Anda di halaman 1dari 14

UJIAN TENGAH SEMESTER

PRODI PTB - JPTS FPTK - UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

Mata kuliah : Teknik Jembatan

Waktu : takehome (kumpul Selasa tgl 09 November 2021)

Sifat : Open book

Dosen : Dr. Sudjani, M.Pd./ Amar Mufhidin, S.Pd., M.T.

Nama : Fanissa Putri

NIM : 1902102

Prodi : Pendidikan Teknik Bangunan – A

1. Jelaskan keterkaitan antara jalan, jembatan, dan sistem transportasi


yang saudara ketahui?
Jawab :

Yang saya ketahui mengenai keterkaitan antara jalan, jembatan, dan sistem
transportasi yaitu bahwa jembatan, merupakan bagian dari jalan. Konstruksi
jembatan adalah suatu konstruksi bangunan pelengkap sarana trasportasi jalan
yang menghubungkan suatu tempat ke tempat yang lainnya, yang dapat dilintasi
oleh sesuatu benda bergerak.
Jalan sendiri, merupakan prasarana transportasi darat sehingga jika tidak ada
jalan, sistem transportasi tidak akan berjalan dengan baik. Kontruksi jembatan juga
misalnya yaitu suatu lintas yang terputus akibat suatu rintangan atau sebab
lainnya, caranya dengan melompati rintangan tersebut apabila jembatan terputus
maka lalu lintas akan terhenti.
2. Kenapa kita perlu mengetahui klasifikasi jembatan dan disain
konseptual jembatan? Jelaskan!
Jawab :

Karena kita perlu mengetahuinya agar dapat menentukan jenis jembatan mana
yang sesuai dengan keadaan lokasi saat kita merencanakan atau mendesain sebuah
jembatan.

3. Jelaskan proses praperencanaan hingga menjadi perencanaan akhir


jembatan mulai data pendahuluan sampai desain akhir?
Jawab :

Maksud perencanaan itu untuk menentukan fungsi struktur secara tepat,


efisien, dan bentuk yang sesuai dengan lingkungan atau mempunyai nilai estetika
atau bentuk sesuai keinginan pemilik proyek.

Proses Pra-Perencanaan

a. Data pendahuluan (Prelimanary Data)


Pada umumnya data pendahuluan ini terdiri dari data-data terdahulu dan
data-data visual, meliputi:
1) Kondisi Banjir
2) Gejala erosi dan perpindahan aliran sungai
3) Saran relokasi jembatan
4) Kondisi Trafik
5) Kemampuan pengadaan material
6) Kemampuan teknis dan pelaksanaan
7) Kondisi jembatan yang ada
8) Seketsa penampang kali ( sungai) atau jembatan
9) Data – data teknis lainnya yang perlu
b. Berencanaan Pendahuluan (Prelimanary design)
Bila data pendahuluan sudah terkumpul, maka dapat dilakukan
pembahasan perencanaan (design Inxestigation) pembahasan berupa
ketentuan-ketentuan secara pendekatan terhadap:
1) Lokasi Jembatan
2) Statiska konstruksi dan dimensi pendahuluan
3) Material yang digunakan
4) Lokasi bangunan bawah
5) Macam dan bentuk pondasi
6) Taksiran biaya
c. Data Akhir (Final Data)
Data akhir diperlukan untuk melengkapi perencanaan menjadi akhir
perencanaan untuk pelaksanaan dan akhir, dasar penyeledikan yang diambil,
diperoleh dari perencanaan pendahuluan misalnya pada perencanaan
pendahuluan direncanakan sistem pondasi penyelidikan tanah (soil
Investigation) dilakukan pada tempat pondasi tersebut. Pada umumnya data
akhir terdiri dari hal-hal sebagai berikut:
1) Pengukuran topografi: situasi, penampang, garis ketinggian dan lain-
lain.
2) Penyelidikan geoteknik: sondir dan lain-lain
3) Penyelidikan air: Hidrolika, hidrologis dan lain-lain
4) Penyelidikan batuan: penentuan daerah stabil penentuan arah retak dari
batuan dan lain-lain
5) Foto udara: hanya diperlukan umumnya lokasi proyek cukup besar.
d. Perencanaan Akhir (Final Design)
Perencanaan akhir dihasilkan dari perencanaan pendahuluan dan data
akhir, serta mencakup seluruh bagian perencanaan sampai kepada detail-
detailnya, Bagian-bagian utama yang harus dicakup yaitu pada :
1) Bangunan Atas
2) Landasan
3) Bangunan Bawah
4) Pondasi
5) Bangunan Pengaman
6) Jalan Penghubung / Oprit

4. Jelaskan sistem pembebanan yang harus diperhitungkan dalam


perencanaan suatu jembatan?
Jawab :

Sistem pembebanan yang harus diperhitungkan untuk perencanaan suatu


jembatan yaitu :
a. Beban Primer
Beban primer adalah beban atau muatan yang merupakan muatan
utama dalam perhitungan tegangan pada setiap perencanaan jembatan. Yang
termasuk muatan primer antara lain :
- Beban Mati
Beban yang berasal dari berat sendiri jembatan atau bagian jembatan yang
ditinjau, termasuk segala unsur tambahan yang dianggap merupakan satu
kesatuan tetap dengannya.
- Beban Mati Tambahan
Berat semua elemen tidak struktural yang dapat bervariasi selama umur.
- Susut dan Rangkak
Susut dan rangkak menyebabkan momen, geser, dan reaksi ke dalam
komponen tertahan.
- Tekanan Tanah
Terdiri dari perhitungan tekanan tanah aktif dan pasif.
- Beban Lalu Lintas
Terdiri dari beban kendaraan rencana. Adapun beban kendaraan rencana
terdiri dari Beban Lajur D, Beban T, Beban Kejut, Gaya Rem, dan Beban
Pejalan Kaki.

b. Beban Sekunder
- Beban Angin
Pengaruh beban angin yang ditetapkan sebesar 150 kg/m2 dalam arah
horizontal terbagi rata pada bidang vertikal setinggi 2 meter menerus di
atas lantai kendaraan dan tegak lurus sumbu memanjang seperti tercantum
dalam Pedoman Perencanaan Pembebanan Jembatan Jalan Raya pasal 2
(1) hal 13.
- Gaya Akibat Perbedaan Suhu
Peninjauan diadakan terhadap timbulnya tegangan-tegangan structural
karena adanya perubahan bentuk akibat perbedaan suhu antara bagian-
bagian jembatan baik yang menggunakan bahan yang sama maupun
dengan bahan yang berbeda. Tercantum dalam PPPJJR pasal 2 (2) tabel II
hal 14.
- Gaya Aliran Sungai
Gaya aliran sungai tergantung pada kecepatan rencana aliran sungai pada
butir yang ditinjau.
- Hanyutan
Gaya aliran sungai dinaikkan bila hanyutan dapat terkumpul pada struktur
kecuali tersedia keterangan lebih tepat.
- Gaya Apung
Pengaruh gaya apung harus termasuk pada gaya aliran sungai kecuali
diadakan ventilasi udara.

c. Beban Khusus
Beban khusus adalah muatan yang merupakan beban-beban khusus
untuk perhitungan tegangan pada perencanaan jembatan. Beban khusus yang
termuat dalam Pedoman Perencanaan Pembebanan Jembatan Jalan Raya
(PPPJJR) pasal 3 hal.16 berupa :
- Gaya Sentrifugal
- Gaya Tumbuk
- Gaya pada Saat Pelaksanaan
- Gaya Aibat Air dan Tumbukan Benda Benda Hanyutan
- Gaya Gempa

d. Kombinasi Pembebanan
Konstruksi jembatan beserta bagian–bagiannya harus ditinjau terhadap
kombinasi pembebanan dan gaya yang mungkin bekerja. Tegangan yang
digunakan dalam pemeriksaan kekuatan konstruksi yang bersangkutan
dinaikkan terhadap tegangan yang diijinkan sesuai keadaan elastis.

5. Apa perbedaan antara beban lajur D dan beban T?


Jawab :

Perbedaan Beban
No Lajur “D” No Lajur “T”
Pembebanan Lajur “D”
Ditempatkan melintang pada Pembebanan truk “T” adalah
1. 1.
lebar penuh dari jalan berat kendaraan.
kendaraan jembatan.
Menghasilkan pengaruh pada Berat tunggal truk dengan
jembatan yang ekivalen tiga gandar yang ditempat
2. 2.
dengan rangkaian kendaraan dalam kedudukan sembarang
sebenarnya. pada lajur lalu lintas rencana.
Tiap gandar terdiri dari dua
Jumlah total pembebanan
pembebanan bidang kontak
lajur “D” yang ditempatkan
3. 3. yang dimaksudkan agar
tergantung pada lebar jalan
mewakili pengaruh moda
kendaraan jembatan.
kendaraan berat.
Umumnya, pembebanan “D”
Hanya satu truk “T” boleh
akan menentukan untuk
4. 4. ditempatkan perlajur lalu
bentang sedang sampai
lintas rencana.
panjang
Umumnya, pembebanan “T”
akan menentukan untuk
5. bentang pendek dan sistem
lantai.

6. Rencanakan dimensi dan penulangan (tiang sandaran, plat trotoar, plat


lantai, gelagar beton monolit, gelagar beton komposit) serta gambar
lengkap penulangannya, Diketahui data teknis jembatan sbb.:
Diketahui data teknis jembatan sebagai berikut :
 Jumlah Jalur : 2 jalur
 Lebar jalur : 2 x 3,5 meter
 Trotoar kiri dan kanan : 1 meter
 Tinggi tiang sandaran : 1 meter
 Pipa tiang sandaran : 3’’ = 76,3 mm
 Lebar Trotoir : 100 cm
 Tebal Trotoir : 20 cm
 Tebal Lap Perkerasan : 5 cm
 Tebal Beton Tumbuk : 20 cm
 Mutu Beton : 25 Mpa
 Mutu Baja : 400 Mpa

Jawab :
“PLAT TROTOAR”.

Gambar Tampak Depan Trotoar


a. Pembebanan Trotoar
1) Beban Mati
- Berat sendiri = 0,10 x 1 x 2,4
= 0,24 t/m
- Berat spesi = 0,05 x 1 x 2,0
= 0,10 t/m
- Berat air hujan = 0,03 x 1 x 1,0
= 0,03 t/m

Qdl (Berat sendiri+spesi+air hujan) = 0,37 t/m

2) Beban Hidup

Menurut PPPJJR Bab III pasal 1.2.5.a. halaman 10 disyaratkan


bahwa konstruksi trotoar harus diperhitungkan terhadap beban hidup
sebesar 500 kg/m2

qll = 500 . 1

= 500 kg/m

= 0,50 t/m

qu = 1,2 qdl + 1,6 qll

= 1,2 . 0,37 + 1,6 . 0,5

= 1,244 t/m

Menurut PBI pasal 13.1.3.a halaman 192

Bentang teoritis(lt) = 1 - 0,4 + 0,05


= 0,65 m
Mu lapangan = 1/8 quLt²

= 1/8 . 1,244 . 0,65²

= 0,0656988 tm

= 65,6988.104 Nmm
Mu tumpuan = 1/3 Mu lapangan (PBI pasal 13.1.3.a halaman
192)
= 1/3. 65,6988.104 Nmm

= 21,8996.104 Nmm

b. Penulangan Trotoar
f’c = 25 MPa. (β1 = 0,85 untuk f’c < 30 Mpa) fy = 400 MPa
h = 100 mm d = 80 mm
b = 1000 mm d’ = 20 mm
ρmin = 1,4/fy

= 1,4/400

= 0,0035
Ρb = 0,85. β1. f’c / fy x 600/600+fy
= 0,85 x 0,85 x 25 / 400 . (600/600+400)

= 0,0271

ρmax = 0,75 x ρb

= 0,75 x 0,0271

= 0,0203
c. Tulangan Lapangan
Tulangan utama

Mu = 65,6988 . 10’4 Nmm


Mn = Mu / Ø

= 65,6988 . 10’4 / 0,8

= 82,1235 . 10’4 Nmm


Rn = Mn/b.d²

= 82,1235 . 10’4 / 1000 .


80²

= 0,128 N/mm²
m = fy / 0,85 f’c
= 400 / 0,85 . 25

= 18, 823

ρ = 1/m [1-√1- 2.m.Rn / fy

= 1 / 18,353 {1-√1- 2. 18,353 . 0,128 / 400 }

= 0,00032

ρ perlu < ρ min → tulangan tunggal, dipakai ρ min = 0,0035

As = ρmin . b .d

= 0,0035 . 1000 . 80

= 280 mm²

Jumlah tulangan (n) = As / 0,25 π 13²

= 2,11 → 3
buah

Jarak Tulangan =b/n

= 1000 / 3

= 333,333 ≈
300

Dipakai tulangan pokok = Ø13 - 300 ⟶ As = 398,197 mm²


Tulangan pembagi menurut PBI pasal 9.1.3 halaman 90:
As = 20% . 398,197

= 79,639 mm²
Jumlah tulangan (n) = As / 0,25 π 13²
= 0,6 → 2 buah
Jarak Tulangan =b/n
= 1000 / 2

= 500
Dipakai tulangan pembagi = Ø13-500 ⟶ As = 265,465 mm²

d. Tulangan Tumpuan

Tulangan utama

Mu = 21,8996.104 Nmm
Mn = Mu / Ø
= 21,8996.10’4 / 0,8

= 27,3745.10 . 10’4 Nmm

Rn = Mn/b.d²

= 27,3745 . 10’4 / 1000 . 80²

= 0, 0428 N/mm²
m = fy / 0,85 f’c
= 400 / 0,85 . 25

= 18, 823

ρ = 1/m [1-√1- 2.m.Rn / fy

= 1 / 18,353 {1-√1- 2. 18, 8235 . 0,0428 /400}

= 0,00011

ρ perlu < ρ min → tulangan tunggal, dipakai ρ min = 0,0035

As = ρmin . b .d

= 0,0035 . 1000 . 80

= 280 mm²

Jumlah tulangan (n) = As / 0,25 π 13²

= 2,11 → 3
buah
Jarak Tulangan =b/n

= 1000 /
3

= 333,333 ≈
300

Dipakai tulangan pokok = Ø13 - 300 ⟶ As = 398,197 mm²


Tulangan pembagi menurut PBI pasal 9.1.3 halaman 90:
As = 20% . 398,197
= 79,639 mm²
Jumlah tulangan (n) = As / 0,25 π 13²
= 0,6 → 2 buah
Jarak Tulangan = b / n
= 1000 / 2
= 500
Dipakai tulangan pembagi = Ø13-500 ⟶ As = 265,465 mm

Gambar Detail Tulangan

Catatan:
1. Jawaban diketik 1,5 spasi dan dikumpulkan hari Selasa, tgl 09-11-2021, jam 12.00
di email: sudjani@upi.edu (Subjek: UTSTJ_NAMA_NIM)

2. Data lain yang diperlukan, silahkan tetaapkan sendiri sesuai dengan ketentuan.

Anda mungkin juga menyukai