2089-2942
E-ISSN. 2686-6676
ABSTRAK
Jembatan merupakan suatu konstruksi yang berfungsi untuk menghubungkan dua bagian jalan
yang terputus oleh adanya rintangan-rintangan seperti lembah yang dalam, alur sungai, danau, saluran
irigasi, kali, jalan kereta api, jalan raya yang melintang tidak sebidang, dan lain sebagainya. Di desa
Batu Surau Kecamatan Semendo Darat Tengah Kabupaten Muara Enim merupakan daerah perbukitan
dengan kemiringan lereng landai hingga terjal dan juga jenis tanah dengan batuan keras, sehingga
tidak bias menggunakan pondasi tiang pancang pada daerah ini. Adapun tujuan dari penelitian ini
untuk mengetahui perhitungan desain abutment daerah perbukitan dan untuk mengetahui perhitungan
desain pondasi sumuran daerah perbukitan kecamatan Semendo Darat Tengah Kabupaten Muara
Enim. Data primer yang diambil pada penelitian ini adalah data Pengukuran Topografi yang di ukur
langsung dilapangan, sampel tanah yang di ambil hasil uji Sondir dan hasil uji Hand Boring pada
Laboratorium. Data sekunder berupa peta system jaringan jalan, data lalulintas harian rata-rata, data
hidrologi dan peta zona gempa Indonesia yang di dapat dari Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan
Ruang Kabupaten Muara Enim. Dari hasil penelitian didapatkan hasil dimensi abudment I dengan
tinggi 12,2 meter, panjang 10 meter dan lebar 11,3 meter sedangkan abudment II dengan tinggi 13,4
meter, panjang 10 meter dan lebar 12,5 meter. Dan didapatkan hasil dimensi pondasi sumuran sesuai
dengan hasil uji sondir dengan daya dukung 2500 Kn di kedalaman 5 meter dan hand boring dengan
berat jenis tanah 1,441 Gr/cm3, sudut geser 15,87° dan Kohesi sebesar 0,125 Kg/cm2 maka
didapatkan dimensi pondasi sumuran I dengan tinggi 3,5 meter dan lebar 3,0 meter dengan jumlah
pondasi 2 buah sedangkan dimensi pondasi sumuran I dengan tinggi 3,5 meter dan lebar 3,2 meter
dengan jumlah pondasi 2 buah.
Kata kunci : Jembatan, Desa Batu Surau, Semendo, Muara Enim, Abudment, Topografi, Pondasi.
Perencanaan Struktur Bawah Jembatan Daerah Perbukitan Kecamatan Semendo Darat Tengah 32
Kabupaten Muara Enim (Hariman Al Faritzie, Bahder Djohan, Muhammad Ali Hastila)
Jurnal Teknik Sipil UNPAL Vol 10, No 1, Mei 2020 ISSN. 2089-2942
E-ISSN. 2686-6676
rintangan-rintangan seperti lembah yang dalam, gaya vertikal dan horizontal dari bangunan atas
alursungai, danau, saluran irigasi, kali, jalan ke pondasi dengan fungsi tambahan untuk
keretaapi, jalan raya yang melintang tidak mengadakan peralihan tumpuan dari oprit ke
sebidang, dan lain sebagainya. Selain menjadi bangunan atas jembatan
penghubung, jembatan juga dijadikan icon suatu
kota. Klasifikasi tipe struktur jembatan secara Perhitungan Perencanaan Abutment dan
umum ada 6 tipe sebagai berikut : Pondasi Sumuran
1. Jembatan Gelagar Perhitungan perencanaan merupakan
2. Jembatan Pelengkung tahapan yang sangat penting untuk suatu
3. Jembatan rangka kontruksi jembatan sehingga didapatkan
4. Jembatan Portal konstruksi yang kuat serta efisien baik dari segi
5. Jembatan Gantung biaya dan waktu pelaksanaan. Perhitungan
6. Jembatan Kabel perencanaan antara lain perencanaan abutment
dan perencanaan pondasi sumuran.
Pondasi Jembatan
Pondasi adalah suatu konstruksi pada Perencanaan Abutment
bagian dasar struktur/banguan (substructure) Menurut Standar Pembebanan untukJ
yang berfungsi meneruskan beban dari bagian embatan, RSNI T-02-2005, Analisis abutment
atas struktur/bangunan (upper-structure) yang akan di hitung meliputi :
kelapisan tanah yang berada di bagian bawahnya 1. Berat Sendiri Struktur Bawah (Mms),
tanpa mengakibatkan keruntuhan geser tanah Jumlah dari
dan penurunan (settlement) tanah/fondasi yang a) Berat sendiri abutment = b x t x L x w
berlebihan. Beberapa bangunan dapat dibangun ……..…….. (3.1)
karena pondasi merupakan komponen utama b) Berat sendiri Wingwall = b x t x L x w
dari suatu bangunan termasuk jembatan. Pondasi ……...…….. (3.2)
jembatan adalah bagian dari jembatan yang c) Tanah = n x L x w……. (3.3)
berfungsi memikul seluruh beban yang bekerja
pada pilar atau kepala jembatan dan gaya-gaya 2. Beban Total Akibat Berat Sendiri (MS)
lainnya serta melimpahkannya kelapisan tanah Ms = Mms Strukturatas + Mms Struktur
pendukung. Bawah
Persyaratan utama pondasi adalah
sebagai berikut: 3. Beban Mati Tambahan
1. Cukup kuat menahan muatan geser akibat Beban mati tambahan adalah berat
muatan tegak kebawah. seluruh bahan yang menimbulkan suatu beban
2. Dapat menyesuaikan pergerakan tanah pada jembatan yang merupakan elemen non-
yang tidak stabil (tanah gerak). struktural dan mungkin besarnya berubah
3. Tahan terhadap pengaruh perubahan cuaca. selama umur jembatan. Jembatan dianalisis
4. Tahan terhadap pengaruh bahan kimia. harus mampu memikul beban tambahan seperti
lapisan aspal dikemudian hari, genangan air
Abutment Jembatan hujan jika system drainase tidak bekerja dengan
Pangkal jembatan/abutment adalah baik, pemasangan tiang listrik dan instalasi
bangunan bawah jembatan yang terletak pada mekanikal dan listrik
kedua ujung jembatan, berfungsi sebagai Berat Mati Tambahan (Wma) merupakan
pemikul seluruh beban pada ujung luar batang, jumlah dari :
pinggir dan gaya-gaya lainnya, serta melimpah a. Lapisan aspal =txLxPxw
ke pondasi. Apabila daya dukung tanah yang ………….….... (3.4)
terdapat di bawah abutment tidak memenuhi b. Tiang listrik = L x P x w
maka daya dukungnya harus ditambah dengan …….………..….. (3.5)
pondasi dalam (pondasi sumuran, pondasi c. Instalasi Listrik = L x P x w
caisson). Adapun jenis pondasi yang digunakan …………………..….. (3.6)
adalah tergantung dari jenis tanah yang ada di d. Air hujan = t x L x P x w
bawah struktur tersebut. Abutment / pangkal …………..…….. (3.7)
jembatan dapat diasumsikan sebagai dinding Beban pada abutment akibat beban mati
penahan tanah, yang berfungsi menyalurkan tambahan,
Perencanaan Struktur Bawah Jembatan Daerah Perbukitan Kecamatan Semendo Darat Tengah 33
Kabupaten Muara Enim (Hariman Al Faritzie, Bahder Djohan, Muhammad Ali Hastila)
Jurnal Teknik Sipil UNPAL Vol 10, No 1, Mei 2020 ISSN. 2089-2942
E-ISSN. 2686-6676
4. Tekanan Tanah
Tekanan tanah lateral dihitung 8. Pengaruh Temperatur
berdasarkan harga nominal dari berat Untuk memperhitungkan tegangan
tanah (Ws), sudut gesek dalam (ɸ) dan maupun deformasi struktur yang timbul
kohesi (c) dengan : akibat pengaruh temperatur, diambil
Ws' = Ws……………. (3.10) perbedaan temperatur yang besarnya
ɸ' = tan-1 (KɸR * tan ɸ ) setengah dari selisih antara temperature
maksimum dan temperatur minimum rata-
c' = KcR * c rata pada lantai jembatan.
Koefisien tekanan tanah aktif, ΔT = ( Tmax - Tmin ) /2
Dengan :
5. Beban Lajur “D” (TD) Tmax : Temperatur maksimum rata-rata
Beban Kendaraan yang berupa beban Tmin : Temperatur minimum rata-rata
lajur "D" terdiri dari beban terbagi merata
(Uniformly Distributed Load), UDL dan beban 9. Beban angin (EW)
garis (Knife Edge Load), KEL seperti pada Gaya akibat angin yang meniup bidang
gambar 1. UDL mempunyai intensitas q (kPa) samping jembatan dihitung dengan rumus :
yang besarnya tergantung lalu lintas atau seperti TEW1 =
gambar 2 dinyatakan dengan rumus sebagai 0.0006*Cw*(Vw)2*Ab……(3.12)
berikut : Cw = Koefisien seret
q = 8.0 kPa Vw = kecepatan angina rencana (m/det)
q = 8.0 * (0.5 + 15 / L ) kPa Ab = luas bidang samping jembatan (m2)
Perencanaan Struktur Bawah Jembatan Daerah Perbukitan Kecamatan Semendo Darat Tengah 34
Kabupaten Muara Enim (Hariman Al Faritzie, Bahder Djohan, Muhammad Ali Hastila)
Jurnal Teknik Sipil UNPAL Vol 10, No 1, Mei 2020 ISSN. 2089-2942
E-ISSN. 2686-6676
Perencanaan Struktur Bawah Jembatan Daerah Perbukitan Kecamatan Semendo Darat Tengah 35
Kabupaten Muara Enim (Hariman Al Faritzie, Bahder Djohan, Muhammad Ali Hastila)
Jurnal Teknik Sipil UNPAL Vol 10, No 1, Mei 2020 ISSN. 2089-2942
E-ISSN. 2686-6676
Perencanaan Struktur Bawah Jembatan Daerah Perbukitan Kecamatan Semendo Darat Tengah 36
Kabupaten Muara Enim (Hariman Al Faritzie, Bahder Djohan, Muhammad Ali Hastila)
Jurnal Teknik Sipil UNPAL Vol 10, No 1, Mei 2020 ISSN. 2089-2942
E-ISSN. 2686-6676
biasanya diambil 0.4 dari nilai kohesi c Pengukuran Topografi bertujuan untuk
tanah. mengetahui beda tinggi permukaan tanah
sehingga dapat menentukan bentang dan posisi
SFgeser= ... (3.28) jembatan. Peralatan yang digunakan antara lain
peta rencana trase jalan diatas peta topografi
skala 1 : 50.000 atau skala 1 : 25.000, GPS
Nilai minimum dari Angka Keamanan terhadap navigasi, heling meter / clino meters, kompas,
geser yang lazim digunakan dalam perencanaan formulir survey dan calculator, GPS navigasi
adalah 2.20 dan kompas.
Pengujian Sondir atau cone penetration test
7. Tegangan pada tanah dasar (CPT) merupakan salah satu pengujian lapangan
Teori yang berkaitan dengan perhitungan yang bertujuan untuk mengetahui profil atau
daya dukung pondasi dapat diambil dari metode pelapisan (stratifikasi) tanah dan daya
Meyerhf. Untuk memudahkan analisis, bentuk dukungnya.
sumuran berupa lingkaran dengan diameter D
dapat di ekivalensikan menjadi bentuk empat Pengujian Bor Tangan (Hand Boring)
persegi dengan dimensi B x B. Besarnya nilai B Pengambilan contoh tanah bertujuan untuk
dihitung sebagai berikut: penyelidikan laboratorium. Pengambilan contoh
tanah dikerjakan dengan cara contoh tanah tidak
√ ..………….. (3.29) terganggu (Undisturbed sample) dengan jumlah
yang disesuaikan dengan kebutuhan.
Perencanaan Struktur Bawah Jembatan Daerah Perbukitan Kecamatan Semendo Darat Tengah 37
Kabupaten Muara Enim (Hariman Al Faritzie, Bahder Djohan, Muhammad Ali Hastila)
Jurnal Teknik Sipil UNPAL Vol 10, No 1, Mei 2020 ISSN. 2089-2942
E-ISSN. 2686-6676
Perencanaan Struktur Bawah Jembatan Daerah Perbukitan Kecamatan Semendo Darat Tengah 38
Kabupaten Muara Enim (Hariman Al Faritzie, Bahder Djohan, Muhammad Ali Hastila)
Jurnal Teknik Sipil UNPAL Vol 10, No 1, Mei 2020 ISSN. 2089-2942
E-ISSN. 2686-6676
pile cap sebuah abutment jembatan. Perhitungan timbunan tanah oprit yang tinggi mencapai 12.2
perencanaan pondasi sumuran pada masing- meter.
masing abutment diuraikan sebagai berikut :
Desain Pondasi Sumuran pada Abutment II
Desain Pondasi Sumuran pada Abutment I Kestabilan pondasi sumuran terhadap
Kestabilan pondasi sumuran terhadap kemungkinan terguling dihitung dengan
kemungkinan terguling dihitung dengan persamaan berikut :
persamaan berikut :
∑
SFguling = ∑
∑
SFguling = ∑
Perencanaan Struktur Bawah Jembatan Daerah Perbukitan Kecamatan Semendo Darat Tengah 39
Kabupaten Muara Enim (Hariman Al Faritzie, Bahder Djohan, Muhammad Ali Hastila)
Jurnal Teknik Sipil UNPAL Vol 10, No 1, Mei 2020 ISSN. 2089-2942
E-ISSN. 2686-6676
besar seperti timbunan tanah oprit yang tinggi 02-2005. Standar Pembebanan untuk
mencapai 13.4 meter. Jembatan. Badan Standardisasi Nasional.
[10] Standar Nasional Indonesia 2008. SNI
KESIMPULAN 2883:2008. Standar Perencanaan
Kesimpulan yang dapat diambil dari Ketahanan Gempa untuk Jembatan. Badan
hasil analisis dan perhitungan yang telah Standardisasi Nasional.
dilakukan pada penelitian ini antara lain : [11] Virgo EP. 2013. Kajian Pemilihan Pondasi
Pada Penelitian ini didapatkan hasil Sumuran sebagai Alternatif Perancangan
dimensi abudment sesuai dengan pengukuran Pondasi. Tidak Diterbitkan. Fakutas Teknik
topografi dan beban data struktur atas maka Sipil.Universitas Simalungun: Pematang
didapatkan dimensi abudment I dengan tinggi Siantar.
12,2 meter, panjang 10 meter dan lebar 11,3 [11] Zulkifli F. 2014. Analisis Struktur Pondasi
meter sedangkan abudment II dengan tinggi dan Abutment Jembatan pada Proyek Jalan
13,4 meter, panjang 10 meter dan lebar 12,5 Tol Cimanggis-Cibitung. Tidak Diterbitkan.
meter. Fakutas Teknologi Pertanian. Institut
Pada Penelitian ini didapatkan hasil Pertanian Bogor : Bogor
dimensi pondasi sumuran sesuai dengan hasil uji
sondir dengan daya dukung 2500 Kn di
kedalaman 5 meter dan hand boring dengan
berat jenis tanah 1,441 Gr/cm3, sudut geser
15,87° dan Kohesi sebesar 0,125 Kg/cm2 maka
didapatkan dimensi pondasi sumuran I dengan
tinggi 3,5 meter dan lebar 3,0 meter dengan
jumlah pondasi 2 buah sedangkan dimensi
pondasi sumuran I dengan tinggi 3,5 meter dan
lebar 3,2 meter dengan jumlah pondasi 2 buah.
DAFTAR PUSTAKA
[1] Aji S, Tri KH. 2017. Perancangan
Bangunan Sipil Jembatan Sigandul II.
Laporan Tugas. Tidak Diterbitkan. Fakultas
Teknik. Universitas Diponegoro: Semarang
[2] Departemen Pekerjaan Umum, 1987.
Pedoman Perencanaan Pembebanan
Jembatan Jalan Raya.
[3] Departemen Pekerjaan Umum 1992. Bridge
Management System.
[4] Departemen Pekerjaan Umum 2007.
Manual Petunjuk Teknis Pengujian Tanah.
[5] Departemen Pekerjaan Umum 2007.
Perencanaan Pondasi Jembatan.
[6] Hiram MD. 2008. Perencanaan Jembatan
Rangka Baja Sungai Ampel Kebupaten
Pekalongan. Tugas Akhir. Tidak
Diterbitkan. Fakultas Teknik Sipil.
Universitas Katolik Soegijapranata:
Semarang
[7] Iman S. 1979. Jembatan Baja. Idea
Dharma: Bandung
[8] Standar Nasional Indonesia 2004. SNI T-
12-2004. Perencanaan Struktur Beton
untuk Jembatan. Badan Standardisasi
Nasional.
[9] Standar Nasional Indonesia 2005. RSNI T-
Perencanaan Struktur Bawah Jembatan Daerah Perbukitan Kecamatan Semendo Darat Tengah 40
Kabupaten Muara Enim (Hariman Al Faritzie, Bahder Djohan, Muhammad Ali Hastila)