami lakukan dengan pengamatan terhadap salah satu
ruas jalan di kota Bandung, yakni Jalan Ir. H. Djuanda (Dago Utara).
Di sepanjang Jalan Ir. H. Djuanda berdiri banyak FO-FO baru yang terkonsentrasi
pada daerah di dekat pertigaan Jalan Ganesha. Lebih kurang 8 buah FO beroperasi
pada jarak berdekatan. Pada akir pekan, jumlah pengunjung FO meningkat tajam
diikuti dengan peningkatan volume kendaraan pengunjung. Dari data yang
diperoleh, ±70-75% pengunjung berasal dari luar Bandung, khususnya dari
Jakarta.
Oleh karena itu, untuk mengamati sejauh apa dampak kendaraan on-street parking
pada ruas jalan ini, dilakukan proses pengumpulan data dari hasil survey.
vii
viii
Pengamatan dilakukan pada hari Minggu (mewakili hari akhir pekan) dimulai
pada pukul 09.00-17.00 WIB. Waktu tersebut dipilih berdasarkan pertimbangan
waktu mulai beroperasinya FO sampai pengunjung mulai sepi di sore hari. Survey
dilakukan dengan menggunakan tenaga survey sebanyak 24 orang yang teralokasi
masing-masing untuk survey kecepatan, arus, dan kendaraan on-street parking.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kendaraan on-street parking mulai terjadi
pada pukul 11.00 WIB dan mencapai puncaknya mulai pukul 15.00 WIB sebesar
23 kendaraan. Di antara jam-jam tersebut penurunan arus terjadi akibat
berkurangnya ruas jalan dengan kecepatan rata-rata kendaraan terendah 13-16
km/jam.
Kajian dari penelitian selanjutnya juga akan membahas masalah social cost yang
ditimbulkan dari dampak on-street parking terhadap kinerja lalu lintas Jl. Ir. H.
Djuanda.
viii
1
BAB I
PENDAHULUAN
Kemajuan suatu negeri atau kota dapat dinilai dari kondisi sistem transportasinya.
Komponen sistem transportasi meliputi sarana, prasarana, dan pengaturan dari
sistem transportasi itu sendiri. Untuk mendapatkan kenyamanan dan kepuasan
dalam berlalulintas, ketiga komponen tersebut harus berada pada kondisi yang
ideal agar dapat difungsikan sebagaimana mestinya. Ketiga komponen tersebut
juga harus bekerja secara beriringan karena komponen yang satu selalu berkaitan
dengan komponen lainnya. Sebagai contoh, tidak soal seberapa mewah kendaraan
(sarana) seseorang, ia akan tetap merasa tidak nyaman ketika jalan (prasarana)
yang dilewatinya berada dalam kondisi yang buruk. Tidak terpenuhinya kondisi
ideal tersebut merupakan salah satu contoh permasalahan transportasi, yaitu
kondisi prasarana yang buruk. Permasalahan lain juga dapat timbul dari sisi sarana
transportasi yang tidak dapat menampung kebutuhan akan transportasi ataupun
pengaturan sistem transportasi yang tidak maksimal, terkait dengan pengaturan
operasional, fiskal, legal, maupun organisasinya.
yang ada saat ini belum cukup menampung kebutuhan para pengguna transportasi.
Volume kendaraan yang lewat tidak sebanding dengan prasarana yang tersedia,
ditambah lagi buruknya sistem pengaturan lalu lintas yang ada.
Fenomena kemacetan ini makin tampak nyata pada akhir minggu (weekend). Pada
masa-masa itulah terjadi ledakan volume kendaraan di beberapa ruas jalan di
Bandung. Hal ini dikarenakan penduduk dari luar kota, seperti Jakarta dan
sekitarnya, yang ingin melepaskan kepenatan cenderung mengarahkan
kendaraannya ke Bandung. Sebagian besar dari mereka tertarik pada jajaran
factory outlet baru di sepanjang koridor Jalan Ir. H. Djuanda, atau yang lebih
akrab disebut Jalan Dago. Bandung juga menjadi akses kendaraan yang keluar
masuk Jakarta, apalagi setelah pembangunan tol Cipularang yang makin
mempersingkat waktu tempuh Jakarta-Bandung. Oleh karena itu, makin besarlah
volume lalu lintas yang terjadi.
Hampir semua factory outlet yang ada, tidak memiliki lahan parkir yang cukup
bagi konsumennya. Akibatnya, seiring dengan pertumbuhan factory outlet di
daerah Dago, makin bertambah pulalah jumlah kendaraan yang memanfatkan
badan jalan sebagai lahan parkirnya (on-street parking). Hal ini sungguh
merugikan pihak pengguna jalan lainnya! Oleh karena itu, dalam tulisan ini kami
akan mengkaji masalah on-street parking yang terjadi di Jalan Dago akibat
semakin menjamurnya factory outlet .
Dalam penyusunan karya tulis ini, wilayah studi yang dikaji adalah kota Bandung,
khususnya sepanjang ruas Jalan Ir. H. Djuanda, mulai dari Simpang Dago hingga
pertigaan Jalan Ganesha. Alasan pemilihan wilayah studi ini berdasarkan
pertimbangan bahwa daerah tersebut mewakili kondisi manajemen perparkiran
yang tidak terkelola dengan baik terutama pada akhir pekan.
Sistem jaringan jalan pada wilayah perkotaan terdiri dari jalan arteri, kolektor, dan
lokal. Berdasarkan peraturan teknis yang dirangkum oleh Departemen Pekerjaan
Umum, penggunaan badan jalan untuk fasilitas parkir kendaraan hanya dapat
dilakukan pada jalan kolektor atau lokal dengan tetap memperhatikan kondisi
jalan dan lingkungan, lalu lintas, aspek keselamatan, ketertiban, dan kelancaran
lalu lintas. Berdasarkan klasifikasinya, Jalan Ir. H. Djuanda sebagai wilayah
kajian studi, merupakan jalan kolektor (sekunder). Oleh karena itu, ruang lingkup
pembahasan karya tulis ilmiah ini adalah on-street parking pada jenis jalan
kolektor. On-street parking dapat menimbulkan hambatan samping bagi
kendaraan dan kinerja suatu ruas jalan. Penurunan kinerja ruas jalan akan
dianalisis menurut parameter-parameter arus, kecepatan, dan kapasitas yang
merupakan karakteristik dasar lalu lintas.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2.1 Umum
2.2 Parkir
Arus (Q) adalah jumlah kendaraan yang melewati suatu titik pada suatu jalan pada
interval waktu tertentu, dinyatakan dalam kendaraan/jam (Qkend), smp/jam (Qsmp),
atau LHRT (Lalu lintas Rata-rata Tahunan – QLHRT).
Kapasitas didefinisikan sebagai arus maksimum yang melalui suatu titik di jalan
yang dapat dipertahankan per satuan jam pada kondisi tertentu.
C = CO x FCW x FCSP x FCSF x FCCS (smp/jam) persamaan 2. 1
dimana:
C = kapasitas (smp/jam)
C0 = kapasitas dasar (smp/jam)
FCW = faktor koreksi kapasitas akibat lebar jalan
7
Untuk menentukan tingkat kinerja suatu ruas jalan digunakan suatu besaran yang
dinamakan derajat kejenuhan (DS) yang ditentukan sebagai berikut:
Qsmp
DS = persamaan 2. 2
C
9
2.6 Kecepatan
Kecepatan (S) adalah jarak yang dilalui sebuah kendaraan pada suatu unit waktu
atau laju perjalanan yang biasanya dinyatakan dalam kilometer per jam (km/jam).
Kecepatan tempuh sebagai ukuran utama kinerja segmen jalan merupakan
masukan yang penting untuk biaya pemakai jalan dalam analisa ekonomi.
Kecepatan tempuh didefinisikan sebagai kecepatan rata-rata ruang yang
L
dirumuskan sebagai : V = persamaan 2. 3
TT
dimana : V = kecepatan rata-rata ruang LV (km/jam)
L = panjang segmen (km)
TT = waktu tempuh rata-rata LV sepanjang segmen (jam)
2.7 Kerapatan
Kecepatan arus bebas (FV) yang didefinisikan sebagai kecepatan pada tingkat
arus nol.
FV = ( FV0 + FVW ) x FFVSF X FFVCS persamaan 2. 5
dimana:
FV = kecepatan arus bebas kendaraan ringan pada kondisi lapangan
FV0 = kecepatan arus bebas dasar kendaraan ringan pada jalan yang diamati
FVW = penyesuaian kecepatan untuk lebar jalan
10
FFVSF= faktor penyesuaian untuk hambatan samping dan lebar bahu atau jarak
kereb penghalang
FFVCS= faktor penyesuaian kecepatan untuk ukuran kota
Penyesuaian kecepatan arus bebas untuk lebar jalur lalu lintas (FVW)
Tabel 2.9.a Penyesuaian kecepatan arus bebas untuk lebar jalur lalu lintas
Lebar jalur lalu
FVw
Tipe jalan lintas efektif (Wc)
(km/jam)
(m)
Tabel 2.9.b Penyesuaian kecepatan arus bebas untuk lebar jalur lalu lintas
[lanjutan]
Lebar jalur lalu
FVw
Tipe jalan lintas efektif (Wc)
(km/jam)
(m)
Dua lajur tak terbagi total
5 -9.5
6 -3
7 0
8 3
9 4
10 6
11 7
Sumber : IHCM (1997)
Dua komponen utama yang sangat dibutuhkan dalam menghitung konsep biaya
adalah Biaya Operasi Kendaraan (BOK) dan nilai waktu. Masing-masing
komponen akan dijelaskan pada sub bab-sub bab berikut:
3. Konsumsi Ban
Besarnya biaya pemakaian beban sangat tergantung pada kecepatan
kendaraan dan jenis kendaraan.
Y = 0,0008848 V − 0,0045333 persamaan 2. 9
4. Pemeliharaan
Komponen biaya pemeliharaan yang paling dominan adalah biaya suku
cadang dan upah montir.
Suku cadang: Y = 0,0000064 V + 0,0005567 persamaan 2. 10
Montir: Y = 0,00362 V + 0,36267 persamaan 2. 11
5. Depresiasi
Depresiasi hanya berlaku untuk perhitungan BOK pada jalan tol dan jalan
arteri, besarnya berbanding terbalik dengan kecepatan kendaraan.
1
Y= persamaan 2. 12
(2,5 V + 125)
6. Bunga Modal
Menurut Road User Costs Model (1991), besarnya biaya bunga modal per
kendaraan per 1.000 km ditentukan oleh persamaan berikut:
Bunga modal = 0,22% x (harga kendaraan baru) persamaan 2. 13
7. Asuransi
Besarnya biaya asuransi berbanding terbalik dengan kecepatan. Semakin
tinggi kecepatan kendaraan, semakin kecil biaya asuransi.
38
Y= persamaan 2. 14
(500 V )
Y = per 1.000 km (untuk keseluruhan nilai Y)
Nilai waktu dasar di atas kemudian dikoreksi menurut PDRB per kapita dari
daerah yang ditinjau. Adapun faktor koreksi berdasarkan tinjauan wilayah
adalah sebagai berikut:
Tabel 2. 16 PDRB atas dasar harga konstan tahun 1995
BAB III
METODOLOGI
3.1 Umum
Untuk melakukan studi dampak on-street parking di koridor Jalan Ir. H. Djuanda
pada akhir pekan akibat factory outlet, diperlukan proses-proses yang akan
mengarahkan kajian ini menuju kesimpulan yang sesuai dengan tujuan penulisan
karya tulis. Adapun tahapan proses-proses tersebut, akan diuraikan pada bagian
selanjutnya.
3.3 Analisis
Kondisi Do
Kondisi Eksisting
Something
Kesimpulan
BAB IV
PRESENTASI DATA DAN ANALISIS
4.1 Umum
Penyajian data mencakup kepada pengamatan situasi dan kondisi wilayah studi
serta data kuantitatif hasil survey. Untuk selanjutnya dilakukan pengolahan data
dan analisis terhadap hasil pengamatan berdasarkan telaah pustaka sebelumnya.
Untuk dapat meninjau masalah parkir secara kuantitatif maka selain pengamatan
secara visual, dilakukan pula pengamatan dengan metoda survey. Survey
dilakukan terhadap parkir on-street dengan metoda patroli setiap 15 menit. Dari
hasil survey tersebut diperoleh data kendaraan parkir seperti yang disajikan pada
Tabel 4.2.
4.3 Parameter Penentuan Kinerja Ruas pada Koridor Jalan Ir. H. Djuanda
Hunian Hunian
Royal Dago Notaris
PT Perkebunan Nusantara
Doyan Ikan
Jl. Ganeca
Keterangan
TEXT Hunian
TEXT Factory Outlet
TEXT Jenis usaha lain-lain
Volume Kendaraan
Waktu
(smp/jam)
9.00-10.00 1054.95
10-00-11.00 1094.95
11.00-12.00 1128.9
12.00-13.00 994.5
13.00-14.00 890.95
14.00-15.00 766.1
15.00-16.00 741.3
16.00-17.00 805.55
Volume Kendaraan
Waktu
(smp/jam)
9.00-10.00 1114.9
10-00-11.00 1097.2
11.00-12.00 1259.35
12.00-13.00 1297.35
13.00-14.00 1189.5
14.00-15.00 1022.85
15.00-16.00 1247.65
16.00-17.00 1057.5
1400
1200
Volume (smp/jam)
1000
800
600
400
200
0
9.00-10.00 10-00-11.00 11.00-12.00 12.00-13.00 13.00-14.00 14.00-15.00 15.00-16.00 16.00-17.00
Waktu Ganesha-Simpang Dago
Simpang Dago-Ganesha
130
120
110 Jumlah Parkir max.: 23 Kend.
jumlah kendaraan
100
90 Waktu: 15.00 – 15.30
80
70
60
50
40
30
20
10
0
0
0
.0
.3
.0
.3
.0
.3
.0
.3
.0
.3
.0
.3
.0
.3
.0
.3
09
09
10
10
11
11
12
12
13
13
14
14
15
15
16
16
waktu
70
jumlah kendaraan
15 5
18 5
21 5
24 5
27 5
30 5
33 5
36 5
39 5
42 5
45 5
5
15
12 5
-4
-7
13
16
19
22
25
28
31
34
37
40
43
46
0
-1
0-
30
60
0-
0-
0-
0-
0-
0-
0-
0-
0-
0-
0-
0-
90
4.4.3 Kapasitas
Kapasitas dasar
Kapasitas dasar ditentukan berdasarkan jenis jalan. Untuk jenis jalan empat
lajur dua arah terbagi, kapasitas dasar = 1650 smp/jam
Perhitungan Kapasitas
C = Co x FCw x FCsp x FCsf x FCcs (smp/jam)
Arah: Pertigaan Boromeus – Simpang Dago
C = 1650 x 0.92 x 0.81 x 1 = 1229.58 smp/jam per lajur
Maka kapasitas untuk total lajur adalah sebesar 2459.16 smp/jam
Berdasarkan data di atas maka total biaya operasi / kendaraan / jam sebagai
berikut:
Tabel 4. 7 Total biaya operasi / kendaraan / jam kondisi eksisting
Do nothing Do something
Komponen Biaya Proporsi Biaya Proporsi
Konsumsi Bahan
Bakar 501.56 21.00 288.27 20.60
4.5 Analisis
manfaat jalan adalah suatu ruang yang dimanfaatkan untuk konstruksi jalan
dan terdiri atas badan jalan, saluran tepi jalan, serta ambang pengamannya.
Badan jalan meliputi jalur lalu lintas, dengan atau tanpa jalur pemisah dan
bahu jalan, termasuk jalur pejalan kaki. Pelanggaran terhadap undang-undang
ini merupakan cara yang tidak tepat dalam mengatasi kekurangan lahan parkir
off-street yang ada.
kendaraan yang melalui ruas tersebut. Hal ini mendukung pendapat di atas
bahwa penurunan volume kendaran bukan disebabkan oleh berkurangnya
jumlah kendaraan yang melewati ruas tersebut melainkan bertambah tingginya
hambatan samping berupa on-street parking. Kecepatan saat akumulasi
maksimum on-street parking terjadi sangat kecil dibandingkan dengan
kecepatan arus bebasnya, bahkan lebih kecil dari persyaratan kecepatan
minimum untuk jenis jalan kolektor sekunder (lihat Tabel 2.1). Hal ini
menunjukkan bahwa on-street parking menurunkan kinerja ruas jalan.
- Kerugian ekonomi
Melalui parameter kecepatan kendaraan, dapat dihitung biaya operasi
kendaraan. Biaya operasi kendaran ditambah dengan nilai waktu akan
menunjukkan biaya sosial yang dikeluarkan oleh pengguna jalan yang
berkendaraan. Untuk mengetahui kerugian yang diderita oleh pengguna jalan
31
Dari hasil pengolahan data, biaya operasi kendaraan saat kondisi do nothing
yaitu sebesar Rp 2.388,22/ kend / km dan biaya operasi kendaraan saat do
something yaitu sebesar Rp 1.399,52/ kend / km. Kerugian yang terjadi adalah
sebesar Rp 988,70 / kend / km. Untuk jarak tempuh 0,8 km dengan volume
kendaraan 741,3 smp/jam maka kerugian yang diderita sebesar Rp
5.863.394,70 per hari. Nilai waktu berdasarkan PT Jasa Marga (1990-1996)
untuk kodya Bandung adalah sebesar Rp 4.792,00 /jam/kendaraan. Waktu
tempuh dari kondisi do nothing selama 0.0543 jam dan kondisi do something
selama 0.0151 jam akan memiliki selisih waktu sebesar 0.0392 jam. Dari
selisih waktu tempuh tersebut, dapat ditentukan kerugian waktu akibat
perbedaan kecepatan dari kondisi do nothing dan do something adalah sebesar
Rp 139.438,50 per hari. Sehingga total kerugian yang diderita pengguna jalan
yang berkendaraan per harinya adalah sebesar Rp 6.002.833,20.
BAB V
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
5.1 Kesimpulan
Pemusatan factory outlet pada ruas Jalan Ir.H.Djuanda terutama pada arah dari
sinpang Dago ke pertigaan Ganesha telah menimbulkan masalah on-street
parking. On-street parking terjadi akibat besarnya kebutuhan parkir, terutama
pada akhir pekan, yang tidak diimbangi dengan penyediaan lahan parkir memadai.
Akses parkir yang tidak diimbangi oleh lahan parkir dapat menimbulkan
permasalahan transportasi yang telah dibahas sebelumnya. Berikut ini diberikan
beberapa alternatif solusi yang dapat dipilih sebagai upaya menjawab
implementasi manajemen perparkiran pada koridor Jalan Ir. H. Djuanda, yakni:
2. Penyediaan lahan parkir khusus pada akhir pekan (Sabtu dan Minggu)
Mengingat perubahan tata guna lahan yang tidak sesuai di daerah ini,
seharusnya perlu dilakukan tinjauan ulang/evaluasi terhadap rencana tata
ruang wilayah kota Bandung, khususnya daerah Dago atas termasuk Jalan Ir.
H. Djuanda. Oleh karena itu, diperlukan koordinasi antara pihak terkait,
yakni pengusaha FO dan pemerintah untuk memfasilitasi lahan parkir di luar
badan jalan (off-street parking).
4. Pajak kemacetan
Pajak kemacetan dapat diterapkan dengan pertimbangan adanya kerugian
sosial yang ditanggung oleh masyarakat umum yang ditimbulkan oleh
keberadaan factory outlet. Untuk mengimbangi kondisi ini maka pengusaha
factory outlet harus membayar kompensasi dari kerugian yang mereka
timbulkan.
5.2 Rekomendasi
Perbaikan suatu kinerja lalu lintas akan menciptakan iklim investasi yang baik.
Penulisan karya tulis ini diharapkan dapat mengingatkan kembali pentingnya
manajemen dalam sistem lalu lintas perkotaan. Pembahasan kami hanya
melingkupi ruang lingkup yang terbatas. Ke depannya, semoga dapat dilakukan
penelitian dalam lingkup yang lebih luas.
34
DAFTAR PUSTAKA
Alamsyah, Alik Ansyori. 2005. Rekayasa Lalu Lintas. Malang: UMM Press
http://www.bandung.go.id/perparkiran/Agenda.htm
http://www.bandung.go.id/perparkiran/data.htm
http://www.bandung.go.id/perparkiran/index.htm
http://www.bandung.go.id/perparkiran/tujuan.htm
http://www.bandung.go.id/perparkiran/tupoksi.htm
http://www.bigs.or.id/bujet/18/laput1.htm
http://www.google.co.id/search?hl=id&lr=&oi=defmore&defl=en&q=define:Park
ing+Management
http://www.kompas.co.id/kompas-cetak/0509/24/Jabar/2076482.htm
http://www.psrc.org/projects/growth/parking.pdf
http://www.vtpi.org/tdm/tdm28.htm