Anda di halaman 1dari 90

BAB VI

PROFIL DAN KINERJA ANGKUTAN UMUM

A. KARAKTERISTIK ANGKUTAN UMUM DI KOTA TEGAL

1. Sarana Angkutan Umum

Selain dilayani oleh angkutan dalam kota, untuk kebutuhan pergerakan keluar kota,
Kota Tegal juga dilayani oleh bis AKAP, AKDP dan angkutan perbatas. Selain
menggunakan kendaraan bermotor, angkutan umum tak bermotor seperti becak
masih banyak juga ditemui di beberapa ruas jalan di Kota Tegal.Angkutan umum
dengan bus besar terdiri dari 263 armada.Untuk bus sedang terdapat 31 armadadan
mikro bus atau bus kecil terdapat 94 armada. Dan 194 armada dengan 8 trayek
yang beroperasi yang melayani angkutan kota dan angkutan perbatasan.

Di Kota Tegal pelayanan angkutan umum juga dilayani oleh taksi yang dikelolah oleh
dua perusahaan swasta dan sampai saat ini tercatat sebanyak 50 armada yang
beroperasi yaitu 25 armada di kelolah oleh Koperasi Dita Ayu Bahari dan 25 armada
dikelolah oleh PT. Citra Bregas Transtama.

a. AKAP dan AKDP (Angkutan Dalam Trayek Tetap dan Teratur)


Angkutan umum dengan skala nasional yang melewati Kota Tegal, yang
menggunakan moda bus yang melewati jalur PANTURA sebagai lintasan trayek.
Angkutan Antar Kota Antar Provinsi (AKAP) di Kota tegal ini melayani seluruh
kota di Pulau Jawa dan kota besar di Pulau Sumatera dan Bali.

Jumlah AKAP dan AKDP yang ada pada saat ini keseluruhannya berjumlah 797
armada, yaitu 586 armada untuk angkutan AKAP dan 211 armada untuk AKDP.

Tabe VI.1 : Daftar Perusahaan Bus AKAP di Kota Tegal

Jumlah
No Nama Po Trayek
Armada
1 Dewi Sri 400
2 Dedy jaya 18
3 Kurnia Jaya 9
4 Menara Jaya 27
Tegal - Jakarta
5 Putri Jaya 6
6 Asli 2
7 Sinar Jaya 10
8 Mitra Sarie 2
9 Sangkuriang 10 Tegal - Bandung
10 Mios 14
11 Sami Jaya 14
12 Good Will 4
13 Baik 10
14 Sahabat 20

POLA UMUM TRANSPORTASI DARAT KOTA TEGAL


TIM PKL KOTA TEGAL 2012/STTD/ANGK. XXXI
Jumlah
No Nama Po Trayek
Armada
15 Adi Mulya 33
Citra Adi
16 7 Tegal - Yogyakarta
Lancar
Total 586
Sumber :Hasil Inventarisasi Angkutan Umum Kota Tegal 2012

Ada tiga jenis pelayanan AKAP, yaitu Patas AC, eksekutif dan ekonomi dengan
kapasitas 80 tempat duduk (seat) dan 60 tempat duduk (seat). Ketiga jenis
pelayanan tersebut memiliki fasilitas yang berbeda.Untuk bus patas AC dan
eksekutif, ada yang dilengkapi dengan SmokingArea (area untuk merokok) dan
toilet.

Tabe VI.2 :Daftar Jumlah Perusahaan AKDP di Kota Tegal

Jumlah
No Nama Po Trayek
Armada
1 Coyo 45
2 Adi mulia 8
3 Bonanza 4
4 Sono 4 Tegal - Semarang -
5 Maju Makmur 2
6 Patmo 6 Magelang
7 Langsung 6
8 Sabar Subur 6
9 Nusantara 6
10 Kurnia 56
11 Sami Jaya 4
12 Tresno Putra 4 Tegal - Purwokerto
13 Sinar Mas 6
14 Teguh 6 - Purbalingga
15 Jaya Sentosa 4
16 Kartika Sari 6
17 Sentosa 30
18 Teddy Putra 4 Tegal - Pemalang -
19 Sahabat Putra 2 Moga
20 Putra Mandiri 2
Total 211
Sumber : Hasil Inventarisasi Angkutan Umum Kota Tegal 2012

b. Angkutan Perbatasan
Selain AKDP di Kota Tegal juga dilayani angkutan perbatasan, jenis kendaraan
untuk angkutan perbatasan menggunakan kendaraan mini bus berkapasitas 12
penumpang. Kepemilikan kendaraan pribadi akan tetapi dikelola oleh
perkumpulan berupa koperasi pada tiap trayek angkutan perbatasan, tarif
berdasarkan jarak yang ditempuh. Untuk angkutan perbatasan yang melayani di
Kota Tegal adalah sebagai berikut :

Tabel VI.3 : Daftar Jumlah Angkutan Perbatasan


POLA UMUM TRANSPORTASI DARAT KOTA TEGAL
TIM PKL KOTA TEGAL 2012/STTD/ANGK. XXXI
No Trayek Kap/seat Jarak (Km) Jumlah Kend
1 Tegal - Slawi 12 23 26
2 Tegal - Banjaran 12 13 77
3 Tegal - Kemantran 12 17 15
4 Tegal - Pasar Bawang 12 15 9
5 Tegal - Dukuhturi 12 17 13
6 Tegal - Jatibarang 12 21 7
JUMLAH 147
Sumber : Dishubkominfo Kota Tegal Tahun 2012

Gambar VI.1: Visualisasi Angkutan Perbatasan

Angkutan perbatasan dilayani menngunakan kendaraan mini bus seperti pada


gambar, yang melayani trayek Tegal – Banjaran PP.

c. Angkutan perkotaan

Angkutan pedesaan di Kota Tegal dilayani sebanyak 2 trayek angkutan umum,


jenis kendaraan yang digunakan adalah jenis kendaraan mini bus (Carry)
berkapasitas 12 penumpang.Tarif yang digunakan menngunakan tarif jarak yang
ditempuh, kepemilikan masih kepemilikan pribadi dan untuk pengelolaan operasi
pada masing-masing trayek sebagaian besar dikelola oleh perkumpulan atau
koperasi.

Jenis angkutan perkotaan yang beroperasi di Kota Tegal adalah angkutan non
bus (angkutan kota/pedesaan), becak dan taxi. Angkutan kota yang ada di Kota
Tegal tidak sepenuhnya melayani wilayah pelayanan Kota Tegal saja, akan tetapi
terdapat 6 trayek yang melayani wilyah Kabupaten Tegal yaitu Slawi, Banjaran,
Dukuhturi, Kemantran, Jatibarang, Pasar Bawang. Hanya ada 2 trayek yang di
dalam Kota Tegal, yaitu trayek A1 dan AII.Perijinan untuk trayek perbatasan
dibagi dua antara Pemerintah Kota Tegal dengan Pemerintah Kabupaten Tegal.

POLA UMUM TRANSPORTASI DARAT KOTA TEGAL


TIM PKL KOTA TEGAL 2012/STTD/ANGK. XXXI
Perijinan masing – masing trayek diberikan oleh pemerintah setempat sesuai
dengan domisili perusahaan atau pemilik kendaraan, namun untuk perijinan
jumlahnya harus sama antara kedua wilayah yang dilintasi oleh trayek tersebut.

Gambar VI.2 : Visualisasi Angkutan perkotaan

Tabe VI.4 : Daftar Jumlah Angkutan Perbatasan

No Kode Trayek Kap/seat Jarak (Km) Jumlah Kend


1 A1 12 17 22
2 A2 12 16 25
JUMLAH 47
Sumber : Dishubkominfo Kota Tegal Tahun 2012

Gambar VI.3 : Visualisasi Becak di kota tegal

POLA UMUM TRANSPORTASI DARAT KOTA TEGAL


TIM PKL KOTA TEGAL 2012/STTD/ANGK. XXXI
d. Becak
Becak merupakan angkutan umum tidak dalam trayek, tempat operasinya di
pasar-pasar, di ruas jalan, di setiap persimpangan, di setiap gang masuk
pemukiman serta di terminal dan stasiun.Untuk tarif yang digunakan berupa tarif
kesepakatan.

e. Ojek
Angkutan ojek berperan penting dalam mobilitas masyarakat trutama untuk
daerah-daerah yang tidak dilayani oleh angkutan umum.Tarif ojek sendiri
ditentukan oleh kesepakatan antara penumoang dan tukang ojek.

Gambar VI.4 : Visualisasi ojek di kota tegal

f. Angkutan tidak dalam trayek (taksi)


Angkutan tidak dalam trayek di kota tegal beroperasi di sekitar wilayah kota
Tegal dan sekitarnya dengan tarif berdasarkan jarak yang di tempuh. Untuk kota
Tegal sendiri ada 2 perusahaan taksi yaitu Koperasi Dita Ayu Bahari
Dan PT.Citra Bregas Transtama dengan total jumlah armada yang beroperasi
sekitar 50 unit taksi

POLA UMUM TRANSPORTASI DARAT KOTA TEGAL


TIM PKL KOTA TEGAL 2012/STTD/ANGK. XXXI
POLA UMUM TRANSPORTASI DARAT KOTA TEGAL
TIM PKL KOTA TEGAL 2012/STTD/ANGK. XXXI
2. Prasarana Angkutan Umum

a. Terminal Angkutan Umum


Pada saat ini di wilayah Kota Tegal hanya ada satu terminal Tipe A yang
berfungsi melayani kendaraan umum untuk Angkutan Antar Kota Antar Propinsi
(AKAP), Angkutan Kota Dalam Propinsi (AKDP), Angkutan Kota (Angkot) dan
Angkutan Perbatasan.

Terminal Bus Tegal terletak di Jalan Arteri Primer Pantura berjarak + 4 Km


sebelah barat pusat Kota Tegal yaitu Desa Sumurpanggang Kecamatan
Margandaan.Terminal Tegal mulai dioperasikan pada tanggal 25 September 1996
dengan luas 8 Ha dan yang dibangun + 5 Ha.

Berdasarkan Keputusan Menteri Nomor 31 Tahun 1995 Tentang Terminal


Transportasi Jalan suatu terminal penumpang harus mempunyai fasilitas utama
antara lain :
1) Jalur Pemberangktan Kendaraan Umum
2) Jalur Kedatangan Kendaraan Umum
3) Tempat Parkir Kendaraan Umum
4) Bangunan Kantor Terminal
5) Tempat Tunggu Penumpang dan/atau pengantar
6) Menara Pengawas
7) Loket Penjualan Karcis
8) Rambu-rambu dan Papan Informasi
9) Pelataran Parkir Kendaraan Pengantar dan/atau taksi

Fasilitas penunjang antara lain :


1) Kamar Kecil/Toilet
2) Mushola
3) Kios/Kantin
4) Ruang Pengobatan
5) Ruang Informasi dan Pengaduan
6) Telepon Umum
7) Tempat Penitipan Barang
8) Taman

POLA UMUM TRANSPORTASI DARAT KOTA TEGAL


TIM PKL KOTA TEGAL 2012/STTD/ANGK. XXXI
Sumber : Hasil Survei Inventarisasi Tim PKL Kota Tegal 2012
Gambar VI.6 : Peta Lokasi Terminal Kota Tegal

Berikut adalah Gambaran Umum Terminal Tipe A Kota Tegal :


1) Luas tanah / areal : 4,1 ha
2) Luas bangunan : 4.500 m2
3) Fsilitas utama terminal bus
(a) Jalur keluar / masuk : 7 x 2 x 300 m2
(b) Jalur kedatangan bus
Luas : 1.680 m2
Kapasitas : 30 bus
(c) Jalur pemberangkatan bus
Luas : 3.480 m2
Kapasitas : 60 bus
(d) Jalur / tempat istirahat
Luas : 1.680 m2
Kapasitas : 30 bus

(e) Jalur menunggu pemberangkatan


Luas : 1.680 m2
Kapasitas : 30 bus
(f) Kendaraan non bus
Luas : 3.600 m2
Kapasitas : 90 bus
(g) Ruang kantor terminal : 200 m2
(h) Pos Pengawasan dan Penarikan Retribusi (TPR), terdiri atas :
Pengawasan dan TPR bus : 1 tempat
TPR non bus : 2 tempat
(i) Peralatan parkir kendaraan pengantar
Luas : 3200 m2
Kapasitas : 120 bus
(j) Ruang tunggu penumpang
Luas : 3600 m2
Kapasitas : 90 bus
(k) Menara pengawas
Luas : 1.920 m2
Kapasitas : 2.700 m2
(l) Fasilitas pendukung terminal
Kios 107 buah (terpakai 70 kios)

POLA UMUM TRANSPORTASI DARAT KOTA TEGAL


TIM PKL KOTA TEGAL 2012/STTD/ANGK. XXXI
Loos 133 buah (terpakai 52 loos)

Tabel VI.5: Fasilitas Terminal Tegal

No Fasilitas Keterangan
1 Loket Penjualan Tiket masing-masing PO
2 Papan Informasi baik
3 Musholah baik
4 WC/Kamar Mandi 4 lokasi
5 Rambu kurang baik
6 Taman/Penghijauan kurang baik
7 Jalan Lingkungan kurang baik
8 Wartel 5 unit
9 Papan Penujuk Jurusan baik
10 Smoking Area kurang baik
11 Bak Penampung/pompa Air 1 unit
12 Penitipan Kendaraan roda 2/sepeda baik
13 Bank BPD tidak aktif
14 Genset baik
15 Pos Kesehatan baik
16 Ruang Satpam dan Petugas PAM terpadu baik
Sumber : Hasil Inventarisasi Tim PKL Tegal 2012

POLA UMUM TRANSPORTASI DARAT KOTA TEGAL


TIM PKL KOTA TEGAL 2012/STTD/ANGK. XXXI
Gambar VI.7 : Terminal Kota Tegal

POLA UMUM TRANSPORTASI DARAT KOTA TEGAL


TIM PKL KOTA TEGAL 2012/STTD/ANGK. XXXI
STTD

SEKOLAH TINGGI
TRANSPRTASI DARAT

PETA LAYOUT TERMINAL


KOTA TEGAL

LEGENDA
GERBANG MASUK/KELUAR

PARKIR KENDARAAN
POS PAM / RETRIBUSI

MUSHOLA
LOSS

KIOS

KANTOR

WC / KAMAR MANDI
MENARA AIR
JALUR MASUK BUS

JALUR KELUAR BUS


JALUR KELUAR/MASUK NON BUS

PARKIR INAP KENDARAAN


TERMINAL NON BUS
TERMINAL BUS
RUANG TUNGGU PENUMPANG

PAPAN INFORMASI TRAYEK


SUNGAI KEMIRI
PEMBATAS JALAN

TANPA SKALA

DI GAMBAR OLEH:

TIM PKL KOTA TEGAL


2012

Sumber : Hasil Survei Inventarisasi Tim PKL Kota Tegal 2012


Gambar VI.8 : Layout Terminal Tegal

POLA UMUM TRANSPORTASI DARAT KOTA TEGAL


TIM PKL KOTA TEGAL 2012/STTD/ANGK. XXXI VI-11
b. Halte
Halte di Kota Tegal terdapat 18 buah yang sebagian besar dalam kondisi
rusak sedang, terdapat juga 2 buah halte yang sudah di bongkar karena
rusak parah. Halte di Kota Tegal dalam pengelolaannya sebagian besar diatur
oleh pemerintah, namun ada beberapa halte yang pengelolahannya di atur
oleh swasta.Lokasi halte di Kota Tegal sebagian besar diletakkan di sekolah-
sekolah yang letaknya berada di jalan-jlan yang ramai sehinnga bisa
memberikan keamanan dan kenyamanan bagi anak sekolah untuk
menggunakan angkutan umum.
(visualisasi halte terlampir).

Gambar VI.9 : Visualisasi Halte Jl. Gajah Mada

Kantong – kantong penumpang adalah tempat menunggu penumpang yang


terdapat di luar halte.Berdasarkan hasil survei dinamis maka dapat diketahui
lokasi – lokasi tempat penumpang menunggu angkutan. Untuk lebih jelasnya
dapat dilihat pada peta di bawah ini lokasi halte, terminal dan kantong
penumpang :

POLA UMUM TRANSPORTASI DARAT KOTA TEGAL


TIM PKL KOTA TEGAL 2012/STTD/ANGK. XXXI
Sumber : Hasil Survei Inventarisasi Tim PKL Kota Tegal 2012
Gambar VI.10 : Lokasi Prasarana Angkutan Umum Kota Tegal

POLA UMUM TRANSPORTASI DARAT KOTA TEGAL


TIM PKL KOTA TEGAL 2012/STTD/ANGK. XXXI VI-13
B. ANALISIS DATA
1. Survei Inventarisasi Angkutan Umum

a. Peta jaringan trayek angkutan perkotaan eksisting


Berdasarkan hasil survei inventarisasi angkutan umum angkutan perkotaanyang
beroperasi sebanyak 2 trayek dalam kota dan 6 trayek perbatasan yang
beroperasi dengan trayek tetap dan teratur setiap hari.

Sumber : Hasil Survei Inventarisasi Tim PKL Kota Tegal 2012


Gambar VI.11 : Peta Jaringan Trayek Kota Tegal

Beradasarkan hasil survei dapat kita lihat gambaran angkutan perdesaan


pertrayek sebagai berikut:

1) Trayek A1
Rute trayek
Terminal - Jl Dr Cipto Mangunkusumo - Jl Kol Sugiono - Jl. Sipelem - Jl Bawal
- Jl Hang Tuah- Jl Piere Tendean – Jl S Parman – Jl MT Haryono – Jl Yos
Sudarso – Jl Martoloyo – Pasar Anyar – Jl Perintis Kemerdekaan – Jl. Arjuna –
Jl Sumbodro – Pasar Langon – Jl. Werkudoro – Jl KS Tubun – Jl Teuku Umar
– Jl Cik Ditiro – Jl Ki Hajar Dewantara – Terminal.
Panjang Trayek : 17 Km

Sumber : Hasil Survei Inventarisasi Tim PKL Kota Tegal 2012


Gambar VI.12 : Peta Jaringan Trayek A1

POLA UMUM TRANSPORTASI DARAT KOTA TEGAL


TIM PKL KOTA TEGAL 2012/STTD/ANGK.XXXI VI-14
Gambar VI.13 : Visualisasi trayek Al

a) Tipe Kendaraan : Mini Bus


b) Kapasitas Kendaraan : 12 Orang
c) Kepemilikan : Perseorangan
d) Badan Kepengurusan : Swasta
e) Jumlah Armada : 22 Unit
f) Umur Rata-rata : 10 Tahun
g) Panjang Trayek : 17 KM
h) Cara Pemberangkatan : Tidak Terjadwal
i) Tarif Umum : Rp. 3.000,-
j) Tarif Pelajar : Rp. 2.000,-
k) Pejabat Pemberi Ijin : Walikota Tegal

2) Trayek A2
Rute trayek
Terminal - Jl Dr Cipto Mangunkusumo - Jl Kol Sugiono - Jl. Kapt Sudibyo - Jl
Ks Tubun - Jl Merpati- Jl Sri Gunting – Jl AR. Hakim– Jl Kartini– Jl Menteri
Supeno – Jl Abimanyu – Jl Perintis Kemerdekaan – Jl Martoloyo – Jl. Pemuda
– Jl Proklamasi – Jl Gajah Mada – Jl. Mayjen Sutoyo – Jl Kol Sugiono – Jl Dr
Cipto Mangunkusumo – Terminal.
Panjang Treayek : 16 Km

Sumber : Hasil Survei Inventarisasi Tim PKL Kota Tegal 2012


Gambar VI.14 : Peta Jaringan Trayek A2

POLA UMUM TRANSPORTASI DARAT KOTA TEGAL


TIM PKL KOTA TEGAL 2012/STTD/ANGK.XXXI VI-15
Gambar VI.15 : Visualisasi trayek All

a) Tipe Kendaraan : Mini Bus


b) Kapasitas Kendaraan : 12 Orang
c) Badan Kepengurusan : Swasta
d) Jumlah Armada : 25 Unit
e) Umur Rata-rata : 17 Tahun
f) Panjang Trayek : 25 KM
g) Cara Pemberangkatan : Tidak Terjadwal
h) Tarif Umum : Rp. 3.000,-
i) Tarif Pelajar : Rp. 1.000,-
j) Pejabat Pemberi Ijin : Walikota Tegal

3) Trayek Tegal – Slawi


Dari tegal
Terminal - Jl Dr Cipto Mangunkusumo - Jl Kol Sugiono - Jl. Jl MT Sutoyo - Jl
Gajah Mada - Jl MT Haryono - Jl Yos Sudarso – Jl Pemuda – Jl Slamet Riyadi
– Jl Panggung Baru – Jl Kol Sugiarto – Jl Semeru – Jl Menteri Supeno – Jl.
Kartini – Jl Ar Hakim – Jl Sultan Agung – Banjaran – Slawi.
Panjang Trayek : 23 Km

Sumber : Hasil Survei Inventarisasi Tim PKL Kota Tegal 2012


Gambar VI.16 : Peta Jaringan Trayek Tegal - Slawi

Dari slawi
Slawi – Banjaran – Jl Sultan Agung – jl KS Tubun – Jl Kapt Sudibyo – Jl Kol
Sugiono – Jl Cipto Mangunkusumo – Terminal Tegal

Sumber : Hasil Survei Inventarisasi Tim PKL Kota Tegal 2012


Gambar VI.17 : Peta Jaringan Trayek Slawi – Tegal

POLA UMUM TRANSPORTASI DARAT KOTA TEGAL


TIM PKL KOTA TEGAL 2012/STTD/ANGK.XXXI VI-16
Gambar VI.18 : Visualisasi trayek tegal - slawi

a) Tipe Kendaraan : Mini Bus


b) Kapasitas Kendaraan : 12 Orang
c) Kepemilikan : Perseorangan
d) Badan Kepengurusan : Swasta
e) Jumlah Armada : 26 Unit
f) Umur Rata-rata : 16 Tahun
g) Panjang Trayek : 23 KM
h) Cara Pemberangkatan : Tidak Terjadwal
i) Tarif Umum : Rp. 4.000,-
j) Tarif Pelajar : Rp. 1.000,-
k) Pejabat Pemberi Ijin : Walikota Tegal

4) Trayek Tegal – Banjaran


Dari Terminal Tegal
Terminal - Jl Dr Cipto Mangunkusumo - Jl Kol Sugiono - Jl. Sutomo - Jl Kapt
Ismail - Jl Sawo - Jl Cinde – Jl Lumba-lumba – Jl Bawal – Jl Hang Tuah – Jl
Letjend Suprapto – Jl DI Panjaitan – Jl Setia Budi – Jl. Slamet Riyadi – Jl
Veteran – Jl A Yani – Jl. Diponegoro – Jl Ar Hakim – Jl Sultan Agung –
Banjaran.
Panjang Trayek : 13 Km

Sumber : Hasil Survei Inventarisasi Tim PKL Kota Tegal 2012


Gambar VI.19 : Peta Jaringan Trayek Tegal - Banjaran

Dari Banjaran
Banjaran – Jl Sultan Agung – Jl Ar Hakim – Jl Jend Sudirman – Jl Mayjend
Sotuyo – Jl kol Sugiono – Jl Cipto Mangun Kusumo – Terminal
Sumber : Hasil Survei Inventarisasi Tim PKL Kota Tegal 2012
Gambar VI.20 : Peta Jaringan Trayek Banjaran – Tegal

POLA UMUM TRANSPORTASI DARAT KOTA TEGAL


TIM PKL KOTA TEGAL 2012/STTD/ANGK.XXXI VI-17
Gambar VI.21 : Visualisasi trayek tegal - banjaran

a) Tipe Kendaraan : Mini Bus


b) Kapasitas Kendaraan : 12 Orang
c) Kepemilikan : Perseorangan
d) Badan Kepengurusan : Swasta
e) Jumlah Armada : 26 Unit
f) Umur Rata-rata : 16 Tahun
g) Panjang Trayek : 13 KM
h) Cara Pemberangkatan : Tidak Terjadwal
i) Tarif Umum : Rp. 3.000,-
j) Tarif Pelajar : Rp. 1.500,-
k) Pejabat Pemberi Ijin : Walikota Tegal

5) Trayek Tegal – Kemantran


Dari Terminal Tegal
Terminal Tegal – Jl Cipto Mangunkusumo – Jl Kol Sugiono – Jl DR Sutomo –
Jl Kapt Ismail – Jl Suprapto – Jl DI Panjaitan – Jl A Yani – Jl Diponegoro – Jl
Ar Hakim – Jl Kartini – Jl Menteri Supeno – Jl Abimanyu – Jl Perintis
Kemerdekaan – Jl Hanoman – Kamantran
Panjang Trayek : 17 Km

Sumber : Hasil Survei Inventarisasi Tim PKL Kota Tegal 2012


Gambar VI.22 : Peta Jaringan Trayek Tegal – Kemantran

Dari Kemantran
Kemantran – Jl Hanoman – Jl Perintis Kemerdekaan – Jl Abimanyu – Jl
Semeru – jl Kol Sudiarto – Jl Setia Budi – Jl DI Panjaitan – jl Suprapto – Jl
Kapt Ismail – Jl DR Sutomo – Jl Kol Sugiono – Jl Cipto Mangunkusumo –
Terminal

Sumber : Hasil Survei Inventarisasi Tim PKL Kota Tegal 2012


Gambar VI.23 : Peta Jaringan Trayek Kemantran - Tegal

POLA UMUM TRANSPORTASI DARAT KOTA TEGAL


TIM PKL KOTA TEGAL 2012/STTD/ANGK.XXXI VI-18
Gambar VI.24 : Visualisasi trayek tegal - kemantran

a) Tipe Kendaraan : Mini Bus


b) Kapasitas Kendaraan : 12 Orang
c) Kepemilikan : Perseorangan
d) Badan Kepengurusan : Swasta
e) Jumlah Armada : 15 Unit
f) Umur Rata-rata : 19 Tahun
g) Panjang Trayek : 17 KM
h) Cara Pemberangkatan : Tidak Terjadwal
i) Tarif Umum : Rp. 3.000,-
j) Tarif Pelajar : Rp. 2.000,-
k) Pejabat Pemberi Ijin : Walikota Tegal

6) Trayek Tegal – Jatibarang


Rute trayek
Terminal Bus Tegal – Jl Kol Sugiono – Jl Abdul Ghani – Jl Sultan Hasannudin
– Jl Kiageng Tirtayasa – Jl M Toha – Jl Cimahi – Jl Surabaya – Jl Tuban – Jl
Madura ( Wilayah Kota Tegal) – Kepandean – Kupu – Gumalar – Jatibarang
Panjang Trayek : 21 Km

Sumber : Hasil Survei Inventarisasi Tim PKL Kota Tegal 2012


Gambar VI.25 : Peta Jaringan Trayek Tegal – Jatibarang

POLA UMUM TRANSPORTASI DARAT KOTA TEGAL


TIM PKL KOTA TEGAL 2012/STTD/ANGK.XXXI VI-19
Gambar VI.26 : Visualisasi trayek tegal - jatibarang

a) Tipe Kendaraan : Mini Bus


b) Kapasitas Kendaraan : 12 Orang
c) Kepemilikan : Perseorangan
d) Badan Kepengurusan : Swasta
e) Jumlah Armada : 7 Unit
f) Umur Rata-rata : 8 Tahun
g) Panjang Trayek : 21 KM
h) Cara Pemberangkatan: Tidak Terjadwal
i) Tarif Umum : Rp. 8.000,-
j) Tarif Pelajar : Rp. 4.000,-
k) Pejabat Pemberi Ijin : Walikota Tegal

7) Trayek Tegal – Dukuhturi


Rute trayek
Terminal Tegal – jl Ki Hajar Dewantara – Jl Dukuhturi – Jl Raya II – Jl Teuku
umar – Jl KS Tubun – Jl Werkudoro – Jl Sumbodro – Jl Arjuna – Jl Antareja –
Jl Abimanyu – Jl Menteri Supeno – Jl Kartini – Jl AR Hakim – Jl Diponegoro –
Jl A Yani – Jl DI Panjaitan – Jl Suprapto – jl Kapt Ismail – DR Sutomo – Jl Kol
Sugiono – Jl Cipto Mangunkusumo – Terminal Tegal
Panjang Trayek : 17 Km

POLA UMUM TRANSPORTASI DARAT KOTA TEGAL


TIM PKL KOTA TEGAL 2012/STTD/ANGK.XXXI VI-20
Sumber : Hasil Survei Inventarisasi Tim PKL Kota Tegal 2012
Gambar VI.27 : Peta Jaringan Trayek Tegal – Dukuhturi

Gambar VI.28 : Visualisasi trayek tegal - dukuhturi

a) Tipe Kendaraan : Mini Bus


b) Kapasitas Kendaraan : 12 Orang
c) Kepemilikan : Perseorangan
d) Badan Kepengurusan : Swasta
e) Jumlah Armada : 13 Unit
f) Umur Rata-rata : 17 Tahun
g) Panjang Trayek : 17 KM
h) Cara Pemberangkatan : Tidak Terjadwal
i) Tarif Umum : Rp. 3.000,-
j) Tarif Pelajar : Rp. 2.000,-
k) Pejabat Pemberi Ijin : Walikota Tegal

8) Trayek Tegal – Pasar Bawang


Rute trayek
Terminal Tegal – Jl Ki Hajar Dewantara – Jl H Agus Salim – Jl Hamka – Jl
Bukit Tinggi – Jl Ki Ageng Tirtayasa – Jl Bekasi –Terus ke Wilayah Kabupaten.

POLA UMUM TRANSPORTASI DARAT KOTA TEGAL


TIM PKL KOTA TEGAL 2012/STTD/ANGK.XXXI VI-21
Panjang Trayek : 15 Km

Sumber : Hasil Survei Inventarisasi Tim PKL Kota Tegal 2012

Gambar VI.29 : Peta Jaringan Trayek Tegal – Pasar Bawang

Gambar VI.30 : Visualisasi trayek tegal - dukuhturi

a) Tipe Kendaraan : Mini Bus


b) Kapasitas Kendaraan : 12 Orang
c) Kepemilikan : Perseorangan
d) Badan Kepengurusan : Swasta
e) Jumlah Armada : 9 Unit
f) Umur Rata-rata : 10 Tahun
g) Panjang Trayek : 15 KM
h) Cara Pemberangkatan: Tidak Terjadwal
i) Tarif Umum : Rp. 3.000,-
j) Tarif Pelajar : Rp. 2.000,-
k) Pejabat Pemberi Ijin : Walikota Tegal

9) Sistem Operasi

POLA UMUM TRANSPORTASI DARAT KOTA TEGAL


TIM PKL KOTA TEGAL 2012/STTD/ANGK.XXXI VI-22
Untuk angkutan umum seperti AKAP dan AKDP (bis besar) di Kota Tegal
dalam sistem operasinya terjadwal, sedangkan angkutan umum seerti AKDP
(bus sedang, elf dan micro bis) dan angkutan kota dalam sistem operasinya
tidak terjadwal. Bis AKAP dan AKDP berangkat dari Terminal Kota Tegal.

10) Sistem Pengusaha.


Sistem pengusaha untuk bis AKAP dan AKDP (bis besar) merupakan
kepemilikan swasta, sedangkan untuk angkutan umum jenis lainnya
merupakan kepemilikan pribadi.

POLA UMUM TRANSPORTASI DARAT KOTA TEGAL


TIM PKL KOTA TEGAL 2012/STTD/ANGK.XXXI VI-23
Sumber :Hasil Survei Inventarisasi Tim PKL Kota Tegal 2012
Gambar VI.31 : Peta Jaringan Trayek Kota Tegal

POLA UMUM TRANSPORTASI DARAT KOTA TEGAL


TIM PKL KOTA TEGAL 2012/STTD/ANGK.XXXI VI-24
Sumber :Hasil Survei Inventarisasi Tim PKL Kota Tegal 2012
Gambar VI.32 : Peta Jaringan Trayek AKAP

POLA UMUM TRANSPORTASI DARAT KOTA TEGAL


TIM PKL KOTA TEGAL 2012/STTD/ANGK.XXXI VI-25
Sumber :Hasil Survei Inventarisasi Tim PKL Kota Tegal 2012
Gambar VI.33 : Peta Jaringan Trayek AKDP

POLA UMUM TRANSPORTASI DARAT KOTA TEGAL


TIM PKL KOTA TEGAL 2012/STTD/ANGK.XXXI VI-26
2. Survei statis
a. Tingkat Operasi Kendaraan
Tingkat operasi kendaraan merupakan perbandingan antara jumlah kendaraan
yang beroperasi pada saat survei dengan jumlah kendaraan menurut ijin dalam
bentuk persentase.

Tabe VI.6 :Tingkat Operasi Kendaraan

JUMLAH ANGKUTAN KOTA TINGKAT


YANG OPERASI
NO TRAYEK
MENURUT IZIN BEROPERASI (%)
(X) (Y) Y/X
1 A1 22 19 86%
2 A2 25 23 92%
3 TEGAL-SLAWI 26 33 127%
4 TEGAL-BANJARAN 77 81 105%
5 TEGAL-KEMANTRAN 15 35 233%
6 TEGAL-DUKUHTURI 13 17 131%
7 TEGAL-JATIBARANG 7 8 114%
8 TEGAL-PS. BAWANG 9 8 89%
9 TEGAL-LOSARI 37 35 95%
10 TEGAL-KETANGGUNGAN 37 35 95%
Sumber : Hasil AnalisisTim PKL Kota Tegal 2012

Contoh perhitungan :
Tingkat operasi kendaraan A1 = (19/22)*100%
= 86 %

Dari hasil analisis survei statis diperoleh data tingkat operasi angkutan umum
masing-masing trayek di Kota Tegal. Untuk tingkat operasi paling tinngi pada
trayek tegal – kemantran yaitu sebesar 233% hal ini dikarenakan untuk trayek
perbatasan memiliki dua izin baik di kota tegal dan di kabupaten oleh karena itu
jumlah yang beroperasi lebih banyak dari pada yang diizinkan dan yang paling
rendah trayek AI yaitu sebesar 86%.

b. Frekuensi
Frekuensi diperoleh dari menghitung banyaknya kendaraan yang masuk atau
keluar terminal pada satuan waktu tertentu, dalam hal ini frekuensi dihitung
untuk setiap jamnya.

Tabel VI.7 : Frekuensi Rata-rata Statis


Frekuensi Rata-rata
Frekuensi
TRAYEK ANGKOT Titik Titik Titik Rata-rata
Awal Tengah Akhir
A1 3 3 3
A2 4 4 4
TEGAL-SLAWI 5 5 5 5

POLA UMUM TRANSPORTASI DARAT KOTA TEGAL


TIM PKL KOTA TEGAL 2012/STTD/ANGK.XXXI VI-27
TEGAL-BANJARAN 8 8 8 8
TEGAL-KEMANTRAN 5 5 5 5
TEGAL-DUKUHTURI 2 2 2 2
TEGAL-JATIBARANG 2 2 2 2
TEGAL-PS. BAWANG 2 2 2 2
TEGAL-LOSARI 4 4 4 4
TEGAL-KETANGGUNGAN 4 4 4 4
Sumber : Hasil AnalisisTim PKL Kota Tegal 2012

Berdasarkan hasil analis diperoleh data frekuensi kendaraan dari masing-masing


trayek angkutan perdesaan dengan frekuensi tertinggi pada waktu sibuk yaitu
terdapat pada trayek Tegal – Banjaran dan trayek yaitu 8 kend/jam, frekuensi
terendah adalah trayek Tegal – Dukuhturi, Tegal – Jatibarang dan Tegal – Pasar
Bawang yaitu 2 kend/jam. Hal ini dapat di pengaruhi juga oleh jumlah armada
yang beroperasi.Karena berdasarkan jumlah armada yang beroperasi trayek
Tegal banjaran memiliki 81 armada.Sedangkan trayek Tegal – Dukuhturi memiliki
17 armada, trayek Tegal – Jatibarang dan Tegal – Pasar Bawang memiliki jumlah
armada yang paling sedikit jika dibandingkan dengan trayek yang lain yaitu 8
armada.

c. Waktu Tunggu Kendaraan (Lay Over Time)


Waktu tunggu kendaraan akan mempengaruhi besarnya frekuensi perjalanan,
semakin lama waktunya maka frekuensi perjalanan semakin kecil dan sebaliknya
jika waktu tunggunya sebentar maka frekuensi perjalanannya semakin besar.
Lamanya waktu tunggu kendaraan di terminal sangat dipengaruhi oleh tingkat
permintaan penumpang dan keinginan pengemudi, sehingga perlu adanya
pengawasan dan pengaturan waktu keberangkatan di terminal.

Tabel VI.8 : Waktu tempuh Rata-rata Angkutan Umum

Lay Over Time


Nama Trayek
Awal Akhir
A1 0:33 1:04
A2 0:07 0:00
TEGAL-SLAWI 0:10 0:00
TEGAL-BANJARAN 0:04 0:00
TEGAL-KEMANTRAN 0:09 0:08
TEGAL-DUKUHTURI 0:23 0:21
TEGAL-JATIBARANG 0:24 0:25
TEGAL-PS. BAWANG 1:19 1:22
TEGAL-LOSARI 0:12 0:00
TEGAL-KETANGGUNGAN 0:12 0:00
POLA UMUM TRANSPORTASI DARAT KOTA TEGAL
TIM PKL KOTA TEGAL 2012/STTD/ANGK.XXXI VI-28
Sumber : Hasil AnalisisTim PKL Kota Tegal 2012
Berdasarkan hasil analisa data survei diperoleh data waktu tunggu kendaraan
pada masing-masing trayek, waktu tunggu kendaraan terlama terdapat
padatrayek tegal – pasar bawang karena untuk trayek ini kebanyakan masi
ngetem di pelabuhan brebes.

d. Waktu Perjalanan Pulang Pergi


Waktu perjalanan pulang pergi adalah waktu yang diperlukan oleh sebuah angkutan
umum untuk melakukan perjalanan dari terminal asal menuju terminal tujuan, kemudian
kembali lagi keterminal asal.

Tabel VI.9 : Waktu tempuh Rata-rata Angkutan Umum


Lay Over Time Round
Nama Trayek Waktu PP
Awal Akhir Trip Time
A1 1:26 0:33 1:04 3:03
A2 1:13 0:07 0:00 1:21
TEGAL-SLAWI 2:18 0:10 0:00 2:28
TEGAL-BANJARAN 2:00 0:04 0:00 2:04
TEGAL-KEMANTRAN 1:58 0:09 0:08 2:16
TEGAL-DUKUHTURI 3:21 0:23 0:21 4:06
TEGAL-JATIBARANG 2:39 0:24 0:25 3:29
TEGAL-PS. BAWANG 2:53 1:19 1:22 5:35
TEGAL-LOSARI 0:59 0:12 0:00 1:12
TEGAL-KETANGGUNGAN 0:59 0:12 0:00 1:12
Sumber : Hasil AnalisisTim PKL Kota Tegal 2012

Dapat dilihat dari hasil analisis bahwa Lay Over time Rata – rata terlama di
terminal awal yaitu 1 jam 19 menit pada trayek tegal – pasar bawang dan Lay
Over Time Rata – rata tercepat yaitu 4 menit pada trayek tegal – banjaran.
Sedangkan Lay Over time Rata – rata terlama pada terminal akhir yaitu 1 jam 12
menit pada trayek tegal pasar bawang dan Lay Over Time Rata – rata terdapat
pada trayek A2, tegal – slawi, tegal – banjaran, tegal – losari, tegal –
ketanggungan karena di terminal akhir trayek – trayek ini tidak berhenti. Waktu
perjalanan pulang pergi yang terlama adalah trayek tegal – dukuhturi yaitu 3 jam
21 menit, sedangkan tercepat adalah trayek tegal – losari dan tegal –
ketanggungan yaitu 59 menit.

e. Faktor Muat (Load Factor)


Faktor muat merupakan perbandingan antara jumlah penumpang yang berada
didalam kendaraan berbanding dengan kapasitas kendaraan dalam bentuk
prosentase. Dimana faktor muat ini diperoleh dari pencatatan terhadapjumlah
penumpang saat kendaraan melewati titik survei.

Tabel VI.10 : Load Factor Rata-rata Statis

POLA UMUM TRANSPORTASI DARAT KOTA TEGAL


TIM PKL KOTA TEGAL 2012/STTD/ANGK.XXXI VI-29
Load Factor Rata-rata
TRAYEK ANGKOT Titik Titik Load Factor
Titik Awal Tengah Akhir Rata-rata
Berangkat 25% 27% 26%
A1
Kembali 17% 17% 17%
Berangkat 20% 22% 21%
A2
Kembali 18% 13% 16%
Berangkat 34% 24% 15% 24%
TEGAL-SLAWI
Kembali 11% 34% 14% 20%
Berangkat 36% 43% 31% 37%
TEGAL-BANJARAN
Kembali 20% 48% 36% 35%
TEGAL- Berangkat 25% 29% 24% 26%
KEMANTRAN Kembali 23% 36% 21% 27%
TEGAL- Berangkat 18% 32% 14% 21%
DUKUHTURI Kembali 25% 29% 12% 22%
TEGAL- Berangkat 28% 28% 23% 26%
JATIBARANG Kembali 17% 33% 26% 25%
TEGAL-PS. Berangkat 27% 22% 8% 19%
BAWANG Kembali 15% 32% 9% 19%
Berangkat 15% 23% 10% 16%
TEGAL-LOSARI
Kembali 14% 26% 20% 20%
TEGAL- Berangkat 45% 45% 41% 44%
KETANGGUNGAN Kembali 47% 49% 42% 46%
Sumber : Hasil AnalisisTim PKL Kota Tegal 2012

Berdasarkan hasil analisis survei yang telah dilakukan diperoleh data load factor
rata-rata tiap trayek angkutan perdesaan. Untuk load factor rata -rata tertinggi
yaitu pada saat berangkat terdapat pada trayek tegal – ketanggungan yaitu
44%, dan yang terendah terdapat pada trayek tegal – losari yaitu 16%.
Sedangkan load factor tertinggi pada saat kembali terdapat pada trayek tegal –
ketanggungan yaitu 46%, dan terendah terdapat pada trayek AII yaitu 16%
karena trayek wilayahnya di pinggiran kota tegal sehinga permintaan
penumpang sepi dan trayek ini juga berhimpit dengan trayek tegal – dukuhturi.

f. Waktu Antar Kendaraan


Waktu headway (jarak antar kendaraan) yang semakin lama akan menyebabkan
wanktu menunggu angkutan umum yang semakin lama juga. Jarak antar
kendaraan di Kota Tegal didapat dari rata-rata headway kendaraan pada titik
awal dan tengah.
Tabel VI.11 : Headway Rata-rata Statis
Headway Rata-rata
TRAYEK ANGKOT Titik Titik Titik Headway Waktu
Awal Tengah Akhir Rata-rata Tunggu
Berangkat 0:16:13 0:17:28 0:16:50 0:08:25
A1
Kembali 0:15:24 0:16:54 0:16:09 0:08:04
Berangkat 0:11:31 0:11:31 0:11:31 0:05:46
A2
Kembali 0:11:35 0:11:32 0:11:34 0:05:47
TEGAL-SLAWI Berangkat 0:13:22 0:13:11 0:13:21 0:13:18 0:06:39

POLA UMUM TRANSPORTASI DARAT KOTA TEGAL


TIM PKL KOTA TEGAL 2012/STTD/ANGK.XXXI VI-30
Headway Rata-rata
TRAYEK ANGKOT Titik Titik Titik Headway Waktu
Awal Tengah Akhir Rata-rata Tunggu
Kembali 0:13:26 0:13:11 0:13:21 0:13:19 0:06:40
Berangkat 0:02:24 0:02:24 0:02:24 0:02:24 0:01:12
TEGAL-BANJARAN
Kembali 0:02:22 0:02:24 0:02:24 0:02:23 0:01:12
TEGAL- Berangkat 0:10:52 0:10:45 0:11:06 0:10:54 0:05:27
KEMANTRAN Kembali 0:10:42 0:10:45 0:10:53 0:10:47 0:05:23
TEGAL- Berangkat 0:21:56 0:21:29 0:21:29 0:21:38 0:10:49
DUKUHTURI Kembali 0:21:02 0:21:51 0:21:51 0:21:35 0:10:47
TEGAL- Berangkat 0:22:49 0:20:29 0:21:58 0:21:45 0:10:53
JATIBARANG Kembali 0:22:47 0:20:29 0:22:13 0:21:50 0:10:55
TEGAL-PS. Berangkat 0:20:13 0:19:47 0:19:47 0:19:56 0:09:58
BAWANG Kembali 0:18:42 0:20:08 0:20:18 0:19:43 0:09:51
Berangkat 0:14:36 0:14:38 0:14:35 0:14:36 0:07:18
TEGAL-LOSARI
Kembali 0:14:25 0:14:38 0:14:35 0:14:33 0:07:16
TEGAL- Berangkat 0:14:36 0:14:38 0:14:35 0:14:36 0:07:18
KETANGGUNGAN Kembali 0:14:25 0:14:38 0:14:35 0:14:33 0:07:16
Sumber : Hasil Analisis Tim PKL Kota Tegal 2012

Dari tabel diatas, dapat diketahui bahwa jarak dari satu kendaraan ke kendaraan
lainnya yang tercepat adalah trayek Tegal - Banjaran dengan waktu ± 2 menit
dan yang terlama adalah trayek Tegal - Jatibarang dengan waktu ± 21 menit hal
ini dipengaruhi oleh jumlah armada Trayek ini hanya sedikit yang beroperai yaitu
sebanyak 8 armada.

g. Waktu Menunggu Angkutan Umum (Waiting Time)


Waktu menunggu angkutan umum rata-rata dapat diperoleh dari setengah
waktu antara kendaraan tiap trayek.Dari hasil analisis data diperoleh waktu
menunggu kendaraan terlama terdapat pada trayek tegal – jatibarang karena
pada trayek ini selain wilayah treyeknya yang sepi juga jumlah armada yang
beroperasi sedikit.

3. Survei Dinamis (On Bus)


Survei dinamis adalah survei yang dilaksanakan di dalam kendaraan dengan metode
pencatatan jumlah penumpang yang naik dan turun kendaraan yang menempuh
suatu trayek, dimana surveior mencatat jumlah penumpang naik dan turun dan atau
waktu perjalanan pada tiap segmen.
Dari hasil survei dinamis ini dapat diketahui kantong-kantong penumpang di
sepanjang rute yang dilalui angkutan tersebut. Data yang bisa diperoleh yaitu:
a. Faktor muat tiap ruas
Yaitu banyaknya penumpang yang naik pada tiap-tiap ruas. Berikut ini
merupakan load factor per ruas jalan dari 10 trayek yang melayani jasa
transportasi di Kota Tegal.

POLA UMUM TRANSPORTASI DARAT KOTA TEGAL


TIM PKL KOTA TEGAL 2012/STTD/ANGK.XXXI VI-31
Sumber : Hasil Analisis Tim PKL Kota Tegal 2012

Gambar VI.34 : Peta loading profile trayek A1

POLA UMUM TRANSPORTASI DARAT KOTA TEGAL


TIM PKL KOTA TEGAL 2012/STTD/ANGK.XXXI VI-32
Sumber : Hasil Analisis Tim PKL Kota Tegal 2012
Gambar VI.35 : Grafik loading profile trayek A1

Dari Gambar dan diagram Peta Loading Profile Trayek A1 di atas, dapat diketahui bahwa persentase perbandingan penumpang
dengan kapasitas kendaraan (Load Factor) terbesar terjadi pada ruas Jl. Perintis kemerdekaan ( simpang pasar martoloyo)
hingga Jl. hanoman (90 – 100%). Sedangkan load factor terkecil (0%) ruas Jl. Khi hajar dewantara (kalinyamat) hingga
terminal(jl.ciptomangunkusumo).

POLA UMUM TRANSPORTASI DARAT KOTA TEGAL


TIM PKL KOTA TEGAL 2012/STTD/ANGK.XXXI VI-33
Sumber : Hasil AnalisisTim PKL Kota Tegal 2012
Gambar VI.36 : Peta loading profile trayek AII

POLA UMUM TRANSPORTASI DARAT KOTA TEGAL


TIM PKL KOTA TEGAL 2012/STTD/ANGK.XXXI VI-34
Sumber : Hasil AnalisisTim PKL Kota Tegal 2012
Gambar VI.37 : Grafik loading profile persegmen pada trayek AII

Dari Gambar dan diagram Peta Loading Profile Trayek a2 di atas, dapat diketahui bahwa persentase perbandingan penumpang
dengan kapasitas kendaraan (Load Factor) terbesar terjadi pada ruas Jl. Perintis kemerdekaan (simpang hanoman) hingga
simpang Surabaya (31 – 45%). Sedangkan load factor terkecil (1% - 15%) pada pasuruan kidul hingga terminal (Jalan Cipto
Mangun Kusumo).

POLA UMUM TRANSPORTASI DARAT KOTA TEGAL


TIM PKL KOTA TEGAL 2012/STTD/ANGK.XXXI VI-35
Sumber : Hasil AnalisisTim PKL Kota Tegal 2012
GambarVI.38 :Peta loading profile trayek Tegal -Slawi

POLA UMUM TRANSPORTASI DARAT KOTA TEGAL


TIM PKL KOTA TEGAL 2012/STTD/ANGK.XXXI VI-36
Sumber : Hasil AnalisisTim PKL Kota Tegal 2012
Gambar VI.39 : Grafik loading profile persegmen pada trayek tegal - Slawi

Dari Gambar dan diagram Peta Loading Profile Trayek tegal – Slawi di atas, dapat diketahui bahwa persentase perbandingan
penumpang dengan kapasitas kendaraan (Load Factor) terbesar terjadi pada ruas Jl. Raya karang anyar hingga pasar
kagongan (46% – 60%). Sedangkan load factor terkecil (15% – 30%)terminal (jl.ciptomangunkusumo) hingga simpang pacific
mall.

POLA UMUM TRANSPORTASI DARAT KOTA TEGAL


TIM PKL KOTA TEGAL 2012/STTD/ANGK.XXXI VI-37
Sumber : Hasil Analisis Tim PKL Kota Tegal 2012
Gambar VI.40 : Peta loading profile trayek Slawi - Tegal

POLA UMUM TRANSPORTASI DARAT KOTA TEGAL


TIM PKL KOTA TEGAL 2012/STTD/ANGK.XXXI VI-38
Sumber : Hasil AnalisisTim PKL Kota Tegal 2012
Gambar VI.41 : Grafik loading profile persegmen pada trayek Slawi - Tegal

Dari Gambar dan diagram Peta Loading Profile trayek Slawi - Tegal di atas, dapat diketahui bahwa persentase perbandingan
penumpang dengan kapasitas kendaraan (Load Factor) terbesar terjadi pada bundaran padmakusuma hingga simpang tiga
pasar bawang (30% – 45%). Sedangkan load factor terkecil (1%-15%) pasar kagongan hingga jalan raya karang anyar

POLA UMUM TRANSPORTASI DARAT KOTA TEGAL


TIM PKL KOTA TEGAL 2012/STTD/ANGK.XXXI VI-39
Sumber : Hasil Analisis Tim PKL Kota Tegal 2012
Gambar VI.42 :Peta loading profile trayek Tegal - banjaran

POLA UMUM TRANSPORTASI DARAT KOTA TEGAL


TIM PKL KOTA TEGAL 2012/STTD/ANGK.XXXI VI-40
Sumber : Hasil AnalisisTim PKL Kota Tegal 2012
Gambar VI.43 : Grafik loading profile persegmen pada trayek Tegal - banjaran

Dari Gambar dan diagram Peta Loading Profile Trayek Tegal - banjaran di atas, dapat diketahui bahwa persentase perbandingan
penumpang dengan kapasitas kendaraan (Load Factor) terbesar terjadi pada simpang teban hingga simpang nanas (46 – 60%).
Sedangkan load factor terkecil (1% - 15%) pagongan hingga banjaran.

POLA UMUM TRANSPORTASI DARAT KOTA TEGAL


TIM PKL KOTA TEGAL 2012/STTD/ANGK.XXXI VI-41
Sumber : Hasil Analisis Tim PKL Kota Tegal 2012
Gambar VI.44 : Peta loading profile trayek Banjaran -Tegal

POLA UMUM TRANSPORTASI DARAT KOTA TEGAL


TIM PKL KOTA TEGAL 2012/STTD/ANGK.XXXI VI-42
Sumber : Hasil AnalisisTim PKL Kota Tegal 2012
Gambar VI.45: Grafik loading profile persegmen pada trayek Banjaran - Tegal

Dari Gambar dan diagram Peta Loading Profile Trayek Banjaran - Tegal di atas, dapat diketahui bahwa persentase perbandingan
penumpang dengan kapasitas kendaraan (Load Factor) terbesar terjadi pada ruas Jl. Raya karang anyar hingga Jl. Sultan
agung (31% – 45%). Sedangkan load factor terkecil (0%) pada kp. samadukun hingga terminal (jl.ciptomangunkusumo).

POLA UMUM TRANSPORTASI DARAT KOTA TEGAL


TIM PKL KOTA TEGAL 2012/STTD/ANGK.XXXI VI-43
Sumber : Hasil AnalisisTim PKL Kota Tegal 2012
Gambar VI.46 : Peta loading profile trayek Tegal -Dukuhturi

POLA UMUM TRANSPORTASI DARAT KOTA TEGAL


TIM PKL KOTA TEGAL 2012/STTD/ANGK.XXXI VI-44
Sumber : Hasil AnalisisTim PKL Kota Tegal 2012
Gambar VI.47 : Grafik loading profile persegmen pada trayek Tegal -Dukuhturi

Dari Gambar dan diagram Peta Loading Profile Trayek Tegal -Dukuhturi di samping, dapat diketahui bahwa persentase
perbandingan penumpang dengan kapasitas kendaraan (Load Factor) terbesar terjadi pada simpang sumbodoro hingga Jl.
arjuna (61% – 75%). Sedangkan load factor terkecil (1%-15%) terminal (jl.cipto mangunkusumo) simpang sumur panggang.

POLA UMUM TRANSPORTASI DARAT KOTA TEGAL


TIM PKL KOTA TEGAL 2012/STTD/ANGK.XXXI VI-45
Sumber : Hasil AnalisisTim PKL Kota Tegal 2012
Gambar VI.48 :Peta loading profile trayek Tegal - Kemantran

POLA UMUM TRANSPORTASI DARAT KOTA TEGAL


TIM PKL KOTA TEGAL 2012/STTD/ANGK.XXXI VI-46
Sumber : Hasil AnalisisTim PKL Kota Tegal 2012
Gambar VI.49 : Grafik loading profile persegmen pada trayek Tegal –
Kemantran

Dari Gambar dan diagram Peta Loading Profile Trayek Tegal – Kemantran di
atas, dapat diketahui bahwa persentase perbandingan penumpang dengan
kapasitas kendaraan (Load Factor) terbesar terjadi pada ruas Jl. hanoman hingga
palaraya (46% – 6100%). Sedangkan load factor terkecil (0simpang pacific mall
hingga terminal (jl.ciptomangunkusumo).

POLA UMUM TRANSPORTASI DARAT KOTA TEGAL


TIM PKL KOTA TEGAL 2012/STTD/ANGK.XXXI VI-47
Sumber : Hasil AnalisisTim PKL Kota Tegal 2012
Gambar VI.50 : Peta loading profile trayek Tegal - Jatibarang

POLA UMUM TRANSPORTASI DARAT KOTA TEGAL


TIM PKL KOTA TEGAL 2012/STTD/ANGK.XXXI VI-48
Sumber : Hasil AnalisisTim PKL Kota Tegal 2012
Gambar VI.51: Grafik loading profile persegmen pada trayek Tegal -
Jatibarang

Dari Gambar dan diagram Peta Loading Profile Trayek Tegal - Jatibarang di
atas, dapat diketahui bahwa persentase perbandingan penumpang dengan
kapasitas kendaraan (Load Factor) terbesar terjadi pada simpang abdul ghani
– simpang madura hingga Jl. hanoman (46 – 60%). Sedangkan load factor
terkecil (16 - 30%) pada simpang gumalar hingga terminal jati barang.

POLA UMUM TRANSPORTASI DARAT KOTA TEGAL


TIM PKL KOTA TEGAL 2012/STTD/ANGK.XXXI VI-49
Sumber : Hasil AnalisisTim PKL Kota Tegal 2012

Gambar VI.52 : Peta loading profile trayek Tegal - pasarbawang

POLA UMUM TRANSPORTASI DARAT KOTA TEGAL


TIM PKL KOTA TEGAL 2012/STTD/ANGK.XXXI VI-50
Sumber : Hasil AnalisisTim PKL Kota Tegal 2012
Gambar VI.53 : Grafik loading profile persegmen pada trayek Slawi - pasarbawang

Dari Gambar dan diagram Peta Loading Profile Trayek Slawi - pasarbawang di atas, dapat diketahui bahwa persentase
perbandingan penumpang dengan kapasitas kendaraan (Load Factor) terbesar terjadi pada adiwerna hingga pasar bawang
(46% – 60%). Sedangkan load factor terkecil (0%) pada terminal (jl.ciptomangunkusumo) hingga sumur panggang

POLA UMUM TRANSPORTASI DARAT KOTA TEGAL


TIM PKL KOTA TEGAL 2012/STTD/ANGK.XXXI VI-51
b. Waktu Perjalanan Setiap Ruas Dalam Trayek
Waktu Perjalanan Setiap Ruas Dalam Satu RuteDari hasil analisa waktu
perjalanan rata-rata dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel VI.12: Waktu Tempuh Trayek

Sumber : Hasil AnalisisTim PKL Kota Tegal 2012

Waktu perjalanan setiap ruas merupakan waktu yang diperlukan oleh


kendaraan untuk menempuh setiap ruas pada suatu rute. Total waktu
perjalanan tiap ruas merupakan waktu tempuh perjalanan tiap rute. Dari
tabel di atas dapat dilihat bahwa waktu tempuh terlama untuk Angkutan
Kota yaitu pada trayek tegal - losari sebesar 44.71menit.Sedangkan waktu
tempuh terpendek pada trayek tegal - banjaran yaitu 28.02menit.

c. Kecepatan Rata-rata Tiap Trayek

Tabel VI.13 : Kecepatan per Trayek

PANJANG KECEPATAN (KM /JAM)


NO TRAYEK RUTE PEAK OFF PEAK RATA-
(KM) PAGI PEAK SORE RATA
1 A1 17 26.15 20.24 0.00 23.19
2 A2 16 33.28 32.55 33.10 32.98
3 Term. Tegal - Slawi 23 39.88 33.95 36.48 36.77
4 Term. Tegal - Banjaran 13 25.71 26.47 31.33 27.84
5 Term. Tegal - Kemantran 17 33.33 30.01 35.14 32.83
Term. Tegal - Pasar
6
Bawang 15 21.67 19.42 0.00 20.54
7 Term. Tegal - Dukuhturi 17 27.13 25.81 24.66 25.86
8 Term. Tegal - Jatibarang 21 30.00 27.26 28.37 28.54
Term. Tegal -
9
ketanggungan 18 31.44 25.29 30.59 29.11
10 Term. Tegal - losari 18 24.41 23.24 24.82 24.16
Sumber : Hasil AnalisisTim PKL Kota Tegal 2012

Dari hasil survei dinamis diperoleh data kecepatan rata-rata tertinggi untuk
Angkutan Kota di Kota Tegal adalah pada Tegal - Slawi yaitu sebesar 36.77

POLA UMUM TRANSPORTASI DARAT KOTA TEGAL


TIM PKL KOTA TEGAL 2012/STTD/ANGK.XXXI VI-52
km/jam. Sedangkan kecepatan rata-rata terendah adalah trayek tegal – pasar
bawang yaitu sebesar 20.54 km/jam.

d. Penyimpangan Trayek

1) Angkutan Kota Treyek Tegal - Banjaran

Sumber : Hasil AnalisisTim PKL Kota Tegal 2012


Gambar VI.54 :Peta Penyimpangan Trayek Tegal - Banjaran

2) Trayek AII

POLA UMUM TRANSPORTASI DARAT KOTA TEGAL


TIM PKL KOTA TEGAL 2012/STTD/ANGK.XXXI VI-53
Sumber : Hasil AnalisisTim PKL Kota Tegal 2012
Gambar VI.55 : Peta Penyimpangan Trayek AII

3) Trayek Tegal - Dukuhturi

Sumber : Hasil AnalisisTim PKL Kota Tegal 2012


Gambar VI.56 : Peta Penyimpangan Trayek Tegal – Dukuhturi

Tabel VI.14 : Hasil Analisa Tingkat Penyimpangan Trayek

POLA UMUM TRANSPORTASI DARAT KOTA TEGAL


TIM PKL KOTA TEGAL 2012/STTD/ANGK.XXXI VI-54
Sumber : Hasil AnalisisTim PKL Kota Tegal 2012

Contoh perhitungan :
Tingkat penyinpangan trayek AII =(1,6 Km/16 Km)*100%
= 10,00 %

POLA UMUM TRANSPORTASI DARAT KOTA TEGAL


TIM PKL KOTA TEGAL 2012/STTD/ANGK.XXXI VI-55
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa trayek tertinggi untuk tingkat penyimpangan trayek yaitu AII, dengan prosentase sebesar
10,00 % dan trayek terendah yaitu AI, tegal – slawi, tegal – jatibarang, tegal pasar bawang, tegal – losari dan tegal –
ketanggungan dengan prosentase sebesar 0 %.

Tabel VI.15 : matrik Penyimpangan Trayek

Sumber : Hasil Analisis Tim PKL Kota Tegal 2012

POLA UMUM TRANSPORTASI DARAT KOTA TEGAL


TIM PKL KOTA TEGAL 2012/STTD/ANGK.XXXI VI-56
4. Survei Wawancara Penumpang
Analisa data hasil survei wawancara dapat dilakukan dengan menghitung
presentase tingkat perpindahan moda suatu rute kota yang meliputi:
a. Prosentase untuk yang tidak pindah
b. Prosentase untuk 1 kali pindah
c. Prosentase untuk 2 kali pindah
d. Prosentase untuk lebih dari 2 kali pindah
Dari hasil wawancara penumpang dapat diperoleh data berikut :

Tabel VI.16 : Perpindahan Penumpang Angkutan Umum

jumlah jumlah
Jumlah perpindahan perpindahan
Prosentase
No Trayek sampel sebelumnya sesudahnya
Perpindahan
1 2 3 1 2 3
Pindah Tidak
kali kali kali kali kali kali
1 A1 37 15 22 12 4 15 41%
2 A2 32 11 21 10 6 34%
3 TEGAL - SLAWI 225 189 36 162 31 156 84%
4 TEGAL - BANJARAN 205 85 120 77 25 41%
TEGAL -
5 KEMANTRAN 48 8 40 3 8 17%
TEGAL -
6 DUKUHTURI 66 24 42 19 5 36%
TEGAL - PASAR
7 BAWANG 22 0 22 0%
TEGAL - JATI
8 BARANG 53 14 39 14 2 26%
Sumber : Hasil AnalisisTim PKL Kota Tegal 2012

POLA UMUM TRANSPORTASI DARAT KOTA TEGAL


TIM PKL KOTA TEGAL 2012/STTD/ANGK.XXXI VI-57
Dari hasil analisis survei wawancara dapat disimpulkan bahwa tingkat perpindahan
tertinggi pada angkutan trayek Tegal - Slawi dengan jumlah 189 sampel yang
melakukan perpindahan dari jumlah keseluruhan 225 sampel. Dilihat dari segi
penumpang trayek tersebut buruk pelayanannnya, hal ini juga merupakan indikator
kenapa masyarakat lebih memilik menggunakan kendaraa pribadi dari pada
menggunakan angkutan umum sampai pada tujuan, biaya yang mereka keluarkan
juga menjadi banyak karena untuk mencapai tujuan mereka harus berpindah-pindah
sampai ke tujuan.

Dari survei wawancara penumpang yang telah dilakukan, dapat dilihat prosentase
perpindahan masyarakat di Kota Tegal hanya sedikit yang mencapai 2 kali
perpindahan. Hal ini disebabkan rute perjalanan di kota Tegal yang tidak terlalu
jauh, sehingga masyarakat maksimal hanya melakukan perpindahan sebanyak 1 kali
baik itu sebelum maupun setelah menggunakan angkutan.

POLA UMUM TRANSPORTASI DARAT KOTA TEGAL


TIM PKL KOTA TEGAL 2012/STTD/ANGK.XXXI VI-58
5. Matrik Asal Tujuan

a. Trayek a1 dalam sample

Tabel VI.17 : OD matrik angkutan umum (sample)

Sumber : Hasil AnalisisTim PKL Kota Tegal 2012

b. Trayek a1 dalam populasi

Tabel VI.18 : OD matrik angkutan umum(populasi)

POLA UMUM TRANSPORTASI DARAT KOTA TEGAL


TIM PKL KOTA TEGAL 2012/STTD/ANGK.XXXI VI-59
Sumber : Hasil AnalisisTim PKL Kota Tegal 2012

C. KINERJA ANGKUTAN UMUM KOTA TEGAL


Dalam mengevaluasi kinerja angkutan umum dalam trayek tetap kita meninjau dari 3
(tiga) sudut pandang yaitu kebutuhan pengguna jasa atau penumpang, operator dan
pemerintah, hal tersebut dikarenakan kebutuhan masing-masing sudut pandang
berbeda. Maka didalam perangkingan permasalahannya kita harus memilah – milahnya,
sebagai berikut :

1. Kinerja Dari Segi Pengguna Jasa (Penumpang)

Penumpang tertarik pada pelayanan yang mempunyai kualitas baik dan sesuai
dengan kebutuhannya sehingga memberikan kepuasan terhadap masyarakat
sebagai pengguna jasa. Dari survei statis, dapat diketahui mengenai data kualitas
pelayanan angkutan umum.
Peringkatan Kinerja Pelayanan Angkutan Umum dari yang terburuk (segi
penumpang).

Tabel VI.19 : Perangkingan Dari Sisi Pengguna Jasa Pada Angkutan Kota

POLA UMUM TRANSPORTASI DARAT KOTA TEGAL


TIM PKL KOTA TEGAL 2012/STTD/ANGK.XXXI VI-60
Su
mber : Hasil Analisis TIM PKL Kota Tegal 2012

Tabel VI.20 : Perangkingan Proporsional Dari Sisi Pengguna Jasa

Sumber : Hasil Analisis TIM PKL Kota Tegal 2012

Untuk angkutan kota Tegal, analisis dari segi pengguna jasa yang di dapat adalah
sebagai berikut :

c. Perangkingan Terbaik yaitu trayek Tegal – Kemantran dan trayek AII dengan :
1) Load factor rata-rata yaitu 30,38% untuk tegal – kemantran dan 20,46%
untuk trayek AII, yang cukup rendah sehingga disukai oleh penumpang
karna tidak perlu berdesak-desakan pada waktu didalam kendaraan dan
penumpang akan merasa nyaman.
2) Frekuensi 5 kendaraan/jam untuk tegal – kemantran dan 4 kendaraan/jam
untuk trayek AII, hal ini tidak di inginkan oleh penumpang. Karna
penumpang akan membutuhkan waktu yang lama untuk menunggu
kendaraannya, sebab headway kendaraan tersebut akan lama dikarenakan
frekuensi kendaraan yang lewat rendah.
3) Tingkat perpindahan moda yang dilakukan penumpang sebesar17% dan
41%, dengan angka ini berarti dari segi tingkat perpindahan moda cukup
baik sehingga menguntungkan penumpang. Hal ini dikarenakan trayek
tegal –kemantran dan AII memiliki rute trayek hingga ke daerah pelosok
sehingga dapat menjangkau tempat tujuan penumpang yang terpencil dan
akhirnya penumpang tidak perlu berganti moda dan mengeluarkan biaya
yang besar untuk mencapai ke tempat tujuan.
4) Umur rata – rata kendaraan19tahun dan 17 tahun. Dengan umur rata-rata
secara keseluruhan trayek diatas 7 tahun, maka umur kendaraan untuk
trayek ini masih dapat dikatakan baik dan masih cukup bisa memberikan
kenyamanan dan keselamatan bagi para penumpang.
d. Perengkingan Terburuk yaitu trayek Tegal – Ketanggungan

POLA UMUM TRANSPORTASI DARAT KOTA TEGAL


TIM PKL KOTA TEGAL 2012/STTD/ANGK.XXXI VI-61
1) Load factor rata-rata 49,95%, yaitu load faktor yang paling tinggi diantara
trayek yang lainnya sehingga dikatakan burukkinerjanya. Meskipun begitu,
load faktor tersebut masih berarti stabil.
2) Frekuensi rata – rata nya cukup tinggi yaitu 4 kend/jam maka waktu
menunggu kendaraannya juga lebih singkat karena headway trayek
tersebut rendah dikarenakan frekuensi kendaraan yang lewat cukup tinggi.
3) Tingkat Perpindahan moda yang dilakukan penumpang sebesar 85%, itu
artinya dari segi tingkat perpindahan moda tidak baik, penumpang harus
melakukan perpindahan lagi sebelum atau setelah menggunakan angkutan
untuk mencapai tujuan. Sehingga sangat merugikan penumpang, karena
penumpang harus mengeluarkan uang yang banyak untuk mencapain
tujuan.
4) Umur rata – rata kendaraan 20 tahun. Jika dilihat dari segi umur rata – rata
kendaraan, trayek ini sudah tidak layak untuk dioperasikan lagi. Namun
dengan adanya pembaharuan secara fisik untuk beberapa kendaraan, maka
umur kendaraan untuk trayek tegal – ketanggungan ini masih dapat
dikatakan baik dan masih cukup bisa memberikan kenyamanan bagi para
penumpang.

2. Kinerja dari segi penyedia jasa (operator)

Penilaian kinerja pelayanan angkutan umum operator tidak terlepas dari


kelangsungan hidup angkutan umum. Ini merupakan fungsi dari 2 (dua) faktor yakni
pendapatan dan biaya. Jika pelayanan tersebut tidak menguntungkan bagi
operator, maka dapat menyebabkan operator tidak berminat untuk melayani rute
tersebut. Selain itu peran pemerintah sangat diperlukan terutama sebagai perintis
pengadaan angkutan pada daerah yang baru berkembang, sehingga lambat laun
akan menarik minat pengusaha swasta. Indikator – indikator yang perlu ditetapkan
dalam menilai kinerja pelayanan angkutan umum dari segi operator adalah :

a) Jumlah penumpang tiap perjalanan


Jumlah penumpang tiap perjalanan adalah berkaitan dengan kelangsungan
hidup operator sebab ini merupakan fungsi langsung dari pendapatan tiap
perjalanan angkutan yang diperoleh setiap harinya. Namun, dengan selalu
terpenuhinya kapasitas bukan berarti pendapatan yang diperoleh tinggi akan
tetapi hal lain yang juga perlu diperhitungkan adalah perolehan perjalanan (rit)
yang dapat dicapai oleh rata-rata kendaraan untuk tiap trayek dalam sehari
serta tingkat operasi (ketersediaan).

Tabel VI.21 : Penumpang Tiap Perjalanan Angkutan Kota

POLA UMUM TRANSPORTASI DARAT KOTA TEGAL


TIM PKL KOTA TEGAL 2012/STTD/ANGK.XXXI VI-62
Sumber : Hasil Analisis TIM PKL Kota Tegal 2012
Contoh perhitungan trayekA 1 :

Pnp rata-rata tiap perjalanan =

= 6 pnp

Pnp tiap perjalanan =

= 0,50

Dari hasil analisa survei diperoleh data mengenai penumpang tiap perjalanan
dari masing-masing trayek angkutan kota di Kota Tegal. Penumpang tiap
perjalanan tertinggi adalah trayek tegal - slawi yaitu sebesar 3,13 dan
penumpang tiap perjalanan terendah adalah A2 dan trayek tegal – jatibarang
yaitu sebesar 0,31

b) KEMERATAAN PENUMPANG
Pendapatan operator didapat dari perolehan penumpang di sepanjang trayek
angkutannya. Trayek-trayek yang permintaannnya stabil sepanjang hari dimana
tidak dipengaruhi oleh waktu sibuk maupun waktu di luar sibuk dianggap lebih
menguntungkan bagi operator. Hal inilah yang diharapkan oleh pihak operator
untuk mandapatkan keuntungan yang lebih besar.

Tabel VI.22 : Tingkat Kemerataan Penumpang Angkutan Kota

Sumber : Hasil Analisis TIM PKL Kota Tegal 2012

Dari hasil analisis survei diperoleh data mengenai tingkat kemerataan


penumpang dari masing-masing trayek angkutan kota di Kota Tegal. Tingkat

POLA UMUM TRANSPORTASI DARAT KOTA TEGAL


TIM PKL KOTA TEGAL 2012/STTD/ANGK.XXXI VI-63
kemerataan tertinggi pada angkutan kota adalah trayek tegal – pasar bawang
yaitu sebesar 4,00 dan kemerataan penumpang terendah adalah trayek tegal –
losari yaitu sebesar 0,63.

PENDAPATAN PENUMPANG – KM
Tabel VI.23 : Pendapatan Rata-rata Pnp-Km Angkutan Kota

Sumber : Hasil Analisis TIM PKL Kota Tegal 2012

Dari hasil survei diperoleh data mengenai pendapatan penumpang per kilometer
dari masing-masing trayek angkutan kota di Kota Tegal. Pendapatan
penumpang per kilometer tertinggi adalah trayek tegal – slawi yaitu sebesar Rp.
790.583,27pnp/km dan pendapatan penumpang per kilometer terendah adalah
trayek tegal - kemantran yaitu sebesar Rp. 8.625,89 pnp/km.

Tabel VI.24 : Perangkingan Sederhana dari segi penyedia jasa angkutan kota

Sumber : Hasil Analisis TIM PKL Kota Tegal 2012

Tabel VI.25 : Perangkingan Proporsional dari segi penyedia jasa


angkutan kota

POLA UMUM TRANSPORTASI DARAT KOTA TEGAL


TIM PKL KOTA TEGAL 2012/STTD/ANGK.XXXI VI-64
Sumber : Hasil Analisis TIM PKL Kota Tegal 2012

1) Perengkingan terbaik pada angkutan kota yaitu trayek tegal - slawi dengan :
a. Faktor muat 34,04%, dalam hal ini walaupun bukan yang tertinggi,
namun dengan faktor muat tersebut menguntungkan operator
dikarenakan banyaknya penumpang yang naik.
b. Tingkat Kemerataan Penumpang adalah 2,77, tingkat kemerataan untuk
trayek tegal – slawi ini cukup bagus dibanding trayek angkutan kota
lainnya karena perbedaan penumpang pada jam sibuk dan jam tidak
terlalu tinggi dimana operator menginginkan kemerataan penumpang
baik pada jam sibuk maupun jam tidak sibuk.
c. Penumpang rata – rata tiap perjalanan yaitu sebesar 3,13, merupakan
yang tertinggi. Semakin tinggi nilai penumpang tiap perjalanan maka
semakin banyak penghasilan yang didapat oleh operator. Sehingga hal ini
menguntungkan dari sisi operator.
d. Pendapatan rata-rata penumpang – km sebesar Rp 790.583,27, ini
merupakan pendapatan tertinggi diantara trayek lainnya, semakin tinggi
pendapatan yang diperoleh semakin menguntungkan bagi operator.

2) Perangkingan terburuk dari segi operator yaitu trayek tegal - kemantran


dengan:
a. Faktor muatuntuk trayek tegal - kemantransebesar30,38%,dalam hal ini
walaupun bukan faktor muat yang terendah, namun dengan faktor muat
tersebut merugikan operator dikarenakan sedikitnya penumpang yang
naik.
b. Tingkat Kemerataan Penumpang adalah sebesar2,13, tingkat kemerataan
untuk trayek ini cukup buruk karena perbedaan penumpang pada jam
sibuk dan jam tidak sibuk terlalu tinggi, itu berarti perolehan yang yang
didapat tidak merata.
c. Penumpang rata – rata tiap perjalanan untuk trayek tegal - kemantran
sebesar 0,67. Semakin tinggi nilai penumpang tiap perjalanan maka
semakin banyak penghasilan yang didapat oleh operator. Dalam hal ini
kurang menguntungkan dari sisi operator.
d. Pendapatan rata-rata penumpang–km untuk trayek tegal - kemantran
sebesar Rp 8.626,89, ini merupakan pendapatan yang kecil dibanding
trayek lainnya, sehingga sangat tidak menguntungkan bagi operator itu
sendiri.

3. Kinerja dari segi pemerintah


Kebijakan pemerintah yang sesuai dalam penetapan trayek maupun perijinan sangat
diharapkan pengguna jasa dan operator. Untuk menilai kinerja pelayanan angkutan
umum ditinjau dari segi pemerintah digunakan indikator-indikator sebagai berikut :

TINGKAT OPERASI KENDARAAN

POLA UMUM TRANSPORTASI DARAT KOTA TEGAL


TIM PKL KOTA TEGAL 2012/STTD/ANGK.XXXI VI-65
Tingkat operasi adalah perbandingan antara jumlah kendaraan yang beroperasi
dilapangan dengan jumlah kendaraan sesuai ijin. Dalam peringkatannya
menggunakan perangkingan sederhana yaitu trayek yang memilki nilai tingkat
operasi kendaraan rendah diberi rangking 1 (satu) yang berarti trayek tersebut
mempunyai kualitas pelayanan yang buruk.

Tabel VI.26 : Tingkat Operasi Angkutan Kota Tegal

JUMLAH ARMADA KENDARAAN


NO TRAYEK
IZIN OPERASI OPERASI (%)
1 2 3 4 5
1 A1 22 19 86%
2 A2 25 23 92%
3 TEGAL-SLAWI 26 33 127%
4 TEGAL-BANJARAN 77 81 105%
5 TEGAL-KEMANTRAN 15 35 233%
6 TEGAL-DUKUHTURI 13 17 131%
7 TEGAL-JATIBARANG 7 8 114%
8 TEGAL-PS. BAWANG 9 8 89%
9 TEGAL-LOSARI 37 35 95%
10 TEGAL-KETANGGUNGAN 37 35 95%
Sumber : Hasil Analisis TIM PKL Kota Tegal 2012

Untuk tingkat operasi kendaraan angkutan kota Tegal yang tertinggi adalah
angkutan kota dengan trayek tegal – kemntran yaitu 233% dan yang terendah
adalah angkutan kota dengan trayk AI yaitu sebesar 86%. Berikut adalah
prosentase tingkat operasi angkutan umum kota Tegal.

Gambar VI.57 : Grafik Prosentase Tingkat Operasi Angkutan Umum

TINGKAT TUMPANG TINDIH ANGKUTAN KOTA TEGAL

Tabel VI.27 : Tingkat Tumpang Tindih Angkutan Kota Tegal

POLA UMUM TRANSPORTASI DARAT KOTA TEGAL


TIM PKL KOTA TEGAL 2012/STTD/ANGK.XXXI VI-66
Sumber : Hasil Analisis TIM PKL Kota Tegal 2012

Dari hasil analisis dapat dilihat bahwa penumpukan tumpang tindih trayek
terbesar terdapat pada trayek tegal – losari dan tegal – ketangungan.
Sebenarnya kedua trayek ini tidak berhimpit 100%, tapi kami hanya melakukan
survei sampai perbatasan Kota Tegal dengan Kabupaten Brebes sehingga trayek
ini berhimpit 100%.

a. Tingkat Penyimpangan Trayek


Trayek bus perkotaan dan angkutan kota Tegal hampir sebagian besar
melakukan penyimpangan trayek. Hal ini dikarenakan rute yang dilalui sesuai
S.K. Walikota No. 15 Tahun 2003 tidak lagi dapat memenuhi demand yang
operator inginkan, sehingga banyak operator yang memilih rute lain untuk
mendapatkan kantung – kantung penumpang agar target penumpang dapat
terpenuhi. Berikut adalah table penyimpangan trayek angkutan kota Tegal :

Tabel VI.28 : Tingkat Penyimpangan Angkutan Kota Tegal

Sumber : Hasil Analisis TIM PKL Kota Tegal 2012

Dari hasil analisis survei diperoleh data mengenai tingkat penyimpangan trayek
dari masing-masing trayek di Kota Tegal yang mempunyai penyimpangan trayek
adalah trayek tegal – banjaran, trayek A2 dan trayek tegal – dukuhturi.Tingkat
penyimpangan tertingggi yaitu pada trayek A2.

Dari variabel-variabel diatas dapat dilakukan perangkingan dari segi pemerintah


dengan menggunakan perangkingan sederhana dan proporsional.

Tabel VI. 29 : Perangkingan sederhana pada angkutan kota dari segi pemerintah

POLA UMUM TRANSPORTASI DARAT KOTA TEGAL


TIM PKL KOTA TEGAL 2012/STTD/ANGK.XXXI VI-67
Sumber : Hasil Analisis TIM PKL Kota Tegal 2012

Tabel VI. 30 : Perangkingan Proporsional pada angkutan kota dari segi pemerintah

Sumber : Hasil Analisis TIM PKL Kota Tegal 2012

1) Perangkingan terbaik pada angkutan kota dari segi pemerintah yaitutrayek tegal –
jatibarang dengan :
a) Tingkat operasi kendaraan 114%, walaupun trayek tertinggi kedua yang
beroperasi, namun termasuk baik dari segi pemerintah, walaupun tidak
semuanya beroperasi karena tidak mencapai 100 %.
b) Tingkat penyimpangan0%, berarti tidak melakukan penyimpangan trayek.
c) Tingkat tumpang tindih trayek 15%, merupakan trayek tertinggi dengan ini
berarti hanya sedikit tingkat tumpang tindih trayek pada trayek tegal -
jatibarang ini.

2) Perangkingan terburuk yaitu trayekA1 dengan :


a) Tingkat operasi kendaraan 86%, merupakan trayek terendah yang beroperasi.
b) Tingkat penyimpangan trayek0%, tidak melakukan penyimpangan.
c) Tingkat tumpang tindih trayek 74%, walaupun bukan merupakan trayek dengan
tumpang tindih tertinggi namun perlu penanganan dari pemerintah.

D. Survei SPM Angkutan Umum


Dalam melakukan evaluasi kinerja angkutan umum baik angkutan kota dan bus
perkotaan dalam suatu wilayah kita harus memperhatikan standar untuk tingkat
pelayanan yang baik dari sudut pandang pengguna jasa, penyedia jasa dan pemerintah.
Survei SPM angkutan umum ini dilakukan pada AKAP dan angkutan kota. Hanya ada
dua AKAP yang disurvei yaitu PO. Dewi Sri dan PO. Deddy Jaya
1. Segi Penumpang

POLA UMUM TRANSPORTASI DARAT KOTA TEGAL


TIM PKL KOTA TEGAL 2012/STTD/ANGK.XXXI VI-68
GAMBAR VI.58 : Grafik SPM dari Segi Penumpang (AKAP Dewi Sri)

Dari grafik diatas, dapat diketahui bahwa untuk Bus AKAP Dewi Sri, dimana disurvei 10
Bus AKAP Dewi Sri. Untuk segi penumpang yang terdiri dari indikator-indikator
mempunyai nilai sebagai berikut :
1) Kebersihan bus : yang bernilai baik ada 8 bus, sedang 2 bus, dan buruk 0 bus.
2) Penerangan bus : yang bernilai baik ada 10 bus, sedang 0 bus, dan buruk 0 bus.
3) Keamanan bus : yang bernilai baik ada 10 bus, sedang 0 bus, dan buruk 0 bus.
4) Keselamatan bus : yang bernilai baik ada 10 bus, sedang 0 bus, dan buruk 0
bus.
5) Penggunaan ruang di bus : yang bernilai baik ada 10 bus, sedang 0 bus, dan
buruk 0 bus.
6) Keterjangkauan bus : yang bernilai baik ada 10 bus, sedang 0 bus, dan buruk 0
bus.
7) Ketepatan bus : yang bernilai baik ada 6 bus, sedang 4 bus, dan buruk 0 bus.

GAMBAR VI.59 : Grafik SPM dari Segi Penumpang (AKAP Deddy Jaya)

Dari grafik diatas, dapat diketahui bahwa untuk Bus AKAP Sahabat, dimana disurvei
10 Bus AKAP Sahabat. Untuk segi penumpang yang terdiri dari indicator-indikator
mempunyai nilai sebagai berikut :
1) Kebersihan bus : yang bernilai baik ada 8 bus, sedang 2 bus, dan buruk 0 bus.
2) Penerangan bus : yang bernilai baik ada 10 bus, sedang 0 bus, dan buruk 0 bus.
3) Keamanan bus : yang bernilai baik ada 10 bus, sedang 0 bus, dan buruk 0 bus.

POLA UMUM TRANSPORTASI DARAT KOTA TEGAL


TIM PKL KOTA TEGAL 2012/STTD/ANGK.XXXI VI-69
4) Keselamatan bus : yang bernilai baik ada 10 bus, sedang 0 bus, dan buruk 0 bus.
5) Penggunaan ruang di bus : yang bernilai baik ada 10 bus, sedang 0 bus, dan buruk 0
bus.
6) Keterjangkauan bus : yang bernilai baik ada 9 bus, sedang 1 bus, dan buruk 0 bus.
7) Ketepatan bus : yang bernilai baik ada 6 bus, sedang 4 bus, dan buruk 0 bus.

TABEL VI.31 : Tabel Fasilitas di AKAP

Sumber : Hasil Analisis TIM PKL Kota Tegal 2012

Dari tabel diatas, dapat diketahui bahwa untuk Bus AKAP Dewi Sri dan Deddy Jaya,
dimana disurvei 10 Bus AKAP Dewi Sri dan Deddy Jaya. Pada kedua bus tersebut
tidak tersedia fasilitas penyandang cacat, orang hamil, dan manula. Untuk kedua Bus
di halte juga tidak mempunyai jadwal keberangkatan, peta rute, informasi halte, dan
time table. Sedangkan di terminal sendiri kedua bus tersebut mempunyai jadwal
keberangkatan, informasi terminal, dan time table, hanya peta rute saja yang tidak
ada. Hal ini merupakan hal yang perlu diperhatikan operator dan penanganan dari
pemerintah karena tidak sesuai dengan standar SPM yang ada.

GAMBAR VI.60 : Grafik Kualitas Pelayanan AKAP

Dari grafik diatas, dapat diketahui bahwa untuk Bus AKAP Dewi Sri dan Deddy Jaya,
dimana disurvei 20 penumpang Bus AKAP Dewi Sri dan Deddy Jaya. Dari kualitas

POLA UMUM TRANSPORTASI DARAT KOTA TEGAL


TIM PKL KOTA TEGAL 2012/STTD/ANGK.XXXI VI-70
pelayanan angkutan umum, kedua bus tersebut sudah memenuhi standar SPM yaitu
keduanya memiliki kualitas pelayanan AU yang baik.

GAMBAR VI.61 : Grafik Waktu Menunggu AKAP

Dari grafik diatas, dapat diketahui bahwa untuk Bus AKAP Dewi Sri dan Deddy Jaya,
dimana disurvei 20 penumpang Bus AKAP Dewi Sri dan Deddy Jaya. Dari waktu
menunggu AKAP di terminal, untuk Bus Dewi Sri waktu menunggu tertinggi adalah
10 menit, sedangkan untuk Bus Deddy Jaya waktu menunggu tertinggi adalah 10
menit.

GAMBAR VI.62 : Grafik Waktu Berjalan Kaki

Dari grafik diatas, dapat diketahui bahwa untuk Bus AKAP Dewi Sri dan Deddy Jaya,
dimana disurvei 20 penumpang Bus AKAPDewi Sri dan Deddy Jaya. Dari waktu
berjalan kaki menuju AKAP di terminal, untuk Bus Dewi Sri dan Deddy Jaya
penumpang mempunyai waktu berjalan kaki adalah 5 sampai 10 menit.

POLA UMUM TRANSPORTASI DARAT KOTA TEGAL


TIM PKL KOTA TEGAL 2012/STTD/ANGK.XXXI VI-71
GAMBAR VI.63 : Grafik Tindak Pidana di Terminal

Dari grafik diatas, dapat diketahui bahwa untuk Bus AKAP Dewi Sri dan Deddy Jaya,
dimana disurvei 20 penumpang Bus AKAP Dewi Sri dan Deddy Jaya. Dari tindak
pidana di terminal, menurut hasil wawancara penumpang Bus Dewi Sri tindak
pidana di terminal tidak pernah terjadi, sedangkan untuk penumpang Bus Deddy
Jaya juga lebih banyak berpendapat tindak pidana di terminal juga tidak pernah
terjadi.

GAMBAR VI.64 : Grafik Tindak Pidana di AKAP

Dari grafik diatas, dapat diketahui bahwa untuk Bus AKAP Dewi Sri dan Deddy Jaya,
dimana disurvei 20 penumpang Bus AKAP Dewi Sri dan Deddy Jaya. Dari tindak
pidana di AKAP, menurut hasil wawancara penumpang Bus Dewi Sri dan Deddy Jaya
bahwa banyak yang berpendapat tindak pidana di AKAP tidak pernah terjadi.

Dari Survei SPM diatas dilihat dari segi penumpang, untuk Bus AKAP Dewi Sri dan
Deddy Jaya sudah memenuhi standar SPM yang berlaku, dapat dikatakan baik untuk
keduanya walaupun ada beberapa indikator-indikator yang perlu diperhatikan seperti
fasilitas penyandang cacat,manula,dan orang hamil. Untuk itu diperlukan perhatian
yang khusus dari operator dan penanganan dari pemerintah.

POLA UMUM TRANSPORTASI DARAT KOTA TEGAL


TIM PKL KOTA TEGAL 2012/STTD/ANGK.XXXI VI-72
GAMBAR VI.65 : Grafik Kualitas Pelayanan Angkutan Kota

Dari grafik diatas, dapat diketahui bahwa untuk angkutan kota, dimana masing-
masing disurvei 20 penumpang. Dari kualitas pelayanan angkutan umum, angkutan
kota tersebut rata-rata sudah memenuhi standar SPM yaitu keduanya memiliki
kualitas pelayanan AU yang baik.

GAMBAR VI.66 : Grafik Waktu Berjalan Kaki

Dari grafik diatas, dapat diketahui bahwa untuk angkutan kota, dimana masing-
masing disurvei 20 penumpang. Dari waktu berjalan kaki menuju angkutan umum,
untuk angkutan kotatersebut rata-rata mempunyai waktu berjalan kaki adalah 5
menit.

POLA UMUM TRANSPORTASI DARAT KOTA TEGAL


TIM PKL KOTA TEGAL 2012/STTD/ANGK.XXXI VI-73
GAMBAR VI.67 : Grafik Tindak Pidana Halte

Dari grafik diatas, dapat diketahui bahwa untuk angkutan kota, dimana masing-
masing disurvei 20 penumpang. Dari tindak pidana di halte, menurut hasil
wawancara penumpang angkutan kota bahwa tindak pidana di halte tidak pernah
terjadi.

GAMBAR VI.68 : Grafik Tindak Pidana di Angkutan Kota

Dari grafik diatas, dapat diketahui bahwa untuk angkutan kota, dimana masing-
masing disurvei 20 penumpang. Dari tindak pidana di angkutan umum, menurut
hasil wawancara penumpang angkutan kota bahwa tindak pidana di angkutan umum
rata-rata lebih banyak berpendapat tidak pernah terjadi tindak pidana di angkutan
umum.

Dari Survei SPM diatas dilihat dari segi penumpang, untuk angkutan kota sudah
memenuhi standar SPM yang berlaku, dapat dikatakan baik. Walaupun ada beberapa
indikator-indikator yang perlu ditingkatkan kembali agar angkutan perkotaan
tersebut semakin baik dari waktu ke waktu.
2. Segi Operator
TABEL VI.32 : SPM Segi Operator AKAP

POLA UMUM TRANSPORTASI DARAT KOTA TEGAL


TIM PKL KOTA TEGAL 2012/STTD/ANGK.XXXI VI-74
Sumber : Hasil Analisis TIM PKL Kota Tegal 2012

Dari tabel diatas, dapat diketahui bahwa dari segi operator yang terdiri dari indikator-
indikator tersebut Bus mempunyai tiga rute yaitu Tegal – Jakarta, Tegal – Bandung
dan Tegal – Yogyakrat dimana ketiganya mempunyai indikator-indikator pada masing-
masing rute, untuk jumlah penumpang terangkut dalam sekali perjalanan yang
tertinggi adalah Tegal - Yogyakarta yaitu 38 orang, kendaraan realisasi tertinggi yaitu
Tegal - Jakarta yaitu 474 unit, jarak tempuh tertinggi Tegal – Jakarta yaitu 4 20 KM,
kondisi bbm dalam sekali perjalanan tertinggi yaitu Tegal - Jakarta yaitu 240 liter,
jumlah karyawan ada 500 orang, tingkat kecelakaan jarang terjadi, dan untuk % biaya
operasi dari pendapatan tertinggi Tegal - Yogyakarta yaitu 37 %.

TABEL VI.33 : SPM Segi OperatorAngkutan Kota

RUTE
TEG
INDIKATO TEGA TEGAL TEGAL
TEGAL- AL- TEGAL-
R L- - -
A1 AII KEMAN PS. JATIBA
SLAW BANJA DUKU
TRAN BAW RANG
I RAN HTURI
ANG
JUMLAH
PNP
TERANGKU 12 11 25 11
20 19 13 12
T DALAM ORAN 0RAN 0RAN ORAN
ORANG ORANG ORANG ORANG
SEKALI G G G G
PERJALANA
N
KENDARAA
19 23 33 81 17 8
N 35 UNIT 8 UNIT
UNIT UNIT UNIT UNIT UNIT UNIT
REALISASI
JARAK 17 15
16 KM 23 KM 13 KM 17 KM 17 KM 21 KM
TEMPUH KM KM
KONSUMSI
BBM DLM
1,5 1.5 1.5 1.5 1.5 1.5 1.5 1.5
SEKALI
LITER LITER LITER LITER LITER LITER LITER LITER
PERJALANA
N
TINGKAT
JARA JARAN JARAN JARAN JARA
KECELAKAA JARANG JARANG JARANG
NG G G G NG
N

Sumber : Hasil Analisis TIM PKL Kota Tegal 2012

POLA UMUM TRANSPORTASI DARAT KOTA TEGAL


TIM PKL KOTA TEGAL 2012/STTD/ANGK.XXXI VI-75
Dari tabel diatas, dapat diketahui bahwa untuk angkutan kota, untuk segi operator
yang terdiri dari indikator-indikator tersebut angkutan kota dimana ketiganya
mempunyai indikator-indikator pada masing-masing rute, untuk jumlah penumpang
terangkut dalam sekali perjalanan yang tertinggi adalah Tegal – Slawi yaitu 25 orang,
kendaraan realisasi tertinggi yaitu Tegal – Banjaran yaitu 81 unit, jarak tempuh
tertinggi yaitu Tegal – Slawi yaitu 23 KM, kondisi bbm dalam sekali perjalanan tertinggi
sama yaitu1,5 liter, tingkat kecelakaan untuk angkutan kota jarang terjadi.

Dari Survei SPM diatas dilihat dari segi operator, untuk angkutan kota sudah
memenuhi standar SPM yang berlaku, dapat dikatakan baik. Walaupun ada beberapa
indikator-indikator yang perlu ditingkatkan kembali agar angkutan kota tersebut
semakin baik dari waktu ke waktu.

E. PETA KONTUR WAKTU

Dalam pembuatan peta kontur waktu ada beberapa variabel yang perlu diperhatikan
seperti :
1. Waktu berjalan kaki
Yaitu waktu berjalan kaki menuju halte atau tempat angkutan umum.
2. Waktu menunggu angkutan
Yaitu waktu yang digunakan pada saat menunggu angkutan umum. Waktu
menunggu angkutan umum diperoleh dari ½ headway.
3. Waktu didalam kendaraan
Yaitu waktu pada saat penumpang didalam kendaraan sampai dengan menuju CBD
yang diperoleh dari survei dalam kendaraan (On Bus).

Dari tiga variabel diatas dapat dibuat peta kontur waktu total perjalanan yang
masuk CBD dan keluar CBD. Dapat dilihat sebagai berikut:

POLA UMUM TRANSPORTASI DARAT KOTA TEGAL


TIM PKL KOTA TEGAL 2012/STTD/ANGK.XXXI VI-76
Gambar VI.69 : Peta Kontur Waktu Berjalan Kaki Menuju Angkutan Umu

POLA UMUM TRANSPORTASI DARAT KOTA TEGAL


TIM PKL KOTA TEGAL 2012/STTD/ANGK.XXXI VI-77
Gambar VI.70 : Peta kontur Waktu Menunggu Angkutan umum

POLA UMUM TRANSPORTASI DARAT KOTA TEGAL


TIM PKL KOTA TEGAL 2012/STTD/ANGK.XXXI VI-78
Gambar VI.71 : Peta kontur waktu Di Dalam Kendaraan Angkutan umum

POLA UMUM TRANSPORTASI DARAT KOTA TEGAL


TIM PKL KOTA TEGAL 2012/STTD/ANGK.XXXI VI-79
Gambar VI.72 : Peta Kontur Waktu Total (Masuk CBD)

POLA UMUM TRANSPORTASI DARAT KOTA TEGAL


TIM PKL KOTA TEGAL 2012/STTD/ANGK.XXXI VI-80
Gambar VI.73 : Peta Kontur Waktu Total (keluar CBD)

POLA UMUM TRANSPORTASI DARAT KOTA TEGAL


TIM PKL KOTA TEGAL 2012/STTD/ANGK.XXXI VI-81
F. IDENTIFIKASI PERMASALAHAN
1. Sudut Padang Penumpang
Dalam peringkatan kinerja dari segi penumpang terdapat beberapa indikator-
indkator, yaitu frekuensi, faktor muat, umur rata-rata kendaraan, tingkat
perpindahan.

TABEL VI.34 : Perangkingan Sederhana dari segi Pengguna Jasa

Sumber : Hasil Analisis TIM PKL Kota Tegal 2012


Utuk angkutan kota Tegal, analisis dari segi pengguna jasa yang di dapat adalah
sebagai berikut :
a. Perangkingan Terbaik yaitu trayek Tegal – Kemantran dan trayek AII dengan :
1) Load factor rata-rata yaitu 30,38% untuk tegal – kemantran dan 20,46%
untuk trayek AII, yang cukup rendah sehingga disukai oleh penumpang
karna tidak perlu berdesak-desakan pada waktu didalam kendaraan dan
penumpang akan merasa nyaman.
2) Frekuensi 5 kendaraan/jam untuk tegal – kemantran dan 4 kendaraan/jam
untuk trayek AII, hal ini tidak di inginkan oleh penumpang. Karna
penumpang akan membutuhkan waktu yang lama untuk menunggu
kendaraannya, sebab headway kendaraan tersebut akan lama dikarenakan
frekuensi kendaraan yang lewat rendah.
3) Tingkat perpindahan moda yang dilakukan penumpang sebesar17% dan
41%, dengan angka ini berarti dari segi tingkat perpindahan moda cukup
baik sehingga menguntungkan penumpang. Hal ini dikarenakan trayek tegal
–kemantran dan AII memiliki rute trayek hingga ke daerah pelosok
sehingga dapat menjangkau tempat tujuan penumpang yang terpencil dan
akhirnya penumpang tidak perlu berganti moda dan mengeluarkan biaya
yang besar untuk mencapai ke tempat tujuan.
4) Umur rata – rata kendaraan19tahun dan 17 tahun. Dengan umur rata-rata
secara keseluruhan trayek diatas 7 tahun, maka umur kendaraan untuk
trayek ini masih dapat dikatakan baik dan masih cukup bisa memberikan
kenyamanan dan keselamatan bagi para penumpang.
b. Perengkingan Terburuk yaitu trayek Tegal – Ketanggungan
1) Load factor rata-rata 49,95%, yaitu load faktor yang paling tinggi diantara
trayek yang lainnya sehingga dikatakan burukkinerjanya. Meskipun begitu,
load faktor tersebut masih berarti stabil.

POLA UMUM TRANSPORTASI DARAT KOTA TEGAL


TIM PKL KOTA TEGAL 2012/STTD/ANGK.XXXI VI-82
2) Frekuensi rata – rata nya cukup tinggi yaitu 4 kend/jam maka waktu
menunggu kendaraannya juga lebih singkat karena headway trayek
tersebut rendah dikarenakan frekuensi kendaraan yang lewat cukup tinggi.
3) Tingkat Perpindahan moda yang dilakukan penumpang sebesar 85%, itu
artinya dari segi tingkat perpindahan moda tidak baik, penumpang harus
melakukan perpindahan lagi sebelum atau setelah menggunakan angkutan
untuk mencapai tujuan. Sehingga sangat merugikan penumpang, karena
penumpang harus mengeluarkan uang yang banyak untuk mencapain
tujuan.
4) Umur rata – rata kendaraan 20 tahun. Jika dilihat dari segi umur rata – rata
kendaraan, trayek ini sudah tidak layak untuk dioperasikan lagi. Namun
dengan adanya pembaharuan secara fisik untuk beberapa kendaraan, maka
umur kendaraan untuk trayek tegal – ketanggungan ini masih dapat
dikatakan baik dan masih cukup bisa memberikan kenyamanan bagi para
penumpang.

2. Sudut Pandang Operator


Dalam peringkatan kinerja dari segi operator terdapat beberapa indikator-indkator,
yaitu faktor muat, penumpang tiap perjalanan, tingkat kemerataan, dan pendapatan
per penumpang per km.

TABEL VI.35 : Penumpang tiap Perjalanan

Sumber : Hasil Analisis TIM PKL Kota Tegal 2012


Contoh perhitungan trayekA 1 :

Pnp rata-rata tiap perjalanan =

= 6pnp

Pnp tiap perjalanan =

= 0,50

Dari hasil analisa survei diperoleh data mengenai penumpang tiap perjalanan
dari masing-masing trayek angkutan kota di Kota Tegal. Penumpang tiap

POLA UMUM TRANSPORTASI DARAT KOTA TEGAL


TIM PKL KOTA TEGAL 2012/STTD/ANGK.XXXI VI-83
perjalanan tertinggi adalah trayek tegal - slawi yaitu sebesar 3,13 dan
penumpang tiap perjalanan terendah adalah A2 dan trayek tegal – jatibarang
yaitu sebesar 0,31

Yang diharapkan oleh pihak operator untuk mandapatkan keuntungan yang lebih
besar.

Tabel VI.36 : Tingkat Kemerataan Penumpang Angkutan Kota

Sumber : Hasil Analisis TIM PKL Kota Tegal 2012

Dari hasil analisis survei diperoleh data mengenai tingkat kemerataan


penumpang dari masing-masing trayek angkutan kota di Kota Tegal. Tingkat
kemerataan tertinggi pada angkutan kota adalah trayek tegal – pasar bawang
yaitu sebesar 4,00 dan kemerataan penumpang terendah adalah trayek tegal –
losari yaitu sebesar 0,63.

Tabel VI.37 : Pendapatan Rata-rata Pnp-Km Angkutan Kota

Sumber : Hasil Analisis TIM PKL Kota Tegal 2012

Dari hasil survei diperoleh data mengenai pendapatan penumpang per kilometer
dari masing-masing trayek angkutan kota di Kota Tegal. Pendapatan
penumpang per kilometer tertinggi adalah trayek tegal – slawi yaitu sebesar Rp.
790.583,27pnp/km dan pendapatan penumpang per kilometer terendah adalah
trayek tegal - kemantran yaitu sebesar Rp. 8.625,89 pnp/km.

Tabel VI.38 : Perangkingan Sederhana dari segi Operator

POLA UMUM TRANSPORTASI DARAT KOTA TEGAL


TIM PKL KOTA TEGAL 2012/STTD/ANGK.XXXI VI-84
Sumber : Hasil Analisis TIM PKL Kota Tegal 2012

a. Perengkingan terbaik pada angkutan kota yaitu trayek tegal - slawi dengan :
1) Faktor muat 34,04%, dalam hal ini walaupun bukan yang tertinggi, namun
dengan faktor muat tersebut menguntungkan operator dikarenakan
banyaknya penumpang yang naik.
2) Tingkat Kemerataan Penumpang adalah 2,77, tingkat kemerataan untuk
trayek tegal – slawi ini cukup bagus dibanding trayek angkutan kota lainnya
karena perbedaan penumpang pada jam sibuk dan jam tidak terlalu tinggi
dimana operator menginginkan kemerataan penumpang baik pada jam
sibuk maupun jam tidak sibuk.
3) Penumpang rata – rata tiap perjalanan yaitu sebesar 3,13, merupakan yang
tertinggi. Semakin tinggi nilai penumpang tiap perjalanan maka semakin
banyak penghasilan yang didapat oleh operator. Sehingga hal ini
menguntungkan dari sisi operator.
4) Pendapatan rata-rata penumpang – km sebesar Rp 790.583,27, ini
merupakan pendapatan tertinggi diantara trayek lainnya, semakin tinggi
pendapatan yang diperoleh semakin menguntungkan bagi operator.

b. Perangkingan terburuk dari segi operator yaitu trayek tegal - kemantran dengan:
1) Faktor muat untuk trayek tegal - kemantransebesar30,38%, dalam hal ini
walaupun bukan faktor muat yang terendah, namun dengan faktor muat
tersebut merugikan operator dikarenakan sedikitnya penumpang yang naik.
2) Tingkat Kemerataan Penumpang adalah sebesar 2,13, tingkat kemerataan
untuk trayek ini cukup buruk karena perbedaan penumpang pada jam sibuk
dan jam tidak sibuk terlalu tinggi, itu berarti perolehan yang yang didapat
tidak merata.
3) Penumpang rata – rata tiap perjalanan untuk trayek tegal - kemantran
sebesar 0,67. Semakin tinggi nilai penumpang tiap perjalanan maka
semakin banyak penghasilan yang didapat oleh operator. Dalam hal ini
kurang menguntungkan dari sisi operator.
4) Pendapatan rata-rata penumpang–km untuk trayek tegal - kemantran
sebesar Rp 8.626,89, ini merupakan pendapatan yang kecil dibanding
trayek lainnya, sehingga sangat tidak menguntungkan bagi operator itu
sendiri.
3. Sudut Pandang Pemerintah

TabelVI.39 : Perangkingan Sederhana dari segi Pemerintah

POLA UMUM TRANSPORTASI DARAT KOTA TEGAL


TIM PKL KOTA TEGAL 2012/STTD/ANGK.XXXI VI-85
Sumber : Hasil Analisis TIM PKL Kota Tegal 2012

a. Perangkingan terbaik pada angkutan kota dari segi pemerintah yaitutrayek tegal
– jatibarang dengan :
1) Tingkat operasi kendaraan 114%, walaupun trayek tertinggi kedua yang
beroperasi, namun termasuk baik dari segi pemerintah, walaupun tidak
semuanya beroperasi karena tidak mencapai 100 %.
2) Tingkat penyimpangan0%, berarti tidak melakukan penyimpangan trayek.
3) Tingkat tumpang tindih trayek 15%, merupakan trayek tertinggi dengan ini
berarti hanya sedikit tingkat tumpang tindih trayek pada trayek tegal -
jatibarang ini.
b. Perangkingan terburuk yaitu trayek A1 dengan :
1) Tingkat operasi kendaraan 86%, merupakan trayek terendah yang
beroperasi.
2) Tingkat penyimpangan trayek0%, tidak melakukan penyimpangan.
3) Tingkat tumpang tindih trayek 74%, walaupun bukan merupakan trayek
dengan tumpang tindih tertinggi namun perlu penanganan dari pemerintah.

4. Perbandingan Standar Bank Dunia

a. Frekuensi (Kend/jam)

Tabel VI.40 : Perbandingan Nilai Frekuensi

Frekuensi Peak Standar Frekuensi Of Standar


No Kode Trayek
(Kend/jam) Bank Dunia Peak (Kend/jam) Bank Dunia
1 A1 11 12 7 6
2 A2 10 12 6 6
3 TEGAL-SLAWI 24 12 8 6
4 TEGAL-BANJARAN 36 12 24 6
5 TEGAL-KEMANTRAN 14 12 6 6
6 TEGAL-DUKUHTURI 5 12 2 6
7 TEGAL-JATIBARANG 5 12 3 6
8 TEGAL-PS. BAWANG 4 12 2 6
Sumber : Hasil Analisis TIM PKL Kota Tegal 2012

Dari tabel diatas, dapat diketahui bahwa nilai frekuensi trayek angkutan kota di
Kota Tegalmasih banyak yang belum memenuhi standar Bank Dunia yaitu 12
kendaraan/jam untuk jam sibuk dan 6 kendaraan/jam untuk jam tidak sibuk.

b. Faktor Muat
POLA UMUM TRANSPORTASI DARAT KOTA TEGAL
TIM PKL KOTA TEGAL 2012/STTD/ANGK.XXXI VI-86
TABEL VI.41 : Perbandingan Faktor Muat

Faktor Standar
No Kode Trayek
Muat (%) Bank Dunia
1 A1 31 12
2 A2 20 12
3 TEGAL-SLAWI 34 12
4 TEGAL-BANJARAN 36 12
5 TEGAL-KEMANTRAN 30 12
6 TEGAL-DUKUHTURI 26 12
7 TEGAL-JATIBARANG 29 12
8 TEGAL-PS. BAWANG 17 12
Sumber : Hasil Analisis TIM PKL Kota Tegal 2012

Dari tabel diatas, dapat diketahui bahwa nilai factor muat semua trayek
angkutan kota di Kota Tegalbelum memenuhi standar Bank Dunia yaitu di
bawah 90%.

c. Tingkat Pindah (%)

Tabel VI.42 : Perbandingan Tingkat Perpindahan

Tingkat Standar Bank


No Kode Trayek
Pindah (%) Dunia
1 A1 42 50
2 A2 41 50
3 TEGAL-SLAWI 84 50
4 TEGAL-BANJARAN 37 50
5 TEGAL-KEMANTRAN 17 50
6 TEGAL-DUKUHTURI 36 50
7 TEGAL-JATIBARANG 45 50
8 TEGAL-PS. BAWANG 55 50
Sumber : Hasil Analisis TIM PKL Kota Tegal 2012

Dari tabel diatas, dapat diketahui bahwa tingkat perpindahan trayek angkutan
kota di Kota Tegal hanya terdapat 2 trayek yang melebihi standar Bank Dunia
yaitu trayek Tegal-Banjaran sebesar 84 % dan Tegal-Pasar Bawang sebesar 55
%, kedua trayek tersebut memiliki nilai lebih dari 50 %.

d. Umur Rata-rata Kendaraan

Tabel VI.43 : Perbandingan Umur Rata-rata Kendaraan

Umur Rata- Standar


No Kode Trayek
rata Kend Bank Dunia

POLA UMUM TRANSPORTASI DARAT KOTA TEGAL


TIM PKL KOTA TEGAL 2012/STTD/ANGK.XXXI VI-87
1 A1 10 50
2 A2 17 50
3 TEGAL-SLAWI 16 50
4 TEGAL-BANJARAN 8 50
5 TEGAL-KEMANTRAN 19 50
6 TEGAL-DUKUHTURI 17 50
7 TEGAL-JATIBARANG 8 50
8 TEGAL-PS. BAWANG 10 50
Sumber : Hasil Analisis TIM PKL Kota Tegal 2012

Dari tabel diatas, dapat diketahui bahwa nilai umur rata-rata kendaraan semua
trayek angkutan kota di Kota Tegal melebihi standar Bank Dunia yaitu 5 tahun.

e. Tingkat Kemerataan

Tabel VI.44 : Perbandingan Tingkat Kemerataan

Tingkat Standar
No Kode Trayek
Kemerataan Bank Dunia
1 A1 0,98 1
2 A2 1,22 1
3 TEGAL-SLAWI 2,77 1
4 TEGAL-BANJARAN 2,79 1
5 TEGAL-KEMANTRAN 2,13 1
6 TEGAL-DUKUHTURI 1,89 1
7 TEGAL-JATIBARANG 1,73 1
8 TEGAL-PS. BAWANG 4,00 1
Sumber : Hasil Analisis TIM PKL Kota Tegal 2012

Dari tabel diatas, dapat diketahui bahwa tingkat kemerataan yang paling
mendekati dari nilai standar yaitu trayek AI sebesar 0,98 sedangkan untuk yang
paling melebihi dari nilai standar yaitu trayek Tegal-Pasar Bawang sebesar 4.

f. Pnp / perjalanan

Tabel VI.45 : Perbandingan Pnp / Perjalanan

Pnp / Standar
No Kode Trayek
perjalanan Bank Dunia
1 A1 0,50 1
2 A2 0,31 1
3 TEGAL-SLAWI 3,13 1
4 TEGAL-BANJARAN 2,85 1
5 TEGAL-KEMANTRAN 0,67 1
6 TEGAL-DUKUHTURI 0,92 1
7 TEGAL-JATIBARANG 0,31 1
8 TEGAL-PS. BAWANG 0,74 1
Sumber : Hasil Analisis TIM PKL Kota Tegal 2012

POLA UMUM TRANSPORTASI DARAT KOTA TEGAL


TIM PKL KOTA TEGAL 2012/STTD/ANGK.XXXI VI-88
Dari tabel diatas, dapat diketahui bahwa nilai pnp/perjalanan yang paling
mendekati dari nilai standar yaitu trayek Tegal-Dukuhturi sebesar 0,92
sedangkan untuk yang paling melebihi dari nilai standar yaitu trayek Tegal-Slawi
sebesar 3,13.

g. Pendapatan Pnp-Km (Rp/Km)

TabelVI.46 : Perbandingan Pendapatan Pnp-Km

Pendapatan Rata- Standar


No Kode Trayek
rata Pnp/Km Bank Dunia
1 A1 108,60 493,77
2 A2 162,30 493,77
3 TEGAL-SLAWI 170,09 493,77
4 TEGAL-BANJARAN 165,97 493,77
5 TEGAL-KEMANTRAN 224,99 493,77
6 TEGAL-DUKUHTURI 189,77 493,77
7 TEGAL-JATIBARANG 131,46 493,77
8 TEGAL-PS. BAWANG 225,14 493,77
Sumber : Hasil Analisis TIM PKL Kota Tegal 2012

Dari tabel diatas, dapat diketahui bahwa nilai pendapatan Pnp-Km untuk
angkutan di Kota Tegal belum memenuhi standar.

Dari hasil analisis tersebut dapat dinilai trayek yang memiliki kinerja terbaik dan
terburuk. Diharapkan dengan adanya data ini Dinas Perhubungan dan Informatika Kota
Tegal dapat melakukan evaluasi terhadap pelayanan angkutan umum.

Dapat disimpulkan dari hasil survei yang kami lakukan selama 3 (tiga) bulan khususnya
di bidang Angkutan Umum (Public Transport) dimana hal ini bertujuan untuk
mengetahui unjuk kinerja pelayanan angkutan umum di wilayah studi Kota Tegal, maka
permasalahan yang ada di Kota Tegal, yaitu:

1. Sarana
a. Tidak semua kendaraan yang beroperasi sesuai dengan izin yang telah
diberikan oleh Pemerintah.
b. Umur rata-rata kendaraan melebihi batas ekonomis angkutan (lebih dari 5
tahun)
2. Prasarana
a. Tidak optimalnya operasional Terminal kota Tegal sebagai tempat naik
turunnya angkutan kota.
b. Kurangnya tempat naik turun penumpang pada lintasan trayek.
3. Operasional
a. Adanya trayek yang tumpang tindih dan melakukan penyimpangan.
b. Tidak semua kendaraan yang beroperasi sesuai dengan izin yang telah
diberikan oleh Pemerintah.
c. Rata-rata load factor rendah bagi angkutan kota.
POLA UMUM TRANSPORTASI DARAT KOTA TEGAL
TIM PKL KOTA TEGAL 2012/STTD/ANGK.XXXI VI-89
d. Masih adanya wilayah yang belum terlewati angkutan umum.

POLA UMUM TRANSPORTASI DARAT KOTA TEGAL


TIM PKL KOTA TEGAL 2012/STTD/ANGK.XXXI VI-90

Anda mungkin juga menyukai