Anda di halaman 1dari 13

EVALUASI STRUKTUR BANGUNAN BAWAH (ABUTMENT)

JEMBATAN SUNGAI DUSUN KELURAHAN HANDIL BAKTI KECAMATAN


ALALAK

Irwan Surya Adi Putra1, Eka Purnamasari2, Fathurrahman3


1Teknik Sipil, 22201, Fakultas Teknik, Universitas Islam Kalimantan Muhammad Arsyad
Al Banjari Banjarmasin, NPM 19640265
2Teknik Sipil, 22201, Fakultas Teknik, Universitas Islam Kalimantan Muhammad Arsyad

Al Banjari Banjarmasin, NIDN 1102018801


3Teknik Sipil, 22201, Fakultas Teknik, Universitas Islam Kalimantan Muhammad Arsyad

Al Banjari Banjarmasin, NIDN 1108088803


*e-mail: irwansurya56@gmail.com

Abstrak

Abutment adalah bangunan bawah jembatan yang terletak pada kedua ujung pilar–pilar jembatan, berfungsi
sebagai pemikul seluruh beban hidup dan mati serta berfungsi sebagai tembok penahan tanah yaitu menahan
tekanan tanah aktif.
Penelitian dilakukan di Jembatan Sungai Dusun Kelurahan Handil Bakti Kecamatan Alalak menggunakan metode
SNI ( Standar Nasional Indonesia) dengan perhitungan beban mati akibat konstruksi atas, perencanaan dimensi
abutment, perhitungan titik berat, perhitungan kombinasi pembebanan, control terhadap geser dan guling,
penulangan abutment dan perhitungan Rencana anggaran biaya.
Dari penelitian diketahui dimensi abutment yaitu lebar 4,0 meter, tinggi 4,2 meter dengan kedalaman abutment
1,7 meter. Penulangan kepala abutment jembatan menggunakan tulangan utama D18-200 dan tulangan bagi D10
– 320. Penulangan tubuh abutment menggunakan tulangan utama D29 – 200, tulangan bagi D13-200 dan tulangan
geser D13-200. Pada penulangan dasar abutment menggunakan tulangan utama dengan D29-200, tulangan bagi
D12-200 dan tulangan geser D13-200. Hitungan volume untuk pekerjaan galian struktur tanah didapatkan volume
91,8 m3. Pekerjaan timbunan dari hasil perhitungan didapatkan volume 114 m3. Pada penulangan abutment
jembatan (baja tulangan U32) didapatkan volume 7052,698 kg sedangkan pekerjaan cor beton Fc’30 Mpa
didapatkan volume 35,021 m3. Setelah didapatkan volume masing – masing pekerjaan maka rencana anggaran
biaya untuk abutment jembatan yaitu sebesar Rp496.333.078,00.
Kata Kunci : Abutment, Rencana Anggaran Biaya
Abstract

Abutment is a building under the bridge which is located at both ends of the pillars of the bridge, serves as a bearer
of all live and dead loads and functions as a retaining wall that is to withstand active earth pressure.
The research was conducted at the Sungai Dusun Bridge, Handil Bakti Sub-district, Alalak District using the SNI
method (Indonesian National Standard) with the calculation of dead loads due to upper construction, abutment
dimension planning, center of gravity calculation, calculation of load combinations, control of shear and overturning,
abutment reinforcement and calculation of the budget plan. cost.
From the research, it is known that the dimensions of the abutment are 4.0 meters wide, 4.2 meters high and the
abutment depth is 1.7 meters. The bridge abutment head reinforcement uses the main reinforcement D18-200 and
the reinforcement for D10 – 320. The abutment body reinforcement uses the main reinforcement D29 – 200, the
reinforcement for D13-200 and the shear reinforcement D13-200. In the abutment base reinforcement, main
reinforcement is used with D29-200, reinforcement for D12-200 and shear reinforcement D13-200. The volume
calculation for excavation work of soil structure obtained volume of 91.8 m3. The embankment work from the
calculation results obtained a volume of 114 m3. In the bridge abutment reinforcement (reinforcement steel U32) the
volume is 7052,698 kg, while for the concrete cast work Fc'30 Mpa, the volume is 35,021 m3. After obtaining the
volume of each work, the budget plan for the bridge abutment is Rp. 496.333.078,00.
Keywords: Abutment, Budget plan
1
PENDAHULUAN 1. Bagaimana merencanakan struktur

Latar Belakang bangunan bawah (Abutment) Jembatan


Seiring dengan makin berkembangnya Sungai Dusun ?
teknologi angkutan jalan raya maka 2. Bagaimana hasil anggaran biaya
konstruksi jembatan harus direncanakan struktur bangunan bawah (Abutment)
sesuai dengan tuntutan transportasi baik dari Jembatan Sungai Dusun ?
segi kenyamanan, keamanan, maupun
Tujuan Penelitian
keindahan. Oleh karena itu proses
Berdasarkan hal-hal diatas dapat
perencanaannya harus diperhitungkan
tujuan dari penelitian ini sebagai berikut:
dengan sebaik mungkin. Pada umumnya
1. Mampu merancang dan menganalisis
perhitungan jembatan terbagi atas dua bagian
struktur bangunan bawah (Abutment)
penting yaitu bagian atas jembatan dan
Jembatan Sungai Dusun.
bagian bawah jembatan. Bagian atas
2. Mampu menghitung hasil anggaran
jembatan akan memikul langsung beban –
biaya struktur bangunan bawah
beban lalu lintas diatasnya sedangkan bagian
(Abutment) Jembatan Sungai Dusun.
bawah jembatan memikul beban diatasnya
dan meneruskan beban – beban tersebut ke TINJAUAN PENELITIAN
lapisan tanah keras. Jembatan
Mulai padatnya lalu lintas pada Jalan Secara umum jembatan adalah suatu
Trans Kalimantan maka pemerintah konstruksi yang gunanya untuk meneruskan
melakukan pelebaran jalan dan jembatan agar jalan melalui rintangan yang berada lebih
mengurangi kepadatan lalu lintas salah rendah, rintangan ini biasanya yaitu jalan air
satunya dengan Pelebaran Jembatan Sungai atau jalan lalu lintas biasa (Struky, 1984).
Dusun. Dalam Skripsi ini, akan dilakukan Sedangkan jembatan beton bertulang balok
Tinjauan Struktur Bangunan Bawah T konvensional merupakan jembatan yang
(Abutment) Jembatan Sungai Dusun serta konstruksinya terbuat dari material utama
menghitung rencana anggaran biaya dari bersumber dari beton (Supriyadi &
hasil tinjauan. Muntohar, 2007). Jembatan tipe ini
digunakan secara luas dalam konstruksi
Rumusan Masalah
jalan raya yang tersusun dari slab beton dan
Berdasarkan hal-hal diatas dapat
didukung secara integral dengan gelagar.
dirumuskan beberapa masalah sebagai
Penggunaan jembatan ini akan lebih
berikut:
2
ekonomis pada bentang 15 sampai dengan Struktur Bagian Bawah Jembatan
25 m pada kondisi normal atau tanpa Struktur bawah jembatan adalah
kesalahan pengerjaan. bagian dari struktur jembatan yang berfungsi
memikul bangunan atas serta
Struktur Atas Jembatan
melimpahkannya ke pondasi. Menurut
Struktur atas jembatan (Super
(Pisew, 2020) Jenis struktur bawah jembatan
Structures) adalah bagian dari struktur
terdiri dari :
jembatan yang berfungsi memikul langsung
beban lalu lintas serta melimpahkannya ke Pilar (pier)
bangunan bawah melalui struktur perletakan. Pilar atau pier merupakan struktur
Bagian-bagian bangunan atas terdiri dari: pendukung bangunan atas. Pilar biasa
Gelagar utama (rangka, balok, masif, box, digunakan pada jembatan bentang panjang,
girder); Gelagar memanjang; Ikatan angin; posisi pilar berada diantara kedua abutment.
Sandaran; Lantai jembatan; dan Expansion Abutment
joint. Menurut (Pisew, 2020). Jenis struktur Kepala jembatan (abutment), adalah
atas jembatan terdiri dari : bangunan bawah jembatan yang terletak

Trotoar pada kedua ujung pilar–pilar jembatan,

Jalur untuk pejalan kaki yang biasanya berfungsi sebagai pemikul seluruh beban

dibuat lebih tinggi tapi tetap sejajar dengan hidup dan mati (beban gelagar, dll.), serta

jalan utama, tujuannya agar pejalan kaki berfungsi sebagai tembok penahan tanah

lebih aman dan bisa dilihat jelas oleh yaitu menahan tekanan tanah aktif.

pengendara yang melintas. Pembebanan Jembatan

Girder Design code pembebanan jembatan

Bagian pada struktur atas yang digunakan SNI 1725 – 2016 merupakan

berfungsi untuk menyalurkan beban revisi dari SNI 1725 – 1989 tentang

kendaraan pada bagian atas ke bagian bawah pembebanan untuk jembatan dan RSNI

atau abutment. T – 02 2005 berjudul standar pembebanan


untuk jembatan. Beberapa ketentuan teknis
Balok Diafgrama
yang direvisi antara lain distribusi beban D
Bagian penyangga dari gelagar-
dalam arah melintang, faktor distribusi beban
gelagar jembatan yang memanjang dan
T, kombinasi beban, beban gempa, beban
hanya berfungsi sebagai balok penyangga
angin, dan beban fatik. (Setiyarto, 2016).
biasa bukan sebagai pemikul beban plat
lantai.
3
SNI 1725 – 216 dimaksudkan sebagai Gaya Horizontal Akibat Gesekan
pegangan atau petunjuk bagi komunitas Tumpuan Bergerak
perencana dalam melakukan perencanaan Koefisien gesekan = 0,25 ( PPPJJR / 1987
teknis jembatan khususnya aspek pasal 2.6.2)
pembebanan. Design code SNI 1725 – 2016 Hgesekan = Koefisien Gesekan x Rvd
disampaikan beban rencana yang akan = ………………...…(1)
digunakan dalam perencanaan jembatan
Beban Hidup
serta formula kombinasi pembeban
Beban hidup pada jermbatan yang
terbarunya. SNI 1725 – 2016
harus ditinjau dinyatakan dalam dua macam,
mendefinisikan beban yang akan dianalisis
yaitu beban ”T“ yang merupakan beban
pada struktur jembatan berupa aksi
terpusat untuk lantai kendaraan dan beban
permanen meliputi beban akibat berat sendiri
”D“ yang merupakan beban jalur untuk
struktur, beban mati tambahan, serta aksi
gelagar. Untuk perhitungan kekuatan lantai
aksi transien berupa beban lajur kendaraan,
kendaraan atau sistem lantai kendaraan
beban akibat pengereman, beban akibat
jembatan, harus digunakan “T” seperti
pejalan kaki, sedangkan aksi lingkungan
dijelaskan sebagai berikut: Beban “T”
berupa beban angin struktur, beban angin
adalah beban yang merupakan kendaraan
kendaraan, beban akibat temperatur dan
truk yang mempunyai beban roda ganda
beban gempa. (Dual wheel load) sebesar 10 ton
Beban Primer seperti pada gambar. Menurut (SNI 1725-
Beban primer adalah beban yang 2016).
merupakan beban utama dalam Beban Kejut
perhitungan tegangan pada setiap Untuk memperhitungkan pengaruh
perencanaan jembatan. Adapun yang getaran-getaran dan pengaruh dinamis
termasuk beban primer adalah: lainnya, tegangan-tegangan akan
Beban Mati memberikan hasil maksimum sedangkan
Beban mati adalah semua beban yang beban merata “q” dan beban “T” tidak
berasal dari berat sendiri jembatan atau dikalikan dengan koefisien kejut. Koefisien
bagian jembatan yang ditinjau, termasuk kejut ditentukan dengan rumus :
segala unsur tambahan yang dianggap =1+ …………………………(4)
merupakan satu kesatuan tetap dengannya. Dimana:
K = Koefisien Kejut
4
L = Panjang bentang dalam keadaan meter, Gaya Rem dan Traksi
ditentukan oleh tipe konstruksi jembatan Pengaruh gaya-gaya dalam arah
(keadaan statis) dan kedudukan muatan garis memanjang jembatan akibat gaya rem,
“P” harus ditinjau. Pengaruh ini diperhitungkan

Gaya Akibat Tekanan Tanah senilai dengan pengaruh gaya rem sebesar
5% dari beban “D” tanpa koefisien kejut
Bagian bangunan jembatan yang
yang memenuhi semua lajur lalu lintas yang
menahan tanah harus direncanakan dapat
ada, dan dalam satu jurusan. Gaya rem
menahan tekanan tanah sesuai rumus-rumus
tersebut dianggap bekerja horizontal dalam
yang ada. Beban kendaraan dibelakang
arah sumbu jembatan dengan titik tangkap
bangunan penahan tanah diperhitungkan
setinggi 1,80 meter diatas permukaan lantai
senilai muatan tanah setinggi 60 cm.
kendaraan.
Tekanan tanah seperti ini disebut tekanan
% ( )
tanah aktif (aktive earth pressure), Traksi Rrt = ( )…..……(10)

sedangkan nilai banding antara tekanan Gaya Akibat Gempa


tanah horizontal dan vertikal yang terjadi di Jembatan-jembatan yang akan
definisikan sebagai koefisien tekanan tanah dibangun pada daerah-daerah dimana
aktif (coefficient of active earth pressure) diperkirakan terjadi pengaruh-pengaruh
atau Ka. Nilai Ka ini dirumuskan gempa bumi, harus direncanakan dengan
Ø
Ka = tg2 ( 45º- ) ………………….(5) menghitung pengaruh-pengaruh gempa
Ø bumi tersebut sesuai dengan “Buku Petunjuk
Ka = tg2 ( 45º+ ) …………...…….(6)
Perencanaan Tahan Gempa untuk Jembatan
Pa1 = Ka . q . h1 . b ……….......……(7)
Jalan Raya 1986”.
Pa2 = . Ka . γ1 . h2 . b……..……....(8)
G1 = K x Rvd…………...…………….(11)
Pp = .Ka.γ1.h22.b.....……………....(9)
Stabilitas Abutmen
Beban Sekunder Syarat Aman Terhadap Geser
"
Beban sekunder adalah beban yang ∑ ! Ø $ .&
#
SF = ∑'
…………...……….…(12)
merupakan beban sementara yang selalu
diperhitungkan dalam perhitungan tegangan Syarat Aman Terhadap Guling
∑(
pada setiap perencanaan jembatan. Yang SF = ∑ () …...……………………….…(13)
termasuk beban sekunder antara lain:
Syarat Aman Terhadap Eksentrisitas
& ∑ ( +∑() &
e= − ∑,
< ……………...…(14)
.

5
Kontrol Terhadap Tegangan 8. Perhitungan Kombinasi Pembebanan dan
∑, ./ Stabilitas Abutment
σ= &
(1 + .&) ……………………..…(15)
9. Perhitungan Penulangan Abutment
METODOLOGI PENELITIAN 10. Rencana Anggaran Biaya Abutment

Lokasi Penelitian Diagram Alir


Lokasi Penelitian Skripsi ini dilakukan
Mulai
di Jembatan Sungai Dusun Jalan Trans
Kalimantan Handil Bakti Kecamatan Alalak
Latar Belakang & Rumusan
kabupaten Barito Kuala Provinsi Masalah
Kalimantan Selatan. Studi Pustaka Peraturan dan Pedoman
Jembatan

Jembatan Sungai Dusun Pengumpulan Data

Data Sekunder :
- Gambar Perencanaan
- Data Tanah
- Peraturan Pembebanan Jembatan
SNI 1725:2016
- Tabel Struktur Beton Bertulang
- HSPK 2021

Gambar 1. Lokasi Penelitian Perhitungan Beban Struktur Bangunan Atas


(Sumber : Google Maps, 2021)
Perhitungan Titik Berat
Prosedur Penelitian
Adapun prosedur Perencanaan Abutment Perhitungan Kombinasi Pembebanan

Jembatan adalah sebagai berikut :


Perhitungan Stabilitas Abutment
1. Perhitungan Titik Berat Abutment
2. Perhitungan Beban Mati Akibat
Konstruksi Atas Kontrol Terhadap :
- Guling
3. Perhitungan Gaya Akibat Rem dan - Geser
Traksi
4. Horisontal Akibat Gesekan Tumpuan
5. Perhitungan Gaya Akibat Muatan Hidup Penulangan Abutment

6. Perhitungan Gaya Gempa Akibat


Perhitungan RAB
Bangunan Atas Abutment
7. Perhitungan Gaya Tekanan Tanah Selesai

6
HASIL DAN PEMBAHASAN
Gaya Vertikal
Perhitungan Abutment Gaya akibat berat sendiri abutment
Data Perencanan
Tipe Jembatan : Jembatan Beton
Bertulang Balok T
Panjang Jembatan : 14,80 m
Jumlah Bentang : 1 Buah
Lebar Lalu Lintas : 3,55 m
Lebar Trotoar : 2 x 1 = 2,00 m
Sumber : Hasil Perhitungan Titik Berat
Lebar Jembatan : 5,55 Meter
Abutment
Kerb : 0,6 x 0,25 x 0,30
Jumlah Gelagar Utama : 4 Buah Titik berat penampang abutment (dari
Jarak Antar Gelagar Utama : 1,70 m A)
Tinggi Abutment : 4,20 m
Tiang Sandaran : 5 Buah
Jarak Antar Tiang Sandaran : 3,63 m

Pembebanan Abutment

∑01 , 34
X= ∑0
= = 2,045 9
.,
∑0: ;, .<
Y= = ., = 1,258 9
∑0

Berat Sendiri abutment


Wtotal = 80,053 Ton
Lengan gaya terhadap titik acuan awal =
2,045 m
Momen yang terjadi = Wtotal x Lengan

Gambar 2 Rencana Abutment gaya terhadap titik acuan awal


7
,
= 80,053 Ton x 2,045 m RQL =( > 3,55 ) = 2,84 Ton
,;
= 163,708 Tm Beban Garis

Beban mati akibat konstruksi atas 12 Ton PPJR 1987

Lantai kendaraan = 14,80 x 5,55 x 0,3 x 2,4 Karena lebar jembatan sama atau lebih kecil

= 58,608 Ton dari 5,5 meter maka muatan q adalah 100%

Air Hujan ( 5 cm ) = 14,80 x 5,55 x 0,05 x 1 K=1+( )


=1+( @,3 )
= 1,309
= 4,070 Ton
RPL =( > > A)
,;
Trotoar = 14,80 x 2 x 0,23 x 2,5 x 1
=( > 1,309 > 3,55)
= 17,020 Ton ,;

= 20,278 Ton
Tiang Sandaran =0,30 x 0,30 x 1,35 x 2,4 x 5
Beban hidup total = (14,80 x 2,84 + 20,278)
=1,458 Ton
x 2 = 124,620 ton
Sandaran = 3,325 x 0,3 x 1 x 2,4 x 4
Beban tiap abutment = 124,620 / 2
= 9,576 Ton
= 62,31 ton
Gelagar Memanjang = 14,80 x 0,45 x 0,85 x
Gaya Horizontal
2,4 x 4 = 54,346 Ton
Aspal ( 4 cm ) = 14,80 x 3,55 x 0,04 x 2,2 Gaya Rem dan traksi
%1( C )
= 4,623 Ton Rrt =
Diafragma =5,55 x 0,50 x 0,30 x 2,4 x 5 %1( , ;3 ,3@ )
= = 0,578 Ton
= 9,990 Ton
Jarak terhadap titik A, y = 4,20 + 1,80
P.Total = 58,608 Ton + 4,070 Ton + 17,020
Ton + 1,458 Ton + 9,576 Ton + 54,346 Ton = 6,00 meter

+ 4,623 Ton + 9,990 Ton = 159,691 Ton MRrt = 0,578 Ton x 6,00 m = 3,468 Tm
Gaya gesekan pada tumpuan
Beban mati yang diterima abutment RVD =
Gg = Koefisien Gesek x Beban Mati
159,691 / 2 = 79,845 Ton
(RVD) Harga koefisien gesek
Beban hidup akibat konstruksi atas diambil 0,25 dari PPJJR pasal 2.6.2

Beban Merata = 0,25 x 79,845 = 19,961 Ton

q = 2,2 t/m Jarak terhadap titik A, y = 3,20 meter

q = Beban Merata MGg = 19,961 Ton x 3,20 m

L < 30 Meter = 63,875 Tm

Lebar jalur lalu lintas = 3,55 m


Karena lebar jembatan sama atau lebih kecil
dari 5,5 meter maka muatan q adalah 100% 8
Gaya akibat gempa Pembahasan
Berikut adalah uraian hasil evaluasi
struktur bangunan bawah (abutment)
Jembatan Sungai Dusun Kelurahan Handil
Bakti Kecamatan Alalak dan perhitungan
rencana anggaran biaya yaitu sebagai berikut
:
1. Pada buku perencanaan Jembatan untuk
Gambar 3 Beban Akibat Gempa rencana tinggi abutment H < 4 meter
Gaya gempa terhadap bangunan atas memakai tipe abutment gravitasi
Rvd = 79,845 Ton pasangan batu kali, ketinggian 1 meter
E1 = 0,05 x 79,845 = 3,992 Ton sampai 8 meter menggunakan abutment
y = 4,20 (Lengan gaya terhadap titik tipe T beton bertulang, ketinggian 8
A) meter sampai 20 meter menggunakan tipe
ME1 = 3,992 ton x 4,20 m abutment tipe T dengan penopang beton
= 16,766 Tm bertulang. Tipe abutment yang dipakai
Gaya gempa terhadap abutment pada skripsi ini adalah tipe T beton
Wab = 80,053 Ton bertulang dengan ketinggian 4,2 meter,
E2 = 0,05 x 80,053 = 4,003 Ton lebar 4 meter, Panjang 5,55
y = 3,90 (Lengan gaya terhadap titik meter dengan kedalaman 1,7 meter.
A) 2. Analisa struktur bagian atas jembatan
ME2 = 4,003 Ton x 3,90 m didapatkan total beban mati yang
= 15,610 Tm diterima 1 abutment sebesar 79,845 ton,
beban hidup sebesar 62,31 ton, gaya
Gaya gempa terhadap beban tanah
rem dan traksi sebesar 0,578 ton, gaya
Wta = 40,332 Ton + 12,171 Ton
gesekan pada tumpuan sebesar
= 52,503 Ton
19,961 ton, gaya gempa pada abutment
E3 = 0,05 x 52,503 = 2,625 Ton
sebesar 3,65 ton untuk koefisien gempa
y = 2,50 (Lengan gaya terhadap titik
diambil dari buku peta gempa
A)
3. Indonesia halaman 18 dengan nilai
ME3 = 2,625 Ton x 2,50 m
koefisien 0,05. Gaya tekanan tanah aktif
= 6,562 Tm
didapat beban sebesar 51,323 ton.
4. Kombinasi pembebanan dicoba
menggunakan 4 kombinasi yang
9
tercantum dalam PPJR halaman 21 dan Stabilitas terhadap eksentrisitas =
didapat hasil yaitu : 0,485 < 0,667..OK!
Tabel 4.17 Ringkasan Kombinasi - Kombinasi III
Pembebanan Stabilitas terhadap geser
= 2,204 ≥ 1,5…..OK!
Stabilitas terhadap guling = 4,015 ≥
1,5…..OK!
Stabilitas terhadap eksentrisitas =
0,388 < 0,667..OK!
- Kombinasi IV
Sumber : Hasil Perhitungan Kombinasi
Stabilitas terhadap geser =
Pembebanan
4,155 ≥ 1,5…..OK!
Nilai kombinasi pembebanan yang paling
Stabilitas terhadap guling = 4,524 ≥
besar adalah kombinasi III dan pada
1,5…..OK!
skripsi “Perencanaan Jembatan Beton
Stabilitas terhadap eksentrisitas =
Bertulang Balok T Sei Nyahing Kota
0,294 < 0,667..OK!
Sendawar Kutai Barat Kalimantan
Dari perhitungan kombinasi pembebanan
Timur” dengan metode yang sama juga
I – IV didapat hasil bahwa abutment
mendapatkan beban terbesar di
stabil terhadap geser, guling dan
kombinasi III.
eksentrisitas.
5. Pada kontrol stabilitas abutment dicoba
6. Penulangan abutment menggunakan
menggunakan 4 kombinasi beban
tabel Struktur Beton Bertulang berdasar
didapatkan hasil :
SK SNI T-15-1991-03 dari hasil
- Kombinasi I
perhitungan didapatkan hasil sebagai
Stabilitas terhadap geser = 3,086 ≥
berikut kepala abutment jembatan
1,5…..OK!
menggunakan tulangan utama D18-200
Stabilitas terhadap guling = 7,414 ≥
dan tulangan bagi D10 – 320. Penulangan
1,5…..OK!
tubuh abutment menggunakan tulangan
Stabilitas terhadap eksentrisitas =
utama D29 – 200, tulangan bagi D13-200
0,143 < 0,667..OK!
dan tulangan geser D13-200. Pada
- Kombinasi II
penulangan dasar abutment
Stabilitas terhadap geser =
menggunakan tulangan utama dengan
1,783 ≥ 1,5…..OK!
D29-200, tulangan bagi D12-200 dan
Stabilitas terhadap guling = 3,243 ≥
tulangan geser D13-200.
1,5…..OK! 10
7. Pada perhitungan pondasi tiang pancang 2. Rencana Anggaran Biaya
berdasarkan data sondir didapatkan Berdasarkan volume yang sudah
beban maksimum (PMAX) yang diterima 1 dihitung didapatkan biaya untuk pekerjaan
tiang pancang adalah 57,925 ton. Daya galian struktur tanah Rp7.202.628,00.
dukung tiang pada kelompok tiang (PULT) Pekerjaan timbunan Rp10.157.400,00.
didapat 80,820 ton maka pondasi aman. Penulangan abutment jembatan (baja
8. Hasil perhitungan volume struktur bawah tulangan U32) Rp315.255.600,00.
jembatan (abutment) didapat volume Pekerjaan cor beton Fc’30 Mpa
untuk pekerjaan galian struktur tanah Rp157.963.621,00. Pekerjaan bekisting
didapatkan volume 91,8 m3. Pekerjaan didapat Rp5.753.829,00. Total rencana
timbunan dari hasil perhitungan anggaran biaya untuk abutment jembatan
didapatkan volume 114 m3 . Pada yaitu sebesar Rp496.333.078,00 (Empat
penulangan abutment jembatan (baja Ratus Sembilan Puluh Enam Juta Tiga Ratus
tulangan U32) didapatkan volume Tiga Puluh Tiga Ribu Tujuh Puluh Delapan
7052,698 kg sedangkan pekerjaan cor Rupiah)
beton Fc’30 Mpa didapatkan volume
Saran
3
35,021 m . Bekisting abutment didapat
Adapun saran – saran yang penulis
152,946 m2. Harga satuan untuk rencana
simpulkan selama pengerjaan skripsi ini
anggaran biaya abutmen digunakan
adalah sebagai berikut :
HSPK 2021 Provinsi Kalimantan
1. Sebaiknya siapkan terlebih dahulu data
Selatan.
yang diperlukan agar perhitungan sesuai
PENUTUP dengan data dilapangan atau data yang
sudah diuji dilaboratorium.
Kesimpulan
2. Untuk mencapai perencanaan yang baik
Berdasarkan uraian dan penjelasan
maka diperlukan studi kelayakan yang
pada bab-bab sebelumnya dari hasil analisis
teliti dan referensi yang lengkap.
data dan perhitungan pada pembahasan
skripsi dengan judul “Evaluasi Struktur DAFTAR PUSTAKA
Bangunan Bawah (Abutment) Jembatan
Sungai Dusun Kelurahan Handil Bakti Ardiansyah. 2018. Evaluasi Bangunan

Kecamatan Alalak” dapat diperoleh Bawah Jembatan Rangka Baja

kesimpulan sebagai berikut : Pematang Benteng Kecamatan

1. Dimensi Abutment adalah Panjang 5,55 Batang Peranap Kabupaten

meter, Lebar 4,0 meter, tinggi 4,2 meter Indragiri Hulu. Jurnal Mahasiswa
11
dengan kedalaman abutment 1,7 meter.
Fakultas Teknik Universitas Islam Haidzir, A. 2015. Perencanaan Abutment
Kuantan Singingi, Indonesia. dan Pondasi Pilar Jembatan Cable
Stayed di Lemah Ireng Semarang.
Balamba, S. 2013. Analisis Kestabilan
Skripsi Mahasiswa Fakultas Teknik
Pondasi Jembatan Studi Kasus :
Institut Teknologi Sepuluh
Jembatan Essang - lalue. Jurnal
November, Surabaya.
Mahasiswa Fakultas Teknik
Universitas Sam Ratulangi, Hardiyatmo, H. C. 2002. Mekanika Tanah II
Manado. 3rd ed. Yogyakarta : Gadjah Mada
University Press.
Departemen Pekerjaan Umum. 2016.
Standar Nasional Indonesia Kementrian Pekerjaan Umum dan
2833:2016. Standar Perencanaan Perumahan Rakyat Direktorat
Jembatan terhadap Beban Gempa, Jenderal Cipta Karya. 2020. Buku
Jakarta. Petunjuk Konstruksi Jembatan,
Jakarta.
Departemen Pekerjaan Umum. 1987.
Pedoman Perencanaan Maghfiroh, Rohmatul. 2020. Perencanaan
Pembebanan Jembatan Jalan Raya. Desain Pilar dan Abutment Pada
Jakarta. Jembatan Sokong, Kecamatan
Tanjung, Provinsi Lombok Utara.
Departemen Pekerjaan Umum. 2016.
Skripsi Mahasiswa Fakultas Teknik
Standar Nasional Indonesia
Universitas Muhammadiyah
1725:2016. Pembebanan Untuk
Malang.
Jembatan, Jakarta.
Struyk, H.J dan Veen, K.H.C.W. 1984.
Ediste, N.A Papa. 2015. Analisa
Jembatan. PT. Pradnya Paramita. Jakarta.
Perencanaan Jembatan Fautfuel
yang Berlokasi di Kelurahan Aplasi Setiyarto, Y Djoko. 2016. Standar
Kecamatan Kota Kefamenanu Pembebanan Pada Jembatan
Kabupaten Timor Tengah Utara Menurut SNI 1725 – 2016,
(TTU) Propinsi Nusa Tenggara Program Studi Teknik Sipil
Timur (NTT). Jurnal Mahasiswa Universitas Komputer Indonesia,
Fakultas Teknik Universitas Bandung.
Tribhuwana Tunggadewi, Malang.

12
Supriyadi, Dr. Ir. Bambang & Agus Setyo
Muntohar. 2007. Jembatan.
Caturtunggal. Yogyakarta.

Sosrodarsono & Nakazawa. 2000. Mekanika


Tanah & Teknik Pondasi. Edisi
ketujuh. Jakarta : Pradnya Paramita.

Hartanto Tri & Achendri M. Kurniawan.


2018. Perhitungan Struktur dan
Volume Bangunan Abutment
Jembatan Beton (Studi Kasus
Jembatan Beton Bertulang di Desa
Jolosutro Blitar. Jurnal Mahasiswa
Fakultas Teknik Universitas Islam,
Blitar.

Wilis Widya Lely, dkk. 2015. Studi


Alternatif Perencanaan Abutment
Dan Pondasi Bored Pile Pada
Jembatan Sambirejo Sta 163+144
Tol Solo-Kertosono Fase I. Jurnal
Mahasiswa Fakultas Teknik Institut
Teknologi Nasional, Malang.

Yasin Muhammad, dkk. 2019. Analisis


Abutment Jembatan Sei. Busuk
Kabupaten Siak Sri Indrapura
Provinsi Riau. Jurnal Mahasiswa
Fakultas Teknik Universitas
Lancang Kuning, Pekanbaru.

13

Anda mungkin juga menyukai