Anda di halaman 1dari 47

INTERAKSI TATA GUNA

LAHAN - TRANSPORTASI
DAN PEMODELANNYA

Amelia K. DASAR-DASAR REKAYASA


Indriastuti TRANSPORTASI
Interaksi antara tata guna lahan dan sistem
jaringan transportasi
Sistem Transportasi Makro

Sistem Kegiatan Sistem Jaringan


(Transport Demand) (Transport Supply)

Sistem Pergerakan
(Traffic)
Konsep pemodelan transportasi 4 tahap
Hubungan dasar antara sistem transportasi mikro
dapat disatukan dalam beberapa urutan tahapan,
sebagai berikut:
❑ Aksesibilitas dan mobilitas
❑ Bangkitan pergerakan
❑ Sebaran pergerakan Pemodelan transportasi
❑ Pemilihan moda empat tahap
❑ Pembebanan jaringan
❑ Arus lalu lintas dinamis
Aksesibilitas dan Mobilitas

◻ Aksesibilitas : konsep yang menggabungkan


sistem pengaturan TGL secara geografis dengan
sistem jaringan transportasi yang
menghubungkannya
◻ Perubahan TGL akan menimbulkan zona-zona dan
jarak geografis di suatu wilayah 🡪 antar zona akan
mudah dihubungkan apabila ada penyediaan
prasarana atau sarana angkutan
◻ Aksesibilitas : ukuran kenyamanan atau kemudahan
suatu lokasi dapat dicapai dengan adanya sistem
jaringan transportasi (prasarana atau sarana
transportasi)
◻ ‘Kemudahan dan kenyamanan’ bersifat subyektif,
kualitatif, dan relatif
◻ ‘Kemudahan dan kenyamanan’ dipengaruhi oleh:
� Jarak
� Waktu
� Biaya
�Jarak : semakin dekat jarak, aksesibilitas makin tinggi
�Waktu : semakin pendek waktu tempuh, aksesibilitas
makin tinggi
�Biaya : semakin murah biaya, aksesibilitas makin tinggi

Aksesibilitas Aksesibilitas
Jauh
rendah menengah
JARAK
Aksesibilitas Aksesibilitas
Dekat
menengah tinggi
Kondisi Prasarana Jelek Bagus
Mobilitas
◻ Ukuran kemampuan/kemudahan seseorang
melakukan perjalanan
◻ Biasanya dinyatakan dari kemampuannya
membayar biaya transportasi
Hubungan aksesibilitas - mobilitas

◻ Aksesibilitas meningkat, mobilitas akan


meningkat?
◻ Mobilitas meningkat, apakah aksesibilitas
meningkat?
◻ Investasi di bidang sistem transportasi, mobilitas
akan meningkat?
Bangkitan Pergerakan
(trip generation)

◻ Tahapan pemodelan yang memperkirakan


jumlah pergerakan yang berasal dari suatu TGL
(zona asal i) ATAU jumlah pergerakan yang
menuju suatu TGL (zona tujuan j)
◻ Trip generation :
� Trip production (bangkitan pergerakan) : jumlah
pergerakan (orang/barang/kendaraan) yang
keluar/terbangkitkan dari sebuah zona asal
� Trip attraction (tarikan pergerakan) : jumlah
pergerakan (orang/barang/kendaraan) yang
masuk/tertarik menuju sebuah zona tujuan

i j
◻ Trip Generation dipengaruhi oleh:
� Jenis tata guna lahan
� Intensitas tata guna lahan

◻ Jenis tata guna lahan berbeda berpengaruh pada :


� Jumlah pergerakan yang bangkit/tertarik
� Jenis lalu lintas yang bangkit/tertarik
� Waktu terjadinya bangkitan/tarikan pergerakan
Contoh perbedaan bangkitan dan tarikan akibat
perbedaan jenis TGL
◻ Perbedaan jumlah pergerakan
jumlah pergerakan = f (parameter sos-ek)
TGL Rata-rata Jumlah kajian
pergerakan per
100m2
Pasar Swalayan 136 3
Restoran Siap 595 6
Saji
Kantor 13 22
Rumah Sakit 18 12
Daerah Industri 5 98

Sumber : Black (1978)


Contoh perbedaan bangkitan dan tarikan akibat
perbedaan jenis TGL

◻ Perbedaan jenis pergerakan


jenis pergerakan = f (parameter sos-ek)

TGL Jenis Kendaraan


Pasar Swalayan Mobil penumpang, Sepeda motor
Restoran Siap Mobil penumpang, Sepeda motor
Saji
Kantor Mobil penumpang, Sepeda motor
Daerah Wisata Mobil penumpang, Sepeda motor,
Bus
Daerah Industri Truk
Contoh perbedaan bangkitan dan tarikan akibat
perbedaan jenis TGL

◻ Perbedaan waktu terjadinya pergerakan

TGL Waktu terjadinya pergerakan


Pasar Swalayan Jam operasional pasar swalayan (mis: 09.00 –
21.00)
Restoran Siap Jam operasional restoran siap saji (mis: 09.00 –
Saji 21.00)
Kantor Jam operasional kantor (mis: 08.00 – 16.00)
Daerah Wisata Jam operasional daerah wisata (mis: 09.00 –
21.00)
Sekolah Jam operasional sekolah (mis: 07.00 – 13.00)
◻ Intensitas (kepadatan) TGL yang berbeda
berpengaruh pada jumlah bangkitan/tarikan
pergerakan. Semakin tinggi tingkat penggunaan
lahan, semakin tinggi pergerakan yang terjadi
◻ Contoh:
Jenis Kepadatan Pergerakan per Bangkitan
Perumahan Permukiman hari Pergerakan per
(keluarga/ha) ha
Permukiman di
15 10 150
wilayah rural
Permukiman di
45 7 315
wilayah suburban
Unit rumah di
80 5 400
wilayah urban
Flat tinggi di CBD 100 5 500
Sebaran Pergerakan
(trip distribution)

◻ Tahapan pemodelan yang memperkirakan jumlah


pergerakan yang berasal dari suatu TGL (zona asal
i) yang menuju suatu TGL (zona tujuan j)

i j
Contoh Sebaran Pergerakan
(trip distribution)

i j
(200 75 (150
) )
◻ Trip Distribution dipengaruhi oleh:
� Pemisahan ruang: semakin dekat jarak/semakin pendek
waktu tempuh, sebaran pergerakan yang terjadi akan
semakin besar
� Intensitas tata guna lahan: semakin besar intensitas tata
guna lahan, sebaran pergerakan yang terjadi akan semakin
besar

Jauh Diabaikan Rendah Mengenah


JARAK
Dekat Rendah Menengah Tinggi

INTENSITAS TGL Kecil - Kecil Kecil - Besar Besar - Besar


Pemilihan Moda
(Mode Choice/Modal Split)

◻ Tahapan pemodelan yang memperkirakan


pemilihan moda yang dapat digunakan untuk
perjalanan dari zona asal i ke zona tujuan j
◻ Pilihan moda sangat beragam, mulai dari
pemilihan antara angkutan umum atau angkutan
pribadi, sampai lebih detil, misalnya untuk
angkutan pribadi dapat memilih antara sepeda
motor atau mobil.
Contoh Pemilihan Moda
(mode choice)

45

i j
(200 (150
) )
30

Kendaraan pribadi

Angkutan umum
Pembebanan Jaringan/Pemilihan Rute
(Trip Assignment/Route Choice)

◻ Tahapan pemodelan yang memperkirakan pemilihan


rute yang dapat digunakan untuk perjalanan dari
zona asal i ke zona tujuan j
◻ Tahapan pemilihan rute umumnya hanya berlaku
pada kendaraan pribadi, di mana apabila ada
beberapa pilihan rute, pelaku pergerakan bebas
memilih akan lewat mana
◻ Kendaraan umum bersifat captive, karena harus
mengikuti rute tertentu (fixed route)
Contoh Pemilihan rute
(route choice)
25

i j
(200 (150
20
) )

Rute I

Rute II
Arus Lalu Lintas Dinamis
◻ Hasil akhir dari tahapan yang dilakukan terdahulu
adalah terlihatnya arus lalu lintas pada suatu
jaringan transportasi, misalnya pada ruas jalan A
terdapat pergerakan sbb:

SM 100 kend/jam
MP 50 kend/jam
Angkot 20 kend/jam
Model sederhana
Model sederhana hubungan TGL (transport demand)
dan sistem jaringan transportasi (transport supply)

◻ Tujuan:
� Memahami cara kerja sistem transportasi
� Meramalkan perubahan arus lalu lintas bila ada
perubahan tata guna lahan dan/atau sistem prasarana
transportasi

◻ Peubah:
� Sistem TGL: jumlah penduduk dan lapangan kerja
� Sistem prasarana transportasi: jarak, waktu tempuh
� Sistem pergerakan lalu lintas
◻ Notasi:
� LA,B = TGL di zona A, B
PA = bangkitan pergerakan dari zona A
AB = tarikan pergerakan menuju zona B
QAB(1) = arus lalu lintas dari zona A ke B yang
menggunakan rute 1
TQAB(1) = waktu tempuh dari zona A ke B yang
menggunakan rute 1 pada kondisi arus Q
T0 = waktu tempuh pada kondisi arus bebas = 0
C = kapasitas jaringan transportasi
a = indeks tingkat pelayanan jaringan
transportasi
◻ Aksesibilitas

◻ Bangkitan Pergerakan
PA = f (LA)
AB = f (LB)

◻ Sebaran Pergerakan: Hukum gravitasi


QAB = PA.AB.k
TQAB

◻ Pemilihan moda dan rute: Hukum keseimbangan


(Wardrop)
▪ Sistem Kegiatan:
Zona TGL Populasi Keterangan
A Pemukiman 35.000 90% usia kerja
B Lapangan kerja 12.000

▪ Sistem Prasarana:
Rute Panjang To Indeks tingkat Kapasitas
(km) (menit) pelayanan (a) (kend/jam)
1 17 25 0,4 3.000
2 20 40 1,0 2.000
3 14 20 0,25 4.000

Hubungan waktu tempuh dan arus lalin diasumsikan mengikuti rumus davidson

▪ Sebaran Pergerakan
QAB = PA.AB.0,001
TQAB
Pers. Demand – Pers. Supply
Demand:

… Teori Gravitasi

Supply:

… Rumus Davidson

Catt:
a (tkt pelayanan jalan), a >>> makin jelek
1. Jika hanya rute 1 yang beroperasi, berapa arus
lalu lintas dari A ke B?
2. Jika hanya rute 2 yang beroperasi, berapa arus
lalu lintas dari A ke B?
3. Jika rute 1 dan rute 2 beroperasi bersama-
sama, berapa arus lalu lintas dari A ke B?
4. Jika dibangun rute 3 dan ketiga rute beroperasi
bersama-sama, berapa arus lalu lintas dari A ke
B?
5. Jika terdapat perubahan populasi pemukiman
menjadi 40.000 dan populasi lapangan kerja
menjadi 20.000, berapa arus lalu lintas dari A
ke B?
Penyelesaian
◻ Persamaan ‘demand’:

QAB = 31.500 x 12.000 x 0,001


TQAB
= 378.000
TQAB
◻ Persamaan ‘supply’:
� Rute 1:
TQAB(1) = 25 x 3.000 – 0.6 QAB(1)
3.000 – QAB(1)
� Rute 2:
TQAB(2) = 40 x 2.000
2.000 – QAB(2)
� Rute 3:
TQAB(3) = 20 x 4.000 – 0.75 QAB(3)
4.000 – QAB(3)
Cara Analitis
Jika hanya rute 1 yang beroperasi:
TQAB(1) = 378.000
QAB(1)
( 75.000 – 15 QAB(1)) x QAB(1) = (3.000 – QAB(1)) x 378.000

15 QAB(1)2 – 453.000QAB(1) + 1.134.000.000 = 0

QAB(1) = 2.755 QAB(1) = 27.445 (>>C1)


Maka:
QAB(1) = 2.755 kend/jam 🡪 TQAB(1) = 137,2 menit
Jika hanya rute 2 yang beroperasi:
TQAB(2) = 378.000
QAB(2)
80.000 x QAB(2) = (2.000 – QAB(2)) x 378.000

458.000QAB(2) + 756.000.000 = 0
QAB(2) = 1.651 kend/jam 🡪 TQAB(2) = 229 menit
Jika rute 1+2 beroperasi bersama:
▪ Syarat batas 1: QAB = QAB(1) + QAB(2)
▪ Syarat batas 2: TQAB = TQAB(1) = TQAB(2)

Syarat batas 1:

TQAB = 378.000 = 378.000


(1
QAB QAB(1) +QAB(2) )
Pers.(1) 🡪 Syarat batas 2:

TQAB = TQAB(2)
378.000 = 80.000
QAB(1) +QAB(2) 2.000 – QAB(2)

756.000.000 – 378.000QAB(2) = 80.000 QAB(1) + 80.000QAB(2)

QAB(1) = 9.450 – 5,725 QAB(2) (2


)
Syarat batas 2:

75.000 – 15 QAB(1) = 80.000


3.000 – QAB(1) 2.000 – QAB(2)

150.000.000 – 75.000QAB(2) – 30.000QAB(1) – 15QAB(1)QAB(2) =


240.000.000 – 80.000QAB(1)
50.000QAB(1) – 15QAB(1) QAB(2) – 75.000QAB(2) = 90.000.000 (2
)
Substitusi (1) ke (2):

50.000 (9.450 – 5,725 QAB(2)) – 15 (9.450 – 5,725 QAB(2)) QAB(2) –

75.000QAB(2) = 90.000.000
85,875QAB(2) 2 + 219.500 QAB(2) – 382.500.000 = 0 (3
)
Diperoleh:
QAB(2) = 1.189 QAB(2) = -3.745(-, tidak mungkin)

Maka
QAB(2) = 1.189 kend/jam 🡪 TQAB(2) = 98,675 menit

QAB(1) = 2.641 kend/jam 🡪 TQAB(1) = 98,675 menit

QAB = 3.830 kend/jam 🡪 TQAB = 98,675 menit


Jika rute 1+2+3 beroperasi bersama:
▪ Syarat batas 1: QAB = QAB(1) + QAB(2)+ QAB(3)
▪ Syarat batas 2: TQAB = TQAB(1) = TQAB(2) = TQAB(3)
Cara Grafis
◻ Dari persamaan-persamaan demand dan supply yang
sudah dihasilkan, buat tabulasinya dengan
memasukkan nilai QAB sembarang untuk memperoleh
nilai TQAB, TQAB(1), TQAB(2) ataupun TQAB(3)
◻Plotkan nilai QAB dengan TQAB, untuk memperoleh
kurva demand
◻ Plotkan nilai QAB dengan TQAB(1), TQAB(2) ataupun
TQAB(3) untuk memperoleh kurva supply rute 1, 2 atau
3
◻ Titik potong antara kurva demand dan kurva supply
adalah titik keseimbangan yang dicari
Demand Supply
QAB TQAB QAB TQAB(1) TQAB(2) TQAB(3)
0 ~ 0 25.00 40.00 20.00
500 756.00 500 27.00 53.33 20.71
1000 378.00 1000 30.00 80.00 21.67
1500 252.00 1500 35.00 160.00 23.00
2000 189.00 2000 45.00 ~ 25.00
2500 151.20 2500 75.00 28.33
3000 126.00 3000 ~ 35.00
3500 108.00 3500 55.00
4000 94.50 4000 ~
4500 84.00 4500
5000 75.60 5000
5500 68.73 5500
6000 63.00 6000
6500 58.15 6500
7000 54.00 7000
7500 50.40 7500
8000 47.25 8000
8500 44.47 8500
9000 42.00 9000
END OF PRESENTATION

Thank you for your attention.

Anda mungkin juga menyukai