bentuklahan
yang
disebabkan
oleh
proses
fluvial
atau
bentuklahan yang terjadi akibat proses air mengalir baik yang memusat
(sungai) maupun oleh aliran permukaan bebas (overland flow). (Suprapto
Dibyosaputro, 1997)
Dataran aluvial di Pulau Bali dapat di bagi menjadi dua, yaitu dataran
aluvial selatan dan dataran alluvial pantai utara.
b. Dataran Alluvial Selatan
Wilayah ini meliputi sebagian besar kabupaten Tabanan, Badung, Gianyar,
dan Klungkung, dengan tofografi yang landai sampai datar, terdiri dari
endapan material flovio fulkanik. Karakteristik tanah yang ada lebih
banyak dipengaruhi oleh lamanya material-material volkanis tersebut
mengalami pelapukan dan endapan yang terjadi akibat adanya luapan air
sungai yang membawa sedimen disaat banjir maka struktur endapan
pada dataran alluvial berlapis horizontal pada elevasi yang rendah.
Lebih keselatan sekitar Lapangan Terbang Ngurah Rai terdapat dataran
sempit (tombolo), yang menghubungkan dataran utama Bali dengan
pegunungan kapur selatan. Tombolo ini terbentuk akibat adanya arus dan
ombak kearah darat. Materian penyusun tombolo ini merupakan endapan
marin.
c. Dataran Alluvial Pantai Utara
Wilayah ini membentang disepanjang pantai utara Bali, atau dapat
disebutlkan sebagai jalur dataran aluvial yang sempit. Topografi dataran
aluvial utara Bali berupa aluvial pantai dengan kemirinagan antara 0 2%
dengan arah utara selatan. Di bagian selatan terdiri atas perbukitan
dengan ketinggian antara 100-500 meter dengan kemiringan lereng 215%. Berdasarka data curah hijan jalur ini termasuk daerah kering. Pada
jalur antara Kubutambahan disebelah timur dan Tukad Gemgem disebelah
barat terdapat benyak meta air, sehingga daerah ini tidak nampakk
kering. Disebelah timur Kubutambahan mata air sudah hampir tidak ada,
sering terjadi banjir yang deras dimusim penghujan. Pada musim
kemarau sungai itu kering, dan tidak dapat digunakan untuk pertanian.
d. Daerah Batu Gamping Selatan
Daerah ini terdapat di semenanjung Bali bagian selatan dan juga Nusa
Penida. Daerah batuan gamping (Bukit Jimbaran dan Nusa Penida)
mempunyai kemiringan lereng landai sampai agak terjal (3 50 %)
permukaan
merupakan
daerah
kecil
hingga
abrasi
dan
sedang
dengan
berpotensi
beberapa
gerakan
tanah
tempat
berupa
berbagai
bentukan
yang
berkaitan
dengan
vulkanisme,
diantaranya gerak tektonik adalah semua gerak naik dan turun yang
menyebabkan perubahan bentuk kulit bumi. Gerak ini dibedakan menjadi
gerak epirogenetik dan gerak orogenetik.
Komplek daerah volkanik di Bali dapat dibagi menjadi empat komplek
yaitu:
1.
2.
3.
Kemmerling,
(1918)
dan
Stehn,
(1928)
dalam
I.S.
(1949)
diperkirakan
terbentuk
bersamaan
dengan
dengan titik
Depresi Karangasem
Terdapat disebalah barat daerah Gunung Seraya. Daerah ini lebih
hijau dibandingkan dengan di sekitarnya. Ini disebabkan karena
daerah ini mendapat rembesan air tanah yang keluar dari lapisanlapisan tanah Gunung Agung, dan sungai-sungai pada daerah ini
tidak kering pada musim kemarau.
6.
Di
jalur
yang
berbatasan
dengan
tepi
utaranya
terjadi
pengendapan sedimen yang lebih halus. Pada akhir kala Pliosen, seluruh
daerah pengendapan itu muncul di atas permukaan laut. Bersamaan
dengan pengangkatan, terjadi pergeseran yang menyebabkan berbagai
bagian tersesarkan satu terhadap yang lainnya. Umumnya sesar ini
terbenam oleh bahan batuan organik atau endapan yang lebih muda.
Selama kala Pliosen, di lautan sebelah utara terjadi endapan berupa
bahan yang berasal dari endapan yang kemudian menghasilkan Formasi
Asah. Di barat laut sebagian dari batuan muncul ke atas permukaan laut.
Sementara ini semakin ke barat pengendapan batuan karbonat lebih
dominan. Seluruh jalur itu pada akhir Pliosen terangkat dan tersesarkan.
Kegiatan gunung api lebih banyak terjadi di daratan, yang menghasilkan
gunung api dari barat ke timur. Seiring dengan terjadinya dua kaldera,
yaitu mula-mula kaldera Buyan-Bratan dan kemudian kaldera Batur, Pulau
Bali masih mengalami gerakan yang menyebabkan pengangkatan di
bagian utara. Akibatnya, Formasi Palasari terangkat ke permukaan laut
dan Pulau Bali pada umumnya mempunyai penampang Utara-Selatan
yang tidak simetris. Bagian selatan lebih landai dari bagian Utara.
Stratigrafi regional berdasarkan Peta Geologi Bali geologi Bali tergolong
masih muda. Batuan tertua kemungkinan berumur Miosen Tengah.
K.M
selatan
atau
sedikit
menenggara
(170-190 o)
dengan
Formasi Selatan
Formasi ini menempati semenanjung Selatan. Batuannya sebagian
besar berupa batugamping keras. menurut Kadar, (1972) dalam K.M
Ejasta, (1995) tebalnya berkisar 600 meter, dan kemiringa menuju
keselatan
antara
7-10o
kandungan
fosil
yang
terdiri
dari
batuan
ini
berumur
Pliosin,
menempati
daerah
mengalasinya,
umur
formasi
ini
adalah
kuarter
bawah,
bukit
Sangiang
dan
gunung
Lesung.
Gunungapi-gunungapi
tersebut dari keseluruhannya hanya dua yang kini masih aktif yaitu
Gunung Agung dan Gunung Batur di dalam Kaldera Batur.
Tabel 5.1.
Kwarter
Kwarter bawah
Pliosen
Miosen - Pleosen
Miosen Tengah-Atas
Miosen Bawah-Atas
Di
jalur
yang
berbatasan
dengan
tepi
utaranya
terjadi
pengendapan sedimen yang lebih halus. Pada akhir kala Pliosen, seluruh
daerah pengendapan itu muncul di atas permukaan laut. Bersamaan
dengan pengangkatan, terjadi pergeseran yang menyebabkan berbagai
bagian tersesarkan satu terhadap yang lainnya. Umumnya sesar ini
terbenam oleh bahan batuan organik atau endapan yang lebih muda.
Selama kala Pliosen, di lautan sebelah utara terjadi endapan berupa
bahan yang berasal dari endapan yang kemudian menghasilkan Formasi
Asah. Di barat laut sebagian dari batuan muncul ke atas permukaan laut.
Sementara ini semakin ke barat pengendapan batuan karbonat lebih
dominan. Seluruh jalur itu pada akhir Pliosen terangkat dan tersesarkan.
Kegiatan gunung api lebih banyak terjadi di daratan, yang menghasilkan
gunung api dari barat ke timur. Seiring dengan terjadinya dua kaldera,
yaitu mula-mula kaldera Buyan-Bratan dan kemudian kaldera Batur, Pulau
Bali masih mengalami gerakan yang menyebabkan pengangkatan di
bagian utara. Akibatnya, Formasi Palasari terangkat ke permukaan laut
dan Pulau Bali pada umumnya mempunyai penampang Utara-Selatan
yang tidak simetris. Bagian selatan lebih landai dari bagian Utara.