SISTEM SUSUNAN RODA AAR (ASSOCIATION OF AMERICAN RAILROADS) Penyederhanaan Klasifikasi UIC Eropa Secara luas digunakan di Amerika Utara untuk menerangkan diesel dan listrik. Sistem ini tidak digunakan pada Lokomotif uap Sistem ini tidak menghitung jumlah roda, melainkan jumlah gandar (as roda)
SISTEM SUSUNAN RODA AAR (ASSOCIATION OF AMERICAN RAILROADS) Huruf-huruf mengacu pada gandar penggerak "A" satu gandar roda penggerak dalam satu deret "B" dua gandar penggerak dalam satu deret "C" tiga gandar penggerak dalam satu deret "D" empat gandar penggerak dalam satu deret Angka pada gandar "idle" (tidak berpenggerak) "1" satu gandar tidak berpenggerak dalam satu deret "2" dua gandar tidak berpenggerak dalam satu deret Tanda "" bogie, atau rangkaian roda yang terpisah Tanda "+" artikulasi (sambungan).
BOGIE
CONTOH 1A-A1:
Ada dua bogie (atau rangkaian roda) di bawah unit. Setiap bogie mempunyai satu gandar penggerak dan satu gandar tidak berpenggerak (idle), dengan gandar idle berada di sisi luar.
2-A1A:
Ada 2 bogie. Bogie pertama terletak di bagian bawah-depan unit, dan mempunyai 2 gandar idle dalam 1 deret. Bogie "A1A" terletak di bagian belakang unit, mempunyai 1 gandar idle dan 2 gandar penggerak dengan
gandar idle berada di tengah bogie (di antara kedua gandar penggerak).
B-A1A:
Ada 2 bogie. Bogie pertama berada di bagian depan dan mempunyai 2 gandar penggerak, sedangkan bogie kedua di bagian belakang mempunyai 2 gandar penggerak dan 1 gandar idle dengan gandar idle berada di antara kedua gandar penggerak.
CONTOH 2-B+B-2:
Ada 2 set gandar artikulasi di bawah unit. Di setiap set ada bogie dengan 2 gandar idle di bagian luar/ujung, dan di bagian dalam/tengah terdapat 2 gandar penggerak. Kedua set artikulasi ini dirangkai dengan sisi belakang terhubung dengan sisi belakang set satunya dan terhubung oleh sebuah perangkai.
C-B
Ada 2 bogie, bogie pertama di bagian depan mempunyai 3 gandar penggerak, sedangkan bogie kedua di bagian belakang hanya mempunyai 2 gandar penggerak.
LOKOMOTIF (Locomotive)
Jenis lokomotif di Indonesia sesuai dengan penggunaan jumlah gandarnya
Lokomotif BB (BoBo)
BOGIE
Sumber tenaga Diesel elektrik Perusahaan pembuat Model Susunan roda AAR Klasifikasi UIC Lebar trak Panjang Lebar Berat lokomotif Motor traksi Kecepatan maksimum Keluaran daya General Electric U15A1A
Spesifikasi
A1A-A1A 0-6-6-0 1.067 mm 14134 mm 2642 mm 76 ton 4 buah 90 km/jam 1380 HP
Spesifikasi
Susunan roda AAR Klasifikasi UIC Lebar trak Panjang Lebar Berat lokomotif Jenis bahan bakar Penggerak utama Jenis mesin Sumber tenaga Diesel elektrik Perusahaan pembuat Nomor seri Model Tanggal pembuatan Jumlah diproduksi General Electric CC201 GE U18C 1977-1992 93 Perusahaan pemilik Daerah operasi Motor traksi Jumlah silinder Transmisi Kecepatan maksimum C-C Co'Co' 1.067 mm 14.134 mm 2.642 mm 78 ton Solar HSD GE 7FDL-8 Diesel 4 Tak 6 buah 8 Diesel Elektrik 120 km/jam
Keluaran daya
Sistem keselamatan
1825-1950 HP
Locotrack,WABCO AA-2 Air Horn,Vigilance Control Panel
Karier
PT Kereta Api Indonesia Jawa-Sumatera Selatan
D 300
D 301
BB 200
BB 300
BB 202
BB 201
CC 200
CC 202
CC 201
CC 204
PEMBAGIAN BEBAN
Pembagian beban lokomotif menjadi beban gandar (axle load) akan didistribusikan sesuai susunan bogie dan jumlah gandarnya
Contoh:
Jalur Kabel
Drainase
Pasir
4 m (13 ft)
Superstructure
REL (RAIL)
Kepala/ Head
Pondasi /Base
Superstructure
REL (RAIL)
Superstructure
REL (RAIL)
Superstructure
REL (RAIL)
BATANG REL
Komponen awal menerima transfer berat (axle load) KA
Terbuat dari besi ataupun baja bertekanan tinggi, dan juga mengandung karbon, mangan, dan silikon. Batang rel khusus Rangkaian KA dgn. Beban khusus (lebih) Panjang segmen 20-25 m rel modern, 5-15 m rel jadul
BATANG REL
Dibedakan menjadi beberapa tipe berdasarkan berat/m Di Indonesia ada 4 macam batang rel, yakni: R25, R33, R42, dan R54 R25 : berat rata-rata 25 kg/m. Makin besar R, makin tebal batang rel Perbedaan tipe berpengaruh: (1) Besar tekanan maks. (axle load) yg sanggup diterima rel (2) Kec. KA yg. diijinkan saat melewati rel. Tipe rel paling besar di Indonesia R54 untuk lintas Jabodetabek dan lintas Trans Jawa Angkutan batubara di Sumsel-Lampung axle load tertinggi di Indonesia.
Superstructure
PENAMBAT (FASTENING)
Fungsinya untuk menambat/mengaitkan batang rel dengan bantalan yang menjadi tumpuan batang rel tersebut, agar: (1) Batang rel tetap menyatu pada bantalannya (2) Menjaga kelebaran trek (track gauge). Jenis penambat bergantung jenis bantalan dan tipe batang rel Ada dua jenis penambat rel, yakni: Penambat Kaku dan Penambat elastis.
Superstructure
PENAMBAT KAKU
Paku rel, mur, baut, atau sekrup Menggunakan tarpon yang dipasang menggunakan pelat landas Umumnya penambat kaku ini digunakan pada jalur kereta api tua
Superstructure
Superstructure
PENAMBAT ELASTIS
Menghasilkan jalan rel KA yang berkualitas tinggi
Digunakan pada frekuensi dan axle load yang tinggi Mampu mengabsorbsi getaran pada rel saat rangkaian KA melintas
Superstructure
PENAMBAT ELASTIS
Digunakan pada bantalan beton, meskipun ada juga yang pada bantalan kayu dan bantalan besi.
Superstructure
Superstructure
PLAT LANDAS
Fungsinya sebagai tempat perletakan batang rel dan juga lubang penambat, untuk melindungi permukaan bantalan akibat tindihan batang rel, dan untuk mentransfer beban dari rel ke bantalan Tie Plate dipasang di antara batang rel dengan bantalan, baik kayu maupun besi, semacam plat tipis berbahan besi. Tempat diletakkannya batang rel sekaligus sebagai lubang tempat dipasangnya Penambat (Spike). Rubber Pad untuk bantalan beton, berbahan plastik atau karet dan fungsinya hanya sebagai landasan rel, sedangkan lubang/tempat dipasangnya penambat umumnya terpisah dari rubber pad karena telah melekat pada beton.
Superstructure
BANTALAN (SLEEPER)
Fungsi:
(1) Meletakkan dan menambat batang rel,
(2) Menjaga kelebaran trek agar selalu konstan (tidak meregang atau menyempit)
(3) Menumpu batang rel agar tidak melengkung ke bawah saat dilewati rangkaian KA (4) Mentransfer axle load dari batang rel dan plat landas untuk disebarkan ke lapisan batu ballast
Superstructure
BANTALAN (SLEEPER)
Jarak antarbantalan maksimal 60 cm. Ada tiga jenis bantalan, yakni: (1) Bantalan Kayu (Timber Sleepers) Batang kayu asli maupun kayu campuran, dilapisi creosote (minyak pelapis kayu) agar lebih awet dan tahan jamur. (2) Bantalan Plat Besi (Steel Sleepers) Tidak dipasang pd. trek yang ter-eletrifikasi /persinyalan elektrik (3) Bantalan Beton Bertulang (Concrete Sleepers) Lebih kuat, awet, murah, & mampu menahan beban paling besar
Superstructure
BANTALAN (SLEEPER)
Perbandingan umur bantalan rel KA yang dipergunakan dalam keadaan normal dapat ditaksir sebagai berikut : Bantalan kayu yang tidak diawetkan: 3-15 tahun. Bantalan kayu yang diawetkan: 25-40 tahun. Bantalan besi baja: sekitar 45 tahun.
Superstructure
PLAT BESI PENYAMBUNG
Metode Sambungan Tradisional (Conventional Jointed Rails). Plat besi dengan panjang sekitar 50-60 cm Berfungsi menyambung dua segmen/potongan batang rel. Terdapat 4 atau 6 lubang untuk tempat skrup/baut (Bolt) Terdapat celah pemuaian (Expansion Space), sehingga saat rangkaian KA lewat akan terdengar bunyi jeg-jeg...jeg-jeg
Superstructure
SAMBUNGAN REL SAAT INI
Dengan Las Termit, disebut Continuous Welded Rails (CWR). Dengan metode CWR, tiap 2 sampai 4 potong batang rel 40-100 m.
Superstructure
RAIL ANCHOR
Rail anchor digunakan pada rel yang disambung secara CWR Berfungsi menahan gerakan pemuaian batang rel
Rail anchor tidak dipasang pada rel yang ditambat dengan penambat elastic, karena fungsinya sama
Rail anchor dipasang bersama penambat kaku pada bantalan kayu atau besi.
RAIL ANCHOR
Kekakuan (stiffness)
Elastisitas (elastic/resilience)
Stabilitas
Menurut Daya Lintas KA yang Diijinkan (juta ton/thn) Menurut Kelandaian (Tanjakan) Jalan Menurut Jumlah Jalur
Sepur Standar (standard gauge), lebar sepur 1435 mm Sepur Lebar (broael gauge), lebar sepur > 1435 mm Sepur Sempit (narrow gauge), lebar sepur < 1435 mm
INDONESIA
Kelas Jalan III : 100 km/jam Kelas Jalan IV : 90 km/jam Kelas Jalan V : 80 km/jam