ABSTRAK
Seiring dengan pertumbuhan penduduk yang semakin pesat di Kota Bandar Lampung, maka perkembangan
moda transportasi juga semakin meningkat hal ini disebabkan karena banyaknya kebutuhan masyarakat akan
moda transportasi dalam melakukan kegiatan sehari-hari. Dengan semakin meningkatnya kebutuhan masyarakat
akan transportasi, maka perlu diperhatikan faktor-faktor terkait penggunaan transportasi hal ini bertujuan agar
pengguna moda transportasi mendapatkan kepuasan tersendiri dalam menggunakan moda transportasi yang
tersedia. Pada permasalahan ini, peneliti akan menganalisis permasalahan yang ada di Kota Bandar Lampung
terkhususnya moda transportasi dengan cara menentukan prioritas pilihan transportasi jika dihadapkan dengan
berbagai faktor yang mempengaruhi seperti faktor waktu tempuh, biaya, kenyamanan, keamanan, kemudahan
serta mencari alternatif dari permasalahan tersebut. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk menganalisis tingkat
prioritas moda transportasi jika dilakukan perubahan pada tiap kriteria serta membuat pemodelan menggunakan
metode Analytical Hierarchy Process (AHP) dimana AHP merupakan suatu model pendukung keputusan yang
dapat menguraikan masalah multi faktor/multi kriteria yang kompleks menjadi suatu hirarki (Saaty 1993). Hasil
yang diperoleh dari penelitian ini yaitu angkutan pribadi menjadi prioritas pertama dengan bobot sebesar 46,6%,
angkutan online 30,7%, bus 13,8% dan angkot sebesar 8,9%. Urutan kriteria yang menjadi prioritas dalam
pemilihan moda transportasi yaitu kriteria waktu tempuh dengan bobot persentase 37,55%, kriteria biaya
19,52%, kriteria kemudahan 18,43% kriteria keamanan 15,91% dan kriteria kenyamanan 8,6%. Hal ini
memperlihatkan bahwa kriteria waktu tempuh merupakan faktor penting yang mempengaruhi pemilihan moda
transportasi Kota Bandar Lampung. Sedangkan hasil sensitivitasnya menunjukkan, perubahan tiap tiap kriteria
akan mengubah urutan pemilihan moda.
Kata Kunci : pemilihan moda, analisis sensitivitas, pemodelan pemilihan moda transportasi, Analytical
Hierarchy Process (AHP);
ABSTRACT
Bandar Lampung is the capital of Lampung province which is located on the island of Sumatra which has a
population of 1,166,066 million people in 2020. Along with rapid population growth in Bandar Lampung City, the
development of transportation modes is also increasing this is due to the large number of needs. people will use
the mode of transportation in carrying out their daily activities. With the increasing public need for transportation,
it is necessary to pay attention to factors related to the use of transportation, this is so that users of transportation
modes get their own satisfaction in using the available transportation modes. In this problem, the researcher will
analyze the problems that exist in the city of Bandar Lampung, especially the mode of transportation by
determining the priority of transportation choices when faced with various influencing factors such as travel time,
cost, convenience, security, convenience and looking for alternatives to these problems. The purpose of this
study is to analyze the priority level of transportation modes if changes are made to each criterion and make
modeling using the Analytical Hierarchy Process (AHP) method where AHP is a decision support model that can
describe complex multi-factor/multi-criteria problems into a hierarchy (Saaty 1993). The results obtained from this
study are that private transportation becomes the first priority with a weight of 46.6%, online transportation 30.7%,
buses 13.8% and public transportation by 8.9%. The order of the criteria that become priority in the selection of
transportation modes is the travel time criteria with a percentage weight of 37.55%, the cost criteria 19.52%, the
convenience criteria 18.43%, the safety criteria 15.91% and the comfort criteria 8.6%. This shows that the travel
time criterion is an important factor that influences the choice of transportation mode in Bandar Lampung City.
While the sensitivity results show, changes in each criterion will change the order of mode selection.
Keywords : mode selection, sensitivity analysis, mode of transportation selection modeling, Analytical Hierarchy
Process (AHP);
1. PENDAHULUAN
2. METODE PENELITIAN
3.2 Jumlah Kendaraan di Kota Bandar Pada tabel 3.2 daerah yang berwarna kuning
Lampung merupakan nilai yang didapat dari hasil geomean.
Sebaliknya untuk mendapatkan nilai yang tidak
Berikut persentase jumlah kendaraan Kota Bandar
berwarna kuning yaitu dengan membagikan satu per
Lampung 2016 sampai 2020 yang disajikan dalam
nilai geomean.
bentuk tabel dan grafik.
Tabel 3.2 Matriks Perbandingan Berpasangan
Waktu Biaya Kenyamanan Keamanan Kemudahan
Tempuh
Waktu 1 2,22 3,54 2,72 1,90
Tempuh
Biaya 0,45 1 2,20 1,36 1,16
Kenyamanan 0,28 0,46 1 0,4827 0,40
Keamanan 0,37 0,73 2,07 1 0,99
Kemudahan 0,53 0,86 2,48 1,01 1
Jumlah 2,63 5,27 11,29 6,58 5,45
Tabel 3.5 Rekapitulasi Hasil Perhitungan Adapun hasil yang diolah melalui software Expert
Jumlah Perbaris Prioritas Choice sebagai berikut.
Waktu tempuh 1,90 0,38
Biaya 0,98 0,20
Kenyamanan 0,43 0,09
Keamanan 0,80 0,16
Mudahan 0,92 0,18
Nilai Consistency Index (CI) Dari gambar diatas dapat dilihat hasil pengolahan
data menggunakan software Expert Choice dimana
(λmaks - n) untuk konsistensi yang diperoleh yaitu 0,004 yang
CI =
n-1 artinya data bisa digunakan dengan penilaian yang
cukup konsisten (CR ≤ 0,1).
(5,03 - 5)
CI = Dari gambar 3.1 menunjukkan angkutan pribadi
5-1 berada pada prioritas pertama dengan bobot sebesar
49,4% sedangkan angkutan online berada pada urutan
= 0,01 kedua, angkot dan bus berada pada urutan ketiga dan
keempat. Hasil yang didapat menujukkan
Untuk mendapatkan nilai Consistency Ratio bahwasannya angkutan umum berjenis angkot dan
(CR) diperlukan nilai Indeks Random pada
bus masih belum dapat diandalkan dalam segi waktu adalah 0,07 maka data yang diperoleh bisa digunakan.
tempuh.hal ini dikarenakan jumlah armada yang tidak
terlalu banyak sehingga dalam waktu tunggu Tabel 3.8 Perhitungan AHP Alternatif terhadap Kriteria
angkutan ini lebih lama daripada angkutan lainnya. Kenyamanan
Maka dari itu perlu dilakukannya pengaturan Kenyamanan Bus Angkot
Angkutan Angkutan Bobot
timetable (pengaturan jadwal pergi dan tiba). Online Pribadi prioritas
Bus 1 3,66 0,21 0,17 0,11
Angkot 0,27 1 0,1786 0,13 0,05
3.4.2 Biaya Angkutan
4,68 5,60 1 0,76 0,36
Online
Setelah dilakukan pengolahan data kuesioner didapat Angkutan
5,92 7,64 1,32 1 0,47
bobot prioritas alternatif terhadap kriteria biaya pribadi
dapat dilihat pada tabel 3.8. Jumlah 11,87 17,90 2,71 2,06
λmaks = CI = IR = CR =
4,15 0,05 0,9 0,06
Tabel 3.7 Perhitungan AHP Alternatif terhadap
Kriteria Biaya
Angkutan Angkutan Bobot
Biaya Bus Angkot
online Pribadi prioritas
Bus 1 3,45 5,04 1,16 0,42
Angkot 0,29 1 3,76 0,46 0,17
Angkutan
0,20 0,27 1 0,23 0,07 Gambar 3.3 Bobot Alternatif Terhadap Kriteria
Online
Angkutan Kenyamanan
0,87 2,19 4,33 1 0,34
pribadi
Jumlah 2,35 6,90 14,13 2,84 Dari hasil olahan data yang menjadi prioritas utama
λmaks = CI = IR = CR = dalam segi kenyamanan ialah angkutan pribadi dan
4,09 0,03 0,9 0,03
angkutan online dengan nilai persentase sebesar
42,1%. hal ini didasarkan pada kedua angkutan
tersebut mampu melayani dengan fasilitas yang
memadai dimulai dari tersedianya AC, terhindarnya
orang dari tindakan kriminalitas, terjaganya privasi
setiap orang, tidak ada keberisikan yang ditimbulkan
seperti suara tape angkutan, hp, atau sesama
penumpang yang berisik, kendaraan masih terawat
dengan baik, kendaraan tidak mengeluarkan bau
yang tidak sedap, tempat duduk yang masih nyaman
Gambar 3.2 Bobot Alternatif Terhadap digunakan sehingga dalam melakukan perjalanan
Kriteria Biaya orang bisa melakukan apa saja didalam angkutan
Dari hasil olahan data didapat nilai konsistensi (CR) tersebut. Sedangkan pada urutan ketiga dan keempat
sebesar 0,03 yang artinya data dapat digunakan untuk ialah bus dan angkot dengan masing-masing
dianalisis. Dari gambar diatas dapat dilihat bahwa dari persentase sebesar 10,8% dan 5% yang dinilai masih
segi biaya bus lebih unggul dengan bobot prioritas kurang dalam segi kenyamanan untuk melakukan
sebesar 42,6%, hal ini didasarkan bahwa tarif yang perjalanan dikarenakan fasilitas yang diberikan
dikeluarkan dalam melakukan sekali perjalanan bus belum cukup memadai.
relatif lebih murah jika dibandingkan dengan angkutan
lainnya. Responden menilai bahwa saat ini bus lebih 3.4.4 Keamanan
baik dari segi biaya jika dibandingkan dengan
angkutan lain. Kemudian prioritas kedua diduduki oleh Dari kriteria keamanan, penilaian responden
angkutan pribadi dimana pada saat ini responden terhadap kriteria keamanan cukup konsisten dimana
menilai angkutan pribadi juga sedikit mengeluarkan nilai uji konsistensi yang didapat sebesar 0,03 yang
biaya dalam melakukan perjalanan ditambah lagi artinya kurang dari 0,1 maka hasil tersebut layak
masih adanya subsidi BBM. Selanjutnya prioritas digunakan untuk dianalisis dan dijadikan pengolahan
ketiga ialah angkot dengan biaya ongkos/tarif yang data selanjutnya.
terbilang masih terjangkau untuk melakukan
perjalanan namun jika perjalanan yang dijangkau Tabel 3.9 Perhitungan AHP Alternatif terhadap
cukup jauh maka biaya yang dikeluarkan sedikit lebih Kriteria Keamanan
besar dibanding dengan perjalanan dalam jarak yang Keamanan Bus Angkot
Angkutan Angkutan Bobot
dekat. Sedangkan untuk prioritas ke empat yaitu online Pribadi prioritas
Bus 1 2,85 0,20 0,15 0,09
angkutan online dimana angkutan online dinilai masih
Angkot 0,35 1 0,16 0,12 0,05
relatif mahal dari segi biaya. Angkutan
5,03 6,34 1 0,70 0,36
Online
3.4.3 Kenyamanan Angkutan
6,69 8,17 1,42 1 0,49
pribadi
Jumlah 13,07 18,35 2,78 1,9763
Dari hasil olahan data yang dilakukan, penilaian λmaks = CI = IR = CR =
responden adalah konsisten dengan nilai konsistensi 4,09 0,03 0,9 0,034
pribadi lebih unggul dengan bobot 52,6% dari segi
kemudahan. Angkutan pribadi dan online masih
dapat diandalkan dikarena dinilai dapat menjangkau
setiap lokasi yang dituju. Namun untuk angkutan
umum belum ada manajemen yang baik dan handal
dalam segi akses ke setiap lokasi pemukiman warga.
Jika dibandingkan kedua angkutan umum ini, angkot
lebih unggul dibanding bus dikarenakan rute angkot
Gambar 3.4 Bobot Alternatif Terhadap Kriteria masih dapat menjangkau sampai ke pemukiman
Keamanan warga ditambah jumlah armada yang memadai akan
menjadi tolak ukur dalam melakukan perjalanan.
Berdasarkan jawaban responden dari hasil kuesioner
moda yang menjadi prioritas pertama ialah angkutan 3.5 Perumusan AHP pada Pemilihan Moda
pribadi dimana persentase yang didapat sebesar Transportasi
49,6% kemudian prioritas ketiga kemudian disusul
oleh angkutan online dengan bobot persentase Dari pengolahan data yang telah dilakukan,
36,3%. Pada kedua angkutan ini dinilai masih aman selanjutnya akan dibuat pemodelan/perumusan AHP
dalam melakukan perjalanan dikarenakan minimnya pemilihan moda transportasi. Perumusan AHP
kriminalitas yang terjadi, dan terjaganya privasi dari dibuat dengan mengkorelasikan kriteria dan
orang lain. Sedangkan urutan prioritas ketiga dan alternatif yang diperoleh dengan penjabaran proses
keempat dari segi keamanan ialah bus dengan perkalian matriks. Adapun perumusan yang telah
persentase sebesar 9,2% dan angkot dengan diperoleh adalah sebagai berikut:
persentase 4,9%, hal ini menunjukkan bus dan Bus = 0,06 Waktu Tempuh + 0,42 Biaya + 0,11
angkot belum mampu menjamin tingkat keamanan Kenyamanan + 0,09 Keamanan + 0,05
seseorang. Selain itu tingkat keamanan juga dilihat Kemudahan
dari fisik angkutan umum tersebut yang sudah tua Angkot = 0,07 Waktu Tempuh + 0,17 Biaya + 0,05
dimulai dari mesinnya, belum ada uji kelayakan Kenyamanan + 0,05 Keamanan + 0,09
secara berkala untuk siap melayani penumpang. Kemudahan
Angkutan online = 0,38 Waktu Tempuh + 0,07
3.4.5 Kemudahan Biaya + 0,36 Kenyamanan + 0,36
Keamanan + 0,34 Kemudahan
Adapun hasil dari penilaian yang telah dilakukan Angkutan pribadi = 0,49 Waktu Tempuh + 0,34
responden terhadap kriteria kemudahan dapat dilihat Biaya + 0,47 Kenyamanan + 0,49
pada tabel 3.10. Dari hasil olahan data didapat nilai Keamanan + 0,52 Kemudahan
konsistensi sebesar 0,05 yang artinya data dapat
digunakan untuk dianalisis. Pada perumusan yang telah diperoleh, maka
perumusan AHP ini dapat digunakan untuk
mempermudah mencari nilai sensitivitas pada
pemilihan moda berdasarkan kriteria dan mencari
Tabel 3.10 Perhitungan AHP Alternatif terhadap tingkat prioritas suatu pemilihan moda transportasi.
Kriteria Kemudahan
Angkutan Angkutan Bobot 3.6 Tingkat Prioritas Pemilihan Moda
Kemudahan Bus Angkot
online Pribadi prioritas Transportasi
Bus 1 0,33 0,16 0,12 0,05
Angkot 3,07 1 0,19 0,13 0,09
Angkutan
Peringkat prioritas moda transportasi yang terpilih
6,33 5,15 1 0,57 0,34 setelah dilakukan pengolahan data adalah sebagai
Online
Angkutan
8,22 7,46 1,75 1 0,52
berikut:
pribadi
Jumlah 18,62 13,93 3,11 1,83 Tabel 3.11 Peringkat Prioritas Pemilihan Moda
λmaks = CI = IR =
4,13 0,04 0,9
CR = 0,05 Moda Bobot Bobot
Prioritas
Transportasi (%) (%)
1 Angkutan pribadi 0,47 47%
2 Angkutan online 0,31 31%
3 Bus 0,14 14%
4 Angkot 0,09 9%
3.7.1 Analisis Sensitivitas Terhadap Kriteria Gambar 3.9 Peningkatan Bobot Waktu Tempuh
Waktu Tempuh
3.7.2 Analisis Sensitivitas Terhadap Kriteria
a. Penurunan Bobot Waktu Tempuh Biaya
Penurunan bobot waktu tempuh mengakibatkan
perubahan bobot pada pemilihan moda. Gambar 3.8 a. Peningkatan Bobot Biaya
menunjukkan angkutan pribadi menjadi prioritas
Pada gambar 3.10 dilakukan peningkatan bobot cukup dalam melakukan perjalanan. Namun dari
setiap 10% pada kriteria biaya. Bus menjadi prioritas analisis yang dilakukan, angkutan pribadi tetap
utama disusul oleh angkutan pribadi, kemudian yang menjadi prioritas utama disusul oleh angkutan
menjadi prioritas ketiga dan keempat yaitu angkot online, dan angkot menjadi pilihan terakhir
dan angkutan online. Maka dapat disimpulkan, bus responden.
dan angkot sensitif terhadap perubahan bobot
kriteria biaya. Angkutan umum ini menjadi pilihan
moda terbaik dalam melakukan perjalanan karena
saat ini biaya perjalanan yang dikeluarkan sangat
rendah untuk bepergian jarak jauh maupun dekat.
3.7.4 Analisis Sensitivitas Terhadap Kriteria Gambar 3.13 Peningkatan Bobot Kemudahan
Keamanan
4. KESIMPULAN
a. Peningkatan Bobot Keamanan
Gambar 3.12 menjelaskan jika bobot keamanan Berdasarkan hasil analisis yang dilakukan maka
menjadi prioritas utama dalam pemilihan moda dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
transportasi maka terjadi juga peningkatan angkutan 1. Kriteria-kriteria yang digunakan dalam
online sebesar 36%, sedangkan keamanan tidak pemilihan moda yaitu waktu tempuh, biaya,
berpengaruh terhadap angkutan pribadi. Untuk moda kenyamanan, keamanan dan kemudahan.
transportasi umum berjenis angkot dan bus Urutan kriteria yang paling berpengaruh dalam
mengalami sedikit penurunan persentase karena pemilihan moda transportasi adalah sebagai
dinilai belum memenuhi kriteria keamanan yang berikut:
a. Kriteria waktu tempuh dengan bobot
persentase 38% pemukiman warga. Dari segi kriteria
b. Kriteria biaya dengan bobot persentase 20% kenyamanan dan keamanan perlu
c. Kriteria kemudahan dengan bobot memperbaiki fasilitas angkutan umum
persentase 18% berupa AC, tempat duduk yang nyaman,
d. Kriteria keamanan dengan bobot persentase cctv agar dapat memberikan tingkat
16% keamanan kepada pengguna serta menjamin
e. Kriteria kenyamanan dengan bobot privasi pengguna dengan aman.
persentase 9%
Hal ini memperlihatkan bahwa kriteria waktu DAFTAR PUSTAKA
tempuh merupakan faktor penting yang
mempengaruhi pemilihan moda transportasi Astuti, Septiana Widi, Ahmad Soimun, and
Kota Bandar Lampung. A.A Bagus Oka Krisna. 2019. "Pemilihan
2. Urutan alternatif moda yang menjadi prioritas Alternatif Trase Kereta Api di Kabupaten
dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: Bangka Menggunakan Metode Analytical
a. Mobil pribadi dengan bobot persentase Hierarchy Process." Jurnal
46,6% Perkeretaapian Indonesia Volume III
b. Angkutan online dengan bobot persentase Nomor 2 125-132.
30,7%
c. Bus dengan bobot persentase 13,8% Badan Pusat Statistik, Kota Bandar Lampung.
d. Angkot dengan bobot persentase 8,9% n.d. "Kota Bandar Lampung dalam Angka,
3. Pada analisis sensitivitas yang telah dilakukan, 2021." Badan Pusat Statistik Kota Bandar
maka didapatkan hasil sebagai berikut: Lampung.
a. Jika kriteria biaya menjadi prioritas utama
dalam memilih moda transportasi maka Haradongan, Fedrickson. 2014. "Analisis
angkutan bus dan angkot berpeluang Tingkat Kepentingan Pemilihan Moda
terpilih dalam melakukan perjalanan Transportasi Dengan Metode AHP (Studi
dikarenakan pada saat ini masyarakat Kasus: Rute Jakarta-Yogyakarta)." Jurnal
merasa bahwa biaya yang dikeluarkan Penelitian Transportasi Darat.
untuk perjalanan jauh maupun dekat masih
tergolong rendah dibanding dengan Hardiyanti, Annisaa Putri. 2016. "Model
transportasi pribadi dan online. Jadi dapat Pemilihan Moda Dengan Metode AHP
disimpulkan, angkutan umum masih (Analytical Hierarchy Process) (Studi
dibutuhkan sebagian masyarakat untuk Kasus: Perumnas Palur, Desa Ngringo,
melakukan perjalanan namun yang perlu Kecamatan Jaten, Kabupaten
diperhatikan sebaiknya para pengambil Karanganyar)."
kebijakan perlu melakukan evaluasi dan
mengatur tarif perjalanan yang terjangkau, Kwanto, R., & Arliansyah J. 2016. "Analisis
agar dapat mendorong masyarakat Pemilihan Moda Transportasi Umum
menggunakan transportasi umum serta Antara Transportasi Umum Konvemsional
dapat menekan penggunaan kendaraan dan Transportasi Umum Online Di Kota
pribadi dan online. Palembang." ISSN: 2477-4863.
b. Jika kriteria waktu tempuh, keamanan,
kenyamanan, dan kemudahan menjadi Rimantho, dkk. 2016. "Aplikasi Analytical
prioritas utama dalam melakukan Hierarchy Process Pada Pemilihan Metode
perjalanan, maka moda transportasi yang Analisis Zat Organik Dalam Air." JITI,
memiliki peluang besar terpilih adalah Vol.15 (1) 47-56.
angkutan pribadi dan angkutan online, hal
ini dikarenakan angkutan pribadi dan online Risdiyanto, Nindyo Cahyo Kresnanto, and
dapat memberi tingkat keamanan, Zenildo X.C. 2019. "Faktor Penentu
kenyamanan yang baik dan memiliki waktu Dalam Pemilihan Moda Angkutan Umum
tempuh yang singkat serta dapat Perkotaan Menggunakan Metode Analytic
menjangkau ke semua tempat sehingga Hierarchy Process (AHP)." Prosiding
masyarakat masih memilih angkutan ini Simposium Studi Transportasi antar
untuk melakukan perjalanan dibanding Perguruan Tinggi Ke 22 1-8.
angkutan bus dan angkot. Jadi, untuk
meningkatkan angkutan umum maka perlu Saaty, Thomas L. 2008. Decision making with
adanya pengaturan penjadwalan the analytic hierarchy process. USA: Katz
keberangkatan dan tiba di tujuan sehingga Graduate School of Business, University
tidak memerlukan waktu tunggu yang lama. of Pittsburgh.
Kemudian perlu penambahan jumlah
armada agar dapat melayani masyarakat Sodikin, Mahardi, S. & Lizar. 2018. "Analisis
pada jam-jam sibuk, serta pengaturan rute Pemilihan Moda Transportasi
yang dapat menjangkau ke lokasi Menggunakan Metode Analytical
Hierarchy Process (AHP) Bengkalis-
Dumai." Seminar Nasional Industri dan
Teknologi (SNIT), Politeknik Negeri
Bengkalis hlm. 195-24.
Sugiyanto, I Wayan Arnaya, Stefanus Sylvan
Ryanto, and A.A Bagus Oka Khrisna
Surya. 2021. "Analisa Faktor Pemilihan
Moda Transportasi Menggunakan Metode
Analytic Hierarchy Process." Jurnal
Teknologi Transportasi dan Logistik
Volume 2 No 1 11-18.