Anda di halaman 1dari 20

SISTEM MANAJEMEN JALAN DAN JEMBATAN

SUB JUDUL :Penanganan Yang Efisien Dan Efektif Dalam Pencapaian Mutu Jembatan
Yang Memenuhi Stándar

Disusun:
O
L
E
H

1. OLYVER W. KAMBUAYA / 16 013 045


2. SEMUEL SIKOME / 16 013 039
3. BRIAN DJAMILUI / 16 013 034

DEPARTEMEN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


POLITEKNIK NEGERI MANADO
JURUSAN TEKNIK SIPIL

2019
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Jembatan mempunyai arti penting bagi setiap orang. Akan tetapi tingkat kepentingannya tidak
sama bagi tiap orang, sehingga menjadi suatu bahan studi yang menarik. Jembatan adalah suatu
konstruksi yang gunanya untuk meneruskan jalan melalui suatu rintangan yang berada lebih
rendah. Rintangan ini biasanya jalan lain (jalan air atau jalan lalu lintas biasa). Jika jembatan itu
berada diatas jalan lalu lintas dinamakan viaduct.
Konstruksi jembatan dapat diklasifikasikan berdasarkan aspek yang berbeda, seperti jenis
material dari konstruksi (beton, kayu, baja, komposit, dan lain-lain); bentuk struktur (rangka,
gelagar, dinding penuh, dan lain-lain); tipe perletakan (gelagar sederhana, overhang, menerus, dan
lain-lain); lalu lintas kendaraan (jembatan jalan raya, jembatan kereta api, dan lain-lain); letak
lantai kendaraan (lantai di atas, lantai di bawah, lantai di tengah atau kombinasi ketiganya);
jembatan permanen atau sementara; dapat atau tidak dapat digerakkan dan sebagainya.
Terlepas dari pengklasifikasian tersebut diatas, adapun bentuk-bentuk dari konstruksi
jembatan umumnya dapat kita bedakan :

1. Bangunan bawah, ialah bagian-bagian yang menjadi penupang dan dasar dari
bangunan atas, yaitu kepala jembatan, tiang-tiang dan pemikul jembatan. Beban-
beban diteruskan oleh bangunan bawah ke tanah bawah. Bahan-bahannya adalah
kayu, batu atau beton, sekali-kali baja. Kadang-kadang pancang-pancangnya
merupakan satu kesatuan dengan konstruksi yang langsung mendukung lalu lintas,
sehingga yang termasuk bangunan bawah tinggal terbatas pada landasan dari titik
tumpu.
2. Bangunan atas yang pada umumnya terdiri atas:

 Gelagar-gelagar induk, terbentang dari titik tumpu ketitik tumpu


 Konstruksi tumpuan diatas pangkal jembatan kuk atau pancang
 Konstruksi dari lantai kendaraan dengan apa yang diperlukan untuk itu pemikul
lintang dan pemikul memanjang yang disambung dengan gelagar-gelagar
induk.
.
Bangunan atas menerima beban dari lalu lintas, kadang-kadang dengan tambahan banting dan
tekanan angin, dan diteruskan pada bangunan bawah, ditambah dengan berat konstruksinya.
Suatu bagian struktur komposit adalah terdiri dari dua jenis bahan yang berbeda, yang bekerja
secara parallel dengan menumpu sebuah beban. Semua bagian struktur beton yang diberi
penulangan merupakan komposit dari beton dan baja yang bekerja sama untuk menahan tegangan-
tegangan lentur pada balok dan kolom. Di daerah perkotaan biasanya sering kita jumpai jembatan
komposit dengan gelagar baja yang dihubungkan dengan shear connector untuk memikul beban
yang bekerja. Pada kesempatan ini, penulis ingin menganalisa suatu jembatan komposit gelagar
kayu.
Ada tiga jenis bahan utama yang digunakan dalam konstruksi bangunan ini yaitu kayu, baja
dan beton. bangunan tersebut mempunyai kelebihan-kelebihan tersendiri yang tidak dimiliki oleh
bahan lain. Kelebihan pada kayu yaitu ringan, mudah dikerjakan dan harga relatif murah.
Kelebihan pada baja yaitu mempunyai kuat tarik yang tinggi dan kelebihan pada beton yaitu
mempunyai kuat tekan yang tinggi. Untuk memanfaatkan kelebihan-kelebihan tersebut maka
dibuat perpaduan pada ketiga jenis bahan bangunan yaitu menjadi balok komposit dengan gelagar
kayu. Dengan demikian dapat diperoleh sifat gabungan yang lebih baik dari komponen
penyusunnya. Berat jenis kayu lebih ringan bila dibanding baja ataupun beton. Ditinjau dari segi
struktur, kayu cukup baik dalam menahan gaya tarik, tekan dan lentur. Ditinjau dari segi arsitektur,
bangunan kayu mempunyai nilai estetika yang tinggi.

1.2 Tujuan
Menempatkan jembatan, pertama-tama harus diingat tentang keamanan lalu lintas karena
jembatan yang dibikin untuk keperluan lalu lintas dan bukan asal ada jembatan saja. Biasanya
penggunaan jembatan dari kayu ini banyak terdapat didaerah pedesaan karena lalu lintasnya yang
masih sedikit terutama bagi yang memiliki kendaraan, dalam laporan ini penulis ingin menganalisa
jembatan komposit gelagar kayu lantai beton agar kita dapat memprediksi cara struktur menahan
beban dengan membahas gaya-gaya yang alami yang bekerja pada strukur tersebut. Dalam
perencanaan teknis jembatan perlu dilakukan identifikasi yang menyangkut beberapa hal antara
lain Kondisi tata guna lahan, baik yang ada pada jalan pendukung maupun lokasi jembatan
berkaitan dengan ketersediaan lahan yang ada.
Kelas jembatan yang disesuaikan dengan kelas jalan dan volume lalu lintas. Struktur tanah,
geologi dan topografi serta kondisi sungai dan perilakunya. Dasar utama penempatan jembatan
sedapat mungkin tegak lurus terhadap sumbu rintangan yang dilalui, sependek, sepraktis dan
sebaik mungkin untuk dibangun di atas jalur rintangan. Beberapa ketentuan dalam pemilihan
lokasi jembatan dengan memperhatikan kondisi setempat dan ketersediaan lahan adalah sebagai
berikut :
 Lokasi jembatan harus direncanakan sedemikian rupa sehingga tidak menghasilkan
kebutuhan lahan yang besar sekali.
 Lahan yang dibutuhkan harus sesedikit mungkin mengenai rumah penduduk sekitarnya,
dan diusahakan mengikuti as jalan existing.

Tujuan dari penulisan tugas akhir ini adalah agar kita mengetahui bagaimana menganalisa
atau mendesain suatu struktur jembatan komposit dengan gelagar kayu lantai beton oleh karena
itu kita harus dapat memastikan suatu tingkat keamanan agar tidak terjadi kegagalan dalam
struktur. Dan untuk dapat memberikan arahan dan pedoman terhadap pembangunan prasarana
transportasi yang berupa jembatan yang memenuhi stándar mutu dan berdaya guna sehingga dapat
menunjang strategi Pembangunan Wilayah di Pemerintah Daerah Kabupaten maupun Propinsi.

Tujuan yang hendak dicapai adalah untuk mendapatkan cara penanganan yang efisien dan
efektif dalam pencapaian mutu jembatan yang memenuhi stándar.

1.3 Permasalahan

1. Apakah beton gelagar kayu bias menahan gempa yang terjadi dengan kekuatan
yang sangat besarsekitar 7.5 SR
2. Mungkinkah dengan jembatan gelagar kayu dapat bertahan lama dengan bahan
yang ringan dan relatif murah
3. Apakah gelagar kayu dapat menahan beban yang tinggi dari atas jembatan
4. Bagaimana kayu bias beretahan lama dengan cuaca yang extrim
5. Apa bias kayu sebagai pengganti poondasi

1.4 Batasan Masalah

Pada bagian pendahuluan secara umum telah disinggung jenis jembatan yang akan dibahas.
Tetapi mengingat parameter-parameter yang harus diperhitungkan sehingga diperlukan beberapa
batasan sebagai berikut:

1. Konstruksi jembatan ditumpu diatas dua perletakan dengan panjang bentang dan
gelagar jembatan berupa bahan kayu yang akan mendukung semua beban yang
bekerja.
2. Lantai kendaraan terbuat dari beton.
3. Jenis kayu yang dipakai untuk gelagar adalah kayu damar laut, dimana termasuk
dalam kayu kelas I menurut PKKI 1961 yang memiliki berat jenis 0.96 gr/cm3;σlt
=150kg/cm2 ;σtk //=130 kg/cm2;σtk = 40 kg/cm2;τ//=20 kg/cm2
4. Penghubung Geser/Shear Connector dengan menggunakan baut/paku.
5. Adapun beban-beban yang bekerja/muatan yang disesuaikan dengan peraturan
yang berlaku adalah:

Beban Primer:

1. Beban mati
Dalam menentukan besarnya beban mati tersebut, harus digunakan berat isi untuk bahan-
bahan bangunan tersebut,antara lain:
A. Beton bertulang …………………… 2,50 t/m3
B. Kayu ……………………………….. 1,00 t/m3

2. Beban hidup
Beban hidup pada jembatan dinyatakan dalam dua macam, yaitu :
1. beban “D” atau beban jalur adalah susunan beban pada setiap jalur lalu lintas yang
terdiri dari beban terbagi rata sebesar “q” ton per meter panjang perjalur dan beban
garis “P” ton per jalur lalu lintas tersebut.
2. Beban “T” yang merupakan beban terpusat untuk lantai kendaraan.
3. Beban pada trotoir, kerb dan sandaran .
4. Konstruksi trotoir harus diperhitungkan terhadap beban hidup sebesar 500 kg/m2
5. Kerb yang terdapat pada tepi-tepi lantai kendaraan harus diperhitungkan untuk
dapat menahan satu beban horizontal ke arah melintang jembatan sebesar 500
kg/m’ yang bekerja pada puncak kerb yang bersangkutan pada tinggi 25 cm diatas
permukaan lantai kendaraan apabila kerb yang bersangkutan lebih tinggi 25 cm,
6. Tiang-tiang sandaran pada tepi trotoir harus diperhitungkan untuk dapat menahan
beban horizontal sebesar 100kg/m’, yang bekerja pada tinggi 90 cm diatas lantai
trotoir.

3. Beban kejut
Untuk memperhitungkan pengaruh-pengaruh getaran-getaran dan pengaruh-pengaruh
dinamis lainnya, tegangan-tegangan akibat beban garis “P” harus dikalikan dengan koefisien kejut
yang akan memberikan hasil maksimum, sedangkan beban merata”q”dan beban “T” tidak
dikalikan dengan koefisien kejut.
1. Beban Sekunder, terdiri dari : beban angin, gaya akibat perbedaan suhu karena adanya
perubahan bentuk akibat perbedaan suhu antara bagian-bagian jembatan, gaya rem,
gaya akibat gempa. Beban khusus, terdiri dari gaya sentrifugal, gaya dan beban selama
pelaksanaan

1.5 Metode Penelitian

Umumnya digunakan untuk perhitungan struktur bawah jembatan (fondasi). Untuk tipe
jembatan simple girder, perhitungan dapat dilakukan secara manual dengan Excel. Untuk tipe
jembatan yang berupa rangka, perhitungan struktur dilakukan dengan komputer berbasis elemen
hingga (finite element) untuk berbagai kombinasi pembebanan yg meliputi berat sendiri, beban
mati tambahan, beban lalu-lintas kendaraan (beban lajur, rem, pedestrian), dan beban pengaruh
lingkungan (temperatur, angin, gempa) dengan pemodelan struktur 3-D (space-frame). Metode
analisis yang digunakan adalah analisis linier metode matriks kekakuan langsung (direct stiffness
matriks) dengan deformasi struktur kecil dan material isotropic.
Program komputer yang digunakan untuk analisis adalah Metodologi atau Metode Penelitian
yang dipergunakan dalam penulisan tugas akhir ini adalah dengan menggunakan literatur yang
berhubungan dengan perencanaan jembatan komposit gelagar kayu lantai beton dengan cara
penghitungan beban-beban yang bekerja dan tegangan-tegangan yang terjadi sehingga kita dapat
membatasi tegangan yang bekerja yang disebabkan oleh beban aktual sejauh tegangan yang
diijinkan. Metode perencanaan struktur jembatan yang digunakan ada dua macam, yaitu metode
perencanaan ultimit (Load Resistant Factor Design, LRFD) dan metode perencanaan tegangan ijin
(Allowable Stress Design, ASD). Perhitungan struktur atas jembatan umumnya dilakukan dengan
metode ultimit dengan pemilihan faktor beban ultimit sesuai peraturan yang berlaku. Metode
perencanaan tegangan ijin dengan beban kerja SAP2000 V-11. Dalam program tersebut berat
sendiri struktur dan massa struktur dihitung secara otomatis.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Sifat Bahan Struktur

Ada tiga jenis bahan utama yang digunakan dalam konstruksi bangunan yaitu kayu, baja dan
beton. Dari masing-masing bahan bangunan tersebut mempunyai kelebihan-kelebihan tersendiri
yang tidak dimiliki oleh bahan lain. Kelebihan pada kayu yaitu ringan, mudah dikerjakan dan harga
relatif murah. Kelebihan pada baja yaitu mempunyai kuat tarik yang tinggi dan kelebihan pada
beton yaitu mempunyai kuat tekan yang tinggi

Untuk memanfaatkan kelebihan-kelebihan tesebut maka dibuat perpaduan ketiga jenis bahan
bangunan yaitu menjadi balok komposit baja beton dengan gelagar kayu. Dengan demikian kita
perlu mengetahui sifat-sifat yang umum dari bahan struktur yang dimaksud.

2.2 Sifat Bahan Kayu

Kayu mempunyai kuat tarik dan kuat tekan relatif tinggi dan berat yang relatif rendah,
mempunyai daya tahan tinggi terhadap pengaruh kimia dan listrik, dapat dengan mudah
dikerjakan, relatif murah, dapat mudah diganti dan bisa didapat dalam waktu singkat (Felix,1965).

Dalam kehidupan kita sehari-hari, kayu merupakan bahan yang sangat sering dipergunakan
untuk tujuan penggunaan tertentu. Terkadang sebagai barang tertentu, kayu tidak dapat digantikan
dengan bahan lain karena sifat khasnya. sebagai pengguna dari kayu yang setiap jenisnya
mempunyai sifat-sifat yang berbeda, perlu mengenal sifat-sifat kayu tersebut sehingga dalam
pemilihan atau penentuan jenis untuk tujuan penggunaan tertentu harus betul-betul sesuai dengan
yang kita inginkan. Berikut ini diuraikan sifat-sifat kayu (fisik dan mekanik) serta macam
penggunaannya.

2.3 Pengenalan Sifat-Sifat Kayu

Kayu merupakan hasil hutan yang mudah diproses untuk dijadikan barang sesuai dengan
kemajuan teknologi. Kayu memiliki beberapa sifat yang tidak dapat ditiru oleh bahan-bahan lain.
Pemilihan dan penggunaan kayu untuk suatu tujuan pemakaian, memerlukan pengetahuan tentang
sifat-sifat kayu. Sifat-sifat ini penting sekali dalam industri pengolahan kayu sebab dari
pengetahuan sifat tersebut tidak saja dapat dipilih jenis kayu yang tepat serta macam penggunaan
yang memungkinkan, akan tetapi juga dapat dipilih kemungkinan penggantian oleh jenis kayu
lainnya apabila jenis yang bersangkutan sulit didapat secara kontinu atau terlalu mahal.

berasal dari berbagai jenis pohon yang memiliki sifat-sifat yang berbeda-beda. Bahkan dalam
satu pohon, kayu mempunyai sifat yang berbeda-beda. Dari sekian banyak sifat-sifat kayu yang
berbeda satu sama lain, ada beberapa sifat yang umum terdapat pada semua jenis kayu yaitu :
1. Kayu tersusun dari sel-sel yang memiliki tipe bermacam - macam dan susunan
dinding selnya terdiri dari senyawa kimia berupa selulosa dan hemi selulosa
(karbohidrat) serta lignin (non karbohidrat).
2. Semua kayu bersifat anisotropik, yaitu memperlihatkan sifat-sifat yang berlainan
jika diuji menurut tiga arah utamanya (longitudinal, radial dan tangensial).
3. Kayu merupakan bahan yang bersifat higroskopis, yaitu dapat menyerap atau
melepaskan kadar air (kelembaban) sebagai akibat perubahan kelembaban dan suhu
udara disekelilingnya.
4. Kayu dapat diserang oleh hama dan penyakit dan dapat terbakar terutama dalam
keadaan kering.

A. Sifat Fisik Kayu

1. Berat dan Berat Jenis


Berat suatu kayu tergantung dari jumlah zat kayu, rongga sel, kadar air dan zat ekstraktif
didalamnya. Berat suatu jenis kayu berbanding lurus dengan BJ-nya. Kayu mempunyai berat jenis
yang berbeda-beda, berkisar antara BJ minimum 0,2 (kayu balsa) sampai BJ 1,28 (kayu nani).
Umumnya makin tinggi BJ kayu, kayu semakin berat dan semakin kuat pula.

2. Keawetan
Keawetan adalah ketahanan kayu terhadap serangan dari unsur-unsur perusak kayu dari luar
seperti jamur, rayap, bubuk dll. Keawetan kayu tersebut disebabkan adanya zat ekstraktif didalam
kayu yang merupakan unsur racun bagi perusak kayu. Zat ekstraktif tersebut terbentuk pada saat
kayu gubal berubah menjadi kayu teras sehingga pada umumnya kayu teras lebih awet dari kayu
gubal.

3. Warna
Kayu yang beraneka warna macamnya disebabkan oleh zat pengisi warna dalam kayu yang
berbeda-beda.

4. Tekstur
Tekstur adalah ukuran relatif sel-sel kayu. Berdasarkan teksturnya, kayu digolongkan kedalam
kayu bertekstur halus (contoh: giam, kulim dll), kayu bertekstur sedang (contoh: jati, sonokeling
dll) dan kayu bertekstur kasar (contoh: kempas, meranti dll).

5. Arah Serat
Arah serat adalah arah umum sel-sel kayu terhadap sumbu batang pohon. Arah serat dapat
dibedakan menjadi serat lurus, serat berpadu, serat berombak, serta terpilin dan serat diagonal
(serat miring).
6. Kesan Raba
Kesan raba adalah kesan yang diperoleh pada saat meraba permukaan kayu (kasar, halus, licin,
dingin, berminyak dll). Kesan raba tiap jenis kayu berbeda-beda tergantung dari tekstur kayu,
kadar air, kadar zat ekstraktif dalam kayu.

7. Bau dan Rasa


Bau dan rasa kayu mudah hilang bila kayu lama tersimpan di udara terbuka. Beberapa jenis kayu
mempunyai bau yang merangsang dan untuk menyatakan bau kayu tersebut, sering digunakan bau
sesuatu benda yang umum dikenal misalnya bau bawang (kulim), bau zat penyamak (jati),bau
kamper(kapur),dsb.

8. Nilai Dekoratif
Gambar kayu tergantung dari pola penyebaran warna, arah serat, tekstur, dan pemunculan riap-
riap tumbuh dalam pola-pola tertentu. Pola gambar ini yang membuat sesuatu jenis kayu
mempunyai nilai dekoratif.

9. Higroskopis
Kayu mempunyai sifat dapat menyerap atau melepaskan air. Makin lembab udara disekitarnya
makin tinggi pula kelembaban kayu sampai tercapai keseimbangan dengan lingkungannya. Dalam
kondisi kelembaban kayu sama dengan kelembaban udara disekelilingnya disebut kandungan air
keseimbangan (EMC = Equilibrium Moisture Content).

10. Sifat Kayu terhadap Suara, yang terdiri dari :

1. Sifat akustik, yaitu kemampuan untuk meneruskan suara berkaitan erat dengan
elastisitas kayu.
2. Sifat resonansi, yaitu turut bergetarnya kayu akibat adanya gelombang suara.
Kualitas nada yang dikeluarkan kayu sangat baik, sehingga kayu banyak dipakai
untuk bahan pembuatan alat musik (kulintang, gitar, biola dll).
11. Daya Hantar Panas
Sifat daya hantar kayu sangat jelek sehingga kayu banyak digunakan untuk membuat barang-
barang yang berhubungan langsung dengan sumber panas.

12. Daya Hantar Listrik


Pada umumnya kayu merupakan bahan hantar yang jelek untuk aliran listrik. Daya hantar listrik
ini dipengaruhi oleh kadar air kayu. Pada kadar air 0 %, kayu akan menjadi bahan sekat listrik
yang baik sekali, sebaliknya apabila kayu mengandung air maksimum (kayu basah), maka daya
hantarnya boleh dikatakan sama dengan daya hantar air.

B. Sifat Mekanik Kayu

1. Keteguhan Tarik
Keteguhan tarik adalah kekuatan kayu untuk menahan gaya-gaya yang berusaha menarik kayu.
Terdapat 2 (dua) macam keteguhan tarik yaitu :
1. Keteguhan tarik sejajar arah serat dan
2. Keteguhan tarik tegak lurus arah serat.
Kekuatan tarik terbesar pada kayu ialah keteguhan tarik sejajar arah serat. Kekuatan tarik tegak
lurus arah serat lebih kecil daripada kekuatan tarik sejajar arah serat.

2. Keteguhan tekan / Kompresi


Keteguhan tekan/kompresi adalah kekuatan kayu untuk menahan muatan/beban. Terdapat 2 (dua)
macam keteguhan tekan yaitu :
1. Keteguhan tekan sejajar arah serat dan
2. Keteguhan tekan tegak lurus arah serat. Pada semua kayu, keteguhan tegak lurus
serat lebih kecil daripada keteguhan kompresi sejajar arah serat.
3. Keteguhan Geser
Keteguhan geser adalah kemampuan kayu untuk menahan gaya-gaya yang membuat suatu bagian
kayu tersebut turut bergeser dari bagian lain di dekatnya. Terdapat 3 (tiga) macam keteguhan yaitu
:
1. Keteguhan geser sejajar arah serat
2. Keteguhan geser tegak lurus arah serat dan
3. Keteguhan geser miring
Keteguhan geser tegak lurus serat jauh lebih besar dari pada keteguhan geser sejajar arah serat.

4. Keteguhan lengkung (lentur)


Keteguhan lengkung/lentur adalah kekuatan untuk menahan gaya-gaya yang berusaha
melengkungkan kayu atau untuk menahan beban mati maupun hidup selain beban pukulan.
Terdapat 2 (dua) macam keteguhan yaitu :
1. Keteguhan lengkung statik, yaitu kekuatan kayu menahan gaya yang mengenainya
secara perlahan-lahan.
2. Keteguhan lengkung pukul, yaitu kekuatan kayu menahan gaya yang mengenainya
secara mendadak.
5. Kekakuan
Kekakuan adalah kemampuan kayu untuk menahan perubahan bentuk atau lengkungan. Kekakuan
tersebut dinyatakan dalam modulus elastisitas.
6. Keuletan
Keuletan adalah kemampuan kayu untuk menyerap sejumlah tenaga yang relatif besar atau tahan
terhadap kejutan-kejutan atau tegangan-tegangan yang berulang-ulang yang melampaui batas
proporsional serta mengakibatkan perubahan bentuk yang permanen dan kerusakan sebagian.

7. Kekerasan
Kekerasan adalah kemampuan kayu untuk menahan gaya yang membuat takik atau lekukan atau
kikisan (abrasi). Bersama-sama dengan keuletan, kekerasan merupakan suatu ukuran tentang
ketahanan terhadap pengausan kayu.

8. Keteguhan Belah
Keteguhan belah adalah kemampuan kayu untuk menahan gaya-gaya yang berusaha membelah
kayu. Sifat keteguhan belah yang rendah sangat baik dalam pembuatan sirap dan kayu bakar.
Sebaliknya keteguhan belah yang tinggi sangat baik untuk pembuatan ukir-ukiran (patung). Pada
umumnya kayu mudah dibelah sepanjang jari-jari (arah radial) dari pada arah tangensial.

Ukuran yang dipakai untuk menjabarkan sifat-sifat kekuatan kayu atau sifat mekaniknya
dinyatakan dalam kg/cm2. Faktor-faktor yang mempengaruhi sifat mekanik kayu secara garis
besar digolongkan menjadi dua kelompok :

1. Faktor luar (eksternal): pengawetan kayu, kelembaban lingkungan, pembebanan


dan cacat yang disebabkan oleh jamur atau serangga perusak kayu.
2. Faktor dalam kayu (internal): BJ, cacat mata kayu, serat miring dsb.

Menurut Vademecum Kehutanan Indonesia, kelas kekuatan kayu didasarkan kepada berat jenis,
keteguhan lengkung mutlak dan keteguhan tekan mutlak.

2.4 Tegangan –tegangan yang diperkenankan

Untuk mengetahui suatu konstruksi kayu perlu diketahui tegangan-tegangan yang diizinkan untuk
jenis kayu yang akan dipergunakan dalam konstruksi tersebut.

Adapun besarnya tegangan tersebut menurut PKKI adalah sebagai berikut

Korelasi tegangan yang diperkenankan untuk mutu A.

σlt = 170g (kg/cm2)


σ tk// = σ tr// = 150g (kg/cm2)
σ tk┴ = 40g (kg/cm2)
τ// = 20g (kg/cm2)

Disini
g = berat jenis kering udara
σlt = tegangan izin untuk lentur
σ tk// = tegangan izin sejajar serat untuk tekan
σ tr// = tegangan izin sejajar serat untuk tarik
σ tk┴ = tegangan izin tegak lurus serat untuk tekan
τ// = tegangan izin sejajar serat untuk geser

Angka-angka diatas tetap berlaku untuk konstruksi yang terlindung dan yang menahan muatan
tetap. Yang disebut dengan konstruksi terlindung, ialah konstruksi yang dilindungi dari perubahan
udara yang besar, dari hujan dan matahari, sehingga tidak akan menjadi basah dan kadar lengasnya
tidak akan berubah–ubah banyak.

1. Yang dimaksudkan muatan tetap ialah: muatan yang berlangsung lebih dari 3 bulan
dan beban bergerak yang bersifat tetap atau terus-menerus seperti berat sendiri,
tekanan tanh, tekanan air, barang-barang gudang, kendaraan diatas jembatan, dan
sebagainya.
2. Yang dimaksudkan dengan muatan tidak tetap ialah: muatan yang berlangsung
kurang dari 3 bulan dan muatan bergerak yang bersifat tidak tetap atau tidak terus-
menerus, seperti berat orang yang berkumpul , tekanan angin, dan sebagainya.
3. Tegangan akibat perubahan suhu boleh diabaikan.

Pengaruh keadaan konstruksi dan sifat muatan terhadap tegangan yang diperkenankan
diperhitungkan sebagai berikut:

a. Tegangan-tegangan diatas harus digandakan dengan:


 Faktor 2/3 untuk konstruksi yang selalu terendam air dan untuk konstruksi yang tidak
terlindung dan kemungkinan besar kadar lengas kayu akan selalu tinggi.
 Faktor 5/6 untuk konstruksi yang tidak terlindung tetapi kayu itu dapat mongering dengan
cepat.
b. Tegangan-tegangan diatas boleh digandakan dengan 5/4 untuk:
 Bagian-bagian konstruksi yang tegangannya diakibatkan oleh muatan tetap dan muatan
angin.
 Bagian-bagian konstruksi yang tegangannya diakibatkan oleh muatan tetap dan tidak tetap.
BAB III
PEMBAHASAN

3.1 Manajemen Konstruksi Jembatan

Keberhasilan setiap proyek tergantung pada bagaimana cara terbaik kegiatan dikelola dari
konsepsi sampai selesai. Ada berbagai langkah yang menambah dalam penyelesaian keseluruhan
yaitu proyek. tepat waktu pengambilan, persetujuan tepat waktu desain, & gambar dan manajemen
keuangan. Ada pepatah yang mengatakan bahwa "jahitan pada waktunya menghemat sembilan."
Dalam kasus jembatan juga penyelesaian akhir tergantung pada bagaimana cara terbaik isu kritis /
dikelola / memutuskan selama proses konstruksi. Untuk mendapatkan proyek selesai pada titik
waktu yang paling penting adalah pemilihan kontraktor yang tepat untuk melaksanakan pekerjaan,
jadwal waktu pragmatis dan manajemen yang efisien kontrak. Semua hambatan akan dihadiri
sebagai upaya bersama dari proyek. Manajemen harus sepenuhnya fasih dengan pertumbuhan
kegiatan dalam proyek jembatan di muka. Berbagai aspek manajemen konstruksi jembatan yang
efektif kegiatan telah dibahas dalam makalah ini.

3.2 Persyaratan Manajemen

Dengan jumlah besar kegiatan pembangunan infrastruktur di sekitar kita, khusus untuk empat
laning dan pekerjaan jalan raya lain, dana yang cukup besar yang didedikasikan untuk konstruksi
untuk proyek jalan, maka akan lebih bijaksana untuk memiliki proyek-proyek diselesaikan dengan
baik dalam waktu daripada harus selesai tertunda. Oleh persiapan proyek dan proses pemberian
pekerjaan kepada kontraktor yang cocok bijaksana memutuskan.

Kebutuhan manajemen yang efisien adalah benar-benar merasa karena:


1. Pekerjaan harus diselesaikan dalam waktu sesuai jadwal kerja sesuai dengan dana
yang sepenuhnya didedikasikan.
2. Kebutuhan kualitas dan desain teknik canggih untuk memberikan anggota struktur
ramping dan memberikan optimasi.
3. Peningkatan ukuran proyek yang melibatkan sejumlah besar bahan bangunan untuk
ditangani dan desain yang inovatif untuk jembatan sedang diselesaikan yaitu
jembatan cable stayed atau jembatan bentang panjang.
4. Peningkatan kompleksitas proyek yang melibatkan bahan kelas tinggi.
5. Kekurangan tenaga kerja terampil khusus dalam proyek-proyek kasus jembatan
terletak di daerah terpencil.
Karena persyaratan di atas, peralatan konstruksi yang diperlukan untuk secara hati-hati
diidentifikasi dan dinilai, sehingga keuntungan penuh dapat diambil dari potensi produktif selama
penggunaannya di situs. Persyaratan ini dapat diselesaikan berdasarkan jenis desain pondasi atau
suprastruktur dan strata tanah dan periode diusulkan penyelesaian proyek tertentu. Peralatan mahal
tidak dapat dibiarkan diam dan harus dimanfaatkan secara cermat untuk memiliki penggunaan
yang optimal. Pengambilan keputusan selama proses eksekusi memainkan peran penting dalam
penyelesaian keseluruhan.

Ini mungkin hal yang terkait teknis, administratif dan lainnya. Untuk tipe diulang masalah kita
harus berbaring jadwal keputusan dan tidak harus menunda luar periode tertentu. Keputusan tepat
waktu membayar dividen tetapi tindakan tertunda memiliki efek multidimensi pada pekerjaan
tertentu. Setiap komite atau Dewan Pejabat dibentuk untuk mengambil keputusan / ulasan rincian
teknis tertentu berdasarkan masalah konstruksi aktual vis-à-vis masalah diantisipasi sebelum
memulai pekerjaan ditinjau untuk tetap jadwal waktu. Tidak ada ekstensi untuk seperti Dewan /
Komite dipertimbangkan. Hal ini akan memberikan kelancaran arus kegiatan di situs dan jembatan
dapat diselesaikan dalam waktu.

3.3 Pembangunan Jembatan Ikhtisar

Perencanaan dan pemantauan pada dasarnya apa yang harus dilakukan pada waktunya waktu,
dan bagaimana hal itu akan dieksekusi pada periode yang direncanakan / dialokasikan untuk
jembatan tertentu. Semua pro dan kontra dari masalah kemungkinan dalam periode diantisipasi
perlu diperiksa. Juga catatan poin penting yang dibuat tersedia di situs dengan eksekutif sebagai
berikut:

 Mengapa situs tertentu dipilih untuk jembatan.


 Mengapa jenis tertentu dari jembatan diusulkan. (Susunan struktural)
 Situs Data
 Proposal untuk menggambar persiapan.
 Tanah strata dalam bentuk log membosankan.
 Model rinci belajar jika sudah dilakukan untuk menjelajahi penilaian.
 Fitur yang menonjol dari jembatan dan jumlah setiap item yang terlibat.
 Upto tanggal disetujui gambar struktural.
 Rincian dari semua rapat dan up to date keputusan jika sama sekali diambil.
 Mekanisme pengambilan keputusan dalam kasus sengketa Sengketa yaitu Tinjauan Borad
(DRB) harus sudah diselesaikan.

3.4 Bridge Foundation dan substruktur

Yayasan konstruksi untuk jembatan besar membutuhkan waktu. Masalah yang dihadapi
selama konstruksi pondasi tergantung pada jenis pondasi, strata tanah yang dihadapi, peralatan /
tanaman masalah dikerahkan dan logistik. Konstruksi kesulitan diantisipasi selama eksekusi
disimpan dalam tampilan ketika merencanakan karya / periode untuk pekerjaan itu. Yayasan dapat
dibuka yayasan, tumpukan yayasan, baik yayasan atau jenis lainnya dari yayasan. Dalam kasus
yayasan baik, berbagai jenis tanah yang ditemui dan menjadi sulit untuk memberikan jadwal waktu
yang jelas tentang tenggelamnya sumur kecuali rincian tanah adalah sangat jelas dan profil
diantisipasi cocok dengan yang dihadapi sebenarnya.

Dalam kasus tanah liat bouldery dan laju jadwal tenggelam cenderung lambat bila
dibandingkan dengan tanah berpasir. Juga mungkin ada persyaratan teknik pneumatik tenggelam
berikutnya untuk membuka menyambar karena kesulitan dalam tenggelamnya baik. Sebagai biaya
tenggelam pneumatik sangat tinggi, ini harus dikerahkan bijaksana. Dalam kasus tersebut, ada
kebutuhan untuk menjaga rincian semua kesulitan tenggelam dalam urutan yang sistematis dan ini
dapat ditinjau dalam konsultasi dengan kewenangan mengambil keputusan. Tinjauan parameter
tanah jika diperlukan akan diberikan perhatian lebih dan dimanapun diperlukan rincian dapat
disebut laboratorium bahan percobaan tapi dalam jadwal waktu. Ini mungkin membantu untuk
merekomendasikan revisi di tingkat dasar, sedapat mungkin berdasarkan laporan tanah data. Strata
sulit dalam tahap dasar harus dianggap sebagai rekayasa ramah

3.5 Suprastruktur

Untuk situs tertentu ada pengaturan struktural banyak mungkin. Proposal akhir dibuat
berdasarkan pemeriksaan yang lebih besar dari kondisi situs mungkin teknis, estetika dan
metodologi konstruksi. Perhatian khusus perlu diambil dalam kasus ngarai yang dalam di mana
ada perbedaan yang cukup besar antara tingkat soffit dan tingkat tidur. Hal ini dapat menimbulkan
kesulitan untuk pementasan dan shuttering. Proposal direkomendasikan untuk situs harus banyak
membaca di muka. Setelah proposal telah diselesaikan untuk jembatan tertentu, konstruksi dapat
direncanakan. Kuantitas setiap item yang terlibat dan metode eksekusi terdaftar. Pada dasarnya
pernyataan metode harus selalu siap untuk eksekusi secara keseluruhan termasuk estimasi
pekerjaan. Data ini akan disimpan untuk menjamin kelancaran proyek

3.6 Pengelolaan Kegiatan Konstruksi

Manajemen konstruksi jembatan tuntutan bahwa manajer konstruksi untuk reorientasi semua
sumber daya sedemikian rupa bahwa proyek selesai tanpa ada waktu / biaya atas berjalan. Output
dari pekerjaan tergantung pada bagaimana cara terbaik kegiatan dikelola yang akan bervariasi dari
situs ke situs berdasarkan banyak faktor. Berdasarkan pengalaman, berbagai aspek diidentifikasi
untuk manajemen konstruksi yang efisien. Jadwal konstruksi Metode Jalur Kritis berdasarkan
(BPT) disusun bersama dengan tonggak utama dan Grafik Bar. Software terbaru alat manajemen
dapat digunakan untuk kasus ini di proyek jembatan utama. Desain Bridge adalah sanksi dalam
kasus pasca konstruksi departemen dan setelah tender tindakan dalam kasus jembatan seluruh
kontrak.

Hal ini diperlukan bahwa desain harus didahului oleh setidaknya enam sampai delapan bulan
atau katakanlah 50% menjelang pelaksanaan acara yang bersangkutan. Ini harus memastikan
bahwa ini harus diselesaikan dengan baik dalam waktu. Reviseddesign jika ada harus diperbarui
dan diklarifikasi tanpa penundaan. Pengamatan pada desain disetujui gambar jika ada diteruskan
untuk merancang kantor segera untuk membuat perubahan. Hal yang paling penting dalam kasus
yayasan mana desain parameter tanah harus ditaati. Ini mungkin bervariasi pada eksekusi aktual
dan membutuhkan review desain. Untuk menyimpan rincian dengan kantor desain itu perlu bahwa
kemajuan pekerjaan pondasi baik informasi ke kantor desain.Setelah staf telah dilaporkan di situs
tindakan yang diperlukan harus diambil untuk memanfaatkan semua peralatan. Fasilitas yang
diperlukan untuk servis dan perbaikan harus ditetapkan untuk memenuhi persyaratan.
A.Manajemen Material

Manajemen material adalah kegiatan paralel bersama dengan dimulainya Proyek. Ini
mencakup pengadaan bahan kamp, peralatan kantor, barang yang dibeli besar, seperti agregat,
pasir, semen, baja, baja struktural, habis shuttering, peralatan listrik. Peramalan jumlah dan biaya
dari berbagai item secara bulanan harus dilakukan setidaknya tiga sampai enam bulan di muka
yang harus ditinjau secara rutin.

B. Manajemen Keuangan

Tidak ada proyek atau manajemen proyek dapat bermakna tanpa ini. Dalam hal pekerjaan
Pemerintah manajer harus mendapatkan anggaran tertuju secara bulanan, berdasarkan kerja yang
dilakukan atau minimum harus diberi makan di situs, pada keputusan otoritas yang lebih tinggi.
Kunci untuk mengukur perencanaan keuangan terletak pada mengambil semua tindakan di atas
dan mengambil langkah yang tepat pada waktu yang tepat untuk memastikan bahwa input individu
dicapai dengan maksimal dan investasi modal tetap pada tingkat terendah.

C. Manajemen Mutu

Kualitas pekerjaan di situs adalah kegiatan yang paling penting dan manajer harus selalu
bergulat untuk memperbaiki yang sama. Pelatihan untuk staf harus disediakan untuk memperbarui
langkah pengendalian kualitas dan itu harus menjadi bagian dari budaya kerja. Di laboratorium
situs dibentuk untuk memeriksa kualitas beton.

Tes dianalisis di situs berdasarkan pada ukuran pekerjaan. Perencanaan campuran harus
disusun berdasarkan pada kode terbaru dan untuk menghasilkan beton kekuatan yang diinginkan.
Pemadatan beton harus diberikan perhatian lebih sebelum menetapkan akhir. Pedoman terbaru
yang dikeluarkan oleh IRC dan Mort & H harus diikuti untuk jaminan kualitas sistematis. Jaminan
kualitas di tanah meningkatkan estetika struktur.

D. Manajemen Keselamatan

Keselamatan karyawan di situs harus diamati dengan sangat serius. Semua pekerja harus
diberikan briefing tentang persyaratan keselamatan berdasarkan bahaya situs. Khususnya ketika
struktur cukup didukung dicoba pada ngarai yang dalam, pengaturan yang cocok harus dilakukan
untuk menghindari kecelakaan di situs selama pengecoran insitu dari suprastruktur. Juga dalam
kasus dasar, jika penggalian yang mendalam terlibat, kualitas tanah dikelilingi disimpan dalam
tampilan. Ada beberapa insiden di mana pekerja mendapat terkubur dalam penggalian yang
mendalam karena geser tiba-tiba, ini harus diambil dari perawatan. Dalam kasus dasar juga sedang
mencoba menggunakan perawatan winch ganda drum yang perlu diambil selama proses
menyambar. Selama proses menyelam koordinasi yang tepat perlu dibuat antara penyelam dan
petugas untuk intim tentang masalah jika ada, yang pengaturan sinyal lokal yang digunakan, ini
dapat diselesaikan pada situs berdasarkan kenyamanan. Dalam kasus tenggelamnya pneumatik
sedang digunakan untuk pondasi dengan baik, berikut langkah-langkah keselamatan, dapat
diamati:

 Mempercepat sirkulasi udara


 Lambat dekompresi
 Duplikat dan cadangan peralatan
 Penerangan dalam ruang kerja
 Signaling pengaturan
 Perhatian tentang pemuatan insidental

Tindakan pencegahan ini harus diikuti secara serius untuk menghindari bencana di situs.
Manajemen keselamatan juga penting dalam kasus pada stadium shuttering untuk suprastruktur.
Ada kasus-kasus di masa lalu di mana runtuhnya shuttering / pementasan telah menyebabkan
hilangnya nyawa. Hal ini perlu check-in sebelum pengecoran suprastruktur. Dalam rangka kasus
baja yang digunakan sebagai desain pementasan pengaturan, dan meluncurkan pengaturan
diperiksa secara menyeluruh.

E. Manajemen Dokumentasi

Dokumen manajemen selama kontrak adalah seni dalam dirinya sendiri. Manajemen yang
tepat dan sistematis dokumen adalah kebutuhan paling untuk departemen maupun sebagai
kontraktor. Semua rincian harus diperiksa properti oleh kedua belah pihak. Dokumentasi yang
lebih baik akan menghindari perselisihan selama mata uang dan setelah selesai kontrak (kasus
arbitrase yaitu areavoided). Hal ini membutuhkan perhatian khusus dari para manajer dari kedua
belah pihak. Sebagian besar kasus yang ditangani oleh arbiter di negara kita, karena kurangnya
pemahaman antara dua pihak yang, lebih lanjut dipengaruhi oleh dokumentasi yang tidak tepat.

Dalam dokumentasi Bahkan lebih mencerminkan sistem manajemen di setiap proyek.


Estimasi kontrol diperlukan untuk dipersiapkan setiap tahun untuk menilai posisi pekerjaan. Ini
harus mencakup pekerjaan yang dilakukan sampai tanggal dan bekerja keseimbangan dalam hal
uang. Ini akan menjadi prinsip untuk kemajuan pekerjaan dalam periode selanjutnya sampai
selesai. Praktek ini adalah suatu keharusan dalam semua jembatan utama dalam pembangunan.
Sebagai manajemen proyek telah berkembang, dokumentasi telah menjadi keterampilan kunci
terutama sebagai proyek menjadi lebih kompleks dan sulit. Diselenggarakan dokumentasi adalah
pertahanan terbaik terhadap klaim. Dokumentasi bahwa setiap manajer proyek harus memiliki
pembuangan mereka adalah sebagai di bawah:

1. Proposal dan Tawaran Perkiraan - Dokumen-dokumen ini menggambarkan


bagaimana kontraktor membayangkan pembangunan proyek dan rencananya untuk
menyelesaikan pekerjaan. Ini mencakup informasi tentang biaya dan jadwal serta
metode konstruksi.
2. Jadwal Proyek - Ini adalah salah satu catatan proyek yang paling diabaikan dan
dapat menyediakan dokumentasi terbaik dalam situasi klaim. Jadwal baseline asli
set tanda untuk memantau efek dari setiap keterlambatan atau gangguan proyek tak
terduga.
3. Ubah pesanan Proyek - Setiap varians dari persyaratan kontrak asli harus
didokumentasikan dan dipisahkan dari ruang lingkup asli dari persyaratan kerja.
Laporan harian, lembar waktu, surat menyurat dan pertemuan menit atau
dokumentasi lainnya membahas perjanjian yang dibuat antara pihak harus siap
tersedia.

F. Manajemen Personalia

Manajer harus menempatkan para insinyur, untuk kegiatan mereka dapat melakukan yang
lebih baik. Perbedaan individu harus dipelajari secara rinci untuk menetapkan pekerjaan yang
cocok untuk insinyur, administrasi dan staf akun. Pengelola harus menjadi Psikolog yang baik
untuk menetapkan pekerjaan berdasarkan kecenderungan orang-orang di tempat kerja. Sebuah
tangan bebas yang cukup besar diberikan untuk melihat apa yang seorang individu dapat
menghasilkan. Ia harus dibimbing dari waktu ke waktu dan pekerjaan disimpan pada kemajuan.
Pengambilan keputusan beredar, kegiatan kritis dibersihkan oleh manajer setelah
pertimbangan yang tepat. Juga perawatan harus diambil untuk memilih setelan pendatang baru
untuk pekerjaan untuk kebutuhan
BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
Dari hasil pengamatan, data dan informasi yang telah diperoleh dapat diambil kesimpulan
sebagai berikut :
 Sistem kerja atau metode pelaksanaan pekerjaan yang profesional akan memudahkan
pelaksanan di lapangan sehingga schedule pekerjaan diharapkan tidak mengalami
keterlambatan.
 Keberhasilan suatu proyek sangat ditentukan oleh perencanaan yang matang serta kerja
sama dan manajemen yang baik dari semua pihak.
 Pengawasan yang intensif selama pelaksanaan proyek sangat diperlukan dalam upaya
menghindari penyimpangan anggaran .
 Pengendalian mutu, waktu dan biaya secara teratur dan kontinue dapat mengurangi
kendala-kendala yang mungkin terjadi selama pelaksanaan proyek.
 Fasilitas dan peralatan proyek yang memadai serta tenaga kerja yang terampil
,berpengalaman dan disiplin sangat menentukan keberhasilan proyek.
 Bahan - bahan yang akan digunakan untuk pelaksanaan proyek harus masuk dalam
spesifikasi bahan standart dan disesuaikan dengan rencana beban yang akan diterima.
LITERATUR

 xcontohmakalah.blogspot.com › Makalah
 https://dokumen.tips/documents/makalah-konstruksi-jembatan-baja.html

Anda mungkin juga menyukai