Anda di halaman 1dari 9

Jurnal Teknik Sipil UNPAL Vol 10, No 1, Mei 2020 ISSN.

2089-2942
E-ISSN. 2686-6676

PERENCANAAN STRUKTUR BAWAH JEMBATAN DAERAH


PERBUKITAN KECAMATAN SEMENDO DARAT TENGAH
KABUPATEN MUARA ENIM
Hariman Al Faritzie, Bahder Djohan, Muhammad Ali Hastila
Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Tridinanti Palembang
Jl. Kapten Marzuki No. 2446 Kamboja, Palembang 30129

ABSTRAK

Jembatan merupakan suatu konstruksi yang berfungsi untuk menghubungkan dua bagian jalan
yang terputus oleh adanya rintangan-rintangan seperti lembah yang dalam, alur sungai, danau, saluran
irigasi, kali, jalan kereta api, jalan raya yang melintang tidak sebidang, dan lain sebagainya. Di desa
Batu Surau Kecamatan Semendo Darat Tengah Kabupaten Muara Enim merupakan daerah perbukitan
dengan kemiringan lereng landai hingga terjal dan juga jenis tanah dengan batuan keras, sehingga
tidak bias menggunakan pondasi tiang pancang pada daerah ini. Adapun tujuan dari penelitian ini
untuk mengetahui perhitungan desain abutment daerah perbukitan dan untuk mengetahui perhitungan
desain pondasi sumuran daerah perbukitan kecamatan Semendo Darat Tengah Kabupaten Muara
Enim. Data primer yang diambil pada penelitian ini adalah data Pengukuran Topografi yang di ukur
langsung dilapangan, sampel tanah yang di ambil hasil uji Sondir dan hasil uji Hand Boring pada
Laboratorium. Data sekunder berupa peta system jaringan jalan, data lalulintas harian rata-rata, data
hidrologi dan peta zona gempa Indonesia yang di dapat dari Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan
Ruang Kabupaten Muara Enim. Dari hasil penelitian didapatkan hasil dimensi abudment I dengan
tinggi 12,2 meter, panjang 10 meter dan lebar 11,3 meter sedangkan abudment II dengan tinggi 13,4
meter, panjang 10 meter dan lebar 12,5 meter. Dan didapatkan hasil dimensi pondasi sumuran sesuai
dengan hasil uji sondir dengan daya dukung 2500 Kn di kedalaman 5 meter dan hand boring dengan
berat jenis tanah 1,441 Gr/cm3, sudut geser 15,87° dan Kohesi sebesar 0,125 Kg/cm2 maka
didapatkan dimensi pondasi sumuran I dengan tinggi 3,5 meter dan lebar 3,0 meter dengan jumlah
pondasi 2 buah sedangkan dimensi pondasi sumuran I dengan tinggi 3,5 meter dan lebar 3,2 meter
dengan jumlah pondasi 2 buah.

Kata kunci : Jembatan, Desa Batu Surau, Semendo, Muara Enim, Abudment, Topografi, Pondasi.

PENDAHULUAN bahwa jembatan harus di buat lebih kokoh dan


Jembatan adalah suatu bangunan yang lebih kuat secara berlebihan, untuk itu
memungkinkan suatu jalan menyilang saluran menggunakan kontruksi jembatan yang paling
air, lembah atau menyilang jalan lainnya yang ekonomis, baik kekuatan, bahan-bahan dan
tidak sama tinggi permukaannya dan lalu-lintas proses pembangunannya
itu tidak terputus karenanya (Imam Subarkah, Penelitian ini bertujuan untuk
1979). Jembatan merupakan alat penghubung mengetahui perhitungan desain abutment
atau alat perhubungan antar daerah yang penting daerah perbukitan kecamatan Semendo Darat
sekali bagi masyarakat dan pemerintah yang Tengah Kabupaten Muara Enim serta
menunjang perekonomian, sosial, perdagangan mengetahui perhitungan desain pondasi
dan lainnya, kerusakan pada jembatan dapat sumuran daerah perbukitan kecamatan
menimbulkan gangguan terhadap kelancaran Semendo Darat Tengah Kabupaten Muara
lalu-lintas, terlebih dijalan yang lalu lintasnya Enim.
padat sehingga struktur jembatan harus di
rencanakan kuat, kokoh dan tahan terhadap Jembatan merupakan suatu konstruksi
kondisi alam seperti struktur tanah yang labil, yang berfungsi untuk menghubungkan dua
gempa dan angin. Namun demikian tidak berarti bagian jalan yang terputus oleh adanya

Perencanaan Struktur Bawah Jembatan Daerah Perbukitan Kecamatan Semendo Darat Tengah 32
Kabupaten Muara Enim (Hariman Al Faritzie, Bahder Djohan, Muhammad Ali Hastila)
Jurnal Teknik Sipil UNPAL Vol 10, No 1, Mei 2020 ISSN. 2089-2942
E-ISSN. 2686-6676

rintangan-rintangan seperti lembah yang dalam, gaya vertikal dan horizontal dari bangunan atas
alursungai, danau, saluran irigasi, kali, jalan ke pondasi dengan fungsi tambahan untuk
keretaapi, jalan raya yang melintang tidak mengadakan peralihan tumpuan dari oprit ke
sebidang, dan lain sebagainya. Selain menjadi bangunan atas jembatan
penghubung, jembatan juga dijadikan icon suatu
kota. Klasifikasi tipe struktur jembatan secara Perhitungan Perencanaan Abutment dan
umum ada 6 tipe sebagai berikut : Pondasi Sumuran
1. Jembatan Gelagar Perhitungan perencanaan merupakan
2. Jembatan Pelengkung tahapan yang sangat penting untuk suatu
3. Jembatan rangka kontruksi jembatan sehingga didapatkan
4. Jembatan Portal konstruksi yang kuat serta efisien baik dari segi
5. Jembatan Gantung biaya dan waktu pelaksanaan. Perhitungan
6. Jembatan Kabel perencanaan antara lain perencanaan abutment
dan perencanaan pondasi sumuran.
Pondasi Jembatan
Pondasi adalah suatu konstruksi pada Perencanaan Abutment
bagian dasar struktur/banguan (substructure) Menurut Standar Pembebanan untukJ
yang berfungsi meneruskan beban dari bagian embatan, RSNI T-02-2005, Analisis abutment
atas struktur/bangunan (upper-structure) yang akan di hitung meliputi :
kelapisan tanah yang berada di bagian bawahnya 1. Berat Sendiri Struktur Bawah (Mms),
tanpa mengakibatkan keruntuhan geser tanah Jumlah dari
dan penurunan (settlement) tanah/fondasi yang a) Berat sendiri abutment = b x t x L x w
berlebihan. Beberapa bangunan dapat dibangun ……..…….. (3.1)
karena pondasi merupakan komponen utama b) Berat sendiri Wingwall = b x t x L x w
dari suatu bangunan termasuk jembatan. Pondasi ……...…….. (3.2)
jembatan adalah bagian dari jembatan yang c) Tanah = n x L x w……. (3.3)
berfungsi memikul seluruh beban yang bekerja
pada pilar atau kepala jembatan dan gaya-gaya 2. Beban Total Akibat Berat Sendiri (MS)
lainnya serta melimpahkannya kelapisan tanah Ms = Mms Strukturatas + Mms Struktur
pendukung. Bawah
Persyaratan utama pondasi adalah
sebagai berikut: 3. Beban Mati Tambahan
1. Cukup kuat menahan muatan geser akibat Beban mati tambahan adalah berat
muatan tegak kebawah. seluruh bahan yang menimbulkan suatu beban
2. Dapat menyesuaikan pergerakan tanah pada jembatan yang merupakan elemen non-
yang tidak stabil (tanah gerak). struktural dan mungkin besarnya berubah
3. Tahan terhadap pengaruh perubahan cuaca. selama umur jembatan. Jembatan dianalisis
4. Tahan terhadap pengaruh bahan kimia. harus mampu memikul beban tambahan seperti
lapisan aspal dikemudian hari, genangan air
Abutment Jembatan hujan jika system drainase tidak bekerja dengan
Pangkal jembatan/abutment adalah baik, pemasangan tiang listrik dan instalasi
bangunan bawah jembatan yang terletak pada mekanikal dan listrik
kedua ujung jembatan, berfungsi sebagai Berat Mati Tambahan (Wma) merupakan
pemikul seluruh beban pada ujung luar batang, jumlah dari :
pinggir dan gaya-gaya lainnya, serta melimpah a. Lapisan aspal =txLxPxw
ke pondasi. Apabila daya dukung tanah yang ………….….... (3.4)
terdapat di bawah abutment tidak memenuhi b. Tiang listrik = L x P x w
maka daya dukungnya harus ditambah dengan …….………..….. (3.5)
pondasi dalam (pondasi sumuran, pondasi c. Instalasi Listrik = L x P x w
caisson). Adapun jenis pondasi yang digunakan …………………..….. (3.6)
adalah tergantung dari jenis tanah yang ada di d. Air hujan = t x L x P x w
bawah struktur tersebut. Abutment / pangkal …………..…….. (3.7)
jembatan dapat diasumsikan sebagai dinding Beban pada abutment akibat beban mati
penahan tanah, yang berfungsi menyalurkan tambahan,

Perencanaan Struktur Bawah Jembatan Daerah Perbukitan Kecamatan Semendo Darat Tengah 33
Kabupaten Muara Enim (Hariman Al Faritzie, Bahder Djohan, Muhammad Ali Hastila)
Jurnal Teknik Sipil UNPAL Vol 10, No 1, Mei 2020 ISSN. 2089-2942
E-ISSN. 2686-6676

PMA = 1/2 * WMA (3.8) Gaya rem, HTB = 250


Eksentrisitas beban thd. Fondasi, e = - untuk Lt ≤ 80 m
Bx/2 + b8 + b7/2 (3.9) Gaya rem, HTB = 250 + 2.5*(Lt - 80)
Momen pada fondasi akibat berat sendiris untuk 80 < Lt < 180 m
truktur atas, Gaya rem, HTB = 500
MMA = PMA * e.. (3.9) untuk Lt ≥ 180 m

4. Tekanan Tanah
Tekanan tanah lateral dihitung 8. Pengaruh Temperatur
berdasarkan harga nominal dari berat Untuk memperhitungkan tegangan
tanah (Ws), sudut gesek dalam (ɸ) dan maupun deformasi struktur yang timbul
kohesi (c) dengan : akibat pengaruh temperatur, diambil
Ws' = Ws……………. (3.10) perbedaan temperatur yang besarnya
ɸ' = tan-1 (KɸR * tan ɸ ) setengah dari selisih antara temperature
maksimum dan temperatur minimum rata-
c' = KcR * c rata pada lantai jembatan.
Koefisien tekanan tanah aktif, ΔT = ( Tmax - Tmin ) /2
Dengan :
5. Beban Lajur “D” (TD) Tmax : Temperatur maksimum rata-rata
Beban Kendaraan yang berupa beban Tmin : Temperatur minimum rata-rata
lajur "D" terdiri dari beban terbagi merata
(Uniformly Distributed Load), UDL dan beban 9. Beban angin (EW)
garis (Knife Edge Load), KEL seperti pada Gaya akibat angin yang meniup bidang
gambar 1. UDL mempunyai intensitas q (kPa) samping jembatan dihitung dengan rumus :
yang besarnya tergantung lalu lintas atau seperti TEW1 =
gambar 2 dinyatakan dengan rumus sebagai 0.0006*Cw*(Vw)2*Ab……(3.12)
berikut : Cw = Koefisien seret
q = 8.0 kPa Vw = kecepatan angina rencana (m/det)
q = 8.0 * (0.5 + 15 / L ) kPa Ab = luas bidang samping jembatan (m2)

10. Beban Gempa (EQ)


6. Beban Pedestrian / Pejalan Kaki (TP) a) Beban gempa static ekivalen
Jembatan jalan raya direncanakan mampu Beban gempa rencana dihitung dengan
memikul beban hidup merata pada trotoar yang rumus :
besarnya tergantung pada luas bidang trotoar TEQ = Kh*I*Wt…….. (3.13)
yang didukungnya Dengan, Kh = C*S ….. (3.14)
A = luas bidang trotoar yang dibebani pejalan TEQ = Gaya geser dasar total pada arah yang
kaki (m2) ditinjau (kN)
Beban hidup merata q : Kh = Koefisien beban gempa horisontal
Untuk A ≤ 10 m2 : I = Faktor kepentingan
q = 5 kPa Wt = Berat total jembatan yang berupa berat
Untuk 10 m2 < A ≤ 100 m2: sendiri dan beban
q = 5 - 0.033*(A-10) kPa Mati tambahan = PMS + PMA
Untuk A > 100 m2 : C = Koefisien geser dasar untuk wilayah
q = 2 kPa gempa, waktu getar dan kondisi tanah
S = Faktortipestruktur yang berhubungan
7. Gaya Rem (TB) dengan kapasitas penyerapan energy
Pengaruh pengereman dari lalu-lintas gempa (daktilitas) dari struktur jembatan
diperhitungkan sebagai gaya dalam arah
memanjang, dan dianggap bekerja pada Waktu getar struktur dihitung dengan rumus :
permukaan lantai jembatan. Besarnya T = 2*π*√ [ WTP / (g*KP) ] ……………...…..
gaya rem arah memanjang jembatan (3.15)
tergantung panjang total jembatan (Lt) G = percepatan gravitasi (9.8 m/det2)
sebagai berikut : KP = kekakuan struktur yang merupakan

Perencanaan Struktur Bawah Jembatan Daerah Perbukitan Kecamatan Semendo Darat Tengah 34
Kabupaten Muara Enim (Hariman Al Faritzie, Bahder Djohan, Muhammad Ali Hastila)
Jurnal Teknik Sipil UNPAL Vol 10, No 1, Mei 2020 ISSN. 2089-2942
E-ISSN. 2686-6676

gaya horisontal yang diperlukan untuk 12.2. Stabilitas guling arah y


menimbulkan satu satuan lendutan Letak titik guling A (ujung fondasi) thd.
(kN/m) Pusat fondasi : By / 2
WTP = PMS (str atas) + 1/2*PMS (str bawah) Momen penahan guling,
Mpy = P*(By/2)*(1+k)
Angka aman terhadap guling,
SF = Mpy/My
harus ≥ 2.2
Dimana,
k = persen kelebihan beban yang diijinkan
(%)
Mx = momen penyebab guling arah y

13. Kontrol stabilitas geser


13.1. Stabilitas geser arah x
Gambar 2.5 Hubungan waktu getar struktur Gaya penahan geser,
H = (C*Bx*By+P*tan φ)*(1+k) (3.21)
b) Tekanan tanah dinamis akibat gempa H harus ≥ 1,1
Gaya gempa arah lateral akibat tekanan Dimana,
tanah dinamis dihitung dengan menggunakan k = persen kelebihan beban yang diijinkan
koefisian tekanan tanah dinamis (ΔKaG) sebagai (%)
berikut : Tx = gaya penyebab geser
θ = tan-1 (Kh)
KaG = cos2 (φ' - 13.2. Stabilitas geser arah y
θ)/[cos2θ*{1+√(sinφ'*sin(φ'*sin(ɸ'- Gaya penahan geser,
θ))/cos θ}] H = (C*Bx*By+P*tan φ)*(1+k) ..(3.22)
ΔKaG = KaG – Ka …...….. (3.16) H harus ≥ 1,1
Tekanan tanah dinamis, Dimana,
p = Hw*Ws*ΔKaG..….….. (3.17) k = persen kelebihan beban yang diijinkan
(%)
11. Gesekan pada perletakan (FB) Tx = gaya penyebab geser
Koefisien gesek pada tumpuan yang
berupa elastomer 14. Perhitungan bangunan pelengkap
Reaksi abutment akibat beban tetap, PT = abutment
PMS+PMA .….. (3.18) Selain perhitungan diatas, perlua juga
Gaya gesek pada perletakan, TFB = perhitungan lainnya yaitu :
μ*PT ..…..….. (3.19) a. Dinding penahan (breast wall)
Kontruksi ini harus mampu menerima
12. Kontrol stabilitas guling gaya horizontal akibat tekanan tanah aktif
12.1. Stabilitas guling arah x dan tekanan tanah pasif, gaya gempa,
Angka aman (SF) terhadap guling cukup serta seluruh gaya vertical yang bekerja.
diambil = 2.2 Analisis yang dilakukan yaitu :
Letak titik guling A (ujung fondasi) thd. Pusat 1) Berat sendiri (MS)
fondasi = Bx / 2 2) Tekanan tanah (TA)
Momen penahan guling, Mpx = 3) Beban Gempa
P*(Bx/2)*(1+k).…….. (3.20)
Angka aman terhadap guling, b. Dinding belakang (back wall)
SF = Mpx/Mx Merupakan kontruksi dinding yang
harus ≥ 2.2 berfungsi sebagai pembatas antara gelagar
Dimana, dengan tanah belakang abutment. Selain
k = persen kelebihan beban yang diijinkan itu juga, parapet berfungsi sebagai
(%) penahan gelagar agar tidak bergeser
Mx = momen penyebab guling arah x kearah belakang abutment yang terdiri
dari :

Perencanaan Struktur Bawah Jembatan Daerah Perbukitan Kecamatan Semendo Darat Tengah 35
Kabupaten Muara Enim (Hariman Al Faritzie, Bahder Djohan, Muhammad Ali Hastila)
Jurnal Teknik Sipil UNPAL Vol 10, No 1, Mei 2020 ISSN. 2089-2942
E-ISSN. 2686-6676

1) Backwall atas ..………….. (3.23)


2) Backwall bawah
2. Tekanantanahaktif
c. Konsol pendek untuk jacking (corbel) a. Lapisan 1 (tanah urugan)
Pada saat penggantian bearing pad Tekanan tanah aktif dari lapisan 1 (tanah
(elastomeric), corbel direncanakan mampu urugan) sudah termasuk kedalam gaya-gaya
menahan jacking force yang terdiri dari berat pada dasar pile cap.
sendiri struktur atas, beban mati tambahan dan b. Lapisan 2
beban lalulintas. Koefisien tekanan tanah aktif dihitung
Gaya geser pd Corbel, dengan rumus
Pjack = PMS+PMA+PTD ..….. (3.22)
..………….. (3.24)
d. Dinding sayap (wing wall)
Kontruksi ini berfungsi melindungi Q = ϒ1*h1*Ka + q Ka – 2c Ka .. (3.25)
bagian belakang abutment dari tekanan
tanah yang bekerja 3. Tekanan tanah pasif
Plat wing wall dianalisis sebagai Two Way Slab
mengingat salah satu sisi vertical atau horizontal Lapisan 1 tidak memberikan sumbangan
terjepit pada abutment, sehingga terjadi momen terhadap tekanan tanah pasif
pada jepitan yaitu Mx dan My.
Mx = 1/2* Mjepit arah x Koefisien tekanan tanah pasif dalam keadaan
My = 1/2* Mjepit arah y diam untuk lapisan 2 dihitung sebagai Ko = 1 –
sin ɸ
15. Penulangan Abutment Tekanan tanah pasif keadaan diam pada lapisan
Penulangan abutment menurut SNI T-12- 2
2004, yaitu q = 2c Ko ………….. (3.26)
a. Penulangan badan abutment
Beban yang digunakan dalam penulangan 4. Gaya-gaya bekerja
badan abutment diambil dari kombinasi Gaya-gaya yang bekerja pada pondasi
pembebanan yang menghasilkan beban dan sumuran ditampilkan dalam bentuk table
momen terbesar. sehingga didapat total gaya vertical, gaya
b. Penulangan kepala abutment horizontal aktif&pasif dan momen.
c. Penulangan Poer
5. Kestabilan terhadap guling
Perencanaan Pondasi Sumuran Kestabilan pondasi sumuran terhadap
Pondasi sumuran adalah pondasi yang kemungkinan terguling dihitung dengan
dibangun dengan menggali cerobong tanah persamaan berikut :
berpenampang lingkaran dan dicor dengan beton
atau campuran batu dan mortar.
SFguling = ..…………….. (3.27)
Pondasi sumuran merupakan pondasi
peralihan antara pondasi dangkal dan pondasi Nilai minimum dari angka keamanan terhadap
tiang, digunakan bila tanah dasar yang kuat guling yang lazim digunakan dalam perencanaan
terletak pada kedalaman yang relative dalam, adalah 2.20.
dimana pondasi sumuran nilai kedalaman (Df)
dibagi lebar (B) lebih kecil atau sama dengan 4, 6. Kestabilan terhadap geser
sedangkan pondasi dangkal Df/B ≤ 1. Ketahanan struktur terhadap
Analisis pondasi sumuran yang akan di hitung kemungkinan struktur bergeser dimana
meliputi : nilai ɸ2 biasanya diambil sama dengan ɸ
tanah untuk beton pondasi yang di cor di
1. Berat sendiri pondasi sumuran tempat dan 2/3 dari nilai ɸ tanah untuk
Berat sendiri pondasi sumuran dihitung pondasi beton pracetak dengan
sebagai berikut permukaan halus. Sedangkan nilai c2

Perencanaan Struktur Bawah Jembatan Daerah Perbukitan Kecamatan Semendo Darat Tengah 36
Kabupaten Muara Enim (Hariman Al Faritzie, Bahder Djohan, Muhammad Ali Hastila)
Jurnal Teknik Sipil UNPAL Vol 10, No 1, Mei 2020 ISSN. 2089-2942
E-ISSN. 2686-6676

biasanya diambil 0.4 dari nilai kohesi c Pengukuran Topografi bertujuan untuk
tanah. mengetahui beda tinggi permukaan tanah
sehingga dapat menentukan bentang dan posisi
SFgeser= ... (3.28) jembatan. Peralatan yang digunakan antara lain
peta rencana trase jalan diatas peta topografi
skala 1 : 50.000 atau skala 1 : 25.000, GPS
Nilai minimum dari Angka Keamanan terhadap navigasi, heling meter / clino meters, kompas,
geser yang lazim digunakan dalam perencanaan formulir survey dan calculator, GPS navigasi
adalah 2.20 dan kompas.
Pengujian Sondir atau cone penetration test
7. Tegangan pada tanah dasar (CPT) merupakan salah satu pengujian lapangan
Teori yang berkaitan dengan perhitungan yang bertujuan untuk mengetahui profil atau
daya dukung pondasi dapat diambil dari metode pelapisan (stratifikasi) tanah dan daya
Meyerhf. Untuk memudahkan analisis, bentuk dukungnya.
sumuran berupa lingkaran dengan diameter D
dapat di ekivalensikan menjadi bentuk empat Pengujian Bor Tangan (Hand Boring)
persegi dengan dimensi B x B. Besarnya nilai B Pengambilan contoh tanah bertujuan untuk
dihitung sebagai berikut: penyelidikan laboratorium. Pengambilan contoh
tanah dikerjakan dengan cara contoh tanah tidak
√ ..………….. (3.29) terganggu (Undisturbed sample) dengan jumlah
yang disesuaikan dengan kebutuhan.

Hal pertama yang perlu diperiksa adalah HASIL DAN PEMBAHASAN


eksentrisitas dari gaya-gaya ke pondasi dengan Hasil Uji Sondir (Cone Penetration Test)
menggunakan persamaan berikut Data yang digunakan untuk menganalisis daya
dukung tanah dibawah abutment 02 yaitu data
..…………….. (3.30) hasil uji sondir 1. Hali ini disebabkan letak

Tegangan kontak ketanah dasar dihitung dengan abudment yang akan dibangun terletak disekitar
persamaan berikut: titik uji Sondir 1. Berikut hasil uji penyelidikan
tanah pada titik S1 untuk uji sondir daya dukung
∑ hasil uji sondir memiliki nilai sebesar 2500 Kn
( )..…….. (3.31) pada kedalaman 5 meter, dibawah ini
merupakan table pembacaan manometer pada uji
Jika nilai eksentrisitas beban eks> B/6 maka sondir.
tegangan kontak minimum q min akan lebih
kecil dari 0. Hasil Uji Hand Boring
Pengujian hand boring dalam pengambilan
METODOLOGI PENELITIAN contoh tanah tidak terganggu (undisturbed
Pengumpulan Data sample) pada titik HB 01, setelah dilakukan uji
Metode Pengumpulan data yang dilakukan laboratorium didapatkan :
adalah sebagai berikut :
Data primer yaitu data yang dibuat oleh Dari data diatas digunakan dalam perhitungan
peneliti untuk maksud khusus menyelesaikan tekanan tanah (lampiran 1.1 – 8).
permasalahan yang sedang ditanganinya. Data Tekanan tanah lateral dihitung berdasarkan
dikumpulkan sendiri oleh peneliti langsung dari harga nominal dari berat tanah (Ws), sudut
sumber pertama atau tempat objek penelitian gesek dalam (ɸ) dan kohesi (c) dengan :
dilakukan. ɸ' = tan-1 (KɸR * tan ɸ )
Data sekunder yaitu data yang telah = 0.3203 rad = 18.3491°
dikumpulkan untuk maksud selain Ka = tan2 ( 45˚ - ɸ'/2 )
menyelesaikan masalah yang sedang dihadapi. = 0.5211
Data ini dapat ditemukan dengan cepat. Dalam Maka didapatkan Momen Tekanan Tanah
penelitian ini yang menjadi sumber data sebesar 31129.78 kNm
sekunder adalah literatur, artikel, jurnal

Perencanaan Struktur Bawah Jembatan Daerah Perbukitan Kecamatan Semendo Darat Tengah 37
Kabupaten Muara Enim (Hariman Al Faritzie, Bahder Djohan, Muhammad Ali Hastila)
Jurnal Teknik Sipil UNPAL Vol 10, No 1, Mei 2020 ISSN. 2089-2942
E-ISSN. 2686-6676

Pengukuran Topografi Standar Pembebanan Jembatan.


Dari peta topografi diatas didapatkan
kemiringan permukaan eksisting yang cukup Data Struktur Atas
dalam maka dapat ditentukan tinggi abudment Data struktur atas terdiri dari struktur
sesuai dengan standar kemiringan yang rangka baja jembatan, lebar jembatan, tebal
ditentukan sebesar maksimal 8 %, sehingga lantai jembatan, panjang bentang jembatan dan
didapat ketinggian abudment I sebesar 12,2 m lain-lain, table berikut merupakan data struktur
dan abudment II sebesar 13,4 m. atas jembatan :
Didapatkan untuk Berat sendiri (Ms)
Beban gempa struktur atas sebesar 3375.258 Kn.

Berdasarkan peta gempa puslitbang Jalan dan Perhitungan Design Abudment I


Jembatan Pekerjaan Umum, lokasi penelitian di Dari hasil perhitungan diatas didapatkan
desa Batu Surau kecamatan Semendo Darat data dimensi abutment I yaitu tinggi 12.2 meter,
Tengah dengan koordinat Latitude -4.138° dan panjang 11.3 meter dan lebar 10 meter, dimensi
Longitude 103.59° memiliki respons spectra tersebut telah memenuhi control stabilitas guling
percepatan pada 0.2 detik, SS = 0,579g dan arah X = 4.42 dan arah Y = 5,34 (lampiran 1.1 -
respons spectra percepatan pada 1 detik, S1 = 23), hasil perhitungan tersebut dianggap aman
0.321g. Jenis tanah termasuk tanah Batuan. karena lebih besar dari Safety Factor (SF) yaitu>
Kelas situs adalah SB (Batuan) dengan koefisien 2,2. Sedangkan untuk perhitungan control
geser dasar (C) = 0.269 termasuk di wilayah stabilitas geser arah X = 1.38 dan arah Y = 2,13,
gempa 5 hasil tersebut juga aman terhadap Safety Factor
(SF) yaitu>1,1 (lampiran 1.1 - 24)
Dari perhitungan control tersebut menjelaskan
Dari data gempa tersebut untuk melengkapi bahwa selisih angka control stabilitas guling
perhitungan beban gempa (lampiran 1.1 – 15) . terlalu besar terhadap factor aman> 2.2 namun
Maka didapatkan perhitungan beban gempa diperhitungan control terhadap geser terutama
static ekivalen arah X sudah sangat kritis terhadap factor aman
sebesar 1.1
Beban gempa rencana dihitung:
TEQ = Kh*I*Wt= 0.245 * Wt Perhitungan Design Abudment II
Waktu getar struktur dihitung: Dari hasil perhitungan didapatkan data
T = 2*π*√ dimensi abutment II yaitu tinggi 13.4 meter,
= 0.11 detik panjang 12.5 meter dan lebar 10 meter, dimensi
tersebut telah memenuhi control stabilitas guling
Tekanan tanah dinamis akibat gempa arah X = 4.23 dan arah Y = 4,93 (lampiran 1.2 -
θ = tan-1 (Kh) = 0.24027 23), hasil perhitungan tersebut dianggap aman
KaG = karena lebih besar dari Safety Factor (SF) yaitu>
cos2(φ'θ)/[cos2θ*{1+ 2,2. Sedangkan untuk perhitungan control
stabilitas geser arah X = 1.40 dan arah Y = 2,09,
√ φ φ ɸ θ θ = 0.888
hasil tersebut juga aman terhadap Safety Factor
ΔKaG = KaG – Ka
(SF) yaitu>1,1
= 0.888 - 0.52
Dari perhitungan control tersebut
= 0.367
menjelaskan bahwa selisih angka control
Koefisien tekanan tanah dinamis didapat 0.367
stabilitas guling terlalu besar terhadap factor
aman> 2.2 namun diperhitungan control
maka, gaya gempa arah lateral tekanan tanah
terhadap geser terutama arah X sudah sangat
dinamis adalah
kritis terhadap factor aman sebesar 1.1
MEQ = TEQ*YEQ = 38161.67kNm
Perhitungan Pondasi Sumuran
Analisis Beban Abudment
Menurut Standard Perencanaan Pondasi
Setelah nilai daya dukung tanah didapat
Jembatan Departemen Pekerjaan Umum 2007,
pembebanan struktur atas jembatan dihitung
pondasi sumuran direncanakan digunakan untuk
berdasarkan peraturan RSNI T-02-2005 tentang
menahan gaya-gaya yang bekerja pada dasar

Perencanaan Struktur Bawah Jembatan Daerah Perbukitan Kecamatan Semendo Darat Tengah 38
Kabupaten Muara Enim (Hariman Al Faritzie, Bahder Djohan, Muhammad Ali Hastila)
Jurnal Teknik Sipil UNPAL Vol 10, No 1, Mei 2020 ISSN. 2089-2942
E-ISSN. 2686-6676

pile cap sebuah abutment jembatan. Perhitungan timbunan tanah oprit yang tinggi mencapai 12.2
perencanaan pondasi sumuran pada masing- meter.
masing abutment diuraikan sebagai berikut :
Desain Pondasi Sumuran pada Abutment II
Desain Pondasi Sumuran pada Abutment I Kestabilan pondasi sumuran terhadap
Kestabilan pondasi sumuran terhadap kemungkinan terguling dihitung dengan
kemungkinan terguling dihitung dengan persamaan berikut :
persamaan berikut :

SFguling = ∑

SFguling = ∑

Kohesi tanah yang diperhitungkan disini adalah


Kohesi tanah yang diperhitungkan disini adalah kohsei tanah tepat dibawah tapak sumuran, jadi
kohsei tanah tepat dibawah tapak sumuran, jadi C = 12.26 kN/m2
C = 12.26 kN/m2 C2 = 0.4 x 12.26
C2 = 0.4 x 12.26
Luas total pondasi sumuran = 2.0.25.π.3.22 =
Luas total pondasi sumuran = 2.0.25.π.3.0 = 2
16.091 m2
14.143 m2 ∑
SFgeser= =

SFgeser =
= = 17.680
= 17.714
Untuk memudahkan analisis, bentuk sumuran
Untuk memudahkan analisis, bentuk sumuran berupa lingkaran dengan diameter D dapat di
berupa lingkaran dengan diameter D dapat di ekivalensikan menjadi bentuk empat persegi
ekivalensikan menjadi bentuk empat persegi dengan dimensi BxB. Besarnya nilai B dihitung
dengan dimensi BxB. Besarnya nilai B dihitung sebagai berikut.
sebagai berikut. B=√ π = 2.836 m

B=√ π = 2.659 m eks =


=
eks = ∑
8.987 m
=

7.715 m Tegangan kontak pada tanah dasar dihitung
dengan persamaan :
Tegangan kontak pada tanah dasar dihitung ∑
dengan persamaan : ( )
∑ Untuk 1pondasi sumuran nilai
( )
Untuk 1 pondasi suimuran nilai ∑

V=
V=
Dari perhitungan diatas dengan menggunakan 2
Dari perhitungan diatas dengan menggunakan 2 buah pondasi sumuran dengan diameter 3,2
buah pondasi sumuran dengan diameter 3 meter meter lebih besar dibandingkan pondasi
dan tinggi 3.5 meter dengan daya dukung tanah sumuran I dan tinggi 3.5 meter dengan daya
2500 kN dapat menahan beban sendiri dan gaya dukung tanah 2500 kN dapat menahan beban
diatasnya dengan factor aman geser yang cukup sendiri dan gaya diatasnya dengan factor aman
besar = 17.714 namun factor aman gaya guling geser yang cukup besar = 17.680 namun factor
hanya sebesar 2.23, hal ini disebabkan beban aman gaya guling hanya sebesar 2.24, hal ini
gaya terhadap guling cukup besar seperti disebabkan beban gaya terhadap guling cukup

Perencanaan Struktur Bawah Jembatan Daerah Perbukitan Kecamatan Semendo Darat Tengah 39
Kabupaten Muara Enim (Hariman Al Faritzie, Bahder Djohan, Muhammad Ali Hastila)
Jurnal Teknik Sipil UNPAL Vol 10, No 1, Mei 2020 ISSN. 2089-2942
E-ISSN. 2686-6676

besar seperti timbunan tanah oprit yang tinggi 02-2005. Standar Pembebanan untuk
mencapai 13.4 meter. Jembatan. Badan Standardisasi Nasional.
[10] Standar Nasional Indonesia 2008. SNI
KESIMPULAN 2883:2008. Standar Perencanaan
Kesimpulan yang dapat diambil dari Ketahanan Gempa untuk Jembatan. Badan
hasil analisis dan perhitungan yang telah Standardisasi Nasional.
dilakukan pada penelitian ini antara lain : [11] Virgo EP. 2013. Kajian Pemilihan Pondasi
Pada Penelitian ini didapatkan hasil Sumuran sebagai Alternatif Perancangan
dimensi abudment sesuai dengan pengukuran Pondasi. Tidak Diterbitkan. Fakutas Teknik
topografi dan beban data struktur atas maka Sipil.Universitas Simalungun: Pematang
didapatkan dimensi abudment I dengan tinggi Siantar.
12,2 meter, panjang 10 meter dan lebar 11,3 [11] Zulkifli F. 2014. Analisis Struktur Pondasi
meter sedangkan abudment II dengan tinggi dan Abutment Jembatan pada Proyek Jalan
13,4 meter, panjang 10 meter dan lebar 12,5 Tol Cimanggis-Cibitung. Tidak Diterbitkan.
meter. Fakutas Teknologi Pertanian. Institut
Pada Penelitian ini didapatkan hasil Pertanian Bogor : Bogor
dimensi pondasi sumuran sesuai dengan hasil uji
sondir dengan daya dukung 2500 Kn di
kedalaman 5 meter dan hand boring dengan
berat jenis tanah 1,441 Gr/cm3, sudut geser
15,87° dan Kohesi sebesar 0,125 Kg/cm2 maka
didapatkan dimensi pondasi sumuran I dengan
tinggi 3,5 meter dan lebar 3,0 meter dengan
jumlah pondasi 2 buah sedangkan dimensi
pondasi sumuran I dengan tinggi 3,5 meter dan
lebar 3,2 meter dengan jumlah pondasi 2 buah.

DAFTAR PUSTAKA
[1] Aji S, Tri KH. 2017. Perancangan
Bangunan Sipil Jembatan Sigandul II.
Laporan Tugas. Tidak Diterbitkan. Fakultas
Teknik. Universitas Diponegoro: Semarang
[2] Departemen Pekerjaan Umum, 1987.
Pedoman Perencanaan Pembebanan
Jembatan Jalan Raya.
[3] Departemen Pekerjaan Umum 1992. Bridge
Management System.
[4] Departemen Pekerjaan Umum 2007.
Manual Petunjuk Teknis Pengujian Tanah.
[5] Departemen Pekerjaan Umum 2007.
Perencanaan Pondasi Jembatan.
[6] Hiram MD. 2008. Perencanaan Jembatan
Rangka Baja Sungai Ampel Kebupaten
Pekalongan. Tugas Akhir. Tidak
Diterbitkan. Fakultas Teknik Sipil.
Universitas Katolik Soegijapranata:
Semarang
[7] Iman S. 1979. Jembatan Baja. Idea
Dharma: Bandung
[8] Standar Nasional Indonesia 2004. SNI T-
12-2004. Perencanaan Struktur Beton
untuk Jembatan. Badan Standardisasi
Nasional.
[9] Standar Nasional Indonesia 2005. RSNI T-
Perencanaan Struktur Bawah Jembatan Daerah Perbukitan Kecamatan Semendo Darat Tengah 40
Kabupaten Muara Enim (Hariman Al Faritzie, Bahder Djohan, Muhammad Ali Hastila)

Anda mungkin juga menyukai