PENDAHULUAN
1.1.Latar belakang
Jembatan adalah suatu konstruksi yang berfungsi untuk meneruskan jalan melalui suatu
rintangan yang berada lebih rendah.Rintangan ini biasanya jalan lain (jalan air atau jalan
lalu lintas biasa). Jembatan yang merupakan bagian dari jalan, sangat diperlukan dalam
sistem jaringan transportasi darat yang akan menunjang pembangunan pada daerah
tersebut. Perencanaan pembangunan jembatan harus diperhatikan seefektif dan seefisien
mungkin, sehingga pembangunan jembatan dapat memenuhi keamanan dan kenyamanan
bagi para pengguna jembatan (Struyk, 1984).
Keamanan jembatan menjadi faktor utama yang harus diperhatikan dalam perancangan
jembatan.Beban primer, beban sekunder, dan beban khusus harus diperhitungkan dalam
perancangan jembatan agar memiliki ketahanan dalam menopang beban – beban tersebut.
Keselamatan dan keamanan pengguna jembatan menjadi hal penting yang harus
diutamakan
Jembatan Kukak di bangun pada Tahun Anggaran 1994/1995 terletak pada jalan Kukak –
Barate – manubelo – Naikliu yang menghubungkan daerah-daerah bagian utara Kabupaten
Kupang (Pantura).
Jembatan ini sangat penting bagi masyarakat di sekitar pantai utara dari Kabupaten Kupang
karena dapat mempermudah akses orang dan barang sehingga akan menunjang
pembangunan yang berdampak pada pertumbuhan ekonomi dan kesejateraan masyarakat
pada daerah sekitarnya.
Rehabilitasi dan perbaikan jembatan Kukak diperlukan untuk mempertahankan fungsi
sebaik-baiknya dan untuk mencegah runtuhnya jembatan tersebut. Berdasarkan hasil
pengamatan maka jembatan kukak harus dilakukan pemeliharaan/rehabiliasi berat karena
dari segi struktur dan kekuatan sudah tidak mampu menopang beban- beban yang bekerja
pada jembatan tersebut.
Berdasarkan pemikiran tersebut diatas, maka kami bermaksud untuk melakukan
tinjauan terbatas pada Jembatan Kukak yang berlokasi Kecamatan Sulamu Kabupaten
Kupang yang akan dituangkan dalam Makalah dengan judul ”Rehabilitasi dan Perbaikan
Jembatan Kukak”
1
1.2.Rumusan masalah
Berdasarkan latar belakang penulisan yang telah diuraikan sebelumnya, maka dapat
diambil perumusan masalah sebagai berikut:
1) Apa saja jenis kerusakan yang terjadi pada setiap bagian-bagian jembatan yang
ditinjau ?
2) Bagaimana upaya penanganan kerusakan jembatan yang terjadi pada setiap bagian-
bagian yang ditinjau ?
3.1.2 Manfaat
Tinjauan Makalah ini diharapkan dapat memberikan manfaat untuk dijadikan acuan dan
pertimbangan terhadap pengambilan kebijakan dalam hal ini adalah :
1) Manfaat praktis
Memberi masukan kepada Dinas Pekerjaan Umum Provinsi Nusa Tenggara Timur
untuk melakukan penanganan sekaligus perbaikan pada jembatan-jembatan yang
telah mengalami kerusakan sesuai spesifikasi dan pedoman yang disyaratkan pada
konstruksi jembatan. Sehingga dapat memberikan pelayanan yang baik terhadap lalu
lintas yang melewati jembatan tersebut.
2) Manfaat teoritis
Menambah pengetahuan dan wawasan serta kemampuan penanganan permasalahan
yang terjadi dilapangan akibat kerusakan jembatan.
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Pengertian Jembatan
Berdasarkan UU No. 38 Tahun 2004 bahwa jalan dan jembatan sebagai bagian dari
sistem transportasi nasional mempunyai peranan penting terutama dalam mendukung bidang
ekonomi, sosial dan budaya serta lingkungan yang dikembangkan melalui pendekatan
pengembangan wilayah agar tercapai keseimbangan dan pemerataan pembangunan antar
daerah.
Jembatan secara umum adalah suatu konstruksi yang berfungsi untuk menghubungkan
dua bagian jalan yang terputus oleh adanya rintangan-rintangan seperti lembah yang dalam,
alur sungai, danau, saluran irigasi, kali, jalan kereta api, jalan raya yang melintang tidak
sebidang dan lain-lain. Menurut Ir. H. J. Struyk dalam bukunya “Jembatan“, jembatan
merupakan suatu konstruksi yang gunanya untuk meneruskan jalan melalui suatu rintangan
yang berada lebih rendah. Rintangan ini biasanya jalan lain (jalan air atau lalu lintas biasa).
Jembatan adalah jenis bangunan yang apabila akan dilakukan perubahan konstruksi,
tidak dapat dimodifikasi secara mudah, biaya yang diperlukan relatif mahal dan berpengaruh
pada kelancaran lalu lintas pada saat pelaksanaan pekerjaan. Jembatan dibangun dengan umur
rencana 100 tahun untuk jembatan besar. Minimum jembatan dapat digunakan 50 tahun. Ini
berarti, disamping kekuatan dan kemampuan untuk melayani beban lalu lintas, perlu
diperhatikan juga bagaimana pemeliharaan jembatan yang baik.
Dalam melakukan perencanaan teknis jembatan standar maupun jembatan khusus harus
memenuhi kriteria dasar teknis yaitu kekuatan unsur struktur dan stabilitas keseluruhan,
kelayakan struktur, kesesuaian, kemudahan pelaksanaan, ekonomis, bentuk estetika. Jembatan
pada umumnya terdiri dari dua bagian konstruksi yaitu konstrksi bangunan atas dan konstruksi
bangunan bawah. Konstruksi bangunan atas adalah konstruksi yang berhubungan langsung
dengan beban-beban lalu lintas yang bekerja sedangkan konstruksi bangunan bawah adalah
konstruksi yang menerima beban-beban dari bangunan atas dan meneruskannya ke lapisan
pendukung (tanah keras) dibawahnya.
Secara umum konstruksi jembatan memiliki dua bagian yaitu bangunan atas (super
struktur) dan bangunan bawah (sub struktur).
3
Bangunan atas terletak pada bagian atas konstruksi jembatan yang menampung beban-
beban lalu lintas, orang, barang dan berat sendiri kontruksi yang kemudian menyalurkan
beban tersebut kebagian bawah. Bagian-bagian bangunan atas suatu jembatan terdiri dari:
1. Sandaran Berfungsi untuk membatasi lebar dari suatu jembatan agar membuat rasa
aman bagi lalu lintas kendaraan maupun orang yang melewatinya, pada jembatan
rangka baja dan beton umumnya sandaran dibuat dari pipa galvanis atau
semacamnya.
2. Rangka jembatan Rangka jembatan biasanya terbuat dari baja profil type WF,
sehingga lebih baik dalam menerima beban-beban yang bekerja secara lateral (beban
yang bekerja tegak lurus terhadap sumbu batang).
3. Lantai kendaraan Merupakan lintasan utama yang dilalui kendaraan, lebar jalur
kendaraan yang diperkirakan cukup untuk berpapasan supaya jalan kendaraan dapat
lebih leluasa, lebar lantai satu jalur adalah 2.75 meter.
4. Gelagar memanjang Berfungsi menerima beban lantai kendaraan, trotoar dan beban
lainnya serta menyalurkannya ke rangka utama.
5. Ikatan angin atas/bawah dan ikatan rem Ikatan angin berfungsi untuk menahan atau
melawan gaya yang diakibatkan oleh angin, baik pada bagian atas maupun bawah
jembatan agar jembatan dalam keadaan stabil. Sedangkan ikatan rem berfungsi untuk
menahan saat terjadinya gaya rem akibat pengereman kendaraan yang melintas
diatasnya.
6. Lateral stop Lateral stop berfungsi sebagai penahan perpindahan horizontal yang
berlebih dan mengunci posisi lateral jembatan.
4
dalam beberapa tahap pekerjaan dan digabungkan sehingga merupakan satu kesatuan
bagian struktur jembatan. Bagian-bagian yang termasuk bangunan bawah yaitu:
1. Abutment
Abutment atau kepala jembatan merupakan salah satu bagian konstruksi jembatan
yang terdapat pada ujung-ujung jembatan yang berfungsi sebagai pendukung bagi
bangunan diatasnya dan sebagai penahan tanah timbunan oprit.Konstruksi abutment
juga dilengkapi dengan konstruksi sayap penahan tanah dengan bawah tegak lurus
dengan as jalan.
2. Pondasi tiang pancang
Dalam merencanakan pondasi untuk suatu konstruksi dapat digunakan beberapa
macam tipe pondasi. Pemilihan tipe pondasi ini didasarkan atas :
a. Fu+ngsi bangunan atas (upper structure) yang akan dipikul oleh pondasi tersebut.
b. Besarnya beban dan berat dari bangunan atas.
c. Kondisi tanah dimana bangunan tersebut akan didirikan.
d. Biaya pondasi dibandingkan dengan bangunan atas.
3. Pelat injak
Pelat injak berfungsi untuk menahan hentakan pertama roda kendaraan ketika akan
memasuki awal jembatan. Pelat injak ini sangat berpengaruh pada pekerjaan
bangunan bawah, karena bila dalam pelaksanaan pemasangan kurang sempurna maka
akan mengakibatkan penurunan dan pelat injak akan patah.
4. Oprit
Timbunan jalan pendekat jembatan (oprit) adalah segmen yang menghubungkan
konstruksi perkerasan dengan abutmen jembatan. Dengan kata lain, oprit merupakan
segmen sepanjang jalan yang dibatasi oleh lebar dan tinggi tertentu yang harus
direncanakan sedemikian rupa sehingga mendukung terhadap kekuatan dan
kestabilan abutmen.
5
Pemeliharaan Rutin
Pemerliharaan Berkala
Rehabilitasi dan Perbaikan
2.2.1 Pemeliharaan Rutin
Pemeliharaan rutin pada dasarnya menjaga jembatan dalam keadaan seperti semula
dan mencakup beberapa pekerjaan yang berulang, yang secara teknis cukup sederhana.
Pemeliharaan ruti harus pada waktu jembatan selesai dibangun (jembatan masih dalam
keadaan baru) dan dilanjutkan seumur jembatan tersebut. Hal ini merupakan suatu
pengalokasian dan yang efektif dalam pemeliharaan.
Pemeliharaan rutin jembatan biasanya dimasukan dalam pekerjaan pemeliharaan
rutin jalan dan dilasanakan bersamaan dengan pemeliharaan rutin jalan tersebut.
Lingkup Pekerjaan Pemeliharaan rutin jembatan adalah sebagai berikut :
Pembersihan secara umum
Jembatan harus dibersihkan dengan baik dan benar/tepat untuk menjamin bahwa
penumpukan kotoran tidak akan menyebabkan kerusakan elemen jembatan atau
jembatan secara keseluruhan dikemudian hari.
Membuang tumbuhan liar dan sampah
Pembersihan tumbuhan liar, terutama pada daerah perletakan/landasan dan expansion
joint, pada dinding batu atau beton dan sekitar struktur kayu.
Pembersihan tersebutharus dilakukan pada daerah kurang lebih 3 meter darisetiap sisi
jembatan. Pada setiap pembersihan tetap harus memperhatikan kemungkinan
terjadinya erosi yang disebabkan oleh pembabatan tumbuhan yang ada
Pembersihan dan melancarkan drainase
Pembersihan darainase harus dilakukan agar tidak terjadinya genangan-genangan air
Penanganan kerusakan ringan
Penanganan lubang-lubang dan kerusakan pada permukaan lantai kendaraan serta
jalan pendekat
Pengecatan sederhana
Pengecatan-pengecatan sederhana atau sedikit pada sandaran dan parapet
Pemeliharaan permukaan lantai kendaraan
Penambalan lubang-lubang dan perbaikan kerusakan lapisan aspal pada jembatan
serta jalan pendekatnya.
2.2.2 Pemeliharaan Berkala
6
Pemeliharaan berkala adalah usaha untuk menjaga jembatan tetap dalam kondisi dan
daya layan yang baik setelah pembangunan yang mencakup beberapa kegiatan yaitu :
a. Kegiatan pemeliharaan berkala yang terencana mencakup hal-hal sebagai berikut :
Pengecatan ulang
Pengantian lapisan aspal permukaan
Penggantian lantai kayu
Penggantian kayu jalur roda kendaraan
Pembersihan jembatan secara keseluruhan
Pemeliharaan perletakan/landasan
Penggantian expansion joint
b. Perbaikan sederhana/ringan mencakup hal-hal :
Penggantian bagian-bagian kecil dan elemen yang kecil
Perbaikan tiang dan sandaran
Perawatan bagian-bagian yang bergerak
Perkuatan bagian struktural
Perbaikan tebing yang longsor dan terkena erosi
Perbaikan bangunan pengaman yang sederhana
2.2.3 Rehabilitasi dan perbaikan jembatan
Rehabilitasi dan perbaikan jembatan terbagi atas dua yaitu :
1. Rehabilitasi dan perbaikan utama
Rehabilitasi jembatan merupakan kegiatan penanganan terhadap setiap
kerusakan yang tidak diperhitungkan dalam desain, yang berakibat menurunnya kondisi
kemantapan pada bagian/tempat tertentu dari suatu jembatan dengan kondisi rusak
ringan, agar penurunan kondisi kemantapan tersebut dapat dikembalikan pada kondisi
kemantapan sesuai dengan rencana
Pekerjaan utama yang dimaksudkan dalam pekerjaan rehabilitasi dan perkuatan
jembatan adalah pekerjaan perbaikan kerusakan jembatan yang ada untuk
mengembalikan fungsi atau kapasitasnya seperti yang diharapkan dalam rancangan
rehabilitasi atau perkuatan jembatan. Pekerjaan ini pada umumnya berupa :
a. Perbaikan struktur beton
Perbaikan struktur beton adalah perbaikan yang dilaksanakan pada elemen
jembatan yang menggunakan bahan beton bertulang atau beton prategang yang
mengalami penurunan mutu, retak, gompal, pecah dan lain sebagainya dengan
7
menggunakan bahan khusus, agar kapasitas struktur beton tersebut dapat
dikembalikan, atau perkuatan struktur beton dengan menggunakan cara-cara dan
bahan yang khusus.
b. Perbaikan struktur baja
Adalah perbaikan struktur jembatan yang menggunakan bahan utamanya adalah
baja, dimana rehabilitasi struktur baja ini akan mencakup rehabilitasi bahan baja
seperti pengecatan struktur baja jembatan secara keseluruhan, pengelasan bagian
elemen atau komponen baja yang memerlukan penyambungan atau perbaikan
setempat, pengencangan baut atau penggantian baur serta perkuatan struktur secara
keseluruhan untuk mengembalikan dan/atau meningkatkan kapasitas struktur
sesuai rancangan yang dibuat.
c. Perbaikan struktur atau elemen yang menggunakan pasangan batu
Elemen jembatan yang menggunakan pasangan batu pada umumnya adalah elemen
bangunan pengaman, tetapi pada struktur jembatan lama masih ada yang
menggunakan pasangan batu sebagai struktur lama, hal tersebut harus diperhatikan
fungsinya agar dalam perbaikannya dapat dierhabilitasi atau diperkuat sesuai
dengan maksudnya.
d. Perbaikan dan Penggantian Struktur kayu
Struktur kayu pada jembatan pada umumnya harus dilakukan rehabilitasi dalam
jangka waktu yang tidak lama, pada umumnya merupakan elemen lantai jembatan
sementara, struktur jembatan kayu, dan sebagai rehabilitasi yang dicakup adalah
penggantian elemen struktur akyu, pengecatan dan/atau proteksi bahan kayu.
e. Perbaikan dan Penggantian landasan
Perbaikan landasan harus menjadi satu dengan perbaikan atau penggantian
sambungan siar muai, karena bagian ini pad waktu pekerjaan penggantian akan
saling berkaitan.
f. Perbaikan dan Penggantian Sambungan Siar Muai
Sambungan siar muai diperbaiki atau diganti harus dengan memerhatikan
pergerakan struktur bangunan atas jembatan agar jenis sambungan siar muai yang
dipasang sesuai dengan fungsinya.
g. Perbaikan dan pembangunan bangunan pengaman
Perbaikan bangunan pengaman dan pembangunan bangunan pengaman
dimaksudkan untuk mencegah dan/atau mengarahkan aliran sungai dan mencegah
8
gerusan atau tumbukan yang mungkin akan terjadi pada struktur jembatan,
sehingga jenis bangunan pengaman yang diperbaiki atau dibangun adalah antara
krib, bottom controller, fender dan lain sebagainya.
h. Pelebaran jembatan
Dimaksudkan adalah pekerjaan untuk melebarkan lantai kendaraan dengan tujuan
melancarkan arus lalu lintas, pekerjaan ini dapat meliputi pekerjaan pondasi,
bangunan bawah dan bangunan atas, dimana struktur jembatan baru diusahakan
dapat menjadi kesatuan dengan struktur jembatan yang lama
i. Perkuatan jembatan
Perkuatan jembatan ini dimaksudkan untuk meningkatkan mengembalikan
kapasitas jembatan lama sesuai dengan kapasitas yang diharapkan pada ruas jalan
tersebut, dimana pekerjaan tersebut dapat mencakup pekerjaan pemeriksaan,
evaluasi kapasitas (loading test), pengujian jembatan lama, perencanaan dan
pelaksanaan
2. Rehabilitasi/perbaikan darurat dan penanganan sementara
Perbaikan darurat pada hakekatnya merupakan kejadian tak terduga. Sehingga sangat penting
apabila setiap provinsi tersedia sumber-sumber yang diperlukan untuk dapat bertindak secara
cepat dan pasti bila terjadi keadaan darurat.
Perbaikan darurat dapat berupa : perbaikan sandaran jembatan yang rusak atau pemasangan
jembatan sementara di atas jembatan yang runtuh akibat banjir atau beban yang berlebihan.
Perbaikan darurat meliputi beberapa jenis penanganan, antara lain :
Perbaikan pada bagian awal guard rail (pengaman)
Pembuatan bangunan penahan tanah untuk menahan timbunan dan sebagainya
Perbaikan bangunan pengamana aliran sungai
Pembuatan pembatasan sementara lainnya atau mengalihkan lalu lintas ke
jalan alternatif
Pemasangan sementara
Penggantian komponen
BAB III
PEMBAHASAN
9
3.1 Identitas Jembatan
Adapun identitas jembatan yang diperoleh berdasarkan hasil pengamatan lapangan
yang mengacu pada UU 14 Tahun 1992 dan Permen PUPR Nomor 41 Tahun 2015 bahwa
jembatan adalahsebagai berikut:
1. Propinsi : Nusa Tenggara Timur
2. Kabupaten : Kupang
3. Kecamatan : Sulamu
4. Nama Ruas jalan : Kukak – Barate – Manubelo - Naikliu
5. Nama Jembatan : Kukak
6. Panjang bentang jembatan : 8meter,
7. Trotoar : 2 x 0.5 meter,
8. Tinggi tiang sandaran : 1 m,
9. Lebar bentang jembatan : 7m
10. Tipe Jembatan : Beton bertulang tipe balok T
11. Jumlah Gelagar : 5 buah
12. Jumlah balok Diagfragma : 4 x 4 buah
13. Lebar jalur lalulintas :5m
14. Jumlah jalur lalulintas : 1 jalur / 2 arah
15. Bahan railling : Pipa Gip ɸ3’’ berat 5 kg/m’
16. Tebal Lapisan aspal overlay : 0,10 m
17. Tebal slaab lantai : 0,20 m
18. Jarak antar balok T :1,4 m
19. Jarak antar tiang sandaran :2m
20. Jenis perkerasan : Perkerasan lentur (Flexible Pavement)
21. Tahun konstruksi ` : 1994/1995
22. Tahun Rehabilitasi : 2014
Pelepasan
bahan
11
Retak
Kikis
pada
pondasi
12
Pelepasan
Bahan
Pipa
terlepas
13
Lantai
bergelombang
Trotoar
14
3.3.1 Pada elemen beton
KERUSAKAN PADA ELEMEN BETON (TERMASUK S R
TULANGAN) SATUAN
KODE JENIS PENYEBAB STRUKTUR PENGUKURAN TINGKAT UKURAN
KERUSAKAN KERUSAKAN
202 Retaknya Balok Penuaan Berbahaya Panjang dan Parah
Gelagar dan Serangan Kimiawi Lebar Retak
Tumpuan Beban berlebihan
Pelepasan Penuaan Berbahaya Selimut beton parah
bahan pada Serangan kimiawi
Balok Gelagar Benturan
dan Diafragma Kurangnya
pemeliharaan rutin
Retak pada Abrasi Berbahaya Panjang dan Parah
Abudment Penuaan Lebar Retak
Serangan kimiawi
Benturan
Kurangnya
pemeliharaan rutin
Pelepasan Abrasi Berbahaya Selimut beton parah
Bahan pada Penuaan
Pondasi Serangan kimiawi
Benturan
Kurangnya
pemeliharaan rutin
Lantai Penuaan Berbahaya Panjang dan parah
kendaraan Serangan kimiawi Lebar
bergelombang Benturan
Kurangnya
pemeliharaan rutin
Penumpukan Penuaan Berbahaya Panjang dan parah
sedimen pada Serangan kimiawi Lebar
Trotoar Benturan
Kurangnya
pemeliharaan rutin
Terlepasnya Kurangnya Berbahaya Panjang Parah
Pipa pada Tiang pemeliharaan rutin
Sandaran
15
3.4 Rehabilitasi jembatan
a. Retaknya Balok Gelagar dan Tumpuan
Cara penanganan yang dilakukan pada kerusakan akibat retak dapat dilakukan dengan
cara :
1. Bersihkan permukaan beton yang retak.
2. Beri tanda bagian beton yang retak.
3. Beri tanda bagian yang retak yang akan diberi alat penyuntik yaitu pada
setiap perpotongan antar retak dan/atau setiap 30 cm.
4. Pasang alat penyuntik.
5. Bagian permukaan beton yang retak diberi bahan penutup (sealant).
6. Suntikan bahan perekat (epoxy) melalui alat penyuntik.
7. Tunggu sampai setting (sesuai spesifikasi bahan), setelah setting maka alat penyuntik
dapat dilepaskan.
8. Bersihkan permukaan beton dari bahan sealant dan dirapihkan.
9. Apabila kekuatan struktur berkurang, dapat ditambah perkuatan.
10. Khusus Pada jembatan kukak Balok lama di bongkar dan di ganti dengan balok baru
yang dimensi dan ukurannya di perbesar sesuai dengan lebar dan panjang jembatan
hal ini disebabkan karena dari segi kekuatan serta dimensi jembatan ukuran balok
gelagar dan Diaphfragma sudah tidak layak untuk dipertahankan, seperti pada gambar
berikut ini :
16
Gambar Pembesian dan pengecoran Balok Gelagar dan Diaphfragma
17
Gambar Pembesian Balok Gelagar dan Diaphfragma
19
Gambar Perkuatan Pondasi
20
7. Kalau kurang kuat beri perkuatan dengan bahan FRP atau steel plate bonding
8. Pada jembatan kukak plat lantai di bongkar dan dilakukan pembesian ulang,
seperti pada gambar berikut ini :
Gambar Bronjong
23
BAB IV
PENUTUP
1.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil dan pembahasan tersebut di atas pada jembatan kukak maka dapat
disimpulkan antara lain :
a. Bangunan Bawah
1. Adanya pengikisan pada Pondasi
2. Adanya retak pada abudment jembatan
3. Ukuran dan dimensi jembatan kukak sudah tidak layak
b. Bangunan Atas
1. Balok gelagar dan diaphfragma banyak yang retak.
2. Pelepasan bahan sampai pada tulangan beton terlihat.
3. Semua Struktur beton pada bangunan atas dari segi kekuatan serta dimensi
jembatan ukuran balok gelagar dan Diaphfragma sudah tidak layak untuk
dipertahankan.
1.2 Saran
Berdasarkan masalah yang ada, maka terhadap upaya penanganan kerusakan jembatan
tersebut disarankan hal-hal sebagai berikut :
a. Bangunan Bawah
1. Perkuatan kembali Pondasi dan Abudment Jembatan
2. Pelebaran Pondasi dan Abudmen jembatan
3. Harus di tambahkan bronjong untuk melindungi oprit dan pondasi sehingga
dapat menahan tekanan air jika terjadi banjir
b. Bangunan Atas
Semua Struktur beton pada bangunan atas di bongkar dan di buatkan struktur beton
yang baru sehingga dimensi dan ukurannya di perbesar sesuai dengan lebar dan
panjang jembatan baru hal ini disebabkan karena dari segi kekuatan serta dimensi
jembatan ukuran balok gelagar dan Diaphfragma sudah tidak layak untuk
dipertahankan.
24
DAFTAR PUSTAKA
25