Anda di halaman 1dari 20

Perencanaan dan Pemodelan Transportasi

Route Assignment

OLEH :

TRIE SONY K. (3112100050)

GALIH PRIYONGGO S. (3112100054)

MOHAMAD FAJRIN H. (3112100070)

BOBBY MAURIS (3112100088)

DANNY RACHMAD (3112100101)

ADRIEL OSMOND S. (3112100142)

JURUSAN TEKNIK SIPIL

FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN

INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER

SURABAYA

2014
Pendahuluan : Latar Belakang dan Teori
Pada sistem transportasi dapat dilihat bahwa kondisi keseimbangan antara kebutuhan
dan penyediaan sarana transportasi itu sendiri dapat terjadi pada beberapa tingkat (kondisi).
Yang paling sederhana adalah keseimbangan pada sistem jaringan jalan, dimana setiap pelaku
perjalanan mencoba mencari rute terbaik masing – masing yang meminimumkan biaya
perjalanannya (misalnya waktu). Hasilnya, mereka mencoba mencari beberapa rute alternatif
yang akhirnya berakhir pada suatu pola rute yang stabil (kondisi keseimbangan) setelah
beberapa kali mencoba-coba. Proses pengalokasian pergerakan tersebut menghasilkan suatu
pola rute yang arus pergerakannya dapat dikatakan berada dalam keadaan keseimbangan jika
setiap pelaku perjalanan tidak dapat lagi mencari rute yang lebih baik untuk mencapai zona
tujuannya karena mereka telah bergerak pada rute terbaik yang tersedia.

Fenomena lain terjadi pada sistem jaringan transportasi angkutan umum, seperti
digambarkan pada chart di atas yang menyatakan bahwa penumpang berusaha mencari rute
yang meminimumkan biaya perjalanan yang terdiri dari biaya kemacetan, waktu tunggu dan
berjalan kaki, serta waktu berada di atas kendaraan (angkutan umum). Tetapi, hal tertentu
dapat terjadi, jika kemacetan pada ruas jalan yang diakibatkan oleh angkutan pribadi
meningkat, bus yang beroperasi pada ruas jalan yang sama akan meningkat pula waktu
perjalanannya. Hal ini mempengaruhi pengguna jasa angkutan umum (dan juga sopir bus)
untuk mengalihkan rute dalam usaha menghindari tundaan tersebut. Hal tersebut juga
berkaitan dengan pengemudi kendaraan pribadi yang juga mempunyai pemikiran yang sama
sehingga menghasilkan volume pergerakan yang berbeda pada beberapa ruas jalan dan
terciptalah kondisi keseimbangan yang baru. Oleh karena itu untuk mengetahui perubahan
keseimbangan antara kebutuhan dan penyediaan sarana transportasi, maka hendaknya terlebih
dahulu kami sebagai traveler atau designer harus tahu atau memprediksi rute – rute yang
kemungkinan besar menjadi pilihan dominan penggguna jalan atau transportasi lainnya,
dimana rute tersebut masih berkaitan berdasarkan origin – destination yang dilakukan oleh
pengguna jalan. Dan hal tersebut kami dapatkan melalui survey route assignment ini, yakni
dengan tujuan untuk mengetahui hubungan antara pemilihan rute dengan waktu perjalanan
dan biaya yang harus dikeluarkan.
 Berdasarkan referensi yang kami dapat, kami merangkum bahwa tahap analisis route
assgignment dan networking (trip) analyze didapatkan melalui tahap- tahap berikut
ini :

1. Pemilihan moda transportasi


Secara umum kita ketahui bahwa jika terjadi interaksi antara dua zona di suatu
kota, seseorang akan memutuskan bagaimana interaksi tersebut harus dilakukan.
Dalam kebanyakan kasus, pilihan pertama adalah dengan menggunakan telepon (atau
pos) karena hal tersebut akan dapat menghindari terjadinya perjalanan. Akan tetapi,
sering interaksi mengharuskan terjadinya perjalanan. Dalam kasus ini, keputusan
harus ditentukan dalam hal pemilihan moda tansportasi. Secara sederhana moda
berkaitan dengan jenis transportasi yang digunakan. Pilihan pertama biasanya berjalan
kaki atau menggunakan kendaraan. Jika menggunakan kendaraan, pilihannya adalah
kendaraan pribadi (sepeda, sepeda motor, mobil) atau angkutan umum (bus, becak
dan lain-lain). Jika angkutan umum yang digunakan jenisnya bermacam-macam −
oplet, kereta api, becak, dan lain-lain. Dalam beberapa kasus, mungkin terdapat
sedikit pilihan atau tidak ada pilihan sama sekali. Orang dengan finansial menengah
kebawah mungkin tidak mampu membeli sepeda atau membayar biaya transportasi
sehingga mereka biasanya berjalan kaki. Sementara itu, keluarga berpenghasilan kecil
yang tidak mempunyai mobil atau sepeda motor biasanya menggunakan angkutan
umum. Selanjutnya, seandainya keluarga tersebut mempunyai sepeda, jika harus
berpergian jauh tentu menggunakan angkutan umum. Orang yang hanya mempunyai
satu pilihan moda saja disebut dengan captive (bergantung) terhadap moda tersebut.
Jika terdapat lebih dari satu moda, moda yang dipilih biasanya yang mempunyai rute
terpendek, tercepat, atau termurah, atau kombinasi dari ketiganya. Faktor lain
yang mempengaruhi adalah ketidaknyamanan dan keselamatan. Hal seperti ini
harus dipertimbangkan dalam pemilihan moda.

2. Pemilihan rute
Semua yang telah diterangkan dalam pemilihan moda juga dapat digunakan
untuk pemilihan rute. Untuk angkutan umum, rute ditentukan berdasarkan moda
transportasi (bus dan kereta api mempunyai rute yang tetap). Dalam kasus ini,
pemilihan moda dan rute dilakukan bersama-sama. Untuk kendaraan pribadi,
diasumsikan bahwa orang akan memilih moda transportasinya dulu, baru rutenya.
Seperti pemilihan moda, pemilihan rute tergantung pada alternatif terpendek,
tercepat, dan termurah, dan juga diasumsikan bahwa pemakai jalan mempunyai
informasi yang cukup (misalnya tentang kemacetan jalan) sehingga mereka dapat
menentukan rute yang terbaik.
Selain itu suatu pemilihan rute juga didasarkan pada Tingkat Pelayanan ruas jalan
yang bersangkutan/ yang dipilih, yang dibedakan menjadi dua yaitu :

 Tingkat pelayanan (tergantung-arus) Hal ini berkaitan dengan kecepatan operasi


atau fasilitas jalan, yang tergantung pada perbandingan antara arus terhadap kapasitas.
Oleh karena itu, tingkat pelayanan pada suatu jalan tergantung pada arus lalulintas.
Definisi tersebut digunakan oleh Highway Capacity Manual, diilustrasikan dengan
gambar 1, yang mempunyai enam buah tingkat pelayanan, yaitu:

Gambar 1

 Tingkat pelayanan (tergantung-fasilitas) Hal ini sangat tergantung pada jenis


fasilitas, bukan arusnya. Jalan bebas hambatan mempunyai tingkat pelayanan yang
tinggi, sedangkan jalan yang sempit mempunyai tingkat pelayanan yang rendah. Hal
ini diilustrasikan pada gambar 2 :

Gambar 2
 Alasan Pemilihan Rute
Berikut ini merupakan alasan- alasan pemilihan suatu rute oleh pengguna jalan raya,
dengan sudut pandang khususnya sebagai designer maupun secara umum sebagai traveler :
 Pembebanan all-or-nothing
Pemakai jalan secara rasional memilih rute terpendek yang meminimumkan hambatan
transportasi (jarak, waktu, dan biaya). Semua lalu lintas antara zona asal dan tujuan
menggunakan rute yang sama dengan anggapan bahwa pemakai jalan mengetahui rute
yang tercepat tersebut. Dengan kata lain, pemakai jalan mengetahui rute terpendek
yang meminimumkan waktu tempuh dan semuanya menggunakan rute tersebut, tidak
ada yang menggunakan rute lain.
 Pembebanan banyak-ruas
Diasumsikan pemakai jalan tidak mengetahui informasi yang tepat mengenai rute
tercepat. Pengendara memilih rute yang dipikirnya adalah rute tercepat, tetapi persepsi
yang berbeda untuk setiap pemakai jalan mengakibatkan bermacam-macam rute akan
dipilih antara dua zona tertentu. Diasumsikan bahwa pemakai jalan belum
mendapatkan informasi tentang alternatif rute yang layak. Dia memilih rute yang
dianggapnya terbaik (jarak tempuh pendek, waktu tempuh singkat, dan biaya
minimum).
 Pembebanan berpeluang
Pemakai jalan menggunakan beberapa faktor rute dalam pemilihan rutenya dengan
meminimumkan hambatan transportasi. Contohnya, faktor yang tidak dapat
dikuantifikasi seperti rute yang aman dan rute yang panoramanya indah. Dalam hal
ini, pengendara memperhatikan faktor lain selain jarak, waktu tempuh, dan biaya yang
minimum, misalnya rute yang telah dikenal atau yang dianggap aman.

 Faktor Penentu Utama Pemilihan Rute


Adapun faktor penentu awal seorang pengguna jalan untuk mengambil keputusan/
pemilihan suatu rute yaitu :
 Waktu tempuh
Waktu tempuh adalah waktu total perjalanan yang diperlukan, termasuk berhenti dan
tundaan, dari suatu tempat ke tempat lain melalui rute tertentu. Waktu tempuh dapat
diamati dengan metode Pengamat Bergerak, yaitu pengamat mengemudikan
kendaraan survei di dalam arus lalulintas dan mencatat waktu tempuhnya. Metode
tersebut kami lakukan dalam survey ini.
 Nilai waktu
Nilai waktu adalah sejumlah uang yang disediakan seseorang untuk dikeluarkan (atau
dihemat) untuk menghemat satu unit waktu perjalanan. Nilai waktu biasanya
sebanding dengan pendapatan per kapita, merupakan perbandingan yang tetap dengan
tingkat pendapatan. Ini didasari asumsi bahwa waktu perjalanan tetap konstan
sepanjang waktu, relatif terhadap pengeluaran konsumen. Ini merupakan asumsi yang
agak berani karena sedikit atau tidak adanya data empiris yang menyokongnya.
 Biaya perjalanan
Biaya perjalanan dapat dinyatakan dalam bentuk uang, waktu tempuh, jarak, atau
kombinasi ketiganya yang biasa disebut biaya gabungan. Dalam hal ini diasumsikan
bahwa total biaya perjalanan sepanjang rute tertentu adalah jumlah dari biaya setiap
ruas jalan yang dilalui. Jadi, dengan mengetahui semua biaya dari setiap ruas jalan,
dapat ditentukan (dengan algoritma tertentu) rute terbaik yang dapat dilalui pada
jaringan jalan tersebut. Tetapi, persepsi setiap pengendara terhadap biaya perjalanan
jelas berbeda beda sehingga sukar menjabarkan perbedaan ini ke dalam bentuk model
pemilihan rute yang sederhana. Efek batasan-kapasitas dan stokastik dapat juga
dianalisis dalam bentuk biaya perjalanan. Kita dapat mengasumsikan bahwa setiap
pemakai jalan memilih rute yang meminimumkan biaya perjalanannya dan ini sangat
beragam. Jadi, diperlukan usaha untuk mendapatkan rata-rata biaya perjalanan yang
sesuai untuk semua pengendara.
 Biaya operasi kendaraan
Biaya operasi kendaraan merupakan biaya yang penting. Perbaikan atau peningkatan
mutu prasarana dan sarana transportasi kebanyakan bertujuan mengurangi biaya ini.
Biaya operasi kendaraan antara lain meliputi penggunaan bahan bakar, pelumas, biaya
penggantian (misalnya ban), biaya perawatan kendaraan, dan upah atau gaji supir.
Biaya asuransi tidak termasuk biaya operasi kendaraan karena dihitung sebagai biaya
kecelakaan. Empat faktor biaya pertama yang disebutkan diatas biasanya merupakan
fungsi kecepatan. Pada kecepatan rendah, bila kecepatan ditambah, biaya ini akan
turun sampai mencapai minimum (pada kecepatan rendah relatif) dan kemudian naik
terus menerus setelah melewati batas kecepatan rendah relatif tersebut. Jadi, perbaikan
sistem transportasi dengan menambah kecepatan rata-rata dapat meningkatkan biaya
operasi. Kasus pengurangan kecepatan yang disebabkan oleh kemacetan lalulintas
merupakan pengecualian. Pada kasus ini, kecepatan rendah menunjukkan biaya
operasi yang tinggi karena bertambahnya pengereman, percepatan, dan keausan
kendaraan. Jika arus lancar, kecepatan dapat meningkat, mengakibatkan biaya operasi
meningkat di satu sisi, tetapi di sisi lain menghindari biaya operasi tambahan seperti
yang disebabkan pada kasus kemacetan lalu-lintas. Bahan bakar merupakan
komponen penting dari biaya operasi kendaraan. Untuk beberapa kelas kendaraan,
bahan bakar merupakan lebih dari 50% biaya yang dikeluarkan per unit keluaran.
Biaya pelumas biasanya kecil (kurang dari 3% dari total biaya operasi kendaraan) dan
agak sukar dianalisis. Seperti halnya bahan bakar dan oli, ban kendaraan dikonsumsi
secara terus menerus sejalan dengan bergeraknya kendaraan. Biaya ban ini adalah
biaya untuk membeli ban baru atau biaya vulkanisir jika ban masih dalam kondisi
layak (masih berada dalam umur layan). Umur layan ban antara lain dipengaruhi oleh
beban yang dibawa, posisi pada kendaraan, kecepatan kendaraan, sifat pengemudi,
dan kondisi jalan. Biaya perawatan dipengaruhi oleh ciri jalan, terutama kondisi
permukaan jalan. Dengan bertambahnya usia kendaraan, efisiensi mesin berkurang
dan dibutuhkan pemeriksaan dengan teliti dan menyeluruh yang membutuhkan biaya
yang tidak murah. Pada akhirnya hal tersebut akan menambah biaya operasi yang
dikeluarkan.
Pembahasan : Metode Survey dan Data Hasil Survey
 Metode survey yang digunakan dalam survey route assignment ini adalah metode
pengamat bergerak yaitu pengamat mengemudikan kendaraan survei di dalam arus lalu-
lintas dan mencatat waktu tempuhnya.

 Prosedur pelaksanaan survey route assignment ini adalah sebagai berikut :


1. Pilih 2 rute yang berbeda dengan menggunakan kendaraan pribadi sebagai moda
transportasi. Masing-masing rute dikerjakan oleh 2 anggota (1 mengendarai, 1
mencatat waktu, kecepatan kendaraan dan biaya yang dikeluarkan/ termasuk parkir,
bbm, tol yang ditulis di lembar isian/ form survey yang telah disediakan),
2. 2 anggota lain melakukan perjalanan dengan menggunakan kendaraan umum dan
mencatat biaya taxi. (biaya taxi cukup ditanyakan di bandara, asumsi rute pemilihan
taxi = rute kendaraan pribadi),
3. Kelompok kendaraan pribadi dan kelompok kendaraan umum berkumpul di titik
awal/ start (origin) dalam survey ini start berada di Bandara Juanda Surabaya,
4. Kelompok kendaraan pribadi dan kelompok kendaraan umum memulai perjalanan ke
tujuan (destination) secara bersamaan/ start pada waktu yang sama, dimana tujuan
dari perjalanan survey ini adalah Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya,
5. Catat lama waktu perjalanan dan biaya yang dikeluarkan di setiap ruas jalan dan node
serta linkyang dilalui sampai ke tujuan,
6. Kelompok kendaraan pribadi dan kelompok kendaraan umum bertemu di titik akhir/
tujuan (destination) yaitu di Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya,
7. Data dikumpulkan kemudian diolah untuk dianalisis dalam bentuk laporan.

 Alasan Pemilihan Rute dalam Survey


1. Untuk survey pemilihan rute menggunakan kendaraan umum bus kota, rute yang
diambil merupakan rute resmi/ merupakan rute rutin bus kota tersebut sehari-harinya.
Kemudian untuk pemilihan moda transportasi kendaraan umum untuk rute dari
Bandara Juanda ke Terminal Purabaya, yang dipilih adalah Bus Damri karena
menurut surveyor bus tersebut lebih nyaman (ber-AC) dan aman dibanding kendaraan
umum lainnya kemudian untuk rute Terminal Purabaya ke Tanjung Perak surveyor
memilih Bus Kota konvensional karena informasi yang dimiliki surveyor mengenai
bus tersebut baik rute yang dilalui maupun tarif bus tersebut telah cukup meyakinkan
surveyor untuk menggunakan moda transportasi ini (dalam hal ini surveyor pernah
menggunakan bus kota tersebut untuk rute yang sama namun tujuan berbeda).
2. Untuk survey pemilihan rute menggunakan kendaraan pribadi via jalan dalam kota
Surabaya, Surveyor berasumsi bahwa rute yang dipilih merupakan rute terpendek
(26,4 km) dibanding rute yang lainnya. Pemilihan tersebut diperkuat dengan hasil
pencarian/ pemilihan rute di google map. Selain itu alasan lain memilih rute jalan
dalam kota yang telah dipilih dalam survey ini, surveyor memiliki infomasi mengenai
daerah rawan kemacetan di beberapa titik persimpangan jalan kota, ruas-ruas jalan
yang tertib lalu-lintas dengan sedikit hambatan, kondisi fisik jalan serta informasi
mengenai ruas jalan dengan fasilitas SPBU sebab dikhawatirkan kendaraan survey
yang digunakan kehabisan bahan bakar di tengah perjalanan.
3. Kemudian untuk survey pemilihan rute menggunakan kendaraan pribadi via tol yakni
melalui tol waru-juanda dan tol surabaya-gempol. Surveyor memilih rute tersebut
dikarenakan surveyor berasumsi bahwa waktu tempuh perjalanan melalui tol
merupakan perjalanan yang paling singkat dan tidak terlalu banyak hambatannya.
 Data Hasil Survey
1. Data Survey Menggunakan Angkutan Umum (Bis Kota)
Surveyor : Bobby Mauris (3112100088) dan M Fajrin Hernata (3112100070)
Waktu : Minggu, 5 Desember 2013 (12.00 – 13.30)
Cuaca : Cerah

Data Survey Rute Bandara Juanda  Terminal Purabaya

Kecepatan Panjang
No Node Start End Link Start End
(km/h) Ruas (km)

Bandara Jalan Raya


1 12.11 12.45 12.11 12.17 42.5 4.25
Juanda Bandara

Jalan Raya
12.17 12.23 15 1.5
Sedati

Jalan Raya
12.23 12.35 23.75 4.75
Juanda

Jalan Raya
12.35 12.41 25 2.5
Waru

Jalan Letjend
12.41 12.45 12 0,8
Sutoyo

Data Survey Rute Terminal Purabaya  Terminal Pelabuhan Tanjung Perak

Kecepatan Panjang
No Node Start End Link Start End
(km/h) Ruas (km)

Terminal Jalan Raya


2 13.05 13.51 13.05 13.09 13 0,9
Purabaya Waru

Tol surabaya
Pintu tol 13.15 13.30 60 15
gempol

Jalan dupak
13.30 13.35 9,6 0,8
rukun
Jalan Raya
13.35 13.39 20,25 1.35
Demak

Jalan Gresik 13.39 13.41 30 1

Tanjung Jalan Perak


13.41 13.51 34,5 5,75
perak Barat

 Data fisik :
 Jenis kendaraan survey
 Bis Damri ( Rute Bandara Juanda ke Terminal Purabaya )
 Bis Kota ( Rute Terminal Purabaya ke Terminal Tanjung Perak )
 Biaya yang dikeluarkan
 Bandara Juanda  Terminal Purabaya : Rp 20.000,00
 Terminal Purabaya  Terminal Tanjung Perak : Rp 5.000,00
 Total biaya : Rp 25.000,00
 Jarak tempuh
 Rute Bandara  Terminal Purabaya : 13,8 Km
 Rute Terminal Purabaya  Terminal Tanjung Perak : 24.8 Km
 Total jarak tempuh : 38,6 Km
 Waktu tempuh
 Rute Bandara  Terminal Purabaya : 34 Menit
 Rute Terminal Purabaya  Terminal Tanjung Perak : 46 Menit
 Total waktu tempuh : 1 jam 20 mnt
 Link jalan yang dilalui
Bandara Juanda  Jalan Raya Bandara  Jalan Raya Sedati  Jalan Raya Juanda
 Jalan Raya Waru  Jalan Letjend Sutoyo  Terminal Purabaya  Jalan
Letjend Sutoyo  Jalan Raya Waru  Jalan Tol  Jalan Raya Demak  Jalan
Gresik  Jalan Tanjung Perak Barat  Jalan Tanjung Perak Timur  Terminal
Tanjung Perak

 Pembahasan :

Pemilihan rute surveyor untuk kendaraan umum bus kota ditentukan berdasarkan rute resmi/
rutin bus kota itu sendiri. Sebagaimana yang kita ketahui dari tabel di atas, terjadi tundaan
perjalanan yang cukup lama sekitar 20 menit pada saat pergantiaan kendaraan survey di
Terminal Purabaya yakni dari Bus Damri ke Bus Kota konvensional Surabaya. Dari hal
tersebut dapat digambarkan dengan jelas bahwa tundaan yang umum disebabkan oleh
kendaraan umum seperti Bus Kota adalah lamanya waktu untuk menuggu kursi penumpang
penuh. Selain itu juga terjadi tundaan saat bus kota keluar dari Tol Surabaya-Gempol sebab
ada banyak pemberhentian umum (halte) serta pemberhentian sembarangan di sepanjang rute
bus kota tersebut. Oleh karena itu perjalanan dengan menggunakan bus kota terasa lebih
lama. Dilihat dari segi keamanan dan kenyamanan khusus untuk bus kota yang digunakan
sebagai subjek survey, menurut surveyor masih kurang nyaman terkait kebersihan kolong dan
kursi bus, selain itu penumpang yang berdiri didalam bus melebihi kuota/ jumlah maksimum
penumpang berdiri yang telah ditentukan oleh dinas perhubungan, bahkan peraturan tersebut
sudah ditempel di papan informasi bus kota namun tetap saja diabaikan oleh supir bus kota.
Kondisi tersebut tentunya dapat memperbesar peluang tindakan pencurian barang serta tindak
kriminal lainnya.

2. Data Survey Menggunakan kendaraan umum (mobil) rute dalam kota

Surveyor : Trie Sony K (3112100050) dan Galih Aji P (3112100054)


Waktu : Minggu, 5 Desember 2013 (12.00 – 13.30)
Cuaca : Cerah
Kecepatan Panjang
No Node Start End Link Start End
(km/h) Ruas (km)

Bandara Jalan Raya


1 11:48 13:07 11:48 12:00 18.5 3.7
Juanda Bandara

jalan raya
12:00 12:13 14.3 3.1
juanda

jalan raya
12:13 12:26 15.0 3.25
waru

jalan raya a
12:26 12:34 38.3 5.1
yani

jalan
12:34 12:40 10.0 1
wonokromo

jalan raya
12:40 12:47 20.6 2.4
darmo
jalan urip
12:47 12:48 30.0 0.5
sumoharjo

jalan basuki
12:48 12:53 18.0 1.5
rahmat

jalan embong
12:53 12:56 14.0 0.7
malang

jalan blauran 12:56 12:57 18.0 0.3

jalan bubutan 12:57 13:04 13.0 1.52

jalan
13:04 13:07 24.0 1.2
indrapura

Pelabuhan
jalan tanjung
2 Tanjung 13:07 13:15 13:07 13:15 16.5 2.2
perak
Perak

 Data fisik :
 Jenis kendaraan survey
 Kendaraan pribadi : Mobil
 Biaya yang dikeluarkan
 Bandara Juanda  Jalan Indrapura (parkir juanda) : Rp 4.000,00
 Jalan Indrapura  Pelabuhan Tanjung Perak (Bensin 1,8 lt) : Rp 12.500,00
 Total biaya : Rp 16.500,00
 Jarak tempuh
 Rute Bandara  Jalan Indrapura : 24,27 Km
 Jalan Indrapura  Jalan Tanjung Perak : 2,2 Km
 Total jarak tempuh : 26,47 Km
 Waktu tempuh
 Rute Bandara  Jalan Indrapura : 79 Menit
 Jalan Indrapura  Jalan Tanjung Perak : 8 Menit
 Total waktu tempuh : 1 jam 27 menit
 Link jalan yang dilalui
Bandara Juanda  Jalan Raya Bandara  Jalan Raya Juanda  Jalan Raya Waru
 Jalan Ahmad Yani  Jalan Raya Wonokromo Jalan Raya Darmo  Jalan
Raya Urip Sumoharjo  Jalan Basuki Rahmat  Jalan Embong Malang  Jalan
Blauran  Jalan Bubutan  Jalan Indrapura  Terminal Tanjung Perak
 Pembahasan :

Pada survey perjalanan menggunakan kendaraan umum untuk rute jalan kota banyak terjadi
tundaan yang diakibatkan oleh traffic light khususnya di ruas jalan Wonokromo sampai ruas
jalan raya Darmo. Selain itu ada juga hambatan yang menyebabkan perjalanan lebih lama
yaitu perlunya kendaraan survey transit di SPBU untuk mengisi bahan bakar, sehingga perlu
informasi yang jelas mengenai posisi SPBU ini di dalam ruas jalan/ rute yang surveyor
lewati/ pilih.

3. Data Survey Menggunakan kendaraan umum (mobil) rute lewat tol

Surveyor : Danny Rahmad (3112100101) dan Adriel Osmond S (3112100142)


Waktu : Minggu, 5 Desember 2013 (12.00 – 13.30)
Cuaca : Cerah
Kecepatan Panjang
No Node Start End Link Start End
(km/h) Ruas (km)

Bandara
1 11:38 11:39 Jl.Manggis 11:38 11:39 20 1
Juanda

Pintu Jl.Manggis-
2 Parkir 11:39 11:46 Tol Waru- 11:39 11:46 35 5
Airport Juanda
Pintu Tol
Tol Waru
3 Waru- 11:46 11:53 11:46 11:53 60 13
Juanda
Juanda
Pintu Tol
Tol Surabaya-
4 Surabaya- 11:53 12:11 11:53 12:08 60 15,1
Gempol
Gempol

jalan tanjung
5 12:08 12:10 35 1,1
priuk

jalan teluk
6 12:10 12:11 20 0,4
burit
Tanjung jalan tanjung
7 12:11 12:17 12:11 12:17 30 2.4
Perak perak barat

 Data fisik :
 Jenis kendaraan survey
 Kendaraan pribadi : Mobil
 Biaya yang dikeluarkan
 Bandara Juanda  Jalan Manggis (parkir juanda) : Rp 4.000,00
 Jalan Manggis  Tol Waru- Juanda (pintu tol) : Rp 6.000,00
 Tol Waru- Juanda  Tol Surabaya-Gempol (pintu tol) : Rp 3.500,00
 Jalan Teluk Burit  Jalan Tanjung Perak (bensin 3,8 lt) : Rp 23.400,00
 Total biaya : Rp 36.900,00
 Jarak tempuh
 Total jarak tempuh : 38 Km
 Waktu tempuh
 Total waktu tempuh : 29 menit

 Link jalan yang dilalui


Bandara Juanda  Jalan Manggis  Tol Waru-Juanda  Tol Surabaya-Gempol
 Jalan Tanjung Priuk  Jalan Teluk Burit Jalan Tanjung Perak Barat

 Pembahasan :

Untuk survey perjalanan menggunakan kendaraan pribadi dengan rute tol bisa dikatakan
tidak mengalami banyak hambatan yang cukup berdampak terhadap waktu total perjalanan
yang dilakukan. Seperti yang kita ketahui bersama bahwa lama perjalanan yang dilakukan
untuk rute ini adalah 29 menit. Hal tersebut lebih cepat dibandingkan lama perjalanan rute
yang lain sebab di sepanjang ruas jalan tol yang dilalui, surveyor memacu kecepatan
kendaraan sangat cepat yaitu lebih dari 70 km/h dan kecepatan tersebut masih wajar
khsususnya untuk berkendara di jalan tol. Namun rute jalan tol ini tidak dikhususkan untuk
kendaraan beroda dua sehingga dapat disimpulkan bahwa rute tol ini merupakan rute yang
paling efektif dalam hal efisiensi waktu khususnya apabila kita menggunakan kendaraan
pribadi seperti mobil. Untuk detil harga masuk jalan tol Surabaya – Gempol dapat dilihat di
lampiran.
Kesimpulan dan Referensi
Berdasarkan data hasil survey route assignment yang telah diperoleh, kami sebagai surveyor
menyimpulkan bahwa :

Moda transportasi Kendaraan umum Kendaraan Pribadi (Mobil)


(bus kota)
Rute Rute bus kota Rute jalan dalam Rute jalan tol
kota
Waktu tempuh O-D 1 jam 20 menit 1 jam 27 menit 29 menit
Jarak O-D 38,6 km 26,47 km 38 km
Baiaya O-D Rp 25.000,00 Rp 16.500,00 Rp 36.900,00

1. Perjalanan dengan waktu tempuh tercepat adalah perjalanan oleh kendaraan pribadi
via rute jalan tol, meskipun biaya yang dikeluarkan untuk kebutuhan operasional
kendaraan yang digunakan juga cukup (untuk parkir, pintu tol dan bahan bakar)
dibanding dengan biaya total rute lainnnya . Tentunya hal tersebut dapat dimaklumi
karena fasilitas jalan tol yang lebih baik dibanding rute lainnya.
2. Perjalanan dengan rute terpendek adalah perjalanan oleh kendaraan pribadi via jalan
dalam kota, namun waktu tempuh perjalanan ini merupakan yang terlama dibanding
waktu tempuh perjalanan lainnya sebab ada banyak hambatan perjalanan di sepanjang
rute ini khususnya traffic light yang memang dikhususkan pemasangannya di jalan
kota sehingga dapat menjaga ketertiban lalu lintas dalam kota itu sendiri.
3. Sedangkan untuk perjalanan menggunakan bus kota memiliki keuntungan lebih
murah dibandingkan perjalanan menggunakan kendaraan pribadi via jalan tol. Hal
tersebut tentunya merupakan kondisi yang ideal bagi masyarakat atau pengguna jalan
yang memiliki tingkat finansial menengah kebawah.
4. Secara umum karakteristik untuk pemilihan rute menggunakan moda transportasi
kendaraan umum dan kendaraan pribadi dapat dilihat seperti gambar dibawah :

Pada (a) kendaraan pribadi lebih memiliki banyak pilihan rute sebab pemilihan
tersebut tentunya di pengaruhi oleh persepsi pengendara/ traveler yang bersangkutan
berkaitan dengan kesesuaian rute yang dipilih dengan kebutuhan traveler tersebut.
Sedangkan pada (b) angkutan umum cenderung memiliki satu rute saja dan rute
tersebut merupakan rute tersingkat namun juga merupakan rute kolektif yang isinya
merupakan ruas- ruas jalan dengan intensitas pengguna kendaraan umum yang
banyak.

5. Selain waktu tempuh perjalanan dan biaya yang dikeluarkan selama perjalanan, ada
faktor lain yang mempengaruhi proses pemilihan suatu rute yaitu :
 Informasi traveler mengenai rute yang akan dilewati/ dipilih (hal ini tentunya
berkaitan dengan kondisi fisik jalan, pengalaman traveler dalam melewati rute
tersebut dll)
 Keamanan dan kenyamanan selama melewati rute juga dapat menjadi faktor
penentu pemilihan rute itu sendiri sebab tidak menutup kemungkinan seseorang/
traveler cenderung bosan saat melewati rute yang sama setiap hari dan hal
tersebut memungkinkan traveler mencari rute lain yang lebih layak/ sesuai bagi
pribadinya sendiri.

Referensi :
Tamin Z , Ofyar. 1997. Perencanaan dan Pemodelan Transportasi. Bandung : ITB.

Jasamarga. 2014. Informasi Lalu Lintas Surabaya. (http://www.jasamarga.com/layanan-


jalan-tol/surabaya.html), diakses pada 09-01-2014.

Ahyudanari , Ervina. 2013. Bahan Ajar Kuliah Pemodelan dan Perencanaan


Transportasi ITS. Surabaya : Dokumen Pribadi.

HRB. 1965. Highway Capacity Manual, Special Report No 87. Washington, D.C. :
National Research Council.

Google. 2014. Peta Kota Surabaya. (maps.google.com), diakses pada 09-01-2014.


Lampiran
KEPUTUSAN MENTERI PEKERJAAN UMUM
NO. 394/KPTS/M/2013 (4 Oktober 2013)
Berlaku mulai tanggal 11 Oktober 2013 mulai pukul 00.00 wib

SISTEM TERTUTUP

Asal Perjalanan Tujuan Perjalanan Besarnya Tarif Tol (Rp) Surabaya - Gempol
Gol. I Gol. II Gol. III Gol. IV Gol. V

Waru Sidoarjo 3.000 4.000 5.000 6.000 7.500

Porong 4.000 5.000 8.000 10.000 12.000

Sidoarjo Waru 3.000 4.000 5.000 6.000 7.500

Porong 3.000 4.000 5.000 6.000 7.500

Porong Sidoarjo 3.000 4.000 5.000 6.000 7.500

Waru 4.000 5.000 8.000 10.000 12.000

SISTEM TERBUKA

Dupak - Waru 3.000 4.000 5.000 6.000 7.500


U Rute Perjalanan Kendaraan Umum (Bus Kota)

Keterangan :

Jalan tol :

Bandara Juanda :

Pelabuhan Tanjung Perak :

Link :

Node :

Terminal Purabaya
U
Rute Perjalanan Kendaraan Pribadi/ Mobil (Via Jalan Dalam Kota)

Keterangan :

Jalan tol :

Bandara Juanda :

Pelabuhan Tanjung Perak :

Link :

Node :

Junction
Rute Perjalanan Kendaraan Pribadi/Mobil (Via Tol)

Keterangan :

Jalan tol :

Bandara Juanda :

Pelabuhan Tanjung Perak :

Link :

Node :

Pintu Tol Surabaya Gempol

Pintu Tol Waru Juanda

Anda mungkin juga menyukai