Anda di halaman 1dari 47

SISTEM TRANSPORTASI MAKRO

SISTEM KEGIATAN
SISTEM JARINGAN
· PENDUDUK
· FASILITAS
· RUANG
· PELAYANAN
· ZONA

SISTEM KELEMBAGAAN
· ORGANISASI
· KETENTUAN UU
· KEUANGAN SISTEM
PERGERAKAN

SISTEM LINGKUNGAN
SOS; EK; POL; FISIK; TEK
KOTA

REGIONAL
NASIONAL
INTERNASIONAL
 Sasaran Perencanaan Transportasi :
membuat interaksi tata guna lahan dan
transportasi menjadi semudah dan
seefisiensi mungkin
 Kebijakan yang diambil:
◦ Sistem Kegiatan : rencana tata guna lahan yang
baik dapat mengurangi kebutuhan perjalanan
yang panjang sehingga interaksi menjadi
mudah
◦ Sistem Jaringan : meningkatkan kapasitas
pelayanan prasarana
◦ Sistem Pergerakan : mengatur teknik dan
manajemen lalu lintas
1. PERMINTAAN ATAS JASA TRANSPORTASI

KARAKTERISTIK DASAR DARI DEMAND TRANSPORT


a. BAHWA DEMAND TRANSPORTASI ADALAH DERIVED DEMAND
ARTINYA: PERMINTAAN TERHADAP TRANSPORTASI ADALAH
PERMINTAAN TURUNAN (TIDAK LANGSUNG); SEBELUM MUNCUL
PERMINTAAN TERHADAP TRANSPORTASI HARUS ADA
PERMINTAAN TERHADAP SESUATU YANG MENDAHULUINYA
CONTOH: DEMAND TRANSPORTASI UNTUK ANGKUTAN
PENUMPANG DAN ANGKUTAN BARANG
ANGKUTAN ANGKUTAN
PENUMPANG BARANG

COMPANY ASPIRATION
LIFE STYLE ASPIRATION

DESIRED ACTIVITY ACTIVITY PATTERN


PATTERN

LOCATIONAL CHOICE
LOCATIONAL CHOICE

TRAVEL CHOICE

TRAVEL CHOICE
B. BAHWA JASA TRANSPORTASI TIDAK DAPAT DISIMPAN,
ARTINYA ORANG MEMBELI JASA TRANSPORTASI PADA SAAT
IA MEMBUTUHKANNYA, JIKA KEGIATAN PRODUKSI HARUS
DILAKUKAN BERSAMAAN DENGAN AKTIVITAS KONSUMSINYA.
C. DEMAND TRANSPORTASI KETIDAKPASTIAN SANGAT TINGGI.

• PENGAMBILAN KEPUTUSAN ADALAH


INDIVIDU-INDIVIDU DENGAN
PERILAKU YANG BERAGAM.
• KOMBINASI PILIHANNYA SANGAT
BANYAK (PILIHAN LOKASI, PILIHAN
FREKWENSI PERJALANAN, MODA, DAN
LAIN-LAIN.
2. KURVA DEMAND TRANSPORTASI
V
D = V (A,S0
Untuk a konstan

HUBUNGAN S DAN V, JIKA LEVEL OF


SERVICE (S)  MAKA VOL TRANSPORTASI
; MAKA SLOPE KURVA DEMAND
TRANSPORTASI ADALAH SLOPE POSITIF.
3. MODEL PERMINTAAN
Tidak hanya tergantung pada ongkos dan
jenis alat angkutnya, tetapi sudah
mempertimbangkan preferensi konsumen
4. MODEL PERJALANAN
Ada 2:
1. Untuk perjalanan luar kota
2. Untuk perjalanan perkotaan
ad 1: Model Kraft : SARC
Oleh Gerald Kraft (Sistem Analisis
Research Corp)
Yi: untuk memperkirakan jumlah pejalan
per tahun untuk setiap moda perjalanan
Model ini harus mencerminkan
pertumbuhan penduduk, pekerjaan dan
penghasilan. Variabel sosio ekonomi
harus masuk.
ad 1: Model kebutuhan berurutan

RAMALAN
TATA GUNA LAHAN

PEMBANGKIT
PERJALANAN

DISTRIBUSI PERJALANAN

PEMILIHAN MODA

PENENTUAN L.L.
1. RAMALAN TATA GUNA LAHAN
• SECARA IDEAL PARA PERENCANA DAN INSINYUR
TRANSPORTASI INGIN MEMBERIKAN PERKIRAAN
TERHADAP POLA KEGIATAN MANUSIA DI DALAM
DAERAH PERKOTAAN UNTUK MASA-MASA
MENDATANG, TERUTAMA PADA TAHUN TERTENTU
YANG HENDAK DIRAMALKAN

a. INTENSITAS PENGEMBANGAN LAHAN


AKAN BERKURANG APABILA MAKIN JAUH
DARI PUSAT KOTA.
b. KERAPATAN LAHAN YANG SUDAH
TERPAKAI AKAN BERKURANG APABILA
MAKIN JAUH DARI PUSAT KOTA.
c. PROPORSI LAHAN YANG DISEDIAKAN
UNTUK BERBAGAI PENGGUNAAN LAHAN
AKAN SELALU STABIL.

• METODA INI MENGISYARATKAN BAHWA


DATA POPULASI DI MASA MENDATANG
DAN UKURAN-UKURAN LAIN MENGENAI
KEGIATAN MENYELURUH DI DAERAH
HARUS DIRAMALKAN.
2. MODEL PEMBANGKIT PERJALANAN
(TRIPS GENERATION)

• MODEL INI DIGUNAKAN UNTUK


MEMPERKIRAKAN JUMLAH PERJALANAN
DARI SETIAP ZONA DALAM JUMLAH
PERJALANAN YANG AKAN BERAKHIR DI
SETIAP ZONA UNTUK SETIAP MAKSUD
PERJALANAN.
• MODEL INI BERDASARKAN:
1. KARAKTERISTIK TATA GUNA LAHAN
2. KARAKTERISTIK SOSIAL EKONOMI
• ADA 2 MAKSUD PERJALANAN
1. PERJALANAN BERDASARKAN RUMAH
(HOME BASE TRIP)
DIMANA TEMPAT ASAL DAN TUJUAN
PERJALANAN ADALAH DARI ATAU MENUJU
RUMAH
2. ZONA TARIKAN (ATTRACTION ZONA)
ZONA PRODUCTION (PRODUCTION ZONA)

DARI KE

TRIP PRODUCTION TRIP ATTRACTION


• ADA 2 METODE UNTUK MEMPERKIRAKAN
PEMBANGKIT PERJALANAN
1. ANALISIS KLASIFIKASI
SILANG/ANALISIS KATEGORI
2. ANALISIS REGRESI
AD 1: ANALISIS KLASIFIKASI SILANG
ADALAH UNTUK MEMPREDIKSI 2 TRIP RATE
DENGAN MELIHAT KATEGORI. DASAR
PENGKATEGORIAN ADALAH : KARAKTERISTIK
POKOK YANG MEMPUNYAI RELEVANSI DENGAN
JUMLAH TRIP YANG TERGENERATE.
AD 2: ADALAH MENGKORELASIKAN VARIABEL
DEPENDENT DAN INDEPENDENT

Y = axi + bx2 + cx3 + dx4


MISAL:
Y = 10,2+1,68HI + 2,09CI +
1,98DI
DIMANA
Y = JUMLAH PERJALANAN
UNTUK MAKSUD TERTENTU
YANG DIBANGKITKAN PADA
ZONA I
HI = JUMLAH RT DI
ZONA I
CI = JUMLAH MOBIL YANG
DIPUNYAI SELURUH RT DI
ZONA
3. DISTRIBUSI PERJALANAN (TRAFFIC
DISTRIBUTION)
• TUJUAN UTAMA DISTRIBUSI PERJALANAN ADALAH
MENDISTRIBUSIKAN ATAU MENGALOKASIKAN
JUMLAH PERJALANAN YANG BERASAL DARI SETIAP
ZONA DAN DI ANTARA SELURUH ZONA TUJUAN
YANG MEMUNGKINKAN.
• TAHAPAN PERAMALAN LL INI DIBENTUK LANGSUNG
DARI HASIL PEMBANGKIT PERJALANAN
• MODEL YANG DIPAKAI UNTUK MERAMALKAN
DISTRIBUSI PERJALANAN ADALAH “MODEL
GRAVITASI”.

Oi dj

Berapa banyak
(tergantung dari interaksi dari i ke j)
4. PEMILIHAN MODA (MODA CHOICE)
• APABILA JUMLAH PERJALANAN TOTAL DARI MASING-
MASING TEMPAT ASAL KE SETIAP TEMPAT TUJUAN
TELAH DIPERKIRAKAN UNTUK SETIAP MAKSUD
PERJALANAN, LANGKAH SELANJUTNYA ADALAH
MEMPERKIRAKAN JUMLAH PENUMPANG YANG AKAN
MENGGUNAKAN SETIAP MODA YANG TERSEDIA
• PEMILIHAN MODA DIHIPOTESISKAN AKAN
TERGANTUNG DARI KARAKTERISTIK MODA YANG
MENCERMINKAN BIAYA YANG DISAMARATAKAN
DALAM MENGGUNAKAN MODA TERSEBUT.

Moda 1 = ... %

Oi dj

Moda 2 = ... %
• DIAGRAM KEPUTUSAN PEMILIHAN MODA

TR

VEHICLE VEHICLE

PRIVATE PUBLIC
TR. TR.

M1 M2 M3 M4 M5
• PRIVATE TRANSPORTASI – PUBLIC
TRANSPORTASI: “DOOR TO DOOR”
• PUBLIC TRANSPORTASI : “SERVICE
CHARACTER:
- ONGKOS ANGKUT
- WAKTU TEMPUT
- KEAMANAN
- DAN LAIN-LAIN

5. PENENTUAN LALU LINTAS (TRAFFIC


ASSIGNMENT)
• TAHAP TERAKHIR DARI ESTIMASI
PERMINTAAN JUMLAH PERJALANAN ADALAH
PENENTUAN PERJALANAN YANG AKAN
DIBUAT DI ANTARA SETIAP PASANG ZONA,
DENGAN MODA TERTENTU, PADA RUTE
TERTENTU DI DALAM JARINGAN LALU
LINTAS YANG ADA.
• INI TERUTAMA MERUPAKAN SUATU PERSOALAN PADA
MODA UNTUK JALAN RAYA DI MANA BIASANYA
TERDAPAT BANYAK RUTE YANG DAPAT DITEMPUH
OLEH SESEORANG YANG MENGADAKAN PERJALANAN.
• PADA JARINGAN ANGKUTAN BIASANYA JUMLAH RUTE
ALTERNATIF LEBIH SEDIKIT, BAHKAN PADA BANYAK
KASUS HANYA TERDAPAT SATU JALUR GERAK SAJA
YANG MENGHUBUNGKAN DUA ZONA
• ASUMSI YANG BIASA DIAMBIL DALAM
PENENTUAN PERJALANAN ADALAH BAHWA
PERJALANAN AKAN MEMILIH JALUR GERAK
DENGAN WAKTU TEMPUH YANG MINIMUM
(T)
6. PUNCAK KESIBUKAN LALU LINTAS
PERKOTAAN
• SALAH SATU HAL PENTING PADA LALU
LINTAS PERKOTAAN ADALAH TERDAPATNYA
VARIASI VOLUME YANG BESAR, ENTAH KITA
MELIHATNYA SEPANJANG SATU HARI ATAU
HARI-HARI DALAM SATU MINGGU.
VARIASI HARIAN
Vol

Jam
06 - 08 12 - 13 16 - 18

VARIASI MINGGUAN

Vol

Hari
S S R K J S M
VARIASI TAHUNAN
Vol

Bulan
0 J P M A M J J A S O N D
 Konfigurasi jaringan jalan
◦ Rectangular
◦ Radial (star and block)
◦ Radial (star and circullar)
◦ Radial (star and grid)
◦ Hexagon
  Hirarki pergerakan
◦ Pergerakan utama (jalan arteri)
◦ Pergerakan transisi (ramp)
◦ Pergerakan distribusi (jalan arteri)
◦ Pergerakan koleksi (jalan kolektor)
◦ Pergerakan akses (jalan lokal)
◦ Terminal/rumah/kantor (akses ke terminal)
 Klasifikasi Jalan
 Karakteristik Jalan
 Tipe pelayanan angkutan jalan rel
◦ Angkutan barang
◦ Angkutan orang
 ukuran pasar (jumlah populasi dari kota-kota yang dilaluinya dan total lulintas
angkutan antara dua kota pada rute tersebut)
 karakteristik fisik (jarak, kecepatan, waktu tempuh, lalu lintas barangnya)
 arus penumpang (penumpang kilometer per tahun, penumpang kilometer
kereta kilometer, jumlah kereta per minggu)
  
 Tipe Stasiun Kereta
◦ angkutan kereta antar kota
◦ ankutan kereta perkotaan
◦ Sistem Angkutan penumpang perkotaan:
 RRT (Rapid Rail Transit)
 LRT (Light Rail Transit)
 PRT (Personal Rail Transit)
 Monorail
 Aeromovel
◦  
◦ Jaringan jalan rel
 antar kota (link: ruas, node: stasiun pada suatu kota)
 dalam kota (link : ruas, node : stasiun kota yang termasuk jaringan jalan
tersebut)
 Transportsi udara:
◦ angkutan udara
◦ penerbangan umum
◦ penerbangan militer
  Aktivitas bandar udara (bandara)
◦ Bandara adalah fasilitas sebagai perantara antara transportasi udara dan
transportasi darat.
 Fungsi bandara:
◦ tempat pelayanan bagi kedatangan dan keberangkatan pesawat
◦ bongkar muat barang atau naik turun penumpang
◦ tempat perpindahan antar moda transportasi udara dengan transportasi
yang sama ataupun dengan moda yang lain
◦ tempat klasifikasi barang/penumpang menurut jenis, tujuan perjalanan dan
lain-lain
◦ tempat penyimpanan barang (storage) selama proses pengurusan dokumen
◦ tempat pengisian bahan bakar, perawatan, dan pemeriksaan kondisi
pesawat sebelum dinyatakan layak terbang
Tipe bandara
 Karakteristik fisik : seaplane bases, heliport, stol port, dan bandara
konvensional
 Pengelolaan dan penggunaannya : bandara umum (dikelola
pemerintah), bandara swasta (dikelola oleh pribadi/swasta)
 Aktivitas rutin : jenis pesawat terbang yang beroperasi (enplanement),
karakteristik operasinya (operation)
 Fasilitas yang tersedia : jumlah ranway, alat navigasi, kapasitas
hanggar, dll
 Tipe perjalan yang dilayani : bandara internasional, bandara domestik
dan gabungan
◦  
◦ Jaringan lalu lintas udara
 jaringan penerbangan dalam negri
 jaringan penerbangan internasional
Katagorisasi pelayanan:
◦ Dalam negeri (lokal. Rakyat, pedalamam, terusan sungai,
penundaan laut, pelayanan khusus dalam negeri)
◦ Internasional (pelayaran samudera dekat, pelayaran samudra,
dan pelayaran khusus luar negeri)
 
 Tipe pelabuhan
◦ Jenis lalu lintas perjalanan yang dilayani pelabuhan
secara hirarki:
 pelabuhan samudra (gatewayports)
 pelabuhan pengumpul (collector ports)
 pelabuhan antar pulau (inlands ports)
 pelabuhan perintis (feeder ports) 
 letak dan jenis perairan yang dilayani
◦ pelabuhan sungai
◦ pelabuhan danau
◦ pelabuhan laut
◦ pelabuhan samudra
◦  
 Jaringan jalur angkutan laut
◦ Jaringan angkutan laut nasional (trayek pelayaran tetap dan tidak
tetap dalam negeri)
◦ Jaringan angkutan laut internasional (trayek pelayaran tetap dan
tidak tetap antar negara)
 Parameter Lalu Lintas
◦ Volume lalu lintas (V)
 Jumlah kendaraan yang melintasi suatu titik pada
suatu ruas jalan dalam suatu waktu tertentu
 Satuan : kend/15 menit, kend/jam, smp/jam,
kend/hari(LHR)
 Fluktuasi arus lalu lintas (fluktuasi dlm jam, hari,
musim)
 Koefisien pengali dari 15 menit ke 1 jam : PHF
 Koefisien pengali dari 1 jam ke 1 hari : faktor-k
◦ Kecepatan (S)
 Free flow speed : kecepatan pada saat lalu lintas rendah,
dimana pengendara cenderung mangemudi dengan
kecepatan sesuai dengan keinginannya tanpa adanya
hambatan oleh kendaraan lain.
 Average Running speed : kecepatan dimana waktu
tempuh yang dihitung adalah waktu tempuh bergerak;
tidak termasuk waktu berhenti)
 Average Travel Speed : kecepatan dimana waktu tempuh
yang dihitung adalah waktu tempuh perjalanan: termasuk
waktu berhenti)
 Time mean speed : kecepatan rata-rata kendaraan
(dihitung secara aritmetik) yang melintasi suatu titik di
ruas jalan
 Space mean speed : kecepatan rata-rata kendaraan yang
melintasi suatu segmen di ruas jalan (waktu tempuh
diukur setiap kendaraan yang melintasi segmen jalan dan
dihitung secara statistik)
 Satuan: km/jam
◦ Kerapatan (D)
 Jumlah kendaraan yang menempati suatu panjang ruas
jalan pada suatu waktu tertentu.
 Satuan : Kend/km
◦ Hubungan antar parameter
 V=SXD
 Kapasitas Jalan
◦ Arus maksimum per jam dimana orang atau
barang diharapkan melintasi suatu titik atau
suatu ruas jalan yang uniform pada satu waktu
tertentu pada kondisi jalan, lalu lintas dan
pengaturan yang ada. Kondisi jalan adalah
kondisi fisik jalan, kondisi lalu lintas adalah sifat
lalu lintas (nature of traffic)

◦ Suatu ukuran efektifitas fasilitas lalu lintas (jalan)


untuk mengakomodasi lalu lintas.
◦ Faktor yang berpengaruh
 Faktor jalan : lebar lajur, bahu jalan, median, kondisi
permukaan jalan, kelandaian jalan, trotoar, dll.
 Faktor lalu lintas : komposisi lalu lintas, volume,
distribusi lajur, gangguan lalu lintas, gangguan
samping, dll
 Faktor lingkungan : pejalan kaki, pengendara sepeda ,
binatang yang menyeberang, dll.
 Tingkat Pelayanan
◦ Gambaran kondisi operasional arus lalu lintas dan
persepsi pengendara dalam terminologi kecepata,
waktu tempuh, kenyamanan, kebebasan
bergerak, keamanan dan keselamatan
◦ Menentukan kualitas kinerja pelayanan jalan
◦ Faktor yang berberpengaruh :
 Faktor jalan : lebar lajur, bahu jalan, median, kondisi
permukaan jalan, kelandaian jalan, trotoar, dll.
 Faktor lalu lintas : komposisi lalu lintas, volume,
distribusi lajur, gangguan lalu lintas, gangguan samping,
dll
 Komponen
◦ Gerbong Kereta
 Gerbong mesin (lokomotif)
 Gerbong penumpang
 Gerbong barang (gerbong biasa, tangki, peti kemas
 Gerbong bahan bakar (generator)
◦ Jalur Kereta (rel)
 Jalur tunggal
 Jalur ganda
 Volume
◦ Satuan kereta per satuan waktu (kereta/jam,
kereta/hari)
◦ Sangat dipengaruhi oleh kapasitas jalur
 Kecepatan
◦ Running speed : kecepatan yang dipengaruhi oleh
kemampuan mesin dari lokomotif pembawa
rangkaian dan jumlah gerbong yang dibawa
◦ Travel speed : kecepatan dipengaruhi oleh
kapasitas jalur atau jaringan jalan rel yang dilalui
 Kapasitas
◦ Kapasitas kereta api : dipengaruhi oleh jumlah
gerbong, konfigurasi muatan (orang dan barang)
dalam rangkaian serta tipe dan kekuatan mesin
lokomotif
◦ Kapasitas jalur : kondisi geometrik jalur,
kemampuan sistem pengendalian, efisiensi sistem
operasi di stasiun
 Tingkat Pelayanan
◦ Kapasitas
◦ Kecepatan
◦ Headway antar kereta
(di perkotaan: jarak pendek, kecepatan, ketepatan
waktu, kepastian; merupakan kelebihan dari moda
transportasi darat lain)
 Lalu lintas:
◦ Lalu lintas di sekitar bandara ketika pesawat akan
lepas landas (take off)
◦ Lalu lintas di luar otoritas bandara (airspace)
 Jalur lalu lintas
◦ Ruang 3 dimensi, sehingga perlu pengaturan
khusus
◦ Pemisah jalur vertikal (ketinggian operasi
penerbangan dari permukaan laut):
 1200-18000 feet : untuk pesawat kecil (propeller)
 18000-45000 feet : pesawayt besar (jet)
◦ Pemisah jalur horizontas (lateral dan longitudinal)
:
 Ukuran pesawat
 Kecepatan pesawat
 Ketersediaan radar pengendali di pesawat dan di ARTCC
(air route traffic control center) terdekat
 Volume
◦ Banyaknya pesawat terbang yang melakukan
kegiatan take off/landing di runway dalam satuan
waktu tertentu (annual departure,
kedatangan/jam, kedatangan/hari)
 Kecepatan
◦ Dipengaruhi oleh karakteristik pesawat (propeller,
jet, super sonic dll)
◦ Regulasi dari penerbangan internasional (ICAO,
IATA)
 Kapasitas
◦ Kapasitas pesawat (payload dengan spesifikasi
MTOW/MLW)
◦ Kapasitas bandara : kemampuan fasilitas bandara
(runway, navigasi aids, kelengkapan lainnya)
 Tingkat Pelayanan
◦ Dipengaruhi oleh kecepatan dan ketepatan waktu
◦ Efisiensi pelayanan di bandara (check in,
boarding, loading/unloading) dan aksesibilitas
bandara
Sistem Kelembagaan

Individu
Kelompok Terlibat Langsung /
Lembaga Tak Langsung
Instansi Pemerintah
Siapa Pemangku Kebijakan Sistem
Kegiatan, Jaringan dan Pergerakan
di Indonesia ?
Sistem Kegiatan : Bappenas, Bappeda,
Pemda.

Sistem Jaringan : Departemen


Perhubungan

Sistem Pergerakan : Polantas, DLLAJ

Anda mungkin juga menyukai