1
Departemen Teknik Sipil, Universitas Sumatera Utara (USU)
Jalan Perpustakaan, Kampus USU Medan 20155 INDONESIA
Email : benartanto@gmail.com
2
Staf PengajarDepartemen Teknik Sipil, Universitas Sumatera Utara (USU)
Jalan Perpustakaan, Kampus USU Medan 20155 INDONESIA
Model persamaan tersebut memiliki nilai R2 sebesar 0,114 atau 11,4% dan
probabilitas perpindahan pengguna bus ke kereta api sebesar 31,93% jika selisih
biaya perjalanan adalah Rp. 30.000, sedangkan berdasarkan waktu tunggu sebesar
50,15% jika selisih waktu tunggu kurang dari 30 menit, serta berdasarkan waktu
tempuh sebesar 57,96% responden akan berpindah dari bus ke kereta api jika
selisih waktu tempuh selama 1 jam (60 menit).
Kata Kunci : pemilihan moda, stated preference, logit binomial
1. Pendahuluan tim persiapan pengadaan tanah
Medan merupakan ibu kota Sekretariat Daerah Pemprov Sumut
Provinsi Sumatera Utara, yang mana sejak 23 November 2015.
hampir seluruh kegiatan bisnis, Adanya pembangunan jalur
industri, dan terutama pusat-pusat baru rel kereta api tersebut akan
pendidikan perguruan tinggi berada menjadi alternatif baru dalam
pemilihan moda untuk melakukan
di kota Medan. Sehingga tidak heran
perjalanan dari Medan menuju
jika banyak kegiatan transportasi Kotapinang dan sebaliknya. Karena
yang terjadi dari daerah lain menuju saat ini transportasi massal eksisting
kota tersebut. Sebagai salah satu pada rute tersebut hanya berupa
contohnya adalah pergerakan pelaku moda bus berukuran sedang maupun
perjalanan dari wilayah Kotapinang besar. Dengan demikian, maka
menuju Kota Medan dan sebaliknya. penelitian ini dimaksudkan untuk
melihat seberapa besar pengaruh
Baik untuk kegiatan pendidikan,
pembangunan jalan rel kereta api
bisnis, ekonomi atau keperluan rute tersebut terhadap peralihan
lainnya. pemilihan moda transportasi dari bus
Kecelakaan transportasi ke kereta api yang dilakukan oleh
merupakan salah satu ancaman pelaku perjalanan. Kajian ini
keselamatan transportasi dalam dilakukan dengan menggunakan
perjalanan darat dari Medan menuju pendekatan Stated Preference dan
Kotapinang. Selain karena kesalahan Discrete Choice Models. Selain itu
pengemudi, rambu-rambu lalu lintas apakah atribut yang paling
yang kurang bekerja secara optimal, berpengaruh dalam pemilihan moda
pengaruh cuaca juga bisa menjadi transportasi untuk rute perjalanan
faktor penyebab terjadinya tersebut. Sehingga dengan studi ini
kecelakaan. Berdasarkan data yang diharapkan dapat dihasilkan
diperoleh dari BPS Pemprov rekomendasi langkah perbaikan yang
Sumatera Utara diketahui bahwa dapat dilakukan oleh instansi terkait.
jumlah kejadian kecelakaan sampai
akhir tahun 2016 adalah sebanyak 2. Tinjauan Pustaka
3.441 kasus.
Dengan berbagai alasan untuk
meningkatkan perekonomian dan Model Pemilihan Moda
pemerataan pembangunan Transportasi
infrastruktur serta memberikan
layanan moda transportasi yang lebih Pemilihan moda dapat
didefenisikan sebagai pembagian
nyaman dan aman, Pemerintah
dari perjalanan yang dilakukan oleh
berwacana untuk melalukan pelaku perjalanan ke dalam moda
pembangunan jalur kereta api Trans yang tersedia dengan berbagai faktor
Sumatera. Sebagai salah satu yang mempengaruhi. Tahap
contohnya adalah pembangunan pemilihan moda ini merupakan suatu
jalur baru rel kereta api Rantau tahapan proses perencanaan
Parapat-Kotapinang yang telah angkutan yang berfungsi untuk
menentukan pembebanan perjalanan
ditetapkan dengan surat keputusan
atau mengetahui jumlah (dalam arti
proporsi) orang dan barang yang Uj = nilai kepuasan konsumen
akan menggunakan atau memilih (utilitas) menggunakan moda j
berbagai moda transportasi untuk Ui = nilai kepuasan konsumen
melayani suatu titik asal-tujuan (utilitas) menggunakan moda i
tertentu.
( )
Maksud Perjalanan
Kepemilikan Kendaraan
Angkutan Umum
Angkutan Umum
Sepeda Motor
Sepeda Motor
Mobil Pribadi
Lainnya
Mobil Pribadi
Lainnya
tidak tentu
38%
38%
28%
Gambar 11. Diagram Distribusi 20%
14%
Asal Perjalanan 7% 3%
2%4%1% 1%3%0%
Tempat Tujuan
≤ 30 menit
≤ 30 menit
> 120 menit
91 - 120 menit
31 - 60 menit
61 - 90 menit
Perjalanan
Rumah
1%
Kantor
0%
4% 3% 6% Sekolah Rumah- Waktu Perjalanan
Terminal Tunggu di Inti- Tujuan
8% Tempat
Terminal
78% Rekreasi
Rumah Sakit
Gambar 14. Diagram Distribusi
Pusat
Waktu Perjalanan Lainnya
Perbelanjaan
Lainnya
4 55 5 9 2 35 49
5 60 4 6 2 35 53
Gambar 17. Diagram Tarif
Maksimal Kereta Api Menurut
Responden
Tabel 4. Hasil Respon Terhadap pada yang lain dengan variabel
Selisih Waktu Tunggu Antara Bus bebas.
dan Kereta Api
Tabel 6. Kriteria Hubungan Korelasi
Jumlah Responden Masing- Antar Variabel
∆X2
Pilihan masing Rating
(Menit) Nilai R Kriteria Hubungan
1 2 3 4 5 0 Tidak ada korelasi
1 120 18 13 0 30 39 0-0,5 Korelasi lemah
0,5-0,8 Korelasi sedang
2 150 12 12 1 36 39
0,8-1 Korelasi kuat
3 180 5 8 1 35 51 1 Korelasi sempurna
4 210 6 6 1 29 58
0,8
0,7
0,8
0,7
Probabilitas Kereta Api
0,6
0,5
0,4
Gambar 18. Grafik Probabilitas
0,3 Pr (Kereta
Pemilihan Moda dengan Selisih
0,2 Api)
Utilitas
0,1
F. Sensitivitas Model 0
-200 0 200 400
Sensitivitas model dimaksudkan
untuk mengetahui perubahan nilai Selisih Waktu Tunggu Kereta
Api-Bus dalam Menit
probabilitas pemilihan moda kereta
api jika dilakukan perubahan nilai
atribut yang diteliti. Gambar 20. Sensitivitas Model
Terhadap Perubahan Waktu Tunggu
a) Sensitivitas terhadap biaya
Keberangkatan Antara Kereta Api
perjalanan
dengan Bus
Berdasarkan analisa
sensitivitas terhadap perubahan
atribut biaya perjalanan antara kereta
c. Sensitivitas teradap waktu Rp. 1.000.000 dengan
tempuh perjalanan persentase sebanyak 34%.
f. Mayoritas responden tidak
0,8 memiliki kendaraan pribadi,
0,7
yaitu sebanyak 48%.
Probabilitas Kereta Api