Anda di halaman 1dari 4

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.

id

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Kota Surakarta merupakan salah satu kota besar di Provinsi Jawa Tengah yang
mengalami pertumbuhan dan perkembangan yang pesat. Pertumbuhan dan
perkembangan tersebut dapat dilihat dari berbagai sektor diantaranya pendidikan,
sosial ekonomi, pariwisata, kebudayaan, dan transportasi. Dalam bidang
transportasi, pergerakan tidak hanya terjadi di dalam kota, melainkan juga dengan
daerah-daerah di sekitarnya, serta dengan kota-kota besar lainnya seperti
Yogyakarta, Semarang, Surabaya, dan Jakarta.

Dewasa ini, mobilitas masyarakat Surakarta dan sekitarnya semakin meningkat.


Demikian pula mobilitas masyarakat dengan tujuan Jakarta. Hal ini disebabkan
oleh meningkatnya aktivitas masyarakat, tingkat ekonomi, serta semakin
tersedianya sarana dan prasarana transportasi. Sarana transportasi semakin
beragam dengan frekuensi yang meningkat dan biaya yang kompetitif.

Angkutan umum yang dapat digunakan dari Surakarta ke Jakarta antara lain
pesawat terbang, kereta api, dan bus. Diantara ketiga moda tersebut, pesawat
terbang merupakan moda yang paling cepat namun tarifnya paling mahal. Kereta
api merupakan moda yang efisien karena dapat mengangkut penumpang dalam
jumlah yang banyak serta terdapat berbagai pilihan kelas. Sedangkan moda bus
merupakan moda yang fleksibel dalam waktu berangkat, armada banyak dan
tarifnya paling murah diantara ketiga moda tersebut.

Perilaku pengguna moda transportasi dalam memilih moda angkutan secara umum
ditentukan oleh tiga faktor yaitu karakteristik perjalanan, karakteristik pelaku
perjalanan, dan karakteristik moda transportasi (Bruton, 1975). Karakteristik
perjalanan meliputi jarak dan maksud perjalanan. Karakteristik pelaku perjalanan
commit tokendaraan,
meliputi tingkat pendapatan, kepemilikan user dan pekerjaan. Sedangkan

1
perpustakaan.uns.ac.id 2
digilib.uns.ac.id

karakteristik moda meliputi waktu perjalanan relatif, biaya perjalanan relatif, dan
tingkat pelayanan relatif.

Moda kereta api dan bus memiliki persaingan dalam mendapatkan calon
penumpang. Kedua moda tersebut akan melakukan peningkatan pelayanan.
Peningkatan pelayanan kereta api dapat dilihat dengan adanya pembangunan jalur
ganda. Fasilitas yang ditawarkan kereta api antara lain televisi, tempat duduk
longgar dan nyaman, pramugari kereta, charger, dan interior yang menarik.

Peningkatan pelayanan bus dilihat dengan tempat duduk yang lebih longgar.
Fasilitas yang ditawarkan bus kelas eksekutif antara lain makan prasmanan,
video/televisi, footrest, dan toilet. Pembangunan jalan tol Trans Jawa yang
direncanakan selesai tahun 2014 yang menghubungkan Solo-Jakarta akan menjadi
prasarana yang memadai bagi bus. Waktu perjalanan yang semula sekitar 12 jam
dapat dikurangi menjadi 8 jam. Pengurangan waktu tempuh ini mungkin akan
meningkatkan tarif bus eksekutif yang akan menggunakan jalan tol tersebut.
Namun jadwal keberangkatan bus akan lebih terjamin sehingga tetap akan
menjadi daya tarik bagi para penumpang terutama pengguna kereta api.

Dengan adanya alternatif pemilihan kedua moda tersebut maka dirasa perlu
menganalisis pemodelan terhadap perilaku pengguna moda kereta api terhadap
bus eksekutif, terutama setelah pembangunan jalan tol trans Jawa selesai. Bus
eksekutif diasumsikan akan menggunakan seluruh ruas tol pada rute Solo-Jakarta.
Dengan adanya pemodelan pemilihan moda tersebut akan diketahui
kecenderungan dan besarnya permintaan penumpang kereta api eksekutif terhadap
moda bus eksekutif yang merupakan moda baru.

Model pemilihan moda yang telah dikembangkan selama ini pada umumnya
menggunakan data revealed preference. Data revealed preference adalah data
yang mendasarkan pada kondisi moda yang sudah beroperasi, sehingga atribut
pelayanan moda sudah diketahui. Di sisi lain pemilihan moda dapat
dikembangkan dengan menggunakan data berdasarkan respon pelaku perjalanan
terhadap berbagai alternatif situasi perjalanan yang ditawarkan. Hal ini
commit
menunjukkan bahwa data tersebut to user pilihan hipotesis dari pelaku
merupakan
perpustakaan.uns.ac.id 3
digilib.uns.ac.id

perjalanan. Data pilihan hipotesis konsumen tersebut dapat diperoleh dengan


metode pengumpulan data yang disebut stated preference.

Metode stated preference adalah perangkat survei yang menggunakan data


dimana sebuah pilihan dibuat berdasarkan hipotesis situasi karena moda yang
ditinjau belum ada. Metode ini mendiskripsikan atribut dari masing-masing moda
yang disurvei dalam level yang berbeda sebagai data tambahan. Data stated
preference berguna dalam memutuskan pilihan antara kondisi eksisting dan
kondisi alternatif baru yang belum diobservasi pada data revealed preference
(Hensher,et.al, 2005). Teknik stated preference ini diharapkan akan memberikan
kontribusi yang besar bagi pengusaha jasa angkutan umum tersebut dalam
mengetahui atribut-atribut internal moda angkutan demi peningkatan pelayanan.

1.2. Rumusan Masalah

Bagaimana model perilaku pemilihan moda kereta api eksekutif terhadap moda
bus kelas eksekutif yang melalui jalan tol Solo-Jakarta dengan menggunakan
metode stated preference?

1.3. Ruang Lingkup dan Batasan Penelitian

Untuk memahami inti penelitian, dilakukan pembatasan masalah sebagai berikut :

· Moda angkutan yang diteliti adalah bus kelas eksekutif (yang nantinya akan
melalui jalan tol Solo-Jakarta) dan kereta api kelas eksekutif jurusan Solo–
Jakarta. Bus yang tidak melalui jalan tol ini tidak diteliti.
· Usia responden minimal 17 tahun dan sudah bekerja.
· Responden adalah penumpang kereta api eksekutif yang naik di Stasiun Solo
Balapan dengan tujuan Jakarta.
· Kualitas pelayanan bus eksekutif yang akan melalui jalan tol Solo-Jakarta
ditingkatkan, sedangkan kualitas pelayanan kereta api eksekutif dianggap tetap.
· Pendekatan pemilihan moda dilakukan dengan metode pemilihan diskrit
(discrete choice model).
commit to user
· Pengolahan data menggunakan software Nlogit versi 4.
perpustakaan.uns.ac.id 4
digilib.uns.ac.id

1.4. Tujuan Penelitian

Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah melakukan pemodelan
perilaku pemilihan moda kereta api eksekutif terhadap moda bus kelas eksekutif
yang melalui jalan tol Solo-Jakarta dengan menggunakan metode stated
preference.

1.5. Manfaat Penelitian

· Manfaat teoritis dari penelitian ini adalah untuk mengetahui atribut-atribut


pelayanan apa saja yang sensitif dalam pemilihan moda bagi penumpang
kereta api eksekutif.
· Manfaat praktis dari penelitian ini adalah sebagai masukan bagi pengelola
kereta api dan bus eksekutif, untuk meningkatkan pelayanan agar dapat
unggul dalam persaingan.

1.6. Metode Penelitian

Metode yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah stated preference. Data
yang digunakan adalah data primer yang diperoleh dengan survei dan data
sekunder yang diperoleh dari perusahaan maupun operator yang dapat mewakili
moda kereta api eksekutif maupun bus eksekutif. Lokasi yang digunakan untuk
mengambil data primer adalah di Stasiun Solo Balapan, sedangkan data sekunder
didapat dari Stasiun Solo Balapan dan Terminal Tirtonadi. Metode penelitian
selengkapnya dapat dilihat pada bab 3.

commit to user

Anda mungkin juga menyukai