PENDAHULUAN
Elemen jembatan berupa tiang sandaran dan railing, trotoar, dan pelat lantai
kendaraan merupakan salah satu elemen penting dari beberapa elemen penting lainnya
seperti gelagar, abutment dan lain-lain pada jembatan yang memerlukan perhatian khusus
dalam perencanaannya. Dengan perencanaan yang baik, maka akan didapatkan elemen
jembatan yang tepat, aman, nyaman dan ekonomis sesuai dengan kondisi yang ada di
lapangan. Untuk itu judul yang dibahas adalah “Perencanaan Tiang Sandaran dan
Railing, Trotoar dan Pelat Lantai Kendaraan”.
1. Merencanakan bentuk, dimensi, serta kebutuhan tulangan dari tiang sandaran dan
railing pada jembatan.
2. Merencanakan bentuk, dimensi serta kebutuhan tulangan dari trotoar pada
jembatan.
3. Merencanakan bentuk, dimensi, serta kebutuhan tulangan dari pelat lantai
kendaraan pada jembatan.
1. Mampu merencanakan dengan tepat dan baik bentuk, dimensi, serta kebutuhan
tulangan dari tiang sandaran dan railing pada jembatan.
2. Mampu merencanakan dengan tepat dan baik bentuk atau dimensi serta kebutuhan
tulangan dari trotoar pada jembatan.
3. Mampu merencanakan dengan tepat dan baik bentuk atau dimensi serta kebutuhan
tulangan dari pelat lantai kendaraan pada jembatan.
Adapun manfaat dari perencanaan ini adalah mengetahui perencanaan dimensi dan
kebutuhan tulangan yang tepat dan baik dari bangunan atas jembatan, seperti : tiang
sandaran dan railing, trotoar, dan pelat lantai kendaraan. Sehingga mampu menghasilkan
elemen struktur jembatan yang aman, nyaman, dan ekonomis.
1. Berapa besar dimensi yang tepat dan baik dari bangunan atas jembatan, seperti :
tiang sandaran dan railing, trotoar, dan pelat lantai kendaraan?
2. Berapa banyak kebutuhan tulangan yang tepat dan baik dari bangunan atas
jembatan, seperti: tiang sandaran dan railing, trotoar, dan pelat lantai kendaraan?
3. Bagaimana merencanakan dengan baik dan tepat dari bangunan atas jembatan,
seperti : tiang sandaran dan railing, trotoar, dan pelat lantai kendaraan, sehingga
mampu menghasilkan elemen struktur jembatan yang aman, nyaman, dan
ekonomis.
1.6 Batasan Masalah
Adapun batasan masalah dari tugas perencanaan ini adalah sebagai berikut :
1. Bangunan atas jembatan yang direncanakan hanya tiang sandaran dan railing,
trotoar, dan pelat lantai kendaraan.
2. Data-data dalam tugas perencanaan ini ditentukan sendiri.
BAB I : Pendahuluan
Berisi mengnai latar belakang, maksud dan tujuan penelitian , manfaat penelitian,
rumusan masalah, batasan masalah, metodologi penelitian, dan sistematika penulisan.
Berisi mengenai dasar teori yang di gunakan dalam penyelesaian tugas, datanya
akan diperoleh dari buku literatur, jurnal, website dan dari hasil penulisan sebelumnya.
Berisi mengenai penentuan data dan metode pengolahan pengolahan data serta
metode pembahasan yang dilakukan.
BAB V : Penutup
Berisi kesimpulan dari hasil perencanaan dan saran berdasarkan hasil analisa yang
telah dilakukan dalam tugas ini.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Umum
Berdasarkan fungsi, lokasi, dan bahan konstruksi dan tipe struktur jembatan
sekarang ini telah mengalami perkembangan pesat sesuai dengan kemajuan jaman dan
teknologi, mulai dari yang sederhana sampai pada kosntruksi yang mutakhir.
1. Menurut Kegunaannya
2. Menurut Jenis Material
3. Menurut Sistem Struktur
1) Menurut Kegunaannya
Jembatan jalan raya (highway brigde)
Jembatan pejalan kaki (foot path)
Jembatan kereta api (railway brigde)
Jembatan jalan air
Jembatan jalan pipa
Jembatan penyebrangan
2) Menurut Jenis Material
Jembatan jalan raya (highway brigde)
Jembatan kayu
Jembatan baja
Jembatan beton bertulang dan pratekan
Jembatan komposit
Sandaran selain berfungsi sebagai pembatas jembatan juga sebagai pagar pengaman
baik bagi kendaraan maupun pejalan kaki. Sandaran terdiri dari beberapa bagian, yaitu :
a. Railing sandaran
b. Rail post / tiang sandaran
Railing merupakan pagar untuk pengaman jembatan di sepanjang bentang jembatan, yang
menumpu pada tiang-tiang sandaran (Rail Post) yang terbuat dari pipa baja galvanished.
2.4.2 Trotoar
Trotoar atau sering disebut side walk adalah sebuah prasarana yang diperuntukkan
bagi pejalan kaki. Yang dimaksud dengan trotoar di sini pertebalan dari pelat lantai
kantilever seperti pada gambar di bawah ini.
Guna memperlancan Tugas Perencanaan ini, maka diperlukan alur dari setiap
tahapan perencanaan. Tahapan-tahapan perencanaan yang digunakan untuk Tugas
Perencanaan ini adalah :
Mulai
Perencanaan
Data Bahan
Perencanaan Tiang
Sandaran dan
Railing
Perencanaan
Trotoar
Perencanaan
Lantai
Kendaraan
Selesai
Trotoar
1. Mutu Beton : K-225 (f’c = 22,5 MPa)
2. Mutu Baja : BJ 24 (fy = 240 MPa)
Lantai Kendaraan
1. Mutu Beton : K-225 (f’c = 22,5 MPa)
2. Mutu Baja : BJ 24 (fy = 240 MPa)
BAB IV
PERENCANAAN DAN ANALISA PERHITUNGAN
Tiang Sandaran
1. Mutu Beton : K-240,96 (f’c = 20 MPa)
2. Mutu Baja : BJ 24 (fy = 300 MPa)
Trotoar
1. Mutu Beton : K-240,96 (f’c = 20 MPa)
2. Mutu Baja : BJ 24 (fy = 300 MPa)
Lantai Kendaraan
1. Mutu Beton : K-240,96 (f’c = 20 MPa)
2. Mutu Baja : BJ 24 (fy = 300 MPa)
a. Railing sandaran
b. Rail post / tiang sandaran
Railing merupakan pagar untuk pengaman jembatan di sepanjang bentang jembatan, yang
menumpu pada tiang-tiang sandaran (Rail Post) yang terbuat dari pipa baja galvanished.
4.2.2 Trotoar
Trotoar atau sering disebut side walk adalah sebuah prasarana yang diperuntukkan
bagi pejalan kaki. Yang dimaksud dengan trotoar di sini pertebalan dari pelat lantai
kantilever seperti pada gambar di bawah ini.
Direncanakan :
Lebar (b) = 1,0 m
Tebal (t) = 0,2 m
Pembebanan menurut PPPJR SKB 1987 (ditinjau 1 meter arah memanjang) adalah sebagai
berikut :
H1 = 100 kg/m adalah gaya horisontal yang harus ditahan tiang-tiang sandaran
pada setiap tepi trotoar yang bekerja pada tinggi 90 cm di atas trotoar.
H2 = 500 kg/m adalah muatan horisontal ke arah melintang yang harus ditahan
oleh tepi trotoar.
H3 = 500 kg/m2 adalah muatan yang ditahan oleh konstruksi trotoar.
Pembebanan :
Beban Mati
P1 (Pipa sandaran) = 2 x 2 x 3,58 = 14,32 kg
P2 (Tiang sandaran) = 0,16 x 0,1 x 0,55 x 2400 = 21,12 kg
P3 (Tiang sandaran) = 1/2 (0,16 + 0,25) x 0,1 x 0,45 x 2400 = 22,14 kg
P4 (Balok tepi) = 1/2 (0,25 + 0,29) x 0,1 x 0,2 x 2400 = 12,96 kg
P5 (Pelat lantai) = 1/2 (1,02 + 1,00) x 0,2 x 1,00 x 2400 = 484,8 kg
P6 (Trotoar) = 1,0 x 0,2 x 1,0 x 2400 = 480 kg
Direncanakan :
Tebal pelat lantai kendaraan (h) : 20 cm
Tebal aspal (t) : 10 cm
Tebal lapisan air hujan (th) : 5 cm
Mutu beton (f’c) : K-225 (f’c = 22,5 MPa)
Mutu baja (fy) : BJ 24 (fy = 240 MPa)
Berat Jenis (BJ) beton : 2400 kg/m3
Berat Jenis (BJ) aspal : 2200 kg/m3
Berat Jenis (BJ) air hujan : 1000 kg/m3
4.2.3.1 Pembebanan Akibat Beban Mati
Beban mati (D) pada lantai kendaraan
Berat sendiri pelat = h x b x BJ beton = 0,2 x 1 x 2400 = 480 kg/m’
Berat aspal = t x b x BJ Aspal = 0,1 x 1 x 2200 = 220 kg/m’
Berat air hujan = th x b x BJ air = 0,05 x 1 x 1000 = 50 kg/m’
∑ Beban Mati (qD) = Berat sendiri pelat + Berat aspal + Berat air hujan
= 480 + 220 + 50
= 750 kg/m’ = 7,50 kN/m’
Diasumsikan pelat lantai menumpu pada dua sisi (arah ly) dan terletak bebas pada
dua sisi yang lain (arah lx).
Bagian – I :
tx = 185 lx = 185
tx/lx = 1 fxm = 0,0910
ty = 60 lx = 185
ty/lx = 0,324 fym = 0,0608
Mxm = 0,0910 x 185,185 x 0,6 x 1,85 = 18,705 kNm
Mym = 0,0608 x 185,185 x 0,6 x 1,85 = 12,497 kNm
Bagian – II :
tx = 10 lx = 185
tx/lx = 0,054 fxm = 0,2539
ty = 60 lx = 185
ty/lx = 0,324 fym = 0,1161
Mxm = 0,2539 x 185,185 x 0,6 x 0,1 = 2,8211 kNm
Mym = 0,1161 x 185,185 x 0,6 x 0,1 = 1,29 kNm
Jadi : Mxm = I – II = 15,884 kNm
Mym = I – II = 11,207 kNm
Momen total (beban mati + muatan T)
Mxm = 1,617 + 15,884 = 17,501 kNm
Mym = 0,334 + 11,207 = 11,541 kNm
3. Penulangan tumpuan
Dari PBI 1971 pasal 8, 5, (2) “ ...tulangan momen negatif paling sedikit 1/3 (sepertiga) dari
tulangan tarik total yang diperlukan diatas tumpuan... “
Mtx total = 1,617 + (1/3 x 17,501)
= 1,617 + 5,833 = 7,45 kNm
Mu = M / ∅
Mu = 7,45 / 0,8 = 9,3125 kNm
M / b d2 = 9,3125 / (1 x 0,1542) = 392,667kN/m2 = 392,667 . 10-3 N/mm2
M 𝑓𝑦
= ρ x 0,8 x fy x [1 − 0,588 𝑥 ρ 𝑥 ]
bxd² 𝑓′𝑐
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan perencanaan bangunan atas jembatan berupa tiang sandaran, railing,
trotoar, dan lantai jembatan yang dikerjakan dalam penyusunan Tugas Baja II maka dapat
ditarik beberapa poin kesimpulan diantaranya sebagai berikut :
1. Berdasarkan perancangan tiang sandaran dan railing, adapun hasilnya adalah :
Pada tiang sandaran digunakan 2 jenis tulangan, yaitu tulangan ∅8 – 100 untuk
tulangan geser, dan 2 ∅ 10 untuk lentur.
Pipa sandaran (railing) menggunakan pipa baja ∅ 101,6 mm
2. Sedangkan pada lantai trotoar (plat kantilever) digunakan tulangan ∅𝟏𝟔 − 𝟐𝟎𝟎 dan
∅𝟏𝟎 − 𝟐𝟎𝟎 untuk tulangan bagi.
4. Pada perancangan plat lantai jembatan, hasilnya adalah Pelat lantai dengan
tulangan arah x menggunakan baja tulangan D16-400 dan tulangan arah y
menggunakan baja tulangan D13-300.