• Tarif Transportasi
• Studi Transportasi
• Definisi dan Pendekatan WTP
• Metode Survey
• Metode Analisis
• Aplikasi WTP
Tarif Transportasi
(Tarif Angkutan Penumpang, Tarif Angkutan Barang)
Tarif Angkutan Penumpang
• Elastisitas permintaan dapat membatasi pilihan tingkatan dan struktur tarif. Persaingan moda
dari sisi kualitas layanan dan harga memainkan peran utama dalam kemauan penumpang
untuk menggunakan angkutan umum pada tingkat tarif tertentu.
• Persamaan antara para pengguna terhadap kualitas layanan (jarak tempuh, local atau ekspres,
tingkat kenyamanan, keselamatan, keamanan, dan lain sebagainya) dibandingkan dengan
tarif yang dibayar oleh suatu kelompok pengguna tertentu. Hal ini merupakan faktor penting
untuk pengguna individu serta untuk kelompok masyarakat.
• Aspek sosial dan politik. Kebutuhan layanan dan kemampuan membayar oleh kelompok
masyarakat yang berbeda adalah hal penting yang perlu diperhatikan.
• Tarif harus dapat dimengerti dan nyaman bagi penumpang dalam pembelian/pembayaran.
• Tarif harus memungkinkan pengumpulan dan kontrol yang mudah dan murah oleh operator.
Pihak yang terlibat
Breidert, 2006
Observasi (market data)
• Pada eksperimen lab biasanya disimulasikan dengan pemberian sejumlah uang kepada
pembeli (subjek penelitian) dan meminta mereka untuk membelanjakan uang pada pilihan
barang tertentu. Barang dan harga bervariasi secara sistematis.
• Kelemahan metode ini pembeli yang diteliti sadar tentang situasi yang eksperimen. Subjek
menjadi lebih rasional dari perilaku pembelian mereka dibandingkan dengan perilaku
belanja normalnya. Sehingga hasil cenderung tidak valid.
• Berbeda dengan eksperimen lapangan (pembelian di toko) dimana perilaku subjek
penelitian lebih alami
• Eksperimen lapangan sering dilakukan dalam bentuk uji pasar. Di dalam pasar uji yang
berbeda, harga bervariasi secara sistematis dan tanggapan konsumen dianalisis.
• Kelemahannya adalah sulit memilih pasar uji yang serupa dengan pasar yang menjadi target.
• Observasi menggunakan pendekatan revealed preference.
Survey
• metodologi berbasis survei untuk mendapatkan nilai atas suatu barang, jasa, dan
fasilitas.
• teknik survei hipotesis langsung yang digunakan untuk menilai jumlah maksimum
uang yang responden akan bersedia membayar untuk mendapatkan keuntungan
dari komoditas yang bertawarkan.
• Metode CV memperkirakan suatu nilai barang ketika pasarnya belum ada (kategori
metode stated reference).
• Kelemahannya terletak pada ke-valid-an hasil pengukuran. Pertanyaan hipetesis
akan menghasilkan jawaban yang hipotesis juga. Sehingga CVM akan memberikan
perkiraan yang tidak valid ketika orang tidak terbiasa atau tidak berpengalaman (de
Boer et al., 1997).
Conjoint Analysis
• teknik untuk mengukur struktur preferensi individu melalui variasi sistematis dari atribut
produk dalam desain eksperimental.
• Atribut produk dianggap sebagai satu set kemungkinan realisasi, yang disebut sebagai
tingkatan atribut.
• Responden disajikan sejumlah profil produk yang terdiri dari atribut-atribut produk dan profil
tersebut diatur sesuai dengan preferensi yang dirasakan oleh responden.
• Pengukuran berfokus pada atribut yang berbeda disebut tingkat kepentingan (importance).
Tingkat kepentingan suatu atribut didasarkan pada tingkatan penilaian dan menggambarkan
berbagai tingkatan penilaian dari yang paling tidak disukai sampai paling disukai.
• Kelemahannya:
• tidak jelasnya informasi yang terkandung dalam pemeringkatan data yang sama dengan informasi yang
terkandung dalam data pilihan.
• pelaksanaan simulator pemilihan sangat rumit dan sering membingungkan manajer yang
menggunakannya untuk memprediksi model pangsa pasar
Discrete Choice Analysis (DCM)
• Aplikasi DCM pada bidang transportasi berawal dari model pilihan diskrit yang dibuat dalam bentuk pilihan biner moda
perjalanan.
• Beberapa studi tersebut difokuskan pada estimasi dari “Nilai waktu”, pertimbangan antara waktu perjalanan dan biaya
perjalanan tersirat oleh model permintaan perjalanan.
• Nilai ini telah digunakan untuk menetapkan biaya untuk penghematan waktu perjalanan dalam evaluasi alternatif proyek
transportasi.
• Peneliti lain juga menekankan pengembangan model sensitive-policy untuk prediksi pangsa pasar dari moda-moda alternatif.
• Kemajuan selanjutnya yakni penelitian pada awal 1970-an berorientasi pada model pemilihan moda dengan lebih dari dua
alternatif pilihan, dan dengan memasukan aspek yang terkait karakteristik perjalanan lainnya seperti tujuan perjalanan,
frekuensi perjalanan kepemilikan kendaraan, lokasi tempat tinggal.
• Penelitian mengenai pemilihan moda kemudian terus dikembangkan oleh banyak peneliti. Studi-studi mengenai pemilihan
moda untuk perjalanan ke tempat kerja telah menggunakan jenis data yang berbeda dari berbagai tipe daerah perkotaan,
spesifikasi model dikembangkan lebih komprehensif dengan variabel sosio-ekonomi, dan diuji keakuratan proyeksi model
dengan data dari sebelum dan sesudah perubahan sistem transportasi.
Pemilihan Moda
• Tahap dimana pelaku perjalanan
memilih moda perjalanannya.
3. Jumlah sampel
• Untuk mengumpulkan data diperlukan biaya yang cukup besar.
4. Atribut (Pengukuran)
• Perlu diperhatikan untuk menentukan atribut apa yang akan ditinjau dan bagaimana
mengekspresikan tingkatan atribut, khususnya untuk atribut kualitatif.
5. Tingkatan atribut
• Perlu dipertimbangkan berapa banyak tingkat harus diperlakukan dan cara mengatur atribut
(nilai absolut, persentase dan sebagainya). Tingkatan atribut dalam desain eksperimental
biasanya bersifat 'ortogonal', yaitu untuk memastikan bahwa atribut disajikan kepada
responden bervariasi secara independen dari satu sama lain. Juga untuk menghindari
multikolinearitas antara atribut
Contoh form survey SP
Metode Analisis
Discrete Choice Model
Teori Probabilitas dan Utilitas
U𝑖 − U𝑗
= 𝛽0 + 𝛽1 𝑋1 U𝑖 − 𝑋1 U𝑗 + 𝛽2 𝑋2 U𝑖 − 𝑋2 U𝑗 + ⋯ + 𝛽𝑛 𝑋𝑛 U𝑖 − 𝑋𝑛 U𝑗
Persamaan Utilitasnya
Aplikasi WTP
Review Penelitian
Evaluation of Airport Train Fare Based on
Willingness to Pay of Users
(Case Study Soekarno-Hatta International Airport)
Nuryani Tinumbia1, Prima Jiwa Osly1, Bambang Cahyadi2, Glorya Rombe Datu1
_______________________________________________________________________________________
1Civil Engineering Department, Faculty of Engineering, Pancasila University, Indonesia
2Industrial Engineering Department, Faculty of Engineering, Pancasila University, Indonesia
METHODOLOGY
• The model is built based on the stated preference survey data (206 respondents of airline passengers
and visitors)
• Analysis the Discrete Choice Model (Binary Choice): comparing performance if there are
improvements (do-something DS scenario) and existing performance (do-nothing DN scenario) of
the Airport Train Service.
• The attributes:
• The The model is built in a general trip, departure trip, arrival trip, business trip, and non-business trip.
• Utility Function: 𝑈𝐷𝑆 − 𝑈𝐷𝑁 = 𝛽0 + 𝛽1 𝑇𝑇𝐼𝑀𝐸𝐷𝑆 − 𝑇𝑇𝐼𝑀𝐸𝐷𝑆 + 𝛽2 𝐻𝐷𝑊𝑌𝐷𝑆 − 𝐻𝐷𝑊𝑌𝐷𝑆 + 𝛽1 𝐶𝑂𝑆𝑇𝐷𝑆 − 𝐶𝑂𝑆𝑇𝐷𝑆
• WTP the probability of choosing the alternatives, it is a 50% probability when the user chooses DS
and DN
Formulir survey
RESULT AND ANALYSIS
Statistical Outputs
Parameters General Departure Arrival Business Non-business
• The utility function is estimated n 2472 1212 1260 1164 1308
by the Maximum Likelihood. Log likelihood
func. -1281.35339 -648.98609 -630.45369 -643.06404 -626.15538
• Statistical tests: The likelihood- χ2statistic 260.56575 121.30574 140.58816 139.00105 124.15407
ratio test and Wald-test p-value 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000
Num. of Parameter 3 3 3 3 3
• The results of statistical tests: β0 0.14241 0.12182 0.17008 0.39731 -0.08365
β1 (HDWY) -0.04977 -0.05113 -0.04849 -0.05142 -0.0492
TTTIME is not significant for the β2 (COST) -0.00006364 -0.00005932 -0.00006841 -0.000064636 -0.000063986
dependent variable (omitted). Std. Error β0 0.11468 0.16146 0.1632 0.16198 0.16462
Std. Error β1 0.00665 0.00931 0.00951 0.00937 0.00956
Std. Error β2 0.000004651 0.000006439 0.000006747 0.000006468 0.000006791
• The likelihood-ratio test: z β0 1.24 0.75 1.04 2.45 -0.51
z β1 -7.49 -5.49 -5.1 -5.49 -5.15
HDWY and COST are z β2 -13.68 -9.21 -10.14 -9.99 -9.42
simultaneously influence the p-value β0 0.2143 0.4506 0.2974 0.0142 0.6113
dependent variable (χ2statistic > p-value β1 0 0 0 0 0
p-value β2 0 0 0 0 0
χ2critical). χ2critical 5.991464547 5.991464547 5.991464547 5.991464547 5.991464547
zcritical 1.960924881 1.961926469 1.961851518 1.962007618 1.961782081
• Wald-test (z): each attribute has
got significant influence on
individual choice
(|z|> z ).
RESULT AND ANALYSIS
Utility Function
53
Analisis ATP dan WTP Pengguna Jasa Kereta
Api Bandara Kualanamu (Airport Railink Service)
(Julien & Mahalli, 2014)
• Tujuan → untuk menentukan tarif yang ideal dari layanan transportasi tersebut dan untuk
menyelidiki pertimbangan dasar di penentuan tarif eksisting oleh PT. Railink.
• Data dikumpulkan melalui wawancara berdasarkan kuesioner dengan pendekatan household
budget dan stated preference.
• Pengukuran nilai WTP menggunakan Pengukuran nilai WTP menggunakan metode stated
preference.
• Nilai WTP masing-masing responden yaitu berupa nilai maksimum rupiah yang bersedia
dibayarkan oleh responden untuk jasa kereta api bandara, diolah untuk mendapatkan nilai
rata-rata (mean) dari nilai WTP tersebut, dengan rumus :
Hasil Penelitian (Julien & Mahalli, 2014)