Oleh:
Rizqi Fajar Nugroho
A010320056
Jembatan memiliki bagian-bagian struktur utama yang penting, tapi kali ini
untuk bagian yang terpenting yaitu pada pilar jembatan karena berfungsi untuk
memikul seluruh beban pada ujung-ujung bentang dan gaya-gaya yang lainnya
serta meneruskannya ke pondasi dan pilar pada jembatan sulawesi 2 ini memakai
mutu beton f’c 30 MPa. Bangunan atas jembatan berfungsi untuk menampung
beban yang ditimbulkan oleh lalu lintas orang dan kendaraan dan juga yang lain
kemudian menyalurkannya ke bangunan bawah. Bangunan bawah jembatan terdiri
dari abutment, pilar, pile cap, tiang pancang spun pile diameter 500 mm.
Bangunan 2 bawah berfungsi untuk memikul/ menerima beban-beban yang
diberikan bangunan atas kemudian menyalurkannya ke pondasi. Berdasarkan dari
latar belakang diatas maka judul yang diangkat adalah “Perhitungan Struktur Pilar
Jembatan Pada Proyek Penggantian Jembatan Sulawesi 2 Kota Banjarmasin”.
1.2. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang akan dibahas pada tugas akhir ini adalah :
1. Berapa besar pembebanan pada pilar ?
2. Berapa besar distribusi beban pilar ke tiang pancang ?
1.3. Tujuan
Adapun tujuan yang akan dicapai dari penulisan tugas akhir ini adalah :
1. Mendapatkan nilai pembebanan pada pilar.
2. Mendapatkan besar nilai distribusi beban pilar ke tiang pancang.
1.4. Manfaat
Adapun manfaat yang diperoleh dari penulisan tugas akhir ini adalah :
1. Dapat mengevaluasi antara perhitungan actual oleh desain perencana atau
pelaksana pada proyek Penggantian Jembatan Sulawesi 2.
2. Dapat memahami perhitungan pembebanan pada pilar.
Bila lebar jembatan kurang lebar untuk menampung jumlah jalur yang
diperlukan oleh lalu lintas. Dalam hal jembatan akan menjadi penngontrol volume
dan berat lalu lintas yang dapat dilayani oleh sistem transportasi. Oleh karena itu
jembatan dapat dikatakan mempunyai fungsi keseimbangan (Balancing) dari
sistem transportasi.
Keterangan :
q = intensitas beban terbagi rata (BTR) dalam arah memanjang jembatan
L = panjang total jembatan yang dibebani (meter)
Keterangan :
VDZ = Kecepatan angin rencana pada elevasi rencana, Z (km/jam)
V10 = Kecepatan angin pada elevasi 10000 mm di atas permukaan
tanah atau di atas permukaan air rencana (km/jam)
VB = Kecepatan angin rencana yaitu 90 hingga 126 km/jam pada
elevasi 1000 mm, yang akan menghasilkan tekanan
Z = Elevasi struktur diukur dari permukaan tanah atau dari
permukaan air dimana beban angin dihitung (Z > 10000 mm)
V0 = Kecepatan gesekan angin, yang merupakan karakteristik
meteorologi
Z0 = Panjang gesekan di hulu jembatan, yang merupakan karakteristik
meteorologi, ditentukan pada Tabel 28 (mm)
Nilai V10 bisa didapat dari hasil grafik kecepatan angin dasar untuk
berbagai periode ulang, survei angin pada lokasi jembatan, dan jika tidak
ada data yang lebih baik, perencana dapat mengasumsi bahwa V10 = VB = 90
s/d 126 km/jam.
Tabel 2.3 Nilai V0 dan Z0 untuk Berbagai Variasi Kondisi Permukaan Hulu
PD = PB ( )………………………………....................………(2.4)
Keterangan :
PB = Tekanan angin dasar
Gaya total beban angin tidak boleh diambil kurang dari 4,4 kN/mm
pada bidang tekan dan 2,2 kN/mm pada bidang hisap pada struktur rangka
dan pelengkung, serta tidak kurang dari 4,4 kN/mm pada balok atau gelagar.
3.2.1 Mulai
Proses penulisan Tugas Akhir ini dimulai dari menentukan tema atau
judul yang akan diangkat dan dapat diterima oleh panitia Tugas Akhir.
2) Data Sekunder
Data Sekunder adalah data yang diperoleh berupa informasi
tertulis atau data pendukung yang didapatkan dari pihak kontraktor.
Data sekunder yang didapatkan sebagai berikut :
a. Gambar kerja
3.2.5 Kesimpulan
Proses terakhir dari penelitian ini adalah menyimpulkan Tugas Akhir
dan dijelaskan secara singkat mengenai hasil-hasil penelitian yang telah
dilaksanakan dan memberikan saran atau rekomendasi dari sebuah penulis
terkait topik yang dibahas.
Mulai
Tidak
Studi Pustaka
PPengumpulan
Data
Ya
Data Sekunder :
Gambar kerja proyek
Selesai
Gambar 3.4 Diagram Alir Perhitungan Struktur Pilar Jembatan Pada Proyek
Penggantian Jembatan Sulawesi 2 Kota Banjarmasin
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Data Umum
4.1.1. Data Jembatan
Tipe Jembatan = Jembatan Girder Beton
Panjang Jembatan = 64,72 m
Lebar Jembatan = 7,7 m
Lebar Lalu Lintas =6m
Jumlah Gelagar = 5 buah
Dari Perhitungan diatas didapat gaya beban sendiri bangunan atas adalah :
PMTBA =
= 12,8 ton
Lebar Tinggi Panjang Volume Berat jenis Berat Titik berat Momen dititik 0 Jarak ke
No Momen
(m) (m) (m) (m3) (ton/m3) (ton) x y Mx My Cl
1 0,30 0,83 8,00 1,98 2,4 4,75 1,45 3,94 6,89 18,73 0,65 3,09
2 0,90 1,13 8,00 8,14 2,4 19,53 1,15 2,97 22,46 57,90 0,95 18,55
3 2,50 1,40 8,00 28,00 2,4 67,20 1,95 1,70 131,04 114,24 0,15 10,08
4 4,20 1,00 8,00 33,60 2,4 80,64 2,10 0,50 169,34 40,32 0 0
Xpilar = = = 1,92 m
Ypilar = = = 1,34 m
P2 = 22,5 ton
P1 = 5 ton P3 = 22,5 ton
A B
RA RB
A A
21m 5m 4m
c. Gaya Rem
Berdasarkan SNI 1725:2016, gaya rem harus diambil dari yang
terbesar 25% dari berat gandar truk desain dan 5% dari berat truk
rencana ditambah beban lajur terbagi rata BTR.
Gaya rem truk rencana :
PTB = 5% × (Berat Truk Rencana + Beban Lajur “D”)
= 5% × (50 + 41,966)
= 4,598 ton
Gaya rem gandar truk desain :
PTB = 25% × Berat Gandar Truk Desain
= 25% × 22,5
= 5,625 ton
Dari perhitungan diatas, diambil gaya rem yang terbesar yaitu
5,625 ton.
Maka berat momen akibat gaya rem :
MTB = (Tinggi pilar + 1,8) × PTB
= (4,4 + 1,8) × 5,625
= 34,875 ton/m
= 0,0024 MPa
Panjang bentang = 30 m
Tinggi struktur atas=
Lebar koefisien = T. struktur atas × (0,5 × P. Bentang)
= × (0,5 × 30)
= m2
b.
4.3.