Anda di halaman 1dari 10

The 18th FSTPT International Symposium, STTD , Lampung, 2015

ANALISA PEMILIHAN RUTE PERJALANAN


JL. Prof. DR. Hamka (BASKO) – Jl. Raya Siteba (SITEBA)
PADANG
( TEKNIK STATED PREFERENCE )

Rahmi Mardian [1310015311020], Mahasiswa, Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota,


Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan
Universitas Bung Hatta
Rahmi.mardian@ymail.com
Maret 2015

Abstrak

Masalah dalam pergerakan lalu lintas di kota Padang khususnya pada rute perjalanan Jalan Prof. DR. Hamka –
Jalan Raya Siteba pada jam-jam puncak yang mengakibatkan pengguna transportasi mengalami keterlambatan
adalah terjadinya kemacetan dan ketidakseimbangan jaringan jalan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis
karakteristik masyarakat yang beraktivitas dari atau menuju Jalan Prof. DR. Hamka dan kawasan sekitar Jalan
Raya Siteba serta menganalisis preferensi pemilihan rute dari masyarakat tersebut. Penelitian ini dilakukan kepada
46 responden yang memenuhi syarat (valid) melalui kuisioner. Karakteristik yang diperoleh diantaranya: maksud
perjalanan hampir seluruhnya untuk bekerja; sebagian besar pengguna ketiga rute adalah responden yang memiliki
pengeluaran pada kisaran Rp. 4.000.000,- dan Rp. 5.000.000,- setiap bulannya; sebagian besar perjalanan yang
dilakukan berasal dari Jalan Raya Siteba atau menuju Jalan. Prof. DR. Hamka; sebagian besar pengguna rute 2
mengemukakan alasan kebiasaan sebagai alasan utama dalam memilih rute perjalanan sedangkan untuk rute 1 dan
rute 3 sebagian besar mengemukakan alasan kelancaran sebagai alasan utama dalam memilih rute perjalanan.
Hasil regresi Multinomial menunjukkan bahwa variabel travel time dan travel cost secara signifikan berpengaruh
terhadap perubahan pilihan rute perjalanan yang dipilih oleh responden. Banyak persepsi masyarakat yang salah
dalam pemilihan rute perjalanan.

Kata Kunci: Pemilihan Rute, Keandalan Waktu Perjalanan, Keandalan Biaya Perjalanan, Logit Multinomial
The 18th FSTPT International Symposium, STTD , Lampung, 2015

1. Pendahuluan
1.1 Latar Belakang
Kota Padang sebagai ibukota propinsi Sumatera Barat memiliki perkembangan
yang pesat dalam kegiatan ekonomi, sosial, budaya dan kegiatan lainnya. Hal ini
ditandai dengan aktivitas penduduk yang relatif tinggi seiring dengan kegiatan
perjalanannya. Masalah dalam pergerakan lalu lintas di kota Padang salah satu
khususnya pada rute perjalanan Jalan. Prof. DR. Hamka – Jalan Raya Siteba pada jam-
jam puncak yang mengakibatkan pengguna transportasi mengalami keterlambatan
adalah terjadinya kemacetan dan ketidakseimbangan jaringan jalan. Banyak titik
kemacetan yang terjadi pada rute perjalanan Jalan Prof. DR. Hamka – Jalan Raya
Siteba di kota Padang, perjalanan yang melalui pusat kota. Ketidakseimbangan
jaringan jalan juga terjadi, dimana kapasitas rute perjalanan yang melalui pusat kota
lebih besar dari pada rute yang jauh dari pusat kota (melalui jalan By-Pass).
Kemacetan lalu lintas akan selalu mengakibatkan dampak negatif, baik
terhadap pengemudinya sendiri maupun ditinjau dari segi ekonomi dan lingkungan.
Bagi pengemudi kendaraan, kemacetan akan menimbulkan ketegangan (stress). Selain
itu juga akan menimbulkan kerugian berupa kehilangan waktu karena waktu
perjalanan yang lama serta bertambahnya biaya operasi kenderaan karena seringnya
kendaraan berhenti. Selain itu timbul pula dampak negatif terhadap lingkungan berupa
peningkatan polusi udara serta peningkatan gangguan suara kenderaan (kebisingan).
Persoalan-persoalan yang terkait ternyata sangat banyak, seperti disiplin lalu lintas,
penegakan hukum, sosial ekonomi, tenaga kerja, dan lain sebagainya, sehingga
persoalannya menjadi kompleks dan tidak ada satupun solusi tunggal yang dapat
diterapkan untuk mengatasi persoalan kemacetan lalu lintas (Frazila, 1998).
Berdasarkan latar belakang inilah penulis ingin mengangkat masalah ini
kedalam suatu penelitian. Oleh karena itu, perencanaan rute transportasi sangatlah
penting untuk mencapai standar kualitas pelayanan angkutan umum, maka dengan
adanya pelayanan transportasi angkutan umum antar Jalan Prof. DR. Hamka – Jalan
Raya Siteba akan terciptanya standar pelayanan; seperti speed, convinent, safety,
mobility, reliable dan cheap.

1.2 Tujuan Penelitian


Penelitian ini bertujuan untuk :
1. Menganalisis karakteristik masyarakat di kota Padang yang beraktivitas dari atau
menuju Jalan Prof. DR. Hamka – Jalan Raya Siteba.
2. Menganalisis preferensi pemilihan rute dari masyarakat tersebut.

Adapun rencana kerja dari penelitian ini diantaranya:

a) Mencari dan Mengumpulkan Bahan-bahan Literatur


Dilakukan studi pustaka untuk mencari dan mengumpulkan bahan-bahan
literatur berupa landasan teori, metode-metode yang akan digunakan dalam
pengolahan data maupun dalam melakukan analisa, serta hasil-hasil penelitian yang
dilakukan sebelumnya dimana memiliki kaitan dan mendukung penelitian itu sendiri.
The 18th FSTPT International Symposium, STTD , Lampung, 2015

b) Pengumpulan Data
Data dalam penelitian ini didapat melalui survei awal dan melalui penyebaran
angket isian (questionare). Dalam perancangan survei awal, kegiatan-kegiatan yang
dilakukan mencakup:
1. Penentuan metode survei untuk mendapatkan data-data yang digunakan dalam
penelitian, yang diperoleh dari cara sampling yaitu dengan wawancara
langsung dan pengisian kuisioner oleh responden.
2. Perancangan desain kuisioner dengan melakukan analisa teknik Stated
Preference. Perancangan kuisioner ini dilakukan berdasarkan kondisi exisiting
dari pilihan rute untuk kemudian pada proses selanjutnya dilakukan perubahan
(baik peningkatan maupun pengurangan) ataupun tidak ada perubahan pada
tiap atribut yang ada.

Data primer diperoleh dari hasil penyebaran kuisioner pada survei penelitian.
Data ini didapat melalui 2 cara, yaitu:
1. Pembagian kuisioner pada responden (pengguna rute perjalanan) dimana
setiap responden secara langsung mengisi kuisioner.
2. Wawancara langsung kepada pengguna rute perjalanan yang dilakukan oleh
surveyor dimana yang mengisi kuisioner adalah surveyor. Teknik penyebaran
atau pembagian kuisioner dilakukan dengan cara mendatangi secara langsung
pengguna rute perjalanan tersebut.

c) Kompilasi dan Pengolahan Data


Pengumpulan data atau survei dilakukan hanya pada tempat yang biasanya
menjadi asal dan tujuan responden, seperti: pusat-pusat perbelanjaan, sekolah,
perkantoran dan perumahan. Waktu pengamatan diambil pada bulan April – Mei
2015, dimana setiap hari merupakan hari yang sibuk digunakan oleh pengguna rute
perjalanan. Pada hasil survei diperoleh 2 data, yaitu: data sosial ekonomi dan data
stated preference untuk pengguna rute jaringan jalan. Untuk data stated preference
dilakukan pengolahan data agar dapat digunakan sebagai data masukan dalam proses
analisa, dimana analisa data kualitatif hasil survei dilapangan yang disajikan dalam
skala semantic selanjutnya ditransformasikan kedalam skala numeric dengan
menggunakan model Multinomial Logit.

d) Validasi Dengan Uji Statistik


Validasi terhadap model dilakukan untuk menguji tingkat kepercayaan
terhadap model yang diperoleh, yaitu dengan mengukur kemampuannya dalam
mengestimasi utilitas pemilihan rute perjalanan. Ukuran statistik digunakan untuk
menentukan sifat penting yang menjadi dasar dalam memahami dan meramalkan
perilaku. Analisa dari validasi model digunakan uji statistik dengan bantuan SPSS.

e) Uji Sensitivitas
Sensitivitas model dimaksudkan untuk memahami perubahan nilai probabilitas
pilihan salah satu rute perjalanan seandainya dilakukan perubahan nilai atributnya
secara perlahan-lahan (gradual). Untuk menggambarkan sensitivitas ini dilakukan
beberapa perubahan atribut terhadap model pada masing-masing kelompok, yaitu:
 Biaya perjalanan dikurang atau ditambah.
 Waktu tempuh perjalanan dikurang atau ditambah.
The 18th FSTPT International Symposium, STTD , Lampung, 2015

Dalam penelitian ini, atribut biaya perjalanan dan waktu tempuh perjalanan
hanya mengalami penambahan didalam perubahan atribut.

f) Kesimpulan dan Saran

Reliabilitas
Reliabilitas menunjuk pada satu pengertian bahwa sesuatu instrumen cukup
dapat dipercaya untuk dapat digunakan sebagai alat pengumpul data karena
instrumen tersebut sudah baik. Instrumen yang baik tidak akan bersifat tendensius
mengarahkan responden untuk memilih jawaban-jawaban tertentu. Instrumen yang
sudah dapat dipercaya, yang reliabel akan menghasilkan data yang dapat dipercaya
juga. Apabila datanya memang benar sesuai dengan kenyataannya, maka berapa
kali pun diambil, tetap akan sama. Reliabilitas menunjuk pada tingkat keterandalan
sesuatu. Reliabel artinya, dapat dipercaya, jadi dapat diandalkan (Arikunto, 2002).
Ada beberapa tingkat keandalan (reliability) yang bisa dipakai diantaranya 80%,
90%, 95%, dan 100% (Gaspersz, 1991).

Stated Preference
Stated Preference (SP) merupakan sebuah pendekatan eksperimen kontrol
sistem transportasi yang dibuat dengan mengadakan hipotesis situasi perjalanan,
yang mengacu pada pendekatan dengan menggunakan pendapat responden dalam
menghadapi berbagai pilihan alternatif. Teknik SP menawarkan sebuah teknik
untuk menyediakan informasi tentang permintaan dan perilaku perjalanan dengan
baik untuk suatu pengeluaran tertentu dengan alasan tertentu. Teknik SP mengacu
pada suatu pendekatan yang menyatakan suatu pendekatan yang menggunakan
pernyataan mengenai bagaimana responden memberikan respon terhadap situasi
yang berbeda atau berubah (Ortuzar dan Willumsen, 2001).
Kemampuan penggunaan stated preference terletak pada kebebasan
membuat desain eksperimen dalam upaya menemukan variasi yang luas bagi
keperluan penelitian. Kemampuan ini harus diimbangi oleh keperluan untuk
memastikan bahwa respon yang diberikan cukup realistis. Untuk membangun
keseimbangan dalam penggunaan stated preference, dibuat tahapan-tahapan
sebagai berikut:
1. Identifikasi atribut kunci dari setiap alternatif dan buat ‘paket’ yang
mengandung pilihan, seluruh atribut penting harus direpresentasikan dan
pilihan harus dapat diterima dan realistis.
2. Cara di dalam memilih akan disampaikan kepada responden dan responden
diperkenankan untuk mengekspresikan apa yang lebih disukainya. Bentuk
penyampaian alternatif harus mudah dimengerti, dalam konteks pengalaman
responden dan dibatasi.
3. Strategi sampel harus dilakukan untuk menjamin perolehan data yang
representatif.
Untuk membuat alternatif hipotesa yang akan disampaikan kepada
responden, pengguna stated preference disarankan menggunakan desain
eksperimen. Desain eksperimen harus memastikan bahwa kombinasi atribut yang
disampaikan kepada responden bervariasi tetapi tidak terkait satu dengan yang
lainnya. Tujuannya agar hasil dari efek setiap level atribut atas berbagai
tanggapan lebih mudah dipisahkan.
The 18th FSTPT International Symposium, STTD , Lampung, 2015

Desain pilihan dan penyampaiannya harus berisi tiga tahap, yaitu:


1. Penyeleksian level atribut dan kombinasi susunan setiap alternatif.
2. Desain eksperimen apa yang akan disampaikan mengenai alternatif
(presentation of alternative).
3. Persyaratan responden yang akan didapatkan dari jawaban responden
(specification of responses).

2. Data dan Quesioner


2.1 Waktu dan Biaya Perjalanan Minimum
Adapun waktu dan biaya perjalanan minimum untuk kondisi saat ini (existing)
pada pilihan rute yang diteliti, dapat dilihat sebagai berikut:

Tabel 1
Distribusi biaya perjalanan minimum dan waktu perjalanan minimum rute perjalanan
Pilihan Rute Perjalanan
No. Attribut
Rute 1 Rute 2 Rute 3 Rute 4
Biaya Perjalanan
1. Minimum Rp 4.000 Rp 4.000 Rp 5.000 Rp 4.000
( Cost)
Waktu Tempuh
2. Perjalanan 8 Menit 9 Menit 15 Menit 7 Menit
Minimum ( Time )
Angka variable cost dan variable time seperti yang dijelaskan pada tabel
diatas didapat dari hasil survei pada jam-jam puncak lalu lintas dengan menggunakan
kendaraan roda empat (mobil).

Berikut ini penjelasan untuk masing-masing atribut:


1. Biaya Perjalanan Minimum
Biaya yang harus dikeluarkan untuk pembayaran ongkos transportasi
dalam satuan rupiah untuk setiap orang, yang terdiri dari biaya bahan bakar
minyak (BBM), dan biaya toll (untuk rute 3 saja) yang mana dalam hal ini
yang kita ambil adalah biaya minimum. Jumlah biaya tersebut ditetapkan dari
kesimpulan para pengguna jalan yang diwawancara sebelum perancangan
desain kuisioner. Notasi parameter atribut: COST

2. Waktu Tempuh Perjalanan Minimum


Waktu yang dibutuhkan selama perjalanan dari daerah asal ke daerah
tujuan, yang mana dalam hal ini yang diambil adalah waktu minimum. Jumlah
waktu tersebut ditetapkan dari kesimpulan para pengguna jalan yang
diwawancara sebelum perancangan desain kuisioner. Notasi parameter atribut:
TIME

2.2 Rute Perjalanan Yang Diteliti

Adapun rute yang dikaji pada penelitian ini adalah rute yang berawal
dari Simpang Pos Padang Bulan (daerah Jamin Ginting Km 7 sebelum masuk
ke Ring Road) menuju daerah Belawan maupun sebaliknya, yaitu:
The 18th FSTPT International Symposium, STTD , Lampung, 2015

 Rute 1 Jalan Prof.DR.Hamka - Jalan S.Parman – Jalan Khatib Sulaiman -


Jalan Raya Siteba. Panjang rute ini adalah ± 3,1 km.

 Rute 2 Jalan Prof.DR.Hamka – Jalan S.Parman – Jalan Gajah Mada – Jalan


Raya Nanggalo – Jalan Raya Siteba. Panjang rute ini adalah ± 3,2 km.
The 18th FSTPT International Symposium, STTD , Lampung, 2015

 Rute 3 Jalan Prof.DR.Hamka – Jalan Tanjung Berok – Jalan Berok Raya –


Jalan Pala 1 – Jalan Raya Siteba. Panjang rute ini adalah ± 35 km.

 Rute 4 Jalan Prof. DR. Hamka – Simpang Tungul Hitam – Jalan Garuda –
Jalan Tanjung Berok – Jalan Pala 1 – Jalan Raya Siteba. Panjang rute ini
adalah ± 2,7 km.

2.3 Hasil dan Pembahasan


Jumlah responden dalam penelitian Multinomial Logit ini ditentukan dengan
menggunakan rumus sebagai berikut (Arikunto, 2002):

N = (Z/e)2 (p) (1-p) (1)

dengan N = Ukuran sampel, Z = Standar score untuk α yang dipilih,


e = Sampling error, p = Proporsi populasi yang diteliti; jika tidak dapat
memperkirakan proporsi populasi maka diasumsikan p= 0,5 Sedangkan nilai Z
didapat dari rumus sebagai berikut (USU, 2004):
Zc = Z(0,5-α/2) (2)
The 18th FSTPT International Symposium, STTD , Lampung, 2015

dengan α = Probabilitas kesalahan (USU, 2004) Untuk menentukan nilai α


maka terlebih dahulu harus ditentukan tingkat keandalannya, dan perhitungan nilai
α ini dapat digambarkan dalam rumus sebagai berikut (USU, 2004):

Koefisien Kepercayaan = 1 – α (3)


α = 1 – Koefisien Kepercayaan (4)

Dalam penelitian ini, penulis memilih tingkat keandalannya (reliability)


sebesar 95%. Nilai sampling error yang digunakan ataupun probabilitas kesalahan
adalah sebesar 5% atau 0,05.

Maka didapat nilai Z sebagai berikut:

Zc= Z(0,5-0,05/2)
Zc= Z(0,5-0,025)
Zc= Z(0,475) Zc= 9,319

Dimana, nilai Z tersebut dilihat pada tabel Luas Dibawah Lengkungan Normal
Standar dari 0 ke Z (Spiegel, 1961) dikutip oleh Sudjana (2002). Perhitungan
jumlah sampel:

N= (9,319/0,1)2 (0,5) (1-0,5)


N= (93,19)2 (0,25)
N= 46,59 ≈ 46
Maka, jumlah responden dalam pengisian kuisioner adalah sebesar 46 orang.

Grafik 1 Distribusi jumlah responden pengguna rute perjalanan Jalan Prof. DR.
Hamka – Jalan Raya Siteba

Berdasarkan asal dan tujuan perjalanan yang dilakukan terlihat bahwa karakteristik
perjalanan pengguna ketiga rute perjalanan, sebagian besar melakukan perjalanan dari Jalan
Prof. DR. Hamka – Jalan Raya Siteba yaitu sebanyak 150 orang atau 31,91%.

13.82
25.53 Rute 1
31.91
Rute 2
28.72 Rute 4
Rute 3

Karena terdapat 4 pilihan rute, maka dipilih analisis menggunakan Logit Multinomial
dengan bantuan SPSS. Dengan 46 responden dan total terdapat 184 pilihan data yang
diberikan, maka hasil perhitungan SPSS menunjukkan hasil sebagai berikut:
The 18th FSTPT International Symposium, STTD , Lampung, 2015

Tabel 2 Model Fitting Information


Model Fitting Information

Model Fitting Criteria Likelihood Ratio Tests


-2 Log
Model AIC BIC Likelihood Chi-Square df Sig.
Intercept Only 17.090 15.249 11.090
Final 18.000 12.477 .000 11.090 6 .086
Dari tabel 2 dijelaskan bahwa korelasi antara dependent dan independent variable
memberikan signifikansi yang besar (angka signifikansi yang ditunjukkan adalah 0,086).

Tabel 3 Likelihood Ratio Tests


Likelihood Ratio Tests

Model Fitting Criteria Likelihood Ratio Tests


AIC of BIC of -2 Log
Reduced Reduced Likelihood of
Effect Model Model Reduced Model Chi-Square df Sig.
Intercept 12.000 8.318 .000(a) . 3 .
biaya_prjlanan 12.000 8.318 .000(a) . 3 .
waktu_tempuh 18.592 14.909 6.592 6.592 3 .086
Dari tabel 3 dijelaskan bahwa variabel waktu tempuh dan biaya perjalanan secara
signifikan memberikan perubahan pengambilan rute pada skenario yang telah disebutkan
diatas.

Tabel 4 Parameter Estimates


Parameter Estimates

Std. 95% Confidence


trip(a) B Error Wald df Sig. Exp(B) Interval for Exp(B)
Lower Upper Upper Lower Upper Lower Upper
Bound Bound Lower Bound Bound Bound Bound Bound Bound
120 Intercept 29340.4
-465.920 .000 1 .987
75
biaya_prjlanan 1.88E- 747066
.170 9.163 .000 1 .985 1.185
008 86.780
waktu_tempuh 1123.24 2.58E-
-26.682 .001 1 .981 .000 .(b)
5 012
135 Intercept 23812.8
601.369 .001 1 .980
85
biaya_prjlanan 1.36E- 488486
-.204 7.962 .001 1 .980 .816
007 5.327
waktu_tempuh 1123.24 38720470
26.682 .001 1 .981 .000 .(b)
5 8195.418
150 Intercept 13817.5
135.260 .000 1 .992
24
biaya_prjlanan 668.78
-.030 3.335 .000 1 .993 .970 .001
3
waktu_tempuh .000 .000 . 1 . 1.000 1.000 1.000

Dari tabel 4 dijelaskan bahwa variabel umur tidak menjadi suatu variabel yang signifikan saat
pelaku perjalanan membuat keputusan kepindahan rute dari rute 1 ke rute 2 maupun ke rute 3
dan sebaliknya.
The 18th FSTPT International Symposium, STTD , Lampung, 2015

3. KESIMPULAN DAN SARAN


3.1 Kesimpulan
1. Variabel travel time dan travel cost secara signifikan berpengaruh terhadap
perubahan pilihan rute yang dipilih oleh responden.
2. Kelancaran arus lalu lintas menjadi kebutuhan yang begitu penting untuk
beraktivitas bagi pengguna rute Jalan Prof.DR.Hamka – Jalan Raya Siteba.
3. Banyak persepsi masyarakat yang salah dalam pemilihan rute, dimana rute 1, 2,
4 masih dianggap lancar tetapi rute ini memiliki tingkat kemacetan yang tinggi
pada jam-jam puncak yaitu pada Simpang Tinju ( Jalan. Gajah Mada ) dan
Simpang Tunggul Hitam dari pada rute 3, padahal rute 3 memiliki tingkat
kelancaran yang lebih baik dari rute 1,2,4.
3.2 Saran
1. Sarana dan prasarana jalan harus diperbaiki agar biaya operasional kendaran
tidak menjadi faktor yang menghalangi pengguna rute untuk mengganti pilihan
rutenya, dimana ini akan memunculkan kemungkinan kemacetan pada salah
satu rute perjalanan (ketidakseimbangan volume lalu lintas).
2. Kebijakan pemerintah dalam hal manajemen transportasi perkotaan perlu
ditinjau kembali dalam rangka mewujudkan lalu lintas dan angkutan jalan
yang selamat, aman, cepat, lancar, tertib dan teratur, nyaman dan efisien,
mampu memadukan transportasi lainnya, menjangkau seluruh pelosok wilayah
daratan, untuk menunjang pemerataan, pertumbuhan dan stabilitas sebagai
pendorong, penggerak dan penunjang pembangunan nasional dengan biaya
yang terjangkau oleh daya beli masyarakat.

DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, S., (2002), Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Rineka Cipta, Jakarta
Frazila, R.B., (1998), Tinjauan Perilaku Pemilihan Rute Pada Jaringan Jalan Perkotaan,
Simposium FSTP, Bandung
Gaspersz, V., (1991), Teknik Penarikan Contoh Untuk Penelitian Survei, Tarsito, Bandung
Ortuzar, J.d.D dan Willumsen, L.G., (2001), Modelling Transport Third Edition, John Wiley
& Sons, Chicester
Sudjana., (2002), Metoda Statistika, Tarsito Bandung
Tamin, O.Z., (1997), Perencanaan dan Pemodelan Transportasi, ITB, Bandung
USU., (2004), Bahan Ajar: Biostatistika II, USU, Medan

Anda mungkin juga menyukai