Anda di halaman 1dari 18

PROPOSAL TUGAS AKHIR

“PERHITUNGAN BIAYA DAN PRODUKTIVITAS PEMAKAIAN ALAT BERAT PADA


KEGIATAN OVERLAY JALAN PAKET PRESERVASI RUAS JALAN BULA – AIR
NANANG II”

DISUSUN OLEH :

NAMA : DHIMAS A PUTRADWIJAYA


NIM : 1317013046
KONSENTRASI : BANGUNAN TRANSPORTASI

KEMENTRIAN RISET TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI


POLITEKNIK NEGERI AMBON
JURUSAN TEKNIK SIPIL
2020
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
POLITEKNIK NEGERI AMBON
JURUSAN TEKNIK SIPIL
Alamat Jln.Ir.M.Putuhena,Wailela- Ambon Kode Pos 97234. Telepon (0911)
322715

LEMBAR ASISTENSI

Nama : DHIMAS A PUTRADWIJAYA


Nim : 1317013046
Jurusan : Teknik Sipil
Program Studi : Transportasi

NO HARI/TANGGAL URAIAN PARAF

Diperiksa oleh,
Pembimbing I

SEPTO Ch. TUASUUN, ST, M.Eng


NIP.19700901 200003 1 001
I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Keberhasilan suatu proyek dapat diukur dari dua hal, yaitu keuntungan yang didapat serta
ketepatan waktu penyelesaian proyek. Keduanya tergantung pada perencanaan yang cermat
terhadap metode pelaksanaan, penggunaan alat dan
penjadwalan. Pemilihan peralatan yang tepat memegang peranan yang sangat penting. Peralatan
dianggap memiliki kapasitas tinggi bila peralatan tersebut menghasilkan produksi yang tinggi
atau optimal tetapi dengan biaya yang rendah. Alat konstruksi atau sering juga disebut dengan
alat berat, merupakan alat yang sengaja diciptakan / didesain untuk dapat melaksanakan salah
satu fungsi/ kegiatan proses konstruksi yang sifatnya berat bila dikerjakan oleh tenaga manusia,
seperti : menggali, memuat, mengangkut, , memindahkan, mencampur, menghampar dan
memadatkan dengan cara mudah, cepat, hemat dan aman. Pelaksanaan suatu proyek dipengaruhi
oleh ketersediaan sumber daya yang akan diperlukan, termasuk pula dalam proyek pembangunan
jalan raya. Ketersediaan tersebut dapat mempengaruhi efektifitas dan efisiensi pelaksanaan suatu
proyek, baik dalam hal biaya maupun waktu pelaksanaan proyek. Salah satu sumber daya yang
berperan penting adalah alat berat. karena Kontribusi alat berat terhadap pelaksanaan proyek
pembangunan yang penting serta membutuhkan biaya yang relatif mahal, maka dibutuhkan suatu
manajemen yang baik dalam memanfaatkan sumber daya ini. Pemilihan peralatan untuk setiap
jenis pekerjaan sangat penting agar kemampuan operasinya bisa optimal dan saling menunjang
terhadap peralatan lainnya.. Penggunaan alat-alat berat untuk pembuatan konstruksi jalan perlu
diperhatikan jenis konstruksi jalan, alat-alat berat yang dipakai, pengetahuan tentang kapasitas
dan kemampuan alat berat agar memenuhi syarat penggunaan yaitu tidak menimbulkan
pemborosan tenaga kerja, modal, produktivitas serta memenuhi kebutuhan peralatan kerja.
Dalam proses pembangunan jalan tersebut, pemakaian alat berat sangatlah diperlukan dalam
mempercepat proses pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan target yang telah ditentukan dan
bagaimana caranya menggunakan alat-alat berat secara efisien, cermat dan tepat waktu. Agar
kegiatan tersebut bisa selesai sesuai waktu yang sudah direncanakan. Pada kegiatan overlay jalan
paket preservasi ruas jalan Bula – Air Nanang II. Alat - alat berat yang akan dipergunakan pada
proyek ini adalah : Bulldozer, Excavator, Wheel Laoder & Track Loader, Motor Grader, Asphalt
Finisher, Pneumatic Tire Roller.
B. Rumusan Masalah

Masalah yang akan dibahas dalam Penulisan Skripsi ini adalah “Perhitungan biaya dan
produktivitas pemakaian alat berat pada kegiatan over jalan pada ruas Bula – Air Nanang II”

C. Tujuan Penulisan Skripsi

Tujuan penulisan ini adalah untuk mengetahui besar biaya dan produktivitas pemakaian alat
berat pada kegiatan overlay jalan pada ruas Bula – Air Nanang II

D. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian ini adalah dapat memberikan manfaat untuk wawasan dan
meningkatkan pengetahuan bagi penulis, pembaca, mahasiswa Teknik Sipil, dan juga dapat
menjadi refrensi untuk melakukan penelitian – penelitian yang berhubungan dengan
transportasi.

E. Batasan Masalah

Dalam Penulisan ini yang ditinjau permasalahannya hanya menjurus


kepada perhitungan biaya dan produktivitas alat berat yang digunakan pada kegiatan overlay
jalan pada ruas jalan Bula – Air Nanang II
- Analisa kapsitas Alat Berat
- Analisa perhitungan harga satutan tiap item pekerjaan
- Biaya pekerjaan pembangunan jalan paket preservasi ruas jalan Bula – Air Nanang II
II. TINJAUAN PUSTAKA

A. DEFINISI JALAN

Jalan adalah prasarana transportasi darat yang meliputi segala bagian area darat,
termasuk bangunan pelengkap dan perlengkapannya yang diperuntukkan bagi lalu lintas, yang
berada pada permukaan tanah, di atas permukaan tanah, di bawah permukaan tanah dan/atau air,
serta di atas permukaan air, kecuali jalan kereta api, jalan lori, dan jalan kabel.

B. FUNGSI JALAN

Sesuai Undang-Undang tentang jalan, No.13 tahun 1980 dan Peraturan Pemerintah No.26
tahun 1985, sistim jaringan jalan di Indonesia dapat dibedakan atas sistim jaringan jalan
primer dan sistim jaringan jalan sekunder.

Sistim jaringan jalan primer adalah sistim jaringan jalan dengan peranan pelayanan
jasa distribusi untuk pengembangan semua Wilayah di tingkat nasional dengan semua
simpul jasa distribusi yang kemudian berwujud kota. Ini berarti sistim jaringan jalan
primer menghubungkan simpul simpul jasa distribusi sebagai berikut :

a. Dalam satu Satuan wilayah Pengembangan menghubungkan secara menerus kota


jenjang kesatu (ibu kota propinsi), kota jenjang kedua (ibu kota kabupaten, kota
madya), kota jenjang ketiga (kecamatan), dan kota jenjang dibawahnya sampai ke
persil.
b. Menghubungkan kota jenjang kesatu dengan kota jenjang kesatu antar Satuan
Wilayah Pengembangan.

Sistim jaringan jalan sekunder adalah sistim jaringan jalan dengan peranan
pelayanan jasa distribusi untuk masyarakat dalam kota, ini berarti sistim jaringan jalan
sekunder disusun mengikuti ketentuan pengaturan tata ruang kota yang menghubungkan
kawasan-kawasan yang mempunyai fungsi primer, fungsi sekunder kesatu. Fungsi
sekunder kedua, fungsi sekunder ketiga dan seterusnya sampai ke perumahan.
Berdasarkan fungsi jalan, jalan dapat dibedakan atas:

a. Jalan arteri, adalah jalan yan melayani angkutan utama dengan ciri-ciri perjalanan
jarak jati, kecepatan rata-rata tinggi, dan jumlah jalan masuk dibatasi secara efisien.
b. Jalan kolektor, adalah jalan yang melayani angkutan pengumpulan/ pembagian
dengan ciri-ciri perjalanan jarak sedang, kecepatan rata-rata sedang, dan jumlah
jalan masuk dibatasi.
c. Jalan lokal, adalah jalan yang melayani angkutan setempat dengan ciri-ciri
perjalanan jarak dekat, kecepatan rata-rata rendah, dan jumlah jalan masuk tidak
dibatasi.

C. PENGERTIAN OVERLAY

Tebal lapis tambah (overlay) merupakan lapis perkerasan tambahan yang dipasang di atas
konstruksi perkerasan yang ada dengan tujuan meningkatkan kekuatan struktur perkerasan yang
ada agar dapat melayani lalu lintas yang direncanakan selama kurun waktu yang akan datang.
Penelitian ini merupakan studi kasus yang dilakukan pada jalan lintas Bireuen – Lhokseumawe,
dengan menggunakan metode bina marga dan asphalt institute dan pengetesan dilakukan dengan
memakai alat Benkelman beam. Evaluasi terhadap tebal lapis tambah terutama dilakukan agar
dapat lebih baik dalam meningkatkan fungsi atau menambah perkerasan terhadap devesiensi
structural. Dalam penelitian ini seksi jalan yang akan dibahas adalah pada stasioning (254+000 –
258+000) dan (259+000 - 264+000), karena pada stasioning tersebut memiliki beban puncak
maksimum / kritis. Stasioning ini dibagi kedalam empat segmen yaitu segmen pertama sta KM.
(254+000-256+000), segmen kedua Sta KM.(256+200 – 258+000), segmen ketiga Sta KM.
(259+000 – 261+200), dan segmen keempat Sta KM.(261+400 – 264+000). Pembagian segmen
ini dilakukan untuk mendapatkan keseragaman lendutan balik. Hasil pengujian dengan Metode
Bina Marga diperoleh segmen I(9.789 cm), segmen II(10.479 cm), segmen III (11.045 cm), dan
segmen IV(11.123 cm), sedangkan Asphalt Institute diperoleh segmen I(11.250 cm), segmen
II(11.875 cm), segmen III (12.015 cm), dan segmen IV(13.125 cm). Dari perolehan hasil diatas
maka dapat disimpulkan bahwa Metode Asphalt Institute dalam perencanaan tebal lapis tambah
(overlay) pada perencanaan jalan di Indonesia tidak ekonomis digunakan karena terlalu tebal.
Hal ini berbeda dengan Metode Bina Marga, metode ini lebih ekonomis digunakan di Indonesia
karena tingkat ketebalannya sesuai digunakan pada perencanaan tebal lapis tambah (overlay).

D. DEFENISI ALAT BERAT

Alat berat adalah mesin berukuran besar yang didesain untuk melakukan fungsi
konstruksi seperti, pengerjaan tanah (earthworking), serta untuk memindahkan bahan
bangunan ke tempat lain. Ada lima komponen yang terdapat pada alat berat, yaitu
implemen, alat traksi, struktur, sumber tenaga dan transmisinya, serta sistem kendali. Alat
berat merupakan aspek penting didalam suatu proyek, utamanya pada proyek-proyek
konstruksi maupun pertambangan dan kegiatan lainnya dengan skala yang besar. Jenis-
jenis alat berat disamping pekerjaan konstruksi juga meliputi pertanian, truk pengangkut,
traktor, pertambangan dan kegiatan lainnya dengan skala besar.

E. JENIS – JENIS ALAT BERAT

Ada beberapa jenis-jenis alat berat yang pada umumnya dipakai dalam melakukan pembangunan
konstruksi, yakni sebagai berikut:

 Bulldozer.
 Excavator.
 Wheel Loader & Track Loader
 Motor Scraper.
 Motor Grader.
 Asphalt Finisher.
 Pneumatic Tire Roller.

Berikut adalah penjelasan selengkapnya.

1. Bulldozer
Bulldozer adalah alat berat yang umum dipakai untuk pengolah lahan. Bulldozer digunakan
sebagai alat pendorong material tanah hasil penggalian ke dapan atau ke samping, dan juga untuk
membuat timbunan material.

Ada jenis bulldoser khusus yang digunakan untuk pekerjaan di rawa yaitu biasa disebut
dengan Swamp Bulldozer.

Bulldozer dapat dibedakan menjadi dua, yakni bulldoser yang menggunakan roda karet (Wheel
Tractor Dozer) dan bulldoser yang menggunakan roda kelabang (Crawler Tractor Dozer).

Kekurangan alat ini adalah jarak tempuhnya terlalu pendek/tidak jauh, namun mampu menahan
bebean yang sangat berat.

2. Excavator

Excavator adalah alat penggali tanah dan juga dapat digunakan sebagai alatpemindah dan
pengangkut material ke dalam truck.

Istilah yang populer untuk jenis alat berat penggali ini adalah Excavator. Excavator juga dapat
digunakan sebagai alat pengangkut, namun sayangnya tidak dapat digunakan dalam jarak jauh.

3. Wheel Loader & Track Loader


Wheel loader, track loader adalah alat yang memiliki sama fungsi dengan dozer, yaitu digunakan
untuk pemindahan material dari satu alat ke alat yang lain dalam jarak dekat.

Alat pemindah wheel loader dan track loader memiliki jarak tempuh sangat pendek karena
sifatnya hanya memindahkan material saja, sedangkan alat angkut bisa menempuh jarak yang
jauh seperti truk.

4. Motor Grader

Fungsi motor grader adalah untuk meratakan pembukaan tanah secara mekanis dan untuk
keperluan lain misalnya untuk penggusuran tanah, , meratakan tanggul, pencampuran tanah,
pengurugan kembali galian tanah dan sebagainya.

5. Asphalt Finisher

Jenis alat berat asphalt finisher adalah untuk menghamparkan campuran aspal yang dihasilkan
dari alat produksi aspal.

Kekurangan alat berat jenis ini perputaran roda kelabang manuver lebih lama, karena roda karet
daya ambangnya lebih kasar.
6.  Pneumatic Tire Roller

Alat berat pneumatic tire roller adalah alat yang digunakan pada pekerjaan penggilasan bahan
granular, juga baik digunakan pada penggilasan lapisan hot mix.

Umumnya yang banyak dipakai adalah mobile crane, sebab crane ini dapat dengan mudah


dipindah-pindahkan, karena pekerjaan pemindahan tanah secara mekanis perlu mobilitas alat
yang relatif tinggi.

F. KLASIFIKASI FUNGSI ALAT BERAT


klasifikasi fungsional alat adalah pengelompokan alat tersebut berdasarkan dengan fungsi dan
kegunaan utama alat tersebut.

Beberapa klasifikasi fungsi alat berat adalah:

 Alat Pengolah Lahan


 Alat Penggali
 Alat Pengangkut Material
 Alat Pemindahan Material
 Alat Pemadat
 Alat Pemroses Material
 Alat Penempatan Akhir Material

Berikut adalah penjelasan alat berat berdasarkan fungsinya.

1. Alat Pengolah Lahan

Jika dalam melakukan pembukaan lahan yang masih terdapat semak atau pepohonan, maka alat
berat yang cocok difungsikan adalah dozer. Kemudian untuk pengangkatan lapisan tanah paling
atas dapat digunakan scraper.
Sedangkan untuk pembentukan permukaan lahan agar rata selain dozer juga dapat
mengunakan motor grader.

2. Alat Penggali

Alat penggali atau biasa yang umum dikenal dengan istilah excavator merupakan beberapa alat
berat yang difungsikan untuk menggali tanah dan batuan.

Yang tergolong didalam kategori ini adalah front shovel, dragline, backhoe, dan clamshell.

3. Alat Pengangkut Material

Fungsi jenis alat ini digunakan sebagai pengangkutan material lepas (loose material) dengan
jarak tempuh yang relatif jauh, alat yang digunakan dapat berupa belt, truck dan wagon.

Alat-alat ini memerlukan bantuan alat lain untuk memuat material ke dalamnya
seperti doozer dan loader.

Apabila mengangkut material secara vertical dan kemudian memindahkannya


secara horizontal pada jarak jangkau yang relatif kecil dapat menggunakan crane.

4. Alat Pemindahan Material

Fungsi alat berat ini digunakan untuk memindahkan material dari satu alat ke alat yang lain. Alat
tersebut adalah loader dan dozer sebagai pekerjanya.

5. Alat Pemadat

Fungsi alat pemadat adalah alat yang biasa digunakan untuk pembuatan jalan, baik untuk jalan
tanah dan jalan dengan perkerasan lentur maupun perkerasan kaku.

Beberapa jenis alat berat yang tergolong sebagai alat pemadat adalah tamping roller,
pneumatictiredroller, compactor.

Untuk pemadatan tanah secara mekanis umumnya dilakukan menggunakan mesin


penggilas (roller), klasifikasi roller yang biasa dipakai adalah:

 Berdasarkan cara geraknya, bergerak sendiri, tapi ada juga yang harus ditarik traktor.
 Berdasarkan bahan roda penggilasnya, terbuat dari baja (steel wheel) dan ada yang
terbuat dari karet (pneumatic).
 Dilihat dari bentuk permukaan roda, mempunyai permukaan halus (plain), bersegmen,
berbentuk kaki domba, berbentuk grid, dan sebagainya.
 Dilihat dari susunan roda gilasnya, ada yang dengan tiga roda (Three Wheel), roda
dua (tandem roller), dan three axle tandem roller.
 Alat pemadat yang menggunakan penggetar, (vibrator)
6. Alat Pemroses Material

Fungsi alat ini digunakan untuk mengubah batuan dan mineral alam menjadi suatu bentuk dan
ukuran yang diinginkan.

Material yang dihasilkan dari proses alat ini berupa batuan bergradasi, semen, beton, dan aspal.
Yang termasuk jenis-jenis alat berat ini adalah crusher dan concrete mixer truck.

7. Alat Penempatan Akhir Material

Fungsi dari jenis-jenis alat berat ini yaitu untuk menempatkan material pada tempat yang telah
ditentukan.

Ditempat atau lokasi tersebut material diletakkan secara merata dan dipadatkan sesuai dengan
spesifikasi yang telah ditentukan.

Alat yang termasuk didalam kategori ini adalah concrete spreader, asphalt paver, motor grader,
dan alat pemadat.

G. Klasifikasi Operasional Alat Berat


Untuk klasifikasi operasional alat berat ini terdapat dua yakni;

 Alat dengan Penggerak


 Alat Statis

Berikut adalah penjelasannya.

1.  Alat dengan Penggerak

Jenis alat penggerak ini merupakan bagian dari alat berat yang berfungsi menerjemahkan hasil
dari mesin menjadi kerja.

Bentuk dari jenis alat penggerak ini adalah crawler atau roda kelabang dan ban karet.
Sedangkan belt adalah alat penggerak pada conveyor belt. Alat yang termasuk kategori ini
adalah crawlercrane.

2.  Alat Statis

Yang termasuk dalam kategori jenis alat ini adalah tower crane, batching plant, baik untuk beton
atau untuk aspal serta crusher plant.
Tower crane  atau (alat pengangkat) jenisnya ada bermacam-macam, seperti crane gelegar,
cranekolom putar, crane portal, crane putar, crane menara, crane kabel, dan mobil crane.

Fungsi dari beberapa jenis crane digunakan untuk pemindahan tanah, yang banyak digunakan
dalam proyek-proyek bangunan sipil.
III. METODOLOGI PENELITIAN

A. LOKASI PENELITIAN

Penelitian ini di lakukan pada kegiatan Overlay jalan pada ruas Bula – Air Nanang II
Kabupaten Seram Bagian Timur.

B. JENIS DATA

Beberapa jenis data yang diperoleh dari hasil studi ini adalah :

a. Data Kualitatif
Data kualitatif merupakan data yang berupa uraian-uraian kalimat dan bukan
angka-angka. Data ini diharapkan nantinya dapat mendukung dalam pembahasan
masalah meliputi data kondisi dan lingkungan jalan.
b. Data Kuantitatif
Data kuantitatif merupakan data yang berupa angkan-angka yang nantinya
diharapkan dapat mendukung pelaksanaan studi ini untuk mencapai hasil yang
diinginkan.
C. TEKNIK PENGUMPULAN DATA
Dalam penelitian ini penulis menggunakan teknik pengumpulan data yaitu :
1. Teknik Observasi
Teknik Observasi ini penulis melakukan pengamatan pada kegiatan Overlay jalan pada ruas
Bula – Air Nanang 2
2. Teknik Kepustakaan
Penulis menggunakan beberapa refrensi yang terkait dengan penulisan.

D. SUMBER DATA

Dalam studi ini sumber data dibedakan menjadi dua yaitu:

a. Data Primer
Data primer adalah data yang dikumpulkan langsung dari objek yang di teliti oleh
orang atau organisasiyang melakukan penelitian, seperti data – data biaya dan
produktivitas alat berat pada kegiatan tebal lapis tambah (Overlay)
b. Data Sekunder
Data sekunder adalah data-data yang dikumpulkan dan diperoleh dari instansi terkait
yang berhubungan dengan permasalahan yang akan dibahas. Dalam hal ini data
sekunder yang digunakan adalah data tarif biaya alat berat yang berlaku, data sewa
kendaraan, dan jumlah kendaraan yang beroperasi pada kegiatan tebal lapis tambah
(Overlay)

E. METODE PERENCANAAN
Untuk merumuskan suatu masalah diperlukan adanya suatu pendekatan
menggunakan metode-metode tertentu, hal ini berguna untuk memperoleh bahan-bahan
yang dibutuhkan dalam penulisan :
Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode, antara lain :
a. Tinjauan Kepustakaan
Salah satu cara untuk memperoleh bahan penulisan yang akan digunakan yaitu
dengan melakukan penelitian literatur baik itu kepustakaan, buku-buku, maupun
bahan-bahan yang didapatkan dari hasil kuliah.
b. Pengumpulan Data
Mengumpulkan data yang diperlukan dalam penyusunan laporan tugas akhir.
c. Analisa Data
Data-Data yang didapat dihitung kembali dengan menggunakan rumusan dari
metode Bina Marga untuk perencanaan tebal perkerasan lentur yang mengacu pada
peraturan Departemen Pekerjaan Umum.
1. Tentukan nilai dya dukung tanah dasar, dengan mempergunakan pemeriksaan
CBR.
2. Dengan memperhatikan nilai CBR yang diperoleh, keadaan lingkungan, jenis
dan kondisi tanah dasar di sepanjang jalan, tentukanlah CBR segmen.
3. Tentukan nilai DayaDukung Tanah Dasar (DDT) dari setiap nilai CBR segmen
yang diperoleh.
4. Tentukan umur rencana dari jalan yang hendak direncanakan. Umumnya jalan
baru mempergunakan umur rencana 20 tahun, dapat dengan konstruksi
bertahap atau tidak. Jika dilakukan konstruksi bertahap, tentukan tahapan
pelaksanaannya.
5. Tentukan faktor pertumbuhan lalu lintas selama masa pelaksanaan dan selama
umur rencana, i%.
6. Tentukan Faktor Regional (FR).
7. Tentukan Lintas Ekivalen Rencana (LER).
8. Tentukan Indeks Permukaan Awal (IPo) dengan mempergunakan jenis lapis
permukaan yang akan dipergunakan.
9. Tentuka Indeks Permukaan Akhir (IPt) dari perkerasan rencana.
10. Tentukan Indeks Tebal Perkerasan (ITP) dengan mempergunakan nomogram.
ITP dapat diperoleh dari nomogram dengan menggunakan LER selama umur
rencana.
11. Tentukan jenis lapisan perkerasan yang akan dipergunakan.
12. Tentukan koefisien kekuatan relative (a) dari setiap jenis lapisan perkerasan
yang dipilih. Besarnya koefisien kekuatan relatif
13. Tentukan tebal lapis perkerasan. Tebal minimum dari masing-masing jenis lapis
perkerasan
14. Kontrol apakah tebal dari masig-masing lapis perkerasan telah memenuhi ITP

d. Penyaji Hasil
Menyajikan hasil perhitungan dan membuat suatu kesimpulan mengenai
perencanaan tebal lapisan perkerasan lentur berdasarkan metode bina marga.

F. ANALISA PERHITUNGAN

Mengolah data menjadi informasi sehingga data tersebut bisa di pahami dan bermanfaat
untuk solusi permasalahan terutama masalah yang berkaitan dengan kegiatan tebal lapis
tambah (Overlay)

G. DIAGRAM ALIR PENELITIAN

MULAI

IDENTIFIKASI MASALAH

STUDI LITELATUR

PENGUMPULAN DATA

ANALISA DATA

HASIL DAN PEMBAHASAN

KESIMPULAN DAN SARAN

SELESAI
H. DAFTAR PUSTAKA

1. Studi analisis tebal lapis tambah perkerasan lentur (OVERLAY) pada jalan
kejayaan kabupaten pasuruan dengan menggunakan metode manual desain
perkerasan nomor 04/SE/Db/2017
2. Studi perencanaan tebal lapis tambah perkerasaan (Overlay) pada jalan batas
desa tungkap – jembatan manggaris kalimantan selatan
3. Kementrian Pekerjaan Umum Direktorat Jendral Bina Marga Interim, (2013).
Manual Desain Perkerasan Jalan.
4. Pedoman Konstruksi dan Bangunan “Perencanaan Tebal Perkerasan Lentur”.
5. Peraturan Mentri Pekerjaan Umum Tahun No. 19/PRT/M/2011 Tentang “Persyaratan
Teknis Jalan dan Kriteria Perencanaan Teknis Jalan”.
6. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 34 Tahun 2006 Tentang “Jalan”.
7. Sarika, Hardiyanti, (2014), Evaluasi Tebal lapis Tambah Overlay Pada Ruas Jalan I
Gusti Ngurah Rai, Skripsi, Fakultas Teknik, Universitas Tadulako.
8. Departemen Pekerjaan Umum, SNI 03-1744-1989. Jakarta: Yayasan Badan Penerbit
PU (1989).

Anda mungkin juga menyukai