Anda di halaman 1dari 24

PENYIAPAN PROGRAM PENANGANAN

JALAN DAN JEMBATAN KOTA


LATAR BELAKANG

INDIKASI PERMASALAHAN
PEMBINAAN JALAN PERKOTAAN
1. Masalah Lalu Lintas, Angkutan dan Penggunaan Lahan
a. Pemanfaatan jaringan jalan yang kurang efisien
 Lalu lintas campuran
 Pengaturan lalu lintas yang belum optimal
 Masalah angkutan
 Road Base Transport
 Tingkat Pelayanan Angkutan Umum
 Kelakuan (behavior) pemakai jalan
b. Kapasitas jalan yang kurang memadai
c. Kondisi prasarana jalan

2. Masalah Penggunaan Lahan


a. Rencana tata ruang kota
b. Klasifikasi fungsi jalan
c. Ketersediaan lahan
BERAKIBAT PADA:

– Tingkat kemacetan relatif tinggi terutama


pada titik-titik persimpangan (jam puncak
pagi/sore)
– Waktu Tempuh Perjalanan Makin Lama
– Kecepatan Rata-Rata Makin Rendah
– Tingginya biaya operasi kendaraan
– Kondisi Jalan Makin Buruk
SASARAN, KEBIJAKAN DAN STRATEGI
PEMBINAAN JALAN PERKOTAAN
LANDASAN
1. Meningkatkan Effektifitas Pemanfaatan Jaringan Jalan
2. Meningkatkan Effisiensi Transportasi
3. Meningkatkan Penggunaan Produk Dalam Negeri
4. Meningkatkan Efektifitas dan Effisiensi Kerja Lembaga
Pembina Jalan
5. Meningkatkan Peran Serta Usaha Swasta
6. Keserasian Kebijakan Umum dan Lingkungan
SASARAN

1. Sasaran Fisik
• Perbandingan Panjang Jalan dengan Jumlah Penduduk 0,6 km per 1000
penduduk.
• Perbandingan Luas Jalan dengan Luas Wilayah minimal 5%.

2. Sasaran Kondisi
Terwujudnya kondisi jalan,
• Arteri Primer dan Sekunder serta Kolektor Primer mantap 100% dan
• jaringan Sekunder lainnya mantap 60%.

3. Sasaran Pelayanan
Menjamin kelancaran dan keselamatan lalulintas
• Kecepatan Rata-Rata Perjalanan
• Kota Metropolitan min. 15 Km/Jam
• Kota Besar min. 20 Km/Jam
• Kota Sedang/Kecil min. 20 Km/Jam
• V/C Ratio
• Kota Metropolitan maks. 0.85
• Kota Besar maks. 0.80
• Kota Sedang/Kecil maks. 0.80
KEBIJAKSANAAN

1. Melayani / Mendukung Pusat-pusat Pelayanan dan Integrasi antar Moda


2. Mempertahankan Tingkat Pelayanan Jalan Primer
3. Melayani / Mendukung Pusat-pusat Pemasaran Produk Regional
4. Melayani / Mendukung Pusat-pusat Pengolahan Produk Regional / Nasional
5. Melayani / Mendukung Obyek-obyek Wisata dan Pengembangan Kawasan
Potensial / Baru
6. Mengatasi Masalah-Masalah Transportasi yang Mendesak

STRATEGI

1. Memanfaatkan Jaringan Jalan yang ada semaksimal mungkin


2. Meningkatkan Kapasitas Jalan dengan sejauh mungkin memanfaatkan Damija
yang ada
3. Menyempurnakan pengaturan pada persimpangan
4. Melengkapi jaringan jalan untuk mengakomodasi lalulintas yang ada
5. Membangun jalan baru sesuai dengan tutuntan kebutuhan
PROGRAM PEMBINAAN JALAN PERKOTAAN

1. Program penanganan fisik


• Program pemeliharaan jalan dan jembatan
• Rutin
• Berkala
• Program peningkatan jalan dan penggantian jembatan
• Struktur
• Geometri
• Kapasitas
• Penggantian Jembatan
• Program pembangunan jalan dan jembatan
• Toll
• Non Toll

2. Program pendukung/software
• Studi kelayakan
• Perencanaan Teknis (Final Engineering Design)
• Pengawasan Teknis
• Studi AMDAL
• Studi Lainnya (tata guna lahan, transportasi, dan manajemen lalu lintas)
• Pengembangan dan penerapan sistim manajemen jalan perkotaan
RENCANA TEKNIS PENETAPAN PROGRAM PEMBINAAN JALAN

N.K PEMBANGUNAN Nilai Konstruksi Turun Karena PENINGKATAN


Repetisi Beban Lalu Lintas (n)
4
n
PENUNJANGAN
fn
REHABILITASI/
a
PEMELIHARAAN
2

b
1

Mc.
0 Waktu
BATAS PELAYANAN MANTAP BATAS BATAS
KRITIS TIDAK
Keterangan : MANTAP
NK = Nilai Kondisi (0-4)
n = Penurunan Normal
A = Batas Kemantapan
B = Batas Kekritisan
C = Biaya (cost)
MC = Biaya Pemeliharaan (Maintenance Cost)
RENCANA TATA RUANG SISTEM TRANSPORTASI
WILAYAH NASIONAL NASIONAL PROSES
PERENCANAAN DAN PEMROGRAMAN
RENCANA TATA RUANG
RENCANA JARINGAN
JALAN ANTAR KOTA
JALAN KOTA
WILAYAH PROPINSI JANGKA PANJANG
(SISTEM PRIMER)
(UMUM)

RENCANA TATA RUANG


WILAYAH KABUPATEN

RENCANA TATA RUANG


WILAYAH KOTA

POLA PEMANFAATAN
RUANG
RENCANA DAN PROGRAM
JALAN KOTA
SISTEM DAN KONDISI JANGKA PANJANG
JARINGAN JALAN (SISTEM PRIMER DAN SEKUNDER)
(PRIMER DAN SEKUNDER) RENCANA DAN PROGRAM
KONDISI EKSISTING
URBAN TRANSPORT RENCANA JALAN KOTA
WILAYAH KOTA
STUDY TRANSPORTASI KOTA JANGKA MENENGAH
KONDISI (SISTEM PRIMER DAN SEKUNDER)
SOSIAL EKONOMI
RENCANA DAN PROGRAM
JALAN KOTA
TAHUNAN
PERMASALAHAN (SISTEM PRIMER DAN SEKUNDER)
TRANSPORTASI KOTA
SKEMA KEGIATAN DAN HASIL YANG DICAPAI DALAM PENYUSUNAN PROGRAM
PENANGANAN JALAN KOTA

KEGIATAN HASIL YANG DICAPAI

Peta klasifikasi fungsi jalan


KONFIRMASI
FUNGSI JALAN

IDENTIFIKASI Daftar Ruas beserta permasalahannya


PERMASALAHAN
YANG ADA

JENIS macam dan jenis penanganan


PENANGANAN

SKALA daftar ruas yang perlu ditangani


PRIORITAS

PERKIRAAN daftar volume, harga satuan pekerjaan,


BIAYA dan total biaya

JADWAL daftar ruas dengan ranking prioritas


PENANGANAN

sumber:
Binkot, 1990
PENGELOLAAN JALAN PERKOTAAN

1. Faktor Teknis (prakonstruksi, konstruksi, paska konstruksi):


• Pengembangan Jaringan Jalan
• Pemeliharaan Jaringan Jalan

2. Non Teknis:
• Peraturan
• Kelembagaan
• Pembiayaan
• Peran serta masyarakat/swasta
Teknis Operasional
Institusi yang
yang efektif & efisien
mantap

Peraturan yang
Pembiayaan yang
aplikatif
memadai

Keberhasilan Manajemen
Penanganan Jalan Perkotaan

Perencanaan yang baik


PSM yang terarah

Kemauan Politis Dukungan semua pihak


Pimpinan
PROSES
PERENCANAAN DAN PEMROGRAMAN
JALAN KOTA
(PROJECT)

1. Survey
2. Investigasi PERENCANAAN
3. Desain

4. LA (Land Aquition) PELAKSANAAN


5. Construction

6. Operation PEMANFAATAN
7. Maintenance
ILUSTRASI
BIAYA – KONDISI JALAN

Total Transport Cost

Optimum Expenditure
Costs

Investasi
Road User Pemerintah
Cost

Badly Damaged Fair Good Very Good

Kondisi Jalan
Expenditure
VOC
Total Transport Costs
PRODUK YANG TERKAIT PADA SETIAP TAHAPAN KEGIATAN

PERIODE PERIODE
PERIODE
SEBELUM SESUDAH
PELAKSANAAN
PELAKSANAAN PELAKSANAAN

STUDY PERENCANAAN PRAKONTRAK KONSTRUKSI OPERASI /


PEMELIHARAAN
1. Tujuan 1. Draft Kontrak 1. Kontrak & Jaminan
2. FS & AMDAL 2. Gambar Teknis & Spek 2. Catatan Jalannya 1. Catatan Operasi
3. Tahapan, Sasaran, 3. Syarat Teknis, Konstruksi 2. Catatan Pemeliharaan
Biaya Administrasi, 3. Catatan Pengendalian 3. Catatan Evaluasi
4. Laporan dan Keuangan 4. Addendum Kontrak 4. Jaminan Masa
4. Syarat calon pelaksana 5. Laporan Pemeliharaan
5. Risalah Penjelasan & 5. Laporan
Peninjauan Lapangan
6. Risalah Beriata Acara
proses penentuan
pelaksana
7. Laporan

MEMBERIKAN MEMBERIKAN MEMBERIKAN MEMBERIKAN


KEYAKINAN PRODUK KEYAKINAN WAJAR KEYAKINAN WAJAR KEYAKINAN SASARAN
LAYAK SESUAI SYARAT MUTU SESUAI SYARAT MUTU AKAN EFFEKTIF
SISTEM EVALUASI PROGRAM
1. PADA SAAT PENGUSULAN PROGRAM
• Study Kelayakan, dengan tinjauan aspek
 Teknis
 Ekonomi
 Finansial
 Sosial
 Lingkungan
• note:
 Kajian komprehensive dari komponen biaya (cost) dan komponen manfaat (benefit) yang
diprediksi pada rentang waktu perencanaan (15-20 tahun)
 Layak jika prediksi manfaat > biaya (dalam perhitungan ekonomi NPV / BCR / IRR)
2. PADA SAAT PELAKSANAAN PROGRAM
• Effisiensi dan Effektifitas, dengan tinjauan aspek
 Waktu
 Teknis
 Finansial
 Administrasi
• note:
 Penilaian komponen dalam bentuk evaluasi internal audit dan performance audit

3. PADA SAAT SELESAI PELAKSANAAN PROGRAM


• Dengan tinjauan aspek
 Keberhasilan
 Manfaat
Selain itu juga perlu dipertimbangkan;

1. Kontinuitas Jaringan
2. Persyaratan Teknis
3. Ekonomis
4. Kesesuaian Rencana/Program Daerah
5. Kemampuan Pelaksanaan
6. Ketersediaan Dana
STANDAR PELAYANAN MINIMAL
(Kepmen Kimpraswil No. 534/KPTS/M/2001)
Kondisi Eksisting:
• Panjang jalan dibandingkan jumlah penduduk
masih rendah • Kebijakan dan Strategi
• Rasio luas jalan thd luas wilayah masih rendah • NSPM
• Kecepatan rata-rata rendah
• Tingkat aksesibiltas rendah

Rencana/
Masalah
Program
Target Standar Pelayanan Minimal (SPM)
• Panjang jalan 0.6 km/1000 penduduk
• Ratio luas jalan 5% dari luas wilayah
• Kecepatan rata-rata 20 – 25 km/jam (sistem
primer) Indikator:
Indikator
• Kecepatan rata-rata 15 – 20 km/jam (sistem • Pjg jalan/jml penduduk
sekunder) • Kec. Rata-rata
• Akses ke semua bagian kota mudah • Luas jalan/luas kota
SURVEY TERKAIT
DALAM PENENTUAN PROGRAM
PENANGANAN JALAN KOTA

• Survai Inventarisasi Jalan


Survai ini dimaksudkan untuk mengidentifikasi dan untuk mengukur secara rinci
jenis inventarisasi yang ditemukan di lokasi.

• Survai Kondisi Jalan


Survai ini dimaksudkan untuk mengumpulkan informasi tentang kondisi permukaan
perkerasan.
Permukaan perkerasan dievaluasi dengan memakai penilaian Baik, Sedang, Jelek,
Jelek Sekali, dan Rusak.

• Survai Lalu Lintas


Survai lalu lintas (LHR) adalah penghitungan berdasarkan waktu dari jenis
kendaraan yang berbeda pada ruas tertentu dalam suatu jaringan jalan. Survai ini
dilakukan untuk mengumpulkan data yang dipakai untuk memprediksi kebutuhan
dan prioritas pemeliharaan jalan. Dari hasil survai lalu lintas dihasilkan Rasio
volume lalu lintas (V/c) dari berbagai jenis kendaraan.
SURVEY INVENTARISASI JALAN

• Survai panjang ruas


 Jarak antara simpul-simpul yang membentuk ruas
 Survai ini untuk menentukan simpul dan jarak ruas antara simpul yang berdekatan
yang membentuk jalan

• Survai potongan melintang umum


 Meliputi jalan, drainase, struktur, dan fasilitas jalan.

• Survai potongan melintang rinci


 Pendetailan dari survey potongan melintang secara umum.

• Survai Sejarah Perkerasan


 Sejarah Penanganan
Didasarkan pada sejarah program yang telah dilaksanakan, diprediksi kondisi
berdasarkan umur rencana dan kondisi eksisting
 Survai Foto
Sebagai pendekatan, dimaksudkan untuk mengambil foto yang mewakili masing-
masing ruas. Foto diambil dari awal ruas ke arah STA yang lebih besar.
 Survai GPS
Survai untuk mendapatkan koordinat GPS untuk setiap simpul dalam jaringan jalan.
Koordinat digunakan untuk memperbaharui/membuat peta / desain (digunakan
dalam URMS).
SURVEY KONDISI JALAN
• Survai Kondisi Jalan Visual Umum
• Sebagai pendekatan terhadap kondisi jalan secara umum.

• Survai Kondisi Jalan Visual Rinci


• Dilakukan menggunakan alat ukur.

• Survai Kekuatan Perkerasan


• Untuk mendapatkan informasi yang akurat tentang kekuatan perkerasan,
sehingga dapat ditentukan kekuatan perkerasan untuk pekerjaan
pemeliharaan apa yang dilakukan dan berapa yang diperlukan. Jenis-jenis
pengujiannya antara lain Benkelman Beam (BB) atau Falling Weight
Deflectometer (FWD) dan Dynamic Cone Penetrometer (DCP).

• Survai Ketidakrataan Permukaan


• Untuk mendapatkan informasi ketidakrataan permukaan sehingga
memelihara jalan sebelum menjadi terlalu kasar, sehingga pemeliharaan
biasa tidak cukup untuk mempertahankan jalan dalam kondisi fungsionil
yang tinggi.
SURVEY KEKUATAN PERKERASAN JALAN

• Uji Benkelman Beam (BB)


Uji menggunakan alat Benkelman Beam yang diletakkan
pada as belakang truk dengan beban sekurang-kurangnya
8,2 ton
(diantara 2 roda belakang pada jalur roda luar, lintasan
roda yang terdekat pada tepi perkerasan).

• Uji Dynamic Cone Penetrometer (DCP)


Uji DCP dapat digunakan untuk mengevaluasi kekuatan
tanah dasar pada bagian jalan dimana uji Benkelman Beam
tidak dapat dilakukan atau dimana survai ketidakrataan
permukaan memberi nilai IRI >12 (jalan tidak dapat dilalui,
kecuali dengan kendaraan 4wd).
Pengujian DCP harus dilaksanakan sampai kedalaman
sekurang-kurangnya 900 mm di bawah garis permukaan.
SURVEY KETIDAKRATAAN PERMUKAAN JALAN
(Uji Roughness)

• Uji Roughness menggunakan odometer, ROMDAS, dan Naasra.


• Kalibrasi Odometer dimaksudkan untuk mengkalibrasi
jark/kecepatan pada sensor yang dihubungkan dengan
roughness meter pada ROMDAS.
• Pada prinsipnya sistem ROMDAS terdiri dari :
Suatu perangkat antar muka
Suatu sensor jarak/kecepatan digital yang disambungkan ke
kabel speedometer kendaraan atau diletakkan pada suatu
speedometer listrik
Semua socket/steker dan kabel-kabel listrik yang diperlukan
Perangkat lunak PC
• Pada saat kendaraan dikemudikan sepanjang jalan, secara
otomatis ROMDAS akan merekam/mencatat : jarak, kecepatan
dan kekasaran/ketidakrataan permukaan jalan.
JENIS & KONDISI PERKERASAN
PADA IRI TERTENTU
(SEBAGAI PENDEKATAN)

RCI IRI Kondisi Visual dari Jenis Tipikal Permukaan


Permukaan Perkerasan

8 – 10 0-3 Sangat mulus dan Campuran panas yang baru digelar


teratur
7–8 3-4 Sangat baik, umumnya Campuran panas setelah beberapa
mulus tahun layanan
6-7 4-6 Baik Lapis Tipis yang lama dari campuran
panas, NACAS yang baru, LASBUTAG
yang baru
5-6 6-8 Cukup, sangat sedikit Lapen yang baru, NACAS yang baru,
atau tidak ada lubang LASBUTAG setelah 2 tahun layanan,
tetapi permukaan tidak NACAS yang lama
teratur
4-5 8 – 10 Jelek, sesekali Lapem setelah 2 tahun layanan, NACAS
berlubang, permukaan yang lama
tidak teratur
3-4 10 – 12 Pecah, bergelombang, Lapen yang lama, NACAS yang lama,
banyak lubang jalan kerikil yang kurang terpelihara
2-3 12 – 16 Sangat pecah-pecah, Semua jenis perkerasan tanpa layanan
banyak lubang dan total untuk waktu yang lama
bidang perkerasan
hancur
2 > 16 Tidak dapat dilalui, Semua jenis perkerasan dianggap
kecuali 4WD diabaikan

Anda mungkin juga menyukai