Anda di halaman 1dari 11

HUBUNGAN ANTARA JENIS JEMBATAN DENGAN

PERTIMBANGAN PEMBUATAN JEMBATAN

DISUSUN SEBAGAI TUGAS MATA KULIAH


KONSTRUKSI BANGUNAN SIPIL 1

OLEH :
ARDHA DISSA AVIANZA
(1081411025)

KELAS :
2 - PJJ

KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI


POLITEKNIK NEGERI JAKARTA
JURUSAN TEKNIK SIPIL
PROGRAM STUDI PERANCANGAN JALAN DAN JEMBATAN
DEPOK
2019
A. Komponen Jembatan
Menurut Departement Pekerjaan Umum (Pengantar dan Prinsip-Prinsip Perencanaan
Bangunan bawah / Pondasi Jembatan, 1988) Suatu bangunan jembatan pada umumnya terdiri
dari 6 bagian pokok, yaitu :

Gambar1. Bagian pokok jembatan


Keterangan :
1. Bangunan atas
2. Landasan (biasanya terletak pada pilar/abdument)
3. Bangunan bawas (memikul beban)
4. Pondasi
5. Optrit, (terletak di belakang abdument)
6. Bangunan pengaman

Menurut Supriyadi (1997) struktur pokok jembatan terbagi menjadi beberapa bagian,
antara lain sebagai berikut:

Gambar2. Struktur pokok jembatan


1. Struktur jembatan atas
Struktur jembatan atas merupakan bagian-bagian jembatan yang memindahkan beban-
beban lantai jembatan ke perletakan arah horizontal yang meliputi hal berikut.
a. Gelagar induk atau Gelagar utama
Komponen ini merupakan suatu bagian struktur yang menahan beban langsung
dari pelat lantai kendaraan. Komponen ini letaknya memanjang arah jembatan atau
tegak lurus arah aliran sungai.

Gambar3. Gelagar induk


b. Gelagar melintang atau Diagframa
Komponen ini berfungsi mengikat beberapa balok gelagar induk agar menjadi
suatu kesatuan supaya tidak terjadi pergeseran antar gelagar induk. Komponen ini
letaknya melintang arah jembatan yang mengikat balok-balok gelagar induk
(Supriyadi, 1997).

Gambar4. Gelagar melintang


c. Pelat lantai jembatan
Berfungsi sebagai penahan lapisan perkerasan yang menahan langsung beban lalu
lintas yang melewati jembatan. Komponen ini merupakan komponen yang menahan
suatu beban yang langsung dan ditransferkan secara merata keseluruh lantai.
Gambar5. Pelat lantai jembatan
d. Perletakan atau sendi
Komponen ini terletak menumpu pada abutment dan pilar yang berfungsi
menyalurkan semua beban langsung jembatan ke abutment dan diteruskan ke bagian
pondasi (Supriyadi, 1997).

Gambar6. Perletakan atau sendi


e. Pelat injak
Komponen ini berfungsi menghubungkan jalan dan jembatan sehingga tidak
terjadi perbedaan tinggi keduanya, juga menutup bagian sambungan agar tidak terjadi
keausan antara jalan dan jembatan pada pelat lantai jembatan.
f. Trotoar
Trotoar berfungsi sebagai tempat berjalan bagi para pejalan kaki yang melewati
jembatan agar tidak terganggu lalu lintas kendaraan. Konstruksi trotoar direncanakan
sebagai pelat beton yang diletakkan pada lantai jembatan bagian samping yang
diasumsikan sebagai pelat yang tertumpu sederhana pada pelat jalan. Trotoar terbagi
atas :
i. Sandaran (Hand Raill), biasanya dari pipa besi, kayu dan beton bertulang.
Beban yang bekerja pada sandaran adalah beban sebesar 100 kg yang bekerja
dalam arah horisontal setinggi 0,9 meter.
Gambar7. Hand raill
ii. Tiang sandaran (Raill Post), biasanya dibuat dari beton bertulang untuk
jembatan girder beton, sedangkan untuk jembatan rangka tiang sandaran
menyatu dengan struktur rangka tersebut

Gambar8. Raill post


2. Struktur bawah jembatan
Struktur bawah jembatan merupakan suatu pengelompokan bagian-bagian jembatan
yang menyangga jenis-jenis beban yang sama dan memberikan jenis reaksi yang sama,
atau juga dapat disebut struktur yang langsung berdiri diatas dasar tanah yang meliputi
hal berikut (Supriyadi, 1997).
a. Fondasi
Fondasi merupakan perantara dalam penerimaan beban yang bekerja pada
bangunan fondasi ke tanah dasar bawahnya. Beberapa jenis pondasi yang sering
digunakan, yaitu fondasi dangkal dan fondasi dalam.

1) Fondasi dangkal, digunakan bila lapisan tanah pendukung yang keras terletak
pada kedalaman maksimum 12 m dibawah pondasi. Beberapa jenis pondasi
dangkal adalah sebagai berikut.
a) Fondasi langsung, bila kedalaman tanah keras < 5 m.
b) Fondasi sumuran, bila kedalaman tanah keras antara 5 - 12 m.
2) Fondasi dalam, digunakan bila kedalaman lapisan tanah pendukung yang keras
> 12 m dibawah pondasi. Beberapa jenis pondasi dalam adalah sebagai
berikut.
a) Fondasi tiang pancang: kayu, tiang baja, beton bertulang pracetak, dan
beton prategang.
b) Fondasi tiang bor (bored pile).
b. Abutment
Abutment terletak pada ujung jembatan, berfungsi sebagai penahan tanah dan
menahan bagian ujung dari balok gelagar induk. Umumnya dilengkapi dengan
konstruksi sayap yang berfungsi untuk menahan tanah dalam arah gerak lurus as
jembatan dari tekanan lateral (menahan tanah ke samping) (Supriyadi, 1997).
Berikut adalah beberapa contoh abutment dan pondasi jembatan:

Gambar9. contoh abutment dan fondasi jembatan


c. Pilar
Bentuk pilar harus mempertimbangkan pola pergerakan aliran sungai sehingga
dalam perencanaannya selain pertimbangan dari segi kekuatan juga memperhitungkan
masalah keamanannya. Dalam segi jumlah pun bermacam-macam tergantung dari
jarak bentangan yang tersedia, keadaan topografi sungai, dan keadaan tanah.

Gambar10. Pilar
3. Bangunan pelengkap penahan jembatan
Yang dimaksud disini adalah bangunan yang merupakan pelengkap dari konstruksi
jembatan, fungsinya untuk pengamanan terhadap struktur jembatan secara keseluruhan
dan keamanan terhadap pemakai jalan. Macam-macam bangunan pelengkap seperti
dibawah ini (Supriyadi, 1997).

a. Saluran drainase
Saluran drainase berfungsi untuk saluran pembuangan air hujan diatas jembatan,
terletak di kanan-kiri abutment dan sisi kanan-kiri perkerasan jembatan.

Gambar11. Saluran drainase


b. Jalan pendekat atau Oprit jembatan
Jalan ini berfungsi sebagai jalan masuk bagi kendaraan yang akan lewat jembatan
agar terasa nyaman. Terletak dikedua ujung jembatan.
Gambar12. Oprit jembatan
c. Talud
Fungsi utama dari talud adalah sebagai pelindung abutment dari aliran air
sehingga sering disebut talud pelindung, terletak sejajar dengan arah arus sungai.
d. Guide post atau Patok penuntun
Berfungsi sebagai penunjuk jalan bagi kendaraan yang akan melewati jembatan,
biasanya diletakkan sepanjang oprit jembatan.
e. Lampu penerangan
Berfungsi untuk penerangan didaerah jembatan pada malam hari dan juga
berfungsi untuk estetika (Supriyadi, 1997).

Gambar13. Lampu penerangan

B. Klasifikasi Jembatan Beton Menurut Bentuk


Struktur Didasarkan pada bentuk atau tipe stuktur jembatan, jembatan dibedakan dari
bentuk struktur Gelagar induknya yaitu Gelagar yang menopang seluruh elemen struktur
jembatan dan mentransfer seluruh beban struktur yang langsung berhubungan dengan
bangunan bawah. Adapun bentuk struktur jembatan terdiri atas:

1. Jembatan Balok Monolit Beton Bertulang


Merupakan Jembatan Beton bertulang yang antara Gelagar Induk dan Pelat lantai
Kendaraan dicor bersamaan dan menyatu sebagai Balok “T”. Seluruh struktur yang terdiri
dari Balok dan pelat lantai, yang juga sering diantara balok dipasang balok anak atau
balok diafragma menopang diatas Abutment, seperti gambar berikut

Gambar14. Potongan Melintang Jembatan Monolit

2. Jembatan Balok Beton Prategang (Pre Strees)


Gelagar Induk dari jembatan ini merupakan balok beton bertulang yang diberi pra
tegangan dari kabel yang dipasang sedemikian rupa sehingga seluruh beban hidup
jembatan dapat di lawan dengan prategang yang didapat dari penarikan kabel dalam
tendon yang diletakkan di dalam balok tersebut. Jembatan ini sering digunakan pada
jembatan dengan bentang yang relatif panjang, seperti pada jembatan layang mono rell,
dan banyak yang lainnya.

Selongsong kabel tendon dimasukkan dengan posisi yang benar pada cetakan beton
beserta atau tanpa tendon dengan salah satu ujungnya diberi angkur hidup dan ujung
lainnya angkur mati atau kedua ujungnya dipasang angkur hidup. Beton dicor dan
dibiarkan mengeras hingga mencapai umur yang mencukupi. Selanjutnya, dongkrak
hidrolik dipasang pada angkur hidup dan kabel tendon ditarik hingga mencapai tegangan
atau gaya yang direncanakan. Baji dipasang pada ujung angkur untuk mencegah kabel
tendon kehilangan tegangan akibat slip. Gaya tarikan berpindah pada beton sebagai gaya
tekan internal akibat reaksi angkur. Ilustrasi hasil pengecoran girder I beton presstres
terlihat dalam gambar berikut:
Gambar15. Ilustrasi hasil pengecoran girder I beton presstres

C. Tumpuan Jembatan

Sebagai bagian struktur yang diletakkan diatas abutmen dan pier head sebagai landasan
gelagar induk. Bahan yang sering digunakan sebagai tumpuan ini adalah besi cor (berupa roll
dan engsel), dan lempengan super rubber elastic yang dilapisi pelat baja (bearing pad) seperti
terlihat pada gambar berikut:
Gambar16. Detail Tumpuan Jembatan

Anda mungkin juga menyukai