Anda di halaman 1dari 45

Program Studi Teknik Sipil │ Fakultas Teknik

Universitas Sebelas Maret

Perencanaan Strategis

SISTEM ANGKUTAN MASSAL


Angkutan Umum
(01)

Sistem Angkutan Massal


Pengampu: Tuti Agustin

1
TAgt PRODI TEKNIK SIPIL │ FAKULTAS TEKNIK │ UNIVERSITAS SEBELAS MARET
Pendahuluan

Angkutan umum (AU) di perkotaan harus dikelola dengan


baik, agar diperoleh hasil yang memuaskan dipandang dari

SISTEM ANGKUTAN MASSAL


berbagai pihak, antara lain:
▪ Pengguna AU
▪ Operator AU
▪ Pengguna jalan lainnya
▪ Pemerintah (stake holder)
yang keempat-empatnya memiliki kepentingan yang
berbeda-beda.

2
TAgt PRODI TEKNIK SIPIL │ FAKULTAS TEKNIK │ UNIVERSITAS SEBELAS MARET
Tidaklah mudah mendapatkan titik temu untuk mengakomodir
semua kepentingan dari ketiga pihak, yakni: pengguna AU,
operator dan pengguna jalan lainnya.

SISTEM ANGKUTAN MASSAL


Agar dicapai hasil yang maksimal dalam pengelolaan suatu
angkutan umum, maka diperlukan tiga tahapan yang harus
dilakukan yakni:
 Perencanaan
 Pengoperasian
 Pengaturan

3
TAgt PRODI TEKNIK SIPIL │ FAKULTAS TEKNIK │ UNIVERSITAS SEBELAS MARET
Tahap Perencanaan

Tahap Perencanaan Strategis (PS)

SISTEM ANGKUTAN MASSAL


Tahap Perencanaan Operasional (PO)

• Pada bab ini yang akan dibahas adalah tahap


perencanaan strategis,
• sedangkan tahap perencanaan operasional
merupakan tahapan yang dilakukan setelah
tahap perencanaan strategis selesai dilkerjakan.
4
TAgt PRODI TEKNIK SIPIL │ FAKULTAS TEKNIK │ UNIVERSITAS SEBELAS MARET
Perencanaan Strategis

Inti dari perencanaan strategis adalah berupa master plan


angkutan umum yang menjadi dasar untuk mengatur

SISTEM ANGKUTAN MASSAL


pengembangan angkutan umum, yang mencakup
permasalahan pada struktur jaringan rute, yakni berupa:

1. Hierarki rute (ruas atau link)


2. Hierarki simpul (node)
3. Rencana pengembangan

5
TAgt PRODI TEKNIK SIPIL │ FAKULTAS TEKNIK │ UNIVERSITAS SEBELAS MARET
A. Struktur Jaringan Rute

Struktur jaringan rute merupakan struktur dari sebuah rute angkutan umum
yang terdiri dari:
ɷ Koridor rute,

SISTEM ANGKUTAN MASSAL


ɷ Lintasan rute,
ɷ Titik-titik simpul (node) pemberhentian

Penentuan struktur jaringan rute merupakan sebuah proses yang dimulai dari:
▪ Penentuan titik asal (origin) dan titik tujuan (destination)
▪ Penentuan koridor daerah pelayanan angkutan umum
▪ Penentuan lintasan rute
▪ Perkiraan demand yang harus dilayani
▪ Perhitungan kapasitas rute
▪ Penentuan jenis moda angkutan yang akan dipergunakan

6
TAgt PRODI TEKNIK SIPIL │ FAKULTAS TEKNIK │ UNIVERSITAS SEBELAS MARET
Struktur Jaringan Rute

Rute terpilih
B Koridor rute

SISTEM ANGKUTAN MASSAL


Jaringan jalan A
eksisting
Koridor rute

7
TAgt PRODI TEKNIK SIPIL │ FAKULTAS TEKNIK │ UNIVERSITAS SEBELAS MARET
Struktur Jaringan Rute

Ja rja la
ng n
Be

ka kha
ua ki
n
Titi
k
he
nt i
Ba

SISTEM ANGKUTAN MASSAL


t
as
Zo
n
a

Ko
rid
rRo
ute
Ru
te
Re
n ca
na
Gambar 1. Contoh sebuah struktur jaringan rute.
8
TAgt PRODI TEKNIK SIPIL │ FAKULTAS TEKNIK │ UNIVERSITAS SEBELAS MARET
Struktur Jaringan Rute

 Pergerakan angkutan umum yang Koridor Rute


Jangkauan
berangkat dari suatu titik awal dan Berjalan khaki

berakhir pada suatu titik tujuan tertentu

SISTEM ANGKUTAN MASSAL


akan melewati banyak zona. Rute Rencana

Titik henti
 Dalam setiap zona yang dilalui, dibuat
suatu koridor pelayanan dengan
Batas Zona
memperhatikan:
▪ Potensi pergerakan (demand)
yang akan terjadi
▪ Kapasitas angkutan umum yang
akan dioperasikan
▪ Hierarki Jalan
▪ Kapasitas rute
9
TAgt PRODI TEKNIK SIPIL │ FAKULTAS TEKNIK │ UNIVERSITAS SEBELAS MARET
Struktur Jaringan Rute
Koridor Rute
Jangkauan
Berjalan khaki

Rute Rencana

SISTEM ANGKUTAN MASSAL


Titik henti

Gambar-1 menunjukkan contoh Batas Zona


sebuah struktur jaringan rute.
Terdapat tiga hal yang menjadi
fokus, yakni:
▪ Lebar koridor rute
▪ Lintasan rute
▪ Simpul-simpul pemberhentian
10
TAgt PRODI TEKNIK SIPIL │ FAKULTAS TEKNIK │ UNIVERSITAS SEBELAS MARET
B. Kategori Rute
Secara umum rute dapat diklasifikasikan ke dalam tiga kategori, yakni
berdasarkan:
B.1 Tipe pelayanannya

SISTEM ANGKUTAN MASSAL


B.2 Tipe jaringannya
B.3 Peran dalam jaringan

B.1 Ditinjau dari tipe pelayanannya, rute dapat dikelompokkan


menjadi empat jenis, yaitu:
a) rute tetap
b) rute dengan deviasi tertentu
c) rute dengan batasan koridor
d) rute dengan deviasi penuh

11
TAgt PRODI TEKNIK SIPIL │ FAKULTAS TEKNIK │ UNIVERSITAS SEBELAS MARET
Kategori Rute

B.2 Berdasarkan tipe jaringannya, rute dapat dikelompkkan menjadi lima


jenis, yakni:

SISTEM ANGKUTAN MASSAL


a) rute dengan struktur jaringan grid
b) rute dengan struktur jaringan radial
c) rute dengan struktur jaringan linier
d) rute dengan struktur jaringan modifikasi radial
e) rute dengan struktur jaringan teritorial

12
TAgt PRODI TEKNIK SIPIL │ FAKULTAS TEKNIK │ UNIVERSITAS SEBELAS MARET
Kategori Rute

B.3 Ditinjau dari perannya dalam struktur jaringan, rute dapat dikelompokkan
menjadi tujuh hierarki atau tingkatan, yakni:
a) Trunk route

SISTEM ANGKUTAN MASSAL


b) Principle route
c) Secondary route
d) Branch route
e) Local route
f) Feeder route
g) Double feeder route

13
TAgt PRODI TEKNIK SIPIL │ FAKULTAS TEKNIK │ UNIVERSITAS SEBELAS MARET
C. Lintasan Rute
Rute angkutan umum merupakan suatu garis
lintasan yang akan dilalui oleh angkutan umum,
yang melayani calon penumpang dengan
karakteristik sosioekonomi dan karakteristik

SISTEM ANGKUTAN MASSAL


Koridor Rute
perjalanan yang berlainan antara satu dengan Jangkauan
Berjalan khaki

yang lainnya.
Rute Rencana
Garis lintasan rute, yang menghubungkan
Titik henti

antara titik asal dengan titik tujuan belum tentu


merupakan satu garis yang sama atau berimpit Batas Zona

dalam dua arah yang berbeda.


Lintasan rute pada Gambar 1 adalah dalam dua
arah yang berbeda dan terpisah, dan hanya
bertemu pada satu titik saja.

14
TAgt PRODI TEKNIK SIPIL │ FAKULTAS TEKNIK │ UNIVERSITAS SEBELAS MARET
Lintasan Rute
 Penentuan lintasan, sangat tergantung pada potensi demand dari zona-zona
yang berada pada koridor pelayanan dan jaringan jalan eksisting (rute
angkutan umum mengikuti jalan eksisting)

SISTEM ANGKUTAN MASSAL


 Penentuan halte dilakukan dengan memperhatikan jarak berjalan kaki yang
layak dari kantung-kantung pemukiman
 Apabila potensi demand memang sangat besar, maka lintasan rute dapat
dikembangkan menjadi dua garis, yang tentunya dengan membuat satu koridor
baru
 Apabila dipaksakan hanya dengan satu koridor
saja, maka jarak perjalanan dari kantong-
kantong demand ke halte akan menjadi terlalu
jauh → akan menurunkan demandnya

15
TAgt PRODI TEKNIK SIPIL │ FAKULTAS TEKNIK │ UNIVERSITAS SEBELAS MARET
Lintasan Rute

 Angkutan umum disediakan untuk melayani pergerakan calon penumpang


dengan karakteristik sosioekonomi dan karakteristik perjalanan berlainan
antara satu dengan yang lainnya.

SISTEM ANGKUTAN MASSAL


 Karakteristik sosioekonomi dipresentasikan sebagai tingkat pendapatan,
ukuran rumah tangga (household), jenis kelamin, usia, dan lain-lainnya.
 Hal penting dari ciri sosioekonomi adalah tingkat pendapatan, yang diduga
berkorelasi positif dengan tingkat kepemilikan kendaraan.
 Perbedaan ciri sosioekonomi ini akan melahirkan dua kelompok yang
berbeda, yakni:
ɷ kelompok captive rider dan
ɷ kelompok choice rider

16
TAgt PRODI TEKNIK SIPIL │ FAKULTAS TEKNIK │ UNIVERSITAS SEBELAS MARET
Lintasan Rute

 Pada masa yang lalu terminologi kendaraan pribadi adalah berupa mobil
pribadi. Dewasa ini paradigma kendaraan pribadi nampaknya mengalami
pergeseran, yakni tidak hanya berupa mobil pribadi saja melainkan juga

SISTEM ANGKUTAN MASSAL


sepeda motor.
 Sepeda motor dapat memenuhi ciri sebagai moda pribadi, terutama pada
daerah perkotaan dengan jarak tempuh pendek, karena pemiliknya akan
memiliki kebebasan untuk memilih rute dalam melakukan pergerakan.

17
TAgt PRODI TEKNIK SIPIL │ FAKULTAS TEKNIK │ UNIVERSITAS SEBELAS MARET
Lintasan Rute

ɷ Karakteristik perjalanan meliputi tujuan perjalanan, jarak perjalanan, dan


waktu saat melakukan perjalanan, yang bervariasi antara satu penumpang
dengan penumpang lainnya.

SISTEM ANGKUTAN MASSAL


ɷ Tujuan perjalanan yang berlainan mengharuskan penyediaan lintasan rute
yang bervariasi

ɷ Jarak perjalanan yang berbeda-beda menuntut


adanya variasi tipe moda angkutan umum,
untuk keperluan perjalanan jarak pendek,
menengah dan perjalanan panjang

18
TAgt PRODI TEKNIK SIPIL │ FAKULTAS TEKNIK │ UNIVERSITAS SEBELAS MARET
Lintasan Rute

ɷ Hal lain yang juga tidak kalah pentingnya adalah masalah variasi waktu saat
melakukan perjalanan.
ɷ Pada pagi hari saat orang berangkat kerja, sekolah dan melakukan aktivitas

SISTEM ANGKUTAN MASSAL


lainnya, merupakan waktu puncak (peak hours) sehingga dibutuhkan
penyediaan jumlah moda angkutan umum yang besar.

ɷ Pada kondisi jam tidak puncak


(off peak), kebutuhan pergerakan
penumpang relatif rendah. Pada
saat tersebut rute tetap dibuka,
hanya frekuensi modanya perlu
dikurangi.

19
TAgt PRODI TEKNIK SIPIL │ FAKULTAS TEKNIK │ UNIVERSITAS SEBELAS MARET
Lintasan Rute

ɷ Dalam struktur jaringan rute perkotaan, masing-masing lintasan rute


menyebar secara spasial membentuk suatu konfigurasi jaringan.
ɷ Bentuk konfigurasi jaringan rute angkutan umum di suatu kota sangatlah

SISTEM ANGKUTAN MASSAL


penting ditinjau dari kualitas pelayanan yang dihasilkannya.
ɷ Konfigurasi jaringan sangat berpengaruh terhadap:
̶ Persentase luasan area yang dapat dilayani oleh sistem angkutan umum
̶ Jumlah pergantian lintasan atau transfer yang diperlukan dalam
pergerakan penumpang, dari tempat asal ke tempat tujuan
̶ Lokasi terminal
̶ Pengaturan frekuensi dan jadwal operasi

20
TAgt PRODI TEKNIK SIPIL │ FAKULTAS TEKNIK │ UNIVERSITAS SEBELAS MARET
Tipe Pelayanan Rute

ɷ Pada kenyataannya, pengoperasian angkutan umum dimungkinkan


dilakukan pada lintasan rute yang bukan rutenya.
ɷ Jika hal ini terjadi, maka telah terjadi deviasi rute. Hal ini disebabkan

SISTEM ANGKUTAN MASSAL


oleh alasan tertentu, misalnya karena adanya calon penumpang yang
cukup banyak menunggu pada daerah yang bukan rutenya, pada
jam-jam tertentu.
ɷ Semakin bebas suatu angkutan umum menyimpang dari rute aslinya
maka tingkat deviasi rute akan semakin tinggi.

21
TAgt PRODI TEKNIK SIPIL │ FAKULTAS TEKNIK │ UNIVERSITAS SEBELAS MARET
Tipe Pelayanan Rute
a. Rute Tetap
 Pada kondisi rute tetap, pengemudi angkutan umum hanya
diperbolehkan menjalankan kendaraannya pada lintasan rute yang telah
ditentukan saja.

SISTEM ANGKUTAN MASSAL


 Demikian pula masalah waktu keberadaan kendaraan,
haruslah sesuai dengan jadwal yang sudah
ditentukan.
 Untuk dapat memenuhi harapan tersebut, moda
angkutan umum harus berada pada ROW kategori A.

 Selama pergerakannya masih terpengaruh oleh moda yang lain, maka


sangatlah sulit untuk dapat memenuhi jadwal waktu yang sudah ditentukan.
22
TAgt PRODI TEKNIK SIPIL │ FAKULTAS TEKNIK │ UNIVERSITAS SEBELAS MARET
Tipe Pelayanan Rute

 Rute dengan ROW A, merupakan kondisi yang sangat diharapkan oleh


calon penumpang, karena selain kepastian lintasan rute dapat diandalkan,
juga kepastian waktu perjalanan dapat dijamin.

SISTEM ANGKUTAN MASSAL


 Setiap penumpang akan dapat merencanakan jadwal aktivitasnya dengan
pasti, kapan harus sampai di halte tempat menunggu moda angkutan
umum, berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk sampai di tempat tujuan,
dan di mana mereka harus turun.
 Apabila kondisi seperti ini dipenuhi, maka angkutan umum dikatakan handal
(realiable), menjadi idaman bagi calon penumpang. Apalagi jika faktor
kenyamanan diperhatikan, serta dengan tarif yang terjangkau.

23
TAgt PRODI TEKNIK SIPIL │ FAKULTAS TEKNIK │ UNIVERSITAS SEBELAS MARET
Tipe Pelayanan Rute

 Moda transportasi angkutan umum rute tipe tetap biasanya dirancang


untuk melayani daerah-daerah dengan tingkat demand yang tinggi.
 Penyimpangan hanya boleh terjadi pada kondisi yang tidak normal,

SISTEM ANGKUTAN MASSAL


misalnya ada penutupan jalan akibat perbaikan jalan, demonstrasi,
dan lain hal yang memaksa pengemudi tidak dapat melalui lintasan
rute tetap yang telah ditentukan.

24
TAgt PRODI TEKNIK SIPIL │ FAKULTAS TEKNIK │ UNIVERSITAS SEBELAS MARET
Tipe Pelayanan Rute

b. Rute Tetap dengan Deviasi Khusus

ɷ Lintasan rute angkutan umum pada

SISTEM ANGKUTAN MASSAL


kondisi ini dapat mengalami deviasi
dengan alasan-alasan tertentu,
misalnya karena adanya permintaan
dari sekelompok penumpang untuk
turun di tempat tertentu, karena
alasan fisik atau usia.

ɷ Alasan lainnya adalah karena ada sekelompok calon penumpang


yang berada di luar lintasan rutenya yang membutuhkan untuk
diangkut.

25
TAgt PRODI TEKNIK SIPIL │ FAKULTAS TEKNIK │ UNIVERSITAS SEBELAS MARET
Tipe Pelayanan Rute

ɷ Adanya deviasi khusus ini, bagaimanapun juga menyebabkan


penumpang lainnya akan merasa terganggu.
ɷ Selain waktu tempuh menjadi lebih lama, jarak tempuhnya pun juga

SISTEM ANGKUTAN MASSAL


akan bertambah.
ɷ Lebih celaka lagi jika tempat pemberhentian yang direncanakan
untuk turun terlewat, yang hal ini tentu mengharuskan pindah moda
yang berimplikasi pada penambahan waktu perjalanan dan biaya.

26
TAgt PRODI TEKNIK SIPIL │ FAKULTAS TEKNIK │ UNIVERSITAS SEBELAS MARET
Tipe Pelayanan Rute

c. Rute dengan Batasan Koridor


▪ Pada kondisi ini, pengemudi kendaraan dapat melakukan
deviasi rute pada daerah-daerah tertentu yang tidak begitu

SISTEM ANGKUTAN MASSAL


padat.
▪ Operator sudah menentukan di mana lokasi-lokasi yang tidak
padat dan lokasi mana yang padat (rute utama)
▪ Rute utama ini ditunjukkan dengan lokasi-lokasi pemberhentian,
di mana pengemudi harus melewatinya.

27
TAgt PRODI TEKNIK SIPIL │ FAKULTAS TEKNIK │ UNIVERSITAS SEBELAS MARET
Tipe Pelayanan Rute
d. Rute Tetap dengan Deviasi Penuh
Ҩ Rute tetap dengan deviasi penuh merupakan kondisi di mana pengemudi
diberikan kebebasan untuk memilih lintasan rute, sepanjang titik awal dan titik

SISTEM ANGKUTAN MASSAL


akhirnya sama.
Ҩ Pengemudi dengan leluasa dapat menjalankan kendaraannya sesuai dengan
keinginan dan pengalamannya, untuk memilih rute dengan berbagai
pertimbangan, misalnya lebih dekat atau menghindari daerah yang macet.
Ҩ Pengemudi dapat melakukan kompromi dengan penumpang, misalnya dalam
kondisi penumpang penuh, kemudian masing-masing ditanya tujuan akhirnya. Dari
informasi tujuan akhir inilah pengemudi dapat mengarahkan kendaraannya sesuai
dengan pengalamannya, untuk mencari rute terpendek dan bebas macet.
Ҩ Jika hal ini dilakukan, berarti tidak ada penumpang yang dirugikan, bahkan
cenderung diuntungkan dengan waktu perjalanan yang lebih singkat.

28
TAgt PRODI TEKNIK SIPIL │ FAKULTAS TEKNIK │ UNIVERSITAS SEBELAS MARET
Tipe Jaringan Rute
Secara umum, bentuk-bentuk dasar dari jaringan rute angkutan umum dapat
dibedakan menjadi 5 kelompok, yaitu: jaringan berbentuk grid, linier, radial,
modifikasi radial dan teritorial.

SISTEM ANGKUTAN MASSAL


a. Tipe Jaringan Grid (Orthogonal)
◆ Dinamakan Grid karena jalur-jalurnya membentuk grid/orthogonal
(saling berpotongan tegak lurus). Sebagian menuju ke pusat kota dan
sebagian lainnya tidak.
◆ Pelayanan dapat merata ke seluruh bagian kota, cocok untuk daerah
metropolitan. Banyak titik perpindahan sehingga biaya yang dikeluarkan
oleh penumpang menjadi tinggi.

29
TAgt PRODI TEKNIK SIPIL │ FAKULTAS TEKNIK │ UNIVERSITAS SEBELAS MARET
Tipe Jaringan Rute

Ꞝ Bentuk Grid merupakan jaringan jalan yang


banyak dikembangkan di Amerika Utara.
Mempunyai aksesibilitas yang tinggi,
sehingga alternatif pilihan jalan yang dilalui

SISTEM ANGKUTAN MASSAL


lebih banyak.

Ꞝ Pola jaringan ini diterapkan di kota New York


di Amerika Serikat dan di kota Toronto -
Canada.
Konfigurasi Jaringan Rute berbentuk GRID

Ꞝ Di kota-kota baru yang ada di Amerika, banyak dijumpai jaringan rute berbentuk Grid.
Hal ini dimungkinkan karena struktur jaringan jalan yang ada juga berbentuk Grid,
sehingga bentuk jaringan yang sama seperti itu mudah diaplikasikan.

30
TAgt PRODI TEKNIK SIPIL │ FAKULTAS TEKNIK │ UNIVERSITAS SEBELAS MARET
Tipe Jaringan Rute

Ꞝ Karakteristik dasar dari struktur Grid ini adalah adanya lintasan rute yang secara
paralel mengikuti ruas-ruas jalan yang ada, dari pinggir kota yang satu ke pinggir
kota lainnya, dengan melewati pusat kota (CBD) yang letaknya di tengah.

SISTEM ANGKUTAN MASSAL


Ꞝ Tidak semua lintasan rute melewati daerah CBD, agar jaringan yang terbentuk dapat
merata untuk melayani semua daerah perkotaaan.
Ꞝ Keuntungan utama dari struktur jaringan seperti ini adalah bahwa sistem rute yang
terbentuk menjadi mudah diingat dan juga mudah dimengerti oleh masyarakat.
Ꞝ Selain itu, daerah perkotaan yang tercakup oleh pelayanan angkutan umum menjadi
lebih merata.
Ꞝ Dengan bentuk jaringan seperti ini calon penumpang dimungkinkan untuk dapat
menggunakan angkutan umum di manapun mereka berada, untuk bepergian ke
manapun yang mereka diinginkan.

31
TAgt PRODI TEKNIK SIPIL │ FAKULTAS TEKNIK │ UNIVERSITAS SEBELAS MARET
Tipe Jaringan Rute

Ꞝ Dengan struktur jaringan berbentuk Grid ini, tidak semua arah pergerakan dari satu
daerah asal ke tempat tujuan dapat dipenuhi dengan hanya menggunakan satu
lintasan rute saja, melainkan diperlukan pergantian lintasan rute (transfer).
Ꞝ Dengan adanya transfer ini, penumpang akan merasakan bahwa waktu perjalanan

SISTEM ANGKUTAN MASSAL


menjadi bertambah lama, karena diperlukan tambahan waktu untuk pindah dari satu
lintasan rute ke lintasan rute lainnya, serta adanya waktu tunggu tambahan.

Ꞝ Secara umum dapat dikatakan bahwa bentuk jaringan Grid ini sangat cocok untuk
kota-kota besar, terutama untuk daerah pusat kota yang cukup padat, yang memliki
struktur jaringan jalan yang berbentuk Grid pula.
Ꞝ Untuk daerah pinggir kota (sub-urban) struktur jaringan bentuk Grid ini hanya cocok
untuk lintasan-rute yang menuju ke pusat kota.
Ꞝ Untuk lintasan rute yang hanya melayani daerah sub-urban, maka struktur jaringan
seperti ini tidaklah sesuai.

32
TAgt PRODI TEKNIK SIPIL │ FAKULTAS TEKNIK │ UNIVERSITAS SEBELAS MARET
Tipe Jaringan Rute
b. Tipe Jaringan Liniar ◆ Terdiri dari jalur utama yang
menghubungkan dua titik dan feeder-
feeder.
◆ Tipe ini mudah dalam pembuatan rute

SISTEM ANGKUTAN MASSAL


tetapi mengakibatkan kemacetan di jalur
utama, serta banyaknya titik-titik
perpindahan. Tipe ini ideal untuk dua moda
yang dioperasikan, misalnya jalur rel
Konfigurasi Jaringan Rute berbentuk Linier
sebagai thrunk line dan bus sebagai feeder.

◆ Jaringan rute berbentuk Linear biasanya terjadi karena kotanya juga berbentuk
linear. Bentuk kota linear adalah bentuk kota yang memanjang, mengikuti jalan arteri
utama. Kota seperti itu biasanya terbentuk sebagai kelanjutan dari ribbon-
development pada jalan-jalan arteri antar kota.
◆ Pada dasarnya bentuk jaringan Linear seperti ini hampir sama dengan bentuk
jaringan Grid, hanya saja Gridnya yang dimaksud adalah merupakan daerah yang
memanjang di kiri-kanan jalan arteri utama.
33
TAgt PRODI TEKNIK SIPIL │ FAKULTAS TEKNIK │ UNIVERSITAS SEBELAS MARET
Tipe Jaringan Rute

c. Tipe Jaringan Radial


Ҩ Struktur jaringan berbentuk Radial
merupakan bentuk yang paling sering

SISTEM ANGKUTAN MASSAL


ditemui di kota-kota besar dunia.
Ҩ Hal ini mudah dimengerti, mengingat CBD

sebagian besar kota-kota di dunia


merupakan kota-kota yang tumbuh secara
evolutive dan mengembang dari pusat kota
secara radial ke pinggir-pinggirnya. Konfigurasi Jaringan Rute berbentuk Radial
(koridor utama menuju pusat kota)

Ҩ Struktur jaringan seperti ini biasanya didukung oleh struktur jaringan jalannya
yang cenderung secara radial berorientasi ke daerah CBD yang terletak di
tengah kota.

34
TAgt PRODI TEKNIK SIPIL │ FAKULTAS TEKNIK │ UNIVERSITAS SEBELAS MARET
Tipe Jaringan Rute
Ҩ Di kota-kota dengan aktivitas utama terkonsentrasi di kawasan pusat kota, maka
akan terbentuk pola jaringan jalan tipe radial, yaitu dari kawasan CBD ke wilayah
pinggiran kota.

SISTEM ANGKUTAN MASSAL


Ҩ Pola jaringan seperti ini akan berpengaruh pada rute angkutan kota dalam
pelayanannya, yaitu melayani perjalanan menuju pusat kota, di mana
terkonsentrasi berbagai macam aktivitas utama seperti tempat bekerja, fasilitas
kesehatan, pendidikan, perbelanjaan dan hiburan.
Ҩ Perkembangan dan perubahan land use di kota dengan pola jaringan angkutan
kota yang orientasinya bersifat radial seperti ini akan mengalami kesulitan dalam
menyediakan pelayanan yang layak dan memadai dalam mewadahi
perkembangan aktivitas penduduk, sehingga diperlukan suatu pendekatan baru.
Contohnya adalah di kota Madrid, Spanyol dan di kotaTokyo, Jepang.

35
TAgt PRODI TEKNIK SIPIL │ FAKULTAS TEKNIK │ UNIVERSITAS SEBELAS MARET
Tipe Jaringan Rute

SISTEM ANGKUTAN MASSAL


Dublin Area Bus Network, Irlandia

Ҩ Rute angkutan umum dapat memotong pusat kota, berhenti, atau memutar ke arah
semula. Terminal biasanya satu buah di pusat kota dan beberapa di pinggir kota.
Ҩ Semua rute yang ada dalam sistem jaringan radial ini menghubungkan daerah
pinggir kota dan daerah pusat kota

Ҩ Ada juga lintasan-lintasan rute yang melingkar tidak melewati daerah pusat kota.

36
TAgt PRODI TEKNIK SIPIL │ FAKULTAS TEKNIK │ UNIVERSITAS SEBELAS MARET
Tipe Jaringan Rute

Ҩ Hampir semua lintasan rute yang ada bertemu di titik terminal ini, sehingga
memudahkan orang untuk bertukar bus, sesuai dengan arah tujuan perjalanannya.

Ҩ Untuk pergerakan yang terjadi antar daerah pinggiran yang bersifat melingkar,

SISTEM ANGKUTAN MASSAL


maka bentuk struktur jaringan seperti tsb. tidak begitu menguntungkan. Jika
menggunakan angkutan umum, maka akan dibutuhkan jumlah transfer yang cukup
banyak.
Ҩ Kerugian lain dari struktur jaringan berbentuk radial ini adalah karena tingkat
pelayanan yang buruk di daerah CBD. Pada daerah CBD, beban lalulintas cukup
tinggi, sehingga sering terjadi kemacetan, yang kemudian akan mengganggu
pengoperasian angkutan umum.
Ҩ Struktur jaringan tipe radial ini paling sesuai diterapkan untuk kota yang tidak terlalu
besar, di mana tingkat kemacetan yang terjadi di pusat kota tidak begitu tinggi.

37
TAgt PRODI TEKNIK SIPIL │ FAKULTAS TEKNIK │ UNIVERSITAS SEBELAS MARET
Tipe Jaringan Rute

d. Tipe Jaringan Territorial


 Konfigurasi jaringan rute territorial membagi-bagi daerah pelayanan menjadi
beberapa teritori, dengan masing-masing daerah pelayanan dilayani oleh satu

SISTEM ANGKUTAN MASSAL


lintasan rute.

 Pada sistem ini semua lintasan rute


bertemu atau bersinggungan di
suatu titik yang dapat digunakan
transfer
sebagai titik transfer.
 Titik transfer biasanya merupakan
daerah dengan tingkat kegiatan yang
cukup tinggi, misalnya daerah
pertokoan, pusat hiburan, dan lain- Konfigurasi Jaringan Rute
lain. berbentuk Teritorial

38
TAgt PRODI TEKNIK SIPIL │ FAKULTAS TEKNIK │ UNIVERSITAS SEBELAS MARET
Tipe Jaringan Rute
 Untuk daerah sub-urban atau kota kecil yang bercirikan tingkat kerapatannya rendah,
konfigurasi rute bentuk ini sangatlah cocok. Ciri yang lain adalah adanya suatu lokasi
tertentu yang berfungsi sebagai pusat kegiatan (ekonomi, sosial ataupun budaya)
yang melayani daerah sekitarnya. Titik di mana terjadi transfer disebut sebagai 'focal

SISTEM ANGKUTAN MASSAL


point’.
 Titik 'focal point' ini menjadi tempat di mana seluruh lintasan rute bertemu. Agar
pemanfaatan lintasan rute efektif, pengoperasian setiap lintasan rute diatur
sedemikian sehingga pada saat sampai di lokasi focal point maka semua bus
bertemu pada suatu perioda waktu yang sama, sehingga para penumpang
dengan mudah dapat bertukar bus atau transfer.

Integrated Bus Scheduling 39


TAgt PRODI TEKNIK SIPIL │ FAKULTAS TEKNIK │ UNIVERSITAS SEBELAS MARET
Tipe Jaringan Rute
 Karena adanya mekanisme seperti itu, maka lokasi di mana terjadi pusat transfer ini
disebut juga sebagai 'timed transfer center’ atau 'time transfer focal point'.
 Secara fisik 'time transfer focal point’ bentuknya berbeda dengan terminal biasa.

SISTEM ANGKUTAN MASSAL


Bentuk yang umum adalah berupa platform tersendiri (off-street platform), di mana
sekitar delapan sampai duabelas bus dapat diparkirkan.
 Biasanya focal point seperti itu digunakan dengan cycle time setiap 30 menit. Untuk
sekitar 15 sampai 20 menit, platform focal point sama sekali kosong, kemudian
muncullah para calon penumpang. Selanjutnya bus datang dari setiap lintasan rute
dan mengisi semua tempat yang ada di platform.
 Semua penumpang yang ingin turun, ingin naik ataupun ingin berpindah bus
(transfer) dapat melakukannya segera. Setelah itu, setelah kegiatan naik, turun dan
berganti lintasan bus selesai, semua bus segera berangkat meninggalkan platforms
focal point. Kemudian untuk sekitar 15 sampai 20 menit selanjutnya focal point sepi
lagi, sampai periode berikutnya terjadi aktivitas yang sama lagi.

40
TAgt PRODI TEKNIK SIPIL │ FAKULTAS TEKNIK │ UNIVERSITAS SEBELAS MARET
Tipe Jaringan Rute
 Agar mekanisme yang dijelaskan tersebut dapat terjadi, perlu dilakukan koordinasi
skedul pada seluruh lintasan yang akan melewati focal point.
 Mengingat bahwa jaringan seperti ini biasanya diaplikasikan di kota kecil ataupun

SISTEM ANGKUTAN MASSAL


daerah sub-urban, di mana volume lalu-lintas relatif rendah, maka tidak sulit untuk
melakukan koordinasi skedul tersebut. Lain halnya jika jaringan rute ini diaplikasikan
di kota besar dengan volume lalu-lintas yang tinggi, maka akan sangat sulit
mendapatkan koordinasi yang baik.
 Lokasi focal point biasanya ditempatkan di daerah di mana trip generation-nya
cukup tinggi, seperti: pusat kegiatan masyarakat, pusat rekreasi atau pusat
pertokoan.
 Dengan menempatkan focal point pada daerah dengan bangkitan pergerakan yang
tinggi tersebut maka focal point akan mempunyai tiga peran, yaitu sebagai:
1. Sebagai titik hubung dengan rute utama ke CBD (trunk routes)
2. Sebagai titik hubung dengan setiap lintasan rute, dan
3. Untuk melayani pusat kegiatan
41
TAgt PRODI TEKNIK SIPIL │ FAKULTAS TEKNIK │ UNIVERSITAS SEBELAS MARET
Tipe Jaringan Rute
Konfigurasi jaringan rute seperti tersebut belum ada di Indonesia. Berdasarkan
pengalaman yang ada di negara-negara barat, konfigurasi jaringan rute seperti itu
banyak diterapkan di daerah-daerah pemukiman di pinggir kota, di mana 'focal point’nya
ditempatkan di pusat kegiatan masyarakat yang sekaligus sebagai ujung dan 'trunk

SISTEM ANGKUTAN MASSAL


routes’ ke CBD.
Dari hasil pengalaman yang ada, meskipun tingkat kepemilikan kendaraan dari daerah
sub-urban yang dilayani cukup tinggi, jaringan rute dengan konfigurasi teritorial ini
cukup efektif dalam melayani pergerakan penumpang. Cukup banyak masyarakat yang
menggunakan fasilitas angkutan umum dengan jaringan tipe tersebut.

42
TAgt PRODI TEKNIK SIPIL │ FAKULTAS TEKNIK │ UNIVERSITAS SEBELAS MARET
Tipe Jaringan Rute
e. Tipe Jaringan Modifikasi Radial
Ω Salah satu kelemahan dari konfigurasi jaringan berbentuk radial adalah sulitnya
pergerakan yang terjadi antar sub-sub kegiatan yang ada di kota. Hal

SISTEM ANGKUTAN MASSAL


tersebut disebabkan karena orientasi lintasan rute pada konfigurasi berbentuk
radial adalah terkonsentrasi ke CBD. Kalaupun ada lintasan rute yang
melayani dengan orientasi melingkar ataupun antar sub-pusat kegiatan, maka
jumlahnya adalah relatif kecil.

Ω Untuk mengantisipasi kelemahan dari


jaringan berbentuk radial ini, dilakukan
modifikasi, yaitu dengan menambah
lintasan rute yang menghubungkan
antar sub-pusat kegiatan dan juga
antara sub-pusat kegiatan dengan
CBD.
Konfigurasi Jaringan Rute berbentuk
Modifikasi Radial
43
TAgt PRODI TEKNIK SIPIL │ FAKULTAS TEKNIK │ UNIVERSITAS SEBELAS MARET
Tipe Jaringan Rute

Ω Dengan demikian, orientasi lintasan rute tidak lagi terpusat ke CBD, tetapi juga
ada dalam jumlah yang cukup banyak yang mempunyai orientasi spasial yang
melingkar ataupun yang langsung menghubungkan antar sub-pusat kegiatan.

SISTEM ANGKUTAN MASSAL


Ω Konfigurasi rute seperti ini disebut juga sebagai konfigurasi jaringan rute
Modifikasi Radial. Keuntungan utama dari konfigurasi ini adalah lebih
dimungkinkannya penumpang untuk dapat menggunakan angkutan umum di
manapun dia berada untuk bepergian ke manapun tujuannya.
Ω Perlu disadari, bahwa akibat dari struktur jaringan yang demikian, maka
perjalanan akan membutuhkan lebih banyak transfer dibandingkan dengan
konfigurasi radial biasa.

44
TAgt PRODI TEKNIK SIPIL │ FAKULTAS TEKNIK │ UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SISTEM ANGKUTAN MASSAL
Tokyo major Railway & Subway Map
45
TAgt PRODI TEKNIK SIPIL │ FAKULTAS TEKNIK │ UNIVERSITAS SEBELAS MARET →

Anda mungkin juga menyukai