Anda di halaman 1dari 14

TUGAS 2

ANALISIS RESIKO PROYEK

OLEH:
RHAMA BUDI SETIA
2220922031

MAGISTER TEKNIK SIPIL


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS ANDALAS
RESIKO PEKERJAAN JEMBATAN RANGKA (STRUKTUR ATAS)

A. Pengertian dan Jenis Bangunan Jembatan Rangka

Istilah lain jembatan rangka (truss) baja adalah balok terbuka (open web girder). Jembatan
rangka secara umum termasuk tipe struktur girder dimana dua balok sejajar sebagai struktur
utama pendistributor beban sitem lantai kendaraan kepada bangunan bawah

Berdasarkan Undang-undang Nomor 13 Tahun 1980 tentang Jalan (Lembaran Negara Tahun
1980 Nomor 83, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3186) dan Peraturan Pemerintah Republik
Indonesia Nomor 26 Tahun 1985 tentang Jalan, bahwa setiap pembangunan jalan/ jembatan
bermanfaat bagi sebesar-besar kemakmuran rakyat, terutama untuk meningkakan pertumbuhan
ekonomi nasional dengan mengusahakan agar biaya operasi kendaraan menjadi serendah-
rendahnya
Sektor prasarana jembatan merupakan salah satu urat nadi dalam pertumbuhan ekonomi
wilayah, sehingga ketepatan penyediaannya melalui besarnya investasi adalahsuatu hal yang
sangat penting. Berkaitan dengan perkembangan ekonomi, investasi jembatan memiliki pengaruh
yang luas baik bagi pengguna jalan/ jembatan maupun bagiwilayah secara keseluruhan

Dalam melakukan perencanaan teknis (DED) jembatan standar maupun jembatan khusus harus
memenuhi Kriteria Dasar Perencanaan Teknis berikut ini :

a. Kekuatan Unsur Struktural dan Stabilitas Keseluruhan


Setiap unsur harus mempunyai kekuatan memadai untuk menahan beban batas ultimate dan
struktur sebagai kesatuan dari setiap unsur harus stabil padapembebanan tersebut.
b. Kelayanan Struktur
Struktur harus berada dalam layanan pada beban batasan kelayanan. Hal iniberarti bahwa
struktur tidak boleh mengalami retakan, lendutan atau getaransedemikian rupa sehingga
masyarakat menjadi khawatir atau jembatan menjaditidak layak digunakan.
c. Kesesuaian
Tipe struktur yang dipilih harus sesuai dengan lingkungan, kondisi alam dan lokasi jembatan
terutama untuk duplikasi jembatan harus diperhatikan bangunan atasdan bawah dari
jembatan Existing.
d. Kemudahan Pelaksanaan
Konstruksi harus mudah dilaksanakan sesuai dengan metode konstruksi yangtersedia,
sehingga metode yang sulit dilaksanakan dapat menyebabkan keterlambatan waktu dan
peningkatan biaya.
e. Ekonomis
Rencana termurah yang sesuai dengan pendanaan dan faktor-faktor utama lainnya adalah
yang umumnya terpilih. Penekanan harus diberikan pada biayaumur total struktur yang
mencakup biaya pemeliharaan dan pembangunan.
f. Bentuk Estetika
Struktur jembatan harus menyatu dengan alam sekitarnya dan menyenangkan untuk dilihat.
Biasanya semakin tinggi nilai estetika struktur jembatan semakin tinggi biaya yang akan
dipergunakan.
Fungsi Jembatan
Berdasarkan fungsinya, jembatan terbagi menjadi tiga jenis meliputi jembatan jalan raya,
jembatan jalan kereta api, dan jembatan pejalan kaki.

• Jembatan Jalan Raya (Highway Bridge) = untuk sarana transportasi berbagai


kendaraan di jalan seperti Jembatan Suramadu, Jembatan Ampera dan lainnya.
• Jembatan Jalan Kereta Api (Railway Bridge) = dibangun khusus untuk jalur kereta api
yang terhubung antar kota ataupun antar pulau, yang terhambat oleh aliran sungai atau
sejenisnya.
• Jembatan Pejalan Kaki/Penyeberangan (Pedestrian Bridge) = berfungsi untuk jalur
menyebrang bagi pejalan kaki. Contoh jembatan di jalur penyebrangan ataupun di setiap
halte busway.

Struktur Atas Jembatan (Super Structures)

Struktur atas jembatan merupakan bagian yang menerima beban langsung yangmeliputi berat
sendiri, beban mati, beban mati tambahan, beban lalu-lintas kendaraan,gaya rem, beban pejalan
kaki, dll.

a. Trotoar = Jalur untuk pejalan kaki yang biasanya dibuat lebih tinggi namun tetap sejajar
dengan jalan utama. Bertujuan agar pejalan kaki lebih aman dan bisa dilihat jelas oleh
pengendara yang melintas.
b. Girder = struktur atas yang berfungsi untuk menyalurkan beban kendaraan pada bagian
atas ke bagian bawah atau abutment.
c. Balok Diafragma = Bagian penyangga dari gelagar-gelagar jembatan yang memanjang
dan hanya berfungsi sebagai balok penyangga biasa bukan sebagai pemikul beban plat lantai.

Struktur atas jembatan umumnya meliputi:

1) Trotoar:

a. Sandaran dan tiang sandaran,

b. Peninggian trotoar (Kerb),

c. Slab lantai trotoar.

2)Slab lantai kendaraan,

3)Gelagar (Girder),

4)Balok diafragma,

5)Ikatan pengaku (ikatan angin, ikatan melintang),

6)Tumpuan (Bearing).
• Trotoar
Merupakan bagian layanan jembatan yang digunakan untuk sarana pejalan kaki, yang berada
dibagian pinggir kiri-kanan lantai kendaraan. Ketinggian permukaan Lantai Trotoar dibuat
lebih tinggi dari pada ketinggian permukaan lapisan aus lantaikendaraan
• Balok Girder
Merupakan bagian konstruksi jembatan yang berfungsi memikul lantai kendaraan
yangkemudian meneruskan beban-beban tersebut kebagian konstruksi di bawahnya
• Diafragma
Diafragma merupakan bagian dari jembatan yang berbentuk balok melintang yang terletak
di antara balok induk atau balok yang memanjang satu dengan yang lain. Dimana diafragma
ini berfungsi sebagai pengaku gelagar memanjang pada jemabatan.
• Sandaran
Sandaran merupakan pembatas antara kendaraan dengan pinggiran jembatan yang
berfungsi sebagai pengaman bagi pemakai lalu lintas yang melewati jembatan. Konstruksi
sandaran ini terdiri atas tiang sandaran (rail post) dan sandaran yang terbuat dari pipa
besi, kayu dan beton bertulang
• Plat Lantai
Pelat lantai pada jembatan berfungsi sebagai penahan lapis perkerasan.
• Plat Injak
Pelat injak merupakan sebuah pelat dengan bahan beton yang menghubungkan struktur
jembatan dengan jalan raya.

Metode Konstruksi Pekerjaan Jembatan Rangka:


1. Metode perancah
Seperti yang dijelaskan pada pembahasan sebelumnya bahwa pada metode perancah balok
jembatan dicor (cast in situ) atau dipasang (precast) di landasan yang didukung
sepenuhnya oleh sistem perancah, kemudian setelah selesai perancah dibongkar.
Pelaksanaan metode perancah saat ini lebih cenderung pada pekerjaan box girder serta
pelat lantai. Sedangkan balok jembatan lebih banyak menggunakan beton precast
prategang. Ada beberapa pertimbangan pemilihan untuk metode perancah ini diantaranya
sebagai berikut:

• Lalu lintas di bawah jembatan (fly over) dapat dialihkan ke jalur lain dan jalan
dapat ditutup.
• Lalu lintas di bawah jembatan tidak padat, sehingga masih dapat (toleransi)
diganggu oleh pelaksanaan jembatan.
• Ruang bebas di bawah rencana jembatan tidak terlalu tinggi.
• Dasar sungai dangkal.
• Arus sungai tidak deras dan tidak membawa barang hanyutan.
• Bentang tunggal (terutama).
GAMBAR TEKNIS PEKERJAAN
FOTO PROYEK PEKERJAAN JEMBATAN

Metode Identifikasi Risiko


a. Interviews
Dalam wawancara terstruktur, orang yang diwawancarai diminta serangkaian pertanyaan
siap untuk mendorong orang yang diwawancarai untuk menyajikan perspektif mereka sendiri
dan dengan demikian mengidentifikasi risiko. Metode ini digunakan selama konsultasi dengan
pemangku kepentingan utama saat merancang kerangka kerja manajemen risiko.
b. Brainstorming
Metode ini melibatkan sekelompok orang yang bekerja sama untuk mengidentifikasi
potensi risiko, sebab, tipe kegagalan, bahaya dan kriteria untuk keputusan dan pilihan untuk
perawatan. Brainstorming harus menstimulasi dan mendorong percakapan mengalir bebas
di antara sekelompok orang yang berpengetahuan luas tanpa mengkritik atau memberi
imbalan ide.

B. Identifikasi Resiko Pekerjaan Konstruksi Jembatan Rangka (Struktur Atas)


Suatu proyek konstruksi tidak pernah lepas dari masalah. Masalah dapat timbul apabila
terjadi ketidaksesuaian antara apa yang telah direncanakan dengan kenyataan yang terjadi.
Masalah ini disebabkan berbagai macam faktor yang kita kenal sebagai resiko proyek
konstruksi. Resiko -resiko tersebut akan sangat mempengaruhi kinerja proyek dan
mengakibatkan kerugian baik dari sektor biaya, mutu, waktu, keuntungan bisnis, kepuasan
pelanggan dan faktor-faktor lain yang menentukan keberhasilan sebuah proyek (Kanagari,
1995).
Berdasarkan metode pelaksanaan pekerjaan struktur atas jembatan rangka dapat dilihat
faktor penyebab risiko yang akan muncul selama pekerjaan berlanjut berkut tabel :
No. Metode Faktor Penyebab Risiko Risiko
Pelaksanaan
1 Pemasangan Kondisi cuaca buruk Terjadinya kecelakaan
girder saat pengangkatan girder

2 Pemasangan Kesalahan perhitungan Terjadinya keretakan pada


penyangga desain struktur jembatan
sementara
3 Pemasangan Ketidaksesuaian bahan Terjadinya kegagalan
kabel penahan dan metode pemasangan pada kabel penahan
pada struktur
jembatan
4 Pengecoran Tidak memadainya Terjadinya keretakan atau
beton struktur pengeringan beton retak pada struktur beton
atas jembatan
5 Pemasangan Tidak memperhatikan Terjadinya banjir pada
sistem drainase elevasi drainase jembatan saat hujan lebat
6 Pemasangan jaring Ketidaksesuaian perencanaan Terjadinya kecelakaan saat
pengaman jaring pengaman pemasangan jaring pengaman

7 Pemasangan railing Tidak memenuhi standar Terjadinya kecelakaan


jembatan keselamatan jalan raya kendaraan yang melintas

8 Pemasangan lampu Tidak memenuhi standar Terjadinya kecelakaan lalu


jembatan keselamatan penerangan lintas di malam hari
jalan raya

9 Pemasangan Tidak memenuhi standar Terjadinya kerusakan pada


bantalan jembatan kapasitas dan kekuatan bantalan dan struktur jembatan
bantalan

10 Pemasangan Tidak memenuhi standar Terjadinya kerusakan pada


jembatan sementara keselamatan jalan raya dan jembatan sementara dan risiko
kapasitas beban kecelakaan kendaraan

Identifikasi risiko kecelakaan kerja dilkukan dengan wawanncara dan teknik brainstorming
yaitu identifikasi risiko dilakukan secara berkala dalam suatu lingkungan atau kelompok kerja.
Pertemuan dapat dipimpin oleh seseorang senior, petugas K3, atau pekerja lainnya. Masing-
masing memberikan informasi dan pendapatnya mengenai kemungkinan adanya bahaya di
lingkungan kerja masing-masing. Risiko-risiko dari pekerjaan dapat dilihat pada Tabel

No Nama pekerjaan Potensi Bahaya


1 Lalu lintas kendaraan proyek Menabrak
Tertabrak

2 Akses jalan ke proyek Cedera karena terpeleset dan


tersandung
Cedera karena kecelakaan kendaraan
3 Pemancangan pipa pancang Terpeleset
Terjepit
Terjatuh dari ketinggian
Gangguan pendengaran akibat
kebisingan
Material atau peralatan terjatuh

4 Pembesian pabrikasi Terjepit bar bender


Tergores atau terpotong bar cutter
Terpeleset atau tersandung
Terjepit tumpukan besi
5 Pekerjaan bekisting Cedera terkena gergaji
Cedera terkena palu
Terjepit bekisting
Tertimpa bekisting
Kejatuhan benda atau material

6 Pekerjaan beton Cedera terjepit, tergores, terpukul


Cedera karena tersandung
Terjatuh dari ketinggian
Cedera tertimpa bahan material

7 Pengecoran dengan concerete pump Terkena percikan semen coran


Terhisap debu

8 Pemakaian peralatan (stamper, vibrator dll Tersentrum


Terjepit alat akibat getaran

9 Pemakaian alat berat Terkena benturan bucket


Kebakaran
Alat terguling
Terjatuh dari alat akibat ceceran oli
atau minyak

10 Pekerjaan pengelasan Terkena percikan api


Tabung gas meledak
Tersandung selang gas
Terhirup asap las
Gangguang penglihatan akibat cahaya
las

11 Pekerjaan di atas sungai Terseret arus


Tenggelam

Dari bahaya yang muncul akibat pelaksanaan pekerjaan maka dapat dilihat risiko yang akan
muncul dari bahaya yang telah dibuat dari table diatas berikut daftar table :

No Potensi bahaya Potensi risiko


1 Menabrak Patah tulang/ meninggal
Tertabrak
2 Cedera karena terpeleset dan tersandung Kendaraan bermuatan terpuruk
Cedera karena kecelakaan kendaraan Luka berat, patah tulang
/meninggal
3 Terpeleset Luka berat, tuli, patah tulang
/meninggal
Terjepit Keresahan warga setempat
Terjatuh dari ketinggian
Gangguan pendengaran akibat kebisingan
Material atau peralatan terjatuh
4 Terjepit bar bender Luka berat/ meninggal
Tergores atau terpotong bar cutter
Terpeleset atau tersandung
Terjepit tumpukan besi
5 Cedera terkena gergaji Luka berat/ meninggal
Cedera terkena palu Trauma, fatigue
Terjepit bekisting
Tertimpa bekisting
Kejatuhan benda atau material
6 Cedera terjepit, tergores, terpukul
Cedera karena tersandung Luka berat/ meninggal
Terjatuh dari ketinggian Patah tulang, trauma
Cedera tertimpa bahan material
7 Terkena percikan semen coran Keracunan (tertelan bahan
semen)
Terhisap debu dehidrasi
8 Tersentrum Trauma, meninggal, patah
tulang
Terjepit alat akibat getaran
9 Terkena benturan bucket Luka berat, meinggal
Kebakaran Alat berat rusak
Alat terguling
Terjatuh dari alat akibat ceceran oli atau minyak
10 Terkena percikan api Luka berat, meninggal
Tabung gas meledak Trauma, fertigue, dehidrasi
Tersandung selang gas kebutaan
Terhirup asap las
Gangguang penglihatan akibat cahaya las
11 Terseret arus Luka berat/ meninggal
Tenggelam

Anda mungkin juga menyukai