Anda di halaman 1dari 54

SARANA KERETA API & STRUKTUR JALAN REL

Hendi Bowoputro , ST.,MT Rahayu Kusumaningrum , ST., M.Sc

MIMPI JALUR KERETA API INDONESIA

SARANA KERETA API

SISTEM SUSUNAN RODA AAR (ASSOCIATION OF AMERICAN RAILROADS) Penyederhanaan Klasifikasi UIC Eropa Secara luas digunakan di Amerika Utara untuk menerangkan diesel dan listrik. Sistem ini tidak digunakan pada Lokomotif uap Sistem ini tidak menghitung jumlah roda, melainkan jumlah gandar (as roda)

SISTEM SUSUNAN RODA AAR (ASSOCIATION OF AMERICAN RAILROADS) Huruf-huruf mengacu pada gandar penggerak "A" satu gandar roda penggerak dalam satu deret "B" dua gandar penggerak dalam satu deret "C" tiga gandar penggerak dalam satu deret "D" empat gandar penggerak dalam satu deret Angka pada gandar "idle" (tidak berpenggerak) "1" satu gandar tidak berpenggerak dalam satu deret "2" dua gandar tidak berpenggerak dalam satu deret Tanda "" bogie, atau rangkaian roda yang terpisah Tanda "+" artikulasi (sambungan).

BOGIE

CONTOH 1A-A1:
Ada dua bogie (atau rangkaian roda) di bawah unit. Setiap bogie mempunyai satu gandar penggerak dan satu gandar tidak berpenggerak (idle), dengan gandar idle berada di sisi luar.

2-A1A:
Ada 2 bogie. Bogie pertama terletak di bagian bawah-depan unit, dan mempunyai 2 gandar idle dalam 1 deret. Bogie "A1A" terletak di bagian belakang unit, mempunyai 1 gandar idle dan 2 gandar penggerak dengan
gandar idle berada di tengah bogie (di antara kedua gandar penggerak).

B-A1A:
Ada 2 bogie. Bogie pertama berada di bagian depan dan mempunyai 2 gandar penggerak, sedangkan bogie kedua di bagian belakang mempunyai 2 gandar penggerak dan 1 gandar idle dengan gandar idle berada di antara kedua gandar penggerak.

CONTOH 2-B+B-2:
Ada 2 set gandar artikulasi di bawah unit. Di setiap set ada bogie dengan 2 gandar idle di bagian luar/ujung, dan di bagian dalam/tengah terdapat 2 gandar penggerak. Kedua set artikulasi ini dirangkai dengan sisi belakang terhubung dengan sisi belakang set satunya dan terhubung oleh sebuah perangkai.

C-B
Ada 2 bogie, bogie pertama di bagian depan mempunyai 3 gandar penggerak, sedangkan bogie kedua di bagian belakang hanya mempunyai 2 gandar penggerak.

LOKOMOTIF (Locomotive)
Jenis lokomotif di Indonesia sesuai dengan penggunaan jumlah gandarnya

Lokomotif BB (BoBo)

BOGIE

Sumber tenaga Diesel elektrik Perusahaan pembuat Model Susunan roda AAR Klasifikasi UIC Lebar trak Panjang Lebar Berat lokomotif Motor traksi Kecepatan maksimum Keluaran daya General Electric U15A1A

Spesifikasi
A1A-A1A 0-6-6-0 1.067 mm 14134 mm 2642 mm 76 ton 4 buah 90 km/jam 1380 HP

SARANA KERETA API


b
Lokomotif CC (Co Co)

Spesifikasi
Susunan roda AAR Klasifikasi UIC Lebar trak Panjang Lebar Berat lokomotif Jenis bahan bakar Penggerak utama Jenis mesin Sumber tenaga Diesel elektrik Perusahaan pembuat Nomor seri Model Tanggal pembuatan Jumlah diproduksi General Electric CC201 GE U18C 1977-1992 93 Perusahaan pemilik Daerah operasi Motor traksi Jumlah silinder Transmisi Kecepatan maksimum C-C Co'Co' 1.067 mm 14.134 mm 2.642 mm 78 ton Solar HSD GE 7FDL-8 Diesel 4 Tak 6 buah 8 Diesel Elektrik 120 km/jam

Keluaran daya
Sistem keselamatan

1825-1950 HP
Locotrack,WABCO AA-2 Air Horn,Vigilance Control Panel

Karier
PT Kereta Api Indonesia Jawa-Sumatera Selatan

D 300

D 301

BB 200

BB 300

BB 202

BB 201

CC 200

CC 202

CC 201

CC 204

PEMBAGIAN BEBAN
Pembagian beban lokomotif menjadi beban gandar (axle load) akan didistribusikan sesuai susunan bogie dan jumlah gandarnya

Contoh:

STRUKTUR JALAN REL


As

Pagar Saluran tepi Tiang Penghubung


5,8 m

Jalur Kabel Cess Top Soil Timbunan Pagar

Bantalan Top Soil Cess Ballas

Jalur Kabel

Drainase

Pasir
4 m (13 ft)

Saluran tepi Drainase Pondasi

STRUKTUR JALAN REL


Superstructure (Struktur Atas) 1. 2. 3. 4. 5. 6. Rel (rail) Penambat (fastening) Plat Landas Bantalan (sleeper, tie) Plat Besi Penyambung Rail Anchor

Superstructure
REL (RAIL)

Kepala/ Head

Pondasi /Base

Superstructure
REL (RAIL)

Superstructure
REL (RAIL)

Superstructure

REL (RAIL)

Lebar trak (gauge) yang umum digunakan di antaranya :


Lebar 700 mm Aceh, dari Besitang menuju Banda Aceh (sudah tidak beroperasi) Lebar 1000 mm (meter gauge) di Malaysia. Lebar 1067 mm atau 3 kaki 6 inci (Narrow gauge) lebar rel umum di Indonesia cocok untuk daerah bergunung-gunung, karena trak yang lebar membutuhkan biaya besar dan pembangunannya lebih sulit. Lebar 1435 mm, atau 4 kaki 8,5 inci (Standard gauge) Merupakan rel yang banyak digunakan didunia

BATANG REL
Komponen awal menerima transfer berat (axle load) KA
Terbuat dari besi ataupun baja bertekanan tinggi, dan juga mengandung karbon, mangan, dan silikon. Batang rel khusus Rangkaian KA dgn. Beban khusus (lebih) Panjang segmen 20-25 m rel modern, 5-15 m rel jadul

BATANG REL
Dibedakan menjadi beberapa tipe berdasarkan berat/m Di Indonesia ada 4 macam batang rel, yakni: R25, R33, R42, dan R54 R25 : berat rata-rata 25 kg/m. Makin besar R, makin tebal batang rel Perbedaan tipe berpengaruh: (1) Besar tekanan maks. (axle load) yg sanggup diterima rel (2) Kec. KA yg. diijinkan saat melewati rel. Tipe rel paling besar di Indonesia R54 untuk lintas Jabodetabek dan lintas Trans Jawa Angkutan batubara di Sumsel-Lampung axle load tertinggi di Indonesia.

Superstructure
PENAMBAT (FASTENING)
Fungsinya untuk menambat/mengaitkan batang rel dengan bantalan yang menjadi tumpuan batang rel tersebut, agar: (1) Batang rel tetap menyatu pada bantalannya (2) Menjaga kelebaran trek (track gauge). Jenis penambat bergantung jenis bantalan dan tipe batang rel Ada dua jenis penambat rel, yakni: Penambat Kaku dan Penambat elastis.

Superstructure
PENAMBAT KAKU
Paku rel, mur, baut, atau sekrup Menggunakan tarpon yang dipasang menggunakan pelat landas Umumnya penambat kaku ini digunakan pada jalur kereta api tua

Karakteristik dari penambat kaku adalah selalu dipasang pada bantalan


kayu atau bantalan besi. Penambat kaku kini sudah tidak layak digunakan untuk jalan rel dengan

frekuensi dan axle load yang tinggi.


Tetap diperlukan sebagai penambat rel pada bantalan kayu yang dipasang pada jalur wesel, jembatan, dan terowongan.

Superstructure

Superstructure
PENAMBAT ELASTIS
Menghasilkan jalan rel KA yang berkualitas tinggi
Digunakan pada frekuensi dan axle load yang tinggi Mampu mengabsorbsi getaran pada rel saat rangkaian KA melintas

Perjalan KA menjadi lebih nyaman dan dapat mengurangi resiko


kerusakan pada rel maupun bantalannya. Dipakai pada rel yang disambung dengan las termit

(Continuous Welded Rails), karena sambungan rel dilas sehingga


tidak punya celah pemuaian, sehingga digunakan untuk menahan batang rel agar tidak bergerak secara horizontal saat pemuaian.

Superstructure
PENAMBAT ELASTIS
Digunakan pada bantalan beton, meskipun ada juga yang pada bantalan kayu dan bantalan besi.

Berbagai macam penambat elastis, antara lain:


1. Penambat Pandrol E-Clip produksi Pandrol Inggris
2. Penambat Pandrol Fastclip produksi Pandrol Inggris 3. Penambat Kupu-kupu produksi Vossloh 4. Penambat DE-Clip produksi PT. Pindad Bandung 5. Penambat KA Clip produksi PT. Pindad Bandung. Yang digunakan di Indonesia adalah E-Clip, DE-Clip, dan KA Clip..

Superstructure

Superstructure
PLAT LANDAS
Fungsinya sebagai tempat perletakan batang rel dan juga lubang penambat, untuk melindungi permukaan bantalan akibat tindihan batang rel, dan untuk mentransfer beban dari rel ke bantalan Tie Plate dipasang di antara batang rel dengan bantalan, baik kayu maupun besi, semacam plat tipis berbahan besi. Tempat diletakkannya batang rel sekaligus sebagai lubang tempat dipasangnya Penambat (Spike). Rubber Pad untuk bantalan beton, berbahan plastik atau karet dan fungsinya hanya sebagai landasan rel, sedangkan lubang/tempat dipasangnya penambat umumnya terpisah dari rubber pad karena telah melekat pada beton.

Superstructure
BANTALAN (SLEEPER)

Fungsi:
(1) Meletakkan dan menambat batang rel,

(2) Menjaga kelebaran trek agar selalu konstan (tidak meregang atau menyempit)
(3) Menumpu batang rel agar tidak melengkung ke bawah saat dilewati rangkaian KA (4) Mentransfer axle load dari batang rel dan plat landas untuk disebarkan ke lapisan batu ballast

Superstructure
BANTALAN (SLEEPER)
Jarak antarbantalan maksimal 60 cm. Ada tiga jenis bantalan, yakni: (1) Bantalan Kayu (Timber Sleepers) Batang kayu asli maupun kayu campuran, dilapisi creosote (minyak pelapis kayu) agar lebih awet dan tahan jamur. (2) Bantalan Plat Besi (Steel Sleepers) Tidak dipasang pd. trek yang ter-eletrifikasi /persinyalan elektrik (3) Bantalan Beton Bertulang (Concrete Sleepers) Lebih kuat, awet, murah, & mampu menahan beban paling besar

Superstructure
BANTALAN (SLEEPER)
Perbandingan umur bantalan rel KA yang dipergunakan dalam keadaan normal dapat ditaksir sebagai berikut : Bantalan kayu yang tidak diawetkan: 3-15 tahun. Bantalan kayu yang diawetkan: 25-40 tahun. Bantalan besi baja: sekitar 45 tahun.

Bantalan beton: diperkirakan 60 tahun.

Superstructure
PLAT BESI PENYAMBUNG
Metode Sambungan Tradisional (Conventional Jointed Rails). Plat besi dengan panjang sekitar 50-60 cm Berfungsi menyambung dua segmen/potongan batang rel. Terdapat 4 atau 6 lubang untuk tempat skrup/baut (Bolt) Terdapat celah pemuaian (Expansion Space), sehingga saat rangkaian KA lewat akan terdengar bunyi jeg-jeg...jeg-jeg

Superstructure
SAMBUNGAN REL SAAT INI
Dengan Las Termit, disebut Continuous Welded Rails (CWR). Dengan metode CWR, tiap 2 sampai 4 potong batang rel 40-100 m.

CWR diterapkan pada jalur dengan kecepatan laju KA yang tinggi


Mengurangi resiko rusaknya roda KA Pemuaian disiasati dengan menggunakan penambat elastis

Jika pakai penambat kaku, disiasati dengan rail anchor.

Superstructure
RAIL ANCHOR
Rail anchor digunakan pada rel yang disambung secara CWR Berfungsi menahan gerakan pemuaian batang rel

Rail anchor tidak dipasang pada rel yang ditambat dengan penambat elastic, karena fungsinya sama
Rail anchor dipasang bersama penambat kaku pada bantalan kayu atau besi.

RAIL ANCHOR

STRUKTUR JALAN REL


Sub Structure
1. 2. 3. 4. balas (ballast) subbalas (subballast) tanah dasar (improve subgrade) tanah asli (natural ground)

KRITERIA STRUKTUR JALAN REL

Kekakuan (stiffness)

Elastisitas (elastic/resilience)
Stabilitas

Ketahanan terhadap deformasi tetap


Adjustability

KLASIFIKASI JALAN REL


Menurut Lebar sepur
Menurut Kecepatan Maksimum yang Diijinkan

Klasifikasi Jalan Rel (PD.10 tahun 1986)

Menurut Daya Lintas KA yang Diijinkan (juta ton/thn) Menurut Kelandaian (Tanjakan) Jalan Menurut Jumlah Jalur

Menurut Lebar Sepur


Lebar sepur diukur pada daerah 0 14 mm di bawah permukaan teratas kepala rel

Sepur Standar (standard gauge), lebar sepur 1435 mm Sepur Lebar (broael gauge), lebar sepur > 1435 mm Sepur Sempit (narrow gauge), lebar sepur < 1435 mm

INDONESIA

Menurut Kecepatan Maks Ijin

Kelas Jalan I Kelas Jalan II

: 120 km/jam : 110 km/jam

Kelas Jalan III : 100 km/jam Kelas Jalan IV : 90 km/jam Kelas Jalan V : 80 km/jam

Menurut Daya Lintas Ijin

Menurut Kelandaian Jalan

Lintas datar Lintas pegunungan Lintas dengan rel gigi

: kelandaian 0 10% : kelandaian 10 40% : kelandaian 40 80%

Kelandaian di emplasemen : kelandaian 0 s.d. 1,5%

Menurut Jumlah Jalur


a
JALUR TUNGGAL

Menurut Jumlah Jalur


b
JALUR GANDA

Anda mungkin juga menyukai