Tugas 1
Kuliah Lapangan Jembatan Buluri
o Abutment
Abutment merupakan pendukung akhir sebuah jembatan. Abutment berfungsi
sebagai bangunan bawah jembatan yang terletak pada kedua ujung pilar – pilar
jembatan, berfungsi sebagai pemikul seluruh beban hidup (Angin, kendaraan, dll)
dan mati (beban gelagar, dll). Pemilihan tipe abutmen tergantung pada kebutuhan
pendukung struktural, pergerakan, drainase, kedekatan jalan dan gempa bumi.
o Sistem Lantai
Sistem lantai jembatan biasanya terdiri dari geladak yang ditopang oleh
gelagar. Geladak akan menerima langsung beban hidup.
o Geladak (Deck)
Slab geladak beton bertulang umumnya digunakan pada jembatan jalan raya.
Geladak paling rawan terhadap kerusakan akibat arus lalu lintas, yang
berlangsung terus menerus. Jalan raya perkotaan mendapat beban lalu lintas yang
berat dan memerlukan lebih sering perbaikan.
o Gelagar
Gelagar jembatan akan mendukung semua beban yang bekerja pada
jembatan. Bahan gelagar berupa bahan kayu dan atau profil baja berupa kanal,
profil H atau I. Penggunaan bahan baja akan memberikan kekuatan struktur yang
lebih baik dibandingkan bahan kayu. Akan tetapi, bila kondisi tidak
memungkinkan dapat digunakan bahan kayu, yang berupa balok tunggal atau
balok susun tergantung perencanaannya.
B. Kerusakan Jembatan
Definisi Kegagalan Bangunan secara umum adalah merupakan keadaan bangunan
yang tidak berfungsi, baik sacara keseluruhan maupun sebagian dari segi teknis, manfaat,
keselamatan dan kesehatan kerja dan/atau keselamatan umum, sebagai akibat kesalahan
penyedia jasa dan atau pengguna jasa setelah penyerahan akhir pekerjaan konstruksi.
Jembatan berfungsi sebagai prasarana untuk pergerakan arus lalu lintas. Dengan
demikian Jembatan direncanakan agar dapat memberi pelayanan terhadap perpindahan
kendaraan dari suatu tempat ketempat lain dengan Waktu yang Sesingkat Mungkin
dengan persyaratan Nyaman dan Aman (Comfortable and Safe). Sehingga dapat
dikatakan bahwa kecepatan (speed) adalah merupakan faktor yang dapat dipakai sebagai
indikator untuk menilai apakah suatu Jalan/ Jembatan mengalami kegagalan fungsi
Bangunan atau tidak. Adapun beberapa jenis kerusakan pada jembatan ialah :
- Kondisi Rangka Baja. Hampir seluruh komponen rangka baja telah berkarat, yang
kemungkinan besar disebabkan oleh korosi atmosfir.
- Kondisi Permukaan Perkerasan Jalan.
- Drainase Jembatan.
- Kondisi Dak Jembatan.
- Kondisi Gelagar.
- Kondisi Perletakan (Bearing).
- Kondisi Abutmen.
Khususnya pada jembatan Buluri Palu yang tidak terdapat kondisi rusak seperti pada
penjelasan diatas. Adapun kerusakan – kerusakan kecil seperti retak pada bagian
substruktur jembatan seperti pada gambar dibawah.
Tugas 2
SNI 1725 2016 (Pembebanan Jembatan)
A. Pembebanan Jembatan
Menurut SNI 1725 2016, Beban lalu lintas untuk perencanaan jembatan terdiri
atas beban lajur "D" dan beban truk "T". Beban lajur "D" bekerja pada seluruh
lebar jalur kendaraan dan menimbulkan pengaruh pada jembatan yang ekuivalen
dengan suatu iring-iringan kendaraan yang sebenarnya. Jumlah total beban lajur
"D" yang bekerja tergantung pada lebar jalur kendaraan itu sendiri.
Beban truk "T" adalah satu kendaraan berat dengan 3 gandar yang ditempatkan
pada beberapa posisi dalam lajur lalu lintas rencana. Tiap gandar terdiri atas dua
bidang kontak Secara umum, beban "D" akan menjadi beban penentu dalam
perhitungan jembatan yang mempunyai bentang sedang sampai panjang,
sedangkan beban "T" digunakan untuk bentang pendek dan lantai kendaraan.
Dalam keadaan tertentu beban "D" yang nilainya telah diturunkan atau dinaikkan
dapat digunakan.
lalu lintas rencana seperti terlihat dalam Gambar 26. Jumlah maksimum lajur lalu
lintas rencana dapat dilihat dalam Tabel 11, tetapi jumlah lebih kecil bisa digunakan
dalam perencanaan apabila menghasilkan pengaruh yang lebih besar. Hanya jumlah
lajur lalu lintas rencana dalam nilai bulat harus digunakan. Lajur lalu lintas rencana
bisa ditempatkan di mana saja pada lajur jembatan.
4. Pembebanan 2
Beban permanen & dan Beban Transien
Beban permanen merupakan beban yang bersifat tetap meliputi : beban mati
komponen struktual dan non struktual jembatan, beban mati perkerasan dan utilitas,
gaya horizontal akibat tekanan tanah, gaya – gaya yang terjadi pada struktur jembatan
yang disebabkan oleh proses pelaksanaan, termasuk semua gaya yang terjadi akibat
konstruksi segmental, dan gaya prategang.
Beban trensien merupakan beban yang bersifat tidak tetap terdiri atas : gaya
susut/ rangkak, beban lajur “D”, beban truk “T”, beban pejalan kaki, beban akibat
penurunan, gaya akibat temperature, gaya apung, beban angina, dan arus.
Lampiran
Jembatan Buluri Kel. Buluri Kec. Palu Barat kota Palu
Gambar 4 : Bronjong yang dipasang pada tepi jembatan untuk menahan longsoran dari
oprit
RAHMAT HIDAYAT - F 111 16 228
PERENCANAAN STRUKTUR JEMBATAN