PEMBAHASAN
1. Aksesibilitas
Aksesibilitas adalah konsep yang menggabungkan sistem pengaturan Tata
Guna Lahan (TGL) secara geografis dengan sistem jaringan transportasi yang
menghubungkannya. Jadi, aksesibilitas adalah suatu ukuran kemudahan suatu lokasi
untuk dicapai melalui sistem transportasinya atau kemudahan suatu tempat
berinteraksi satu sama lainnya. Ukuran fisik aksesibilitas yang paling terkenal adalah
ukuran dari Hansen (1959).
Dimana:
Ki = Aksesibilitas dari zona i ke zona lain j
Aj = Ukuran aktivitas pada setiap zona j (mis: jumlah lapangan kerja)
tij = Ukuran waktu dan biaya dari zona i ke zona j
2. Mobilitas
Seperti dijelaskan dalam gambar di atas untuk jarak dekat biaya yang dikeluarkan
transportasi jalan raya (road) paling efisien karena biaya terminalnya rendah.
Sementara untuk jarak jauh biaya yang dikeluarkan meningkat sebagai fungsi dari
jarak angkut yang diakibatkan meningkatknya biaya tidak tetap (variable cost). Untuk
jarak menengah biaya transportasi Kereta Api (rail) akan lebih efisien dan untuk jarak
jauh biaya transportasi Kapal laut (water) paling efisien, walaupun biaya terminalnya
cukup tinggi.
2.5. ATP dan WTP dalam Transportasi
Ability to Pay (ATP) Ability To Pay (ATP) adalah kemampuan seseorang untuk
membayar biaya jasa pelayanan yang diterimanya berdasarkan penghasilan yang
dianggap ideal. Pendekatan yang digunakan dalam analisis ATP didasarkan pada
alokasi biaya untuk transportasi dari pendapatan rutin yang diterimanya. Dengan kata
lain ability to pay adalah kemampuan masyarakat dalam membayar ongkos/biaya
perjalanan yang dilakukannya. Terdapat faktor-faktor yang mempengaruhi ability to
pay diantaranya: 1. Besar penghasilan. 2. Kebutuhan transportasi. 3. Total biaya
transportasi (harga tiket yang ditawarkan). 4. Prosentase penghasilan yang digunakan
untuk biaya transportasi.
Willingness to Pay (WTP) Willingness To Pay (WTP) adalah kesediaan pengguna
untuk mengeluarkan imbalan atas jasa yang diperolehnya. Pendekatan yang
digunakan dalam analisis WTP didasarkan pada persepsi pengguna terhadap
biaya/tarif dari jasa pelayanan angkutan umum tersebut. Dalam permasalahan
transportasi WTP dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya adalah:
1. Produk yang ditawarkan/disediakan oleh operator jasa pelayanan transportasi.
2. Kualitas dan kuantitas pelayanan yang disediakan.
3. Utilitas pengguna terhadap angkutan tersebut.
4. Perilaku pengguna.
Untuk melakukan perhitungan Willingness To Pay (WTP) masyarakat dapat
dilakukan melalui survei, misalnya dengan menyebarkan kuisioner kepada
penumpang Bus mengenai kesesuaian biaya/tarif yang berlaku saat ini jika
dibandingkan dengan kualitas yang ditawarkan.
Contoh:
1. Pada saat ini penetapan tarif Bus Rapid Transit (BRT) SARBAGITA sebesar
Rp. 3.500,- untuk kalangan umum dan sebesar Rp. 2.500,- untuk kalangan
pelajar. Pertanyaan: bagaimana ATP dan WTP pengguna terhadap biaya yang
dibebankan tersebut?
Berdasarkan hasil survei sementara terhadap 30 orang penumpang Bus (lihat
Gambar 9.6), dapat diambil kesimpulan bahwa penumpang bus menganggap bahwa
tarif yang diterapkan sebesar Rp. 3.500,- untuk kalangan umum merupakan tarif yang
terlalu tinggi sehingga hanya sekitar 7 orang (23%) penumpang yang berasumsi tarif
tersebut terjangkau dan sebagian besar yaitu 23 orang (77%) beranggapan tarif yang
ditetapkan tersebut masih terlalu tinggi.