DISUSUN OLEH:
ICHSAN GAFFAR FAISAL (4112010017)
NABILA SHABRINA (4112010019)
KELAS: 2 PJJ
KATA PENGANTAR
Dengan mengucapkan puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat dan nikmat-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan Tugas Besar Konstruksi
Bangunan Sipil dengan lancar dan tepat waktu.
Tugas ini berisikan laporan mengenai jembatan rangka yang merupakan salah
satu prasarana transportasi darat untuk menghubungkan tempat yang satu dengan
yang lainnya. Dalam tugas ini berisikan gambar-gambar yang telah kami dapat saat
survey ke lapangan dan kesimpulan tentang kelayakan jembatan tersebut.
Kami menyadari bahwa tugas ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu
kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi
kesempurnaan tugas ini.
Akhir kata, kami ucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah
membantu dalam penyusunan tugas ini dari awal hingga akhir, terutama kepada Bapak
Andi Indianto, Drs. Ir. MT, selaku dosen Konstruksi Bangunan Sipil yang telah banyak
membimbing kami dalam pembuatan tugas ini.
Penulis
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang
Jembatan merupakan suatu prasarana lalu-lintas yang berfungsi untuk
menghubungkan jalan yang terputus oleh sungai, lembah, laut danau ataupun
bangunan lain dibawahnya. Jembatan terbagi menjadi dua bagian, yaitu
struktur atas (Superstruktur) dan struktur bawah (Substruktur). Sedangkan
secara khusus, jembatan rangka baja adalah struktur jembatan yang terdiri dari
rangkaian batang batang baja yang dihubungkan satu dengan yang lain. Dari
sedikit penggambaran di atas, kami melakukan observasi untuk mengetauhi
kelayakan suatu jembatan rangka. Selain itu masalah yang terjadi pada suatu
jembatan rangka mungkin terjadi akibat kriteria desain yang tidak sesuai
dengan standar yang berlaku di Indonesia dan mengakibatkan kelayakan dan
masa layan suatu jembatan diragukan. Oleh karena itu observasi ini dilakukan.
Selain itu, observasi ini melingkupi penilaian mahasiswa terhadap
analisa suatu konstruksi bangunan yang ada di lapangan terhadap kriteria
bangunan itu sendiri terhadap standar yang berlaku, dari mulai data spesifikasi
bangunan (misalnya lebar trotar, lebar lantai jembatan, dll) hingga analisa
kerusakan bangunan. Observasi ini juga dilengkapi dengan foto-foto lapangan
agar ada bukti kuat bahwa surveyer (mahasiswa) telah melakukan survey atau
observasi.
1.2.
Perumusan Masalah
a. Karena tingkat kesibukan atau tingginya arus transportasi Jembatan Juanda,
pengobervasian jembatan juanda untuk mengetahui kelayakan jembatan
tersebut harus dilakukan
b. Banyaknya sampah pada rangka Jembatan Juanda
c. Rangka yang sudah berkarat
1.3.
Tujuan
a. Mengetahui fungsi rangka pada struktur atas jembatan
b. Mengetahui jenis-jenis jembatan rangka secara universal
c. Mengetahui masalah-masalah yang ada pada jembatan rangka, termasuk
jenis-jenis kerusakannya
1.4.
Manfaat
Dari kegiatan observasi ini dapat memberikan manfaat, diantaranya dapat:
a. Melakukan observasi lapangan
b. Menganalisis data yang didapat dilapangan sesuai syarat teoritis
c. Memberikan solusi terhadap masalah yang terjadi di lapangan
d. Menyimpulkan masalah yang ada dan solusinya secara singkat padat dan
jelas.
BAB II
DASAR TEORI
2.1.
Pengertian Jembatan
Jembatan adalah suatu bangunan yang memungkinkan suatu jalan
menyilang sungai/saluran air, lembah atau menyilang jalan lain yang tidak sama
tinggi permukaannya. Dalam perencanaan dan perancangan jembatan
sebaiknya mempertimbangkan fungsi kebutuhan transportasi, persyaratan
teknis dan estetika-arsitektural yang meliputi : Aspek lalu lintas, Aspek teknis,
Aspek estetika.
Sedangkan, jalan merupakan alat penghubung antara daerah yang
penting sekali bagi penyelenggaraan pemerintah, ekonomi kebutuhan sosial,
perniagaan, kebudayaan, pertahanan. Trasportasi sangat penting bagi ekonomi
dan pembangunan Negara dan bangsa. Jembatan adalah bagian dari jalan itu.
Jembatan sangat menentukan pula kelancaran transportasi. Peranan jembatan
yang sangat penting dalam menopang sistem transportasi darat yang ada, maka
jembatan harus kita buat cukup kuat dan tahan, tidak mudah rusak. Kerusakan
pada jembatan dapat menimbulkan gangguan terhadap kelancaran lalu lintas
jalan, terlebih lebih di jalan yang lalu lintasnya padat seperti di jalan utama, di
kota, dan di daerah ramai lainnya. Kemacetan lalu lintas dalam kota bisa terjadi
karena adanya suatu perbaikan jembatan. Beberapa kerugian yang nyata itu
dapatlah kita sebut, diantaranya penghambatan kecepatan angkut dari
kendaraan kendaraan. Kecepatan angkut sangat penting pengaruhnya dalam
bidang ekonomi, kestabilan harga harga, kelancaran distribusi dan lain
sebagainya
Jembatan rangka dibuat dari struktur rangka yang biasanya terbuat dari
bahan baja dan dibuat dengan menyambung beberapa batang dengan las atau
baut yang membentuk pola-pola segitiga. Jembatan rangka biasanya digunakan
untuk bentang 20 m sampai 375 m.
2.2
Klasifikasi Jembatan
a. Berdasarkan fungsinya, jembatan dapat dibedakan sebagai berikut:
-
2.3
Bagian-bagian Jembatan
Struktur Atas
Struktur Atas jembatan adalah bagian dari elemen-elemen konstruksi
yang dirancang untuk memindahkan beban-beban yang diterima oleh lantai
jembatan hingga ke perletakan, sedangkan lantai jembatan adalah bagian
jembatan yang langsung menerima beban lalu lintas kendaraan dan pejalan
kaki.
Struktur atas terdiri atas :
1. Gelagar-gelagar induk
2. Struktur tumpuan atau perletakan
3. Struktur lantai jembatan / kendaraan
4. Pertambatan arah melintang dan memanjang
Struktur Bawah
Struktur Bawah sebuah jembatan adalah bagian dari elemen-elemen
struktur yang dirancang untuk menerima beban konstruksi diatasnya dan
dilimpahkan langsung pada tanah dasar atau bagian-bagian konstruksi
jembatan yang menyangga jenis-jenis yang sama dan memberikan jenis reaksi
yang sama pula.
Struktur bawah terdiri atas :
1. Pondasi adalah bagian dari struktur jembatan yang berfungsi memikul
seluruh beban-beban yang bekerja serta melimpahkannya ke lapisan
tanah pendukung.
2. Kepala Jembatan adalah bangunan bawah yang terletak di bagian tepi
yang mendukung ujung-ujung bentang tepi bangunan atas.
2.4
standar
ekonomi:
secara
ekonomi
jembatan
2.5
kendaraan, maka semakin landai pula tanjakan atau turunan yang diberikan
pada jembatan. Hal ini memang diberikan dengan tujuan agar pada saat
kendaraan akan masuk ke badan jembatan kendaraan tersebut tidak
jumping, yang secara otomatis akan memberikan beban kejut tumbukan
vertikal pada struktur jembatan.
10
syarat
bidang
datar
dari
permukaan
jalan
yang
11
12
13
14
BAB III
PEMBAHASAN SURVEY LAPANGAN
3.1.
Peta Lokasi :
3.2.
terdapat
12
setiap
Sehingga
panjang
segmen.
keseluruhan
bentang
m.
panjang
Pengukuran
jembatan
15
mengukur satu segmen rangka, lalu menghitung jumlah segmen yang ada.
16
2. Railing
Railing adalah bagian struktur atas jembatan yang berfungsi sebagai
pelindung kendaraan dan orang yang melintas di jembatan. Selain itu,
sebagai pembatas area paling pinggir jembatan.
3. Trotoar
Trotoar merupakan salah satu bagian dari struktur atas jembatan.
Trotoar berfungsi sebagai tempat melintasnya pejalan kaki. Pada jembatan
juanda trotoar berada pada kedua sisi jembatan yang masing-masing
berukuran 1 m.
17
4. Lantai Jembatan
Bagian lantai jembatan yang menjadi jalan adalah jalan aspal
(perkerasan lentur) selebar 3 meter per lajur. Jalan pada jembatan juanda
adalah jenis Jalan Utama (Kelas I) yaitu jalan raya yang melayani lalu-lintas
yang tinggi, sehingga harus direncanakan dapat melayani lalu lintas
berkecepatan tinggi dan berbobot berat. Pada gambar di bawah, jalan yang
diambil adalah jalan kelandaian menuju jembatan. Jalan tersebut
mempunyai lebar yang sama dengan lebar lantai jembatan.
pengukuran
maupun
berdasarkan
kecepatan
kendaraan
yang
18
tanjakan adalah 20 km/jam, yang berarti < 60 km/jam. Maka dari itu
kelandaiannya adalah 1:10
7. Kepala Jembatan
Kepala Jembatan Juanda berukuran panjang 2,5 m
8. Clearance
Clearance (jarak antara konstruksi atas paling bawah dengan muka air
banjir) sebesar 20,7 m. Angka tersebut didapat setelah melakukan
pengukuran dengan benang, lalu diukur panjangnya. Maka didapat panjang
tali tersebut atau tinggi clearance kurang lebih 20,7 m.
19
Data Jembatan :
No
Peninjauan
Data
Syarat
Memenuhi / Tidak
30,40,56,60 dan
Memenuhi
Lapangan
1
Bentang Rangka
60 m
100 m
2
Tinggi Bidang
5,9 m
>5m
Memenuhi
0.25 m
> 0.25 m
Memenuhi
Kendaraan
3
Lebar Kerb
Trotoar
1m
0,5 m
Memenuhi
Lebar Lajur
3 m
2.75 m 3.5 m
Memenuhi
Panjang Bidang
>5m
Memenuhi
Ada
Ada
Memenuhi
Setiap < 3 m
Memenuhi
Datar
7
Drainase
Penerangan
<3m
Clearence
20,7 m
>1m
Memenuhi
10
Kelandaian
1:10
1:10
Memenuhi
3.3.
20
21
22
23
2. Alam
a. Curah Hujan Tinggi
Depok merupakan salah satu daerah yang memiliki curah hujan yang
tinggi, yaitu 20mm perhari, di mana hujan inilah yang mengakibatkan
baja yang terdapat pada jembatan juanda menjadi korosi.
b. Suhu dan Kelembaban
Ekstrimnya suhu di daerah Depok memengaruhi kelembaban di sekitar
Jembatan Juanda.
24
25
26
Retak (cracking)
Lubang (potholing)
27
kerusakan jalan.
Lubang dapat terjadi akibat :
a. Campuran material lapis permukaan jelek, seperti:
1. Kadar aspal rendah, sehingga film aspal tipis dan mudah lepas.
2. Agregat kotor sehingga ikatan antara aspal dan agregat tidak
baik.
3. Temperatur campuran tidak memenuhi persyaratan.
b. Lapis permukaan tipis sehingga ikatan antara aspal dan agregat
mudah lepas akibat pengaruh cuaca.
c. Sistem drainase jelek, sehingga air banyak yang meresap dan
mengumpul dalam lapis perkerasan.
d. Retak-retak yang terjadi tidak segera ditangani aehingga air meresap
dan mengakibatkan terjadinya lubang-lubang kecil.
28
29
BAB IV
DAFTAR PUSTAKA
http://hadiman88.wordpress.com/2013/03/14/korosi-dan-pencegahan/
http://lontar.ui.ac.id/file?file=digital/124996-R040863Studi%20efektifitas-Literatur.pdf
http://e-journal.uajy.ac.id/1516/3/2TS12436.pdf
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/25717/3/Chapter%20I
I.pdf