Segala puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat dan
karunia-Nya, kami dapat menyelesaikan tugas penulisan makalah mata kuliah Teknik Lalu
Lintas tepat waktu. Tidak lupa shalawat serta salam tercurah kepada Rasulullah SAW yang
syafa’atnya kita nantikan kelak.
Penulisan makalah berjudul “Laporan Hasil Survey Pejalan Kaki Di Ruas Jalan
Diponegoro” dapat diselesaikan karena bantuan banyak pihak. Kami berharap makalah tentang
Laporan Hasil Survey Pejalan Kaki Di Ruas Jalan Diponegoro dapat menjadi referensi. Selain
itu, kami juga berharap agar pembaca mendapatkan sudut pandang baru setelah membaca
makalah ini.
Penulis menyadari makalah ini masih memerlukan penyempurnaan, terutama pada
bagian isi. Kami menerima segala bentuk kritik dan saran pembaca demi penyempurnaan
makalah. Apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini, kami memohon maaf.
Demikian yang dapat kami sampaikan. Akhir kata, semoga makalah Laporan Hasil
Survey Pejalan Kaki Di Ruas Jalan Diponegoro ini dapat bermanfaat.
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
1.3. Tujuan
Tujuan dalam penelitian ini adalah:
1. Mengetahui karakteristik pergerakan pejalan kaki yaitu arus (flow), kecepatan (speed),
kepadatan (density), ruang (space) dan rasio di Jalan Diponegoro Kota Tegal.
2. Mengetahui tingkat pelayanan pedestrian di Jalan Diponegoro Kota Tegal.
3. Mengetahui rekomendasi yang tepat untuk permasalahan pejalan kaki di Jalan Diponegoro
Kota Tegal?
BAB II
KAJIAN TEORI
a. Trotoar
Jalur pejalan kaki yang terletak pda ruang Milik Jalan (Rumija) yang diberi
lapisan permukaan dengaan elevasi yang lebih tinggi dari permukaan perkerasan
jalan, dan pada umumnya sejajar dengan jalur lalulintas kendaraan.
Ketentuan teknis trotoar adalah sebagai berikut :
- Lebar trotoar harus leluasa, minimal bila dua orang pejalan kaki berpapasan,
salah satu diantaranya tidak harus turun ke jalur lalulintas kendaraan.
- Untuk memberikan pelayanan yang optimal kepada pejalan kaki maka jalur
harus diperkeras dan apabila mempunyai perbedaan tinggi dengan sekitarnya
harus diberi pembatas.
- Perkerasan dapa dibuat dari blok beton, beton, perkerasaan aspal atau plester.
Permukaan harus rata dan mempunyai kemiringan melintang 2-4% supaya
tidak terjadi genangan air. Kemiringan memanjang disesuaikan dengan
kemiringan memanjang jalan dan disarankan kemiringan maksimum 10%.
b. Penyeberangan sebidang
Fasilitas yang berupa lampu untuk memberikan keamanan bagi pejalan kaki.
Lampu penerangan diperlukan untuk menjamin keamanan dan keselamatan
pejalan kaki.
Berdasarkan keputusan Dirjen Bina Marga no. 12/S/BNKT/1991 mengenai
lampu penerangan jalan, kriteria jarak lampu ideal adalah sebagai berikut:
- Untuk jalan arteri, jarak antar lampu = 3 – 3,5 x tinggi lampu.
Dirjen Bina marga dalam Tata Cara Perencanaan Teknik lanskap Jalan (1996)
menyebut lampu penerangan khusus untuk pejalan kaki memiliki kriteria sebagai
berikut:
- Tinggi lampu 4 – 6 meter.
4. Halte
Jenis peneduh disesuaikan dengan kondisi jalur pejalan kaki. Jenis peneduh
dapat berupa pohon peneduh atau atap. Persyaratan pemilihan pohon peneduh
menurut Tata Cara Perencanaan Teknik lanskap Jalan yang dikeluarkan oleh
Departemen Pekerjaan Umum adalah sebagai berikut:
- Mempunyai batang dan percabangan yang kuat dan tidak mudah patah.
7. Tempat sampah
METODOLOGI PENELITIAN
• Peta survai
Sampel waktu pengamatan diatas dapat disesuaikan dengan kondisi lapangan yang
sebenarnya dan diselaraskan dengan maksud/tujuan serta kebituhannya. Oleh karena itu,
survai pendahuluan perlu dilakukan.
Guna memudahkan dalam pengisian, penyajian dan analisis data mengenai pejalan kaki,
formulier survai harus dirancang sedemikian rupa sehingga mampu mengakomodasikan
keseluruhan informasi yang dibutuhkan sesuai dengan interval waktunya. Interval
waktu tersebut tergantung pada kebutuhan, kerincian, dan keakuratan data yang
diinginkan. Biasanya semakin kecil interval waktu pengamatan dalam satu jam, maka
semakin rinci data yang didapat. Namun, interval waktu 15 menit tiap jam lebih banyak
digunakan.
Agar data yang didapatkan cukup rinci maka survai dilakukan dengan metode “vantage
point” (lokasi pengamatan di tempat yang tinggi) atau metode lainnya yang
memungkinkan sehingga semua pergerakan pejalan kaki dapat dicatat.
Karena survai pejalan kaki biasanya dilakukan bersama-sama dengan survai lalu lintas
lainnya, maka lokasi survai dapat dilakukan di dua tempat, yaitu :
a. Hitung jumlah pejalan kaki di lokasi survai yang telah ditentukan dengan
menggunakan alat pencacah lalu lintas (counter) atau apabila dengan cara manual
biasanya dituliskan dengan garis garis pagar (turus) berkelipatan lima sesuai dengnan
interval waktu yang telah ditetapkan.
b. Cantumkan dalam formulir survai hasil pencatatan pejalan kaki sesuai dengan
interval waktunya dan juga dengan arah pergerakan pejalan kaki.
c. Agar tidak terjadi kesulitan pencatatan, sebaiknya setiap arah pergerakan pejalan
kaki (apakah penyeberang atau searah lalu lintas kendaraan/menyusuri tritiar) dicatat
oleh surveyor yang berbeda.
Data yang telah dikumpulkan harus dipilah dan dipilih sedemikian rupa sehingga sesuai
dengan jam puncak, lokasi pengamatan dan segi segi lainnya yang diminta dalam
lembar formulir tersebut.
Langkah langkah pengolahan data pengolahan data dapat dapat dinyatakan sebagai
berikut :
1. Jumlahkan hasil pencacahan pejalan kaki sesuai dengnan interval waktunya dan
totalkan setiap satu jamnya.
3. Bilamana total jam puncak telah diketahui, cobalah hitung untuk mengetahui
kecenderungan puncaknya dengan cara menjumlahkannya setiap 60 menit (tiap satu
jam).
Contoh :
• 06.15 – 06.30 = 35
• 06.30 – 06.45 = 50
• 06.45 – 07.00 = 60
• 07.00 – 07.15 = 65
• 07.15 – 07.30 = 70
...........dan seterusnya
Selanjutnya setelah data diolah sedemikian rupa sebagaimana telah dicontohkan, guna
memberikan ilustrasi yang lebih jelas, maka hasil pengolahan dapat disajikan dalam
berbagai bentuk diagram : diagram batang, diagram baris, diagram lingkaran.
BAB IV
NO. NAMA RUAS JALAN LEBAR JALUR Bahu (m) DRAINASE (m) TROTOAR (m) JENIS LEBAR
P. JALAN (m) P. SEGMEN (m) MEDIAN (m)
EFEKTIF (m) KIRI KANAN KIRI KANAN KIRI KANAN HAMBATAN HAMBATAN
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
1. Jl. P. Diponegoro S1 133 m 4,5 1,5 m 1,5 m 4m 3m PARKIR 2,5 m
395,5 m
RUMUS : PV2
Dimana :
P : arus pejalan kaki yang menyeberang ruas jalan tiap jamnya (Pejalan Kaki/jam)
P dan V adalah arus pejalan kaki dan kendaraan rata-rata dalam 4 jam waktu sibuk (4 PV2 terbesar).
P V P X V2 Rekomendasi
12 436 2281152 Zebra Cross
5 456 1039680 Zebra Cross
6 534 1710936 Zc dengan pelindung
10 524 2745760 Zc dengan pelindung
13 408 2164032 Zebra Cross
15 378 2143260 Zebra Cross
12 331 1314732 Zebra Cross
15 308 1422960 Zebra Cross
Berdasarkan data eksising menyebrang pejalan kaki dikaitkan dengan Perekayasaaan
fasilitas pejalan kaki di perkotaan dalam idris Zilhardi, 2007 didapatkan bahwa
rekomendasi yang paling dominan adalah zebracross.
Berikut merupakan desain zebrcroos yanag akan di terapkan menurut usulan kami.
Berdasarkan Peraturan daerah Kota Tegal BAB II mengenai pengaturan tempat dan
waktu untuk usaha PKL dalam pasal 2 ayat 1 yang berbunyi “ Fasilitas umum tidak
boleh dipergunakan untuk usaha PKL kecuali yang ditetapkan degan peraturan
walikota “. Jadi mengacu pada peraturan tersebut penertiban PKL yang berda di trotoar
dimaksudkan agar pejalan kaki lebih leluasa menggunakan faslitas umum trotoar.
Alternatif Satu
Memindahkan PKL ke tempat khusus untuk berjualan
Hal ini dimaksudkan agar trotoar menjadi ruang bagi pejalan kaki secara leluasa
tanpa ada gangguang oleh PKL. Karena kondisi eksisting di trotoar jalan
Diponegoro, banyak spot spot yang digunakan untuk berjualan baik dari PKL
maupun dari penjual toko sewa
Alternatif Dua
Menggunakan 1 bagian trotoar sebagai pejalan kaki, dan 1 bagian yang
lain difungsikan untuk tempat pedagang kaki lima.
Kondisi eksisiting pada trotoar di jalan Diponegoro yaitu, pada sebelah barat
memiliki lebar 4 m sedangkan trotoar di sebelah timur memiliki lebar 3 m. Jadi
trotoar timur di khususkan untuk pejalan kaki. Dan sebelah barat untuk
pedagang kaki lima, namun dengan lebar 4meter pedagang kaki lima dibatasi
hanya memamkai 2,5 meter. Dan selebihnya tetap untuk pejalan kaki
P = 182/15
P= 12,13
W= 12,13/35+1
W = 1,347 m
4.3 Pembahasan
91 14,35 10 2,51
92 15,26 10 2,36
93 17,2 10 2,09
94 14,85 10 2,42
95 15,32 10 2,35
96 12,54 10 2,87
97 13,51 10 2,66
98 14,32 10 2,51
99 11,62 10 3,10
100 10,76 10 3,35
101 14,94 10 2,41
102 11,43 10 3,15
103 12,5 10 2,88
104 13,87 10 2,60
105 14,65 10 2,46
106 13,97 10 2,58
107 14,67 10 2,45
108 13,45 10 2,68
109 12,77 10 2,82
110 13,29 10 2,71
111 14,73 10 2,44
112 12,63 10 2,85
113 16,5 10 2,18
114 13,8 10 2,61
115 14,22 10 2,53
116 16,27 10 2,21
117 12,44 10 2,89
118 15,33 10 2,35
119 13,25 10 2,72
120 12,76 10 2,82
121 14,54 10 2,48
122 15,82 10 2,28
123 12,71 10 2,83
124 11,38 10 3,16
125 14,62 10 2,46
126 15,24 10 2,36
127 13,43 10 2,68
128 14,51 10 2,48
129 17,1 10 2,11
130 14,32 10 2,51
131 16,39 10 2,20
132 15,32 10 2,35
133 16,5 10 2,18
134 14,59 10 2,47
135 13,94 10 2,58
136 13,55 10 2,66
137 16,4 10 2,20
138 12,34 10 2,92
139 11,42 10 3,15
140 10,76 10 3,35
141 15,23 10 2,36
142 12,63 10 2,85
143 14,81 10 2,43
144 15,32 10 2,35
145 14,32 10 2,51
146 12,57 10 2,86
147 11,59 10 3,11
148 12,26 10 2,94
149 13,74 10 2,62
150 16,6 10 2,17
Berikut merupakan data pejalan kaki yang menyusuri dan menyebrang trotoar di
ruas Jalan Diponegoro Kota Tegal
8
=
15 x 3 m
8
=
45
= 1,6 orang/menit/meter
= 2 orang/menit/meter
Ruas Timur
10
=
15 x 4 m
= 2,7 orang/menit/meter
= 3 orang/menit/meter
B. Ruang Pejalan kaki
Ruang pejalan kaki didapatkan dari perbandingan panjang trotoar dikali lebar
trotoar dengan volume pejalan kaki per jam tiap ruasnya.
Ruas Barat
panjang trotoar x lebar trotoar
Ruang Pejalan Kaki( S)=
volume pejalan kaki per jam
395,5 x 3
=
55
= 4,07 m2/orang
= 4,1 m2/orang
= 0,046 orang/m2
= o orang/m2
Ruas Timur
1
D=
S
1
D=
3,585
= 0,026 orang/m2
= 0 orang/m2
Ruas Barat Ruang Pejalan Kaki Arus Pejalan Kaki Kecepatan rata-rata
(m 2/orang) (Orang/menit/ (meter/menit)
meter)
Perhitungan 21,573 1.6 13,333
Tingkat A A F
Pelayanan
Ruas Timur
Ruas Timur Ruang Pejalan Kaki Arus Pejalan Kaki Kecepatan rata-rata
(m2/orang) (Orang/menit/ (meter/menit)
meter)
Perhitungan 38,585 2,667 13,333
Tingkat A A F
Pelayanan
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan data, penulis memeperoleh
kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian mengenai studi kasusu pejalan kaki jalan
Diponegoro sebgaia berikut :
Karakteristik pergerakan pejalan kaki di Jalan Diponegoro Kota Tegal sebagai berikut:
Kecepatan rata-rata (speed) sebesar 2,69 km/jam
Arus (flow) menyusuri pejalan kaki bagian timur sebesar 1,6 pejalan
kaki/meter/menit sedangkan bagian barat 2,667 pejalan kaki/meter/menit.
Keradatan pejalan kaki (density) menyusuri bagian timur bagian timur
0,046 pejalan kaki/m2 sedangkan bagian barat 0,026 pejalan kaki/m2
Ruang pejalan kaki (space) menyusuri pejalan kaki bagian timur 21,573
m2/ped sedangkan bagian barat 38,585 m2/ped
Kecepatan pejalan kaki (speed) menyusuri pejalan kaki bagian timur 13,333
m/s sedangkan bagian barat 13,333 m/s
Tingkat pelayanan untuk jalur pejalan kaki di Jalan Diponegoro Kota Tegal menurut
HCM 1985 adalah A, karena semua pejalan kaki dapat bergerak dalam ruang yang
diinginkan tanpa adanya perubahan gerakan pada pejalan kaki.
5.2 Saran
Keberadaan pedagang kaki-lima pada jalur berjalan kaki perlu lebih ditertibkan,
terutama menyangkut pemakaian lahan yang terlalu menyita lebar trotoar.
Penertiban dapat dilakukan dengan membatasi lahan yang bisa dipakai pedagang
kaki-lima. Agar mudah dalam pelaksanaan dan pengawasannya, batas tersebut
dapat dibuat berupa pengecatan garis memanjang searah trotoar.
Untuk memberi kenyamanan pejalan kaki maka disarankan memperhatikan kondisi
fisik trotoar.
Untuk meningkatkan kenyaman fasilitas pelayanan pejalan kaki yang baru maka
trotoar baru perlu dilengkapi pepohonan.