Disusun oleh :
RENDIK KALENDRA
2018140053
TEKNIK SIPIL 1
WONOSOBO
2020
PENDAHULUAN
1
1.2. Perumusan Masalah
1. Bangaimana kinerja dan tingkat pelayanan ruas jalan Utama Kampung
Rukoh setelah pembangunan Underpass di ujung flyover jembatan
Lamnyong ?
2. Bagaimana prosedur analisa kinerja dan tingkat pelayanan jalan perkotaan
setelah pembangunan Underpass di ujung flyover jembatan Lamnyong ?
Adapun tujuan pada penelitian Studi Kinerja dan tingkat pelayanan jalan
Utama Kampung Rukoh setelah pembangunan Underpass di ujung flyover
jembatan Lamnyong meliputi:
Adapun mamfaat pada penelitian studi kinerja dan tingkat pelayanan jalan
Utama Kampung Rukoh setelah pembangunan Underpass di ujung flyover
jembatan Lamnyong:
2
1.5. Lingkup Penelitian
Pada penelitian ini, Studi Kinerja dan Tingkat Pelayanan Jalan Utama
Kampung Rukoh memacu pada Manual Kapasitas Jalan Indonesia (MKJI 1997),
setelah pembanguna Underpass di ujung flyover jembatan Lamnyong, terdapat
dua pos pengamatan pada ruas jalan, pos 1 terletak pada persimpangan jalan
Utama Kampung Rukoh arah ke unsyia dan pos 2 terletak pada pesimpangan jalan
Utama Kampung Rukoh arah ke Limpok, pengmbilan data di lakukan 2 kali jam
puncak, yang di tinjau yaitu pada jam pagi 7.30-9.00 WIB dan sore pada pukul
16.30-18.30 WIB selama 3 hari yaitu senin, sabtu dan minggu.
3
I. TINJAUAN KEPUSTAKAAN
2.1. Umum
Underpass adalah tembusan di bawah sesuatu terutama bagian dari jalan atau
jalan rel atau jalan bagi pejalan kaki. Beberapa ahli teknik sipil mendefinisikan
underpass sebagai sebuah tembusan di bawah permukaan yang memiliki panjang
kurang dari 0.1 mil atau 1.60934 km. Biasanya digunakan untuk lalu lintas
kendaraan (umumnya mobil atau kereta api ) maupun para pejalan kaki
atau pengendara sepeda. Fungsi penggunaan underpass diantaranya adalah
memperbaiki geometrik jalan sehingga dapat memberikan rasa nyaman dan
aman bagi pengendara bermotor atau pejalan kaki.
4
Lalu lintas didefinisikan sebagai gerak kendaraan dan orang di ruang lalu
lintas jalan, sedang yang dimaksud ruang lalu lintas jalan adalah prasarana yang
diperuntukan bagi gerak pindah kendaraan, orang dan/atau barang yang
berupa
jalan dan fasilitas pendukung.
5
tata ruang dan struktur pengembangan wilayah tingkat nasional, yang
menghubungkan simpul-simpul jasa distribusi sebagai berikut:
a) Dalam satu satuan wilayah pengembangan menghubungkan
secara menerus kota jenjang kesatu, kota jenjang kedua, kota
jenjang ketiga, dan kota jenjang dibawahnya sampai persil.
b) Menghubungkan kota kota jenjang kesatu dengan kota jenjang
kesatu antar satuan wilayah pengembangan. Fungsi jalan dalam
sistem jaringan jalan primer terdiri dari:
Jalan arteri primer menghubungkan kota jenjang kesatu
yang terletak berdampingan atau menghubungkan kota
jenjang kesatu dengan kota jenjang kedua.
Jalan kolektor primer menghubungkan kota jenjang kedua
dengan kota jenjang kedua atau menghubungkan kota
jenjang kedua dengan kota jenjang ketiga.
Jalan lokal primer menghubungkan kota jenjang kesatu
dengan persil atau menghubungkan kota jenjang kedua
dengan persil atau menghubungkan kota jenjang kedua
dengan persil atau menghubungkan kota jenjang ketiga
dengan kota jenjang ketiga, kota ketiga dengan persil, atau
kota dibawah jenjang ketiga sampai persil.
2. Sistem jaringan jalan sekunder disusun mengikuti ketentuan
pengaturan tata ruang kota yang menghubungkan kawasan kawasan yang
mempunyai fungsi primer, fungsi sekunder kesatu, fungsi sekunder
kedua, fungsi sekunder ketiga dan seterusnya sampai perumahan. Fungsi
jalan dalam sistem jaringan jalan sekunder terdiri dari:
a) Jalan arteri sekunder menghubungkan kawasan primer dengan
kawasan sekunder kesatu atau menghubungkan kawasan sekunder
kesatu dengan kawasan sekunder kesatu atau menghubungkan
kawasan sekunder kesatu dengan kawasan sekunder kedua.
b) Jalan kolektor sekunder menghubungkan kawasan sekunder
kedua dengan kawasan sekunder kedua dengan kawasan sekunder
kedua atau menghubungkan kawasan sekunder kedua dengan
6
kawasan sekunder ketiga.
c) Jalan lokal sekunder menghubungkan kawasan sekunder kesatu
dengan perumahan, menghubungkan kawasan sekunder kedua
dengan perumahan, kawasan sekunder ketiga dan seterusnya sampai
perumahan.
Datar D <3
Perbukitan B 3-25
Pegunungan G >25
7
Kecepatan rencana adalah kecepatan maksimum yang aman dan dapat
dipertahankan di sepanjang bagiang tertentu pada jalan raya. Kecepatan
rencana ini berdasarkan kondisi cuaca cerah, lalu lintas lenggang dan pengaruh
hambatan samping jalan yang tidak berarti. Kecepatan rencana untuk jalan antar
kota dapat diturunkan dengan syarat bahwa penurunan tersebut tidak boleh
lebih dari 20km/jam. Kecepatan rencana ini didasarkan pada fungsi jalan dan
kondisi medan jalan. Kecepatan rencana untuk jalan antar kota adalah sebagai
berikut:
Arteri 70 – 120 60 – 80 40 – 70
Kolektor 60 – 90 50 – 60 30 – 50
Lokal 40 – 50 30 – 50 20 – 30
Sumber: Tata Cara Perencanaan Geometrik Jalan Antar Kota, 1997
8
2.9 Jalur dan Lajur
Jalur adalah suatu bagian pada lajur lalu lintas yang ditempuh oleh
kendaraan dalam satu jurusan. Jalur jalan dapat terdiri dari satu atau lebih lajur.
Lajur adalah bagian jalur lalu lintas memanjang, dibatasi oleh marka lajur
jalan dan memiliki lebar yang cukup untuk dilewati suatu kendaraan. Lebar lajur
tergantung pada kecepatan dan kendaraan rencana, yang dalam hal ini
dinyatakan dengan fungsi dan kelas jalan seperti ditetapkan dalam tabel 2.5.
9
terus dalam kondisi arus yang dipaksakan sampai suatu saat kondisi macet total,
arus tidak bergerak dan kepadatan tinggi. Ada tidaknya pemisah/median jalan,
hambatan bahu jalan, gradient jalan, di daerah perkotaan atau luar kota, ukuran
kota.
Rumus :
C = Co×FCW×FCSP×FCSF×FCCS…………..............................
Dimana :
C = Kapasitas (smp/jam)
Co = Kapasitas dasar (smp/jam), biasanya digunakan angka 2300
(smp/jam)
= Faktor penyesuaian lebar jalan
= Faktor penyesuaian pemisahan arah
= Faktor penyesuaian hambatan samping dan bahu
jalan.
= Faktor penyesuaian ukuran kota
10
Menurut Suwardjoko Warpan (2000) Semakin dekat hambatan samping
semakin rendah kapasitas. Penurunan kapasitas ini terjadi karena terjadi
peningkatan kewaspadaan pengemudi untuk melalui jalan tersebut sehingga
pengemudi menurunkan kecepatan menambah jarak antara yang berdampak pada
penurunan kapasitas jalan.
11
Jamblang, (Level Of Service) pada ruas
Kebayoran Lama underpass arah jalan Sultan Iskandar
Terhadap Kinerja Muda yang nilai awalnya adalah F
Jalan Alteri Sultan (Tundaan per-kendaraan > 60 detik)
Iskandar Muda” data didapat dari Dinas Pekerjaan
(Sunarto 2013) Umum bagian kelayakan simpang
tak sebidang 2008. Di dapat nilai C
– D, (Tundaan per- kendaraan 15,1
detik – 40,0 detik).
“Analisa Tarikan
III Analisa Lalu Lintas Pembangunan underpass di simpang
Pergerakan Lalu Harian Rata-rata (LHR) patal ini dengan tujuan pastinya
Lintas Sebelum Dan mengurangi kemacetan lalu lintas.
Sesudah Underpass simpang patal ini
Pembangunan menghubungkan dari Jalan AKBP
Underpass Simpang Cek Agus menuju jalan MP Mangku
Patal Palembang” Negara yang terdiri dari dua jalur dan
(Hendrawan, 2015) dua lajur, Dari hasil penelitian
ini disimpulkan bahwa jalan Residen
A. Rozak macet pada jam-jam
puncak yang sesuai dengan aktifitas
kerja, jam-jam makan siang dan jam-
jam pulang kerja.
12
II. METODOLOGI PENELITIAN\
Pada bab ini di jelaskan metode yang di jelaskan untuk mendapatkan hasil
dari penelitian. Metode yang di jelaskan di antaranya riset penelitian,
pengumpulan data dan langkah kerja. Bagan Alir penelitian pada lampiran A.4
halaman 20.
a. Geometrik Jalan
b. Volume Lalu Lintas
13
Pengolahan data dalam penelitian ini berdasarkan tinjauan pustaka yang
telah sebelumnya dijelaskan pada bab terdahulu. Pengolahan data menggunakan
bantuan Software Microsoft Excel 2013.
14
Kepadatan lalu lintas perlu ditinjau terlebih dahulu sehingga dapat
ditentukan berapa orang yang diperlukan dalam melakukan pengamatan
padatiap-tiap pos untuk menghitung volume kendaraan dan didapat
hasilyang akurat.
15
III. RENCANA HASIL DAN PEMBAHASAN
Bab ini disajikan tentang hasil dan pembahasan berkenan dengan pokok
permasalahan dan tujuan dari penulisan ini. Penelitian ini untuk mengetahui
karakteristik pada jalan Utama Kampung Rukoh. Selanjutnya sesuai dengan judul
penelitian ini maka diharapkan akan dapat diketahui hasilnya.
16
DAFTAR KEPUSTAKAAN
Aldis 2001, Perencanaan Dan Teknik Lalu Lintas, Gajah Mada University Press
Yogyakarta
Suwardjoko Warpani Ir, 2000, Rekayasa Lalu Lintas, Bhrata Karya Aksara
Jakarta.
Djajoesman HS, 1976. Grafik lalu lintas dan angkutan jalan, Balai Pustaka,
Jakarta
Poerwadarminta, W. J. S..1997. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Balai
Pustaka, Jakarta.
17