Anda di halaman 1dari 11

FAKULTAS TEKNIK

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL


UNIVERSITAS MEDAN AREA

PERENCANAAN DAN TAHAPAN DESAIN JARINGAN JALAN


KERETA API
DOSEN PENGAMPU : AWAL MANSUR, S.T. MT.

MATA KULIAH : JALAN KERETA API PERTEMUAN III


PERENCANAAN JARINGAN JALAN
KERETA API

Pembangunan jalan kereta api merupakan investasi yang cukup mahal pada saat pembangunan serta biaya operasional dan perawatan
yang cukup besar pula. Terlepas dari besarnya biaya yang harus dikeluarkan tersebut, kereta api merupakan moda transportasi yang sangat
handal. Perkembangan teknologi kereta api yang cukup pesat menjadikan Negara/wilayah berusaha membangun jari jalan kereta api.
Kemampuan daya angkut yang sangat besar, mass transport, jarak tempuh, frekuensi, waktu perjalanan, keamanan, kenyamanan, realibility,
penetrasi ke wilayah terntu merupakan kemampuan kereta api yang menjadikannya special di antara moda transportasi yang ada.
Sebagai prasarana transportasi, pembangunan jalan kereta api akan memberikan manfaat yang sangat besar pada wilayah yang
dilayani khususnya pada wilayah-wilayah yang prasarana transportasinya belum optimal dalam memenuhi permintaan perjalanan yang ada.
Manfaat yang ditimbulkan dapat berupa manfaat terkuantifikasi maupun manfaat yang tidak terkuantifikasi. Secara umum, manfaat yang
didapat dengan adanya prasarana jalan kereta api antara lain :
• Pengembangan Wilayah
Dengan adanya jaringan jalan kereta api yang melewati beberapa wilayah pelayanan otomatis akan menjadi pemicu pengembangan wilayah
sekitarnya. Adanya prasarana kereta api akan berpengaruh pada peningkatan pergerakan penduduk, kegiatan ekonomi, aksesibilitas terhadap
lokasi yang potensial (misalnya, sumber daya alam, pertambangan)
• Pertumbuhan Ekonomi
Jaringan jalan kereta api sebagai infrastruktur transportasi akan mendukung pertumbuhan ekonomi kewilayahan. Peningkatan pergerakan
barang dan penumpang, penghematan biaya transportasi yang sekaligus akan berdampak pada penghematan biaya produksi akan menjadikan
perekonomian yang lebih kompetitif.
PERENCANAAN JARINGAN JALAN
KERETA API

• Penghematan Biaya Transportasi


Penghematan biaya transportasi meliputi :
 Penghematan biaya pemeliharaan jalan akibat perpindahan permintaan akngkutan jalan ke kereta api;
 Penurunan angka kecelakaan yang biasanya terjadi jika lalulintas beralih dari jalan ke moda rel yang relative lebih aman;
 Penghematan waktu untuk para penumpang jika mereka menggunakan kereta api dibandingkan dengan moda jalan;
 Pengurangan kemacetan jalan (yang dapat meniadakan kebutuhan biaya untuk konstruksi jalan baru) yang berimplikasi pada
penghematan waktu bagi pengguna jalan.
Faktor manfaat eksternal lainnya yang tidak dapat terkuantifikasi termasuk peningkatan taraf hidup dengan alokasi transportasi lebih
hemat, pengurangan biaya kesehatan dengan polusi yang rendah dan peningkatan produktifitas lahan dimana penggunaan lahan lebih sedikit
untuk jalan kereta api dibandingkan dengan pembangunan jaringan jalan.
ANALISIS KELAYAKAN
INVESTASI : FINANSIAL DAN
EKONOMI
Seperti lazimnya dalam mengkaji kelayakan inventasi suatu infrastruktur transportasi membutuhkan 2 masukan utama, yakni estimasi
komponen biaya dan estimasi komponen pengembalian/manfaat.
1. Estimasi Komponen Biaya
Dalam investasi jalur kereta api dan pengoperasiannya terdapat 2 komponen biaya utama yang harus diestimasi besarnya, yakni biaya
konstruksi (construction cost) dan biaya operasi (operasional cost).
 Komponen biaya konstruksi terdiri dari :
 Komponen biaya untuk jalur kereta api, seperti
 Biaya penyiapan jalur kereta api
 Biaya struktur jalan rel dan kelengkapannya termasuk fasilitas wesel, sinyal dan isyarat
 Komponen biaya prasarana operasional
 Pembangunan emplasemen, stasiun, depo, dan balai yasa.
 Komponen biaya pengoperasian angkutan kereta api terdiri dari
 Biaya penyediaan sarana perkeretaapian
 Biaya operesional langsung
 Biaya bahan bakar
 Biaya perawatan sarana di lintas dan balai yasa
ANALISIS KELAYAKAN
INVESTASI : FINANSIAL DAN
EKONOMI
 Biaya bahan bakar
 Biaya perawatan sarana di lintas dan balai yasa
 Biaya gaji pegawai operasi dan pemeliharaan sarana
 Biaya penyusutan sarana
 Biaya pendukung lainnya, missal restorka, asuransi, dll
 Biaya operasi tidak langsung
 Biaya perawatan prasarana jalur dan prasarana lainnya
 Biaya pegawai perawatan prasarana
 Biaya penyusutan prasarana, dll
 Biaya umum
 Biaya pegawai umum
 Biaya penyusutan aktiva tetap umum
ANALISIS KELAYAKAN
INVESTASI : FINANSIAL DAN
EKONOMI
2. Estimasi Komponen Pendapatan dan Manfaat
Dalam investasi jalur kereta api dan pengoperasiannya terdapat 2 komponen utama yang harus diestimasi besarnya yakni
 Pendapatan (revenue) :
 Pendapatan operasi
 Pendapatan pendukung angkutan KA
 Pendapatan operasio lainnya
 Manfaat (benefit) :
 Pengurangan biaya system transportasi secara umum, baik dari sisi nilai waktu maupun biaya pengoperasian kendaraan dan
tarif
 Perbaikan akses bagi masyarakat dan bagi kegiatan produksi
 Penambahan nilai lahan
 Kemungkinan pengembangan wilayah
TAHAPAN DESAIN

1. Pertimbangan dalam Pra - Desain


Pelaksanaan Pra - Desain koridor dan alinyemen jalan KA dilakukan dengan beberapa pertimbangan utama, yakni :
 Kondisi tanah koridor (topografi, hambatan, dan daya dukung tanah)
 Peraturan desain jalan KA (geometrik dan struktur)
 Kebutuhan operasional KA (frekuensi rencana, jumlah gerbong maksimum)
 Sistem teknologi yang tersedia (KA desain)
Hasil dari proses pra-desain ini diperoleh :
 Besaran rencana (ukuran metric, dan spesifikasi desain)
 Gambar rencana usulan trase baik alinyemen horizontal maupun vertical
 Tipikal desain struktur jalan rel
 Tipikal desain jembatan kereta api
 Tipikan desain stasiun dan terminal
 Perkiraan biaya investasi jalan rel
TAHAPAN DESAIN

2. Perencanaan Alinyemen Jalan Kereta Api


 Alinyemen/ lengkung horizontal
Lengkung horizontal atau alinyemen horizontal adalah proyeksi sumbu jalan rel pada bidang horizontal yang terdiri dari garis lurus dan
lengkung
 Alinyemen/ lengkung vertikal
Lengkung vertikal adalah proyeksi sumbu jalan rel pada bidang vertikal yang memalui sumbu jalan rel. Alinyemen vertikal terdiri dari garis
lurus dengan atau tanpa kelandaian dan lengkung vertikal yang berupa busur lingkaran. Besar radius minimal lengkung vertikal bergantung
pada kecepatan rencana dan penempatannya diusahakan tidak berhimpit atau bertumpang dengan lengkung horisontal/.
3. Struktur Jalan Rel
Struktur jalan rel yang baik harus menjamin kemanan, kenyamanan, umur teknis, dan geometri serta biaya pemeliharaan yang optimal.
Beberapa kriteria yang harus dipenuhi antara lain
 Kekakuan (stiffness)
 Elastisitas (resilience of elasticity)
 Ketahanan terhadap deformasi tetap (resistance to permanent deformation)
 Stabilitas (stability)
 Penyesuaian/ perbaikan (adjustability)
TAHAPAN DESAIN

Struktur jalan rel secara garis besar dapat dibagi menjadi 2 bagian yaitu
 Sturuktur bagian atas, dengan komponen : rel, penambat, dan bantalan
 Struktur bagian bawah, dengan komponen : ballas, sub ballas, tanah dasar, dan tanah asli
4. Jalan Rel (Sepur)
Jalur jalan rel (sepur) adalah suatu rangkainan jalan KA yang menerus dari suatu lintas ke lintas lain. Jalur jalan rel yang menghubungkan dua
node/ stasiun uang terdiri dari satu atau lebih lintas disebut sebagai koridor. Node dipilih sebagai ujung-ujung koridor dapat berupa titik
percabangan atau perpecahan arus sebagai kantung demand. Kantung demand adalah suatu tempat atau area dimana terjadi bangkitan dan/
atau tarikan pergerakan kereta. Setiap koridor terdidi dari satu atau lebih lintas. Lintas merupakan kumpulan dari satu atau lebih petak/
segmen jalan rel.
TAHAPAN DESAIN

Gambar 1. Proses Pra – Desain Jalan Kereta Api


Sumber : tim forum studi transportasi antar perguruan tinggi
FAKULTAS TEKNIK
PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
UNIVERSITAS MEDAN AREA

TERIMA KASIH

MATA KULIAH : JALAN KERETA API PERTEMUAN I

Anda mungkin juga menyukai