Anda di halaman 1dari 14

NAMA : FUJI SLAMET PANGESTU

NPM : 2101201020
KELAS : REGULER / SIANG
PROGRAM STUDI : TEKNIK SIPIL
DOSEN PENGAMPU : DR. DINIHARI, ML, ST, MT
MATA KULIAH : PERANCANGAN STRUKTUR JEMBATAN
a. Perancangan merupakan suatu kegiatan yang merancang gambaran pekerjaan yang akan dilaksanakan di
lapangan.
b. Struktur merupakan cara untuk membuat bangunan bisa berdiri, dengan elemen-elemen tertentu melalui
pengaturan dan pengorganisasian unsur-unsur yang saling terkait dalam suatu objek material atau sistem, atau
objek atau sistem yang terorganisasi.
c. Jembatan merupakan struktur yang dibuat untuk menyeberangi jurang atau rintangan area yang tidak bisa diakses
seperti sungai, rel kereta api ataupun jalan raya
d. Struktur Jembatan merupakan suatu konstruksi bangunan pelengkap sarana trasportasi jalan yang
menghubungkan suatu tempat ke tempat yang lainnya, yang dapat dilintasi oleh sesuatu benda bergerak misalnya
suatu lintas yang terputus akibat suatu rintangan atau sebab lainnya, dengan cara melompati rintangan
tersebut tanpa menimbun/menutup rintangan itu dan apabila jembatan terputus maka lalu lintas akan terhenti.
Jembatan adalah suatu konstruksi yang berfungsi untuk
melewatkan/menghubungkan lalu lintas yang terputus pada kedua
ujungnya akibat adanya hambatan berupa :
sungai/lintasan air, lembah, jalan/jalan kereta api yang menyilang
dibawahnya
5 Prinsip Pemilihan Konstruksi Jembatan :
1. Konstruksi Sederhana (bisa dikerjakan masy)
2. Harga Murah (manfaatkan material lokal)
3. Kuat & Tahan Lama (mampu menerima beban lalin)
4. Perawatan Mudah & Murah (bisa dilakukan masy)
5. Stabil & Mampu Menahan Gerusan Air
Jenis Konstruksi & Batasan Jembatan yang “Biasa” atau “Disarankan” di PPK
:
1. Jembatan Gelagar Besi Lantai Kayu : max 16 M
2. Jembatan Beton Bertulang (Monolit) : max 6 M
3. Jembatan Gantung : max 60 M
4. Jembatan Gelagar dan Lantai Kayu : max 6 M
3 Jenis Pondasi Jembatan yang “Biasa” atau “Disarankan” di PPK :
1. Pondasi Langsung
- Bahan pasangan batu kali atau beton bertulang
- Cocok untuk jenis tanah yang sedang hingga keras
2. Pondasi Pancang Sederhana
- Bahan tiang dari beton bertulang atau kayu
- Cocok untuk jenis tanah yang lunak
3. Pondasi Sumuran
- Bahan dari adukan beton
- Cocok untuk jenis tanah berpasir dimana tanah keras agak dalam
Bagian - bagian konstruksi jembatan :
1. Konstruksi Bangunan Atas (Superstructures)
Konstruksi bagian atas jembatan meliputi :
•Trotoir : - Sandaran + tiang sandaran
-Peninggian trotoir / kerb
-Konstruksi trotoir
•Lantai kendaraan + perkerasan
•Balok diafragma / ikatan melintang
•Balok gelagar
•Ikatan pengaku (ikatan angin, ikatan rem,ikatan tumbukan)
•Perletakan (rol dan sendi)
bagian bawah jembatan meliuputi :
• Pangkal jembatan / abutment + pondasi 2 Pilar / pier + pondasi
Pada umumnya suatu bangunan jembatan terdiri dari enam bagian pokok,
yaitu :
1.Bangunan atas
2.Landasan
3.Bangunan bawah
4.Pondasi
5.Oprit
6.Bangunan pengaman jembatan.
Klasifikasi Jembatan Menurut Material :
1. jembatan kayu
2. jembatan baja
3. jembatan beton bertulang dan pratekan
4. jembatan komposit.
Secara garis besar ada 9 macam perencanaan jenis jembatan yang dapat
digunakan yaitu :
Jembatan balok (beam bridges)
Jembatan kantilever (cantilever bridges)
Jembatan lengkung (arch bridges)
Jembatan rangka (truss bridges)
Jembatan gantung (suspension bridges)
Jembatan kabel (cables-stayed bridges)
Jembatan gerak (moveble bridges)
Jembatan terapung (floating bridges)
Jembatan kombinasi (combination bridges)
Elemen Bagian Atas Jembatan :
Bangunan atas jembatan merupakan bangunan yang berfungsi menampung beban-beban yang di timbulkan oleh lalu lintas
orang,kendaraan dan kemudian menyalurkan kepada bangunan bawah.Berikut ini adalah komponen-komponen bangunan atas
jembatan :
1.Plat Lantai, merupakan komponen jembatan yang memiliki fingsi utama untuk mendistribusikan beban sepanjang potongan
melintang jembatan dan beban-beban sepanjang bentang jembatan.
2.Gelagar induk, merupakan komponen utama yang berfungsi untuk mendistribusikan beban-beban secara longitudinal dan biasanya
di desain untuk menahan lendutan.
3.Gelagar sekunder, terdiri dari gelagar melintang dan memanjang.gelagar melintang merupakan pingikat antar gelagar induk yang di
desain untuk menahan deformasi melintang dari rangka struktur atas dan membatu pendistribusian bagaian dari beban vertical antara
gelagar induk.

Elemen Bagian Bawah Jembatan :


1. Abutment, merupakan bagaian bangunan pada ujung-ujung jembatan, selain sebagai pendukung bagi bangunan atas abutmen juga
berfungsi sebagai penahan tanah.
2. Pilar, merupakan struktur pendukung bangunan atas.pilar biasa digunakan pada jembatan bentang panjang, posisi pilar berada
diantara kedua abutment.
3. Pondasi ( Pondasi Langsung dan Pondasi Dalam )
Bentang jembatan (L) adalah jarak antara dua kepala jembatan. Ada 2 (dua) cara dalam menentukan bentang
dalam pembangunan jembatan, yaitu untuk sungai yang merupakan limpasan banjir dan sungai yang bukan
limpasan banjir.
Adapun tipe – tipe jembatan berdasarkan pada Panjang suatu jembatan tersebut :

1. Jembatan yang mempunyai bentang pendek (Kurang dari 20 m)


2. Jembatan yang mempunyai bentang sedang (Mempunyai Panjang bentang 20m sampai 100 m, tergantung
situasi di lapangan)
3. Jembatan yang mempunyai bentang Panjang (Biasanya mempunyai bentang lebih dari 100 m, contohnya
jembatan Suramadu)
Perbandingan Nilai Lendutan Jembatan Rangka Antara Box Beam Section dan Konvensional dari Kayu. Namun
disini saya asumsikan untuk Jenis Konstruksi Jembatan yang mempunyai nilai lendutan yang paling besar adalah
Jenis Konstruksi Kayu.
Penetapan besarnya lendutan yang diijinkan pada struktur kayu, diatur melalui Pasal
12 ayat 5 PKKI, dengan isi pokok sebagai berikut :
- Lendutan maksimum yang diperbolehkan, untuk balok pada struktur terlindung <
L/300 panjang bentang, dengan L adalah panjang bentang.
- Untuk balok pada struktur tidak terlindung < L/400 panjang bentang.
- Untuk balok yang digunakan pada struktur kuda-kuda, misalnya gording, < L/200
panjang bentang.
- Untuk rangka batang yang tidak terlindung < L/700 panjang bentang
a. Jembatan Beton Bertulang, merupakan merupakan merupakan jembatan yang konstruksinya terbuat dari
material utama bersumber dari beton. Jembatan tipe ini digunakan secara luas dalam konstruksi jalan raya,
tersusun dari slab beton yang didukung secara integral dengan gelagar.
b. Jembatan Beton Prategang, merupakan salah satu jenis jembatan dengan material konstruksi beton prategang
atau beton yang berisi kabel baja dengan tujuan untuk memberikan tegangan awal berupa tegangan tarik
terhadap beton akibat sifat beton yang tidak mampu menahan gaya tarik.
c. Jembatan Beton Pratekan tidak jauh beda dengan tipe prategang, Bedanya pada beton bertulang biasa, tulangan
akan memikul tegangan tarik akibat beban, sedangkan pada beton prategang tulangan yang berupa kabel
prategang ( tendon ) ditarik lebih dahulu sebelum bekerjanya beban luar.
Adapun permasalahan terjadi disebabkan karena kurangnya pemahaman aspek teknis pelaksanaan pada level petugas
lapangan, namun dapat juga terjadi karena kurangnya pengawasan dari konsultan supervisi. Jadi sebenarnya inti
permasalahannya terletak pada quality assurance terhadap setiap proses pelaksanaan elemen-elemen jembatan. Dari
substansi - substansi utama ini diharapkan dapat disiapkan alternatif-alternatif pemecahan masalah. Jika pelaksana
lapangan menghadapi permasalahan ditinjau dari aspek teknis, kemudian diketemukan cara menanganinya di
lapangan maka harus didiskusikan dengan konsultan. Dalam hal ini penerapan pemecahan masalah di lapangan harus
dilakukan oleh kontraktor melalui suatu prosedur yang disebut REQUEST. Jika pemecahan masalah sudah
dilaksanakan dan diterima/disetujui oleh pemberi pekerjaan maka request ditutup dengan verifikasi yang sering juga
disebut sebagai PENUTUP REQUEST. Laporan hasil kerja disiapkan dengan data sejak diajukannya request,
pekerjaan dilaksanakan di lapangan dan setelah selesai ditutup dengan penutup request.
Detail Engineering Design (DED) bisa berupa gambar detail namun dapat dibuat lebih lengkap yang terdiri dari
beberapa komponen seperti di bawah ini :
Gambar detail bangunan/gambar bestek, yaitu gambar desain bangunan yang dibuat lengkap untuk konstruksi yang
akan dikerjakan. Gambar kerja atau DED termasuk tidak bisa dibuat oleh sembarang orang melainkan oleh ahlinya,
misalnya arsitek. Tapi sebagai gambaran umum, berikut adalah cara pembuatan gambar bestek bangunan :
Survey lokasi untuk bangunan agar bisa tahu kondisi tanah, jarak lokasi dari pusat keramaian, mendokumentasikan
keadaan lokasi dalam bentuk foto/video, dan melakukan pengukuran lahan.
Membuat denah rencana utama dan alternatif.
Membuat gambar pra-desain yang biasanya terdiri dari tampak 4 sisi, site plan, dan perspektif.
Pembuatan gambar kerja dengan bagian-bagian seperti yang sudah disebutkan di atas.

Anda mungkin juga menyukai