TINJAUAN PUSTAKA
diselenggarakan untuk:
b. Meningkatkan hasil guna dan daya guna pelayanan distribusi barang dan jasa
definisi jalan adalah jalan umum yang merupakan bagian sistem jaringan jalan dan
merupakan sejumlah uang tertentu yang dibayarkan untuk penggunaan jalan tol.
Besarnya tarif tol berbeda untuk setiap golongan kendaraan dan ketentuan tersebut
telah ditetapkan berdassarkan keputusan presiden. Sedangkan ruas jalan tol adalah
bagian dari jalan tol tertentu yang pengusahaannya dapat dilakukan oleh badan
usaha tertentu.
Target yang menjadi sasasran pelayanan jasa jalan tol terhadap pemakai jasa
pelayanan di gardu, waktu tempuh jalan tol, tingkat kelancaran, tingkat faisilitas,
5
6
tingkat keluhan pelanggan dan standar kerataan jalan. Pada situasi dimana
terdapat banyak jalur masuk station dan jua tersedia fasilitas pelayanan, maka
Jalan tol Pulogebang – Semanan memiliki beberapa segmen ruas atau ruas.
Jalan tol Kelapa Gading - Pulo Gebang sebagai bagian dari jalan tol lingkar
dalam dan lingkar luar Jakarta atau Jakarta Outer Ring Road (JORR) diharapkan
Menurut Rendy (2011) dalam pembentukan tarif jalan tol dapat didasarkan
service pricing). Sistem ini dibentuk atas dasar biaya produksi jasa
service pricing). Sistem didasarkan atas nilai yang dapat diberikan jasa
c. Sistem pembentukan tarif atas dasar ‘What the traffic will bear’ yaitu
tarif berada diantara tarif minimum dan tarif maksimum. Untuk itu,
dasar tarif ini berusaha menutup biaya variabel sebanyak mungkin dan
Dari tiga pendekatan penetapan tarif diatas, yang sesuai untuk penetapan
tarif jalan tol adalah atas dasar nilai jasa transportasi. Dalam menentukan
kebijakan tarif, ada beberapa hal yang harus dipertimbangkan. Pertama adalah
tingkatan tarif yang dikenakan. Rentang dari tingkatan tarif ini dari tarif bebas
atau tidak dikenakan biaya sampai tingkatan tarif yang memberikan keuntungan
pada pelayanan. Selain tingkatan tarif, yang perlu dipertimbangkan adalah cara
bagaimana tarif tersebut dibayarkan. Beberapa pilihan yang umum adalah tarif
manusia dan barang yang perlu melakukan pergerakan karena adanya permintaan
akan suatu komoditi atau jasa lain. Oleh karena itu, permintaan jasa transportasi
b. Permintaan akan angkutan dari suatu barang agar sampai di tempat yang
diinginkan.
tujuan perjalanan seperti pergi bekerja, membeli makanan, pergi berekreasi, dan
atau non tol bukan merupakan suatu proses yang bersifat statis dan acak
melainkan akan sangat dipengaruhi oleh banyak faktor baik secara tunggal
maupun kolektif. Dari beberapa faktor yang berpengaruh ada yang bersifat mudah
diukur (seperti biaya perjalanan, biaya tol, dan waktu perjalanan) dan ada yang
Tingkat pendapatan
Kepemilikan kendaraan
9
Panjang perjalanan
Maksud perjalanan
Biaya perjalanan
Tingkat pelayanan
Indeks aksesibilitas
komoditi tertentu yang akan dikonsumsi dengan harga tertentu, biasanya komoditi
dianggap homogen, yang berarti bahwa semua unit yang dijual atau ditukarkan di
Pada gambar 2.1 dilihat bahwa kemiringan kurva adalah negatif. Hal ini
terjadi karena:
Pada harga yang tinggi, orang lebih tertarik membeli barang lain yang
terhadap barangitu.
permintaan individual dapat diterapkan jika aplikasi cocok dengan prediksi yang
diteliti dari perilaku perjalanan individu dalam sistem transportasi dan permintaan
11
pasar/ market demand dapat diterapkan jika prediksi perilaku total sistem
yang tersedia, misalkan pemilihan jalan tol dan jalan non tol untuk
karena tingkat kepadatan jalan non tol paada waktu tersebut rendah.
moda kereta api yang relatif lebih bisa menampung penumpang dalam
sudah captive, yaitu dimana sudah tidak ada pilihan lain. Sedangkan,
dalam satu waktu perjalanan (ayah, ibu, dan anak) dengan tujuan
berbeda. Konsumsi yang lebih banyak ini tentu saja membuat kapasitas
besar tersebut.
dalam membayar jasa pelayanan yang telah diterima berdasarkan nilai pendapatan
yang diangap logis/ideal. Pendekatan dalam analisis ATP adalah jumlah alokasi
13
biaya transportasi yang diperoleh dari nilai pendatapan yang diterima. Menurut
1. Besaran penghasilan
2. Kebutuhan transportasi
4. Intensitas perjalanan
6. Jenis kegiatan
jasa guna mengeluarkan biaya terhadap nilai jasa yang telah diperolehnya.
Pendekatan dalam analisis WTP adalah persepsi pengguna jasa terhadap tarif dari
14
4. Penghasilan pengguna
Menurut Tamin (1999), pada saat menentukan tarif sering muncul kondisi
1. ATP > WTP, menunjukkan kemampuan membayar lebih besar dari keinginan
untuk membayar jasa transportasi. Kondisi ini terjadi pada saat pengguna jasa
transportasi rendah. Pengguna jenis ini lebih dikenal dengan choice riders.
2. ATP < WTP, menunjukkan keinginan membayar lebih besar dari kemampuan
membayar jasa transportasi. Kondisi ini terjadi pada saat pengguna jasa
transportasi.
Biaya per
satuan jarak
(Rp) ATP>WTP
ATP<WT
ATP=WTP
akan terjadi rangkap fungsi sebagai operator dan regulator. Bila aspek pengguna
dijadikan subyek yang menentukan nilai tarif ATP dan WTP yang ditinjau, maka
1. WTP merupakan fungsi tingkat pelayanan, apabila nilai WTP berada dibawah
nilai ATP, ada kemungkinan untuk menaikkan tarif dengan disertai perbaikan
pemerintah dalam bentuk subsidi dibutuhkan pada saat nilai tarif yang
16
diberlakukan lebih besar dari ATP, hingga didapat nilai tarif yang besarannya
Dalam penentuan besar nilai tarif dianjurkan beberapa parameter berikut ini
2. Tarif berada diantara nilai ATP dan WTP, diperlukan perbaikan tingkat
3. Tarif berada di bawah perhitungan tarif dan diatas ATP, selisih nilai tarif
4. Tarif berada jauh dibawah ATP dan WTP, terdapat keleluasan dalam
penentuan nilai tarif baru. Hal ini menjadi peluang penerapan subsidi silang
pada jenis kendaraan lain yang perhitungan nilai tarifnya diatas ATP.
Pembentukan tarif jasa transportasi dapat didasarkan salah satu dari tiga cara
berikut:
service pricing). Sistem ini dibentuk atas dasar biaya produksi jasa
service pricing). Sistem ini didasarkan atas nilai yang dapat diberikan
maksimum.
c. Sistem pembentukan tarif atas dasar “What the traffic will bear”yaitu
tarif berada di antara tarif minimum dan tarif maksimum. Untuk itu,
dasar tarif ini berusaha menutup biaya variabel serta sebanyak mungkin
b. Biaya Tetap
- Asuransi
- Bunga Modal
- Nilai Waktu
2.7.1 Perhitungan BOK yang dikembangkan oleh PT. Jasa Marga dan LAPI
ITB
Θ Jalan tol
954,78624
947,80862
sebagai berikut :
13,29445
20
12,06486
Konsumsi Ban Ada tiga faktor yang dapat mempengaruhi kondisi atau
kecepatan.
0,0065667
Pemeliharaan Biaya pemeliharaan terdiri dari biaya suku cadang dan upah
montir/tenaga kerja yang berlaku untuk perhitungan BOK pada jalan tol maupun
21
jalan non tol, sedangkan menurut PCI persamaannya sebagai berikut : 1. Suku
Cadang
0,0020891
2. Montir
untuk perhitungan BOK pada jalan tol maupun jalan non tol. Persamaannya
tahunan dari kendaraan yang diekspresikan sebagai fraksi dari kendaraan baru.
0,01 (AINV/2) AINV = Bunga modal tahunan dari kendaraan baru. AKM =
Dalam hal ini bunga modal diasumsikan tidak dipengaruhi oleh pilihan pemakai
g. Asuransi Biaya asuransi berlaku untuk perhitungan BOK pada jalan tol
kendaraan. Gol I (mobil) : sopir 1 Gol IIA (bus) : sopir 1 ; kondektur 1,7 Gol
Gol I (mobil) : -
uang yang rela dikeluarkan oleh seseorang untuk menghemat satu satuan waktu
dengan asumsi bahwa pengemudi kendaraan akan menggunakan jalan yang lebih
kendaraan minimum dari beberapa alternatif jalan yang tersedia. Persamaan dari
Dimana:
F’ = Biaya operasi secara langsung (Biaya bahan bakar, oli, ban, suku
*Kondisi geometri jalan, kecepatan lalu lintas dan kekasaran permukaan jalan
(roughness).
dahulu diberikan informasi tentang suatu kondisi nyata yang bisa dibilang kurang
baik, dan kemudian ditawarkan suatu kondisi yang lebih baik. Dalam hal ini yang
dimaksud adalah perjalanan dengan menggunakan jalan tol dengan jalan non tol.
pertanyaan, “apa yang mereka inginkan?” atau “apa yang akan mereka lakukan?”
dapat mengukur pendapat masyarakat terhadap suatu solusi baru yang ditawarkan
dan dioperasikan lebih baik dari kondisi yang telah ada. Teknik Revealed
antara lain dalam hal memperkirakan respon individu terhadap suatu keadaan
pelayanan yang pada saat sekarang belum ada dan bisa jadi keadaan tersebut jauh
berbeda dari keadaan yang ada sekarang (Ortuzar and Willumsen, 2001).
yang berbeda. Pada teknik ini peneliti dapat mengontrol secara penuh faktor-
faktor yang ada pada situasi yang dihipotesis. Masing-masing individu ditanya
tentang responnya jika mereka dihadapkan kepada situasi yang diberikan dalam
Tahapan yang harus dilakukan dalam menyiapkan survei preferensi antara lain:
a. Penentuan variabel
d. Metoda wawancara
e. Pengukuran preferensi
g. Analisa Data
Data kuantitatif imi umumnya diperoleh dari hasil observasi atau percobaan
secara statistik yang bersifat kuantitatif dari seluruh atau sebagian obyek yang
diteliti. Bila observasi tersebut dilakukan terhadap obyek yang terbatas jumlahnya,
bila obyek yang akan diteliti luar biasa besarnya, pengukuran umumnya hanya
dilakukan terhadap sebagian dari total jumlah obyek yang bersangkutan. Ini
2. Variabel-variabel
untuk menganalisis objek yang sedang diteliti. Menurut jenisnya, variabel dapat
dibedakan:
1. Berdasarkan hubungannya:
sehingga antara dua nilai bulat yang berdekatan tidak terputus tetapi
di lapangan oleh peneliti. Disebut juga data asli atau data baru. Contoh :
a. Data berkala (time series) : data yang terkumpul dari waktu ke waktu
misal: data impor bahan kimia selama 10 tahun terakhir. b. Data kerat
lintang (cross section) : data yang terkumpul pada suatu waktu tertentu
3. Menurut sifatnya:
a. data kualitatif: data yang tidak berbentuk bilangan mis : jenis kelamin,
nominal, mis : 1 untuk pria, 0 wanita; nomor urut - data ordinal, mis: nilai
data rasio, misal : juara I Rp. 1 jt; juara II Rp. 800 rb dan sebagainya.
statistik, analisis data terdiri dari analisis data secara kuantitatif dan kualitatif.
Hasil analisis disajikan dalam bentuk angka-angka yang kemudian dijelaskan dan
kausal, timbal balik), komparatif, dan deskriptif. Analisis hubungan dalam analisis
seperti pengecekan data dan tabulasi., membaca tabel-tabel dan grafik atau angka-
angka yg tersedia, kemudian melakukan uraian dan penafsiran. Salah satu cara
29
memaparkan secara numerik dua hal pokok pengukuran data: 1. Pemusatan data
software Statistic SPSS, pengukuran statistik deskriptif ini bisa mengukur tidak
hanya dua hal pokok tadi, tetapi juga mampu mengukur distribusi suatu data.
pengukuran central tendency suatu data, yaitu: - Mean atau rata-rata, yaitu rata-
rata hitung - Median, yaitu nilai tengah data setelah data tersebut diurutkan dari
kecil ke besar - Modus, yaitu nilai yang sering muncul dari suatu data Dispersi
disperse suatu data, yaitu: - Std. deviasi, adalah nilai simpangan baku - Variance,
adalah nilai varian atau nilai kuadrat dari std deviasi. - S.E mean, adalah nilai
kesalahan standar dari sampel Distribusi mengukur distribusi suatu data. Ada
adalah nilai kemencengan distribusi data. Apabila bernilai positif maka distribusi
keruncingan/ tinggi distribusi data - Kenormalan suatu data dilihat dari nilai