Anda di halaman 1dari 14

ANALISA PROBABILITAS PERPINDAHAN MODA TRANSPORTASI

DARI BUS KE KERETA API RUTE MEDAN-KOTAPINANG


MENGGUNAKAN METODE STATED PREFERENCE
Beni Artanto1, Medis Sejahtera Surbakti, S.T., M.T., Ph.D2

1
Departemen Teknik Sipil, Universitas Sumatera Utara (USU)
Jalan Perpustakaan, Kampus USU Medan 20155 INDONESIA
Email : benartanto@gmail.com
2
Staf PengajarDepartemen Teknik Sipil, Universitas Sumatera Utara (USU)
Jalan Perpustakaan, Kampus USU Medan 20155 INDONESIA

Pembangunan jalur rel kereta api tambahan Rantau Prapat-Kotapinang


diharapkan nantinya akan mempermudah proses transportasi dari Kota Medan
menuju Kotapinang dengan tujuan meningkatkan peluang ekonomi dan sebagai
solusi alternatif untuk memperoleh kemudahan dalam melakukan perjalanan.
Sebab saat ini angkutan umum eksisting yang melayani rute tersebut hanya berupa
moda bus dengan ukuran besar maupun sedang. Tujuan dari penelitian ini ialah
untuk mengidentifikasi karakteristik pelaku perjalanan serta menganalisa
probabilitas perpindahan pengguna moda bus ke kereta api.
Penelitian ini menggunakan metode Stated Preference yang dilakukan
dengan survey berupa kuesioner dengan menetapkan jumlah sampel yang
dibutuhkan. Seluruh hasil survey diolah dengan metode logit binomial kemudian
dilakukan analisa regresi linear menggunakan bantuan program SPSS untuk
memperoleh fungsi utilitas guna peramalan model dalam perpindahan pengguna
moda dari bus ke kereta api. Selisih atribut yang dianalisa adalah selisih biaya
perjalanan (∆X1), selisih waktu tunggu keberangkatan (∆X2), dan selisih waktu
tempuh perjalanan (∆X3).
Dari analisa tersebut diperoleh model probabilitas pemilihan moda kereta
api terhadap bus sebagai berikut:

Model persamaan tersebut memiliki nilai R2 sebesar 0,114 atau 11,4% dan
probabilitas perpindahan pengguna bus ke kereta api sebesar 31,93% jika selisih
biaya perjalanan adalah Rp. 30.000, sedangkan berdasarkan waktu tunggu sebesar
50,15% jika selisih waktu tunggu kurang dari 30 menit, serta berdasarkan waktu
tempuh sebesar 57,96% responden akan berpindah dari bus ke kereta api jika
selisih waktu tempuh selama 1 jam (60 menit).
Kata Kunci : pemilihan moda, stated preference, logit binomial
1. Pendahuluan tim persiapan pengadaan tanah
Medan merupakan ibu kota Sekretariat Daerah Pemprov Sumut
Provinsi Sumatera Utara, yang mana sejak 23 November 2015.
hampir seluruh kegiatan bisnis, Adanya pembangunan jalur
industri, dan terutama pusat-pusat baru rel kereta api tersebut akan
pendidikan perguruan tinggi berada menjadi alternatif baru dalam
pemilihan moda untuk melakukan
di kota Medan. Sehingga tidak heran
perjalanan dari Medan menuju
jika banyak kegiatan transportasi Kotapinang dan sebaliknya. Karena
yang terjadi dari daerah lain menuju saat ini transportasi massal eksisting
kota tersebut. Sebagai salah satu pada rute tersebut hanya berupa
contohnya adalah pergerakan pelaku moda bus berukuran sedang maupun
perjalanan dari wilayah Kotapinang besar. Dengan demikian, maka
menuju Kota Medan dan sebaliknya. penelitian ini dimaksudkan untuk
melihat seberapa besar pengaruh
Baik untuk kegiatan pendidikan,
pembangunan jalan rel kereta api
bisnis, ekonomi atau keperluan rute tersebut terhadap peralihan
lainnya. pemilihan moda transportasi dari bus
Kecelakaan transportasi ke kereta api yang dilakukan oleh
merupakan salah satu ancaman pelaku perjalanan. Kajian ini
keselamatan transportasi dalam dilakukan dengan menggunakan
perjalanan darat dari Medan menuju pendekatan Stated Preference dan
Kotapinang. Selain karena kesalahan Discrete Choice Models. Selain itu
pengemudi, rambu-rambu lalu lintas apakah atribut yang paling
yang kurang bekerja secara optimal, berpengaruh dalam pemilihan moda
pengaruh cuaca juga bisa menjadi transportasi untuk rute perjalanan
faktor penyebab terjadinya tersebut. Sehingga dengan studi ini
kecelakaan. Berdasarkan data yang diharapkan dapat dihasilkan
diperoleh dari BPS Pemprov rekomendasi langkah perbaikan yang
Sumatera Utara diketahui bahwa dapat dilakukan oleh instansi terkait.
jumlah kejadian kecelakaan sampai
akhir tahun 2016 adalah sebanyak 2. Tinjauan Pustaka
3.441 kasus.
Dengan berbagai alasan untuk
meningkatkan perekonomian dan Model Pemilihan Moda
pemerataan pembangunan Transportasi
infrastruktur serta memberikan
layanan moda transportasi yang lebih Pemilihan moda dapat
didefenisikan sebagai pembagian
nyaman dan aman, Pemerintah
dari perjalanan yang dilakukan oleh
berwacana untuk melalukan pelaku perjalanan ke dalam moda
pembangunan jalur kereta api Trans yang tersedia dengan berbagai faktor
Sumatera. Sebagai salah satu yang mempengaruhi. Tahap
contohnya adalah pembangunan pemilihan moda ini merupakan suatu
jalur baru rel kereta api Rantau tahapan proses perencanaan
Parapat-Kotapinang yang telah angkutan yang berfungsi untuk
menentukan pembebanan perjalanan
ditetapkan dengan surat keputusan
atau mengetahui jumlah (dalam arti
proporsi) orang dan barang yang Uj = nilai kepuasan konsumen
akan menggunakan atau memilih (utilitas) menggunakan moda j
berbagai moda transportasi untuk Ui = nilai kepuasan konsumen
melayani suatu titik asal-tujuan (utilitas) menggunakan moda i
tertentu.

Teknik Stated Preference


Model Pemilihan Diskret
Teknik Stated preference
Pemilihan diskret dinyatakan merupakan teknik pengumpulan data
sebagai peluang setiap individu yang mengacu pada pendekatan
untuk memilih suatu pilihan terhadap pendapat responden dalam
merupakan fungsi ciri sosio-ekonomi menghadapi berbagai pilihan
dan daya tarik pilihan tersebut. alternatif. Teknik ini menggunakan
Konsumen memaksimalkan desain eksperimental untuk
kepuasannya dalam mengkonsumsi membuat sejumlah alternatif situasi
pelayanan yang diberikan oleh suatu imajiner. Langkah yang dilakukan
moda transportasi. Si konsumen untuk mengidentifikasi bagaimana
menjadi seorang pengambil responden merespon jika situasi
keputusan dan akan menyeleksi imajiner tersebut benar-benar ada
berbagai alternatif dan memutuskan dalam realita adalah dengan
memilih moda yang memiliki nilai menanyakan langsung pada
kepuasan tertinggi (highest utility). responden tersebut. Kemudian
peneliti dapat melakukan kontrol
terhadap semua faktor yang dibuat
dalam alternatif pilihan yang
Model Logit Biner/Binomial
ditawarkan. Pendapat responden
tersebut bisa dinyatakan dalam
Pada model logit binomial bentuk rangking, rating, maupun
ini, konsumen dihadapkan pada dua pilihan.
pilihan moda, dimana moda yang
akan dipilih berupa moda yang 3. Metode Penelitian
mempunyai nilai utilitas yang paling
tinggi dan utilitas dianggap sebagai
variabel acak dengan residu Gumbel
yang tersebar bebas dan identik.
Persamaan model logit
binomial dapat dituliskan sebagai
berikut:

( )

Pj = probabilitas (%) peluang


moda j untuk dipilih
Pi = probabilitas (%) peluang
moda i untuk dipilih
Exp = eksponensial
Gambar 1. Diagram Alir Penelitian
Penentuan Jumlah Sampel Tabel 1. Skala Pilihan dan Pernyataan
Menurut Yamane (1967) Skala
dikutip oleh Glen D. Israel (2012) Skala Pernyataan
Probabilitas (P)
dalam jurnalnya “Determining
Sample Size”, dinyatakan bahwa 1 Pasti memilih kereta api 0,9
untuk menghitung jumlah sampel
2 Mungkin memilih kereta api 0,7
yang akan digunakan dalam
penelitian dapat dihitung dengan 3 pilihan berimbang 0,5
menggunakan persamaan berikut:
4 mungkin memilih bus 0,3
Dengan jumlah penumpang
5 pasti memilih bus 0,1
eksisting sebanyak 412 orang dan
tingkat ketelitian 0,1% maka:
Pengolahan Data
Adapun data-data yang
diperoleh dari kuesioner yang telah
diberikan kepada responden
selanjutnya akan disajikan pada
format Microsoft Excel dalam skala
responden
numerik sebagai variabel tidak bebas
Jadi jumlah responden digenapkan dan selisih nilai atribut moda bus dan
menjadi 100 orang. kereta api sebagai variabel bebas.
Pengolahan data penelitian ini
terdapat dua proses analisis yang
dilakukan, yaitu:
Penyusunan Kuesioner
Dalam penyusunan A. Analisis Karakteristik Pelaku
kuesioner, pertanyaan-pertanyaan perjalanan dan Karakteristik
yang diajukan berupa karakteristik Perjalanan
pelaku perjalanan, karakteristik Untuk menganalisis data
perjalanan dan respon terhadap karakteristik pelaku perjalanan
perubhan atribut-atribut yang dan karakteristik perjalanan
berpengaruh terhadap pemilihan digunakan analisis statistik
moda. deskriptif. Kemudian data-data
tersebut akan ditampilkan
Kemudian biaya perjalanan, menjadi sebuah diagram untuk
waktu tempuh dan juga waktu melihat persentase dari masing-
keberangkatan. Jawaban yang masing pilihan yang telah
diberikan responden akan diberikan oleh responden.
ditransformasikan kedalam skala B. Analisa Pemilihan Moda
numerik 1-5 yang dapat dilihat pada Analisa ini berfungsi untuk
tabel berikut. memodelkan probabilitas
pengguna moda bus berpindah
ke kereta api dengan dengan
mempertimbangkan atribut
biaya perjalanan, waktu
perjalanan dan waktu tunggu.
C. Pemodelan Pemilihan Moda
Metode yang digunakan dalam
Jenis Kelamin
pemodelan pemilihan moda antara
bus dan kereta api adalah model logit 48%
biner dengan menggunakan 52% Laki-laki
persamaan:
Perempuan

Gambar 3. Diagram Distribusi Jenis


Kelamin Responden
Keterangan: Pendidikan Terakhir
Responden
PKA = probabilitas pemilihan SD
2%
moda kereta api
17% 1% 3% SMP
PBus = probabilitas pemilihan 11%
moda eksisting (bus) SMA
66%
Diploma
UKA = fungsi utilitas moda kereta
api Sarjana (S1)

UBus = fungsi utilitas moda S2/S3


eksisting

Gambar 4. Diagram Dsitribusi


4. Hasil dan Pembahasan Pendidikan Terakhir Responden

A. Karakteristik Umum Pelaku


Perjalanan/ Responden Pekerjaan
Pelajar
Usia 24% PNS
≤ 18 Tahun 46% Swasta
3% 1%
TNI/POLRI
6% 3% 18-27 Tahun
11% 18% Wiraswasta
28-37 Tahun 0% 9% 3% Lainnya
76%
38-47 Tahun

48-57 Tahun Gambar 5. Diagram Distribusi


≥ 57 Tahun Pekerjaan Responden

Gambar 2. Diagram Distribusi Usia


Responden
B. Karakteristik Perjalanan
Responden
Pengeluaran Perbulan
≤ Rp. 500.000
Alasan Memilih Moda
Pertimbangan
Rp. 500.001 - biaya/ekonomi
7% 10% Rp. 1.000.000
14% Rp. 1.000.001 - Pertimbangan
Rp. 1.500.000 11% 3% kenyamanan
34%
Rp. 1.500.001 - 8%
Rp. 2.000.000 38% Tidak ada moda
16%
19% Rp. 2.000.001 - 40% lain
Rp. 2.500.000
≥ Rp. Pertimbangan
2.500.001 kecepatan/wakt
u
Pertimbangan
mobilitas

Gambar 6. Diagram Distribusi


Pengeluaran Perbulan Responden Gambar 8. Gambar Distribusi
Alasan Memilih Moda

Maksud Perjalanan
Kepemilikan Kendaraan

10% Tidak 17% Bekerja


30% 3%
48% Rekreasi
Ya, hanya 11%
42% Pendidikan
satu unit 38%
Ya, lebih dari 1% Belanja
satu unit Silaturahmi
Lainnya

Gambar 7. Diagram Distribusi


Kepemilikan Kendaraan Responden Gambar 9. Gambar Distribusi
Maksud Perjalanan
Frekuensi Perjalanan Pilihan Moda yang
digunakan
setiap hari
3%
8% 49%
0% 1% 1 minggu sekali 43% 46%
5% 36%
2 minggu sekali
57% 26% 1 bulan sekali
9% 6% 9%
2 bulan sekali 2%
6 bulan sekali

Angkutan Umum

Angkutan Umum
Sepeda Motor

Sepeda Motor
Mobil Pribadi
Lainnya

Mobil Pribadi
Lainnya
tidak tentu

Gambar 10. Diagram Distribusi


Frekuensi Perjalanan
Rumah-Terminal Terminal Akhir-
Tujuan
Asal Perjalanan
Gambar 13. Diagram Distribusi
Rumah
Pilihan Moda yang digunakan
11%
2% 5%
1% 51% Kantor Waktu Perjalanan
Lainnya
21% 76%
9% Sekolah 65%

38%
38%
28%
Gambar 11. Diagram Distribusi 20%
14%
Asal Perjalanan 7% 3%
2%4%1% 1%3%0%

Tempat Tujuan
≤ 30 menit

≤ 30 menit
> 120 menit

91 - 120 menit

> 120 menit


61 - 90 menit

31 - 60 menit

61 - 90 menit

Perjalanan
Rumah
1%
Kantor
0%
4% 3% 6% Sekolah Rumah- Waktu Perjalanan
Terminal Tunggu di Inti- Tujuan
8% Tempat
Terminal
78% Rekreasi
Rumah Sakit
Gambar 14. Diagram Distribusi
Pusat
Waktu Perjalanan Lainnya
Perbelanjaan
Lainnya

Gambar 12. Diagram Dsitribusi


Tempat Tujuan Perjalanan
C. Analisa Pemilihan Moda
Preferensi Responden Berdasarkan Data Stated
Ya, akan
Preference
10% 27% menggunakan
K. Api Berdasarkan survey
Mungkin akan
63% menggunakan pendahuluan yang telah dilakukan
K. Api guna mendapatkan data sekunder
Tidak akan mengenai kondisi eksisting bus
menggunakan berupa biaya, waktu tunggu dan
K. Api waktu tempuh perjalanan yang
dibutuhkan pelaku perjalanan,
Gambar 15. Diagram Distribusi diperoleh kondisi atribut yang akan
Preferensi Responden Akan dibandingkan dengan atribut serupa
Menggunakan Kereta Api pada moda kereta api. Kondisi
eksisting tersebut disajikan pada
tabel berikut.
Tarif yang Layak
≤ Rp. 100.000 Tabel 2. Asumsi Kondisi Eksisting
1% Atribut yang diteliti
13% 1% Rp. 100.001 -
Rp. 130.000 Moda
40% Rp. 130.001 -
Asumsi
No. Angkutan
45% Rp. 150.000 Atribut
Bus
Rp. 150.001 -
Biaya Rp.
Rp. 200.000 1
> Rp. 180.000 Perjalanan 90.000,-
Waktu
2 9 jam
Tempuh
Waktu Tunggu
3 30 menit
Keberangkatan
Gambar 16. Diagram Tarif Kereta
Api yang Layak Menurut Responden
D. Analisa Persamaan Fungsi
Selisih Utilitas
Tarif Maksimal
Tabel 3. Hasil Respon Terhadap
≤ Rp. 100.000 Selisih Biaya Perjalanan (ribuan
8% 15% Rupiah) Antara Bus dan Kereta Api
9% Rp. 100.001 -
Jumlah Responden
Rp. 130.000 ∆X1
Pilihan Masing-masing Rating
30% Rp. 130.001 - (Ribuan)
38% 1 2 3 4 5
Rp. 150.000
Rp. 150.001 - 1 40 26 27 0 29 18
Rp. 200.000
2 45 18 19 2 38 23
> Rp. 180.000
3 50 11 14 2 35 41

4 55 5 9 2 35 49

5 60 4 6 2 35 53
Gambar 17. Diagram Tarif
Maksimal Kereta Api Menurut
Responden
Tabel 4. Hasil Respon Terhadap pada yang lain dengan variabel
Selisih Waktu Tunggu Antara Bus bebas.
dan Kereta Api
Tabel 6. Kriteria Hubungan Korelasi
Jumlah Responden Masing- Antar Variabel
∆X2
Pilihan masing Rating
(Menit) Nilai R Kriteria Hubungan
1 2 3 4 5 0 Tidak ada korelasi
1 120 18 13 0 30 39 0-0,5 Korelasi lemah
0,5-0,8 Korelasi sedang
2 150 12 12 1 36 39
0,8-1 Korelasi kuat
3 180 5 8 1 35 51 1 Korelasi sempurna
4 210 6 6 1 29 58

5 240 5 7 2 27 59 Alternatif Persamaan Fungsi


Selisih Utilitas antara Kereta Api
dengan Bus
Tabel 5. Hasil Respon Terhadap
Selisih Waktu Tempuh (Jam) Antara Alternatif persamaan yang dibentuk
Bus dan Kereta Api adalah:
Jumlah Responden Masing- 1. Alternatif 1 dengan R2 = 0,043
∆X3
Pilihan masing Rating
(Jam) 2. Alternatif 2 dengan R2 = 0,016
1 2 3 4 5

1 -2,5 49 31 1 8 11 3. Alternatif 3 dengan R2 = 0,075


2 -2,25 48 27 1 12 12
4. Alternatif 4 dengan R2 = 0,108
3 -2 41 26 1 16 16

4 -1,75 32 20 1 25 22 5. Alternatif 5 dengan R2 = 0,082


5 -1,5 30 19 1 23 27
6. Alternatif 6 dengan R2 = 0,075

7. Alternatif 7 dengan R2 = 0,114


Model Pemilihan Moda
Uji Korelasi Atribut
Dari beberapa alternatif
Uji korelasi berfungsi untuk persamaan di atas dipilih persamaan
mengetahui seberapa besar hubungan dengan nilai R2 terbesar yaitu
antara variabel-variabel bebas persamaan altgernatif 7 sebesar
terhadap variabel tidak bebas. 0,114 (11,4%).

Nilai korelasi yang tinggi Persamaan Model Kereta


menunjukkan bahwa terdapat Api dengan Bus
korelasi yang erat antara variabel Persamaan selisih utilitas
yang tergantung pada variabel yang kereta api dan bus dengan nilai R2
lain, sedangkan nilai yang rendah tertinggi yang didapat dari hasil
menunjukkan korelasi yang tidak pengolahan SPSS adalah:
erat antara variabel yang tergantung
( ) sedangkan berdasarkan nilai
signifikansi didapat 0,000 < 0,025
dengan demikian Ho ditolak dan Ha
diterima. Dengan demikian dapat
Keterangan: disimpulkan bahwa atribut biaya,
X1 = Selisih Biaya Perjalanan waktu tunggu dan waktu tempuh
(Puluhan Ribu Rupiah) serentak berpengaruh terahadap
X2 = Selisih Waktu Tunggu pemilihan moda.
(Menit)
X3 = Selisih Waktu Tempuh b. Uji Parsial (Uji T)
(Jam)
Uji T dilakukan untuk
Sehingga probabilitas pemilihan mengetahui pengaruh variabel terikat
moda antara kereta api dengan bus secara parsial terhadap variabel
adalah sebagai berikut: bebas, apakah memiliki pengaruh
yang signifikan atau tidak.

Validasi Persamaan Model dengan


Uji Statistik
df = (α/2;n-k-1)
a. Uji Signifikansi (Uji F) df = (0,05/2;100-3-1) maka
Df = (0,025;96)
Uji ini dilakukan untuk memastikan
Dengan melihat tabel t (0,025;96)
seluruh atribut yang terdapat dalam
didapat t 1,98 yang berarti lebih
persamaan apakah memiliki
besar dari nilai t pada perhitungan
pengaruh atau tidak terhadap
SPSS untuk semua atribut dan
variabel tidak bebas.
berdasarkan nilai signifikansi
keseluruhan kurang dari 0,025 yang
berarti masing-masing atribut atau
variabel berpengaruh terhadap
probabilitas pemilihan moda.
Berdasarkan tabel Anova di E. Grafik Pemilihan Moda
atas (Alternatif 7) diketahui bahwa
nilai F dari persamaan model ialah Grafik pemilihan moda
64,137 dengan nilai signifikansi merupakan hubungan antar
0,000. probabilitas pemilihan moda dengan
df1 = k-1 maka 3-1 = 2 selisih utilitas kereta api dengan bus.
df2 = n-k maka 100-3 = 97
Nilai F tabel dapat diketahui dengan
melihat tabel F (0,05;2;97) didapat
3,09 yang berarti F hitung > nilai F
maka Ho ditolak dan Ha diterima,
Tabel 7. Probabilitas Pemilihan api dan bus diperoleh hasil seperti
Moda dengan Model Logit Binomial grafik berikut.

0,8
0,7

Probabilitas Kereta Api


0,6
0,5
0,4
0,3 Pr (Kereta
Api)
0,2
0,1
0
-50 0 50 100
Selisih Biaya Perjalanan Kereta Api-
Bus dalam Puluhan Ribu Rupiah

Gambar 19. Sensitivitas Model


Terhadap Perubahan Biaya
Perjalanan Antara Kereta Api dan
bus
b. Sensitivitas terhadap perubahan
waktu tunggu keberangkatan

0,8
0,7
Probabilitas Kereta Api

0,6
0,5
0,4
Gambar 18. Grafik Probabilitas
0,3 Pr (Kereta
Pemilihan Moda dengan Selisih
0,2 Api)
Utilitas
0,1
F. Sensitivitas Model 0
-200 0 200 400
Sensitivitas model dimaksudkan
untuk mengetahui perubahan nilai Selisih Waktu Tunggu Kereta
Api-Bus dalam Menit
probabilitas pemilihan moda kereta
api jika dilakukan perubahan nilai
atribut yang diteliti. Gambar 20. Sensitivitas Model
Terhadap Perubahan Waktu Tunggu
a) Sensitivitas terhadap biaya
Keberangkatan Antara Kereta Api
perjalanan
dengan Bus
Berdasarkan analisa
sensitivitas terhadap perubahan
atribut biaya perjalanan antara kereta
c. Sensitivitas teradap waktu Rp. 1.000.000 dengan
tempuh perjalanan persentase sebanyak 34%.
f. Mayoritas responden tidak
0,8 memiliki kendaraan pribadi,
0,7
yaitu sebanyak 48%.
Probabilitas Kereta Api

0,6 2. Karakteristik Perjalanan


0,5
a. Mayoritas responden memilih
moda yang digunakan dengan
0,4 alasan pertimbangan
0,3 Pr (Kereta kenyamanan, yaitu sebanyak
Api) 40% dari total keseluruhan
0,2 responden.
0,1 b. Maksud perjalanan mayoritas
responden yaitu untuk
0 silaturahmi/mengunjungi
-5 0 5 keluarga, dengan persentase
Selisih Waktu Tempuh Kereta sebesar 38%.
Api-Bus dalam Jam c. Mayoritas responden
melakukan perjalanan dengan
Gambar 21. Sensitivitas Model frekuensi waktu yang tidak
Terhadap Perubahan Waktu Tempuh tentu, yaitu sebesar 57%.
Perjalanan Antara Kereta Api dengan d. Mayoritas responden
Bus melakukan perjalanan dimulai
dengan asal perjalanan dari
5. Kesimpulan dan Saran rumah, yaitu sebanyak 51%.
e. Sebagian besar responden
a. Kesimpulan melakukan perjalanan dengan
tempat tujuan perjalanan
1. Karakteristik Pelaku Perjalanan adalah rumah/perumahan, yaitu
a. Pada penelitian ini mayoritas sebesar 78%.
responden berjenis kelamin f. Berdasarkan preferensi
laki-laki, dengan persentase responden terhadap
sebanyak 52%. pengoperasian kereta api rute
b. Mayoritas responden berusia Medan-Kotapinang sebanyak
antara 18-27 tahun, dengan 63% responden memilih akan
persentase sebanyak 76% dari menggunakan kereta api.
total keseluruhan. g. Berdasarkan pendapat
c. Tingkat pendidikan terbanyak mayoritas responden mengenai
responden ialah pendidikan tarif yang layak untuk tiket
SMA sebanyak 66%. kereta api yaitu berkisar antara
d. Sebagian besar responden Rp. 100.001 – Rp. 120.000,
masih berstatus dengan persentase sebanyak
pelajar/mahasiswa, yaitu 45%.
sebanyak 46%. h. Mayoritas responden
e. Pengeluaran responden berpendapat bahwa tarif
terbanyak yaitu Rp. 500.000- maksimum untuk kereta api
ialah berkisar antara Rp.
100.001 – Rp. 120.000, yaitu lebih besar jika selisih biaya
sebanyak 38%. antara kereta api dan bus adalah
30 yaitu sebanyak 31,93%.
3. Atribut biaya perjalanan, waktu Sedangkan saat analisa
tempuh dan waktu tunggu sensitivitas terhadap perubahan
keberangkatan memiliki atribut waktu tunggu,
pengaruh yang cukup besar probabilitas pemilihan kereta api
terhadap responden dalam akan lebih besar jika selisih
menentukan moda yang akan waktu tunggu lebih kecil dari 30
digunakan dalam melakukan menit yaitu sebanyak 50,15%.
perjalanannya, apakah akan Dan pada analisa sensitivitas
tetap menggunakan moda selisih waktu tempuh diperoleh
eksisting berupa bus atau probabilitas sebanyak 57,96%
beralih menggunakan kereta responden akan berpindah
api. Berikut merupakan hasil menggunakan kereta api jika
dari analisa data survey stated selisih waktu tempuh kereta api
preferenced yang telah lebih cepat 1 jam (60 menit).
dilakukan berupa fungsi utilitas
dan model probabilitas: b. Saran
- Fungsi Utilitas:
Berdasarkan hasil analisa yang
UKA-UBus =
telah dilakukan pada penelitian
- Model Probabilitas: ini terdapat saran dari penulis:
Jika dilihat dari
PKA = sensitivitas selisih atribut biaya
perjalanan menggunakan kereta
PBus = 1 - PKA api maka penulis menyarankan
kepada pihak yang berwenang
Model tersebut memiliki R2 dalam pengoperasian serta
sebesar 0,114 atau 11,4% yang penentu kebijakan tarif kereta
berarti atribut yang api agar biaya perjalanan
dipertimbangkan memiliki menggunakan kereta api sama
korelasi yang lemah dan terdapat dengan biaya perjalanan dari
atribut-atribut lain yang Medan menuju Rantau Prapat
berpengaruh yang belum yaitu sebesar Rp. 110.000 untuk
dipertimbangan. Dan diketahui memperbesar probabilitas
dari persamaan utilitas tersebut , penumpang yang menggunakan
atribut yang paling berpengaruh moda bus agar berpindah
adalah atribut waktu tempuh menggunakan moda kereta api.
(time).
Daftar Pustaka
4. Hasil analisa sensitivitas yang 1. Djoeddawi, Andi Hadid Nugraha,
dilakukan memberikan hasil 2015. Model Pemilihan Moda
sebagai berikut: Antara Kereta Api dan Bus Rute
Makassar-Parepare dengan
Pada analisa sensitivitas Menggunakan Metode Stated
perubahan atribut biaya Preference. Jurnal Universitas
perjalanan akan diperoleh Brawijaya, Malang.
probabilitas pemilihan kereta api
2. Ginting, Rosnani, 2015. Kota Medan.Tugas Akhir
Kuesioner Alat Ukur Kepuasan Universitas Sumatera Utara,
Konsumen Terhadap Produk. Medan.
USU Press, Medan. 10. Simanjuntak, Erwin F. Analisis
3. Israel, Glenn D. 2012. Pemilihan Moda Transportasi
Determining Sample Size, Bus Angkutan Kota dan Kereta
University of Florida Api Rute Medan Tanjung Balai
4. Miro, Fidel, 2005. Perencanaan Terhadap Kenaikan Harga BBM.
Transportasi untuk Mahasiswa, Tugas Akhir Universitas
Perencana, dan Praktisi, Jakarta, Sumatera Utara, Medan.
Penerbit Erlangga. 11. Tamin, O.Z. 2008., Perencanaan,
5. Miro, Fidel, 2016. Analisis Pemodelan, dan Rekayasa
Pilihan Moda Transportasi Transportasi. Bandung, Penerbit
Umum Rute Padang-Jakarta ITB.
Menggunakan Metode Stated
Preference. Journal of Regional
and City Planning Vol.27, No.1,
pp. 25-33.
6. Muhammad, Ryan. 2015. Analisa
Pemilihan Moda Transportasi
Antara Shuttle Service dengan
Kereta Api dengan Menggunakan
Metode Stated Preference (Studi
Kasus: Bandung-Jakarta).
Universitas Sumatera Utara,
Medan
7. Nurdiansyah, Muhammad Fatoni,
2015. Analisis Probabilitas
Perpindahan Moda dari Bus ke
Kereta Api Siliwangi Jurusan
Sukabumi-Cianjur Menggunakan
Analisis Regresi Logit Biner.
Jurnal Teknik ITS Vol.4, No.1,
ISSN: 2337-3539 (2301-9271
Print).
8. Oktaviani, Andre Yudi Saputra,
2015. Alternatif Pemilihan Moda
Transportasi Umum (Studi Kasus:
Bus dan Kereta Api Trayek Kota
Padang-Kota Pariaman. Annual
Civil Engineering Seminar. ISBN:
978-979-792-636-6.
9. Sihite, Suparta. 2015. Kajian
Pemilihan Moda Transportasi
Antara Angkutan Kota dengan
Monorel Menggunakan Metode
Stated Preference (Studi Kasus:
Rencana Pembangunan Monorel

Anda mungkin juga menyukai